Вы находитесь на странице: 1из 17

Cara Mudah Memahami Pembukuan Bendaharan Pengeluaran Badan Layanan Umum-

Pendekatan flow

Oleh : Puji Agus, SST, Ak., M.Ak, CA


Widyaiswara Madya

Abstrak:
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga. Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Tulisan ini membahas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun


2014 tentang Petunjuk Teknis Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban
Bendahara pada Badan Layanan Umum serta Verifikasi dan Monitoring Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum yang berlaku mulai 1
Januari 2015 dengan pendekatan flow agar Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan
Layanan Umum dengan mudah dapat dipahami oleh para Bendahara Pengeluaran Badan
Layanan Umum.

Kata Kunci:
Bendahara Pengeluaran, Badan Layanan Umum, Pembukuan Bendahara Badan Layanan
Umum, pendekatan flow.

Cara Mudah Memahami Pembukuan Bendaharan Pengeluaran Badan Layanan Umum-


Pendekatan flow

1. Pendahuluan
1.1. Bendahara Pengeluaran
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga. Menerima, Bendahara Pengeluaran menerima uang dalam rangka
pelaksanaan tugasnya. Oleh karena itu, Bendahara Pengeluaran harus mengadministrasikan
dengan baik aliran kas masuk yang diterimanya. Arus kas masuk (inflow) dari Kuasa Bendahara
Umum Negara dan arus kas masuk uang dari pungutan/potongan pajak yang nantinya akan
dibelanjakan dan disetorkan ke rekening kas umum negara (outflow).
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. Menyimpan, Bendahara Pengeluaran bertanggungjawab atas
keamanan dan keselamatan uang yang diterimanya dalam rekening giro atas nama jabatan
Bendahara Pengeluaran, menyimpan dalam brankas, menyimpan pada Bendahara Pengeluaran
Pembantu (BPP), dan menyimpan dalam Uang Muka (voucher). Membayarkan, Bendahara
Pengeluaran bertugas melaksanakan pembayaran belanja negara (outflow) yang tidak dapat
dibayar secara langsung oleh Kuasa Bendahara Umum Negara. Bendahara Pengeluaran tidak
boleh membayar sebelum barang/jasa diterima dan bertanggungjawab secara pribadi atas
pembayaran yang dilakukan, Pengeluaran kas untuk belanja negara, dan Pengeluaran kas untuk
setoran ke kas negara pungutan/potongan pajak.
Menatausahakan, Bendahara Pengeluaran harus menatausahakan dan mengadministrasikan
dengan baik transaksi-transaksi dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya terkait dengan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan melaksanakan pembukuan dan mengarsipkan bukti.
Mempertanggungjawabkan, Bendahara Pengeluaran harus mempertanggungjawabkan
tugasnya dalam pengelolaan kas dan anggaran dengan mempersiapkan dan menyusun laporan,
baik untuk kepentingan intern Satuan Kerja maupun untuk kepentingan pelaporan secara vertikal
dengan mempersiapkan pemeriksaan kas dan membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ).
Bendahara selaku pejabat fungsional yang bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum
Negara (BUN), wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan seluruh uang negara yang
dikuasainya. Disamping itu, bendahara selaku pejabat yang diangkat oleh menteri/pimpinan
lembaga, juga wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan
kerja sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Bendahara
Pengeluaran wajib melaksanakan pembukuan sebagai bentuk pelaksanaan penatausahaan
terhadap uang yang dikelolanya.
Berbeda dengan laporan yang dihasilkan oleh Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA), pembukuan bendahara menghasilkan laporan keadaan kas dan realisasi anggaran
yang sesungguhnya. Laporan ini merupakan salah satu alat managerial report yang sangat
berguna untuk pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari bagi pimpinan.

