Вы находитесь на странице: 1из 26

LAPORAN

PENDEKATAN DOKTER KELUARGA


KASUS KEJIWAAN SCIZOFRENIA HEBEFRENIK

Oleh:
I Gede Indra Kumara, S. Ked (167008045)
Komang Surya Pradnyana, S.Ked (167008013)

Pembimbing:
dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS-ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2016
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................... ii

I. IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISTIK KASUS


A. Identitas Kasus ........................................................................................................... 1
B. Diagnosis Penyakit ..................................................................................................... 1
C. Identitas Keluarga....................................................................................................... 1
D. Pedigree...................................................................................................................... 2
E. Denah Rumah ............................................................................................................. 3
II. KONSEP TEORI
A. Definisi Kusta ............................................................................................................. 4
B. Klasifikasi Kusta ........................................................................................................ 4
C. Etiologi Kusta ............................................................................................................ 5
D. Gejala Klinis Kusta .................................................................................................... 6
E. Penatalaksanaan Kusta ............................................................................................... 6
F. Pencegahan Kusta....................................................................................................... 7
III. KEGIATAN
A. Tujuan Kegiatan ......................................................................................................... 8
B. Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................. 8
C. KIE dan Konseling yang dilakukan ........................................................................... 9
IV. PERJALANAN PENYAKIT KASUS
A. Riwayat Penyakit ........................................................................................................ 9
B. Pengukuran Vital Sign dan Pemeriksaan Fisik ........................................................ 11
C. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................ 11
V. PERJALANAN PENYAKIT ....................................................................................... 12
VI. LATAR BELAKANG KASUS .................................................................................... 12
A. Analisis Kondisi Fisik dan Psikis .......................................................................... 13
B. Faktor Lingkungan ................................................................................................. 14
C. Faktor Sosial Ekonomi ............................................................................................ 14
D. Peran Keluarga ....................................................................................................... 14
E. Permasalahan ........................................................................................................... 14
VII. KESIMPULAN .............................................................................................................. 15
VIII. SARAN ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 17
I. IDENTIFIKASI KASUS DAN KARAKTERISTIK KASUS
A. Identitas kasus
Nama : Miss X
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Banjar YYYY, Desa Mas,Kecamatan Ubud, Gianyar

B. Diagnosis penyakit : Skizofrenia Paranoid

C. Identitas Keluarga
Tabel 1. Identitas Keluarga Kasus
No Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Hub. dengan KK Ket.
KK 1 (Kasus)
1 I Nyoman Yasa L 39 th SMA PNS KK Kasus
2 Ni Wayan Alasih P 40 th SMA Ibu RT Istri KK
3 Nyoman Sari P 58 th SD Ibu RT Ibu Kandung KK
4 Nengah Sari P 49 th SD Serabutan Ibu Tiri KK

D. Pedigree

2 1 3

4 5 6 7 8 9 10 11

12 13
Keterangan:
1. Alm. Nyoman Arik
2. Nyoman Sari (58 tahun)
3. Nengah Sari (49 tahun)
4. I Wayan Witra Sena (41 tahun)
5. I Made Jaya Muda (40 tahun)
6. Wayan Meni (35 tahun)
7. I Nyoman Yasa (39 tahun)
8. Ni Wayan Alasih (40 tahun)
9. Ni Wayan Putri (27 tahun)
10. I Wayan Suwitra (30 tahun)
11. I Made Ardika (25 tahun)
12. Wayan Bagia (5 tahun)
13. Ni Wayan Anggi Putri (2 tahun)
E. Gambar Denah Rumah

1
4 5
6

7 7
8
2

9
10

12 11 10

Keterangan:

: Bangunan

Luas Tanah : 10 Are


1. Pintu Keluar/Masuk 5. Bale Daja
2. Kamar 6. Merajan (Tempat suci)
3. Kamar 7. Bale Dangin
4. Kamar 8. Kamar
II. KONSEP TEORI DAN PENYAKIT ATAU KESAKITAN YANG DIDERITA
KASUS
A. Etiologi Skizofrenia Paranoid
Kusta (Morbus Hansen) merupakan suatu penyakit kronis yang disebabkan oleh adanya
infeksi bakteri mycobacterium leprae merupakan obligat intraseluler yang dapat menyerang
system saraf perifer, kulit, mukosa traktus respiratorik bagian atas, dan juga dapat
menyerang system saraf pusat. Kusta merupakan salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks bukan hanya dari segi medis tetapi juga dapat
segi ekonomi dan sosial budaya. Penyakit kusta umumnya sering dijumpai di negara-
negara berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan Negara dalam pemberian
pelayanan kesehatan yang baik dan memadai kepada masyarakat. Perkembangan penyakit
kusta jika tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menimbulkan cacat dan halangan
bagi penderita kusta untuk bermasyarakat 1,2.

