Вы находитесь на странице: 1из 34

KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

HIKAYAT
A

HIKAYAT ANGGUN CIK TUNGGAL


(DIUBAHSUAIKAN OLEH HIZAIRI OTHMAN)

Kapal milik Raja Anggun Cik Tunggal bernama Dendang Panjang sedang berlabuh.
Tiba-tiba sebuah lancang kuning berlabuh betul-betul di hadapannya. Bujang
Selamat bertanya kepada pemilik lancang kuning mengapa berlabuh secara melulu.
Si Kembang Cina yang berada dalam lancang kuning dengan beraninya
menerangkan hajat nakhodanya.

Raja Anggun Cik Tunggal yang tercabar dengan kelancangan Si Kembang


Cina telah mengisytiharkan perang terhadap kebiadaban nakhoda lancang kuning
iaitu Nakhoda Ragam. Berlakulah tembak menembak di antara Raja Anggun Cik
Tunggal dengan Nakhoda Ragam (Tuan Puteri). Dalam insiden itu, Tuan Puteri
nyaris-nyaris terkorban akibat tembakan Raja Anggun Cik Tunggal yang langsung
tidak usul periksa. Dalam keadaan yang terdesak itu, Tuan Puteri menyalin
pakaiannya dan menunjukkan identitinya yang sebenar iaitu Tuan Puteri Gondan
Ganariah iaitu tunangan Raja Anggun Cik Tunggal. Hal ini menyebabkan Raja
Anggun Cik Tunggal tekejut dan malu lalu lari ke biliknya sambil berselubung.

Tunangannya, Tuan Puteri Gondan Gandariah pun menyatakan rasa


terkilannya atas tindakan Raja Anggun Cik Tunggal tadi. Baginda merajuk dan
berasa seperti dirinya telah dilupakan Raja Anggun Cik Tunggal. Berlakulah pujuk-
memujuk yang akhirnya melembutkan hati Tuan Puteri. Tuan Puteri kemudiannya
meminta kebenaran untuk belayar pulang. Setelah tiga hari tiga malam, kapal
Seludang Mayang berlabuh di pelabuhan negeri Tiku Benua lalu disambut dengan
bedilan meriam. Sesampai di istana, Tuan Puteri menyembah salam dan
menyampaikan perkhabaran kepada ayahandanya,Raja Laksamana tentang
pertemuannya dengan Raja Anggun Cik Tunggal.

1
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


B

HIKAYAT SI MISKIN

Karena kutukan Batara Indra, raja keindraan beserta istrinya jatuh miskin,
melarat, dan terlunta-lunta di kerajaan Antah Berantahyang diperintah oleh Maharaja
Indra Dewa. Setiap hari si miskin mencari sisa makanan yang sudah dibuang orang
di tempat tempat sampah. Apabila penduduk melihatnya , mereka beramai-ramai
menghina,memukul, dan mengusis si miskin suami istri itu, sehingga badannya luka-
luka. Sedih hati si miskin sepanjang hari dan tidak berani masuk kampong karena
takut di pukul atau dilempari batu. Diambilnya daun-daun muda untuk di makan dan
untuk pengobat luka di tubuhnya. Demikian pengalaman dan penderitaan mereka
sepanjang hari.

Ketika mengandung 3 bulan , istrinya mengidamkan buah mempelam (


sejenis mangga ) yang tumbuh di halaman istana raja. Dimintanya agar suaminya (
si miskin ) meminta buah mempelam itu kepada raja. Mendekat kampong saja
suaminya tidak berani, apalagi hendak menghadap raja minta buah mempelam itu.
Dengan sedih dan meratap istrinya memohon supaya suaminya mau meminta
mempelam raja itu. Karena kasihan kepada istrinya si miskin mencoba meminta
mempelam itu.

Tiada disangka-sangka , raja sangat bermurah hati dan member kan


mempelam yang diminta si miskin. Buah lain seperti nangka pun di beri raja.
Penduduk kampong yang melihatnya jatuh kasihan dan bermurah hati member si
miskin kue dan juadah 9 kue basah ) mungkin berkat tuah anak yang dikandung
istrinya juga hal yang demikian itu terjadi.

Pada hari baik , setelah cukup bulanya , istri si miskin melahirkan seorang
putra yang sangat elok parasnya , anak itu di beri nama Marakemah yang artinya
anak dalam penderitaan.

Ketika si miskin menggali tanah untuk memancangkan tiang atap tempat


berteduh , tergali olehnya taju ( tapi mahkota ) yang penuh berhias emas . dengan
kehendak yang maha kuasa , terjadilah lengkap dengan alat , pegawainya ,
pengawal dan sebagainya ditempat itu. Si miskin menjadi rajanya dengan nama
Maharaja Indra Angkasa dan istrinya menjadi permaisuri dengan nama Ratna Dewi.
Kerajaan itu mereka namakan Puspa Asri .

Kerajaan puspa asri terkenal kemana-mana. Pemerintahanya baik, rakyatnya


aman, damai, makmur, dan sentosa. Tiada lama kemudian lahirlah pula adik
Marakemah yang di beri nama Nila Kesuma. Bertambah mashurlah kerajaan puspa
sari dan bertambah pula iri hati Maharaja Entah Berantah.

Kemudian tersiar kabar , Maharaja Indra Angkasa mencari ahli nujum untuk
mengetahui peruntungan kedua anaknya kelak. Kesempatan ini di pergunakan
Maharaja Indra Dewa . semua ahli nujum dikumpulkan dan dihasutnya supaya

2
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


mengatakan kepada Indra Angkasa bahwa Marakemah dan Nila Kesuma akan
mendatangkan mala petaka dan akan menghancurkan kerajaan puspa Asri . semua
ahli nujum mengatakan seperti yang di hasutkan oleh Maharaja Indra Dewa.

Mendengar kata-kata ahli nujum itu sangatlah murka Maharaja Indra Angkasa
.maraakemah dan adiknya hendak di bunuhnya, permai suri Ratna Dewi menagis
tersedu-sedu, memelas, dan memohon pada suaminya supaya kedua putranya
jangan dibunuh . ia tak tahan lagi melihat ke dua anaknya di perlakukan demikian.
Dimohonnya kepada suaminya supaya di biarkan saja kemana perginya mereka.
Sambil di sepak dan di terjang, pergilah ke dua anak iti mengembara tanpa tujuan.
Sesaat setelah mereka pergi kerajaan Puspa Sari terbakan habis, semuanya
musnah.

Sampai dikaki bukit berteduhlah Marakemah dengan adiknya Nila Kesuma,


dibawah sebatang pohon dalam keadaan lapar tertangkaplah seekor burung yang
sedang hinggap di dekatnya. Karena lapar, mereka hendak memakan burung itu dan
berusaha hendak memasaknya lebih dahulu. Datanglah mereka ke pondok seorang
petani hendak minta api untuk membakar burung itu. Tiba-tiba mereka ditangkap
petani karena di tuduh hendak mencuri . keduanya dilemparkan ke laut dan di
terjang ombak kesana kemari. Nila Kesuma akhirnya terdampar di pantai dan di
temukan oleh raja Mengindra Sari, putra mahkota kerajaan palinggam cahaya. Nila
Kesuma di bawa ke istana , kemudian di persunting raja Mengindra Sari, menjadi
permaisuri dengan gelar putri mayang mengurai.

Marakemah di bawa arus dan terdampar di pangkalan ( tempat mandi di


pantai ) nenek gergasi ( raksasa tua . kemudian dia di ambil dan di masukkan dalam
kurungan di rumahnya . kebetulan di situ telah di kurung pula putri Raja Cina
bernama Cahaya Khairani yang tertangkap lebih dahulu. Mereka ini akan dijadikan
santapan sang gergasi.

Sebuah kapal besar menghampiri perahu mereka dan mereka ditangkap lalu
dimasukkan ke kapal. Nahkoda kapal jatuh cinta kepada Cahaya Khirani . cahaya
Khirani di paksa masuk ke dalam kmar , sedangkan marakemah di buang ke laut.

Dalam keadaan terapung-apung . setelah kapal berlayar juh, ,Marakemaah di


telan seekor ikan nun ( ikan ynag sangat besar. Ikan itu terdampar di pangkalan
nenek kabayan. Seekor burung rajawali terbang diatas pundak nenek kabayan dia
emberi tahu supaya perut ikan nun yang terdampar dipantai itu di toreh ( di buka )
hati-hati., karena di dalamnya ada seorang anak raja . petunjuk burung itu diikuti
nenek kabayan dan setelah perut ikan nun dibuka keluarlah Marakemah dari
dalamnya mereka sama-sama senang dan gembira . lebih- neek kabayan yang
mendapatkan seorang putra yang baik budibya.

Marakemah tinggal di rumah nenek kabayan dan sehari hari turut membantu
membuat karangan bunga untuk dijal dan dikirim ke negeri lain.dan cerita nenek
kabayan tahulah Marakemah . bahwa permaisuri kerajaan tempat tinggal mereka
bernama mayang mengurai yang tidak lain dari pada seorang putrid yang di buang
ke laut oleh seorang [etani ketika hendk mencari api untuk membakar seekor

3
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


burung bersama kakaknya . yakinlah Marakemah bahwa putrid itu sesungguhnya
adiknya sendiri.

Kebetulan Cahaya Khairani maupun Mayang Mengurai sangat menyukai


karangan nenek yang sebenarnya marahkemalah yang mengarangnya. Pada suatu
ketika dicantumkanya namanya dalam karangan bunga itu. Dari mana itu Cahaya
Khirani dan Nila Kusuma mengetahui bahwa marekamah masih hidup. Bertambah
dalam cinya Cahaya Khirani kepada kekasihnya. Demikian juga Nila kesuma beserta
suaminya , berkemauan keras untuk segera mencari kakaknya yaitu marakemah
kerumah nenek kabayan itu.

Betapa gembira mereka atas pertemuan itu tak dapat dibayangkan dengan
mudah pula marakemah bersama iparnya Raja Palinggap Cahyo dapat menemukan
tempat cahaya khirani disembunyikan oleh nahkoda kapal. Setelah cahaya khirani
ditemukan dan ternyata ia belum ternoda oleh nahkoda , maka dilangsunhkanlah
pernikahan antara marakemah dengan cahaya khirani . dan nahkoda yang
menggoda cahaya kirani di bunuh di kerajaan palinggan cahaya.

Marakemah bersama cahaya kirani kemudian pergi ke tempat ayah


bundanya yang telah jatuh ,iskin di Puspa Sari yang telah lenyap dengan isinya di
daratan tinju maya, mercu indra kemudian ia dinobatkan di sana menggantikan
orangtuanya.

4
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

TENTANG
C

Hikayat Hang Tuah

Hikayat Hang Tuah adalah sebuah karya sastra Melayu yang termasyhur
dan mengisahkan Hang Tuah. Dalam zaman kemakmuran Kesultanan Malaka,
adalah Hang Tuah, seorang laksamana yang amat termasyhur. Ia berasal dari
kalangan rendah, dan dilahirkan dalam sebuah gubug reyot. Tetapi karena
keberaniannya, ia amat dikasihi dan akhirnya pangkatnya semakin naik. Maka
jadilah ia seorang duta dan mewakili negeranya dalam segala hal.
Hang Tuah memiliki beberapa sahabat karib: Hang Jebat, Hang Kesturi,
Hang Lekir dan Hang Lekiu. Ada yang berpendapat bahwa kedua tokoh terakhir
ini sebenarnya hanya satu orang yang sama saja. Hikayat ini berputar pada
kesetiaan Hang Tuah pada Seri Sultan. Bahkan ketika ia dikhianati dan dibuang,
teman karibnya, Hang Jebat yang memberontak membelanya akhirnya malah
dibunuhnya. Hal ini sampai sekarang terutama di kalangan Bangsa Melayu masih
kontroversial. Siapakah yang benar: Hang Tuah atau Hang Jebat?
Selain itu setting cerita ini adalah di Malaka sekitar abad ke-14 Masehi.
Sebab banyak diceritakan dalam hikayat ini perseteruan antara Malaka dan
Majapahit. Banyak kritik ditujukan kepada orang Jawa dalam hikayat ini. Meskipun
begitu senjata paling ampuh, yaitu sebilah keris, berasal dari Majapahit. Malah
Hang Tuah lima bersaudara dikatakan menuntut banyak ilmu kebatinan dari
petapa Jawa.