1.2. Dokumen Sumber Pembukuan :


Berkenaan fleksibilitas pengelolaan keuangan pacta BLU, dokumen sumber dan prosedur kerja
terkait penatausahaan uang oleh Bendahara ditetapkan oleh BLU masing-masing, kecuali telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, misal: SPM/SP2D terkait UP/TUP dan LS
Bendahara, penyetoran ke kas negara dengan SSP, SSBP dan SSPB.
Dokumen sumber pembukuan pada Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum antara lain:
1) DIPA beserta POK, sebagai bukti pembukuan otorisasi anggaran.
2) SPM-UP dan SPM-TUP yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan.
3) SPM-GUP yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan sekaligus
pengesahan.
4) SPM-GUP Nihil yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan penerimaan dan
pengeluaran sekaligus pengesahan.
5) SPM-LS kepada Pihak ketiga yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti pembukuan
penerimaan sekaligus pengeluaran.
6) SPM-LS kepada Bendahara Pengeluaran yang telah terbit SP2D-nya, sebagai bukti
pembukuan penerimaan.
7) Kwitansi/bukti pembayaran dengan menggunakan UP/TUP, sebagai bukti pembukuan
pengeluaran.
8) Faktur Pajak dan/atau bukti potongan pajak yang dipungut/dipotong oleh Bendahara
Pengeluaran, sebagai bukti pembukuan penerimaan.
9) SSP/SSBP/SSPB yang sudah memperoleh NTPN sebagai bukti pembukuan pengeluaran.
10) Bukti penarikan kas dari bank, bukti setor kas ke bank, bukti terima uang muka perjalanan
dinas, bukti terima uang muka oleh BPP, bukti pengembalian uang muka, sebagai bukti
perpindahan/mutasi kas.

1.3. Sistem Pembukuan


Sistem pembukuan pada Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum adalah :
1. Single Entry Bookkeeping atau pembukuan satu sisi/kameral adalah suatu teknik pencatatan
dimana setiap transaksi hanya mempengaruhi dan dicatat pada salah satu sisi, yaitu sisi
penerimaan untuk transaksi penerimaan dan sisi pengeluaran untuk transaksi pengeluaran.
2. Basis Kas adalah pengakuan dan pencatatan atas transaksi dilakukan pada saat kas diterima
atau dibayarkan oleh Bendahara Penerimaan.
3. Asas Bruto adalah suatu prinsip yang tidak memperkenankan pencatatan secara netto
penerimaan setelah dikurangi pengeluaran atau tidak memperkenankan pencatatan setelah
kompensasi antara penerimaan dengan pengeluaran.

1.4. Jenis, Fungsi dan Bentuk Buku


Jenis dan Fungsi Buku pada Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum antara lain :
1. Buku Kas Umum (BKU).
2. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (B-PAB).
3. Buku Pembantu Berdasarkan Keberadaan Kas.
a. Buku Pembantu Bank (BP-Bank).
b. Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai).
c. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP).
d. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher)
4. Buku Pembantu Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
a. Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP).
b. Buku Pembantu LS Bendahara (BP-LS Bend).
c. Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak)
d. Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain).

Dari jenis buku diatas jika kita perhatikan bendahara Badan Layanan Umum harus dapat
menjawab tiga pertanyaan penting sebagai bendahara yaitu :
1. Berapa uang yang ada pada bendahara?
2. Dimana uang tersebut berada?
3. Jenis uang apa yang ada tersebut?
Untuk menjawab tiga pertanyaan diatas maka informasi dari jenis buku tersebut cukup untuk
menjawab tiga pertanyaan. Pertanyaan "Berapa uang yang ada pada bendahara?" maka
bendahara mendapatkan informasi tersebut dengan melihat saldo Buku Kas Umum (BKU),
Pertanyaan "Dimana Uang tersebut berada?" maka bendahara mendapatkan informasi tersebut
dengan melihat saldo Buku Pembantu Bank (BP-Bank), Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas
Tunai), Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP), dan Buku Pembantu Uang
Muka (Voucher).
Untuk pertanyaan "Jenis Uang apa yang ada tersebut?" maka bendahara mendapatkan informasi
tersebut dengan melihat Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP), Buku Pembantu LS
Bendahara (BP-LS Bend), Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak), dan Buku Pembantu Lain-lain
(BP-Lain-lain).
Sebagai ilustrasi dicontohkan kasus berikut ini:
Buku Kas Umum (BKU) 30.000.000
Buku Pembantu Berdasarkan Keberadaan Kas.
a. Buku Pembantu Bank (BP-Bank) 20.000.000
b. Buku Pembantu Kas Tunai (BP-Kas Tunai) 5.000.000
c. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BP-BPP) 3.000.000
d. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher) 2.000.000
Buku Pembantu Berdasarkan Sumber Kas/Jenis Kas.
a. Buku Pembantu Uang Persediaan (BP-UP) 15.000.000
b. Buku Pembantu LS Bendahara (BP-LS Bend) 12.000.000
c. Buku Pembantu Pajak (BP-Pajak) 2.000.000
d. Buku Pembantu Lain-lain (BP-Lain-lain) 1.000.000
Untuk menjawab tiga pertanyaan diatas maka kita dapat menjawab dengan mudah Pertanyaan
"Berapa uang yang ada pada bendahara?" jawabannya adalah sebesar 30.000.000 (saldo Buku
Kas Umum/BKU), Pertanyaan "Dimana Uang tersebut berada?" jawabannya adalah Uang berada
di Bank sebesar 20.000.000 (saldo Buku Pembantu Bank), pada Brankas sebesar 5.000.000
(saldo Buku Pembantu Kas Tunai), pada Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu sebesar
3.000.000 (saldo Buku Pembantu Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu, dan pada
pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas dengan Uang Muka Perjalanan Dinas sebesar
2.000.000 (saldo Buku Pembantu Uang Muka (Voucher).
Untuk menjawab pertanyaan "Jenis Uang apa yang ada tersebut?" jawabannya adalah uang
Persediaan sebesar 15.000.000 (saldo Buku Pembentu Uang Persediaan), uang LS Bendahara
yang belum terdistribusi kepada yang berhak sebesar 12.000.000 (saldo Buku Pembantu LS
Bendahara), uang pajak yang belum disetorkan kepada rekening kas umum negara sebesar
2.000.000 (saldo Buku Pembantu pajak), dan Uang lain-lain sebesar 1.000.000 (saldo Buku
Pembantu Lain-lain).

