Вы находитесь на странице: 1из 15

LBM 4 (KELAINAN LEUKOSIT)

STEP 1

1. Hepatosplenomegali
Perbesaran pada hepar dan lien yang ukurannya lebih dari normal.
2. Hiatus leukemikus
Peningkatan jumlah sel-sel seri granulosit muda (mieloblast dan promieloblast)
disertai peningkatan sel batang dan segmen, penurunan mielosit dan metamielosit, dan
kekosongan pada hitung jenis leukosit.

STEP 2
1. Apa yang menyebabkan hepatosplenomegali?
2. Apa saja yang termasuk dalam kelainan leukosit?
3. Apa tanda dari leukimia akut?
4. Apa saja jenis pemeriksaan leukosit?
5. Kenapa didapatkan Hb turun,leukosit meningkat,trombosit meningkat? jelaskan
patogenesisnya!
6. Apa definisi dari leukimia?
7. Jelaskan epidemiologi dari leukimia!
8. Jelaskan prevalensi leukimia!
9. Jelaskan klasifikasi dari leukimia!
10. Apa yang menyebabkan terjadinya sering lemas pada kasus tersebut?
11. Mengapa penderita merasakan perut terasa penuh?
12. Organ apa yang berpengaruh dari proses tersebut? Mengapa mengalami pembesaran?
13. Jelaskan etiologi dari kasus tersebut!
14. Hal-hal apa yang berpengaruh dari kasus tersebut?
15. Mengapa didapatkan hasil lab dari kasus tersebut?

STEP 3

1. Apa yang menyebabkan hepatosplenomegali?


HEPAR: infeksi dan anemia hemolitik
LIEN : sumbatan dalam darah dan infiltrasi

Karena sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah, terjadi ekstrameduler
sehingga hepar dan lien dipaksa memproduksi sel darah.

2. Apa saja yang termasuk dalam kelainan leukosit?


Non neoplastik
1) Kualitatif
granulomatosa kronik,kelainan fungsi leukosit (sel t dan sel b tidak
berfungsi secara normal)
2) Kuantitatif
Kelebihan: Basofilia, neutrofilia, eusinofilia, leukositosis, monositosis,
Kekurangan: limfotopenia, neutropenia.
Neoplastik
1) Mieloproliferatif
a) Leukemik
AML(Akut Mieloblastik Leukimia), CML(Cronic Mieloblastic
Leukimia)
b) Non leukemik
Polisitemia vera, mielosklerosis.
2) Limfoproliferatif
a) Leukemik
ALL (Akut Limfoblastik Leukimia),CLL (Cronic Limfoblastik
Leukimia)
b) Non leukemik
LMH

3. Apa tanda/sign/pemeriksaan fisik dari leukimia akut?


a) INSPEKSI
Tampak lemah
Pucat
Mimisan
Gusi berdarah

b) PALPASI
Splenomegali
Hepatomegali
Limfadenopati superfisial (kelenjar limfa teraba membesar)

4. Apa saja jenis pemeriksaan leukosit?


Hitung jumlah leukosit
Hitung jenis leukosit

5. Kenapa didapatkan Hb turun,leukosit meningkat,trombosit meningkat? jelaskan


patogenesisnya!
Karena ada translokasi dari kromosom philadelphia(ph) yang menyebabkan keluarnya
BCR (Break Cluster Region) yang nantinya membuat sel-sel kromik mengalami
pertumbuhan tak terkendali. Jadi, khasnya meningkat dahulu baru mengalami
penurunan.

6. Apa definisi dari leukimia?


Penyakit yang disebabkan karena produksi sel darah putih berlebih dan tidak
terkendali yang menyebabkan gangguan fungsi normal darah.
Penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk
hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi yang menyebabkan
penekanan dan penggantian sumsum tulang yang normal.

7. Jelaskan epidemiologi dari leukimia!


Insiden
13/100.000 penduduk pertahun.
Frekuensi relatif
60% (untuk leukimia akut), 25% (untuk CLL), 15% (untuk CML)
Umur
ALL terbanyak pada anak-anak dan dewasa; AML pada semua umur banyaknya
pada penderita dewasa; CML banyak pada orang dewasa umur 40-60 tahun; CLL
terbanyak pada orang tua
Jenis kelamin
Leukimia lebih sering dijumpai pada laki-laki, perbandingannya 1,2 2:1

8. Apa yang menyebabkan terjadinya sering lemas pada kasus tersebut?


Hipermetabolisme meningkat, Hb turun, lelah sehingga nafsu makan menurun.