B. Gejala dan Tanda


Tujuan klasifikasi kusta terutama digunakan untuk menentukan rejimen pengobatan,
prognosis, dan komplikasi dan untuk identifikasi pasien yang kemungkinan besar akan
menderita cacat. Adapun klasifikasi menurut World Health Organization (WHO) Tahun
1988 adalah sebagai berikut 2.

C. Patofisiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae yang merupakan bakteri
gram positif bersifat tahan terhadap asam, berbentuk batang. Bakteri ini dapat tahan
terhadap suhu dingin. Mycobacterium leprae hidup secara intraseluler dan mempunyai
afinitas yang besar pada sel saraf dan sel dari sistem retikulo endotelial. Pada manusia,
kuman ini sering ditemukan pada mukosa hidung manusia. Sumber penularan kuman
mycobacterium leprae terjadi dengan cara kontak lama dengan pasien dan kemudian
bakteri masuk melalui saluran nafas atau mukosa kulit 1. Faktor risiko yang berhubungan
dengan kejadian kusta antara lain faktor imunitas, riwayat kontak lama dengan pasien
kusta, personal hygiene, kebersihan lingkungan, status sosial, dan kepadatan anggota
keluarga 3,4.

D. Faktor Resiko
Gejala dan tanda kusta di bagi menjadi dua yaitu gejala pada kulit dan gejala pada sistem
saraf antara lain sebagai berikut 1,5 :
1. Tanda-tanda pada kulit
- Bercak/kelainan kulit yang merah atau putih dibagian tubuh
- Bercak yang tidak gatal dan Kulit mengkilap
- Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
- Kulit melepuh tetapi tidak nyeri.
2. Tanda-tanda pada saraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota badan atau muka
- Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka
- Adanya cacat (deformitas)
- Luka (ulkus) yang tidak mau sembuh.
E. Prognosis
Obat anti kusta yang banyak digunakan saat ini adalah DDS (diaminodifenil sulfon),
klofazimin,dan rifampisin. WHO juga menambahkan 3 antibiotik sebagai pengobatan
alternatif yaitu ofloksasin, minosiklin, klaritomisin. Antipiretik dan Analgetik Antipiretik
dan analgetik, seperti parasetamol dan metampiron, dapat diberikan untuk mengurangi
gejala demam atau nyeri sendi, baik pada pasien reaksi reversal maupun ENL 1.
III. KEGIATAN
A. Tujuan Kegiatan
Melakukan pendekatan secara personal dan holistik melalui anamnesis dan
pengamatan untuk mengetahui faktor penentu penyakit.
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit.
Menjelaskan perjalanan penyakit.
Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling mengenai
penyakit yang diderita pasien.

B. Kegiatan Kunjungan Rumah


Kunjungan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 23 September, 13 Desember,
dan 14 Desember 2016. Kegiatan yang dilakukan berupa:
Tanggal 23 September 2016
Saat kunjungan pertama ke rumah pasien, kami disambut oleh ayah dan ibu pasien,
saat itu pasien sedang tidak ada di rumah. Kami pertama memperkenalkan diri dan
menjalin kedekatan dengan keluarga pasien dengan berbincang-berbincang. Saat itu
kami melakukan wawancara kepada ayah pasien mengenai profil keluarga seperti
berapa banyak anggota keluarga yang tinggal dalam 1 rumah, berapa jumalah
saudara yang dimiliki oleh pasien, serta pekerjaan atau kegiatan pasien sehari-hari.
Kami juga menanyakan tentang kondisi kesehatan keluarga dan ekonomi keluarga.
Kami meminta ijin dan diperbolehkan untuk melihat kondisi rumah (observasi
lingkungan rumah) pasien untuk membuat denah rumahnya dan kami juga
melakukan pemeriksaan status vital pada pasien. Setelah itu, kami memberikan KIE
mengenai pola hidup sehat dan cara menjaga lingkungan untuk menimbulkan
suasana yang di dalam tempat tinggal pasien.

