Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB II

LANDASAN TEORI & PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Salah satu fungsi pemerintahan yang kini semakin di sorot

masyarakat adalah pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi-

instansi pemerintah yang menyelenggarakan pelayanan publik.

Peningkatan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan instansi

pemerintahan kin semakin mengemuka, bahkan menjadi tuntutan

masyarakat. Persoalan yang sering dikritisi masyarakat atau penerima

layanan adalah kualitas yang melekat pada seluruh aspek pelayanan.

Menurut J.Supranto dalam bukunya Pengukuran Tingkat Kepuasan

Pelanggan (2011:228) Kualitas adalah sebuah kata yang bagi

penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan

baik.

Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat

ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun

menurut Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2002:83).

7
8

Kualitas pelayanan diberikan kepada konsumen harus berfungsi

untuk lebih memberikan kepuasan yang maksimal, oleh karena itu dalam

rangka memberikan pelayanan harus dilakukan dengan fungsi pelayanan.

Kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap perusahaan tentunya

mempunyai tujuan. Umumnya tujuan dengan diadakannya pelayanan

adalah agar konsumen merasakan adanya kepuasan dan dampaknya bagi

perusahaan akan memperoleh laba maksimum.

Dari definisi-definisi tentang kualitas pelayanan tersebut dapat di

ambil kesimpulan bahwa kualitas pelayan adalah segala bentuk aktivitas

yang dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen.

Menurut (Parasurama,dkk.,1998) yang dikutip oleh Rambat

Lupiyoadi dan A. Hamdani dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa

(2006:182) Dimensi Kualitas Pelayanan dibagi menjadi lima dimensi

SERVQUAL diantaranya adalah :

1. Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan

saranan dan prasarana fisik perusahaan dan keadadaan lingkungan

sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayan yang diberikan oleh

pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain

sebagainnya), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi),

serta penampilan pegawainnya. Contoh bukti fisik kantor BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda antara lain :


9

Sumber: Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

Gambar 2.1 Bukti Fisik di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang

Pemuda

Sumber: Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

Gambar 2.2 Gedung Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda


10

2. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerjanya harus sesuai harapan pelanggan yang berarti

ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa

kesalahan, sikap simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. Pelayanan

yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

untuk pesertanya antara lain, Pelayanan Informasi, Drop Box,

Pemeriksaan Dokumen, Pelayanan Klaim.

Sumber: Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

Gambar 2.3 Pelayanan yang Diandalkan pada BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Semarang Pemuda

3. Responsiveness (ketanggapan) yaitu suatu kebijakan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada

pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Memberikan

konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

Dapat dilihat pada gambar 2.4 ketika salah seorang karyawan BPJS

Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda sedang melayani peserta.


11

Sumber : Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

Gambar 2.4 Pelayanan Klaim pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Semarang Pemuda

4. Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu pengetahuan, kesopanan, dan

kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa

percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa

komponen antara lain, komunikasi, kredibilitas, keamanan,

kompetensi, dan sopan santun. Dana yang dibayarkan peserta BPJS

Ketenagakerjaan akan ditampung dan dijamin aman dan BPJS

Ketenagakerjaan memberikan kepastian untuk mencairkan dana klaim

kepada nasabah. Untuk keamanan, Kantor BPJS Ketenagakerjaan

Cabang Semarang Pemuda memiliki lebih dari dua petugas sequrity

yang siap menjaga kantor pada saat pelayanan peserta yaitu pagi

hingga sore. Untuk malamnya ada satu petugas sequrity. Jadi ada tiga

petugas sequrity yang menjaga Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang

Semarang Pemuda.
12

5. Empaty (empati) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan

berupaya dengan memahami keinginan konsumen. Dimana suatu

perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang

pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta

memiliki waktu pengoprasian yang nyaman bagi pelanggan. Bentuk

empati yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang

Pemuda untuk peserta yaitu dengan memberikan pelayanan publik

mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00, setelah jam pelayanan para

karyawan dan staff BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

baru bias mengerjakan tugas sesuai dengan pekerjaannya masing-

masing.

