Вы находитесь на странице: 1из 18

M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 15

BAB II

TITIK BERAT, STATIS MOMEN


DAN MOMEN INERSIA PADA
PENAMPANG HOMOGEN
M. SHOFIUL AMIN, ST.,MT
M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 16

II. TITIK BERAT, STATIS MOMEN DAN MOMEN INERSIA


PADA PENAMPANG HOMOGEN

TUJUAN : Mahisiswa mampu menjelaskan letak titik berat penampang


homogen serta menghitung momen kelembamannya atau momen
inersia dari penampang homogen

Dalam menghitung tegangan khususnya tegangan lentur yang diakibatkan oleh


gaya dalam momen dan tegangan geser yang diakibatkan oleh gaya dalam geser
atau lintang dibutuhkan Momen Inersia suatu penampang homogen.

Sedangkan Momen Inersia suatu penampang juga ditentukan oleh faktor titik
berat masa. Untuk dapat menghitung tegangan lentur dan tegangan geser perlu
diketahui dulu letak titik berat penampang.

II.1 Titik Berat


Setiap benda akan mendapat gaya tarik dari bumi (gaya gravitasi) yang
mengakibatkan benda dapat jatuh ke bumi. Gaya tarik bumi disebut Gaya
Berat yang dalam konstruksi bangunan biasa disebut Berat.
Titik tangkap gaya berat disebut Titik Tengah Masa atau Titik Berat.
Massa
y
Titik Berat

F (gaya berat) G
y

Luasan
(A)

Gambar II.1 Titik Berat Massa dengan Koordinat Sumbu x dan Sumbu Y

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 17

II.2 Titik Berat dan Momen Inersia Penampang Homogen


Pada umumnya bentuk penampang suatu konstruksi adalah gabungan dari
bentuk empat persegi panjang. Misalkan bentuk I adalah gabungan dari bentuk :
titik berat

titik berat

titik berat

Gambar II.2 Penampang Konstruksi

Dapat dikatakan gabungan bentuk tersebut mempunyai bentuk dasar empat


persegi panjang. Titik berat bentuk empat persegi panjang dapat diketahui dari
perpotongan diagonalnya. Titik berat penampang empat persegi panjang ada di
koordinat setengah panjang dan setengah lebarnya.

l
y
1/2.b

b x

1/2.l

Gambar II.3 Koordinat Titik Berat Bentuk Empat Persegi Panjang

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 18

Berarti pada bentuk empat persegi panjang tersebut bila sudah diketahui letak
titik beratnya, dapat dikatakan sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat
tersebut adalah sumbunya sendiri (Lihat gambar II.3). bila penampang yang
terdiri dari gabungan beberapa bentuk segi empat untuk mencari titik berat
penampangnya diperlukan perhitungan Statis Momen.

Statis Momen adalah perkalian luas penampang dasar ke sumbu baru.

y'

x1 digabungkan
titik berat menjadi titik berat
titik berat
penampang 1 penampang L
penampang 1
x'
y2

x2
titik berat titik berat
penampang 2 penampang 2

Gambar II.4 Titik Berat Penampang L

Sumbu xdan y dilalui oleh titik berat penampang L, sumbu tersebut merupakan
sumbu baru bagi penampang 1 dan 2, karena titik berat penampang 1 dan 2
belum tentu melalui sumbu x dan y.

Titik berat penampang 1 melalui sumbunya sendiri yaitu x1 dan y1. Demikian juga
titik berat penampang 2 melalui sumbu x2 dan y2 yang merupakan sumbunya
sendiri.

Statis Momen (S) = luas x jarak ke sumbu yang dipilh


S = A . d dimana : S = statis momen (m)
A = luas penampang (m2)
d = jarak titik berat ke sumbu yang dipilh

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 19

Agar konstruksi setimbang, maka jumlah statis momen dari setiap bentuk dasar
haruslah sama dengan statis momen penampangnya.