1.5. Petunjuk Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum


Untuk memudahkan pemahaman Pembukuan Bendahara Pengeluaran Badan Layanan Umum
maka kita bagi pembukuan Bendahara Pengeluaran berdasarkan Berdasarkan aktivitasnya
(Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum
serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan
Umum), Petunjuk Pembukuan bagi bendahara pengeluaran, yaitu:
1. Penginputan pagu anggaran
2. Transaksi atas Uang Persediaan dan LS Bendahara
3. Transaksi atas Uang Pihak Ketiga, Hibah, Dana Bergulir dan Uang Titipan
4. Transaksi Atas Dana dari Bendahara Penerimaan
5. Transaksi Penyaluran Dana ke BPP
6. Transaksi Uang Lainnya
Berikut petunjuk pembukuan dokumen sumber pembukuan Bendahara Pengeluaran dalam Buku
Kas Umum dan Buku-buku Pembantu berdasarkan kelompok aktivitas tersebut di atas. Teknis
pembukuan bagi Bendahara Pengeluaran adalah pembukuan terkait uang yang dikelola berupa:
Uang Persediaan, Ls Bendahara, PNBP/Pendapatan BLU yang diterima dari Bendahara
Penerimaan, Pajak, Uang Pihak Ketiga, Dana Bergulir, Uang Titipan, dan
Hibah/Donasi/Sumbangan Non Pemerintah serta diatur sebagai berikut:
A. Penginputan pagu anggaran dilakukan di sisi Debet-Kredit (in-out) pada BKU dan di sisi pagu
anggaran pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. Namun, mengingat belanja dari dana
Rupiah Murni (UP /TUP dan LS Bendahara), PNBP/Pendapatan BLU maupun
hibah/donasi/sumbangan berada dalam satu DIPA, Buku Pengawasan Anggaran Belanja harus
bisa membedakan sumber dana yang digunakan untuk masing-masing belanja.
B. Transaksi atas Uang Persediaan dan LS Bendahara
Bagi BLU yang masih menerima dana berupa uang Persediaan dan LS Bendahara, teknis
pembukuannya tetap mengacu pada Perdirjen Perbendaharaan terkait yang secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Pada saat Bendahara Pengeluaran menerima UP dan atau TUP dari KPPN, Bendahara
Pengeluaran melakukan pembukuan sebagai berikut:
Dibukukan pada BKU sebesar nilai bruto di sisi debet dan sebesar nilai potongan jika ada) di
sisi kredit.
Dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP sebesar nilai netto di sisi debit.
2. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP) yang telah diterbitkan
SP2Dnya sebagai sarana pengisian kembali/revolving UP dibukukan sebagai berikut:
Dibukukan pada BKU sebesar nilai bruto di sisi debet dan sebesar nilai potongan jika ada) di
sisi kredit.
Dibukukan pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu UP sebesar nilai netto di sisi debit.
3. SPM-GUP Nihil dan atau SPM-PTUP yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber
sebagai bukti pengesahan belanja yang menggunakan UP/Tambahan UP (TUP) dan dibukukan
oleh Bendahara Pengeluaran sebesar nilai bruto di sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada BKU,
dan dibukukan di kolom Sudah Disahkan pada Posisi UP pada Buku Pengawasan Anggaran
Belanja.
4. Pembukuan kuitansi/bukti pembayaran dan faktur pajak diatur sebagai berikut:
Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu UP, dan dicatat di sisi Bukti Pengeluaran pada Posisi UP pada Buku Pengawasan
Anggaran Belanja sesuai akun terkait.
Dibukukan sebesar nilai faktur pajak/Surat Setoran Pajak (SSP) di sisi debet pada BKU, Buku
Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
5. Pembukuan SSBP dan SSP dilaksanakan sebagai berikut:
SSBP penyetoran sisa UP dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu UP.
SSP pembayaran pajak dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku
Pembantu Pajak.
6. SPM/SP2D Ls Bendahara dibukukan sebagai berikut:
Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet pada BKU dan dicatat di kolom Sudah Disahkan
pada Posisi UP pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja sesuai kode akun berkenaan.
Dibukukan sebesar nilai potongan di sisi kredit pada BKU.
Dibukukan sebesar nilai netto di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS
Bendahara.
7. Pembukuan atas bukti pembayaran dan SSPB / SSBP dari Ls Bendahara dilakukan sebagai
berikut:
Dibukukan sebesar tanda terimalbukti pembayaran di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu LS Bendahara.
SSPB / SSBP yang dinyatakan sah, dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas,