Terjadi kelainan leukosit baik kekurangan dan berlebihan sehingga mudah terinfeksi
dan tubuh cepat lemas.

9. Mengapa penderita merasakan perut terasa penuh?


Karena terjadi hepatosplenomegali.

10. Organ apa yang berpengaruh dari proses tersebut? Mengapa mengalami pembesaran?
Hepar dan Lien, karena sumsum tulang tidak mampu meproduksi sel darah sehingga
terjadi ekstrameduler dimana hepar dan lien dipaksa memproduksi sel darah.

11. Jelaskan etiologi dari kasus tersebut!


a) Penyebab:
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi pada ALL dan AML.
Leukemogenik : bahan kimia (benzena), insektisida
Virus : retrovirus dan virus leukimia feline
b) Genetik :
Syndrome Down

12. Hal-hal apa yang berpengaruh terhadap kasus tersebut?


Trombositopeni: LMKkhasnya trombosit meningkat,
Kenapa berpengaruh? Karena ada proliferasi yang berlebihan dari prekursor
granulositik.
13. Mengapa didapatkan hasil lab seperti kasus tersebut?
14. Bagaimana DD(diagnosis banding)-nya?

KONSEP MAPPING

LEUKOSIT
KEGANASAN

HIPERLEUKOSITOSIS

LEUKIMIA
ORGANOMEGALI Hb turun, TROMBOSITOSIS
ERI turun

HEPATOSPLENOMEGALI,
KGB,OTAK Anemia

5L, pusing

STEP 6

1. Apa yang menyebabkan hepatosplenomegali?

Anemia terjadi oleh karena kegagalan sumsum tulang dalam proses pembentukan darah.
Kegagalan pembentukan darah menyebabkan hepatosplenomegali dan trombositopenia.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25315/5/Chapter%20I.pdf

Terjadi proliferasi ganas sel induk hemopoietik dalam sumsum tulang. Sel ganas
menggantikan sel normal dimana sel ini beredar secara sistemik kemudian dapat disertai
infiltrasi ke organ lain. Selain itu, sel ganas tersebut juga tumbuh pada jaringan hemopoietik
primitif (ekstrameduler) sehingga menimbulkan pembesaran lien, hati, dan kelenjar limfe.
Prof. Dr. I Made Bakta. 2003. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: EGC
Penyebab-penyebab infeksi hati termasuk virus seperti hepatitis C kronis, sirosis hati
karena konsumsi alkohol yang berlebihan, tifoid disebabkan karena air yang
terkontaminasi, infeksi ginjal dan hati, dan leukemia dll Bahkan, dalam kasus limfoma
non-Hodgkin dan kanker seperti lainnya, pembesaran terus berlangsung bersama kanker,
yang dapat memicu sakit yang luar biasa pada pasien. Kelainan genetik, seperti anemia
sel sabit juga dikenal sebagai penyebab pembesaran limpa dan hati. Bentuk remaja
penyakit Gaucher, yang dikenal sebagai Tipe 3, adalah penyebab yang paling menonjol
dari kondisi ini pada anak-anak.

http://smakita.com/2013/08/penyebab-pembesaran-limpa-dan-hati.html

2. Apa saja yang termasuk dalam kelainan leukosit?

KELAINAN-KELAINAN LEUKOSIT

PERGESERAN KE KIRI (Shift To The Left)

Peningkatan jumlah leukosit muda dalam darah tepi. Misalnya peningkatan jumlah netrofil
batang > 10 % dalam darah tepi.

NETROFILIA

Peningkatan jumlah neutrofil dalam darah tepi lebih dari normal, ini bisa disebabkan :

- Infeksi akut contoh : radang paru, pneumonia, meningitis

- Infeksi lokal yang disertai dengan produksi dan penimbunan nanah

- Intoksikasi, missal pada zat-zat kimia, uremia.

- Selain itu ada juga Netrofilia Fisiologik yang disebabkan oleh olah raga yang berlebihan,
stress, ini disebut juga Pseudonetrofilia.

EOSINOFILIA

Peningkatan jumlah eosinofil dalam darah tepi, ditemukan pada :

- Penyakit alergi (Urticaria, Asthma bronchiale).