Tanggal 13 Desember 2016


Saat kunjungan kedua, kami bertemu langsung dengan pasien pada pagi hari pukul
11.00. Kami kemudian melakukan wawancara terkait riwayat keluhan yang dialami
pasien. Selama menanyakan riwayat penyakit yang diderita pasien, kami menggali
informasi lebih dalam mengenai bagaimana awal mula munculnya keluhan pasien,
bagaimana riwayat masa kecil hingga dewasa pasien, kami melakukan wawancara
mendalam sesuai dengan teknis anamnesis untuk pasien psikiatri guna menggali
lebih dalam gejala-gejala pada pasien serta mencari tahu faktor risiko ataupun
penyebab terkait penyakitnya. Pada kunjungan kedua ini kami juga menganamnesis
ayah pasien untuk mendapat informasi yang lebih jelas, dari hasil heteroanamnesis
tersebut kami mendapat adanya faktor risiko yang ada terkait dengan penyakit
kejiwaan yang diderita pasien yaitu adanya riwayat keluarga ayah pasien yang juga
pernah menderita gangguan kejiwaan. Setelah itu, kami memberikan KIE kepada
pasien dan orang tuanya terkait dengan keadaan pasien, pentingnya melakukan
kontrol rutin terhadap penyakit pasien, serta cara meminum obat agar tidak terputus.

Tanggal 4 Oktober 2016


Pada saat kunjungan ketiga, kami bertanya lebih lanjut mengenai keadaan pasien
pada saat itu dan beberapa hari sebelumnya. Kami juga melakukan pemeriksaan fisik
dan vital sign kepada pasien untuk mengetahui keadaan pasien. Pada pemeriksaan
fisik kami melakukan pemeriksaan neurologi seperti pemeriksaan reflek pasien, dan
gerakan abnormal pada pasien. Pada pemeriksaan vital sign baik tekanan darah, nadi,
suhu, frekuensi pernafasan pasien masih dalam batas normal. Kami melakukan KIE
kembali terkait menjaga kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat-obatan, dan
juga KIE terhadap kedua orang tua pasien agar mendukung pengobatan yang dijalani
oleh pasien.

C. KIE dan Konseling yang dilakukan


Saat kunjungan ke rumah pasien diberikan KIE kepada pasien langsung dan keluarga
pasien mengenai penyakit kusta meliputi penyakit kusta secara umum, penyebab, cara
penularan, faktor risiko, komplikasi yang dapat timbul, pengobatan dan pencegahan
penyakit kusta kepada seluruh keluarga pasien. Selain itu juga diberikan KIE apa saja yang
perlu diperbaiki dari lingkungan seperti membuka jendela kamar setiap pagi dan pola hidup
seperti tidak menggunakan handuk secara bersama. KIE juga diberikan kepada istri yang
kontak dengan pasien secara langsung agar dapat mencegah terjadinya penularan kusta.
IV. PERJALANAN PENYAKIT KASUS
A. Riwayat Penyakit
Pasien mengatakan perasaannya saat ini biasa saja tidak senang tidak sedih. Pasien
mengaku tidak ada gangguan tidur. Makan dan minum dikatakan normal 3x sehari
dan dapat dilakukan sendiri. Aktivitas sehari-hari dikatakan seperti biasa tanpa ada
gangguan. Pasien tidak bekerja dan hanya melakukan aktivitas dirumah berupa
kegiatan membersihkan rumah. Dirumah pasien tinggal bersama dengan kedua orang
tua dan adiknya. Pasien mengaku masih mengalami hal-hal aneh, seperti mendengar
bisikan atau suara-suara mistis yang tidak diketahui orang lain, namun saat ini sudah
mulai berkurang dan pasien sudah terbiasa untuk mengatasinya. Pasien biasanya tidur
pukul 9 malam dan bangun pukul 6 pagi.
Ketika ditanya awal mula penyakit pasien, pasien mengatakan 15 tahun yang lalu
pasien pertama kali dibawa ke IGD RSJ Provinsi Bali diantar oleh ayahnya karena
sempat mengamuk dan memukuli adiknya yang sedang menonton televisi. Pada saat
ditanya bagaimana perasaan pasien saat itu, pasien menjawab biasa saja. Pasien
mengaku sadar namun tanpa alasan yang jelas langsung memukuli adiknya.
Selain itu pasien juga mengaku bahwa mendengar suara yang menyuruh pasien untuk
membawa pakaian keluar dari rumah, suara tersebut dikatakan didengar pada telinga
kiri. Pasien mengatakan suara tersebut dari suara wanita, tetapi pasien tidak tahu
suara siapa. Suara ini pertama kali didengar oleh pasien. Saat itu pasien mengaku
tidak mampu menolak perintah suara yang didengarnya untuk kabur dari rumah dan
bahwa kakinya yang menggerakkan pasien untuk kabur dari rumah.
Pasien sebelumnya sering mendengar suara pada malam hari sebelum tidur hal ini
yang membuat pasien sering sulit tidur dan kadang terbangun pada waktu subuh.
Suaranya seperti de kemu, namun saat ini pasien mengaku sudah tidak mendengar
suara itu lagi. Namun saat ini pasien masih melihat bayangan berupa orang tampan,
terkadang pasien mengobrol dengan bayangan yang dilihat.
Saat pemeriksa menanyakan 100 - 7 pasien agak lama berpikir namun dapat
menjawab 93. Kemudian ditanyakan 93 -7 dan seterusnya pasien mampu menjawab.
Ketika ditanya mengenai riwayat makan saat pagi hari pasien masih ingat bahwa ia
makan nasi putih dengan lauk dan sayur bayam dan minum segelas air putih. Ketika
ditanya mengenai perbedaan bola tenis dan buah jeruk pasien dapat menyebutkan
perbedaannya dengan benar. Ketika diminta untuk menghafal benda yang diberikan
pemeriksa pasien dapat menjawab dengan benar. Ketika ditanya nama ayah, ibu dan
saudaranya pasien dapat menjawabnya. Pasien mengaku sering minum kopi namun
tidak merokok.
Saat ini pasien mengaku sudah merasa jauh lebih baik setelah minum obat. Pasien
mengaku sekarang sudah tidak lagi berkomunikasi dengan bayangan tersebut, tetapi
pasien masih dapat melihatnya.

