Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Isolasi
Keperawatan
Kami sangat berharap, semoga makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah ini. mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien
dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien
menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan
petugas kesehatan.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi
tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis,
cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV,
Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
e) Agar mahasiswa mengetahui prosedur apa saja yang dilakukan di ruang isolasi
BAB II
PEMBAHASAN
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi
tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis,
cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV,
Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.
B. Tujuan isolasi
Tujuan dari pada di sediakanya ruang isolasi ini adalah agar para petugas kesehatan yang
merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui darah yang dapat
menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput lendir.
Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung tangan, Lab
jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata.Ruangan khusus diperlukan jika hygiene
penderita jelek.Limbah Rumah Sakit diawasi oleh pihak yang berwenang.
a. Pencahayaan
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan
yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :
Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah
dibandingkan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar dari
ruangan isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari ruang isolasi. Ruang
isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakit- penyakit menular khususnya yang
menular melalui udara sehingga kuman-kuman penyakit tidak akan mengkontaminasi udara
luar. Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi.
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi
dibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari dalam ke
luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang masuk ke ruangan
isolasi sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh udara luar. Ruang
isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit immuno deficiency seperti
HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi sum sum tulang. Untuk memperoleh udara di
ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan positif di ruang isolasi digunakan udara luar
yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu.
c. Pengelolaan Limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan
limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.
D. Macam-macam isolasi
1. Isolasi ketat
Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat
virulen yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak langsung.
Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi
mereka yang keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung
tangan.Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan.
2. Isolasi kontak
Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang kurang
serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara langsung sebagai tambahan
terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun penderita dengan
penyakit yang sama boleh dirawat dalam satu kamar, masker diperlukan bagi mereka yang
kontak secara langsung dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak
dengan tanah atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang
infeksius.
3. Isolasi pernafasan
Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif.Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan
ventilasi khusus dan pintu tertutup.Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang
dibutuhkan masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan
perawatan, lab jas diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan
atidak diperlukan.
E. Prinsip isolasi
Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan isolasi yaitu:
Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negatif dibanding tekanan
di koridor.
Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam
Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filter HEPA
(High-Efficiency Particulate Air)
Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri.
Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus memakai
masker bedah (surgical mask) atau masker N95 (bila mungkin).
Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah infeksius.
Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan penampung
dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).
F. Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasaldari pasien
maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007). Secara garis besar, standard kewaspadaan
universal di ruang isolasi antara lain :
v Cuci tangan
v Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan membranmukosa
v Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkinmemercik
v Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air
v Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
v Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi sterildan siap
pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dansterilisasi
1. Persiapan sarana
Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan. Sepatu bot
karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT
(Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih
ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan.Sebuah gaun luar dan apron DTT dan
penutup kepala yang bersih. Masker N95 dan kaca mata pelindung Lemari berkunci tempat
menyimpan pakaian dan barang barang pribadi.
2. Pelindungan bagi pekerja yang memasuki kamar isolasi
1. GOWN
Alasan utama menggunakan gown adalah untuk mencegah pakaian menjadi kotor selama
kontak dengan klien.Gown melindungi pekerja pelayanan kesehatan dan pengunjung dari
kontak dengan bahan dan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi.
2. MASKER
Masker harus digunakan bila diperkirakan ada percikan atau semprotan dari darah atau
cairan tubuh ke wajah.Selain itu, masker menghindarkan perawat menghirup
mikroorganisme dari saluran pernapasan klien dan mencegah penularan pathogen dari saluran
pernapasan perawat dan klien. Masker bedah melindungi pemakai dari menghirup partikel
besar aerosol yang melintas dalam jarak yang pendek (3 kaki) dan partikel kecil droplet
nucleus bertahan di udara dan melintas dalam jarak yang lebih jauh. Sekaligus, klien yang
rentan terhadap infeksi menggunakan masker untuk mencegah inhalasi pathogen.
Mengacuh pada CDC, masker dapat melindungi penularan infeksi melalui kontak langsung
dengan membran mukusa ( CDC 1994). Masker menghalangi pemakai nya untuk menyentuh
mata,hidung atau mulut.
3. SARUNG TANGAN
Sarung tangan mencegah penularan pathogen melalui cara kontak langsung maupun tidak
langsung. CDC (William, 1983) menyebutkan alasan berikut ini untuk mengenakan sarung
tangan:
4. KACAMATA PELINDUNG
Bila ikut serta dalam proses prosedur invansif dengan dapat menimbulkan adanya droplet
atau percikan atau semprotan dari darah atau cairan tubuh lain nya, perawat harus
mengenakan kacamata pelindung, masker atau pelindung wajah ( Garneer1996). Contoh dari
prosedur invansif termasuk irigasi luka besar di abdomen atau insersi kateter arterial ketika
perawat menjadi asisten dokter.Kacamata harus terpasang pas sekeliling wajah sehingga
cairan tidak dapat masuk antara wajah dan kacamata.