2.1.2 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Yang berhak mendapatkan atau mencairkan santunan Jaminan

Kecelakaan Kerja (JKK) adalah Peserta BPJS Ketenagakerjaan atau

Jamsostek yang mengalami kecelakaan kerja termasuk juga peserta yang

menderita penyakit yang diakibatkan karena hubungan kerja, segala

kondisi dan keadaan di dalam lingkungan kerja yang kurang sehat dan

kurang aman adalah risiko yang harud dihadapi oleh setiap tenaga kerja

dalam melaksanakan pekerjaannya.


13

Untuk kecelakaan kerja yang bias mengakibatkan hilangnya

sebagian atau seluruh penghasilan yang disebabkan oleh risiko-risiko

sosial seperti kematian atau cacat akibat kecelakaan kerja fisik ataupun

mental, oleh sebab itu diperlukan program Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK). Kesehatan dan keselamatn kerja adalah tanggung jawab pengusaha

oleh sebab itu pengusaha memiliki kewajiban untuk membiayai iuran

Jaminan Kecelakaan Kerja yang sebesar antara 0,24% - 1,74% sesuai

dengan jenis tingakat risiko lingkungan kerja.

2.1.3 Alur Pengajuan Klaim BPJS Ketenagakerjaan

Sequrity menyerahkan map checklist

Peserta mengisi formulir di meja formulir

Peserta memasukkan map checklist ke dalam drop box

Peserta mengambil nomor antrian untuk ke CS

Peserta dipanggil oleh CS

Peserta dipanggil oleh Petugas Bank untuk pembayaran klaim

Peserta menekan e-survey kepuasan pelanggan

2.1.4 Prosedur Pencairan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Laporan Kecelakaan Tahap I

Perusahaan wajib melaporkan ke Disnakertrans dan Kantor BPJS

Ketenagakerjaan dan bila menggunakan fasilitas TC melaporkan ke RSTC


14

tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan

(menggunkan formulir Tahap I/ Form 3) dilampiri dengan :

Copy KTP

Copy Kartu Kepesertaan

Laporan Kecelakaan Tahap II

Apabila tenaga kerja telah selesai berobat dan dinyatakan sembuh, cacat

atau meninggal dunia perusahaan wajib melaporkan ke Disnakertrans dan

Kantor BPJS Ketenagakerjaan dan bila menggunakan fasilitas TC

melaporkan ke RSTC tidak lebih dari 2 x 24 jam dilampiri dengan :

Keterangan kronologis kejadian kecelakaan

Surat perintah tugas, lembur, keluar kota, atau tugas lain dari

perusahaan / pimpinan perusahaan

BAP / Surat Keterangan Kepolisian (bila kecelakaan kerja terjadi

di lalu lintas)

Kwitansi Asli biaya pengangkutan berstempel perusahaan yang

mengeluarkan

Kwitansi asli biaya pengobatan dan perawatan berikut rincian atau

lampirannya

Kwitansi asli pembelian orthose/prothese, penggantian gigi palsu

dan biaya rehabilitasi medis bila ada

Apabila ada biaya yang dibayarkan oleh asuransi lain (dengan

kwitansi asli), maka untuk BPJS Ketenagakerjaan menggunakan


15

Copy dilegalisir dari lembaga yang mengeluarkan dan dilampiri

bukti/surat keterangan. (Bermatrai Cukup)

RSTC berkewajiban mengumpulkan berkas-berkas dari

perusahaan berupa :

Laporan Kecelakaan Tahap I

Laporan Kecelakaan Tahap II

Mengisi Form 3b KK 3 oleh Dokter yang merawat

Pemberian surat ijin dokter / surat istirahat bila diperlukan.