Dengan memperhatikan gambar II.4, maka dapat dikatakan :


S1 + S2 = SL
Dimana : S1 = statis momen penampang 1 ke garis a atau b
S2 = statis momen penampang 2 ke garis a atau b

II.3 Contoh Soal Titik Berat


1. Tentukan titik berat penampang seperti tergambar.

5 cm

2
20 cm
5 cm
1
20 cm
Penyelesaian :

5 cm y'

2
B
20 cm x'
?
1 5 cm
A
b

a. Titik A adalah titik berat bidang 1 dan titik B adalah titik berat bidang 2.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 20

Menentukan titik berat bidang 1 dan bidang 2 dengan menarik garis


diagonal masing-masing penampang. Perpotongan diagonal adalah titik
berat penampang.

5 cm

2
B
20 cm

1 5 cm
A
20 cm

b. Penentuan garis bantu a dan b sebagai titik acuan perhitungan. Garis a


dan b dipilih garis paling kiri dan bawah dari penampang L

5 cm

2
B
20 cm

1 5 cm
A
b
20 cm

Note : Menentukan garis a dan b biasanya diambil garis paling kiri


ataupun kanan dan garis paling atas ataupun bawah penampang
dimaksud.

c. Luas bidang : A1 = 20 cm x 5 cm = 100 cm2


A2 = 15 cm x 5 cm = 75 cm2

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 21

d. Jarak titik A ke garis a adalah 10 cm


Jarak titik B ke garis a adalah 2,5 cm

e. Jarak titik A ke garis b adalah 2,5 cm


Jarak titik B ke garis b adalah (7,5 + 5 ) cm = 12,5 cm

f. Penentuan garis bantu x dan y untuk perhitungan titik berat penampang


L. penentuan garis bantu x dan y sembarang garis dengan catatan berada
di tengah-tengah penampang L.
Jarak titik ke garis a adalah x
Jarak titik ke garis b adalah y
Titik adalah titik berat penampang
S Sb
L x= Aa ; y= S

Dimana : Sa = statis momen terhadap a


Sb = statis momen terhadap b

g. Statis Momen = S1 + S2 = SL
Terhadap garis a
A1.10 cm + A2.2,5 cm = (A1 + A2).x
100 cm2.10 cm + 75 cm2.2,5 cm = (100 cm2 + 75 cm2).x
1000 cm + 187,5 cm = 175 cm2.x
1187,5
x= =6,78 cm dari garis a
175

Terhadap garis b
A1.2,5 cm + A2.12,5 cm = (A1 + A2).y
100 cm2.2,5 cm + 75 cm2.12,5 cm = (100 cm2 + 75 cm2).y
250 cm + 937,5 cm = 175 cm2.y
1187,5
y= =6,78 cm dari garis b
175

SL = statis momen penampang L ke garis a atau b

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 22

Jadi titik berat penampang L di atas adalah (x; y) = (6,78; 6,78)

5 cm

1
20 cm
? (6,78; 6,78)
x'
2
20 cm 5 cm

2. Tentukan titik berat penampang seperti tergambar.

5 cm
25 cm 2

5 cm
3

Penyelesaian :
20 cm 5 cm
1 A

5 cm
25 cm B x
?
2 5 cm
3 C
b
20 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 23

Luas penampang : A1 = 20.5 = 100 cm2


A2 = 5.15 = 75 cm2
A3 = 20.5 = 100 cm2

Statis Momen = S1 + S2 + S3 = SL
Terhadap garis a
A1.10 cm + A2.10 cm + A3.10 cm = (A1 + A2 + A3).x
100 cm2.10 cm + 75 cm2.10 cm + 100 cm2.10 cm = (100 cm2 + 75 cm2 +
100 cm2).x
1000 cm + 750 cm + 1000 cm = 275 cm2.x
2750
x= =10 cm dari garis a
275

Terhadap garis b
A1.22,5 cm + A2.12,5 cm + A3.2,5 cm = (A1 + A2 + A3).y
100 cm2.22,5 cm + 75 cm2.12,5 cm + 100 cm2.2,5 cm = (100 cm2 + 75
cm2 + 100
cm2).y
2250 cm + 937,5 cm + 250 cm = 275 cm2.y
3437,5
y= =12,5 cm dari garis b
275

Jadi titik berat penampang I di atas adalah (x; y) = (10,0; 12,5)

20 cm 5 cm
1

5 cm
25 cm ? (10,0; 12,5)

2 5 cm
3
20 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 24

II.4 Momen Inersia


Momen Inersia disebut juga momen kelembaman suatu penampang.