- Infeksi parasit misal pada : Schistosomiasis, Trichinosis, Cacing tambang)

- Sesudah penyinaran

- Hodgkins disease, Poli arthritis nodosa,dll

- Keganasan, penyakit kulit misal Eksim


BASOFILIA

Peningkatan jumlah basofil dalam darah, ditemukan pada :

- Infeksi oleh virus (Smallpox, Chickenpox)

- Kadang-kadang sesudah Spleenektomi, Anemia hemolitik kronis

MONOSITOSIS

Peningkatan jumlah monosit dalam darah, ditemukan pada :

- Infeksi Basil (TBC, Endocarditis sub akut)

- Infeksi Protozoa (Malaria, dysentri amoeba kronik)

- Hodgkins disease, Artritis Rheumatoid

LIMPOSITOSIS

Peningkatan jumlah limposit dalam darah, ditemukan pada :

- Infeksi akut (Pertusis, hepatitis, Mononucleusis infeksiosa) dan Infeksi menahun

- Pada infant (bayi dan anak-anak)

- Radang kronis misal Kolitis Ulseratif

- Kelainan metabolic (Hipertiroidisme)

NEUTROPENIA

Penurunan jumlah netrofil dalam darah tepi, penyebabnya :

- Penyakit infeksi

- Demam thypoid, Hepatitis, Influenza, campak, malaria, juga tiap jenis infeksi akut.

- Bahan kimia dan fisika misal pada radiasi dan obat, Hiperspleenisme, penyakit hati.

LIMFOPENIA

Penurunan jumlah limposit dalam darah tepi, penyebab :

- Kematian kortikosteroid misalnya akibat terapi dengan obat Steroid.

- Penyakit berat misal : Gagal jantung, gagal ginjal, TBC berat.

AGRANULOSITOSIS

Menghilangnya granulosit dalam darah tepi secara mendadak pada seseorang yang
sebelumnya normal. Pada agranulositosis yang umum jumlah leukosit rendah dan limposit
matang merupakan satu-satunya jenis leukosit yang ada dalam darah tepi.
Penyebabnya : Penyakit autoimmune, juga obat contoh obat : Antalgin dan sulfonamide

REAKSI LEUKEMOID

Leukositosis reaktif yang bukan proses keganasan (Benigna) dengan sel-sel leukosit belum
matang dan matang yang memasuki sirkulasi dalam jumlah berlebihan.

http://rizqimurtafiah.wordpress.com/2011/09/17/kelainan-kelainan-leukosit/

Leukemia:
Definisi
Proliferasi ganas sel induk hemopoetik dalam sumsum tulang. Sel ganas
menggantikan sel normal dimana sel ini beredar secara sistemik kemudian dapat
disertai infiltrasi ke organ lain.
(I Made Bakta.2006.Hematologi Klinik Ringkas.EGC:Jakarta)
Epidemiologi
1. Insiden
Insiden leukemia di Negara barat adalah 13/100.000 penduduk/tahun.
Leukemia merupakan 2,8% dari seluruh kaasus kanker. Belum ada angka
pasti mengenai insiden leukemia di Indonesia.
2. Frekuensi relative
Di Negara barat menurut Gunz :
Leukemia akut : 60%
CLL :25%
CML : 15%
Di Indonesia frekuensi CLL sangat rendah, CML merupakan leukemia kronik
yang paling sering dijumpai.
3. Umur
Mengenai insiden umur didapat data sebagai berikut :
ALL : terbanyak pada anak-anak dan dewasa muda
AML : pada semua umur, lebih sering pada orang dewasa
CML :pada semua umur, tersering umur 40-60 tahun
CLL : terbanyak pada orang tua
4. Jenis kelamin
Leukemia lebih sering dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita dengan
perbandingan 1,2-2 : 1
(I Made Bakta.2006.Hematologi Klinik Ringkas.EGC:Jakarta)
Etiologi
1. Faktor-faktor etiologi :
Environmental agent yang merusak DNA :
a. Ionizing radiation
b. Bahan kimia: benzene, dll
c. Obat-obatan: alkylating agent, dll
Virus :
HTLV-I/Human T-cell leukemia virus-I untuk T cell leukemia
Epstein Barr Virus untuk limfoma burkitt
2. Factor Predisposisi
Kelainan Kromosom : anemia fanconi, sindrown down
Defek immunologic :
o Bawaan : chediac higashi, wiskott Aldrich
o Didapat : infeksi HIV/AIDS, pemakaian imunosupresif
Defek hematologic :
o Sindroma mielodisplastik
o Penyakit mieloproliferatif

(I Made Bakta.2006.Hematologi Klinik Ringkas.EGC:Jakarta)

Patogenesis

Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau


maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel
darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal
mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada
kode genetik yang seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan
pertubuhan sel dan diferensiasi.

Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat


dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan
tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup lebih lama dibandingkan
sel sejenis yang normal.

(Simon, Sumanto, dr. Sp.PK (2003). Neoplasma Sistem Hematopoietik: Leukemia.


Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta)
Patofisiologi
1. Gagal sumsum tulang sehingga menimbulkan anemia, gangguan leukosit
atau trombositopenia
2. Proliferasi sel myeloid dan limfoid dalam sumsum tulang yang kemudian
beredar secara sistemik
3. Infiltrasi organ sehingga menimbulka organomegali
4. Kelainan imunologik :
Gangguan pembentukan antibody
Gangguan fungsi imun seluler
5. Pengaruh dari produk tumor :
Hiperviskositas
Peningkatan aktivitas osteoclast menimbulkan lesi tulang
Gagal ginjal yang timbul akibat asam urat meningkat

(I Made Bakta.2006.Hematologi Klinik Ringkas.EGC:Jakarta)

Gejala
1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas
cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oxygen dalam tubuh
kurang, akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan
kekurangan oxygen dalam tubuh).
2. Perdarahan. Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan
wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan
mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik merah lebar/kecil
dijaringan kulit).
3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan
tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel
darah putih yang diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak
berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi
virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan
adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum
tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.
5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia,
dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu
yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah
nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita
leukemia.
6. Pembengkakan Kelenjar Lympa. Penderita kemungkinan besar mengalami
pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher,
dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia
dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala
kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera
mendapatkan pertolongan medis.
(Simon, Sumanto, dr. Sp.PK (2003). Neoplasma Sistem Hematopoietik: Leukemia.
Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta)
Macam-macam
1. Leukemia limfositik akut (LLA)
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak.
Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah
berumur 65 tahun atau lebih.

sSecara Morfologik Menurut FAB 1991:

Leukemia Limfoblastik Akut (ALL):

L1 : Limfoblas homogen, ukuran kecil-kecil, uniform inti bentuk teratur


dan sedikit bercelah, nukleoli tak tampak nyata, sitoplasma tipis
L2 : Limfoblas heterogen, ukuran besar bervariasi, inti tak teratur,
bercelah, berlekuk, nukleoli 1 atau lebih, bentuk besar, sitoplasma
bervariasi dan lebar
L3 :Limfoblas homogen ukuran besar uniform inti bentuknya teratur,
bulat, nukleoli 1 lebih tampak nyata, sitoplasma lebar berisi vakuola
(foam cell)
Secara imunofenotipe dan frekuensi relative :
1.Common-ALL
2.Null-ALL
3.T-ALL
4.B-ALL

2. Leukemia mielositik akut (LMA)


Ini lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak. Tipe ini
dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.

Leukemia Mielositik Akut (AML):

- M0 : Leukemia mielositik akut dengan differensiasi minimal


- M1 : Leukemia mielositik akut tanpa pematangan (Blas tanpa
granula dengan batang Auer atau granula azurofilik, tidak
ada
perubahan maturasi)
- M2 : Leukemia mielositik Akut dengan pematangan
(Pematangan
sampai promielosit. Promielosit > 10%)
- M3 : Leukemia Promielositik Akut (Promielosit penuh granula
merupakan sel yang predominan, Auer Rod (+) dalam
sitoplasma)
- M4 : Leukemia mielomonositik akut (promonosit & monosit >
20%
pada sumsum tulang)
- M5 : Leukemia Monositik Akut
- M6 : Eritroleukemia (Eritroblas > 50% & proeritroblas> 30%dari
sel
non eritroid)
- M7 :Leukemia Megakariositik Akut

3. Leukemia limfositik kronis (LLK)


Hal ini sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55
tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir
tidak ada pada anak-anak.
4. Leukemia mielositik kronis (LMK)
sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-
anak, namun sangat sedikit.
(I Made Bakta.2006.Hematologi Klinik Ringkas.EGC:Jakarta)

3. Apa tanda/sign/pemeriksaan fisik dari leukimia akut?

The early signs of AML may be like those caused by the flu or other common
diseases. Check with your doctor if you have any of the following problems:

Fever.
Shortness of breath.
Easy bruising or bleeding.
Petechiae (flat, pinpoint spots under the skin caused by bleeding).
Weakness or feeling tired.
Weight loss or loss of appetite.
http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/adultAML/Patient/page1

Gejala leukemia pada anak seperti dilansir dari mayoclinic, adalah sebagai berikut:

1. Demam dan mudah terkena infeksi

Karena sel darah putihnya abnormal, kuman yang masuk jadi tidak bisa dilawan sel
darah putih. Sel darah putih yang harusnya bertugas melindungi tidak berfungsi.
Akibatnya anak jadi rentan kena infeksi dan sering demam.