B. Riwayat Gangguan Medik


Pasien menyangkal memiliki riwayat kejang atau epilepsi, riwayat penyakit kronis seperti
hipertensi, DM, kelainan bawaan dan alergi obat serta makanan juga disangkal oleh
pasien.
C. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Pranatal
Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal, ditolong oleh dukun beranak di
rumah pasien, untuk berat badan saat lahir dikatakan lupa.
2. Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pada riwayat masa anak-anak awal pasien mengatakan tidak pernah diberitahu
mengalami gangguan perkembangan.
3. Riwayat masa kanak pertengan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien dikatakan wajar seperti teman-teman
seusianya. Namun saat itu pasien sempat memiliki perasaan minder saat bergaul
karena pasien gagap saat bicara. Ayah pasien meninggal saat pasien masih berumur 3
tahun.
4. Riwayat masa remaja
Saat remaja pasien mengatakan termasuk tipe yang susah beradaptasi dengan
pergaulan barunya. Pasien termasuk orang yang pendiam dan tertutup. Pasien belum
berpikir untuk mencari pacar saat remaja. Ibu pasien meninggal saat pasien masih
SMP.

5. Riwayat masa dewasa


Pasien tidak melanjutkan sekolah sampai perguruan tinggi karena masalah biaya.
Kemudian pasien mengikuti program untuk dilatih menjadi tenaga kerja asing di luar
negeri.
6. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA
7. Riwayat pekerjaan
Pasien mengatakan bahwa hingga saat ini bekerja sebagai pengrajin pot
8. Riwayat pernikahan
Pasien menikah pada tahun 2001. Pasien sudah memiliki dua orang anak, anak
pertama berjenis kelamin perempuan sudah kelas 2 SMP, anak kedua berjenis kelamin
laki-laki berumur 4 tahun.
9. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan kepolisian selain pada tahun 1998 karena
mengganggu masyarakat.
10. Aktivitas sosial
Pasien mengatakan aktivitas sosialnya baik, pasien memiliki banyak teman. Namun
saat ini aktivitas membuat pot dikatakan menurun, pasien juga mengatakan sudah
jarang mengikuti hipnoterapi bersama beberapa orang temannya karena ngekoh.
11. Riwayat keluarga
Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat mengalami keluhan
yang mirip seperti pasien ataupun yang mengarah ke masalah kejiwaan.

