Вы находитесь на странице: 1из 123

KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI DAN KB


AKSEPTOR KB, DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI
Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Askeb V (Patologi)

Disusun Oleh :

DESI ARIZONA
07 241 007

Tingkat 3 Reguler

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES DEPKES TANJUNG KARANG
PRODI KEBIDANAN TANJUNG KARANG
2010
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan KaruniaNya,
sehingga penulis dapay menyelesaikan tugas Laporan Studi Kasus Asuhan Kebidanan
Patologis (Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, Gangguan Kespro, KB ) ini tepat pada
waktunya. Laporan Studi Kasus Asuhan Kebidanan Patologis ini disusun untuk memenuhi
syarat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah PKK II.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan studi kasus ini, antara lain kepada :
1. Ibu Hj. Diana Metti, Amd. Keb, S.Pd, MMKM, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Depkes Tanjungkarang.
2. Ibu Rosmadewi, S.Pd, SST, selaku ketua Program Studi Kebidanan Politeknik
Kesehatan Depkes Tanjungkarang.
3. Ibu Dra.Mardiana Zakir,M.kes selaku pembimbing kasus patologi.
4. RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung sebagai lahan praktik.
5. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kasus Patologi ini masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun tetap penulis harapkan.
Semoga Laporan Studi Kasus Asuhan Kebidanan Patologi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca

Bandar Lampung, 15 Januari 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode
1.4 Waktu Pelaksanaan
1.5 Tempat Pelaksanaan

BAB II Landasan Teori


Landasan Teori Kehamilan dengan Abortuc incompletus
Landasan Teori Persalinan Letak Sungsang
Landasan Teori Nifas dengan Mastitis
Landasan Teori Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
Landasan Teori KB IUD
Landasan Teori Gangguan Kesehatan Reproduksi dengan Mioma Uteri

BAB III Tinjauan Kasus


Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Abortus incompletus
Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Persalinan Letak Sungsang
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Mastitis
Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB IUD
Asuhan Kebidanan pada Gangguan Kesehatan Reproduksi dengan Mioma Uteri

BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Institusi Pendidikan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Jurusan Kebidanan Tanjung


bertujuan mengahsilkan tenaga ahli madya kebidanan yang profesional dan berkualitas
sesuai dengan fungsi dan kompetensi yang ada, beriman berperi rasa, berperilaku kreatif
dinamis memiliki integritas dan berkepribadian yang tinggi dan terbuka terhadap
pembaharuan ilmu dan teknologi (IPTEK) serrta tanggap terhadap seni dan berbagai
masalah di masyarakat khususnya masalah kesehatan ibu dan anak.

Kegiatan Praktek Klinik adalah salah satu upaya untuk mewujudkan bidan yang
berkualitas setelah melalui masa pendidikan, dimana sesuai dengan tuntutan kurikulum
yang ada diharapkan pengalaman belajar praktek dilapangan dapat mengahsilkan
keterampilan yang maksimal bagi peserta didik.

Praktik Klinik Kebidanan II memberikan kemampuan untuk melaksankan praktik Klinik


mandiri yang didasari konsep, sikap dan ketrampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, neonatus yang
bermasalah sehingga mahasiswa dapat lebih siap dan percaya diri dalam melakukan peran
kemandirian, kolaborasi serta merujuk dengan tepat disemua tatanan pelayanan kesehatan
baik RS, MPS, dan RB dengan pendekatan manajemen kebidanan.

Selain itu diharapkan adanya kerjasama yang baik antara institusi pendidikan dan fihak
lapangan dalam mewujudkan tenaga bidan yang berkualitas.
1.2 Tujuan

1. Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek klebidanan dilapangan diharapkan mahasiswa
mampu megimplementasikan seluruh pengetahuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, neonatus yang
bermasalah dengan tepat dan benar.

2. Khusus
Pada akhir kegiatan praktek lapangan peserta didik terampil dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada :
a. Ibu hamil yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
b. Ibu bersalin yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
c. Ibu nifas yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
d. Nonatus / bayi yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
e. Pelayanan Keluarga Berencana
f. Mendokumentasikan hasil asuhan dengan metoda SOAP

1.3 Metode

1. Diskusi (Pre Conference dan Post Conference)


2. Bed Side Teaching
3. Observasi
4. Praktek Langsung

1.4 Waktu

Praktek Klinik Kebidanan II dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2009 9 Januari


2010
1.5 Tempat

Praktek Klinik Kebidanan II dilaksanakan di RSUD Abdul Moeloek Bandarlampung


yang meliputi Ruang Kebidanan, Poli kebidanan, Ruang anak, dan Ok.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Landasan Teori Kehamilan dengan Abortus incompletus


2. Landasan Teori Persalinan Letak Sungsang
3. Landasan Teori Nifas dengan Mastitis
4. Landasan Teori Bayi Baru Lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah
5. Landasan Teori KB IUD
6. Landasan Teori Gangguan Kesehatan Reproduksi dengan Mioma Uteri
BAB II
LANDASAN TEORI

ABORTUS INKOMPLETUS

1. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh-oleh sebab tertentu) pada atau
didalam kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
hidup diluar kandungan.
Abortus dapat dibagi sebagai berikut :
1. Abortus Spontan : Abortus yang terjadi secara alami tanpa interval luar (buatan )
untuk mengakhiri proses kehamilan dan biasanya disebut keguguran.
2. Abortus Buatan : Abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu bertujuan untuk
mengakhiri proses kehamilan.

