Вы находитесь на странице: 1из 8

DIAGNOSA KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. Trigono E420163320
2. Agung Adi Hananto W E420163266
3. Zunaidi Mahfud E420163323
4. Dewi Puji Ernawati E420163276
5. Retno Endah Qomariyah E420163308
6. Yuli Puji Lestari E420163322
7. Galuh Candra Dewi E420163286
8. Muhammad Rizal Novianto E420163301
9. Hendro Mulyanto E420163289
10. Dwi Indah Krisnawati E420163276

PROGAM KHUSUS S1 KEPERAWATAN BLORA


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2016/2017

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN TUJUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Yang dimaksud dengan makna definisi diagnosa perawat adalah merupakan suatu bagian
integral dari proses keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah
analisa, dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap masalah-masalah
kesehatan yang aktual dan potensial.

Di beberapa negara mendiagnosa diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan


sebagai suatu tanggung jawab legal dari seorang perawat profesional. Diagnosa keperawatan
memberikan dasar petunjuk untuk memberikan terapi yang pasti dimana perawat bertanggung
jawab di dalamnya.( Kim et al, 1984).

Merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah
status kesehatan klien.(Carpenito, 2000; Gordon, 1976, NANDA).

Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang


diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosa keperawatan memberikan gambaran
tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan
terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

B. TUJUAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ada beberapa hal yang dijadikan alasan dalam penulisan diagnosa keperawatan yaitu
diantaranya :

Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.


Memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan.
Meningkatkan komunikasi antar sejawat perawat dan profesi kesehatan lainnya.
Membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam menjamin
mutu asuhan keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi
pedoman dalam melakukan evaluasi.
Menciptakan standar praktik keperawatan.
Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
2. PERBEDAAN DIAGNOSA MEDIS DAN DIAGNOSA KEPERWATAN

Diagnosa medis:

Menguraikan proses patologis (penyakit secara spesifik).


Sifatnya relatif konstan (tetap).
Memiliki sistem klasifikasi yang dikembangkan dengan baik dan
diterima oleh profesi dokter.

Diagnosa keperawatan :
Menguraikan respon individu terhadap proses penyakit yang dialami
klien.
Sifatnya akan berubah apabila respon berubah.
Belum ada klasifikasi yang dapat diterima oleh perawat.

3. KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN, DOKUMENTASI DIAGNOSA


KEPERAWATAN, MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

A. KOMPONEN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ada tiga komponen yang penting dan esensial dalam suatu perumusan diagnosa
keperawatan yang telah dirujuk sebagai bentuk PES.( Gordon, 1987 ).
" P " diidentifikasi sebagai masalah / problem kesehatan, "E" menunjukan etiologi /
penyebab dari problem, dan "S" menggambarkan sekelompok tanda dan gejala, atau
apa yang dikenal sebagai "batasan karakteristik" ketiga bagian ini dipadukan dalam
suatu pernyataan dengan menggunakan "yang berhubungan dengan".
Kemudian diagnosa-diagnosa tersebut dituliskan dengan cara berikut : " Problem "
yang berhubungan dengan "etiologi" dibuktikan oleh "tanda-tanda dan gejala-gejala" (
batasan karakteristik ).
Problem dapat diidentifikasikan sebagai respons manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang didapat dari
pengkajian yang dilakukan oleh perawat.
Etiologi ditunjukan melalui pengalaman-pengalaman individu yang telah lalu,
pengaruh genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat ini, atau perubahan-
perubahan patofisiologis.
Sign & symptom (S/tanda & gejala). Tanda dan gejala menggambarkan apa yang
klien katakan dan apa yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikan
adanya masalah tertentu.
B. DOKUMENTASI DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ada hal yang perlu untuk diperhatikan dalam rangka penulisan diagnosa keperawatan yaitu :

a. Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah resiko.
b. Catat diagnosis keperawatan resiko ke dalam format diagnosis keperawatan.

c. Gunakan istilah diagnosis keperawatan NANDA yang ada dalam (terbaru : 2007
2008).

d. Gunakan diagnosis keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan,


intervensi dan evaluasi.

e. Mulai pernyataan diagnosis keperawatan dengan mengidentifikasi informasi tentang


data untuk diagnosis keperawatan.

f. Masukkan pernyataan diagnosis keperawatan ke dalam daftar masalah.


g. Hubungkan setiap diagnosis keperawatan ketika menemuan masalah perawatan.

Tujuan Dokumentasi Diagnosis Keperawatan : Manfaat dan juga tujuan dalam


Dokumentasi Keperawatan antara lain sebagai berikut :

a. Mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan


b. Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam identifikasi masalah klien

c. Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan.

