Вы находитесь на странице: 1из 16

PROMOSI KESEHATAN

PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN


Heath promotion is the process of enabling people to control over and improve
their health (WHO, 1986). Menurut Departemen Kesehatan, yang dimaksud
Promosi Kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatanya. (Ewles, Linda, Ina Simmet (1994)
Pemberdayaan di bidang kesehatan adalah upaya untuk memampukan masyarakat
sehingga mereka mempunyai daya atau kekuatan untuk hidup mandiri di bidang
kesehatan. Upaya pemberdayaan tersebut dilakukan dengan menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai dengan
pengembangan iklim yang mendukung. (Departemen Kesehatan RI. (2002).

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


a. Strategi Global Menurut WHO, 1984
1. Advokasi : kegiatan yang ditujkan kepada pembuat keputusan (decission makers)
atau penentu kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor
lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik.
2. Dukungan sosial (social support): kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh
masyarakat, baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan dan sebagainya)
maupun informal (tokoh agama, dan sebagainya) yang mempunyai pengaruh di
masyarakat.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment): pemberdayaan ini ditujukan kepada
masyarakat langsung, sebagi sasaran primer promosi kesehatan. Tujuanya agar
masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri. (Notoatmojo, Soekijo. (2003).

b. Strategi Promosi Kesehatan berdasar Piagam Ottawa


Konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986
menghasilkan piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satu rumusanya adalah
strategi promosi kesehatan yang dikelompokan menjadi lima butir: (Notoatmojo,
Soekijo. (2003).
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)
2. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
4. Ketrampilan individu (personal skill)
5. Gerakan masyarakat (community action)
6. Kegiatan Berbasis Masyarakat dalam Promosi Kesehatan
Kegiatan masyarakat dalam promosi kesehatan berarti kegiatan yang secara
langsung melibatkan ahli promosi kesehatan bekerja dengan publik yang akan
membuat mereka mampu mengendalikan dan memperbaiki kesehatanya.
Prinsip prinsip kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat ada empat dasar,
yaitu: (Ewles, Linda, Ina Simmet (1994).
1. Sentralisasi masyarakat
2. Peran pekerja Kesehatan Masyarakat sebagi fasilitator
3. Pentingnya menyampaikan ketidakadilan
4. Sebuah gambaran luas mengenai kesehatan

MODEL MODEL PENDEKATAN (APROACH MODEL)


a. Health Belief Model (HBM)
Health Belief Model merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya
proses kognitif, dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan.
Menurut HBM, kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan
tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian
kesehatan (health beliefs) yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka
(perceived threat of injury or illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan
kerugian (benefits and costs)
Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan
muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau
kesakitan betul betul merupakan ancaman kepada dirinya. Asumsinya adalah
bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku
pencegahan akan meningkat juga. (Bart, Smert (1994).

b.Theory of Reasoned Action (TRA)


Theory of Reasoned Action atau Behavioral Intention Theory dari Ajzen dan
Fishbein, menggunakan pendekatan kognitif juga, dan didasari ide bahwa
..humans are reasonable animals who, in deciding what action to take,
systematically process and utilize the information available to them.... tetapi
kebalikan dengan HBM, TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum.
Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak
(intention) dan perilaku. Intensi merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Jika
ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik untuk
meramalkan adalah mengetahui intensi orang tersebut. (Bart, Smert (1994).

c.Model Pemberdayaan Masyarakat


Prinsip pemberdayaan masyarakat :
1. Menumbuh kembangkan potensi masyarakat
2. Menumbuhkan kontribusi masyarakat dalam upaya kesehatan
3. Mengembangkan kegiatan kegotongroyongan di masyarakat
4. Bekerja bersama masyarakat
5. Promosi, pendidikan dan pelatihan dengan sebanyak mungkin menggunakan dan
memanfaatkan potensi setempat
6. Upaya dilakukan secara kemitraan dengan berbagai pihak
7. Desentralisai: sesuai dengan keadaan dan budaya setempat. (Departemen
Kesehatan RI. (2002).

Berbagai model / bentuk pemberdayaan masyarakat:


1. Pemberdayaan pimpinan masyarakat (community leaders), misalnya melalui
sarasean.
2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (Community
organization) misalnya Posyandu, Polindes, Pokjanal DBD
3. Pemberdayaan pendanaan masyarakat (Community fund) misalnya dana sehat,
jamnan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)
4. Pemberdayaan sarana masyarakat (Community material) misalnya membangun
sumur, jamban keluarga.
5. Peningkatan pengetahuan masyarakat (Community knowledge) misalnya lomba
asah trampil, lomba lukis anak anak
6. Pengembangan teknologi tepat guna (Community technology) misalnya
penyederhanaan deteksi dini kanker, ISPA
7. Peningkatan manajemen / proses pengambilan keputusan (Community decision
maker) misalnya pendekatan edukati, manajemen ARIF. (Departemen Kesehatan
RI. (2002).