Hikayat Abdullah

Hikayat Abdullah bisa dikatakan merupakan sebuah otobiografi. Hal ini


membuat hikayat ini istimewa dalam khazanah Sastra Melayu. Karya sastra ini
ditulis pada pertengahan abad ke-19. Abdullah yang bernama lengkap Abdullah
bin Abdulkadir Munsyi adalah seseorang dari keluarga terpelajar. Ia merupakan
seorang keturunan Arab, dari Yaman. Leluhurnya adalah guru agama dan guru
bahasa Arab yang menetap di India Selatan, lalu beristrikan seorang Tamil. Lalu
mereka pindah ke Malaka.
Abdullah banyak menceritakan hal-hal yang menarik dari paruh pertama
abad ke-19. Misalkan mengenai kota Malaka dan Singapura, beberapa tokoh
seperti John Stamford Raffles, Lord Minto, Farquhar dan Timmerman Thijssen.
Selain itu ia banyak sekali menceritakan tentang kehidupan sehari-hari bangsa
Melayu kala itu. Pengarang ini juga dikenal karena suka menulis karya sastra
didaktis yang penuh dengan nasihat-nasihat.
3. Hikayat Bayan Budiman
Hikayat Bayan Budiman adalah hikayat Melayu yang menyadur kisah
berbingkai dari India, Sukasaptati. Penulis hikayat ini sendiri mengambil adaptasi
yang berasal dari Persia. Menurut teks, terjemahan dari Persia dilakukan oleh

5
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Kadi Hassan pada 773 H (1371 M). Hikayat ini bercerita tentang seorang burung
bayan yang mencoba mencegah seorang perempuan muda yang hendak
menyeleweng, dengan cara mengisahkan cerita-cerita menarik.

Hikayat Iskandar Zulkarnain

Hikayat Iskandar Zulkarnain adalah kisah petualangan raja Makedonia


Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung) yang ditulis dalam bahasa Melayu.
Menurut Law Yock Fang, hikayat ini berawal dari kisah-kisah yang disadur dari
buku pengarang Yunani Mesir samaran Pseudo Callisthenes, yang bertarikh abad
kedua dan ketiga sebelum Masehi. Dalam hikayat ini, diceritakan Iskandar
mengunjungi berbagai negeri didampingi oleh Nabi Khidhir. Salinan manuskrip
terawal bertarikh adalah salinan Cod.Or.1696, Perpustakaan Universiti Leiden.

Hikayat Kalila dan Daminah

Hikayat Kalila dan Daminah adalah sebuah hikayat


dalam bahasa Melayu yang merupakan sebuah terjemahan
dari bahasa Arab. Tetapi karya sastra ini bukanlah sebuah
karangan asli dalam bahasa Arab pula, melainkan sebuah
terjemahan dari bahasa Persia Kuna. Karangan dalam
bahasa Persia Kuna ini pada gilirannya merupakan
terjemahan dari bahasa Sansekerta. Dalam bahasa
Sansekerta karya sastra ini disebut Panca Tantra.
Hikayat ini merupakan sebuah cerita bingkai dan
kisah-kisah yang diceritakan dalam hikayat ini banyak
menampilkan hewan-hewan dan binatang sebagai tokoh
cerita. Seorang filsuf India yang hidup diabad 3 Masehi.
Menulis buku Hikayat Kalilah & Dimmah untuk Dabsyalim,
Raja India. Karyanya mengandung kisah-kisah alegoris atau kiasan dalam bahasa
binatang (fabel) yang dimaksudkan sebagai kritik dan nasihat kepada seorang
raja yang lalim. Melalui fabel-fabelnya, Baidaba bermaksud meluruskan berbagai
penyimpangan yang dilakukan sang Raja dalam sgenap sepak-terjang politik
kekuasaan dan perjalanan hidupnya. Karena kandungan kearifannya sangat
berbobot dan dituturkan dalam bahasa yang mudah di cerna, sehingga karyanya
mampu bertahan hingga sekarang.
Dalam hikayat ini disebut bahwa pengarangnya bernama Baidapa. Konon
nama ini merupakan sebuah bentuk yang sudah rusak dari nama Sansekerta
Widyapati yang bisa diartikan sebagai Raja Ilmu Pengetahuan. Sedangkan judul
hikayat Kalila dan Daminah konon merupakan sebuah bentuk rusak dari Karna
dan Damanataka.(**)
Naskah Kelileh va Demneh yang disalin pada 1429, dari Herat,
melukiskan seekor serigala yang mencoba menyesatkan singa.

6
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

Hikayah Malim Demam

Isinya menceritakan percintaan anak Raja Bandar Muar bernama Malim


Demam dengan seorang putri dari kayangan bernama Putri Bungsu.
Dengan pertolongan Nenek Kebayan Malim Demam dapat berkenalan
dengan Putri Bungsu, kemudian dinikahinya. Setelah mempunyai seorang anak
bernama Malim Dewana, Malim Demam tidak lagi memperhatikan anak dan
istrinya karena setiap hari waktunya dihabiskan untuk mengadu ayam dan berjudi.
Hal itu sangat memilukan hati Putri Bungsu. Karena itu ketika Malim Demam tidak
ada dirumah, dengan memakai baju terbangnya yang selama ini disembunyikan
oleh malim demam, sambil mendukung anaknya, terbanglah Putri bungsu kembali
ke kayangan. Setelah mengetahui, Malim Demam dengan segera menyusul
kekayangan setelah mendapat pinjaman baju terbang dari Putri Terus Mata.
Setelah berjumpa ayah Putri Bungsupun mengadakan pesta untuk meresmikan
perkawinan mereka. Setelah selesai berpesta Malim Demam bersama istrinyapun
kembalilah Kebandar Muar.

Hikayat anggiun cik tunggal

Isinya menceritaka pengalaman Anggun Cik Tunggal dalam mencari


neneknya yang telah menjadi tawanan Raja Badurai Putih. Sepeninggalnya istri
Anggun Cik Tunggal yang bernama Putri Gondan Gandariah menikah lagi dengan
Nahkoda Bahar yang kemudian ternyata seorang penipu. Baru saja ijab kakabul
diucapkan, maka Putri Gondan Gandariahpun berubah menjadi Unka (sejenis
kera yang panjang tangannya dan tidak berekor). Nakhoda Bahar dibunuhnya.
Setelah Anggun Cik Tunggal kembali dan mengetahui perihal istrinya itu
maka segeralah dicarinya, kemudian diobatinya sehingga sembuh. Tetapi tidak
lama kemudian kedua suami istri itu akhirnya menjadi unka kembali karena
kekuatan ilmu gaib anak Putri Raja Sianggararai bernama Kaca Bertuang yang
menjadi istri kedua Anggun Cik Tunggal.

Hikayat si miskin atau hikayat marakarma

Isinya menceritakan seorang Dewa yang karena terkutuk diturunkan ke


dunia menjadi manusia yang karena melaratnya disebut Si Miskin. Dengan
istrinya mempunyai seorang anak laki-laki bernama Marakarma, yang berarti anak
yang dalam kesengsaraan. Mereka itu tinggal di dalam hutan yang terletak
diwilayah Negri Entah Berentah, yang diperintah oleh Maharaja Indera Dewa.
Pada suatu hari tatkala si Miskin meriba Marakarma, berkatalah ia kepada
anaknya itu demikian: jika kamu benar-benar anak seorang dewa,
kembalikanlah kemegahan orang tuamu dengan menjadikan hutan ini menjadi

7
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


kerajaan besar. Si Miskin kemudian menamai dirinya, istrinya dan kerajaannya
berturut-turut dengan Maha Raja Indera Angkasa, Ratna Dewi dan Puspa Sari.
selanjutnya di kerajaan Puspa Sari itu mereka dikaruniai seorang anak bernama
Nila Kusuma.
Keadaan Kerajaan Puspa Sari yang makin masyhur itu menyebakan iri
hati Maha Raja Indera Dewa. Karena itu ketika mendengar bahwa Maharaja
Indera Angkasa akan memanggil para ahli nujum dari negri entah berentah untuk
menujungkan kedua anaknya itu, maka Maharaja Indera Dewa pun menghasut
para ahli nujum itu agar mereka itu menujumkan kedua anak itu tidak baik
dibiarkan tinggal dalam Kerajaan Puspa Sari karena amat banyak celakanya.
Akibat penujuman itu, Maha Raja Indera Angkasa membuang kedua
anaknya itu dengan dibekali tujuh buah ketupat, sebentuk cincin dan sebuah
kemala. Tiga hari setelah peristiwa pembuangan kedua anak itu, tiba-tiba
Kerajaan Puspa Sari berubah kembali menjadi hutan seperti semula. Setelah
kejadian itu barulah Maha Raja Indera Angkasa insaf bahwa ia telah
diperdayakan orang. Kedua pasangan suami istri itu akhirnya pergi mencari
kedua anaknya, tetapi sia-sia.
Pada suatu hari Marakarma ditangkap orang karena ketika ia hendak
minta api untuk membakar burung hasi tangkapannya untuk makanan adiknya ia
disangka pencuri oleh mereka. Ia dibuang ke laut dan setelah dibawa gelombang
terdampar pada sebuah pulau yang dihuni oleh sepasang raksasa. Ia ditawan
oleh raksasa itu dan dimasukkan kedalam tahanan bersama seorang tahanan
puteri bernama Cahaya Khairani, anak Maharaja Malay Kisna dari Nergi Mercu
Indera. Secara diam-diam keduanya menjadi suami istri dan berhasil meloloskan
diri meninggalkan pulau itu setelah ditolong oleh nahkoda sebuah kapal. Dalam
kapal itu nahkoda kapal jatuh cinta pada Cahaya Khairani. Agar dapat
memperistrinya, maka Marakarma dibuang kedalam laut, yang akhirnya ditelan
oleh seekor ikan Nun dan terus mengikuti arah kapal yang menuju Negeri
Palinggam Cahaya, karena nahkoda kapal itu bersahabat dengan Maha Raja
Puspa Indera.
Sementara itu ikan nun yang telah menelan Marakarma mendamparkan
diri kepantai dekat tepian Nenek Kebayan. Setelah nenek kebayan diberi tahu
oleh seekor burung rajawali tentang adanya Marakarma dalam perut ikan nun itu
maka perhilah Nenek Kebayan ketempat ikan nun yang terdampar itu, dan
setelah perut ikan itu ditorehnya dengan daun padi, keluarlah Marakarma dengan
selamat dan setelah itu ikan nun itupun kembalilah kedalam laut.
Marakarma dipelihara baik-baik oleh Nenek Kebayan. Disitu ia membantu
Nenek Kebayan membuat karangan bunga yang hendak dijual ke kapal Cahaya
Khairani. Disamping gubahan bunga yang bayak itu, marakarma membuat pula
sebuah gubahan bunga yang khusus dijual kepada Cahaya Khairani. Pada
gubahan bunga itu diletakkan sepucuk surat dan sebentuk cincinnya. Membaca
surat dan melihat cincin itu menagislah Cahaya Khairani dengan sangatnya.
Pada suatu hari Permaisuri Raja Puspa Indera, yakni manduratna,
mengundang Cahaya Khairani untuk datang bermain-main ke istananya. Di sitana
itu Cahaya Khairani tiba-tiba menangis tersedu-sedu bertemu dengan menantu
Maharaja Puspa Indera yang bernama Mayang Mengurai. Ketika ditanya
mengapa ia menangis maka dikatakannya bahwa wajah Putri Mayang Mengurai
sama benar dengan wajah suaminya. Mendengar itu puteri mayang mengurai