2. Etiologi
Kelainan Ovum
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum berkurang
Kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda
kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan
ovum.
Kelainan Genitalia Ibu.
Misalnya pada ibu yang menderita
- Anomali congenital
- Kelainan dari letak uterus
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti ovum yang sudah dibuahi,seperti
kurangnya progesteron atau estrogen dan endometritis.
Uterus terlalu cepat teregang
- Gangguan Sirkulasi Placenta
- Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.
3. Patofisiologi
Perdarahan pada Desidua basialis dan nekrosis jaringansekitar

Sebagian atau seluruh hasil konsepsi telepas

Sebagai benda asing

Uterus berkontraksi

Lalu dikeluarkan

4. Diagnosis dan penatalaksanaan


Diagnosis abortus adalah adanya perdarahan pervaginam setelah mengalami haid
terlambat yang diperkuat dengan tes kehamilan.
Diagnosis lain yang harus dipikirkan :
- Kehamilan ektopik yang terganggu.
- Mola hidatidosa
Penanganan secara umum
1. Lakukan penililaian secara cepat mengenai keadaan umum pasien,
termasuk tanda- tanda vital.
2. Pemeriksaan tanda-tanda syok atau tidak.
1. Jika terdapat tanda-tanda syok, maka lakukan penanggulangan
syok,kemudian pikirkan adanya kemungkinan KET
2. Pasang infus

Secara klinis abortus dapat dibedakan menjadi


1. Abortus Iminens
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan adanya ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan .Kehamilan masih mungkin berlanjut
atau dipertahankan.
Diagosis Abortus iminens seperti dibawah ini :
- Adanya perdarahan
- Serviks belum membuka
- Uterus membesar sepeti tuanya kehamilan
- Adanya nyeri yang memilih
Penanganan
- Tidak diperlukan pengobatan medis yang khusus
- Anjurkan untuk tidak melakukan aktifitas fisik secara berlebihan .
- Bila ada perdarahan :
Berhenti, lakukan ANC terjadwal dan lakukan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
Terus berlangsung, lakukan penilaian kondisi janin.
2. Abortus Insipiens
Adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum usia 20 minggu
dengan adanya dilatasi serviks uteri tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Tanda-tanda abortus insipiens
- Perdarahan banyak,kadang-kadang keluar gumpalan darah.
- Nyeri karena kontraksi rahim kuat .
- Adanya dilatasi serviks.
Penanganan
Lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
Bila prosedur evakuasi tidak dapat segera dilaksanakan ,lakukan
tindakan pendahuluan dengan n:
- Infus Oksitosin 20 unit dalam 500 m l cairan dengan 8 tetes
permenit yang dapat dinaikkan hingga 40 tetes permenit,sesuai dengan
kondisi kontraksi uterus hingga terjadi pengeluaran hasil konsepsi.
- Ergometrin 0,2 mg IM diulangi 15 menit kemudian.
- Mosoprostol 400 mg peroral dan apabila masih diperlukan
dapat diulangi dengan dosis yang sama setelah 4 jam dari dosis awal.

3. Abortus Komplementus
Adalah perdarahan kehamilan muda dimana seluruh konsepsi telah keluar dari
kavum uteri melalui kanalis servikalis.Pada abortus komplementus perdarahan
segera berkurang setelah konsepsi telah dikeluarkan,serviks juga segera
menutup kembali .
Penanganan
- Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.
- Apabila terdapat :
Anemia sedang, berikan tablet sulfos ferosus 600 mg
perhari selama 2 minggu anjurkan mengkonsumsi makanan
bergizi.
Anemia berat,lakukan tranfusi darah
4. Abortus Ikomplementus
Adalah perdarahan pada kehamilan muda kurang dari 20 minggu dimana
sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
servikalis.
Gejala-gejala abortus inkomplementus
Didapati amenorea,sakit perut dan mulas-mulas.
Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jarang,perdarahan
berlangsung terus.
Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing
didalam rahim,maka uterus akan berusaha mengeluarkan
dengan mengadakan kontraksi.
Penanganan :
Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
kuretase .
Evaluasi perdarahan
- Bila perdarahan berhenti berikan ergometrin 0,2 mg IM
Misoprostol 400 mg peroral.
- Bila perdarahan terus berlangsung maka evaluasi hasil
konsepsi.
Bila tidak ada infeksi,beri antibiotik propilaksis (ampisilin500 mg per
oral atau doksisilin 100 mg ).
Bila ada infeksi beri ampisilin,1 vial (1000 gram ) dan
metronidazol setiap 8 jam.
Bila ada anemia,pengobatan sama seperti pada abortus komplit.