SEJARAH PROMOSI KESEHATAN

Sejarah kesehatan masyarakat (public health) mengisahkan tentang dua tokoh


metologi Yunani, yaitu Asclepius (dalam literatur lain juga disebut Asculapius) dan
Higiea. Berdasarkan mitors Yunani yang dikisahkan Asculapius adalah seorang dokter
pertama yang tampan dan pandai. Ia dapat mengoati penyakit dan bahkan melakukan
bedah berdasarkan prosedur tertentu dengan baik.

Selanjutnya Higiea adalah asistennya yang kemudian menjadi istri Asclepius, juga
memberikan jasa berupa melakukan kegiatan-kegiatan untuk pencegahan penyakit.
Upayanya berupa mengajarkan masyarakat untuk berprilaku hidup bersih. Ia menekankan
bahwa penyakit tidak akan terjadi jika manusia dapat menjalankan hidup seimbang dan
kebersihan diri, antara lain menghindari makanan dan minuman kotor, beracun, makan
makanan yang bergizi, dan cukup istirahat. Apabila orang telah jatuh sakit, Higiea
menganjutkan melakukan upaya-upaya secara alamiah antara lain memperkuat tubuhnya
dengan makanan yang baik, dari pengobatan.

Dari mitos tersebut dilihat adanya perbedaan dalam konsep kesehatan, tetapi justru
saling melengkapi.
Apabia Asclepius melakukan pendekatan pengobatan penyakit maka Higiea dengan
pencegahan penyakit. Perkembangan selanjutnya mitos ini melahirkan dua aliran ilmu
yang berbeda, yaitu Asclepius cenderung menunggu terjadinya penyakit dengan metode
pendekatan kuratif atau pengobatan. Kelompok ini melahirkan ilmu kedokteran dengan
profesinya sebagai dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, dan lain-lain. Sedangkan
aliran Higiea cenderung melakukan pendekatan dengan pencegahan penyakit serta upaya
peningkatan atau promosi kesehatah. Aliran ini melahirkan ilmu kesehatan masyarakat
(public health) dengan profesi-profesi terkait, yaitu sanitarian, ahli gizi, dan profesi lain
yang melakukan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Cerita di atas merupakan embrio dari ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan
masyarakat. Namun, sebelum berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan masih
melewati berbagai fase.

Secara umu perkembangan kesehatan masyarakat dibagi dalam dua masa, yaitu
masa sebelum ilmu pengetahuan atau pre scientific period dan sesudah ilmu pengetahuan
berkembang atau scientific period.