8
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


berkeyakinan bahwa kakaknya, yakni Marakarma, tentu masih hidup. Mayang
Mengurai sendiri sebenarnya tidak lainialah Nila Kusuma yang dahulu
ditinggalkan seorang diri dalam hutan oleh Marakarma. Dihutan itu Nila Kusuma
ditemukan oleh Mangindera Sari, Putra Mahkota Maharaja Puspa Indera yang
kebetulan sedang berburukehutan itu, iapun dibawa pulang keistana ioleh
Mangindera Sari. Di istana ia dipelihara baik-baik oleh Maharaja Puspa Indera
dan diberi nama Mayang Mengurai, yang setelahg remaja dinikahkan dengan
Mangindera Sari.
Untuk mencari Marakarma maka sekalian orang laiki-laki dalam Negri
Palinggam Cahaya dikumpulkan oleh Karena tak ada, maka bagindapun
menyuruh memanggil Nenek Kebayan. Pada waktu Nenek Kebayan pergi
keistana itulah , Marakarmapun mengeluarkan Kemala Hikmat pemberian
seorang Bota di tengah padang sulara mandi dulu kepadanya. Ia minta seekor
kuda semberani dan pakaian yang indah-indah serta 40 orangf muda-muda
sebagai pengiringnya. Setelah siap berangkatlah ia keistana Puspa Indera dan
disitu ia dapat bertemu dengan istrinya (Cahaya Khayani) dan adiknya (Nila
Kusuma). Ahirnya, nahkoda kapal dan orang-orang kampung yang dahulu pernah
membuang Marakarma kelaut semuanya dibunuh tatkala diistana diadakan suatu
pesta besar.
Setelah kejadian itu, Marakarma pun mencari ayah bundanya yang telah
jatuh miskin itu, setelah bertemu, dikembalikannyalah Negeri Puspa Sari seperti
pada kebesarannya dahulu. Dalam perjalanan pulang di dataran Tinjau Maya
Marakarma bertemu dan berperang dengan Maha Raja Indera Dewa dari Negeri
Entah Berentah, yang dahulu pernah menjerumuskan orang tua Marakarma
dengan jalan menghasut para ahli nujum. Dahulu, di dekat Telaga Indera
Semandra, Marakarma banyak memperoleh sahabat yakni tujuh orang raja yang
kini menolongnya untuk memperoleh kemenangan. Dalam peperangan itu Maha
Raja Indera Dewa tewas, putrinya yang bernama Nila Cahaya dinikahkan dengan
Raja Bujangga Indera, saudara Cahaya Khairani, yang kemudian naik tahta di
Negeri Entah Berentah. Setelah itu Marakarma mengunjungi mertuanya, yakni
Maharaja Malaikisna di Negri Mercu Indera dan disana ia diangkat menjadi raja
mengganti mertuanya. Sedangkan Mayang Mengurai mengikuti suaminya
Mangindera Sari yang telah diangkat menjadi Raja menggantikan ayahnya di
Negeri Malinggam Cahaya.

Hikayat Amir Hamzah

Hikayat ini menceritakan keperwiraan pahlawan Amir Hamzah yakni


paman Nabi Muhammad SAW, yang terkenal keberanian dan jasanya dalam
masa penyiaran agama Islam di Mekkah dan Madinah. Amir Hamzah gugur
dalam peperangan melawan orang-orang kafir Mekkah di Kaki Gunung Uhud
dekat Kota Madinah.
Hikayat Amir Hamzah berasal dari sastra persi, kemudian di salin
kedalam Bahasa Arab dan Bahasa Urdu (India).
Hikayat Amir Hamzah yang ada dalam sastra Indonesia adalah salinan
dari hikayat Amir Hamzah yang berbahasa Urdu.

9
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

Hikayat Muhammad Ali Hanafiyah

Di dalam tarikh Islam kita telah mengetahui bahwa Sayyidina Ali, yakni
Kholifah yang keempat, selain tergolong salah seorang sahabat Nabi Muhammad
SAW, juga menjadi menantu beliau. Ia menikah dengan Fatimah, anak putrid nabi
dengan Siti Khodijah.
Dengan Fatimah, Sayyidina Ali mempunyai dua orang anak bernama
Hasan dan Husain, sedangkan dengan istri kedua Sayyidina Ali mempunyai
seorang anak laki-laki bernama Mohammad Ali Hanafiah.
Isi Hikayat Mohammad Ali Hanafiyah menceritakan keperwiraan
Mohammad Ali Hanafiyah dengan menghadapi musuh kaum islam.
Jasa Mohammad Ali Hanafiyah yang pertama ialah mempertahankan dan
membela kaumnya yang menjadi pengikut ayahnya, yang terkenal dengan nama
kaum Syiah. Kaum Syiah adalah kaum yang mementingkan agama yang dengan
gigih menentang kaum Muawiyah (umayaden). Muawiyah, anak Abu Sofyan,
adalah seorang bangsawan Mekkah yang lebih mementingkan keduniawiyan dari
pada keakhhiratan.
Waktu Sayyidina Ali menjadi Khalifah, pengikut Muawiyah yang terkenal
dengan Bani Umayyah, memberontak dan akhirnya dapat mendirikan
pemerintahan di Damaskus. (Damsyik), sedangkan mekah tetap dikuasai oleh
kaum Syiah.
Sayyidina Ali tidak lama menjadi Khalifah kerena ia mati terbunuh,
kemudian diganti oleh anaknya tertua yang bernama Hasan. Tetapi Hasan pun
tidak lama memerintah karena meninggal diracun oleh musuh, kemudian diganti
oleh Husain. Dalam peperangan di padang Karbela, Husain mati terpenggal
kepalanya oleh tentara Yasid, Anak Muawiyah. Sepeninggal Husai Muhammad
Ali Hanafiyah tampil kemedan perang dengan gagah beraninya menghancurkan
tentara Yasid.

Hikayah Abu Nawas

Hikayat ini berasal dari Baghdad, isinya menceritakan kecerdikan seorang


anak muda bernama Abu nawas, anak seorang Kadi dalam zaaman Raja Harun
Al-rasyid. Raja brusaha hendak menjadikan Abu nawas menjabat Kadi sebagai
pengganti ayahnya yang telah berj=henti, tetapi Abu Nawas dalam hatinya tidak
menyukai jabatan itu. Untuk menggagalkan maksud Raja itu, ada saja usahanya,

10
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


antara lain berlaku seperti orang yang kurang akal (gila). Akibatnya
mengurungkan niatnya itu.

Hikayat Pandawa Jaya

adalah cerita yang mengisahkan epos atau wiracarita Mahabharata yang


telah disadur ke dalam bahasa Melayu klasik. Penyadur Hikayat Pandawa Jaya
tidak menerjemahkan atau menyadurkannya dari bahasa Sanskerta, tetapi dari
bahasa Jawa. Diperkirakan salah satu sumbernya adalah kakawin
Bharatayuddha. Hal ini juga mendukung judul yang ditekankan adalah kisah para
Pandawa dan perang Bharatayuddha.
Karya sastra ini kadang-kadang juga disebut sebagai Hikayat Pandawa
Lima. Sebuah saduran lain dalam bahasa Melayu dari kisah epos India adalah
Hikayat Seri Rama.

Hikayat Siti Mariah

Buku ini menceritakan kondisi Indonesia Pra kebangkitan nasional 1830-


1890, menceritakan tentang romansa dan pertikaian yang diceritakan dalam
pabrik gula dan tebu yang selalu menjadi objek cerita dalam setiap kisah-kisah
pra kebangkitan nasional. Menggambarkan kejamnya kolonialisme dan kejamnya
jongos pribumi yang memakan daging rakyat sendiri. Namun tidak serta merta
juga menceritakan semua Belanda totok itu jahat, ada juga diceritakan dengan
perilaku baik seperti halnya Multatuli yang mengkritik Pemerintahan Hindia
Belanda dengan sistem tanam paksanya untuk menggunakan politik balas budi.
Kisah Siti Mariah yang juga bernama Urip, Mardi, Jongos Salimin, Babu
Salimah, Nyonya Janda Esobier menjadi fokus utama cerita yang berlika-liku
dengan sebagian serba kebetulan adanya dibuat oleh Haji Mukti yang dalam buku
ini juga menjadi salah satu tokoh. Novel ini juga dieditori oleh Pramoedya Ananta
Toer menceritakan banyak kisah pergundikan bagaimana para Belanda
menjadikan mereka Nyai hanya untuk dipiara. Bagaimana mereka harus lebih
patuh pada Belanda totok.
Naskah asli hikayat ini yang bagian sastra pra-Indonesia adanya di
Leiden, Belanda dikumpulkan oleh Pram kemudian disatukan, pernah diterbitkan
dalam cerita bersambung dalam salah satu harian Medan Prijaji 1910-1912
kemudian diterbitkan ulang dalam Lentera. Namun sayang ada beberapa bagian
hilang, namun tidak memutus alur pemikiran kita terhadap jalan ceritanya.
Kisah ini berawal dari Wongsodorno menjual Urip anak tirinya bocah 11
bulan kepada Joyopranoto dengan mengatakan bahwa ibunya telah meninggal.
Urip akhirnya besar bernama Siti Mariah menjadi gadis cantik yang indo, ternyata

11
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


anak dari Bupati Kedu yang Belanda totok menghamili Sarinem seorang Nyainya.
Akhirnya dipiara (dijadikan gundik) oleh Kontrolir Pabrik Gula Henri Dam
melahirkan Sinyo Ari dengan penuh lika-liku yang akhirnya menikahi Belanda
Totok Lucie, padahal menyayangi Siti Mariah dan Sinyo Ari yang dijampi oleh
Pemilik Pabrik Gula tersebut yaitu Nyonya Van Holstein. Sampai mereka
dipisahkan, berganti nama, dan menjalani hidup sebatang kara. Tergambar jelas
dalam hikayat ini.
Masing-masing tokoh saling berkaitan sama lain, ada yang bersaudara
dekat namun tidak satu ibu, dan berwajah indo demikian salah satu penerapan
pergundikan di zaman cultuursteelsel (tanam paksa). Tanggal-tanggal penting
dalam cerita ini tercacat dengan jelas oleh penulisnya sehingga dengan mudah
mengetahui periode terjadinya kisah dalam hikayat ini yang bisa jadi merupakan
penggalan kisah nyata dari penulis yang menjadi saudara tidak seibu dari Siti
Mariah, tokoh sentralnya.

Hikayat Seri Rama

Merupakan salah satu cerita adaptasi dalam bahasa Melayu dari epik
Ramayana yang tersebar luas mulai dari India sampai ke seluruh Asia Tenggara,
bersama dengan Hikayat Maharaja Wana. Garis besar cerita masih sama dengan
cerita aslinya yang merupakan karya sastra berbahasa Sanskerta, tetapi ada
perubahan dalam penyebutan nama dan tempat menyesuaikan dengan lidah
Melayu. Ramayana versi Melayu telah dikembangkan oleh para sastrawan
Melayu, sehingga mempunyai perbedaan dengan versi aslinya, contohnya kisah
Laksmana(Lakshman) adik dari Seri Rama yang diceritakan mempunyai peran
yang lebih besar daripada kakaknya, hal ini mirip dengan cerita Ramayana versi
Laos yaitu kisah Phra Lak Phra Lam (Laksamasa dan Rama) yang juga
memberikan perhatian lebih besar kepada Laksamana daripada Rama.
Hikayat Seri Rama yang aslinya ditulis dalam huruf Jawi gundul, banyak
menunjukkan variasi ejaan nama karena juru salin tidak mengenali nama-nama
tokoh ini secara benar lagi. Bebera.

Hikayat Negeri Johor

berkisah tentang sejarah raja-raja dari suku Bugis di Riau dan Selangor.
Meskipun mengacu pada Johor, judul ini sebenarnya tidak tepat. Tokoh utama
dalam hikayat ini adalah Raja Haji Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda IV dari Riau.
Selain peperangan antara Raja Haji dan Belanda, dikisahkan juga perjalanan dan
hubungannya dengan raja-raja Melayu lain.
Bagian awal Hikayat Negeri Johor memusatkan perhatian pada Riau,
dengan sejarah Johor sebagai pengantar. Bagian akhir memusatkan perhatian
pada Selangor, yang masih kuat dipengaruhi oleh raja-raja keturunan Bugis ketika
Riau sudah dikalahkan Belanda.