Momen Inersia adalah perkalian luas penampang dengan jarak pangkat dua.
Jarak yang diambil adalah jarak titik berat penampang terhadap sumbu yang
dipilih. y

h z x
Gambar II.5 Penampang Empat
Persegi sebagai Penampang
Dasar
b
Dalam menghitung momen inersia dikenal bentuk dasar yaitu bentuk empat
persegi panjang sama dengan bentuk dasar perhitungan titik berat.

1 1
Ix = .b.h3 ; Iy = .b3 .h
12 12

y' y

a
z x h

x'
b

Gambar II.6 Momen Inersia sumbu x dan y

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 25

Sumbu x dan y adalah sumbu baru yang berjarak a dari sumbu y dan c dari
sumbu x.
Ix = Ix + c2.A ; Iy = Iy + a2.A
Dimana : Ix = momen inersia terhadap sumbu x
Iy = momen inersia terhadap sumbu y
A = luas penampang
c = jarak sumbu x ke x
a = jarak sumbu y ke y

atau
Ix = Ix + c2.( b.h ) ; Iy = Iy + a2.( b.h )

1 1
Bila Ix = .b.h3 dan Iy = .b3 .h ; maka
12 12
1 1
Ix ' = .b.h3 + c2 .(b.h) dan Iy ' = .b3 .h+a2 .(b.h)
12 12

II.5 Contoh Soal Momen Inersia


1. Tentukan titik berat dan momen inersia penampang seperti tergambar.

5 cm

1
20 cm
5 cm
2
20 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 26

Penyelesaian :

5 cm y'

2
B
20 cm x'
?
1 5 cm
A
b

Mencari titik berat


a. Luas bidang : A1 = 20 cm x 5 cm = 100 cm2
A2 = 15 cm x 5 cm = 75 cm2

b. Statis Momen = S1 + S2 = SL
Terhadap garis a
A1.10 cm + A2.2,5 cm = (A1 + A2).x
100 cm2.10 cm + 75 cm2.2,5 cm = (100 cm2 + 75 cm2).x
1000 cm + 187,5 cm = 175 cm2.x
1187,5
x= =6,78 cm dari garis a
175

Terhadap garis b
A1.2,5 cm + A2.12,5 cm = (A1 + A2).y
100 cm2.2,5 cm + 75 cm2.12,5 cm = (100 cm2 + 75 cm2).y
250 cm + 937,5 cm = 175 cm2.y
1187,5
y= =6,78 cm dari garis b
175

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 27

Jadi titik berat penampang L di atas adalah (x; y) = (6,78; 6,78)

5 cm

1
20 cm
? (6,78; 6,78)
x'
2
20 cm 5 cm

Mencari momen inersia

Penampang 1

1 1
Ix = .b.h3 = .20 cm.53 cm3 =208,333 cm4
12 12
1 1
Iy = .b3 .h= .203 cm3 .5 cm=3333,333 cm4
12 12

y'
5 cm
2

B
20 cm
? (6,78; 6,78)
x'
A 1
20 cm 5 cm

Jarak titik A ke titik x = 6,78 2,50 = 4,28 cm


Jarak titik A ke titik y = (20 6,78) 10 = 3,22 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 28

Penampang 2
1 1
Ix = .b.h3 = .5 cm.153 cm3 =1406,25 cm4
12 12
1 1
Iy = .b3 .h= .53 cm3 .15 cm=156,25 cm4
12 12
y'
5 cm
2

B
20 cm
? (6,78; 6,78)
x'
A 1
20 cm 5 cm

Jarak titik B ke titik x = (20 6,78) 7,50 = 5,72 cm


Jarak titik B ke titik y = 6,78 2,50 = 4,28 cm

Jadi Momen Inersia penampang L di atas :


Ix ' =Ix-penampang 1 +(A-x'2 .A1 ) + Ix-penampang 2+(B-x'2 .A2 )

Ix ' ={208,333 cm4 + (4,282 cm2 .100 cm2 )}


+{1406,25 cm4 + (5,722 cm2 .75 cm2 )}
Ix = 5900,303 cm4 (Momen Inersia arah x)