dan Buku Pembantu LS Bendahara.
8. Dalam hal SPM-LS Bendahara tidak terdapat potongan pajak pihak terbayar, Bendahara
Pengeluaran wajib melakukan pemotongan pajak dimaksud pada saat pelaksanaan pembayaran.
Pembukuan dilakukan sebagai berikut:
Dibukukan sebesar nilai potongan pajak/ SSP dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku
Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
Saat dilakukan penyetoran dengan menggunakan SSP yang dinyatakan sah maka dibukukan di
sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
C. Transaksi atas Uang Pihak Ketiga, Hibah, Dana Bergulir dan Uang Titipan Bendahara
Pengeluaran membukukan uang-uang tersebut sebagai berikut:
1. Pada saat diterima uang pihak ketiga yang belum menjadi hak BLU (misal: uang muka pasien)
maka dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Dana Pihak
Ketiga.
2. Pada saat uang pihak ketiga itu diakui menjadi pendapatan maka dibukukan di sisi Debet dan
Kredit (in-out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Pendapatan dan di sisi Kredit pada
Buku Pembantu Dana Pihak Ketiga.
3. Pada saat diterima Hibah maka dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan
Buku Pembantu Hibah.
4. Pada saat uang hibah tersebut digunakan maka dibukukan di sisi kredit pada BKU, Buku
Pembantu Kas dan Buku Pembantu Hibah/Bansos/Donasi serta sebagai realisasi pada Buku
Pengawasan Anggaran Belanja.
5. Pada saat diterima Dana Bergulir maka dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu
Kas, dan Buku Pembantu Dana Bergulir.
6. Pada saat Dana Bergulir disalurkan ke penerima maka dibukukan di sisi Debet dan Kredit (In-
Out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Uang di Penerima Dana Bergulir, dan di sisi
Kredit pada Buku Pembantu Kas.
7. Pada saat diterima pengembalian Dana Bergulir beserta pendapatan yang diakui maka
dibukukan dengan:
Dibukukan di sisi Debet dan Kredit (In-Out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu
Kas dan di sisi Kredit pada Buku Pembantu Uang di Penerima Dana Bergulir sebesar nilai pokok
Dana Bergulir.
Dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pendapatan
sebesar pendapatan yang diakui.
8. Pada saat diterima Uang Titipan maka dibukukan di sisi Debet pada BKU, Buku Pembantu
Kas dan Buku Pembantu Uang Titipan.
9. Pada saat Uang Titipan diakui sebagai pendapatan BLU maka dibukukan di sisi Debet dan
Kredit (in-out) pada BKU, di sisi Debet pada Buku Pembantu Pendapatan, dan di sisi Kredit
pada Buku Pembantu Uang Titipan.
10. Pada saat uang yang diakui sebagai pendapatan dari uang Pihak Ketiga, Hibah, Uang Titipan
dan Dana Bergulir tersebut disampaikan ke Bendahara Penerimaan maka dibukukan di sisi
Kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pendapatan.
D. Transaksi Atas Dana dari Bendahara Penerimaan
Setelah diterima dana dari Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran bisa menggunakan
uang tersebut dan dibukukan sebagai berikut:
1. Pada saat menerima transfer dana dari Bendahara Penerimaan maka dibukukan di sisi Debet
pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Uang dari Bendahara Penerimaan.
2. Pada saat dilakukan belanja atas dana yang diterima dari Bendahara Penerimaan, dibukukan di
sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Uang dari Bendahara
Penerimaan serta sebagai realisasi pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja.
E. Transaksi Penyaluran Dana ke BPP
1. Pada saat Bendahara Pengeluaran menyalurkan dana ke BPP, Bendahara Pengeluaran harus
bisa merinci jenis dan besar uang yang disalurkan serta dibukukan di sisi Debet dan kredit (In-
Out) pada BKU, Debet pada Buku Pembantu BPP, dan Kredit pacta Buku Pembantu Kas.
2. Pada saat diterima LPJ BPP dan disitu telah jelas penggunaan dari masing-masing jenis uang,
maka dibukukan di sisi kredit pacta BKU dan Buku Pembantu BPP sebesar jumlah keseluruhan
uang yang terpakai serta pacta buku pembantu sesuai jenis uang terkait sejumlah pemakaian
masing-masing.
F. Transaksi Uang Lainnya
1. Pada saat diterima uang lainnya maka dibukukan di sisi debet pada BKU, Buku Pembantu Kas
dan Buku Pembantu Lainnya.
2. Pada saat uang lainnya itu digunakan atau dibayarkan sesuai peruntukannya maka dibukukan
di sisi kredit pada BKU, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Lainnya.