12
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

Hikayat Raja Jumjumah

Hikayat ini menceritakan Isa (Yesus) yang sedang berjalan di negeri


Syam (Suriah). Maka beliaupun melihat sebuah tengkorak tergeletak di pinggir
jalan. Lalu ditanyalah tengkorak itu dahulu kala apa jabatannya. Kemudian
tengkorak itu berbicara dan berkata bahwa ia dahulu adalah seorang raja ternama
bernama Raja Jumjumah. Namun beliau pernah berbuat salah sehingga sampai
mati dan tengkorak terbuang dengan sia-sia. Kemudian oleh Isa tengkorak ini
mendapat kesempatan kedua dan dihidupkan kembali.

Siti Hasanah

Isinya menceritakan seorang raja yang lalim karena telah dihianati oleh
permaisurinya yang durjana. Sejak itu Raja berjanji dalam hatinya akan
membunuh setiap perempuan yang telah diperisterinya, setiap melam seorang.
Untunglah hal itu tidak sampai berlarut-larut, karena kehadiran seorang wanita
yang cerdik dan bijaksana dapat melembutkan hati raja yang lalim itu.

Hikayat Sang Bima

Adalah sebuah hikayat dalam Bahasa Melayu yang mengisahkan


petualangan lima bersaudara Pandawa di Tanah Jawa. Menurut kalimat-kalimat
pembukaan hikayat ini pengarangnya seorang dalang bernama Wisamarta, dalam
masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, raja Bima yang memerintah 1696-1731.
Dengan demikian hikayat ini diperkirakan dikarang di Bima pada awal abad ke-18.
Sebagian naskah hikayat ini ditemukan dalam dokumen yang berasal dari
Makassar. Karena itu ada kemungkinan juga Hikayat Sang Bima dikarang di
sana.

Hikayat Banjar

13
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

merupakan sejarah Kesultanan Banjarmasin, Indonesia. Teks ini yang


juga dikenali sebagai Sejarah Lambung Mangkurat, mengandungi sejarah raja-
raja Banjar di Kalimantan Selatan dan raja-raja Kotawaringin di Kalimantan
Tengah, karena itulah sering dinamakan Hikayat Banjar dan Kotawaringin.
Bagian akhir teks bertarikh dari 1663 atau sesudahnya; bagian awalnya
adalah lebih lama. Teks ini sepanjang 4,787 baris (120 halaman). Edisi teks
bersama penjelasan lanjut dari segi konteks sejarah budaya dan kesusteraan
diterbitkan oleh ahli filologi Belanda Hans Ras pada 1968.[1]
Dalam Hikayat Banjar, sering digunakan manira untuk kata ganti orang
pertama dan pakanira (pakenira) untuk kata ganti orang kedua yang merupakan
Bahasa Bagongan

Hikayat Raden Kian Santang

Kian santang adalah Tokoh tasawuf dari tanah pasundan yang ceritanya
melogenda khususnya di hati masarakat pasundan dan kaum tasawuf di tanah air
pada umumnya.
Tokoh kian-santang ini pertama kali berhembus di kisahkan oleh Raden
Cakrabuana atau pangeran walangsungsang ketika menyebarkan islam di tanah
cirbon dan pasundan.pangeran cakrabuana adalah anak dari prabu sili-wangi
atau jaya dewata raja pajajaran, yang di lahirkan dari permisuri yang bernama
nyai subang larang ,subang-larang sendiri anak dari mubaliq kondang yaitu syeh
maulana-hasanudin atau terkenal dengan syeh kuro krawang
Mulanya yaitu ,Ketika raden walangsungsang memilih untuk pergi
meninggalkan galuh pakuan atau pajajaran ,yang di sbeapkan oleh keberbedaan
haluan dengan keyakinan ayahnya yang memeluk agama shangyang ,
diriwayatkan beliau berkelana mensyiarkan islam bersama adiknya yaitu rara
santang (ibu dari syarif hidayatullah atau sunan gunung jti).dengan membuka
perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal-bakal kerajaan cirebon atau
kasunanan cirebon yang sekarang adalah cirebon
Logenda kian-santang sendiri diambil dari referensi kisah nyata, dari
tanah sunda tempo dulu yang ceritanya pada waktu itu tersimpan rapi di
perpustakaan kerajaan pajajaran. Karena pajajaran adalah yang menyatukan
kerajaan galuh dan kerajaan pakuan
,yang dimana kerajaan galuh adalah pecahan dari kerajaan sundapura tempo
dulu , dan sunda pura sendiri adalah pecahan kerajaan taruma negara, yang di
masa prabu PURNA-WARMAN yaitu raja ketiga dari kerajaan taruma negara
yang di pecah menjadi dua yaitu tarumanegara dan sundapura .yang secara
historic pajajaran masih menjadi pewaris dari taruma negara
Di mana di kisahkan pada waktu itu yaitu abad ke 4m atau tahun 450m
pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna bernama GAGAK
LUMAYUNG yang dalam ceritanya di tataran suda dan sekitarnya ,tak ada yang
mampu mengalahkan ilmu kesaktiannya .hingga suatu saat datang pasukan dari

14
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


dinasti TANG yang hendak menaklukkan kerajaan tarumanegara. namun berkat
gagak lumayung ,pasukan TANG dapat di halau dan tunggang-langgang.
Semenjak itu raden gagak lumayung di beri sebutan KI AN SAN TANG
atau penakluk pasukan tang Di ceritakan sang kiansantang ini karena saking
saktinya hingga dia rindu kepingin melihat darahnya sendiri Sampailah di suatu
ketika saat dia mendapat wangsit di tapabratanya bahwah di tanah arab terdapat
orang sakti mandraguna
Konon : dengan ajian napak sancangnya raden kian santang mampu mengarungi
lautan dengan berkuda saja. Di mana dalam ceritanya ketika sampai di pesisir
beliau bertemu seorang kakek ,dan padanya dia minta untuk di tunjukan di mana
orang sakti yang kian santang maksud tersebut.
Dan dengan senang hati si-kakek tersebut menyanggupinya dan
sementara dia mengajak beliau raden kiansantang untuk mampir dulu ke
rumahnya.
Al-kisah setelah sampai di rumahnya tongkat dari sang kakek tersebut tertinggal
di pesisir dan minta raden kian santang untuk mengambilkanya ,konon dikisahkan
si-kian santang tak mampu mencabutnya sampai tanganya berdarah-darah
,disitulah kian santang baru sadar kalau kakek itu adalah orang yang di carinya.
Dan akhirnya dengan membaca kalimah syahadat yang di ajarkan sang kakek
tadi yang akhirnya menjadi guru spiritualnya tongkat tersebut dapat di cabut .dan
siapakah kakek tersebut ?,ya dia adalah taklain dan tak bukan syaidina ali r.a
menantu dari baginda nabi muhamad s.a.w.
Cerita tersebut membumi sekali cerita tersebut di kisahkan oleh raden
walang sungsang atau pangeran cakrabuana sebagai media dakwah dan
penyebaran islam di bumi carbon Sehingga sampai sekarang banyak kalangan
yang menyangka raden walangsungsang adalah kian santang bahkan ada yang
menafikan kian santang adalah adik cakrabuana dan kakak dari rara santang.
Raden walangsungsang mengambil cerita ini dari perpustakaan kerajaan
pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu mirip dengan kisahnya yang di
mana kian santang setelah pulang dari arab dia ingin meng-islamkan ayahnya
prabu purnawarman namun di tolaknya dan kian santang memilih meninggalkan
istana dan tahtanya di berikan adiknya yaitu darmayawarman begitu pula raden
walang sungsang yang pernah merantau ke arab dan meningkahkan adiknya rara
santang dengan saudara anak sepupu darinya pernikahan berlangsum di mesir -
yang dari perkawinan ini lahirlah raden syarif hidayatullah atau sunan gunung jati.
Keinginan Walangsungsang untuk meng-islamkan prabu siliwangi di tolak
mentah-mentah dan ayahnya tidak ingin bertarung dengan anaknya maka dia
memilih mensucikan diri atau bertapa konon beliau menjelma macan putih
Pengambilan kisah seperti ini pernah pula terjadi di kerajaan panjalu atau
kediri,
suaktu panjalu menaklukkan jenggala yang dimana dulunya jenggala dan panjalu
adalah kerajaan satu yaitu kahuripan yang di bagi dua oleh prabu airlangga
karena kedua anaknya menginginkan tahta semuanya :jenggala dan panjalu .
Pada waktu panjalu menaklukkan jenggala rajanya adalah prabu
jayabaya .atas permintaanya di suruhlah empu panuluh untuk menjiplak kitap
maha barata namun di ferifikasi gaya jawa Sebagai perlambang atas
kemenangan perang saudara panjalu atas jenggala. Juga kisah serupa pernah
hadir ketika gerakan penyebar islam WALI SONGO menurt banyak kalangan

15
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


membuat cerita al-halaq fersi indonesia yaitu syeh siti jenar
Yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan dan polemik panjang oleh para
ahli sejarah di tanah air.

Hikayat Bayan Budiman

Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok


namanya,terlalu amat kaya,akan tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama
setelah ia berdoa kepada Tuhan,maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya
seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun.
Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun,maka di serahkan oleh
bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun
lima belas tahun,ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya,amat elok
parasnya,namanya Bibi Zainab.
Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu,ia membeli seekor burung
bayan jantan.Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,lalu
di bawanya ke rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan juga .
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut,lalu minta
izinlah dia kepada istrinya.Sebelum dia pergi ,berpesanlah dia pada istrinya
itu,jika ada barang suatu pekerjaan,mufakatlah dengan dua ekor unggas
itu,hubaya-hubaya jangan tiada ,karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari
pada senjata.
Hatta beberapa lama di tinggal suaminya,ada anak Raja Ajam berkuda
lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok.Berkencanlah mereka unyuk
bertemu melalui seorang perempuan tua.maka pada suatu malam,pamitlah Bibi
Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu,maka
bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT.maka
marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan
dihempaskannya sampai mati.
Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura2 tidur.maka
bayan pun berpura2 terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab perg
mendapatkan anak raja.maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung
maka ia juga akan binasa.Setelah ia sudah berpikir demikian itu,mak
ujarnya,"Aduhai Siti yang baik paras,pergilah dengan segeranya mendapatkan
anak raja itu.Apapun hamba ini haraplah tuan,jikalau jahat sekalipun pekerjaan
tuan,Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya.Baiklah tuan
pergi,karena sudah di nanti anak raja itu.Apatah di cara oleh segala manusia di

16
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


dunia ini selain martabat,kesabaran,dan kekayaan?Adapun akan hamba,tuan ini
adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya
seorang istri saudagar.
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita
tersebut.Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia
dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu
ingin mendapatkan anak raja itu,dan setiap berpamitan dengan bayan ,maka di
berilah ia cerita2 hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut
bercerita,hingga akhirny lah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan
menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

Hikayat Caya Langkara

Hikayat Caya Langkara mengisahkan seorang wira bernama Caya


Langkara yang berusaha untuk mendapatkan bunga kuma-kuma putih bagi
mengubati penyakit ayahandanya. Dalam usahanya, Caya Langkara telah
berhadapan dengan perbagai-bagai rintangan dan halangan untuk mendapatkan
bunga tersebut. Pada tingkat inilah dibuktikan keunggulan Caya Langkara
sebagai wira yang berjaya mengatasi rintangan dan halangan tersebut.
Y

Hikayat Merong Mahawangsa

Hikayat Merong Mahawangsa atau Sejarah Kedah adalah hikayat yang


menceritakan susur galur Merong Mahawangsa dan pengasas Kedah, sebuah
negeri di Malaysia. Sungguhpun terdapat beberapa fakta sejarah, ia turut
mengandungi dakwaan yang mengkagumkan. Era yang dirangkumi oleh teks ini
bermula dari pembukaan negeri Kedah oleh Merong Mahawangsa, yang didakwa
sebagai keturunan Iskandar Agung dari Macedonia sehingga ketibaan Islam pada
abad ke-12 M.
Merong Mahawangsa merupakan penganut Hindu dan terdapat sembilan
pemerintah Hindu sebelum Phra Ong Mahawangsa memeluk Islam pada 1136
dan mengambil nama Sultan Mudzafar Shah. Hikayat ini turut menggambarkan
serangan Chola ke atas Kedah.