Iy ' =Iy-penampang 1 +(A-y'2 .A1 ) + Iy-penampang 2 +(B-y'2 .A2 )

Ix ' ={3333,333 cm4 + (3,222 cm2 .100 cm2 )}


+{156,25 cm4 + (4,282 cm2 .75 cm2 )}
Iy = 5900,303 cm4 (Momen Inersia arah y)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 29

2. Tentukan titik berat penampang seperti tergambar.

5 cm
25 cm 2

5 cm
3

Penyelesaian :
20 cm 5 cm
1 A

5 cm
25 cm B x
?
2 5 cm
3 C
b
20 cm

Luas penampang : A1 = 20.5 = 100 cm2


A2 = 5.15 = 75 cm2
A3 = 20.5 = 100 cm2

Statis Momen = S1 + S2 + S3 = SL
Terhadap garis a
A1.10 cm + A2.10 cm + A3.10 cm = (A1 + A2 + A3).x
100 cm2.10 cm + 75 cm2.10 cm + 100 cm2.10 cm = (100 cm2 + 75 cm2 +
100 cm2).x

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 30

1000 cm + 750 cm + 1000 cm = 275 cm2.x


2750
x= =10 cm dari garis a
275

Terhadap garis b
A1.22,5 cm + A2.12,5 cm + A3.2,5 cm = (A1 + A2 + A3).y
100 cm2.22,5 cm + 75 cm2.12,5 cm + 100 cm2.2,5 cm = (100 cm2 + 75
cm2 + 100
cm2).y
2250 cm + 937,5 cm + 250 cm = 275 cm2.y
3437,5
x= =12,5 cm dari garis b
275

Jadi titik berat penampang I di atas adalah (x; y) = (10,0; 12,5)

20 cm 5 cm
1

5 cm
25 cm ? (10,0; 12,5)

2 5 cm
3
20 cm

Mencari momen inersia

20 cm 5 cm
1 A

5 cm
25 cm B x'
? (10,0; 12,5)
2 5 cm
3 C
20 cm

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 31

Penampang 1
1 1
Ix = .b.h3 = .20 cm.53 cm3 =208,333 cm4
12 12
1 1
Iy = .b3 .h= .203 cm3 .5 cm=3333,333 cm4
12 12

Jarak titik A ke titik x = 12,50 2,50 = 10,0 cm


Jarak titik A ke titik y = 0 cm

Penampang 2
1 1
Ix = .b.h3 = .5 cm.153 cm3 =1406,25 cm4
12 12
1 1
Iy = .b3 .h= .53 cm3 .15 cm=156,25 cm4
12 12

Jarak titik B ke titik x = 0 cm


Jarak titik B ke titik y = 0 cm

Penampang 3
1 1
Ix = .b.h3 = .20 cm.53 cm3 =208,333 cm4
12 12
1 1
Iy = .b3 .h= .203 cm3 .5 cm=3333,333 cm4
12 12

Jarak titik A ke titik x = 12,50 2,50 = 10,0 cm


Jarak titik A ke titik y = 0 cm

Jadi Momen Inersia penampang L di atas :


Ix ' =Ix-penampang 1 +(A-x'2 .A1 ) + Ix-penampang 2+(B-x'2 .A2 )

+ Ix-penampang 3 +C-x'2 .A3

Ix ' ={208,333 cm4 + (10,02 cm2 .100 cm2 )}


+ {1406,25 cm4 + (02 cm2 .75 cm2 )}
+ {208,333 cm4 + (10,02 cm2 .100 cm2 )}
Ix = 21822,916 cm4 (Momen Inersia arah x)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III


M e c h a n i c s o f m a t e r i a l s | 32

Iy ' =Iy-penampang 1 +(A-y'2 .A1 ) + Iy-penampang 2 +(B-y'2 .A2 )

+ Iy-penampang 3 +C-y'2 .A3

Ix ' ={3333,333 cm4 + (02 cm2 .100 cm2 )}


+{156,25 cm4 + (02 cm2 .75 cm2 )}
+{3333,333 cm4 + (02 cm2 .100 cm2 )}
Iy = 6822,916 cm4 (Momen Inersia arah y)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL D-III

Вам также может понравиться