Вы находитесь на странице: 1из 3

Banyak temuan di lapangan yang membuat saya tak habis pikir, mengapa siswa mudah lupa pada konsep-konsep

sederhana, yang telah dipelajari di kelas X, bahkan sebagian sudah diaplikasikan di kelas XI? Ada lagi kejadian
yang membuat saya makin prihatin, yaitu konsep yang baru saja dibahas, dan merupakan aplikasi konsep kelas X
serta XI, pada saat pemantapan, faktor lupa itu muncul kembali. Alternatif penanganan yang saya lakukan adalah
menerapkan teknik bertanya.

Hal di atas membuat saya harus segera menulis kejadian tersebut agar dapat disadari dan mendapatkan prioritas
penanganan dini. Kategori "Temuan Lapangan" rasanya sesuai dengan artikel-artikel yang secara rutin akan saya
publish. Bagaimanapun, temuan ini nantinya dapat berupa hal-hal yang memerlukan penanganan dan
peningkatan yang harus segera dilakukan, dapat pula merupakan suatu temuan yang mungkin dapat dijadikan
contoh.

Suatu hari aku mengajar di kelas XII IPA, membahas penyetaran reaksi redoks. Dengan hati-hati, konsep
penyetaraan reaksi ini kusajikan secara bertahap. Penyetaraan dengan cara bilangan oksidasi kudahulukan,
menggunakan persamaan reaksi molekuler. Kutulis persamaan reaksi yang akan disetarakan di papan tulis.

KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + NaCl(aq) K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + Cl2(aq) + H2O(l)

Sebelum menyetarakan, kuminta siswa mengamati persamaan reaksi di atas. Kujelaskan bahwa pada saat
KMnO4(aq) + NaCl(aq), tidak terjadi perubahan apapun. Setelah asam sulfat diteteskan, warna ungu larutan
KMnO4 berangsur-angsur hilang, terjadi gelembung gas. Aku bertanya kepada mereka.

"Apa artinya warna ungu larutan hilang?" Tidak ada yang menjawab. Kubertanya lagi.

"Larutan mana yang memberikan warna ungu?"

"KMnO4 Bu."

"Betul, sayang. Setelah ditambahkan asam sulfat, warna ungu itu hilang, mengapa?"

"Karena KMnO4 bereaksi dengan asam Bu."

"Baik. Sekarang perhatikan hasil reaksinya, bagian mana dari asam sulfat yang tidak berubah?" "Sulfat Bu."

"Ion sulfat maksudmu, ya benar. Berarti untuk apa asam itu ditambahkan?"

"Ion H+ nya mengikat atom O dari KMnO 4 membentuk air Bu."

"Bagus sekali. Namun darimana kalian bisa tahu itu?"

"Selain warna ungu hilang, pada hasil reaksi terjadi MnSO 4(aq) dan K2SO4(aq) yang menunjukkan bahwa K, Mn,
dan O terpisah-pisah karena atom O-nya diambil H+ dari asam membentuk air."

Sedikit lega rasanya dapat melatih nalar mereka. Pertanyaan kulanjutkan lagi.

"Bagaimana bilangan oksidasi H dan O sebelum dan sesudah reaksi?"

"Tetap Bu."

"Tetap berapa?"

"H +1 dan O -2."

"Bagus. Apakah S dalam ion sulfat dan K bilangan oksidasinya berubah?"

"Iya bu."

"Siapa tadi yang menjawab iya? Tolong jelaskan ya."


"Sebelah kiri KMnO4, BO (K) = +1, sebelah kanan K2SO4, BO (K) = +2."

Hah? Dalam hati saya terkejut. Wah ... bahaya muncul. Mengapa siswa itu menjawab begitu ya? Saya harus
bagaimana nih. Saya ke papan tulis, menuliskan rumus-rumus KMnO 4, H2SO4, K2SO4. Dengan sabar kuminta
semua memperhatikan.

"Perhatikan anak-anak, tadi temanmu menjawab, pada KMNO 4, BO(K) +1. Benarkah itu?"

Mereka menjawab "Benar, Bu."

"Pada tabel periodik dimana letak K?"

"Golongan IA Bu."

"Apa artinya?"

"BO (K) dalam senyawa selalu +1."

"Nah, sekarang perhatikan H2SO4. Berapa BO(H)?"

"+1 Bu."

"Benar, bagaimana dengan ion sulfat?"

"-2 Bu."

"Bagus. Sekarang lihat K2SO4. Berapa BO (K)?"

"+2 Bu."

Hah? Saya kok bingung ya. Mereka harus kutanya apa lagi?

"Anak-anak, ion sulfat tadi BOnya berapa?"

"-2 Bu."

"Dalam senyawa K2SO4, ion sulfatnya -2, jadi ion kaliumnya berapa?"

"+2 Bu."

"Waduh ... kok mereka tetap bertahan +2 ya, pertanyaanku mungkin yang tidak jelas.

"Maksudmu +2 itu BO (K)?"

"Ibu, itu kan K-nya 2, jadi ya +2. Kalau satu, ya +1."

"Oh, iya, kalian benar, terima kasih. Kalau ditanya berapa BO(K) dalam K 2SO4? Jawabnya +1, karena yang
ditanyakan hanya satu ion kalium dalam senyawa itu, bukan semuanya. Sekarang cermati rumus kimia pereaksi
dan produknya. Unsur mana dari zat-zat yang terlibat dalam reaksi di atas BOnya berubah?"

"Mn dan Cl Bu."

"Darimana kalian tahu itu?"

"Sebelah kiri Mn sebagai anion sedang sebelah kanan Mn sebagai kation. Cl dikiri terikat sebagai NaCl sedang
dikanan bebas sendirian Bu."

"Bagus, sekarang hitunglah BOnya dengan cepat."


"KMnO4, K +1, O -2 x 4, jadi Mn +7. Sedang NaCl, Na +1, Cl -1. Cl 2, BO (Cl) 0."

"Hebat. Alhamdulillah, sudah mulai lancar ya. Marilah persamaan reaksi itu kita setarakan."

Begitulah contoh proses penalaran dari siswa kelas XII. Penalaran ini memerlukan waktu lama, namun proses
selanjutnya menjadi lancar. Semoga contoh ini dapat menjadi pertimbangan pembelajaran melalui teknik
bertanya. Siswa dibiasakan untuk angkat tangan jika mau menjawab. Namun kadang-kadang mereka menjawab
secara serentak, apabila pertanyaannya terlalu mudah, setaraf C-1. Oleh karena itu, sebaiknyalah guru
membiasakan memberikan pertanyaan yang mengacu pada penalaran.

Вам также может понравиться