3. Pendekatan flow untuk memahami pembukuan bendahara pengeluaran Badan Layanan


Umum
Untuk memudahkan pemahaman pembukuan bendahara pengeluaran maka kita harus memahami
konsep flow (aliran dana) dan stock (hasil berupa aset dari pencatatan aliran dana atau flow
tersebut). Pembukuan pada bendahara pengeluaran Badan Layanan Umum yang kita
lakukan pencatatan adalah aliran dananya (flow) artinya bendahara mencatat berapa
yang diterima lalu berapa yang disetorkan dan berapa sisa (saldo) saat ini. Pendekatan
tersebut berbeda dengan pendekatan dalam akuntansi yang berupa flow dan stock. Dalam
akuntansi pencatatan yang kita lakukan adalah aliran dana (flow) yang nantinya akan menjadi
laporan realisasi anggaran serta barang-barang yang dibeli yang menghasilkan aset juga dicatat
(stock) yang nantinya akan menjadi laporan neraca (terutama belanja modal), dengan kata lain
akuntansi menggunakan pencatatan flow untuk mencatat berapa dana yang diterima, disetorkan
dan sisanya ditambah lagi dengan mencatat stock yaitu mencatat barang-barang berupa aset yang
dihasilkan dari hasil pencatatan flow tadi.
Jika kita perhatikan pada buku kas umum dan setiap buku pembantu yang ada pada bendahara
pengeluaran yang dicatat adalah berupa aliran dana (flow) saja artinya kita mencatat berapa uang
yang diterima (inflow), lalu berapa uang yang kita setorkan atau gunakan (outflow) dan sisanya
yang kita sebut sebagai saldo.
Untuk menjelaskan dan memudahkan pembaca memahami pembukuan bendahara pengeluaran
badan layanan umum dalam tulisan ini menggunakan ilustrasi gambar.

2.1. Setiap transaksi harus lewat Buku Kas Umum (BKU)


Buku Kas Umum (BKU) digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan baik arus masuk
uang (inflow) atau arus keluar uang (outflow) artinya bahwa setiap transaksi harus melewati
Buku Kas Umum (BKU), tidak boleh ada transaksi yang dicatat melewati Buku Kas Umum
(BKU). Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) harus dicatat terlebih dahulu pada Buku Kas Umum (BKU).