Demam dan infeksi adalah tanda awal leukemia. Tidak mudah memang membedakan
dengan demam lainnya seperti flu. Tapi demam pada leukemia biasanya lebih dari 38
derajat celcius yang berlangsung beberapa hari dan sering terjadi.

2. Anemia

Anemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah. Anak-anak leukemia umumnya
mengalami anemia dengan ciri-ciri muka pucat, tak bertenaga alias lemas, gampang lelah
dan sesak napas.

3. Nyeri tulang

Nyeri tulang ini bukan karena luka atau memar. Nyeri tulang pada anak leukemia
biasanya semakin memburuk dari waktu ke waktu karena sumsum tulangnya
terakumulasi sel-sel darah putih yang abnormal.

4. Kelenjar yang bengkak

Kelenjar getah bening bengkak merupakan salah satu gejala awal sering diamati pada
anak leukemia. Bengkak akibat kelenjar bisa terlihat di dada, pangkal paha leher dan
ketiak. Kelenjar getah bening bisa membengkak karena akumulasi sel-sel darah putih
yang abnormal.

Bedanya dengan bengkak kelenjar pada sakit lainnya adalah pada anak leukemia
berlangsung selama beberapa hari berbeda dengan bengkak karena sakit flu.

5. Mudah berdarah dan memar

Anak-anak leukemia gampang sekali berdarah dan memar yang merupakan tanda tingkat
pembekuan darahnya rendah. Trombosit adalah fragmen sel atau sel yang membantu
darah untuk membeku yang diproduksi oleh sumsum tulang. Rendahnya tingkat
trombosit dalam tubuh dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pembekuan darah
sehingga anak-anak leukemia gampang berdarah untuk periode yang sering.

6. Gejala lainnya adalah mimisan, perdarahan gusi, kesulitan bernapas, kehilangan nafsu
makan, berat badan rendah, sakit kepala, hati dan limpa membesar, keringat berlebihan
pada malam hari dan munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit, yang dikenal
sebagai petechiae.
http://zonakesehatan.wordpress.com/2010/10/31/gejala-leukemia-pada-anak/

4. Apa saja jenis pemeriksaan leukosit?

Pemeriksaan fisik dokter akan memeriksa pembengkakan di kelenjar getah


bening, limfa, limpa dan hati.
Tes darah laboratorium akan memeriksa jumlah sel-sel darah. Leukemia
menyebabkan jumlah sel-sel darah putih meningkat sangat tinggi, dan jumlah
trombosit dan hemoglobin dalam sel-sel darah merah menurun. Pemeriksaan
laboratorium juga akan meneliti darah untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda
kelainan pada hati dan/atau ginjal.

Biopsi dokter akan mengangkat sumsum tulang dari tulang pinggul atau tulang
besar lainnya. Ahli patologi kemudian akan memeriksa sampel di bawah
mikroskop, untuk mencari sel-sel kanker. Cara ini disebut biopsi, yang
merupakan cara terbaik untuk mengetahui apakah ada sel-sel leukemia di dalam
sumsum tulang.
Sitogenetik laboratorium akan memeriksa kromosom sel dari sampel darah
tepi, sumsum tulang, atau kelenjar getah bening.
Processus Spinosus dengan menggunakan jarum yang panjang dan tipis,
dokter perlahan-lahan akan mengambil cairan cerebrospinal (cairan yang
mengisi ruang di otak dan sumsum tulang belakang). Prosedur ini berlangsung
sekitar 30 menit dan dilakukan dengan anestesi lokal. Pasien harus berbaring
selama beberapa jam setelahnya, agar tidak pusing. Laboratorium akan
memeriksa cairan apakah ada sel-sel leukemia atau tanda-tanda penyakit
lainnya.
Sinar X pada dada sinar X ini dapat menguak tanda-tanda penyakit di dada.

(Simon, Sumanto, dr. Sp.PK (2003). Neoplasma Sistem Hematopoietik: Leukemia. Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta)

5. Kenapa didapatkan Hb turun,leukosit meningkat,trombosit meningkat? jelaskan


patogenesisnya!