E. Riwayat Pengobatan
Pasien menjalani pengobatan sejak tahun 1998. Pasien rutin kontrol obat ke Poliklinik
Jiwa RSJ Provinsi Bali dan saat ini diberi obat yaitu Clozapin 1 x 100 mg dan floxetine.
F. Lingkungan Keluarga
Pasien merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Kakak dan adik pasien sudah
menikah dan memiliki anak dan tinggal di rumah yang berbeda. Kakak keempat pasien
dikatakan sudah meninggal. Pasien saat ini tinggal di rumah sendiri bersama istri dan
anaknya. Kedua orangtua pasien telah meninggal. Ayahnya meninggal saat pasien
berumur 3 tahun, ibunya meninggal saat pasien masih di bangku SMP. Terkadang pasien
berkunjung ke rumah saudaranya. Hubungan pasien dengan keluarganya dikatakan baik.
Pasien mengatakan keluarganya memiliki pengaruh besar terhadap kesembuhan pasien.

V. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNA
Vital Sign
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Temperatur axilla : 36,7oC
Status General
Kepala : normocephali
Mata : anemia -/-; ikterus -/-; reflek pupil +/+; isokor
THT : dalam batas normal
Leher : pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+; ronkhi -/-; wheezing -/-
Abdomen : bising usus (+) normal; distensi (-)

+ + - -
Ekstremitas : Hangat edema
+ + - -

B. STATUS NEUROLOGI
GCS : E4V5M6
Kaku kuduk : tidak ada
++ ++
Reflek fisiologis
++ ++
- -
Reflek patologis
- -

555 555
Tenaga
555 555
N N
Tonus
N N
N N
Tropik
N N

C. STATUS PSIKIATRI
a. Deskripsi umum
Penampilan : pasien berpenampilan wajar, raut wajah tampak lesu.
Perilaku dan aktivitas motorik : perilaku tenang, sikap tubuh normal.
Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif, kontak verbal dan visual baik, saat
pemeriksaan pasien berbicara dengan lancar dan suara yang jelas. Semua
pertanyaan pemeriksa dijawab dengan baik oleh pasien.
b. Kesadaran
Tingkat kesadaran jernih

c. Sensorium dan Kognitif


- Orientasi : baik (tempat, waktu, orang)
- Daya nilai : baik
- Bicara : jelas
- Daya ingat : baik
- Konsentrasi : baik

d. Mood/afek
Depresi / appropriate

e. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : logis dan realis; riwayat non logis dan non realis (+).
- Arus Pikir : koheren (+).
- Isi Pikir : waham tidak ada, riwayat waham curiga (+).
f. Pencerapan
Halusinasi visual (+) dan auditorik tidak ada riwayat (+); Ilusi tidak ada