2.2 Profil Perusahaan

2.2.1 Sejarah Berdirinya BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan merupakan program publik yang

memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial

ekonomi tertentu dan pelaksanaannya menggunakan mekanisme asuransi

sosial.

BPJS Ketenagakerjaan adalah Badan Usaha Milik Negara yang

bergerak dalam bidang asuransi sosial. BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu

bernama PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana undang-

undang jaminan sosial tenaga kerja.

BPJS Ketenagakerjaan sebelumnya bernama Jamsostek (jaminan

sosial tenaga kerja) yang dikelola oleh PT. Jamsostek (Persero), namun
16

sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Jamsostek berubah

menjadi BPJS Ketenagakerjaan sejak tanggal 1 Januari 2014.

Sejarah terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan yang dahulu

bernama PT. Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai

dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja,

Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956

tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan

buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh,

PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial

(YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga

Kerja.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut

landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada

tahun 1977 dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977

tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang

mewajibkan setiap pemberi kerja atau pengusaha swasta dan BUMN untuk

mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang

pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Berikutnya lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya

PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja.

Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi

kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan


17

memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan

keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang

hilang akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan

UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Undang-undang itu berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang

perubahan pasal 34 ayat 2, yang sekarang berbunyi: "Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan

rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam

meningkatkan motivasi maupun produktivitas kerja.

Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang,

tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum

Publik. BPJS Ketenagakerjaan dipercaya untuk menyelenggarakan

program jaminan sosial tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dan

JP.

BPJS Ketenagakerjaan memiliki visi yaitu Menjadi Badan

penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya,

bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan. Dan misi

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi

perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:
18

Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja

dan keluarga

Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan

kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas

Negara: Berperan serta dalam pembangunan.

Sebagai program publik, BPJS Ketenagakerjaan memberikan hak

dan membebani kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan

tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No.3 tahun 1992 mengatur Jenis

Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT),

Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Pensiun (JP), sedangkan kewajiban

peserta adalah tertib administrasi dan membayar iuran.

2.2.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaannya

Menurut Sumarni (1998:147) mengatakan pengorganisaian

sebagai proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi, personalia

dan factor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat

bermanfaat serta terarah pada satu tujuan

Dalam suatu perusahaan atau kantor pastinya ada bentuk-bentuk

Organisasi dalam hal ini saya ingin memberikan pengertian mengenai

bentuk-bentuk Organisasi.

Menurut Sumarni (1998:175-179), adalah

1. Organisasi Garis
19

Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari kekuasaan dan

tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan dari yang teratas

sampai yang terbawah. Setiap atasan mempunyai sejumlah bawahan

tertentu dan masing-masing member pertanggung jawaban tugasnya

kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya bertanggung jawab kepada

satu orang atasan saja. Oleh karena itu setiap atasan dituntut

berpengetahuan yang serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.

Kebaikan Organisasi Garis:

1. Garis tanggung jawab dan wewenang yang langsung bersifat

sederhana serta mudah dimengerti.

2. Disiplin dan pengawasan dipermudah karena jelasnya saluran

perintah.

3. Keputusan dapat dibuat lebih cepat.

4. Jika digunakan secara tepat, dapat memiliki fleksibilitas terhadap

perubahan keadaan.

Keburukan Organisasi Garis:

1. Pertumbuhan fungsi garis tanpa perkembangan fungsi staf akan

membebani tanggungjawab administrative secara berlebihan.

2. Sulit untuk memperoleh dan melatih karyawan yang serba bisa.

3. Diperlukan pemimpin perusahaan yang cakap dan berpengetahuan

luas.
20

4. Seringkali terjadi kurang adanya koordinasi antar bagian secara

horizontal.

2. Organisasi Garis dan staf

Organisai ini banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar

yang luas daerah kerjanya serta memiliki bidang tugas yang kompleks.

Struktur organisasi ini berusaha untuk menyempurnakan kekurangan yang

ada pada struktur organisasi garis.