a. Periode Sebelum Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Sejarah kebudayaan umat dimulai dari empat pusat kebudayaan kuno, yaitu
Babylonia, Mesir, Yunani, dan Roma. Dari peninggalan-peninggalan tersebut diketahui
bahwa pemerintahan kota pada waktu itu melakukan upaya-upaya pemberantasan
penyakit.Ditemukan pula peraturan tertulis yang mengatur pembuangan air limbah
(drainase), pengaturan air minum, pembuangan sampah dan sebagainya.
Juga dapat diketahui bahwa di kota-kota peninggalan pada zaman tersebut telah
dibangun tempat pebuangan tinja umum (public lactrine), membuat sumber air minum
sendiri atau sumur. Namun alasan pembangunan itu bukan karena kesehatan, melainkan
karena alasan keindahan atau estetik. (Geene, 1984)
Dari catatan sejaah diketemukan bahwa pada zman Romawi kuno, pemerintah kota
itu telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan kesehatan, misalnya masyarakat
harus melaporkan adanya binatang-binatang berbahaya maupun yang menimbulkan bau
tidak enak, peraturan pembangunan rumah yang aman dari ancaman keamanan, dan
sebagainya. Bahkan pemerintah kerajaan melakukan peninjauan ke tempat-tempat
minuman umum, warung makan, tempat-tempat prostitusi dan lain-lain. (Hanlon, 1974)
Kemudian pada permulaan abad pertama sampai abad ke-7, kesehatan masyarakat
dirasakan makin penting. Hal ini disebabkan karena mulai timbul penyakit menular.
Bahkan di beberapa tempat telah menjadi epidemik dan endemik. Penyakit kolera yang
mula-mula terjadi di Inggris kemudian menyebar ke Afrika, ke Asia Barat hingga Asia
Selatan. Pada akhir abad ke-7 tercatat bahwa India telah menjadi pusat endemik kolera.
Penyakit lepra juga telah menyebar dimulai dari Mesir kemudian Asia Kecil dan Eropa
melalui emigran.
Upaya untuk mengatasi penyakit juga sudah mulai dilakukan yaitu perbaikan
lingkungan seperti higiene dan sanitasi. Pembuangan kotoran manusia latrine, perusahaan
air minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah, telah tercatat menjadi
bagian dari masyarakat.
Pada abad ke-13 tercatat telah mulai terjadi epidemik pes paling dahsyat terutama di
Cina dan India, tercatat 13.000.000 orang meninggal. Di India, Mesir, dan Gaza
dilaporkan 13.000 orang meninggal tiap hari karena pes, dan tercatat kematian sebanyak
60.000.000 orang diseluruh dunia. Oleh sebab itu, wabah pes pada waktu itu dikenal
dengan peristiwa the black death. Disamping itu, masih terjadi wabah kolera dan pes di
berbagai tempat. Pada tahun 1603, terjadi kematian 1 di antara 6 orang karena penyakit
menular. Lebih meningkat pada 1665 yakni terjadi kematian 1 di antara 5 orang karena
penyakit menular. Pada 1759 juga tercatat penyakit lain seperti difteri, tifus, dan disentri.
Dari catatan sejarah ditemukan bahwa masalah kesehatan mesyarakat khususnya
penyebaran [enyakit sudah meluas dan menyebar begitu dahsyat, tetapi upaya pemecahan
masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum dilakukan secara baik pada
zamannya.

b. Periode Sesudah Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Pada akhir abad 18 dan awal abad 19 ilmu pengetahuan maju begitu pesat,
memberikan dampak yang luas terhadap aspek kehidupan manusia termasuk kesehatan.
Kalau pada abad sebelumnya masalah kesehatan, khususnya penyakit menulardilihat
sebagai fenomena biologis dan pendekatan yang dilakukan hanya secara biologis dan
sempit, maka mulai abad ke-19 masalah kesehatan sudah dipandang sebagai masalah
yang kompleks. Oleh sebab itu, pendekatan masalah kesehatan harus dilakukan secara
komprehensif dan meliputi multisektor.
Pada abad ini pula telah ditemukan berbagai macam penyebab penyakit dan vaksin
sebagai pencegahnya. Louis Pasteur berhasil menemukan vaksin cacar, Joseph :Lister
menemukan asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi, dan William Marton menemukan
Ather sebagai anasthesi saat operasi.
Penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmia mulai dilakukan
pada tahun 1832 di Inggris. Saat itu sebagian rakyat Inggris terserang wabah Kolera,
terutama penduduk yang tinggal di perkotaan yang miskin. Parlemen Inggris membentuk
komite untuk penyelidikan dan penanganan masalah wabah kolera. Edwin Chadwich,
seorang pakar sosial sebagaiketua komisi melaporkan hasil penyelidikannya. Masyarakat
hidup dalam sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan aliran air kotor dan
pembuangan kotoran manusia. Air limbah mengalir terbuka, makanan yang dijual di
pasar banyak di kerumuni lalat dan kecoa.
Ditemukan pula, penduduk miskin bekerja 14 jam perhari dengan gaji di bawah
kebutuhan hidup, sehingga sebagian penduduk tidak mampu membeli makanan
bergizi.Berdasarkan laporan Chadwich , parlemen Inggris mengeluarkan aturan upaya
peningkatan kesehatan penduduk, seperti sanitasi lingkungan, sanitasi tempat kerja,
sanitasi pabrik, dan sebagainya.
Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga
kesehatan masyarakat profesional. Pada tahun 1983, John Hopkins mempelopri
berdirinya universitas yang di dalamnya ada fakultas kedokteran, dan salah satu
departemennya adalah departemen kesehatan.
Dari segi pelayanan, pada 1855 pemerintah Amerika Serikat membentuk
departemen kesehatan yang pertama kali. Fungsinya untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan bagi penduduk, termasuk perbaikan dan dan pengawasan sanitasi lingkungan.
Pada tahun 1972, diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian terhadap
kesehatan masyarakat, baik dari universitas maupun dari pemerintah di New York.
Pertemuan tersebut mengasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American
Public Health Association).

KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA


Sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia di mulai pada zaman penjajahan
Belanda pada abad ke-19. pada tahun 1807 pada waktu Gubernur Jenderal Deandeles,
telah dilakukan pelatihan dukun bayi dalam praktek peralinan. Upaya itu dilakukan dalam
rangka upaya menurunkan angka kematian bayi yang tinggi pada waktu itu. Tetapi upaya
ini tidak berlangsung lama, karena langkanya tenaga pelatih kebidanan. Pada tahun 1930
upaya ini dilanjutkan kembali, dimulai dngan mendaftar semua dukun bayi sebelum
dilakukan pelatihan penolong persalinan. Memasuki zaman kemerdekaan, pada tahun
1952, upaya tersebut ditingkatkan lagi dengan diadakannya pelatihan-pelatihan dukun
bayi yang lebi intensif.

Pada tahun 1851 Sekolah dokter Jawa (sekarang menjadi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia) didirikan di Jakarta oleh dr.Bosch (kepala pelayanan kesehatan
sipil dan militer) dan dr. Bleeker. Kemudian sekolah ini terkenal dengan STOVIA
(School Tot Opleding Van Indische Arsten) atau sekolah untuk dokter pribumi. Setelah itu
pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter yang kedua di Surabaya dengan nama NIAS
(Nederland Indische Arsten School ).pada tahun 1927 STOVIA berubah menjadi Sekolah
Kedokteran dan tahun 1947 berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kedua sekolah dokter tersebutlah yang akhirnya memiliki perananan besar dalam
mengembangkan kesehatan masyarakat yang lain, seperti gizi dan sanitarian lingkungan.

Pada tahun 1922 pes masuk Indonesia, dan pada tahun 1933, 1934, 1935 terjadi
epidemik di berbagai tempat terutama di pulau Jawa. Ketika terjadinya wabah penyakit
pada tahun 1935 telah dimulaidilakukannya program pemberantasan pes dengan
penyemprotan DDT di rumah-rumah penduduk dan memberikan vaksinasi. Kolera masuk
Indonesia pada tahun 1927, sepuluh tahun kemudian kolera eltor menjadi wabah.
Pada tahun 1925, Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda
mengamati angka kesakitan dan kematian di Banyumas-Purwokerto. Ditarik kesimpulan
bahwa penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas karena jeleknya kondisi
sanitasi lingkungan di masyarakat. Masyarakat pada waktu itu membuang kotorannya di
sembarang tempat. Padahal mereka mengambil air di kali.

Untuk memulai upaya kesehatan masyarakat, Hydrich mengembangkan daerah


percontohan dengan melakukan propaganda kesehatan. Sapai sekarang usaha Hydrich ini
dianggap sebagai awal kesehaan masyarakat di Indonesia.

Memasuki zaman kemerdekaan, salah satu tonggak enting perkembangan kesehatan


masyarakat di Indonesia adalah diperkenalkannya Bandung Plan atau Konsep Bandung
pada tahun 1951 oleh Dr. J. Leimina dan dr.Patah yang selanjutnya dikenal dengan
konsep Patah-Leimena. Dalam konsep ini mulai diperkenalkan bahwa dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan.

Pada tahun 1956 dr.J Sulianti mendirikan Proyek Bekasi sebagai contoh
pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia, dan sekaligus sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan. Selain sebagai model, juga segai pusat pelatihan tenaga
kesehatan, dan menekankan pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan.

Untuk melancarkan penerapan konsep pelayanan terpadu ini dipilih 8 desa wilayah
pngembangan masyarakat di provinsi Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Selatan, merupakan cikal bakal
sistem pelayanan kesejatan masyarakat atau PUSKESMAS.

Pada November 1967, dilakukan seminar yang membahas dan merumuskan


program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan kondisi dan kemampuan rakyat
Indonesia. Pada waktu itu dibahas konsep Puskesmas yang dibawakan oleh dr. Achmad
Dipodilogo yang mengacu kepada Konsep Bandung dan Proyek Bekasi. Kesimpulan dari
seminar ini adalah adanua disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri tipe A, B, dan C.
Departemen Kesehatan menyiapkan rencana induk pelayanan kesehatan terpadu di
Indonesia. Pada tahun 1968 dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional dicetuskan bahwa
Puskesmas adalah sistem pelayan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh
Departemen Kesehatan menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
membertikan pelayan kuratif dan preventif decara terpadu, emnyeluruh, dan mudah
dijangkau dalam wilayah kerja kecamatan. Kegiatan pokok pada awalnya hanya lima,
lalu menjadi Basic 7 health services, dan tahun 1990-an menjadi 13 usaha pokok, yakni :
1. Kesehatan Ibu dan Anak
2. Keluarga Berencana
3. Gizi Masyarakat
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
7. Pengobatan
8. Perawatan Kesehatan Masyarakat
9. Usaha Kesehatan Gigi
10. Usahah Kesehatan Jiwa
11. Usaha Kesehatan Sekolah
12. Laboraturium
13. Pencatatan dan Pelaporan