LANDASAN TEORI
PERSALINAN LETAK SUNGSANG
a. Definisi
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis).

b. Letak Sungsang dibagi sebagai berikut :


1. Letak bokong murni ; presentasi bokong murni, dalam bahasa inggris
Frank breech. Bokong saja yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai
lurus ke atas.
2. Letak bokong kaki (presentasi bokong kaki) di samping bokong terletak kaki
dalam bahasa inggris Complete breech. Disebut letak bokong kaki sempurna atau
tidak sempurna kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak lutut (presentasi lutut)
4. Letak kaki (presentasi kaki)

c. Berdasarkan Jalan Lahir yang dilalui, maka Persalinan Sungsang dibagi


menjadi :
1. Persalinan Pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan per
vaginam dibagi 3 yaitu :
Spontaneous breech (Bracht)
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut
cara bracht.
Partial breech extration : Manual aid, Assisted breech delivery
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
dengan tenaga penolong.

Total breech extraction


Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.

2. Persalinan Per abdominam : Seksio sesarea


d. Prosedur Pertolongan Persalinan Spontan
Pada persalinan secara Bracht ada 3 tahap :

1. Tahap pertama : Fase lambat (bokong lahir sampai umbilikus/


scapula anterior). Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan
bokong, yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.

2. Tahap kedua : Fase cepat (dari umbilikus sampai mulut/ hidung).


Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul,
sehingga sehingga kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu fase ini harus
segera diselesaikan dan tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin
bisa bernafas lewat mulut/ hidung.

3. Tahap ketiga : Fase lambat (dari mulut/ hidung sampai seluruh


kepala lahir). Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang
bertekanan tinggi (uterus), ke dunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga
kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan untuk menghindari terjadinya
perdarahan intra kranial (adanya ruptura tentorium serebelli).

e. Prosedur Manual Aid (Partial Breech Extraction)


Indikasi
1. Persalinan secara Bracht mengalami kegagalan, misalnya bila terjadi kemacetan
baik pada waktu melahirkan bahu atau kepala.
2. Dari semula memang hendak melakukan pertolongan secara manual aid .

Tahapan :
1. Tahap pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan
tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong
.

Cara/ teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :


a. Klasik (yang seringkali disebut Deventer)
b. Mueller
c. Lovset
d. Bickenbach
3. Tahap ketiga, lahirnya kepala.
Kepala dapat dilahirkan dengan cara :
a. Mauriceau (Veit-Smellie)
b. Najouks
c. Wigand Martin-Winckel
d. Prague terbalik
e. Cunam Piper

Teknik
Tahap pertama : Dilakukan persalinan secara Bracht sampai pusar lahir.
Tahap kedua : Melahirkan bahu dan lengan oleh penolong

f. Prosedur Persalinan Sungsang Per Abdominam


1. Persalinan letak sungsang dengan seksio sesarea sudah tentu merupakan cara yang
terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang
pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya
akan tampak baik pada waktu persalinan maupun baru di kemudian hari.
2. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua letak sungsang harus harus dilahirkan
per abdominam. Untuk melakukana penilaian apakah letak sungsang dapat
melahirkan pervaginam atau harus perabdominam kadang-kadang sukar.
3. Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus
dilahirkan per abdonminam, misalnya :
a. Primigravida tua
b. Nilai sosial janin tinggi
c. Riwayat persalinan yang buruk
d. Janin besar, lebih dari 3,5 kg 4 kg
e. Dicurigai adanya kesempitan panggul
f. Prematuritas
Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat
apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau per abdominam, sebagai berikut.
0 1 2
Paritas Primi Multi
Umur kehamilan > 39 mg 38 mg < 37 mg
Taksiran berat janin > 3630 g 3629 3176 g < 3176 g
Pernah letak sungsang Tidak 1 kali > 2 kali
(2500 gram)
Pembukaan serviks < 2 cm 3 cm > 4 cm
Station <-3 -2 - 1 atau lebih rendah

Arti Nilai :
3 : Persalinan per abdominam (SC)
4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya
berat badan janin; bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam
>5 : Dilahirkan per vaginam

g. Diagnosa
Pergerakan anak teraba oleh si ibu di bagian bawah, di bawah pusat, dan ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Punggung anak
teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada fihak yang berlawanan.
Diatas symphysis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Kalau pembukaan sudah
besar maka pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan tulang rubera ossis ischii dan
ujung os sakrum sedangkan os sakrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing
dengan deretan processi spinosi ditengah-tengah tulang tersebut.