Disini kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan

memilikibawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah dari

seorang atasan saja dan kepada atasan tersebut bawahan harus bertanggung

jawab atas pelaksanaan pekerjaannya. Dalam hal ini terdapat satu atau

beberapa orang staf. Maksud dari staf disini ialah orang yang ahli dalam

bidang tertentu yang tugasnya member nasehat dan saran dalam bidangnya

kepada pejabat pemimpin didalam organisasi tersebut jika pimpinan itu

mengalami kesulitan dalam memecahkan persoalan organisasi.

Jadi tugas staf disini hanya memberikan nasehat kepada pimpinan,

tetapi tidak mempunyai hak untuk memerintah bawahan, karena secara

formal yang berhak memerintah bawahan hanya pimpinan saja.

Kebaikan organisasi Garis dan Staf

1. Manajer hanya memerlukan keahlian khusus dalam bidangnya saja.

2. Dapat mewujudkan the right man in the right place


21

3. Semua perintah diberikan kebawah melalui pimpinan sehingga

kewibawaan pimpinan tetap terjaga.

4. Fungsi-fungsi satafdilaksanakan oleh unit staf ahli menurut bidangnya

sehingga dapat diperoleh efektivitas yang cukup tinggi sedangkan unit

garis dapat memusatkan perhatiannya pada fungsi utamanya.

Keburukan Organisasi Garis dan Staf:

1. Wewenang staf harus dinyatakan secara tegas agar tidak

menimbulkan friksi, sebab seorang staf pada mulanya hanya

memberikan nasehat pada akhirnya dapat member perintah.

2. Unit staf sering dapat memaksakan sarannya pada unit garis atau dapat

tidak efektif jika hanya menunggu sampai diminta untuk memberikan

sarannya.

3. Seringkali sukar dikoorganisasikan disebabkan rumit dan kompleknya

susunan organisasi.

3. Organisasi Fungsional

Struktur ini merupakan bentuk organisasi yang susunannya

berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut,

misalkan fungsi produksi, keuangan, administrasi dan lain-lain. Disini

seorang karyawan tidak bertanggung jawab satu atasan saja. Pimpinan

berwenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya dalam bidang


22

pekerjaan tertentu. Pimpinan berhak memerintah semua karyawan disemua

bagian, selama masing berhubungan dengan bidang kerjaannya.

Dalam struktur ini terdapat sejumlah spesialis fungsional yang

mengawasi kegiatan masing-masing karyawan, jadi berbagai unit staf

mempunyai wewenang garis atas orang yang sama.

Kebaikan organisasi fungsional:

1. Memberikan kemungkinan adanya spesialisasi.

2. Mudah untuk mengisi setiap jabatan karena masing-masing hanya

dibutuhkan keahlian tertentu.

3. Memberikan pengawasan teknis yang lebih efektif kepada karyawan.

Keburukan organisasi fungsional

1. Dapat mematahkan kesatuan perintah dan tanggung jawab karena

buruh menerima perintah dari beberapa atasan yang memiliki

kekuasaan yang sama.

2. Seringkali terjadi para spesialis (ahli) sulit bekerja sama, karena

masing-masing merasa bidang spesialisasinyalah yang terpenting.

Melihat dari jenis dan tipe organisasi diatas penulis menyimpulkan

bahwa tipe organisasi pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang

Pemuda menggunakan struktur organisasi Garis karena pada struktur

organisasinya kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap

tingkat pimpinan teratas sampai kebawah. di BPJS Ketenagakerjaan


23

Cabang Semarang Pemuda sudah terlihat jelas setiap atasan mempunyai

sejumlah bawahan tertentu dan masing-masing telah memiliki tugas dan

tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada atasannya. Dan juga di

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda setiap bawahan dalam

suatu bagian hanya bertanggung jawab kepada satu atasannya saja. Dan

setiap kepala bagian di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

memiliki spesialisasi khusus di bagiannya karena ia tidak memiliki

pembantu ahli atau staf dan hanya memiliki bawahan saja.