Hikayat Pandawa Lima

'Hikayat Pandawa Lima merupakan sebuah manuskrip Melayu silam. Ia


mengisahkan mengenai pengembaraan Pandawa lima bersaudara. Hikayat
Pandawa iaitu berkenaan cerita keluarga Pandu dari kitab Hindu Mahabharata.
Hikayat ini sungguh pun bercorak Hindu-Jawa, tetapi kandungannya banyak
menggunakan perkataan-perkataan Arab.

17
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Hikayat ini merupakan salah satu judul yang tercatat dalam daftar
Wemdly yang ditulis pada T.M. 1736, menujukkan ia telah wujud sebelum tarikh
tersebut lagi. Tarikh sebenar manuskrip ini diperdebatkan, tetapi tarikh yang
dicadangkan antara tiga penyelidik adalah bahagian kedua abad keempat belas
(Brakel), tidak lewat dari awal abad ke enam belas (Barginsky), abad ke enam
belas (Khalid). Brackel dan Creese menegaskan tarikh yang lebih awal
berdasarkan dapatan bahawa versi bahasa Melayu ini berasaskan tulisan
kekawin Jawa Kuno dan bukannya versi Jawa lebih moden.

AA

Hikayat Raja Khandak

Hikayat Raja Khandak mengisahkan mengenai antara pahlawan-


pahlawan Islam yang termasyur gagah berani pada zaman Rasulullah ialah
Sayyidina 'Ali ibn Abu Talib, iaitu suami Fatimah, puteri Rasulullah. Kisah
keberanian dan kegagahan Sayyidina 'Ali ada terkandung di dalam Hikayat Raja
Khandak (ad a orang menyebut Hondok). Di-dalam hikayat ini meriwayatkan
apabila 'Ali bertempek di medan perang suaranya seperti halilintar membelah
bumi; pedangnya yang bernama Dzulfakar itu apabila di hunus memanjangkan
diri hingga saujana mata memandang, demikian juga peri ketingkasan kudanya
yang bernama Duldul itu sebagai terbang lakunya. Oleh keberanian dan
kegagahan 'Ali hingga ia digelar dalam hikayat itu "'Ali Harimau Allah."
Menurut sejarah Islam 'Ali ialah orang yang mula-mula menjadi pengikut
Rasulullah selain dari Khadijah, isteri Rasul ullah. 'Ali sentiasa mengikut
Rasulullah terutamanya dalam peperangan yang penting-penting; ia diangkat
menjadi khalifah Islam yang keempat tetapi tiada di-akui: oleh Mu'awiah ibn Abi
Sufian serta pengikut-pengikutnya yang terkenal dengan gelaran Bani Umaiyah,
maka akhirnya peperangan telah berlaku di-antara kedua pihak itu.
Menurut ceritanya Ali telah mati ditikam oleh gembala kudanya yang
diupah oleh Mu'awiah, ia-itu tatkala 'Ali hendak ka-masjid.
'A1i dengan isterinya, Fatimah, puteri Rasu1ullah, mempunyai dua orang
putera Hasan dan Husain, tetapi dengan isterinya yang lain ia mempunyai
seorang putera lagi bernama Muhammad 'A1i Hanafiah.

BB

Hikayat Raja-raja Pasai

Hikayat Raja-Raja Pasai atau juga Hikayat Raja Pasai menceritakan kisah
raja-raja di negara Islam pertama di Asia Tenggara kini yang bernama Pasai.
Hikayat Raja-Raja Pasai dianggap hasil kesusasteraan Melayu, mengisahkan
masyarakat Melayu dan menggunakan bahasa Melayu (tulisan Jawi). Tidak dapat

18
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


dipastikan tarikh awal hikayat ini ditulis kerana pada masa itu tradisi menceritakan
semula cerita orang lain (seperti yang dilakukan pada cerita lisan) berlaku dan
dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Perhatikan bahagian awal petikan Hikayat
Raja Pasai yang berikut ini:
Alkisah peri mengatakan cerita raja yang pertama masuk agama Islam ini
Pasai; maka adalah diceriterakan oleh orang yang empunya cerita ini, negeri yang di
bawah angin ini, Pasailah yang pertama membawa iman akan Allah dan akan
Rasulullah. Maka ada raja dua bersaudara seorang namanya Raja Ahmad dan
seorang namanya Raja Muhammad. Adapun yang tua Raja Ahmad. Maka baginda
kedua bersaudara itu hendak berbuat negeri di Samarlanga.
Artifak seperti makam Sultan Malik al Salih menunjukkan Pasai terletak di
Kampung Geudong, Lhokseumawe, utara Aceh, pulau Sumatera, Indonesia. Teks
ini ditulis dalam bahasa Melayu menggunakan tulisan tangan huruf jawi pada
lembaran - lembaran berbentuk buku. Penyelidik menyatakan teks asal ditulis
sekitar 1360 m kerana sezaman dengan buku tasauf Durru al Mazlum / Darul
Mazlum karya Maulana Abu Ishak.

CC

Hikayat Shahrul Kamar

Hikayat Shahrul Kamar atau juga dikenali sebagai Hikayat Shah Kobad
merupakan sebuah hikayat lama Melayu yang terpengaruh oleh corak
kesusasteraan Hindu-Jawa. Ia telah diterbitkan semula dalam bentuk bercetak
oleh DBP.
Hikayat Shahrul Kamar merupakan sebuah hikayat lama yang bercorak
campuran Parsi Hindu ciptaan sebelum T.M. 1736, yang ada tercatit namanya di
dalam daftar Werndly dengan nama Hikayat Shah Kobad. Aliran bentuk hikayat ini
banyak mencontohi Hikayat Seri Rama.

DD

Kuda Perwira dan Kuda Peranca yang Gagah Perkasa

Meresmikan berdirinya suatu kerajaan baru tiadalah sukar. Dengan


beberapa patah kata, dengan pengumuman ringkas, orang bisa lekas tahu. Janji
bisa lekas dilupakan orang jika tanpa bukti, tanpa ujud yang dapat dirasakan
adanya.
Membangun, memajukan dan mempertahankan kedaulatan Negara
merupakan tugas yang maha berat bagi Panji Semirang. Hal itu disadari benar
olehnya dan berkat dorongan kemauan yang kuat, segala sesuatunya berjalan
baik juga.
Tampak dua orang penjaga pintu gerbang. Elok paras mukanya. Galak-
galak sorot matanya. Langkahnya gagah seperti pahlawan yang tak kenal takut.
Itulah Ken Bayan dan Ken Sanggit, dayang-dayang yang berpakaian pria
dan berganti nama pula. Yang seorang bernama Kuda Perwira dan yang seorang
lagi dipanggilkan Kuda Peranca.

19
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Tugas mereka berat. Mereka harus mencegah orang-orang yang lewat,
baik yang datang dari arah Kuripan menuju Daha, maupun sebaliknya. Hanya
orang-orang Gagelang dibolehkan terus berjalan tetapi yang lain harus dipaksa
menghadap Panji Semirang. Kuda Peranca matanya beringas melihat
serombongan pedagang yang hendak lalu. Ujung kumis palsu dipelintir, supaya
kelihatan bertambah bengis. Tangan kiri memegang tombak. Tangan kanan
bertolak pinggang. Berjalan gagah seperti juara silat. Pangkal tombak
ditumbukkan ke tanah. Mulut membentak, "Berhenti!" Para pedagang kecil
hatinya melihat tingkah laku Kuda Peranca, lalu berhenti berjalan.
"Kalian dari mana ? Mau ke mana ?"
"Kami dari Gegelang," jawab seorang kepala rombongan pedagang.
"Semua dari Gagelang ?"
"Betul! Kami hendak berdagang."
"Hem! Dari Gagelang !" Kuda Peranca berkata sendirian sambil menatap
pedagang-pedagang itu seorang demi seorang. Tangan memelintir ujung kumis
palsu.
"Kabarkan kepada orang-orang di negeri kalian tentang negeri kami. Raja
kami ialah Sri Baginda Panji Semirang Asmarantaka. Raja gagah perkasa tapi
adil."
Demikian perintah Kuda Peranca kepada pedagang-pedagang itu.
Maksudnya agar supaya nama Panji Semirang dikenal orang di mana-mana.
"Baik Raden!" sahut para pedagang itu serentak.
''Kalian boleh lewat," kata Kuda Peranca.
Kemudian berjalanlah rombongan pedagang itu dengan hati lega, diikuti
oleh pandangan mata Kuda Perwira dan Kuda Peranca.
Selang beberapa jam sesudah itu, tampak pula serombongan orang yang
hendak lalu. Kuda Peranca dan Kuda Perwira bersiap-siap hendak menegur
bersama-sama. Sebab orang-orang yang hendak lewat itu agak besar jumlahnya.
"Berhenti !" teriak Kuda Peranca dan Kuda Perwira dengan suara lantang.
"Kalian dari mana ? Mau ke mana ?"
"Kami dari negeri Mentawan. Kami hendak pergi ke negeri Kuripan,
Raden," sahut kepala rombongan.
"O, dari negeri Mentawan? Apa maksud kalian ke Kuripan?" tegur Kuda
Peranca.
"Macam-macam Raden. Ada yang hendak berdagang, ada yang hendak
menjual tenaga atau ada juga yang hendak menyelenggarakan tontonan. Seperti
lais, ronggeng, debus, sunglap, dan macam-macam lagi pertunjukan."
Jadi kalian semua dari negeri Mentawan ?" Kuda Perwira minta
ketegasan sekali lagi.
"Betul, Raden."
Kuda Peranca dan Kuda Perwira saling memandang. Kemudian Kuda
Perwira berkata, "Kalian dilarang meneruskan perjalanan ke Kuripan. Kalian mesti
ikut kami menghadap Sri Baginda Panji Semirang Asmarantaka. Raja adil dan
budiman. Di negeri kami, kalian boleh mencari nafkah hidup. Sumber
penghidupan luas terbuka bagi siapa pun."
Kuda Perwira berhenti berbicara. Memandang muka para pedagang yang
tampak tidak setuju dan agak kesal hatinya. Mereka merasa dibegal dan bakal
menderita rugi. Berdagang di Kuripan sudah kelihatan untungnya, sebab sudah

20
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


banyak langganan di sana. Sedangkan di negeri yang baru itu segala-galanya
belum tentu.
"Kami tidak setuju, Raden ! Kami harus meneruskan perjalanan ke
Kuripan. Langganan menunggu kedatangan kami di sana," sahut kepala
rombongan pedagang. Dan serentak pula pedagang-pedagang itu bangkit hendak
berjalan.
Kuda Peranca marah. Sambil menumbukkan pangkal tombaknya ke
tanah ia membentak, "Siapa-siapa tidak mau menurut perintah, kami tangkap.
Yang berani melawan dengan kekerasan kami bunuh ! Mengerti ?"
"Mengerti, Raden! Kami menurut saja kehendak Raden." Demikian sahut
orang-orang dari rombongan kesenian. Maka timbullah perpecahan di antara
orang-orang negeri Mentawan itu. Segolongan menurut dan segolongan yang lain
membangkang.
Enam orang pedagang yang pemberani, serentak mencabut keris
masing-masing. Terus menyerang Kuda Peranca dan Kuda Perwira. Timbullah
pertikaian. Dua lawan enam! Dengan sigap kedua prajurit itu memainkan tombak
masing-masing. Mempertahankan diri. Tangkai tombak dipegang sama tengah.
Dengan cara demikian mereka bisa memukul penyerang dengan ujung dan
pangkal tombak. Tak! Musuh kena pukul pangkal tombak. Musuh sempoyongan.
Cos! Mata tombak ditusukkan ke perut musuh. Sur! Darah membersit membasahi
tanah. Musuh jatuh mengerang kesakitan berdengus-dengus napasnya
akhirnya mati.
Dua penyerang sudah terang jadi mayat. Yang empat lagi luka-luka berat.
Keenam-enamnya bergeletak di tanah tanpa daya. Orang-orang Mentawan itu
menjadi takut semua kepada Kuda Perwira dan Kuda Peranca. Mereka menurut
tanpa syarat segala perintah kedua prajurit itu. Kemudian terus digiring untuk
menghadap Sri Baginda Panji Semirang.
Dengan kata-kata lemah-lembut, dengan sikap yang menarik, Baginda
Raja menyampaikan sabdanya, "Dengan rasa persaudaraan, rakyat kami
menyambut kedatangan kalian di negeri kami. Rakyat kami mengajak kalian
bekerja bersama-sama; secara gotong royong membangun negeri kami sehingga
menjadi bertambah makmur. Kehidupan kalian kami jamin."
Selanjutnya Sri Baginda memerintahkan rakyat untuk menghibur orang
Mentawan dengan makan minum. Tiap keluarga harus menerima dua tiga orang
tamu di rumah masing-masing. Kemudian secara gotong royong mendirikan
perkampungan baru. Setelah itu mengadakan keramaian di alun-alun.
Orang-orang Mentawan senang hatinya mendengar sabda Sri Baginda
sedemikian. Hilanglah takut mereka dan timbul rasa persaudaraan dengan rakyat
Baginda Raja Panji Semirang. Lambat laun mereka merasa betah tinggal di
negeri baru itu. Dengan sukarela orang-orang Mentawan menyatakan hendak
menjadi rakyat Sri Baginda Panji Semirang Asmarantaka. Dengan demikian
bertambah banyaklah rakyat Sri Baginda. Keadilan dan kemakmuran yang
dijanjikan Sri Baginda menjadi kenyataan, oleh karena rakyat sendiri patuh dan
giat bekerja, rajin usaha; masing-masing menurut kecakapannya sendiri-sendiri.
Barangsiapa merasa belum cakap bekerja pasti mendapat bimbingan.
Barangsiapa menghadapi kesulitan, pasti diberi pertolongan. Yang sakit, yang
papa atau pun cacat dirawat baik-baik. Anak-anak muda dilatih membuat alat
perkakas pertanian dan alat perang. Juga dilatih menjaga keamanan negeri.