Perbedaan kaki dan tangan :


Pada kaki ada calcaneus, jadi ada tiga tonjolan tulang ialah
mata kaki dan calcaneus. Pada tangan hanya ada mata tangan.
Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai, selalu ada sudut.
Jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.
h. Etiologi
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjonh, air ketuban masih banyak
dan kepala anak relatif besar.
2. Hydromnion karena anak mudah bergerak.
3. Plasenta praevia karena menghalangi turunnya kepala ke dalampintu atas panggul.
4. Bentuk rahim yang abnormal seperti uterus bicornis.
5. Panggul sempit ; walaupun panggul sempit sebagai sebab letak sungsang masih
disangsikan oleh berbagai penulis.
6. kelainan bentuk kepala : hydrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
LANDASAN TEORI
MASTITIS

I. Defenisi

Mastitis adalah suatu infeksi atau peradangan pada mammae, terutama pada primipara
yang disebabkan oleh kuman (stafilokokus aureus) melalui luka pada putting susu atau
peredaran darah.

II. Etiologi

a. Payudara bengkak yang tidak disusul secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis.
b. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement. Kalau tidak disusul
dengan adekuat bisa terjadi mastitis.
c. Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia, akan mudah terkena infeksi.

III.Gejala

a. Mammae membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah, membengkak sedikit
dan nyeri pada perabaan.
b. Payudara keras dan menonjol
c. Rasa panas disertai peningkatan suhu
d. Biasanya terjadi pada salah satu payudara
e. Terjadi 3-4 minggu masa nifas
f. Merupakan lanjutan dari bendungan ASI

Mastitis terjadi pada 3-4 minggu masa nifas setelahpersalinan disebsbkan oleh sumbatan
bendungan ASI / dikeluarkan / pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena
kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju / BH. Pengeluaran ASI
yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bawah payudara yang
menggantung.
IV. Pencegahan

Perawatan putting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghlangkan kerak dan susu yang sudah mongering. Selain itu,yang
memberi pertolongan pada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi dengan
stafilokokus. Bila ada retak atau luka pada putting susu, sebaiknya bayi jangan menyusu
pada mammae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air Susu Ibu dikeluarkan
dengan pijatan.
Sebaiknya saat menyusui, Ibu memberikan perlakuan yang sama, yaitu kedua payudara
sebaiknya disusukan pada bayi secara bergantian agar tiadak terjadi bendungan ASI di
salah satu payudara.

V. Penanganan dan Pengobatan

Penanganan yang dapat diberikan :

a. Berikan antibiotic (kloksasilin, flucloxecillin 500 mg) setiap 6 jam selama 7-10
hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya berkurang.
b. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri.
c. Sangga payudara
d. Berikan kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan
rasa sakit.
e. Bila diperlukan, berikan Paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. (untuk ibu
yang mengalami peningkatan suhu)
f. Ibu harus tetap didorong untuk tetap menyusui bayinya
g. Apabila terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan karena
mungkin memerlukan tindakan bedah
h. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

Putting susu yang lecet, yang perlu dilakukan :


a. Lihat bagaimana perlekatan ibu dan bayi
b. Apakah infeksi (mulut bayi perlu dilihat), kulit merah, mengkilat, kadang gatal,
terasa sakit yang menetap dan kulit bersisik.
Cara-cara yang dilakukan :

a. Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
b. Putting susu yag sakit diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x 24
jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Selama putting susu diistirahatkan, sebaknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan
dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
d. Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan menggunakan sabun.

Larangan untuk memberikan ASI

Upaya untuk memberikan ASI digalakkan, tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI ini
tidak dianjurkan.

a. Factor Ibu
Ibu dengan penyakit jantung yang berat, akan menambah beratnya penyakit
ibu.
Ibu dengan pre eklampsia dan eklampsia karena banyaknya obat-obatanyang
telah diberikan, sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan mastitis.
Ibu dengan psikis dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan
sehingga dapat membahayakan bayi
Ibu dengan Infeksi virus
Ibu dengan TBC atau Lepra.

b. Factor dari Bayi


Bayi dalam keadaan kejang-kejang yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi
ASI
Bayi yang menderita sakit berat, dengan pertimbangan dokter anak tidak
dibenarkan diberikan ASI
Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena refleks menelannya sulit
sehingga bahaya aspirasi mengancam
Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labioschizis,
palatogenatoschizis, labiopalatogenatoschizis).
Bayi yang tidak dapat menerima ASI, penyakit metabolisme seperti ASI.

Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertimbangkan dengan
dokter anak.