VISI DAN MISI


Visi umum promosi kesehatan (UU Kesehatan dan WHO) yakni : Meningkatnya
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkaan derajat kesehatan, baik
fisik, mental, dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun soaial.

Untuk mencapai visi, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut
"MISI". Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus
dilakukan untuk mencapaii visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat
dirumuskan menjadi 3 butir :
1. Advokat (Advocate)
Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program
dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan
upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai
dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui
kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

2. Menjembatani (Mediate)
Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang
terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu
kerjasama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.
Oleh sebab itu, dalam mewujudkan kerjasama atau kemitraan ini, peran promosi
kesehatan diperlukan.

3. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti
kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri
dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.
Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara
bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam
rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang
meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan peningkatan kesehatan keluarga
juga meningkat.

Sumber :
Soekidjo Notoatmodjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta :
Jakarta
http://zona-prasko.blogspot.com/2011/01/visi-dan-misi-promosi-kesehatan.html
PROMOSI KESEHATAN
Pengertian
Promosi kesehatan kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan.
Adapun pengertian promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat
agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan, proses pemberdayaan dilakukan
dari oleh masyarakat yang artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui
kelompok-kelompok potensial di masyarakat bahkan semua komponen masyarakat.
Sedangkan pembelajaran dibarengi dengan upaya mempengaruhi kebijakan dan peraturan
perundangan.
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan juga mencakup pendidikan kesehatan yang penekanannya
pada perubahan atau perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan juga mencakup pemasaran sosial yang penenakannya pada pengenalan
produk atau jasa melalui kampanye dan upaya penyuluhan komunikasi dan informasi
yang tekanannya pada penyebaran informasi.
Promosi kesehatan juga mencakup upaya advoksi di bidang kesehatan yaitu upaya
untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang
berwawasan kesehatan atau perorganisasian masyarakat dan pengembangan masyarakat
dan pergerakan masyarakat di ruang lingkup promosi kesehatan sesuai dengan keadaan
dan perkembangan.
Dasar Pemikiran Dan Latar Belakang
Berdasarkan dasar pemikiran dan latar belakang terbagi atas 4 bagian antara lain
sebagai berikut :
1. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi juga merupakan
karunia Tuhan dan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitas dan sangat efektif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan
2. Faktor perilaku dan lingkungan mempunyai peran sangat dominan dalam
peningkatan kualitas kesehatan dan menurunkan pilar-pilar utama dalam pencapaian
Indonesia sehat.
3. Masalah perilaku menyangkut kebiasaan dan masalah-masalah lain tidak mudah
diatasi.
Kerangka Konsep Promosi Kesehatan
Lingkup kerangka promosi kesehatan sebagai berikut :
1. Visi yang diharapkan berkembangnya perilaku dan gerakan sehat dalam masyarakat
menuju Indonesia sehat
2. Dasar atau acuan penyelenggara promosi kesehatan yaitu peradigma sehat atau
pembangunan nasional yang berwawasan
3. Ruang lingkup promosi yaitu perilaku proaktif memelihara dan meningkatkan
kesehatan
4. Mitra utama para pembuat kebijakan lintas sektor, kalangan swasta, media massa,
perguruan tinggi dan semua komponen masyarakat
Strategi Bentuk Kegiatan Dan Pesan Utama
Berdasarkan kerangka konsep khususnya strategi pokok tersebut kegiatan nyata
promosi kesehatan yang perlu dilakukan adalah :
1. pemberdayaan masyarakat yaitu upaya untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian semua komponen masyarakat untuk hidup sehat.
2. Pengembangan kemitraan yaitu upaya untuk membangun hubungan para mitra kerja
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling memberikan manfaat.
3. upaya advokasi yaitu upaya yaitu upaya untuk mendekati, mendampingi,
mempengaruhi para pembuat kebijakan secara bijak sehingga mereka sepakat untuk
memberi dukungan terhadap pembangunan kesehatan
4. Pembinaan suasana yaitu kegiatan untuk membuat suasana atau iklan yang
mendukung terwujudnya prilaku sehat dengan pengembangan opini publik yang
positif melalui media massa, tokoh masyarakat Publisk Figur
5. Pengembangan sumber daya manusia yaitu kegiatan pendidikan, pelatihan,
pertemuan-pertemuan untuk meningkatkan wawasan, kemauan dan ketrampilan baik
petugas kesehatan maupun kelompok-kelompok potensial masyarakat,.
Indikator Output
1. Perorangan perbaikan presentase faktor perilaku beresiko
2. Prosentase tekanan keluarga sehat 65 %