21
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Barangsiapa memperlihatkan kecakapan dan kerajinan bekerja yang luar biasa,
pasti dikaruniai hadiah oleh Sri Baginda.
Nama Baginda Panji Semirang semakin harum tersiar ke mana-mana.
Semakin banyak rakvat berasal dari Daha, dari Kuripan, dan dari Mentawan pada
pindah ke negara Panji Semirang. Banyak di antara orang-orang pendatang itu
yang hidup makmur dan beroleh pangkat dalam kerajaan. Ada orang asal Daha
menjabat pangkat menteri, ada orang asal Kuripan menjadi demang atau
temenggung. Tidak sedikit pula orang-orang asal Mentawan yang menjabat
pangkat bupati.
Sementara itu Raja Mentawan bersedih hati, oleh karena rakyat banyak
yang pindah ke negeri Baginda Panji Semirang. Tidak hanya rakyat biasa,
melainkan juga orang-orang berpangkat pada meninggalkan tempat, kemudian
menjabat pangkat di negeri Panji Semirang.
Negeri Mcntawan semakin lemah, semakin mundur. Raja Mentawan
cemas hatinya dan merasa takut kalau-kalau negerinya akhimya diserang dan
dijajah Baginda Panji Semirang.
Menumt dugaannya Baginda Panji Semirang itu orangnya jahat, ganas.
Badannya tinggi besar seperti raksasa. Gagah perkasa tanpa tanding.
"Jika negeriku diserang, rakyatku rusak binasa. Permaisuri dan kedua
putriku pasti menjadi korban juga. Dijadikan seperti barang rampasan." Demikian
pikir Raja Mentawan. Perasaannya rusuh. Pikirannya kelam kabut. Lebih-lebih
mengingat kepada kedua putrinya, Puspa Juita dan Puspa Sari.
Pada suatu hari isi keraton Mentawan menjadi gempar. Beratus-ratus
orang dari desa-desa pinggiran, berbondong-bondong menuju ibu kota. Sebab di
perbatasan negeri, tampak pasukan tentara Baginda Panji Semirang. Orang-
orang menduga negeri Mentawan akan diserang musuh yang sangat kuat.
Raja Mentawan segera mengutus Patih pergi ke perbatasan untuk
menyelidiki benar tidaknya kabar yang disampaikan orang-orang pengungsi itu.
Patih bersama-sama hulubalang dan beberapa prajurit segera berangkat ke
perbatasan. Betul! Dari jauh sudah kelihatan betapa banyak lasykar musuh yang
sedang berkemah di sana. Dengan hati berdebar-debar Patih terus mendapatkan
hulubalang pasukan Panji Semirang dan minta izin hendak menghadap Sri
Baginda. Permintaan Patih diperkenankan. Dengan dihantarkan Hulubalang Kuda
Perwira dan Kuda Peranca, Patih menghadap Sri Baginda Panji Semirang.
Patih terkejut ketika melihat Sri Baginda yang sangat cantik itu. Sungguh
di luar dugaan ! Sebab ia menduga akan berhadapan dengan seorang raja yang
serba kasar tingkah lakunya; yang jahat dan bengis perangainya. Tetapi kiranya
ia berhadapan dengan raja yang gagah perkasa tapi molek cantik. Sangatlah
kagum Patih melihat kecantikan paras Sri Baginda Panji Semirang! Serasa
menghadap sang Dewa Kamajaya dari keindraan.
"Paman Patih ! Harap Paman sampaikan sembah sujud kami ke hadapan
Paduka Sri Baginda Mentawan. Jika Paduka Raja berkenan hati kami bermaksud
hendak menghadap untuk mengeratkan silaturahmi kami dengan Paduka Raja.
Kami menunggu balasan Paduka Raja, Paman." Demikian sabda Baginda Panji
Semirang.
Bukan main-main lega hati Patih mendengar sabda Baginda Panji
Semirang demikian. Dengan khidmat Paman Patih bersembah, "Hamba junjung
setinggi-tingginya sabda Paduka. Hamba mohon diri."

22
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Patih segera naik kuda. Terus kembali ke istana Mentawan. Kegemparan
di istana mendadak menjadi reda. Kegelisahan hati segera hilang lenyap, setelah
Patih mempersembahkan berita dari perbatasan itu. Dan segera pula Baginda
Raja menitahkan Patih mengatur segala persiapan untuk menyambut kedatangan
tamu agung Sri Baginda Panji Semirang. Permaisuri, Puspa Juita dan Puspa Sari
berpeluk-pelukan, tertawa-tawa oleh karena hatinya terlalu girang. Girang oleh
karena mereka tidak jadi diancam malapetaka, tetapi sebaliknya bakal mendapat
kehormatan menerima kunjungan muhibah Sri Baginda Panji Semirang yang
sudah masyhur namanya itu.
Tak lama kemudian kedengaranlah suara gamelan dan macam-macam
bunyi-bunyian, pertanda tamu agung beserta pengiringnya sudah tiba. Dan
kedengaran pulalah sorak sorai rakyat Mentawan yang menyambut tamu agung
itu sepanjang jalan.
Rakyat Mentawan berdesak-desakan, berjejal-jejal, karena ingin jelas
melihat Sri Baginda yang masyhur karena cantik dan gagah perkasanya itu; yang
dikabarkan sebagai penjelmaan Dewa Kamajaya itu.
Raden Panji nan cantik jelita, naik kuda berwarna putih bersih.
Menyambut rakyat Mentawan dengan senyum manis. Senyum mesra, tanpa
dibuat-buat ke luar dari kalbu bersih sang Nata.
Banyak gadis lupa akan tunangan, karena hati terpikat Raden Panji. Mata
memandang tanpa kedip, mulut ternganga lebar. Jantung berdebar-debar, kaki
tak berasa capek mengikuti Sri Baginda yang naik kuda. Nenek-nenek lupa akan
rambut sudah putih, bertingkah seperti gadis remaja. Hendak berlari
menyongsong Baginda jelita, tapi kaki kaku tak mau diajak cepat-cepat
melangkah. Tinggallah nenek berdiri sendirian, seperti orang-orangan di tengah
sawah. Jika kakek tidak menyeret pulang, maulah nenek menunggu sampai Sri
Baginda nanti kembali.
Jika nenek melihat cermin barulah ia sadar, bahwa masa muda sudah
lama meninggalkan dia.
Permaisuri mentawan dan kedua putrinya berdiri tertegun. Matanya
terbelalak seperti mata belalang melihat Sri Baginda Raja Panji Semirang masuk
istana, terus menyembah dengan hormatnya di hadapan Sri Baginda Raja
Mentawan. Istana sunyi senyap, orang-orang mulutnya bungkam, berdiri seperti
patung-patung; seperti dikuasai tenung.
Tutur kata, gerak-gerik Sri Baginda Panji Semirang sangat menarik
perhatian orang-orang Mentawan.
Selesai bersantap sambil beramah-tamah, Panji Semirang mohon diri.
Lalu menitahkan bersiap-siap untuk meninggalkan negeri Mentawan. Kunjungan
muhibah Sri Baginda Panji Semirang sesungguhnyalah meninggalkan kesan baik
yang takkan mudah dilupakan oleh rakyat Mentawan.
Untuk menambah eratnya hubungan persaudaraan, Puspa Juita dan
Puspa Sari diizinkan ayahanda Raja untuk turut serta dengan Sri Baginda Panji
Semirang ke negerinya. Untuk melayani kedua putri itu, dua emban turut pula,
yaitu Ken Pamonang dan Ken Pasirian.
Hari malam ketika Baginda Panji Semirang masuk istana. Mahadewi
menyambut dengan senang gembira kedatangan Panji Semirang. Setelah
bercakap-cakap sejenak dengan Mahadewi, Panji Semirang pergi bersiram
dengan air kembang yang harum baunya. Pakaian prianya ditanggalkan,

23
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


rambutnya diurai, lalu bersiram dan berlangir. Baginda Panji Semirang beralih
rupa kembali menjadi Galuh Cendera Kirana.
Dalam bilik tertutup, di malam sunyi, Cendera Kirana menyepi seorang
diri. Putri ayu hendak melepaskan pikiran dari segala kesibukan kerja sebagai raja
ingin kembali menjadi manusia biasa sepanjang malam ingin menurutkan
bisikan hati yang rindu kepada Raden Inu Kartapati di Kuripan. Sambil berbaring
di atas tilam empuk yang beralaskan kain sutera indah, Cendera Kirana mencium
boneka emasnya. Anak-anakan itu ditimang-timang, didendangkan nyanyian-
nyanyian merdu, dipeluk, didekap, diajak berbicara. Semua isi hati dicurahkan
Cendera Kirana kepada boneka kencana. Legalah hati Kirana. Kemudian hanya
napasnya jugalah yang sayup-sayup sampai kedengaran dalam bilik itu. Putri ayu
mengembara di alam mimpi.***

EE
29. Hikayat Bakhtiar
Cerita ini berasal dari sastra persi dan merupakan cerita berbingkai. Isi
buku ini menceritakan seorang anak raja Azad Bakh. Raja itu Karen akalah
perang , bersama permaisurinya melarikan diri . dalam sebuah hutan, permaisuri
melahirkan seorang anak laki-laki yang karena taka kuasa membawanya
ditinggalkan dalam hutan itu. Seorang kepala penyamun menemukan anak-anak
itu, kemudian dijadikan anak angkatnya. Setelah anak itu besar ketika ikut
ayahnya menyamun ia ditangkap oleh raja. Melihat wajah anak itu raja tertatik
kemudian dipeliharanya dan dijadikan pegawai istana. Anak itu oleh raja diberi
nama Bahktiar.
Karena kecerdasan dan keberaniannya Bakhtiar selalu naik pangkat. Hal
itu menyebabkan sepuluh orang pegawai istana yang lain menjadi iri hati. Bakhtiar
difitnah berbuat jahat terhadap putrid raja, sehingga ia dijatuhi hukuman.
Pada suatu hari ketika Bakhtiar hendak dijatuhi hukuman mati, tiba-tiba
datanglah kepala penyamun itu dan memberitahukan siapa sebenarnya Bakhtiar
itu. Mendengar cerita kepala penyamun itu, barulah raja mengerti bahwa bahtiar
adalah anaknya sendiri. Akhirnya bakhtiar diangkat menjadi raja menggantikan
ayahnya, sedangkan kesepuluh orang yang memfitnah tersebut dijatuhi hukuman.