Keadaan Patologis pada payudara

Keadaan patologis yang memerlukan konsultasi adalah :


a. Infeksi payudara
b. Terdapat abses yang memerlukan insisi
c. Terdapat benjolan pada payudara yang membesar saat hamil dan menyusui
d. ASI yang bercampur dengan darah

Memperhatikan hal-hal yang disebutkan di atas sudah wajar bila payudara yang sangat
fatal dipelihara sebagaimana mestinya. Salah satu tugas wanita yang utama adalah
memberikan ASI yang merupakan tugas alami yang hakiki.
LANDASAN TEORI
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

I. Defenisi

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
1 jam setelah lahir)
Berdasarkan penanganan dan harapan hidupnya, Bayi Berat Lahir Rendah dibedakan
dalam :
a. Bayi lahir dengan berat 1500-2500 gram (BBLR)
b. Bayi lahir dengan berat < 1500 gram (BBLSR)

II. Penyebab BBLR

a. Persalinan Kurang Bulan (Premature)


Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 inggu sampai 36 minggu. Pada umumnya
bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan
selama kahamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang
memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang
bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan
hidup di luar rahim. Semakinmuda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin
kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa
gestasi yang kurang (premature).

b. Bayi Lahir Kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan
saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intra uterine
berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi
ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkemabangan janin. Kematangan fugsi
organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.

Pembagian kehamilan menurut WHO tahun 1979 adalah sebagai berikut :


a. Preterm, umur hamil kurang dari 37 minggu (259 hari)
b. Aterm, umur hamil antara 37-42 minggu (259-293 hari)
c. Post term, umur hamil di atas 42 minggu (> 294 hari)

Ciri-ciri aktifitas bayi dengan berat badan lahir rendah berbeda-beda sehingga perlu
diperhatikan gambaran umum kehamilan sebagai berikut :
a.Ingat hari pertama menstruasi
b. Denyut Jantung Janin terdengar pada minggu 18-22 minggu
c.Fetal quickening minggu 16 sampai 18
d. Pemeriksaan : TFU, USG (konsultasi)
e.Penilaian secara klinik : berat badan lahir, panjang badan, lingkaran dada dan
lingkaran kepala.

Beberapa Faktor Predisposisi :


a. Faktor Ibu
Umur, kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Jumlah Paritas
Jarak kehamilan ini dan persalinan yang lalu terlalu dekat
Gizi saat hamil yang kurang (malnutrisi)
Penyakit menahun Ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah
Kelelahan (Ibu bekerja terlalu berat)
Ibu seorang perokok
Kehamilan yang tak diinginkan

b. Faktor Kehamilan
Hamil dengan Hidramnion
Hamil Ganda
Perdarahan Antepartum
Komplikasi Hamil : pre eklampsia / eklampsia, Ketuban Pecah Dini.

c. Faktor Janin
Cacat / Kelainan bawaan
Infeksi dalam Rahim
Pemeriksaan Fisik
a. Berat lahir kurang dari 2500 gram
b. Untuk BBLR kurang bulan :
Tanda Prematuritas : - tulang rawan telinga belum terbentuk
- masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)
- refleks masih lemah
- alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum
menutup labium minus, pada laki-lakibelum terjadi
penurunan testi dan kulit testis rata (rugae testis belum
terbentuk).

Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan :


Tanda janin tumbuh lambat : - tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut di
atas
- kulit keriput
- kuku lebih panjang.

III.Manajemen Umum

Setiap menemukan BBLR, lakukan manajemen umum sebagai berikut :


a. Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
b. Jaga jalan nafas tetap bersih dan terbuka
c. Nilai segera kondisi bayi tentang tanda-tanda vital : pernapasan, denyut jantung,
warna kulit dan aktifitas.
d. Bila bayi mengalami gangguan nafas, dikelola gangguan nafas
e. Bila bayi kejang berikan antikonvulsan
f. Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena dan berikan cairan rehidrasi IV
g. Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya.

Pemberian Minum

a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun :
Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum
(minimal 6 kali sehari)
Periksa pada saat ibu menyusui, apabila satu payudara dihisap, ASI akan
menetes dari payudara yang lain.

b. Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan / pengurangan berat, sesuaikan


pemberian cairan dan susu, serta catat hasilnya
c. Bayi dengan berat badan bayi tidak adekuat, tangani sebagai masalah kenaikan berat
badan tidak adekuat
d. Apabila bayi telah menyusu Ibu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi
menghisap, paling kurang sehari sekali
e. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 gram per hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Berat Lahir 1750-2500 gram


Bayi Sehat
a. Biarkan bayi menyusu ke Ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa
letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (misalnya setiap 2 jam)
bila perlu.
b. Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