g. Dorongan Instingtual
- Insomnia : tidak ada, riwayat (+)
- Hipobulia : tidak ada
- Raptus : tidak ada, riwayat (+)
- Percobaan bunuh diri : tidak ada
h. Psikomotor
Tenang saat pemeriksaan
V. LATAR BELAKANG KASUS
A. Analisis kondisi fisik dan psikis
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat kunjungan terakhir, kondisi fisik pasien
terlihat dari hal berikut ini:
Keadaan Umum
Pada saat pemeriksaan yang dilakukan pada saat kunjungan, Keadaan umum pasien
baik. Tidak dalam keadaan sakit, pucat, atau lemas. Hasil pemeriksaan vital sign
dalam batas normal nadi 80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 37,0 oC, tekanan darah
120/80 mmHg. Hasil pengukuran berat badan pasien yaitu 65 kg dengan tinggi badan
adalah 170 cm. Berdasarkan pengukuran tersebut, Body Mask Index (BMI) pasien
adalah 22,49 kg/m2 (normal).
Perjalanan Penyakit dan Keluhan
Dari perjalanan penyakitnya, kusta termasuk penyakit kronis, terbukti dengan pasien
sudah merasakan keluhan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Dari keluhan yang
dirasakan oleh pasien, sesuai dengan manifestasi klinis penyakit kusta yaitu adanya
bercak kehitaman, nodul, penurunan rasa raba dan nyeri.
Riwayat Pengobatan
Pasien sudah melakukan pengobatan dengan terapi kusta yaitu mengonsumsi MDT
selama 9 bulan dan menunjukkan hasil yang baik. Hal ini membuktikan bahwa
prognosis penyakit ini baik jika diobati secara cepat, tepat dan teratur.
Imunitas Tubuh
Kekebalan tubuh pasien dapat dikatakan cukup rendah. Hal ini dapat dilihat dari
seringnya pasien mengalami flu dan demam. Dalam satu bulan dikatakan pasien
mengalami flu kurang lebih 2 sampai 3 kali. Terakhir kali pasien mengalami flu dan
demam sekitar satu setengah bulan yang lalu
Higienitas Tubuh
Higienitas tubuh pasien dapat dikatakan kurang. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan
mandi, biasanya pasien mandi 2 kali tetapi paisien menggunakan 1 handuk dengan
istrinya. Air yang digunakan berasal dari air PAM. Pasien dikatakan jarang
mengganti baju yaitu memakai 1 baju dalam sehari dan mencuci baju 1 minggu
sekali.
Kondisi Psikis
Kondisi psikis pasien didapatkan dari anamnesis dengan menanyakan isi pikiran
pasien sejauh ini mengenai hal-hal yang mempengaruhi penyakit tersebut dan
persepsi pasien mengenai penyakitnya. Hasil dari anamnesis menyatakan bahwa
pasien memiliki kondisi psikis yang baik karena pasien menyadari bahwa
penyakitnya disebabkan oleh bakteri dan dapat disembuhkan serta bukan karena hal-
hal lain diluar medis dan pasien merasa bahwa kondisinya membaik setelah mencari
pengobatan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam pasien menyangkal adanya
masalah yang sedang dihadapi pasien dalam diri sendiri, keluarga, masyarakat
maupun pekerjaan.

B. Faktor Lingkungan
Pasien tinggal dengan istri, ibu kandung, ibu tiri, 2 kakak kandung, 1 adik tiri, 1 keponakan
yang terdiri dari 2 KK berjumlah 8 orang. Hal ini dapat dikatakan lingkungan rumah pasien
tidak terlalu padat dengan luas rumah 10 are. Rumah pasien berada dibagian paling barat
pekarangan dekat dengan pintu masuk. Kamar pasien tidak mendapatkan pencahayaan
yang baik dan terkesan pengap dan gelap. Ventilasi dalam kamar pasien kurang baik karena
hanya ada satu jendela dan jarang dibuka sehingga sirkulasi udara dalam kamar pasien
tidak baik. Hal ini juga didukung dengan pasien tidur dengan istrinya dalam 1 kamar tidur
yang cukup sempit disertai dengan menumpuknya barang-barang di dalam kamar pasien.
Halaman rumah pasien cukup bersih namun sebagian dari halaman rumah pasien
belum ditanami rumput sehingga pekarangan yang berada di depan kamar pasien yang
belum ditanami rumput terlihat lembab. Pasien juga memiliki kandang ayam yang sudah
tidak terpakai. Keluarga pasien mengalirkan air limbah melalui pipa. Pasien sudah
memiliki jamban. Sampah biasanya dibuang di lahan kosong di barat rumah (teba).
Keluarga pasien sudah menggunakan air bersih yang bersumber dari PAM. Untuk air
minum setiap harinya keluarga pasien menggunakan air dari PAM, yang sudah dimasak
terlebih dahulu. Keluarga pasien masih menggunakan sistem ngerob yaitu menggunakan
satu dapur untuk seluruh anggota keluarga. Dapur yang dimiliki pasien kurang bersih dan
rapi, biasanya pasien menyimpan makanan di tempat penyimpanan yang tersedia di dapur ,
karena tidak memiliki kulkas pasien dan keluarganya harus mensiasati cara pengolahan
makanan. Pasien selalu memasak menggunakan kayu bakar.

C. Faktor Sosial Ekonomi, Sosial biologis. Sosial budaya (adat kebiasaan)


Melihat latar belakang pekerjaan keluarga pasien, dapat dikatakan bahwa kehidupan pasien
berkecukupan dari segi ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari seluruh anggota keluarga pasien
sudah memiliki pekerjaan dan pasien sendiri hanya membiayai kebutuhannya dan istrinya.
Penyakit ini tidak menimbulkan dampak sosial ekonomi pada pasien. Hal ini dikarenakan
obat yang dikonsumsi diperoleh secara gratis. Secara sosial pasien tidak mengalami
masalah dikarenakan pasien tidak merasa dikucilkan oleh masyarakat sekitar maupun
teman kerjanya. Pasien tinggal di rumah bersama istri, ibu kandung, ibu tiri, 2 kakak
kandung, 1 adik tiri, 1 ponakan. Hubungan antar keluarga rukun dan tidak ada konflik yang
berarti. Hubungan dengan tetangga juga dikatakan baik begitu pula hubungan dengan adat
maupun banjar.