FF

Hikayat Seribu Satu Malam

(bahasa Arab: Kitb 'Alf Layla wa-Layla, bahasa


Parsi: Hazr-o Yak ab) ialah sebuah karya kesusasteraan Timur
Tengah Zaman Pertengahan yang mengandungi hikayat-hikayat yang diceritakan
oleh Scheherazad (bahasa Parsi: Shahrastini) kepada suaminya. Suaminya pun
tidak jadi hendak menghukum bunuhnya dan biar dia hidup untuk satu lagi hari.

24
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Karya "Seribu Satu Malam" terdiri daripada koleksi hikayat yang
dipercaya berasal daripada hikayat-hikayat Parsi, Arab dan India. Cerita-cerita
teras mungkin berasal dari India dan disusun dalam sebuah karya Parsi yang
bertajuk Hazar Afsanah ("Seribu Legenda"). Susunan Arab Alf Layla ("Seribu
Malam") yang wujud pada kira-kira 850, mungkin merupakan terjemahan singkat
untuk Hazar Afsanah. Sebilangan unsur-unsurnya boleh didapati dalam sajak
Odyssey yang dikatakan ditulis oleh Homer, seorang pemuisi Yunani.
Dalam kesusteraan Melayu, hikayat ini yang diterjemahkan atau disadur
dari salah satu naskah Arab pada abad ke-14 M, juga dikenali sebagai Hikayat
Alfu lailah wa-iailah [1]yang dikelaskan sebagai cerita-cerita berbingkai.

Nama terkininya, Alf Layla wa-Layla (terjemahan harfiah: "Seribu Malam dan Satu
Malam", iaitu "1001 Malam") mungkin muncul pada masa yang tidak diketahui pada
Zaman Pertengahan, dan membayangkan gagasan nombor terhingga trans kerana
1000 mewakili infiniti konsepsi di kalangan ahli-ahli matematik Arab. Menurut
legenda, sesiapa yang membaca seluruh koleksi ini akan menjadi gila. Ciri
tersendirian Seribu Satu Malam telah direka pada beberapa abad, oleh banyak
orang dan dalam karya berlainan, dan banyak telah menjadi termasyur dalam hak
mereka tersendiri. Contoh-contoh terkenal termasuk Aladdin, Ali Baba dan Empat
Puluh Penyamun, dan Tujuh Pengembaraan Sinbad seorang Pelayar.

25
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

LEGENDA

FF

Tuan Tapa dan Putri Naga

Tapaktuan sangat terkenal dengan sebuah Legenda


Tuan Tapa dan Putri Naga. Cerita tersebut sangat hidup
didalam masyarakat disana yang sangat mudah untuk
dapat kita dengar dari A sampai Z. Adapun Legenda
tersebut dibarengi dengan ornamen ornamen yang
memiliki bentuk dan rupa seperti yang tersebut di dalam
cerita tersebut. Ada baiknya saya ceritakan sedikit
tentang Legenda Tuan Tapa dan Putri Naga itu.

Alkisah, dizaman dahulu kala, ribuan tahun lalu, di


Aceh Selatan hidup dua ekor naga yang sangat perkasa
dan memiliki ilmu sakti mandraguna. Sepasang naga ini,
memiliki anak yang bernama Putri Naga. Putri ini cantik
jelita. Putri nan rupawan ini, katanya didapat dari perebutan sepasang Naga (Jantan
dan Betina) dengan orangtua sang putri.
Konon ceritanya, suatu ketika tidak ada masyarakat yang mengetahui tahun pasti,
sepasang naga tengah berjalan-jalan menyusuri lautan yang bergelombang. Si Naga
jantan tiba-tiba berhenti, tertegun memperhatikan sebuah titik hitam di tengah laut.
Titik hitam itu menarik perhatiannya. Lamat-lamat titik hitam itu mendekat ke arah
sang naga. Gelombang laut yang membawanya mendekat. Si Naga Jantan dan
Betina terus memperhatikan titik hitam itu. Ketika titik hitam itu semakin mendekat,
Sang Naga terjun alang kepalang. Titik hitam itu adalah tiga sosok manusia, berada
lam perahu kecil yang diombang-ambingkan gelombang laut Aceh Selatan. Ketiga
manusia itu adalah sepasang suami-istri bersama bayinya. Bayi mungil ini berada
dalam pangkuan ibunya. Mereka sengaja datang ke daerah itu bermaksud mencari
rempah-rempah yang keberadaannya sudah cukup dikenal. Aceh Selatan sejak
zaman Belanda menjajah daerah itu memang dikenal kaya akan hasil alam. Nilam,
Cengkeh dan Pala merupakan tumbuhan yang dominan disana. Bahkan tumbuhan
itu hingga kini menjadi komuditi unggulan daerah itu.
setelah melihat ketiga anak manusia itu, Sepasang Naga sakti yang bisa melakukan
terhentak. Lalu, dia meniup perahu yang sudah sangat dekat itu. Sekali tiup saja,
perahu kecil itu terombang-ambing dan tenggelam ditelan ombak deras. Kemudian
Naga Betina, menjulurkan lidahnya menangkap putri kecil yang terhempas dari
perahu itu.

Pasangan Naga ini sangat senang mendapatkan putri berbentuk manusia. Konon
naga itu memang sudah lama mengidam-idamkan seorang putri. Setelah selamat
dan menepi kedarat orangtua si Putri begitu sedih kehilangan buah hatinya dan tidak

26
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


tahu ke mana putrinya menghilang. Mereka berpikir bahwa anak perempuan
kesayangannya sudah hilang tenggelam dalam lautan dan badai atau hilang entah
ke mana, Akhirnya sepasang naga membawa putri mungil hasil rampasan mereka
ke sebuah pulau, pulau ini terletak di Batu Hitam, Kecamatan Tapaktuan Aceh
Selatan.

Kedua Naga itu sangat menyanyangi putri pungut


mereka. Bahkan, Naga betina selalu memeluk putri kecil
dalam cengkeramnya agar tidak hilang. Sang Putri kecil,
setelah sadar dari pingsannya, menangis sejadi-jadinya
begitu melihat sosok Naga aneh dan menyeramkan. Si
Putri kecil Ia takut. Diapun terus menangis sekuat-
kuatnya. Naga betina pusing memikirkan tangisan putri
itu. Terpaksa dia menggunakan kesaktiannya untuk
menenangkan si Putri agar tak mengeluarkan air mata
lagi.
Putri ini diberi nama Putri Bungsu. Mereka sangat mengasihi putri ini. Bahkan Naga
Jantan menciptakan tempat bermain nan indah di gunung itu. Semua buah-buahan
dan minuman tersedia disana. Semua itu dilakukan agar Putri Bungsu betah tinggal
bersama mereka. Putri inilah yang kemudian disebut Putri Naga,.

Waktu terus bergulir. Putri Bungsu merangkak remaja.


Dia menetap bersama naga disebuah gua yang dalam.
Suatu hari, sang Putri Bungsu secara tak sengaja
mendengar obrolan sepasang Naga. Dari luar gua dia
terus menyimak percakapan itu. Dia tersentak. Sadar,
bahwa dirinya bukan keturunan naga. Dia memiliki
orang tua yang juga berasal dari bangsa manusia. Niat
untuk melarikan diripun muncul dalam benaknya. Putri
Bungsu tidak gegabah. Dia bersabar untuk
menemukan waktu yang tepat melarikan diri dari
gunung itu. Dia takut akan kesaktian kedua naga
tersebut.
Waktu yang dinantikanpun tiba. Dari atas gunung, Putri
Bungsu melihat sebuah kapal berlayar dibawah kaki
gunung itu. Gunung ini memang tepat berada di depan
laut. Naga Jantan kala itu sedang tertidur dipinggir laut. Perlahan dia mengangkat
kaki, sedikit menjinjing agar langkahnya tidak didengar Naga Jantan.
Perahu layar semakin dekat. Dia bimbang. Teringat akan kesaktian naga tersebut.
Jarak Naga Jantan beristirahat dengan laut sangat dekat. Khawatir ketahuan, diapun
mengurungkan niat untuk kabur dari gunung itu.
Siang-malam Putri nan cantik jelita itu mencari akal. Ide cemerlangpun muncul
dikepalanya. Satu dia mengajak pasangan Naga berjalan-jalan menyusuri pantai di
pulau itu. Naga kelelahan dan tertidur pulas. Putri Bungsu tak menyianyiakan
kesempatan emas itu. Kakinya diseret ke atas sebuah bukit kecil yang dekat dengan
laut. Agar dia bisa melihat perahu yang melintas. Jarang sekali perahu yang mahu
mendekat ke pulau itu. Namun hari itu keberuntungan Putri Naga. Sebuah perahu
kecil merapat. Dia melambaikan tangan. Awak perahu ada yang menyapanya.

27
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


Putri bungsu naik ke atas kapal dan ikut bersama awak kapal itu. Naga yang baru
terbangun dari tidur, terkejut setengah mati. Putri kesanyangannya telah pergi.
Dalam benaknya, Naga berujar, pasti perahu itu yang melarikan putriku. Dia
mengejar perahu yang berjalan sangat pelan itu.

Lalu apa hubungan Putri Bungsu, Naga dan Tuan Tapa? sabar. saya akan
lanjutkan ya..

Sepasang Naga itu mengejar perahu tersebut. Sementara itu, di Gua Kalam, tidak
jauh dari bukit itu, seorang manusia sedang bertapa. Dia tersentak dari pertapaanya.
Seakan dia sadar akan ada bencana besar dibumi. Inilah Tuan Tapa. Dia keluar dari
gua tersebut. Lalu menatap ke laut lepas. Terlihat sepasang Naga dengan
kemarahan puncak sedang mengejar sebuah perahu nelayan. Tuan Tapa terkenal
dengan tongkat saktinya.
Dihadangnya Naga yang sedang mengejar perahu. Perkelahian hebatpun tak dapat
dihindarkan. Dari mulut kedua Naga menyemburkan api. Tuan Tapa menghela
tongkatnya hingga mengeluarkan air deras dan memadamkan api Naga. Tak mau
kalah, sang Naga jantan pun mengeluarkan ribuan anak panah berapi yang
diarahkan ke Tuan Tapa. Tuan Tapa bisa menghindari serangan itu. Tak
ketinggalan, Naga betina juga mengeluarkan pisau-pisau beracun yang juga berhasil
dielakkan Tuan Tapa.
Karena terus-menerus mengeluarkan kekuatannya, kesaktian kedua Naga mulai
berkurang. Kesempatan itu dimanfaatkan Tuan Tapa untuk menyerang lebih
dahsyat. Dengan tongkat sakti miliknya, Tuan Tapa mengayunkan benda panjang itu
ke arah dua Naga. Naga betina, mencoba menghindar dengan cara melarikan diri
menjauhi Tuan Tapa. Saat lari kencang tak tahu arah itulah sang Naga betina
menabrak sebuah pulau hingga terbelah pulau. Pulau terbelah ini kemudian oleh
masyarakat Aceh Selatan disebut sebagai Pulau Dua, di Kecamatan Tapaktuan
Aceh Selatan

Sementara Tuan Tapa mengejar sang Naga jantan yang


sudah terluka akibat serangan tongkat sakti. Tuan Tapa
memukul tongkat saktinya bertubi-tubi ke tubuh Naga
jantan hingga hancur berkeping-keping dan jatuh
terjerembab ke tanah. Tubuh Naga jantan hancur
berserakan dan darah berceceran yang menyebar
memerahkan tanah, bebatuan dan lautan.
Saat ini bekas tempat ceceran darah Naga itu kini masih
terlihat berupa tanah dan batu yang memerah. Kini
disebut dengan Tanah Merah ( Batu Mirah ). Sedangkan
hati sang Naga, yang pecah dan terlempar menjadi
beberapa bagian akibat pukulan tongkat sakti Tuan
Tapa, peninggalannya hingga sekarang masih terlihat
berupa batu-batu berwarna hitam berbentuk hati. Daerah ini kemudian diberi nama
Desa Batu Hitam, masih dikecamatan yang sama.
Sementara di tempat pertempuran Naga dan Tuan Tapa, masih meninggalkan jejak
berupa tongkat. Tongkat mirip baru itu, dipercayai sebagai tongkat Tuan Tapa.
Bagaimana nasib sang Putri? Sang Putri akhirnya kembali hidup normal layaknya

28
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


manusia dan hidup bahagia bersama kedua orangtuanya. Putri Bungsu kemudian
mendapat julukan sebagai Putri Naga.