Demikian tadi sahabat mengenai beberapa hal yanag berkaitan dengan penyusunan diagnosa
keperawatan yang perlu utnuk diperhatikan dan semoga bisa memberikan manfaat kepada
kita semuanya.

C. MERUMUSKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan menurut Carpentio (2000) dapat dibedakan menjadi 5 kategori:


(1) Aktual
(2) Resiko
(3) Kemungkinan
(4) Keperawatan welness
(5) Keperawatan Sindrom

A). Aktual:
menjelaskan maslah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan. Syarat:
menegakkan diagnosa keperawatan aktual harus ada unsur PES. Syindrom (S) harus
memenuhi kriteria mayor (80%-100%) dan sebagai kriteria minor dari pedoman diagnosa
NANDA.
Misalnya, ada data: muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hari
Diagnosa: Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan secara
abnormal (Taylor, Lilis & LeMone, 1988, p. 283).

B). Resiko:
menjelaskan masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi
(Keliat, 1990)
Syarat: menegakkan resiko diagnosa keperawatan adanya unsur PE (problem dan etiologi).
Penggunaan istilah resiko dan resiko tinggi tergantung dari tingkat keparahan / kerentanan
terhadap masalah.
Diagnosa:Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang terus menerus.

C). Kemungkinan:
menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan masalah keperawatan
kemungkinan. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada tapi sudah ada
faktor yang dapat menimbulkan masalah (Keliat, 1990).
Syarat menegakkan kemungkinan diagnosa keperawatan adanya unsur respon (Problem) dan
faktor yang mungkin dapat menimbulkan masalah tetapi belum ada.
Diagnosa: Kemungkinan gangguan konsep diri: rendah diri/ terisolasi berhubungan dengan
konsep diri.
D). Diagnosa Keperawatan wellness
Diagnosa Keperawatan wellnees (sejahtera) adalah keputusan klinik tentang keadaan
individu, keluarga, dan atau masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke
tingkat sejahtera yang lebih tinggi. Ada 2 kunci yang harus ada:
a. Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi
b. Adanya status dan fungsi yang efektif
Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah potensial untuk peningkatan.
Perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini tidak mengandung unsur faktor yang
berhubungan.
a. Contoh : Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
b. Hasil yang diharapkan meliputi:
c. Makan pagi bersama selama 5 hari / minggu
d. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga
e. Menjaga kerahasian setiap anggota keluarga

E). Diagnosa Keperawatan Syndrome


Diagnosa Keperawatan sindrom adalah diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa
keperawatan aktual dan resiko tinggi yang diperkirakan akan muncul/ timbul karena suatu
kejadian / situasi tertentu. Manfaat diagnosa keperawatan sindrom adalah agar perawat selalu
waspada dan memerlukan keahlian perawat dalam setiap melakukan pengkajian dan tindakan
keperawatan.

4. TOKSONOMI DIAGNOSA KEPERAWATAN

Sebuah taksonomi berarti sebuah metode yang terorganisir dari beberapa kumpulan
informasi. NANDA dengan mudahnya membuat kerangka kerja diagnosa keperawatan lebih
mudah dipetakan dan terstandarisasi. NANDA adalah sebuah kode yang tediri dari 9 (NINE)
" Human Response Patterns" sembilan pola respon tubuh manusia :

a. Exchanging
b. Communicating
c. Relating
d. Valuing
e. Choosing
f. Moving
g. Perceiving
h. Knowing
i. Feeling

Daftar Diagnosa keperawatan versi NANDA memasukkan unsur 3 masalah :

a. Actual problems (Masalah Aktual)


b. Risks for problems (Masalah Resiko)
c. Welness Issues (Isu Sehat-sakit)
Dan setiap diagnosa keperawatan menyertakan selalu 4 komponen yang terpisah yaitu :

a. Judul Diagnosa
b. Definisi
c. Karakteristik Umum dan Khusus tiap masalah
d. Faktor Resiko/terkait

Sebagai contoh, diagnosa keperawatan "Nyeri" didefinisikan sebagai " Suatu keadaan tidak
nyaman dari sensoris dan melibatkan pengalaman emosional klien yang mungkin muncul
akibat kerusakan jaringan tubuh (aktual/potensial); yang muncul sesaat/perlahan dalam
intensitas ringan berat, yang dapat diprediksi, dan dalam durasi kurang dari 6 bulan.
Karakteristik umum termasuk keluhan secara verbal, adanya tanda, penggunaan "pain killer
drugs", perilaku protektif terhadap nyeri. Karakteristik khusus termasuk " fokus terhadap diri,
gangguan persepsi terhadap waktu, gangguan proses pikir, penurunan interaksi dengan
lingkungan dan orang lain, perilaku distraksi. Faktor yang berhubungan dengan nyeri antara
lain adanya trauma biologis, kimia, fisik, dan psikologis.