Bayi Sakit
a. Bila Berat Badan 1750-2500 gram atau lebih dengan gangguan nafas, kejang dan
gangguan minum segera lakukan rujukan
b. Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat
c. Apabila bayi memerlukan cairan IV :
Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari kedua atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila Ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap untuk menyusu
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (misal gangguan
nafas, kejang) berikan ASI peras melalui pipa lambung
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali), apabila bayi telah
mendapatkan minim 160 ml / kg berat badan per hari tetapi masih tampak
lapar, berikan tambahan ASI setiap kali minum.
Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi
menunjukkan keinginan untul menyusu dan dapat menyusu tanpa terabatuk
atau tersedak/

Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi ( ml / kg)


Berat Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5
> 1500 gram 60 80 100 120 150
< 1500 gram 80 100 120 140 150

Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750-2500 gram
Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml / jam / tetes
5 4 3 2 0 0 0
mikro / menit
Jumlah ASI setiap 3 jam (ml / kali) 0 6 14 22 30 35 38

Pemantauan
1. Kenaikan Berat Badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari.
Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berta
lahir > 1500 gram dapat kehilangan berat sampai 10 %. Berat lahir biasanya
tercapai kembali dalam 14 hari, kecuali apabila terjadi komplikasi.
Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan
seharusnya :
- 15-200 gram seminggu untuk bayi < 1500 gram (misal : 20-30 gram per hari)
- 200-250 gram seminggu umntuk bayi 1500-2500 gram (misal : 30-35 gram per
hari
bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat)dan telah
berusia > 7 hari)
- Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI
sampai 200 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat tetap kuranmg dari batas yang telah disebutkan di atas
dalam waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200 ml/kg BB
per hari, tangani sebagai kemungkinan kenaikan berat badan tidak adekuat.

2. Tanda Kecukupan Pemberian ASI


a. Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
b. Bayi tidur lelap setelah pamberian ASI
c. Peningkatan berat badan setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram setiap hari
d. Periksa pada saat Ibu meneteki, apabila satu mpayudara dihisap, ASI akan
menetes dari payudara yang lain.

Pemulangan Penderita :
a. Bayi Suhu sudah stabil
b. Toleransi minu per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan
ASI dengan cara menetek dapak diberikan dengan alternatif cara pemberian
minumyang lain
c. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah

LANDASAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
II. Defenisi

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD adalah benda asing yang diletakkan di
dalam rahim sebagai alat kontrasepsi (untuk mencegah pertemuan sel telur dan sperma
yang bisa menyebabkan kehamilan).

III. Profil

a.Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang


(dapat sampai 10 tahun : CuT-380 A)
b. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
c.Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
d. Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
e.Tidak boleh dipakai perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular Seksual)

IV. Jenis

1. AKDR CuT 380


Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk dari huruf T diselubungi
oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan
terdapat dimana-mana.
2. AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah Nova T (Schering)

V. Cara Kerja

Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke dalam tuba falopii


Mempengeruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
Memungkinkan untuk mencegah Implantasi telur dalam uterus

VI. Keuntungan

Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi


AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A) dan tidak pernah
diganti.
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T 380 A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
Tidak ada infeksi dengan obat-obatan

VII. Kerugian

a.Efek Samping yang umum terjadi :


Perubahan siklus haid (umunya 3 bulan pertama dan berkurang setelah 3 bulan)
Haid menjadi lebih lama dan banyak
Perdarahan (spotting) antar menstruasi
Saat haid lebih sakit

b. Komplikasi lain
Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
Perdarahan berat pada aktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS


d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
f. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam pemasangan
AKDR, seringkali perempuan takut selama pemasangan.
g. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
h. Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus
melepaskan AKDR.
i. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
j. Tidak mencegah trjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal.
k. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

VIII. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR

1. Perempuan yang sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil)


2. Perempuan dengan perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat
dievaluasi)
3. Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis)
4. Permpuan yang 3 bulan terakhir sering mengalami atau sering menderita PRP atau
abortus
5. Perempuan dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
yang dapat mempengaruhi kavum uteri
6. Perempuan dengan penyakit trofoblas yang ganas
7. Perempuan yang diketahui menderita TBC Pelvic
8. Perempuan dengan kanker alat genetalia
9. Ukuran Rongga Rahim < 5 cm
IX. Waktu Penggunaan

a. Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b. Hari pertama sampai ketujuh siklus haid
c. Segera setelah melahirkan selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan, setelah 6 bulan apabila metode amenorrhea laktasi (MAL). Perlu
diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca
persalinan.
d. Setelah menderita abortus atau segera dalam waktu 7 hari apabila tidak ada gejala
infeksi
e. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
X. Petunjuk Bagi Klien

1. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan AKDR


2. Selama 6 bulan pertama mempergunakan AKDR, periksalah tali secara rutin
terutama setelah haid
3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memriksa keberadaan benang
setelah haid menglami :
- kram / kejang di perut bagian bawah
- perdarahan (spotting) diantara haid / senggama
- nyeri setelah senggama atau apabila pemasangan mengalami tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual

4. Copper-T 380 A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan
lebih awal apabila diinginkan.
5. Kembali ke klinik apabila :
- tidak dapat meraba tali AKDR merasakan bagian yang keras dari AKDR
- AKDR terlepas
- Siklus terganggu
- Terjadi pegeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
- Adanya infeksi

LANDASAN TEORI
MIOMA UTERI

I. Defenisi
Mioma adalah neoplasma jinak, tunggal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leimioma ataupun fibroid.