D. Peran Keluarga
Keluarga mendukung pasien dalam proses kesembuhan pasien terbukti dari beberapa kali
pasien diantar ke puskesmas untuk berobat. Istri pasien juga ikut berperan dalam proses
penyembuhan pasien dengan menjaga kebersihan kamar dan membuka jendela setiap pagi.
Keluarga pasien juga rutin mengingatkan pasien untuk selalu kontrol ke puskesmas.

E. Permasalahan
Dari anamnesis didapatkan permasalahan yang dihadapi oleh pasien ialah:
- Pasien sudah menderita penyakit kusta selama 1 tahun.
- Pengetahuan dan sikap pasien tentang kusta tergolong masih kurang sehingga pasien
tidak mengerti untuk melakukan pencegahan penularan kepada istri dan keluarganya.
- Higienitas diri pasien masih rendah seperti jarang mengganti baju dan memakai
handuk bersama dengan istrinya.
- Lingkungan kamar pasien yang kurang pencahayaan dan ventilasi menyebabkan
memperlambat kesembuhan pasien.
- Lingkungan rumah pasien yang kurang bersih, sehingga pasien sangat rentan terhadap
penyakit.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan:
a. Pasien laki-laki (39 tahun) menderita kusta sejak Januari 2015. Penyebab dari penyakit
yang diderita oleh pasien dipengaruhi oleh beberapa faktor (multi- faktor) yaitu faktor
imunitas, faktor kebersihan diri, dan faktor lingkungan.
b. Pengobatan pasien sudah cukup memperlihatkan hasil dapat dilihat dari keluhan pasien
yang sudah mulai berkurang.
c. Pasien teratur dalam mengkonsumsi obat dan rutin kontrol ke puskesmas.

VII. SARAN
a. Pencegahan Primer
Melakukan KIE ke keluarga pasien yang tinggal dalam satu pekarangan tentang
penyakit yang diderita pasien, mulai dari penyebab, gejala dan tanda, dan
pengobatandan tata cara pengobatannya serta pencegahan.
Menjaga asupan makann dengan mengkonsumsi makanan bergizi sehingga daya
tahan tubuh menjadi baik.
Melakukan KIE kepada pasien mengenai perjalanan dan kesembuhan penyakit kusta
sehingga pasien tidak khawatir akan kesembuhannya.
Menjelaskan tentang efek samping yang mungkin dirasakan pasien selama
pengobatan kusta agar pasien tidak merasa takut untuk meminum obat kusta.
b. Pencegahan Sekunder
Pasien diharapkan rutin untuk mengkonsumsi obat dan kontrol secara rutin, dan
melakukan pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan bakterioskopis sebulan
sekali atau minimal 3 bulan sekali.
Pemegang program P2PM dari UPT Kesmas Ubud I harus melakukan deteksi dini
kepada orang-orang yang berisiko terkena kusta (active case finding) agar bisa
mendapat penanganan yang cepat.
c. Peran Serta Keluarga
Dukungan dari keluarga sangat penting untuk kesembuhan pasien. Keluarga yang
tinggal dalam satu pekarangan dengan pasien harus di KIE tentang penyakit yang
diderita oleh pasien, sehingga dapat memberikan motivasi untuk semangat menjalani
pengobatan memerlukan waku lama. Keluarga juga sebagai pengawas minum obat
pasien (PMO) yang dalam hal ini adalah istri pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2007. Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta. Depkes RI:
Jakarta (37-46).
2. Aisah, S. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai Penerbit FKUI: Jakarta.
3. Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Nasional Tahun 2015. Depkes RI: Jakarta.
4. Muharry, A. 2014. Faktor Risiko Kejadian Kusta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol,9,
No.2. Semarang: Universitas Negeri Semarang (174-182).
5. Mansyoer, A. 2016. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 4. Penerbit FKUI. Jakarta.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Bapak Nyoman Yasa (Pasien)

