Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Selanjutnya Higiea adalah asistennya yang kemudian menjadi istri Asclepius, juga
memberikan jasa berupa melakukan kegiatan-kegiatan untuk pencegahan penyakit.
Upayanya berupa mengajarkan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih. Ia menekankan
bahwa penyakit tidak akan terjadi jika manusia dapat menjalankan hidup seimbang dan
kebersihan diri, antara lain menghindari makanan dan minuman kotor, beracun, makan
makanan yang bergizi, dan cukup istirahat. Apabila orang telah jatuh sakit, Higiea
menganjutkan melakukan upaya-upaya secara alamiah antara lain memperkuat tubuhnya
dengan makanan yang baik, dari pengobatan.
Dari mitos tersebut dilihat adanya perbedaan dalam konsep kesehatan, tetapi justru
saling melengkapi.
Apabia Asclepius melakukan pendekatan pengobatan penyakit maka Higiea dengan
pencegahan penyakit. Perkembangan selanjutnya mitos ini melahirkan dua aliran ilmu
yang berbeda, yaitu Asclepius cenderung menunggu terjadinya penyakit dengan metode
pendekatan kuratif atau pengobatan. Kelompok ini melahirkan ilmu kedokteran dengan
profesinya sebagai dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, dan lain-lain. Sedangkan
aliran Higiea cenderung melakukan pendekatan dengan pencegahan penyakit serta upaya
peningkatan atau promosi kesehatah. Aliran ini melahirkan ilmu kesehatan masyarakat
(public health) dengan profesi-profesi terkait, yaitu sanitarian, ahli gizi, dan profesi lain
yang melakukan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Cerita di atas merupakan embrio dari ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan
masyarakat. Namun, sebelum berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan masih
melewati berbagai fase.
Secara umu perkembangan kesehatan masyarakat dibagi dalam dua masa, yaitu
masa sebelum ilmu pengetahuan atau pre scientific period dan sesudah ilmu pengetahuan
berkembang atau scientific period.
Pada tahun 1851 Sekolah dokter Jawa (sekarang menjadi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia) didirikan di Jakarta oleh dr.Bosch (kepala pelayanan kesehatan
sipil dan militer) dan dr. Bleeker. Kemudian sekolah ini terkenal dengan STOVIA
(School Tot Opleding Van Indische Arsten) atau sekolah untuk dokter pribumi. Setelah itu
pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang kedua di Surabaya dengan nama NIAS
(Nederland Indische Arsten School ).pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi Sekolah
Kedokteran dan tahun 1947 berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kedua sekolah dokter tersebutlah yang akhirnya memiliki perananan besar dalam
mengembangkan kesehatan masyarakat yang lain, seperti gizi dan sanitarian lingkungan.
Pada tahun 1922 pes masuk Indonesia, dan pada tahun 1933, 1934, 1935 terjadi
epidemik di berbagai tempat terutama di pulau Jawa. Ketika terjadinya wabah penyakit
pada tahun 1935 telah dimulaidilakukannya program pemberantasan pes dengan
penyemprotan DDT di rumah-rumah penduduk dan memberikan vaksinasi. Kolera masuk
Indonesia pada tahun 1927, sepuluh tahun kemudian kolera eltor menjadi wabah.
Pada tahun 1925, Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengamati angka kesakitan dan kematian di Banyumas-Purwokerto. Ditarik kesimpulan
bahwa penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas karena jeleknya kondisi
sanitasi lingkungan di masyarakat. Masyarakat pada waktu itu membuang kotorannya di
sembarang tempat. Padahal mereka mengambil air di kali.
Pada tahun 1956 dr.J Sulianti mendirikan Proyek Bekasi sebagai contoh
pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia, dan sekaligus sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan. Selain sebagai model, juga segai pusat pelatihan tenaga
kesehatan, dan menekankan pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan.
Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini dipilih 8 desa wilayah
pngembangan masyarakat di provinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Selatan, merupakan cikal bakal
sistem pelayanan kesejatan masyarakat atau PUSKESMAS.
Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut
"MISI". Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus
dilakukan untuk mencapaii visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat
dirumuskan menjadi 3 butir :
1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan
upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai
dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui
kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.
2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang
terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini, peran promosi
kesehatan diperlukan.
3. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti
kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri
dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara
bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang
meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga
juga meningkat.
Sumber :
Soekidjo Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta :
Jakarta
http://zona-prasko.blogspot.com/2011/01/visi-dan-misi-promosi-kesehatan.html
PROMOSI KESEHATAN
Pengertian
Promosi kesehatan kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan.
Adapun pengertian promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat
agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan, proses pemberdayaan dilakukan
dari oleh masyarakat yang artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat bahkan semua komponen masyarakat.
Sedangkan pembelajaran dibarengi dengan upaya mempengaruhi kebijakan dan peraturan
perundangan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan juga mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya
pada perubahan atau perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan juga mencakup pemasaran sosial yang penenakannya pada pengenalan
produk atau jasa melalui kampanye dan upaya penyuluhan komunikasi dan informasi
yang tekanannya pada penyebaran informasi.
Promosi kesehatan juga mencakup upaya advoksi di bidang kesehatan yaitu upaya
untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan atau perorganisasian masyarakat dan pengembangan masyarakat
dan pergerakan masyarakat di ruang lingkup promosi kesehatan sesuai dengan keadaan
dan perkembangan.
Dasar Pemikiran Dan Latar Belakang
Berdasarkan dasar pemikiran dan latar belakang terbagi atas 4 bagian antara lain
sebagai berikut :
1. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi juga merupakan
karunia Tuhan dan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitas dan sangat efektif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan
2. Faktor perilaku dan lingkungan mempunyai peran sangat dominan dalam
peningkatan kualitas kesehatan dan menurunkan pilar-pilar utama dalam pencapaian
Indonesia sehat.
3. Masalah perilaku menyangkut kebiasaan dan masalah-masalah lain tidak mudah
diatasi.
Kerangka Konsep Promosi Kesehatan
Lingkup kerangka promosi kesehatan sebagai berikut :
1. Visi yang diharapkan berkembangnya perilaku dan gerakan sehat dalam masyarakat
menuju Indonesia sehat
2. Dasar atau acuan penyelenggara promosi kesehatan yaitu peradigma sehat atau
pembangunan nasional yang berwawasan
3. Ruang lingkup promosi yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan
kesehatan
4. Mitra utama para pembuat kebijakan lintas sektor, kalangan swasta, media massa,
perguruan tinggi dan semua komponen masyarakat
Strategi Bentuk Kegiatan Dan Pesan Utama
Berdasarkan kerangka konsep khususnya strategi pokok tersebut kegiatan nyata
promosi kesehatan yang perlu dilakukan adalah :
1. pemberdayaan masyarakat yaitu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian semua komponen masyarakat untuk hidup sehat.
2. Pengembangan kemitraan yaitu upaya untuk membangun hubungan para mitra kerja
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberikan manfaat.
3. upaya advokasi yaitu upaya yaitu upaya untuk mendekati, mendampingi,
mempengaruhi para pembuat kebijakan secara bijak sehingga mereka sepakat untuk
memberi dukungan terhadap pembangunan kesehatan
4. Pembinaan suasana yaitu kegiatan untuk membuat suasana atau iklan yang
mendukung terwujudnya prilaku sehat dengan pengembangan opini publik yang
positif melalui media massa, tokoh masyarakat Publisk Figur
5. Pengembangan sumber daya manusia yaitu kegiatan pendidikan, pelatihan,
pertemuan-pertemuan untuk meningkatkan wawasan, kemauan dan ketrampilan baik
petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok potensial masyarakat,.
Indikator Output
1. Perorangan perbaikan presentase faktor perilaku beresiko
2. Prosentase tekanan keluarga sehat 65 %
Tujuan
Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenal
kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara
personal menuju gaya hidup yang sehat dan lelah positif.
Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah
sebagai berikut :
Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif
Indikator Proses
1. Adanya kebijakan sektor yang mendukung pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat
2. Frekwensi informasi melalui media massa.