II. Patogenesis

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori geitoblast. Percobaan
Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan
rumor fibromatasa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek
fibromatasa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron dan testosteron.
Pukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak
didapati daripada miometrium normal. Menurut Meyer, asal mioma adalah sel immatur
bukan dari selapur otot yang matur.

III.Patologi Anatomi

Menurut letaknya, mioma dapat kita dapati sebagai :


a. Mioma Submukosa
Tumbuhnya tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan
yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi walaupun ukurannya kecil. Adanya
mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump (benjolan waktu
kuret).
Pada jenis ini, kemungkinan terjadinya sarkoma lebih besar.

b. Mioma Intramural
Mioma terletak pada dinding uterus diantara miometrium.
Kalau besar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-
benjol.

c. Mioma Subserosum
Letaknya di bawah funica srosa, tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus diliputi oleh serosa.
Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat
desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi yang nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik perut mendadak (acute
abdomen).

Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur
35-45 tahun (kurang lebih 25 %). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3
tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi pada beberapa kasus ternyata
tumbuh lebih cepat. Setelah menopouse, banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja
yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Mioma uteri yang terjadi, sebagian besar bersifat
degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.

IV. Diagnosis

Diagnosis mioma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, walaupun kadang dibuat
kesalahan. Terutama kehamlan kembar, tumor ovarium dan uterus didelfis dapat
menyesatkan diagnosis. Ada kalanya mioma besar teraba seperti kepala janin, sehingga
kehamilan tunggal disangka kehamilan kembar; atau mioma kecil disangka bagian kecil
janin. Dalam persalinan, mioma lebih menonjol waktu ada his, sehingga mudah dikenal.
Mioma yang lunak dan tidak menyebabkan kelainan sangat sulit untuk dibedakan dari
uterus gravidus. Bahakan pada laparotomi, waktu perut dibuka, kadang-kadang tidak
mungkin untuk dibuat diagnosa yang tepat.

V. Gejala dan Tanda

Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologis karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangatlah
tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks intramural, submukus,
subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.

Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Perdarahan Abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenorrhea, menorraghia,
dan dapat juga terjadi metroraghia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perdarahan ini antara lain :
Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma endometrium.
Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
Mimetrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma
diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah
yang melaluinya dengan baik.

b. Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas, tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada sarang mioma yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada
pegeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan pula pertumbuhan yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenorrhea.

b. Gejala dan Tanda Penekanan


Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada
kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio
urine, pada ureter dapat menyebabakan hidroureter an hidronefrosis, pada rectum
dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh
limfe di panggul dapat menyebabakan edema tungkai dan nyeri panggul.

VI. Perubahan Sekunder

Perubahan sekunder yang terjadi, yaitu :


a. Atrofi
Sesudah menopouse ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.

b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan
struktur aslinya menjadi homogen.
Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah
memisahkan sat7u kelompok lainnya.

c. Degenerasi Kistik
Dapat meliputi daerah kecil mauapun luas, diamana sebagian dari mioma menjadi cair
sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak beratur berisi seperti agar-agar, dapat
juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai
limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini, tumor sukar dibedakan dari kista
ovarium atau suatu kehamilan.

d. Degenerasi Membatu
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam
sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma, maka mioma
menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.

e. Degenerasi Merah (carneous degeneration)


Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenesis diperkirakan
karena suatu nekrosis sub akut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan
dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh
pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi
pada kehamilan muda disertai emesis, haus sedikit demam, kesakitan, tumor pada
uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
f. Degenerasi Lemak
Jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin.

VII. Komplikasi

Komplikasi dari mioma uteri adalah :


a. Degenerasi Ganas
Mioma Uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh
mioma, serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya
baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat.
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopouse.
b. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi
akut sehingga mengalami nekrosis. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut
tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan satu keadaan dimana teradapat
banyak sarang mioma dalam rongga peritonium. Saran mioma dapat mengalami
nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.
Misalnya terjadi pada mioma yang dilahirkan hingga perdarahan berupa
metroraghia atau menorraghia disertai leukore dan gangguan yang disebabkan oleh
infeksi dari uterus sendiri.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
TERHADAP NY. Y DENGAN ABORTUS INCOMPLETUS
DI POLI KEBIDANAN RSUAM B.LAMPUNG

Anamnesa Oleh : Desi Arizona


Tanggal : 16 Desember 2009

SUBJEKTIF

1. Identitas

Istri Suami
Nama : Ny Y Tn S
Umur : 24 th 26 th
Agama : Islam Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT PNS
Alamat : Jl.Imam bonjol No.99 Tanjung Karang Pusat

2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan kehamilan pertama, mengeluh keluar darah banyak dari kemaluannya
disertai gumpalan darah dan nyeri perut bagian bawah.