2.2. Buku Pengawasan Anggaran Belanja


Buku Pengawasan Anggaran Belanja (dalam gambar disingkat B-PAB) digunakan untuk
mengetahui pagu anggaran yang tercantum dalam DIPA, dan juga digunakan untuk mengetahui
sudah seberapa realisasi dalam DIPA tercapai serta untuk mengetahui berapa pagu yang belum
digunakan oleh Bendahara Pengeluaran. Buku Pengawasan Anggaran Belanja (B-PAB) pada
Bendahara Pengeluaran juga dapat menginformasikan pagu dan capaian tiap Mata Anggaran dari
DIPA satuan kerja yang bersangkutan.
Buku Pengawasan Anggaran Belanja digunakan setiap ada perubahan dalam penerimaan
(inflow) yang mengurangi target yang ditetapkan. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada realisasi arus masuk uang (inflow) atau arus keluar uang
(outflow) yang terkait dengan Anggaran Belanja harus dicatat pada Buku Pembantu Anggaran
Belanja (B-PAB).

2.3. Buku Pembantu Kas Tunai


Buku Pembantu Kas Tunai digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) Uang dan juga
digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas penerimaan Uang yang disetorkan ke Kas
Umum Negara. Selain kedua transaksi diatas Buku Pembantu Kas Tunai juga digunakan pada
saat penerimaan (inflow) uang dari Bank Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Brankas harus dicatat pada Buku Pembantu Kas.

2.4. Buku Pembantu Bank


Buku Pembantu Bank digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) dana dari Kuasa
Bendahara Umum Negara (BUN) atau pihak lain pada rekening bank bendahara pengeluaran dan
juga digunakan untuk mencatat pengeluaran pada rekening bank bendahara pengeluaran
(outflow) atas belanja negara. Selain kedua transaksi diatas Buku Pembantu Bank juga
digunakan pada saat pengeluaran (outflow) uang dari Bank yang dipindahkan ke brankas. Secara
ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada rekening bank bendahara pengeluaran harus dicatat pada Buku
Pembantu Bank.

2.5. Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)


Buku Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) digunakan untuk mencatat penerimaan
(inflow) Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) misalnya dari Bank atau kas dan juga
digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas penggunaan Uang Persediaan (UP) oleh
Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP). Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) harus dicatat pada Buku
Pembantu Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP).

2.6. Buku Pembantu Uang Muka (Voucher)


Buku Pembantu Uang Muka (Voucher) untuk mencatat penerimaan (inflow) Uang Muka
(Voucher) misalnya dari bank atau kas dan juga digunakan untuk mencatat pengeluaran
(outflow) atas penggunaan Uang Muka (Voucher). Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Uang Muka (voucher) harus dicatat pada Buku Pembantu Uang
Muka (voucher).

2.7. Buku Pembantu Uang Persediaan (UP)


Buku Pembantu Uang Persediaan (UP) digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas
Uang Persediaan (UP) misalnya dari Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) dan juga
digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) yaitu penggunaan atas Uang Persediaan (UP).
Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Uang Persediaan (UP) harus dicatat pada Buku Pembantu Pembantu
Uang Persediaan (UP).

2.8. Buku Pembantu LS Bendahara


Buku Pembantu LS Bendahara digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas Uang LS
Bendahara seperti gaji, uang makan, uang lembur dan lain-lain, dan juga digunakan untuk
mencatat pengeluaran (outflow) atas pendistribusian uang LS Bendahara kepada yang berhak
menerima. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut :
2.9. Buku Pembantu Pajak
Buku Pembantu Pembantu Pajak digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas uang pajak
dan juga digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas Pajak yang diterima dan akan
disetorkan oleh bendahara pengeluaran. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada Pajak harus dicatat pada Buku Pembantu Pembantu Pajak.

2.10. Buku Pembantu Lain-lain


Buku Pembantu Lain-lain digunakan untuk mencatat penerimaan (inflow) atas hal-hal Lain
diluar transaksi di atas dan juga digunakan untuk mencatat pengeluaran (outflow) atas hal-hal
Lain diluar transaksi di atas. Secara ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas artinya setiap ada pergerakan uang baik arus masuk uang (inflow) atau arus
keluar uang (outflow) pada hal-hal Lain diluar transaksi di atas harus dicatat pada Buku
Pembantu Lain-lain.

Daftar Pustaka

1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.


2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan Tanggung
Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-3/PB/2014 tentang Petunjuk Teknis
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Verifikasi Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara;
8. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penatausahaan, Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan Umum
serta Verifikasi dan Monitoring Laporan Pertanggungjawaban Bendahara pada Badan Layanan
Umum

Вам также может понравиться