5. PENGUMPULAN SPESIMEN
Cairan tubuh atau sekresi yang diduga mengandung mikroorganisme dikumpulkan untuk tes
kultur dan sensivitas. Specimen tersebut diletakan dimedium yang meningkatkan
pertumbuhan organisme. Teknologi laboratorium kemudian mengidentifikasi pertumbuhan
mikroorganisme dalam kultur. Hasil tes tambahan mengidentifikasi ahli biotik yang pada nya
menentukan organisme resisten atau sensitive.Laporan sensitivitas menentukan anti biotik
yang digunakan dalam pengobatan.
Membungkus barang-barang mencegah terpaparnya individu tanpa sengaja pada barang yang
terkontaminasi dan mencegah kontaminasi terhadap lingkungan sekitar. CDC menyarankan
untuk menangani linen di isolasi:
A. Linen yang kotor harus diletakan dalam kantung pakaian yang kotor yang tahan air di
dalam kamar klien.
C. Jika kantung dapat larut di air panas, diperlukan penanganan yang tidak terlalu banyak
terhadap linen. Bagaimanapun juga kantung seperti itu perlu pemakaian 2 kantung karena
mudah bocor atau sobek.
7. MEMINDAHKAN KLIEN
Petugas yang memindahkan klien klien ini harus juga memakai perlindungan barrier yang
diperlukan.Klien yang sedang dipindahkan cairan tubuh dapat mengenai perangkat atau kursi
roda.Jika ini terjadi perawat harus memastikan memiliki peralatan untuk membersihkan nya
setelah klien kembali ke kamar.
3. Lingkungan protektif
Kamar isolasi atau anteroom yang berdampingan harus memiliki fasilitas tempat cuci
tangan, mandi, dan toilet.Sabun dan larutan antiseptik harus disediakan.Pekerja atau
pengunjung harus mencuci tangan mereka sebelum datang posisi kesisi tempat tidur klien dan
juga sebelum meninggalkan kamar perawat memastikan bahwa setiap kamar isolasi ada
kantung tahan air untuk linen yang kotor atau terkontaminasi, juga pada sampah dengan
lapisan plastik.Wadah tahan air mencegah penularan mikroorganisme. Dengan mencegah
rembesan yang mengotori permukaan luar wadah tahan air yang sekali pakai harus tersedia
dalam kamar untuk tempat ,membuang jarum, spuid, dan benda-benda tajam bekas pakai.
Perawat bergantung pada mikroorganisme dan jenis penularan dengan cara perawat
harus mengevaluasi bahan atau peralatan mana yang dapat dibawa masuk kedalam kamar
isolasi. Sebagai contoh CDC telah merekomendasikan operesmiuan penggunaan alat-alat
tidak terlalu penting seperti stetoskop, spigmomanometer, atau thermometer rektal dalam
kamar klien yang terenfeksi atau dengan vancomycin resistant enterococci (VRE). Jikia
peralatan ini digunakan untuk pasien lain, alat-alat tersebut pertama kali harus sudah
dibersihkan dan didesinfeksi secara adekuat (HICPAC,CDC,1995)
H. Implikasi psikologi isolasi
Pada saat memerlukan isolasi dalam kamar pribadi, rasa kesepian dapat timbul karna
hubungan social yang normal terganggu.Situasi ini dapat menjadi ancaman psikologis,
khususnya bagi anak-anak.
Sebelum tindakan isolasi dilakukan, klien dan keluarga harus memahami sifat dari
penyakit atau kondisi, tujuan isolasi, dan langkah untuk melakukan kewaspadaan spesifik.
Jika mereka mampu berpartisipasi untuk mempertahankan pencegahan infeksi, kemungkinan
untuk menguerangi penyebaran infeksi akan meningkat. Klien dan keluarga harus diajarkan
untuk mencuci tangan dan menggunakan pelindung sederhana jika perlu.
Perawat juga melakukan tindakan untuk meningkatkan stimulasi sensorik klien selama
isolasi lingkungan kamar harus bersih dan nyaman.Tirai atau jendela harus di buka, dan
peralatan serta barang yang berlebihan harus dikeluarkan.
Perawat harus menjelaskan kepada keluarga resiko depresi atau kesepian yang di alami
klien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat
pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat
perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien
dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien
menular agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan
petugas kesehatan.
Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui
darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi
selaput lendir.
Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara menjalankan
perawatan di ruang isolasi.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui
bagaimana melaksanakan Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi
DAFTAR PUSTAKA
Perry and Potter. 2005. fundamental keperawatan, Edisi ke-4. Jakarta : EGC
http://www.revolutionhealth.com/conditions/lung/tuberculosis/treat/isolation room.
http://soyina.blogspot.com/2012/05/perawatan-ruang-isolasi.html