5. NIC DAN NOC


A. NOC

Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses memberitahukan status klien


setelah dilakukan intervensi keperawatan. Standar kriteria hasil dikembangkan untuk
mengukur hasil dari tindakan keperawatan yang digunakan pada semua area keperawatan dan
semua klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat). Nursing Outcome Classification
mempunyai tujuh domain yaitu fungsi kesehatan, fisiologi kesehatan, kesehatan psikososial,
pengetahuan dan perilaku kesehatan, persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan
masyarakat.

Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon pasien terhadap tindakan


keperawatan. NOC mengevaluasi hasil pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan. Standar kriteria hasil pasien sebagai dasar untuk menjamin keperawatan sebagai
partisipan penuh dalam evaluasi klinik bersama dengan disiplin ilmu kesehatan lain.
Klasifikasi berisi 190 kriteria hasil yang diberi label, definisi dan indikator atau ukuran untuk
menentukan kriteria hasil yang diterima (Johnson dan Mass, 1997).

Manfaat NOC dalam keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan label dan ukuran-ukuran untuk kriteria hasil yang komprehensif.


b. Sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
c. Mendefinisikan kriteria hasil yang berfokus pada pasien dan dapat digunakan
perawat-perawat dan disiplin ilmu lain.

d. Memberikan informasi kriteria hasil yang lebih spesifik dari status kesehatan
yang umum.

e. Menggunakan skala untuk mengukur kriteria hasil dan memberikan informasi


kuantitatif (Bulecheck dan McClokey, 1996)

B. NIC

NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis intervensi diagnosa
keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan berdasarkan label yang mengurai pada
aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam berbagai
diagnosa keperawatan dan mengatur pelayanan kesehatan. NIC digunakan perawat pada
semua spesialis dan semua area keperawatan (McClokey and Bulecheck, 1996).

Nursing Interventions Classification (NIC) diperkenalkan untuk pertama kali pada tahun
1987 dan menyusul Nursing Outcomes Classification (NOC) pada tahun 1991. Nursing
Intervention Classification digunakan disemua area keperawatan dan spesialis. Intervensi
keperawatan merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan pengetahuan yang
dilakukan perawat untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan. Perawat dapat
memberikan alasan ilmiah yang terbaru mengapa tindakan itu yang diberikan. Alasan ilmiah
dapat merupakan pengetahuan berdasarkan literature, hasil penelitian atau pengalaman
praktik. Rencana tindakan berupa: tindakan konseling atau psikoterapiutik, pendidikan
kesehatan, perawatan mandiri dan aktivitas hidup sehari-hari, terapi modalitas keperawatan,
perawatan berkelanjutan (continuity care), tindakan kolaborasi (terapi somatic dan
psikofarmaka).

Bulecheck dan McClokey (1996) menyatakan bahwa keuntungan NIC adalah sebagai berikut:

a. Membantu menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan kesehatan.


b. Menstandarisasi dan mendefinisikan dasar pengetahuan untuk kurikulum dan
praktik keperawatan.

c. Memudahkan memilih intervensi keperawatan yang tepat.

d. Memudahkan komunikasi tentang perawat kepada perawat lain dan penyedia


layanan kesehatan lain.

e. Memperbolehkan peneliti untuk menguji keefektifan dan biaya perawatan.

f. Memudahkan pengajaran pengambilan keputusan klinis bagi perawat baru.

g. Membantu tenaga administrasi dalam perencanaan staf dan peralatan yang


dibutuhkan lebih efektif.
h. Memudahkan perkembangan dan penggunaan sistem informasi perawat.

i. Mengkomunikasikan kealamiahan perawat kepada publik.

Adapun kelebihan NIC adalah :

a. Komprehensif.
b. Berdasarkan riset.

c. Dikembangkan lebih didasarkan pada praktek yang ada.

d. Mempunyai kemudahan untuk menggunakan struktur organisasi (Domain,


kelas, intervensi, aktivitas).

e. Bahasa jelas dan penuh arti klinik.

f. Dikembangkan oleh tim riset yang besar dan bermacam-macam tim.

g. Menjadi dasar pengujian.

h. Dapat diakses melalui beberapa publikasi

i. Dapat dihubungkan Diagnosa Keperawatan NANDA

j. Dapat dikembangkan bersama NOC.

k. Dapat diakui dan diterima secara nasional. (Bulecheck dan McClokey, 1996).

Вам также может понравиться