24

KANTOR CABANG
UTAMA
PEPEN S ALMAS

SEKRETARIS K C
WISMAWATI

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG


PEMASAR PEMASAR UMUM & KEUANGA PELAYAN
AN PPU AN PBPU SDM N & TI AN

M ADI MUSLIH DWI PUJI HASUDUN W SEPTI


NUGROHO HIKMAT HASTUTI GAN HERAWAT
SURYADIN I
ATA
MARKETING PENATA PENATA PENATA MANAJER
OFFICER MADYA MADYA MADYA K U KASUS KK PENATA
PBPU SDM DAN P UTAMA
BAYU H BERNADETA P DAN P
DEDY H M RANGGA FEETY MM
KANEVI O RIO A
SUKIMIN PENATA
RELATIONSH MADYA JHT
IP OFFICER DEWI DAN JP
ARYANI R
DEWA AYU A PENATA PENATA SISKA N
MADYA MUDA
MARIA APBPU UMUM SRI H
LINTANG PENATA
MADYA TI PENATA
FADLILAHUT MADYA P
AMI HERRY JKK DAN JK
ASMANTO
R SUGIHARTO AMERIA R
P PUTRA
DINDA M PENATA STAF M FADU S
MADYA KP UMUM
AUFA FITRIA CUSTOMER
HERSA A KABUL S SERVICE
ZULFI TRIO P
RIZAL P
FIKAR
FATKHUL RATIH F P

PENATA OKKI
MADYA AP
AYU W T
MUTIA F

Sumber: Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang Pemuda

Gambar 2.5 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Semarang

Pemuda
25

1. Kepala Cabang

Bertugas :

Mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran

perusahaan di unit kerjanya.

Merencanakan dan menetapkan kebijakan operasional di kantor

cabang.

Mengarahkan dan memastikan peningkatan pelayanan kepada peserta.

Menentukan pelaksanaan system Administrasi dan Umum.

Melaksanakan fungsi sistem teknologi informasi.

Menyusun laporan kegiatan secara tepat waktu.

Tanggung Jawab :

Memberikan persetujuan atas rencana kegiatan dan operasionalisasi di

kantor cabang yang terkait dengan bidang pemasaran, pelayanan,

keuangan, SDM dan Umum.

Mengajukan pencairan anggaran rutin sesuai batas kewenangan.

2. Kepala Bidang Pemasaran

Bertugas :

Menghimpun informasi dari berbagai instansi dan organisasi terkait

untuk mendapatkan data perusahaan sebagai dasar untuk menyusun

data potensi dan menetapkan target kepesertaan.

Mengendalikan pelayanan administrasi kepesertaan serta keluhan

peserta untuk meningkatkan kepuasan peserta.


26

Mengoordinasikan kegiatan penyuluhan kepada peserta dan pihak-

pihak terkait lainnya.

Tanggung Jawab :

Mengusulkan penghapus bukuan piutang macet non aktif.

Menyetujui penerbitan KPJ berdasarkan permintaan MO

Marketing Officer

Bertugas :

Proses data potensi.

Penerbitan surat pemberitahuan pelaksanaan program BPJS

Ketenagakerjaan.

Kunjungan lapangan.

Sosialisasi

Relationship Officer

Bertugas :

Analisa informasi tentang perusahan peserta.

Analisa informasi keluhan peserta.

Analisa data pembayaran klaim jaminan

Penata Madya Administrasi Pemasaran

Bertugas :

Melakukan proses upload data SIPP dari perusahaan peserta.

3. Kepala Bidang Pelayaanan

Bertugas :
27

Melakukan penetapan besarnya jaminan sesuai batas kewenangan

Mengendalikan penyelesaian kasus klaim yang belum/tidak ditindak

lanjuti oleh peserta untuk penyelesaian kalim pending.

