Вы находитесь на странице: 1из 1

Harga Diri Rendah

Seseorang tampak, melamun sambil duduk dilantai, ketika didekati dan


diajak berinteraksi tampak malu dan mukanya tertunduk. Ketika disodorkan
makanan dan tangannya mau menggapainya, tangan itu ditariknya kembali,
begitu berulang sampai ketika tangannya dipegang dan diletakan makanan itu
kedalam genggamannya baru dia bisa menerimanya. Bahkan ketika disuruh
berkegiatan sehari-hari yang biasa dilakukanpun, misalnya menyapu, cuci piring,
melipat pakaian, dia mengatakan tidak bisa. Itu adalah sekilas gambaran tentang
seseorang yang mengalami harga diri rendah (HDR) yang parah, biasanya banyak
dijumpai di rumah sakit jiwa. Dimasyarakat bahkan mungkin pernah kita sendiri
mengalami yang namanya HDR ini, namun relatif ringan. Misal kita pernah
merasakan hidup ini tidak bermakna, merasa jenuh, merasa jelek, hiper sensitif
dengan perilaku dan ucapan orang lain, merasa tidak berguna.

Kita sering mendengar ucapan, rendah diri dan rendah hati, kadang orang
mengucapkan dengan maksud yang sama padahal sangat berbeda. Sebetulnya
rendah diri/ HDR adalah ide, pikiran, perasaan yang negatif tentang dirinya,
dengan kata lain minder. Rendah diri ini terjadi karena dimasa kecil sering
disalahkan dan jarang diberikan pujian, sering mengalami kegagalan, dikucilkan,
tuntutan yang terlalu tinggi, ataupun jarang diberikan kesempatan. Orang yang
mengalami rendah diri tidak mampu mengenal kelebihan-kelebihan yang ada
pada dirinya, yang tampak hanya kelemahan-kelemahanya saja. Lain dengan
rendah hati/ tawadlu , rendah hati adalah sifat yang terpuji, menghargai orang
lain tanpa menghinakan dirinya, lawan sifat ini adalah sifat sombong. Sebagai
contoh seorang budak wanita memegang tangan Rosulullah SAW, kemudian
berjalan dengan beliau kemanapun dia mau. Abu Hurairah RA pulang dari pasar
sambil memikul seikat kayu bakar padahal ketika itu beliau menjabat gubernur
Madinah. Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari, tidak menonjolkan diri dalam
pertemuan tapi agak mundur, berdiri dari kursinya untuk orang yang mulia dan
mempersilahkannya untuk duduk dikursinya, berdiri untuk orang biasa dan
menghadapinya dengan wajah ceria.

Supaya kita tidak merasa rendah diri kita harus mampu mengenal dan
mensyukuri nikmat Allah SWT yang ada pada diri kita ingatlah Lihatlah kepada
siapa yang berada dibawah kamu dan janganlah kamu melihat kepada siapa
yang diatas kamu, karena yang demikian itu lebih pantas,agar kamu tidak
meremehkan nikmat Allah yang ada padamu. (HR Bukhari-Muslim).

Вам также может понравиться