Gambar 2. Ventilasi kamar pasien


Gambar 3. Lingkungan Kamar pasien

Gambar 4. Lingkungan kamar pasien


Gambar 5. Nodul pada perut

Gambar 6. Ikterus pada kuku


Gambar 7. KIE kepada keluarga

Gambar 8. Kunjungan bersama petugas puskemas

Вам также может понравиться

  • Herpes Zoster Oftalmika
    Herpes Zoster Oftalmika
    Документ25 страниц
    Herpes Zoster Oftalmika
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • (KULIAH 4) Atopi 2013
    (KULIAH 4) Atopi 2013
    Документ55 страниц
    (KULIAH 4) Atopi 2013
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • SLE (Systemic Lupus Eritematous)
    SLE (Systemic Lupus Eritematous)
    Документ21 страница
    SLE (Systemic Lupus Eritematous)
    Santhi Sueningrum
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Документ8 страниц
    Laporan Kasus
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Knee OA risk
    Knee OA risk
    Документ143 страницы
    Knee OA risk
    Arni Hyp
    Оценок пока нет
  • Herpes Zoster Oftalmika
    Herpes Zoster Oftalmika
    Документ25 страниц
    Herpes Zoster Oftalmika
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Pepete
    Pepete
    Документ21 страница
    Pepete
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • (KULIAH 9) Proses Menelankul
    (KULIAH 9) Proses Menelankul
    Документ40 страниц
    (KULIAH 9) Proses Menelankul
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Corneal Foreign Body
    Corneal Foreign Body
    Документ1 страница
    Corneal Foreign Body
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Responsi Kasus Diare
    Responsi Kasus Diare
    Документ56 страниц
    Responsi Kasus Diare
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • (Kuliah 16) Glositis
    (Kuliah 16) Glositis
    Документ7 страниц
    (Kuliah 16) Glositis
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Luka Kaki
    Luka Kaki
    Документ13 страниц
    Luka Kaki
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Student Project Blok Profesionalisme Kedokteran 2012
    Student Project Blok Profesionalisme Kedokteran 2012
    Документ7 страниц
    Student Project Blok Profesionalisme Kedokteran 2012
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PEDIATRI
    LAPORAN PEDIATRI
    Документ20 страниц
    LAPORAN PEDIATRI
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Student Project Blok Profesionalisme Kedokteran 2012
    Student Project Blok Profesionalisme Kedokteran 2012
    Документ7 страниц
    Student Project Blok Profesionalisme Kedokteran 2012
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Farmako 2012 PDF
    Farmako 2012 PDF
    Документ50 страниц
    Farmako 2012 PDF
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Modul Mahasiswa
    Modul Mahasiswa
    Документ61 страница
    Modul Mahasiswa
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Dislokasi Bahu Anterior
    Dislokasi Bahu Anterior
    Документ10 страниц
    Dislokasi Bahu Anterior
    Suheng Lau
    Оценок пока нет
  • Cover 1
    Cover 1
    Документ5 страниц
    Cover 1
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • PPT
    PPT
    Документ30 страниц
    PPT
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • 65obesitas DGN Kualitas Hidup Remaja
    65obesitas DGN Kualitas Hidup Remaja
    Документ8 страниц
    65obesitas DGN Kualitas Hidup Remaja
    fitriana
    Оценок пока нет
  • KATA PENGANTAR Mhsswa
    KATA PENGANTAR Mhsswa
    Документ3 страницы
    KATA PENGANTAR Mhsswa
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • DETEKSI DINI
    DETEKSI DINI
    Документ68 страниц
    DETEKSI DINI
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • KATA PENGANTAR Mhsswa
    KATA PENGANTAR Mhsswa
    Документ3 страницы
    KATA PENGANTAR Mhsswa
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Checklist Osce SMT 3 2
    Checklist Osce SMT 3 2
    Документ13 страниц
    Checklist Osce SMT 3 2
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • KATA PENGANTAR Mhsswa
    KATA PENGANTAR Mhsswa
    Документ3 страницы
    KATA PENGANTAR Mhsswa
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • PendekatanRisikoKebidanan
    PendekatanRisikoKebidanan
    Документ13 страниц
    PendekatanRisikoKebidanan
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет
  • Dana Fix LL
    Dana Fix LL
    Документ2 страницы
    Dana Fix LL
    Artawa Darma Yuda
    Оценок пока нет