Tanggung Jawab :

Menetapkan verifikasi berkas penetapan jaminan.

Mengusulkan solusi penyelesaian klaim bermasalah dan hutang

jaminan

Penata Madya Pelayanan

Bertugas :

Melakukan verifikasi, merekam dan menetapkan klaim JHT, JKK, JK

dan JP.

Menginformasikan klaim JKK siap bayar ke perusahaan/ahli waris.

Melakukan kunjungan atas laporan kecelakaan kerja yang mempunyai

risiko tinggi.

Customer Service Officer

Bertugas :

Memberikan pelayanan informasi program BPJS ketenagakerjaan dan

menerima keluhan peserta untuk meningkatkan pelyanan yang cepat

dan akurat.

Menerima, meneliti kelengkapan dan keabsahan dokumen pengajuan

pembayaran jaminan untuk menjamin pelayanan yang baik dan benar.

Menerima dan memeriksa dokumen permintaan koreksi sertifikat, KPJ

dan KPK.
28

4. Kepala Bidang Umum & SDM

Bertugas :

Mengirim data kepesertaan (iuran, jaminan dan keuangan) secara

periodik.

Mempersiapkan pelaksanaan diklat sesuai batas kewenangan untuk

meningkatkan keterampilan dan wawasan karyawan.

Memastikan terlaksananya pemberian hukuman dan usulan

penghargaan untuk menegakkan disiplin karyawan dan meningkatkan

motivasi kerja.

Tanggung Jawab :

Membuat rekomendasi atas usulan mutasi dan promosi karyawan di

kantor cabangnya untuk mendapat persetujuan dari kantor pusat.

Mengusulkan pengadaan barang dan jasa untuk kantor cabangnya

sesuai dengan batas kewenangan yang dimiliki.

Penata Media SDM

Bertugas :

Melaksanakan dan menata administrasi karyawan kantor cabang.

Melaksanakan tertib administrasi karyawan (pembayaran gaji, lembur,

cuti, absensi, SPPD dll).

Penata Muda Umum

Bertugas :

Membantu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana kerja.


29

Menyiapkan proses pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang

berlaku.

Mengatur dan memelihara sarana dan prasarana kerja agar selalu

dalam kondisi siap pakai.

5. Kepala Bidang Keuangan & Teknologi Informasi

Bertugas :

Melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan pengeluaran

keuangan untuk pengendalian anggaran.

Mengendalikan rekening antara untuk tertib administrasi keuangan.

Merencanakan, memelihara pengamanan data dan sistem

komputerisasi untuk kelangsungan operasional

Tanggung Jawab :

Mengusulkan pencairan anggaran rutin sesuai dengan batas

kewenangan.

Mengusulkan penempatan investasi dana di daerahnya sesuai batas

kewenangan kantor cabang.

Verifikator Keuangan

Bertugas :

Melaksanakan pencatatan semuaa transaksi dengan tertib dan benar

guna penerbitan neraca percobaan

Pembukuan

Bertugas :
30

Membukukan penerimaan iuran via Bank.

Membukukan data BUBM.

Meminta persetujuan voucher pembayaran BUBM.

Mencetak listing harian

Penata Madya TI

Bertugas :

Melakukan pemeliharaan dan mengatur kewenangan sistem, database,

hardware, dan software.

2.3 Bidang Kegiatan Perusahaan

BPJS Ketenagakerjaan adalah program public yang memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi

tertentu dan pelaksanaannya menggunakan mekanisme asuransi sosial.

Sebagai program publik, BPJS Ketenagakerjaan memberikan hak dan

membebani kewajiban secara pasti bagi pengusaha dan tenaga kerja

berdasarkan UU No. 3 tahun 1992 mengatur Jenis Program Jaminan

Kecelakaan Keja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua

(JHT), dan Jaminan Pensiun (JP).

Вам также может понравиться