6. Apa definisi dari leukimia?

Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoietik yang ditandai


dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel
leukemik. Hal ini disebabkan oleh proliferasi tidak terkontrol dari klon sel darah immatur
yang berasal dari sel induk hematopoietik. Sel leukemik tersebut juga ditemukan dalam
darah perifer dan sering menginvasi jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati dan
kelenjar limfe.
McKenzie SB. Text book of hematology, 2nd edition. Baltimore: William & Wilkins. 1996;309-
417.

7. Jelaskan epidemiologi dari leukimia!

8. Apa yang menyebabkan terjadinya sering lemas pada kasus tersebut?

9. Mengapa penderita merasakan perut terasa penuh?

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang tidak baik. Dispepsia
mengacu pada nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas; meliputi nyeri
epigastrium, perasaan cepat kenyang (tidak dapat menyelesaikan makanan dalam porsi
yang normal), rasa penuh setelah makan

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38021/4/chapter%20II.pdf

10. Organ apa yang berpengaruh dari proses tersebut? Mengapa mengalami pembesaran?

11. Jelaskan etiologi dari kasus tersebut!

II. ETIOLOGI

Penyebab LLA dewasa sebagian besar tidak diketahui. Pada anak-anak: faktor keturunan dan
sindroma predisposisi genetic

Faktor risiko
Radiasi dosis tinggi : Radiasi dengan dosis sangat tinggi, seperti waktu bom atom di Jepang
pada masa perang dunia ke-2 menyebabkan peningkatan insiden penyakit ini. Terapi medis
yang menggunakan radiasi juga merupakan sumber radiasi dosis tinggi. Sedangkan radiasi
untuk diagnostik (misalnya rontgen), dosisnya jauh lebih rendah dan tidak berhubungan
dengan peningkatan kejadian leukemia.

Pajanan terhadap zat kimia tertentu : benzene, formaldehida

Kemoterapi : Pasien kanker jenis lain yang mendapat kemoterapi tertentu dapat menderita
leukemia di kemudian hari. Misalnya kemoterapi jenis alkylating agents. Namun pemberian
kemoterapi jenis tersebut tetap boleh diberikan dengan pertimbangan rasio manfaat-risikonya

Sindrom Down : Sindrom Down dan berbagai kelainan genetik lainnya yang disebabkan oleh
kelainan kromosom dapat meningkatkan risiko kanker.

Human T-Cell Leukemia Virus-1(HTLV-1). Virus tersebut menyebabkan leukemia T-cell


yang jarang ditemukan. Jenis virus lainnya yang dapat menimbulkan leukemia adalah
retrovirus dan virus leukemia feline.

Sindroma mielodisplastik : sindroma mielodisplastik adalah suatu kelainan pembentukkan sel


darah yang ditandai berkurangnya kepadatan sel (hiposelularitas) pada sumsum tulang.
Penyakit ini sering didefinisikan sebagai pre-leukemia. Orang dengan kelainan ini berisiko
tinggi untuk berkembang menjadi leukemia.

Merokok : risiko LLA pada usia > 60 tahun

Manifestasi klinis

- Anemia: mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada

- Anoreksia

- Nyeri tulang dan sendi (infiltrasi sumsum tulang)

- Demam, banyak berkeringat (gejala hipermetabolisme)

- Infeksi mulut, saluran napas atas dan bawah, selulitis, atau sepsis

- Perdarahan kulit (petechiae, atraumatic ecchymosis), perdarahan gusi, hematuria,


perdarahan saluran cerna, perdarahan otak

- Organomegali (hepatomegali, splenomegali, limfadenopati)

- Massa di mediastinum (sering pada LLA sel T)

- Leukemia sistem saraf pusat: nyeri kepala, muntah (gejala tekanan intrakranial),
perubahan status mental, kelumpuhan saraf otak terutama saraf VI dan VII, kelainan
neurologik fokal

- Keterlibatan organ lain: testis, retina, kulit, pleura, perikardium, tonsil.


Johnson M, Maas M, Moorhead S., Swanson, E. 2008. IOWA Outcome Project:
Nursing Outcomes Classification (NOC). 4th ed. Missouri; Mosby, Inc

12. Hal-hal apa yang berpengaruh terhadap kasus tersebut?

13. Mengapa didapatkan hasil lab seperti kasus tersebut?

14. Bagaimana DD(diagnosis banding)-nya?

Вам также может понравиться