3. Ratso Desa / Posyandu 1: 5

Tujuan
Tujuan promosi kesehatan adalah untuk mempengaruhi sikap masing-masing mengenal
kesehatan secara individu dan menentukan keputusan mereka atas pilihannya secara
personal menuju gaya hidup yang sehat dan lelah positif.
Ada beberapa tujuan khusus secara jelas yang harus di sampaikan pada individu adalah
sebagai berikut :
Mempengaruhi sikap untuk menerima gaya hidup yang sehat dan positif

MEMPENGARUHI dan memelihara kebiasaan makan dengan kandungan gizi


yang optimal
Mempengaruhi berhenti merokok demi kesehatan

Membantu dan mengatasi stress yang dialami dalam kehidupan

Manfaat Promosi Kesehatan Dilingkungan


Manfaat promosi kesehatan dilingkungan antara lain sebagai berikut :
Bagi pihak harus mempererat kerja sama dalam lingkungan

Meningkatkan dukungan terhadap program kesehatan lingkungan

Citra positif dan peduli kesehatan lingkungan

Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan lingkungan

Persyaratan Pelaksanaan Program


Program promosi kesehatan yang ditujuhkan pada masyarakat dan penentuan kelompok
kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan pada masyarakat dan penentuan kelompok
dengan mudah terhadap kegiatan dalam promosi kesehatan dan mengikuti anjuran
kesehatan, keselamatan.
Sedangkan pesan-pesan kesehatan
Pesan-Pesan Kesehatan Antara Lain :
1. Kesehatan adalah hak asasi manusia yang perlu diperhatikan dan ditintikan
kualitasnya dan kesehatan sehingga perlu dipupuk dan di kembangkan.
2. Fokus pesan adalah peningkatan ketahanan keluarga dan keperdulian terhadap
lingkungan
3. Pesan-pesan utama adalah aktivitas fisik / olahraga teratur, melaksanakan diet /
pengaturan pola makan dengan gizi seimbang. Tidak merokok atau menjaga kawasan
tanpa asap
rokok dam mempraktekkan. 55 (senyum, salam, sapa, dan santun sebagai perwujudan
pribadi yang sehat jasmani, rohani, dan sosial)
Peran Sektor Kesehatan Lintas Sektor Dalam Promosi Kesehatan
Dalam peran sektor kesehatan lintasan sektor dan promosi kesehatan antara lain sebagai
berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis promosi kesehatan di wilayahnya.

2. Penyediaan sarana promosi kesehatan sesuai standar

3. Mengupayakan dana yang meyadal untuk promosi kesehatan

4. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak

5. Mengupayakan pemberdayaan kelompok potensial di masyarakat di bidang


kesehatan.
Indikator Keberhasilan
Indikator Input :
1. Adanya organisasi / lembaga khusus promosi kesehatan / PKM

2. Pemenuhan standar sarana promosi kesehatan di Kabupaten / Kota.

3. Pemenuhan standar sarana promosi kesehatan di Kabupaten Kota.

Indikator Proses
1. Adanya kebijakan sektor yang mendukung pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat
2. Frekwensi informasi melalui media massa.

3. Jumlah kelompok yang bergerak di bidang kesehatan di Kabupaten / Kota

Promosi kesehatan pada masyarakat merupakan proses yang memungkinkan


untuk meningkatkan kesehatan, promosi kesehatan dipandang sebagai bagian pelayanan
kesehatan masyarakat dan pengembangan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.
Program promosi kesehatan dukungan sosial yang diberikan oleh anggota
keluarga di rumah dan membantu memelihara gaya hidup sehat. Program promosi
kesehatan yang dilakukan di masyarakat membutuhkan dukungan dari anggota keluarga
dan bertanggung jawab dalam penyediaan makanan yang bergizi.
http://riyantidhickendz.blogspot.com/2009/07/makalah-promosi-kesehatan.html

Вам также может понравиться