Dan Lagenda ini telah diperkuat dengan subuah bukti yang telah ditinggalkan oleh Si
Tuan Tapa berupa Tongkat dan Topinya yang berapa di tengah laut Tapaktuan dan
hanya bisa di lihat dari sebuah gunung yang bernama Gunung Lampu menjelang
senja hari saja. Kemudian sebuah Tapak kaki dan makam Tuan Tapa yang
ukurannya wowww,,, that is so big,,, .

Begitulah sedikit cerita tentang Legenda Kota


Tapaktuan. Karena kisah ini pula, orang
menyebutkan Aceh Selatan sebagai Kota
Naga. Bahkan, jika memasuki kota Tapaktuan
pemerintah Daerah Aceh Selatan mengukir
gambar naga tepat di dinding pinggir jalan.
Sekitar seratus meter dari arah timur kantor
Bupati Aceh Selatan.

29
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

GG

Malin Kundang Si Anak Durhaka


Alkisah di suatu masa, hiduplah sebuah keluarga miskin di Sumatra Barat. Demi menafkahi
keluarganya, sang ayah pergi melaut namun tak kunjung pulang. Kabar mengenai
kematiannya pun menjadi desas-desus yang kemungkinan besar telah terjadi. Mendengar
kabar demikian, tentu saja, sang istri gundah-gulana. Dia sedih memikirkan bagaimana nasib
Malin Kundang, putra semata wayangnya di kemudian hari.

Namun, hidup harus terus move on, show must go on. Ibu Malin Kundang tidak bisa terus
sedih dan berpangku tangan. Pada akhirnya, dia memilih bekerja keras. Kehidupan ibu anak
itu tidak kunjung membaik. Hasil yang didapat sang ibu hanya cukup memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.

Demi melihat ibunya yang banting tulang setiap harinya, Malin Kundang ingin
membantunya. Dia meminta izin ibunya untuk berlayar.

Ibu Malin Kundang pun melarangnya karena pengalaman ayahnya yang tak kunjung pulang.
Kekerasan hati sang anaklah yang membuat, sang ibu luluh dan mengizinkannya.

Malin Kundang segera berangkat berlayar dengan mengantongi restu dari ibunya. Di atas
kapal, dia banyak belajar dari juragannya saudagar kapal. Hal ini membuat Malin semakin
lihai dengan seluk-beluk kapal dan perniagaan.
Waktu demi waktu terus berlalu. Malin Kundang belum pulang juga ke kampung
halamannya. Sebetulnya, dia ingin pulang menemui ibunya di kampung halaman, dan dia
minta izin kepada juragannya untuk mudik. Dan diperbolehkan.

Ketika Malin Kundang hendak pulang ke kampung, kapal sang juragan dicegat oleh para
perompak. Seluruh awak dibantai. Seluruh harta dirampas. Beruntung bagi Malin saat itu
bersembunyi sehingga lolos dari pembantaian.
Dia akhirnya terdampar di suatu pulau. Di sana, dia bekerja keras hingga jadi juragan. Anak
buahnya banyak. Hartanya tak terbilang. Dan dia pun menikahi seorang gadis yang menjadi
pujaan hatinya.

Dia sudah lupa pada niatnya pulang ke kampung halaman untuk menemui ibunya. Namun,
sebuah pertemuan memang sungguh unik.

Maling Kundang harus pergi ke kampung halamannya untuk urusan perniagaan bersama istri
dan anak buahnya. Tentu saja, di sana, dia bertemu dengan ibunya.

Melihat Malin Kundang, ibunya yang sudah bertambah tua segera menghampirinya. "Malin,
Malin, oh Malin, akhirnya kau pulang nak," kata ibunya sambil memeluk anak semata
wayangnya.

30
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

Apa reaksi Malin Kundang?

Dia menghardik dan mendorong ibunya hingga tersungkur. Sebetulnya, Malin Kundang
mengenali ibunya. Namun rasa malu terhadap istri dan anak buahnya membuatnya enggan
mengakui wanita yang terjatuh itu sebagai ibunya.
"Siapa dia Malin?" tanya istrinya.

"Aku tidak mengenalnya. Dia hanya wanita hina," kata Malin.

Setelah menyelesaikan urusannya Malin Kundang segera pergi dari kampung halamannya.
Hatinya sudah mengeras menjadi batu. Bersama istri dan anak buahnya, dia pergi berlayar
kembali.

Ibunya yang telah ditinggal pergi oleh anaknya sedih. Bahkan dia sampai menitikkan air
mata. Dalam hati, dia berdoa supaya Malin Kundang menjadi batu.

Seketika itu juga langit menjadi mendung, kilat menyambar-nyambar, hujan turun dengan
derasnya. Kapal Malin Kundang yang tengah ada di lautan lepas terhuyung-huyung dan
akhirnya kandas menabrak karang. Jasad Malin terombang-ambing hingga ke pantai.

Saat itulah terjadi keajaiban. Dia perlahan-lahan berubah menjadi batu. Dan batu itu dikenal
sebagai Batu Malin Kundang.

Pesan cerita: hormatilah orangtua kita, khususnya ibu kita. Karena beliaulah orang yang telah
melahirkan ke dunia. Jangan mendurhakainya. Jangan menyakiti hatinya.

**************************

ECatatan: Malin Kundang adalah cerita rakyat nusantara yang berasal dari umatra Barat,
Padang. Konon, sisa-sisa kapal dan patung Malin Kundang dapat dilihat di Pantai Air
Mancur. Keterangan lebih lengkap baca di Wikipedia.

31
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)

Cerita Fabel
AJUDAN DAN RAJA SINGA YANG DJALIM

Siapa yang tidak mengenal cerita si kancil dan pak tani, cerita yang sudah terkenal
itu termasuk cerita fabel. Jadi cerita fabel adalah cerita yang memusatkan pada
tokoh hewan. Cerita fabel menceritakan hewan seolah bisa berbicara dan di
dalamnya terdapat amanat atau hikmah yang dapat dipetik. Seperti cerita tentang
ajudan dan raja singa yang dzalim ini. Beginilah kisahnya....

Pada suatu hari di sebuah hutan rimba, hiduplah sekelompok singa. Ada bervariasi
singa dan spesies yang berbeda yang tinggal dalam hutan itu. Tapi mereka tetap
hidup rukun dan saling gotong royong antarsesama. Dalam suatu wilayah pastilah
ada yang disebut sebagai raja atau memimpin begitu juga dengan kelompok singa,
mereka mempunyai seorang pemimpin yang dipilih melalui adu kejantanan.
Pemimpin ini sangat adil, jujur, dan peduli akan nasib rakyatnya.

Bertahun-tahun lamanya raja Singa memimpin, banyak


sekali kemajuan yang terjadi. Yang terpenting
kehidupan para singa makmur, sejahtera dan tidak
pernah terjadi konflik. Maka dari itu jabatan raja tidak
lepas-lepas darinya. Suatu ketika tibalah musim dingin,
para singa tidak ada yang berani keluar rumah karena
suhu dan cuacanya buruk sering terjadi badai dan
hujan deras. Mereka pun mulai kesulitan mencari
makanan karena intensitas pasokan daging mulai
menurun. Banyak singa yang mati karena kelaparan.
Hal ini akhirnya sampai ke telinga

Raja..banyak rakyat singa yang mati karena


kelaparan, mereka tidak bisa keluar rumah mencari mangsa karena cuaca selalu
buruk. Adu ajudan raja
Ah...masak ? mereka para singa, masak survive di musim dingin saja tidak bisa ?
kamu jangan mengarang cerita, kita ini spesies terkuat. Jawab sang Raja
Iyaaa raja, data dan fakta menyebutkan seperti itu, mereka butuh bantuan Raja
tambah ajudan sambil memelas

Lalu aku harus berbuat apa ? jawab sang Raja


Raja kan orang yang bijaksana dalam mengambil keputusan mengapa sekarang
bertanya kepada saya ? tanya ajudan keheranan
Saya sudah adil dan terlalu bijaksana kepada kalian sampai kapan saya harus
seperti ini dan memikirkan diriku sendiri saat melewati musim dingin? tandas sang
Raja
Mendengar perkataan raja, ajudan itu pun pergi meninggalkan singgasana dengan
hati yang kecewa. Dia tak menyangka bahwa raja sudah terlena dengan jabatannya.
Dia pun akhirnya pulang ke rumah dengan menerjang dinginnya udara luar.
Setibanya dirumah dia hanya memendam perkataan raja sendirian dan tak ingin
menceritakan kepada singa-singa lainnya. Hingga suatu hari berita kematian karena

32
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


kelaparan semakin menjadi-jadi tiap harinya selalu ada sekitar 5-10 singa yang mati.
Sedangkan sang raja di singgasananya tak pernah kehabisan makanan. Dia
menikmati sendiri daging yang dia punya bersama istri dan keluarganya.

Hmmm...lezat sekali musim dingin begini makan daging ini kata sang Raja sambil
mengunyah makananya
Apakah ayah tau bahwa banyak singa yang mati karena kelaparan ? tanya sang
anak
Iyaaaa tau. Mereka terlalu manja dikit-dikit minta dilayani sedangkan ayah kapan
melayani diri sendiri jawab sang Raja sambil meneruskan kembali mengunyah
makanan
Mengapa ayah tidak peduli dan lebih mementingan diri sendiri ? padahal rakyat
singa bertahun-tahun mempercayai ayah sebagai pemimpin lalu mengapa ayah
menelantarkan nasib mereka dan mendzalimi mereka ? desak anak singa yang
geram dengan tingkah ayahnya

Setelah acara makan itu, anak singa pergi ke perkampungan singa dan menemui
ajudan raja, dia menceritakan obrolannya dengan sang raja. Sang anak
menginginkan warga singa berkumpul dan mendemo sang ayah untuk turun dan
melepas jabatannya sebagai raja karena sudah menyesengsarakan rakyat. Akhirnya
sang ajudan pun menyetujui ide tersebut. Dengan langkah yang bijaksana mereka
mengumpulkan para singa di rumah ajudan

Hey...para warga singa..kita disini berkumpul untuk menuntut sebuah keadilan.


Kata ajudan dengan lantang
Yaaa...benar.....benar kita sudah ditelantarkan sebagai rakyat. Seru para warga
singa
Mari kita mendemo sang Raja dengan demokratis dan tidak anarkis. Seru ajudan

Ajudan dan para warga singa berbondong-bondong menuju singgasana yang megah
itu. mereka menuntut sang Raja turun dari jabatannya. Mereka membawa bangkai
saudara atau teman yang telah mati karena kelaparan sabagai bukti bahwa raja
telah bertindak dzalim. Tetapi sang Raja tidak mau melepas jabatan dan tidak
menggubris rakyat. Para singa pun geram dengan prilaku raja mereka pun
menginginkan sang Raja mengikuti adu kejantanan lagi jika menang dia berhak
menjabat lagi jika tidak dia harus melepas jabatan dan pergi dari hutan ini. Akhirnya
sang Raja menyanggupinya, dia beradu kejantanan dengan ajudannya sendiri.

Mari raja dzalim kita beradu !!! seru sang Ajudan


hahahaha sudahlah aku pasti menang ! kata sang Raja dengan sombongnya

Akhirnya mereka bertarung, karena sang Raja kebanyakan makan sehingga dia
menjadi lemah dan kurang mempunyai tenaga untuk menyerang dimanfaatkan
keadaan ini oleh ajudan 2 sampai 3 kali serangan sang Raja mulai mengerang
kesakitan dan akhirnya menyerah. Warga singa pun bersorak rianga atas
kemenangan ajudan. Kemenangan ajudan sekaligus membuatnya menjadi sang
Raja, dia membuat kebijakan yang saat itu juga diumumkan diseluruh hadapan

33
KUMPULAN SASTRA MELAYU KLASIK

(HIKAYAT. FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG, DLL)


warga singa agar tiap 5 tahun sekali harus ada adu kejantanan sebagai ajang
mencari pemimpin baru.

34

Вам также может понравиться