3 Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu hamil 8 minggu, anak pertama, mengatakan keluar darah berupa bercak satu hari yang
lalu. Darah yang keluar makin banyak, disertai rasa mules pada daerah perut.
a. Riwayat kehamilan saat ini
1. riwayat menstruasi
Menarche : 14 th
Siklus : 28 hr
Lama : 6-7 hr
Dismenorhoe : Tidak ada
Sifat darah : Cair dan merah
Banyaknya : 2-3 x ganti pembalut
HPHT : 18 Oktober 2009
TP : 24 Juli 2010
Usia kehamilan : 8 Minggu 2 hari

2. Tanda-tanda kehamilan
Amenorea, mual dan muntah : Ya
Tes kehamilan : Ya
Tanggal : 29 Oktober 2009 hasilnya (+)
3. Gerakan fetus belum dirasakan
4. Keluhan yang dirasakan
Rasa lelah : Tidak ada
Mual-mual : Ada
Malas beraktivitas : Tidak ada
Panas,menggigil : Tidak ada
Sakit kepala : Ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri/panas saat BAK :Tidak ada
Rasa gatal pada vagina,vulva dan sekitarnya :Tidak ada
Nyeri,kemerahanpada tungkai :Tidak ada

5. Diet / Pola makan


Pola makanan dalam sehari : 3 kali dalam sehari
Jenis makanan sehari-hari : Nasi,sayur,lauk pauk dan buah
6. Pola Eliminasi
BAK : 3-4 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Konsentrasi : Cair
BAB : 1 kali sehari
Warna : Kuning
Konsistensi : Lembik
7. Aktivitas Sehari - hari
Pola istirahat dan tidur : Tidur siang 2 jam tidur malam 6 jam
Seksualitas : Jarang dilakukan
Pekerjaan : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga
8. Eliminasi
TT1 : Belum dilakukan
TT2 : Belum dilakukan
9. Kontrasepsi yang pernah digunakan : Belum pernah menggunakan kontrasepsi

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu


n Tahun Tempat Usia Jenis Peno Penyulit anak
o partus partus kehamilan partus long L/ B T ket
P B B
Hamil - - - - - - - - -
ini

c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada

2. Prilaku kesehatan
Penggunaan alcohol dan obat-obat sejenisnya : Tidak pernah
Pengkonsumsian jamu : Tidak pernah
Merokok : Tidak pernah

d. Riwayat social
1. Kehamilan ini direncanakan : Ya
2. Status perkawinan : Sah, jumlah : 1

3. Susunan keluarga yang tinggal serumah


no Jenis kelamin umur hubungan Pendidikan pekerjaan keterangan
1 Laki-laki 26 th Suami SMA PNS sehat

4. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas


Tidak ada

OBJEKIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Keadaan emosional : Compos mentis
3. Vital sign :TD :120/80 mmhg R:22 x/mnt
N :82 x/mnt T:36,5 C
4. TB : 156 cm
5. BB sebelum hamil : 52 kg BB saat hamil : 54 kg

B. Pemeriksaan Khusus Kebidanan


1. Pemeriksaan fisik
1.1 Muka
Kelopak mata : Tidak oedema
Konjunctiva : Merah muda
Slera : Putih

1.2 Mulut dan gigi


Lidah dan geraham : Bersih
Gigi : Tidak ada caries

Kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran


Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Dada
Jantung : Normal, lup dup
Paru-paru : Normal, tidak ada ronchi
Payudara : Pembesaran : Tidak ada
Putting susu : Menonjol
Pengeluaran : Belum ada
Simetris : Ya
Rasa nyeri : Tidak ada

1.6 abdomen :Bekas luka operasi : Tidak ada


Pembesaran : Ada
Benjolan : Tidak ada
Linea : Alba

punggung dan pinggang


Posisi pinggang : Lordosis
Nyeri pinggang : Tidak ada

ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada

Anogenital
Perineum : Tidak ada luka parut
Vulva dan vagina : Merah
Pengeluaran pervaginam : Darah disertai gumpala
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkak
Anus : Normal,tidak ada haemoroid

2. palpasi :Tidak dilakukan


3. auskultasi :Tidak dilakukan
4. perkusi :refleks patella: (+) kanan/kiri
5. Periksa dalam : Tidak dilakukan
6. pemeriksaan Laboratorium
darah : Hb 11 gr%
urine : tidak dilakukan pemeriksaan
Dilakukan pemeriksaan inspekulo,pembukaan sekitar 2 cm, pengeluaran darah +,
disertai gumpalan

ASSESMENT
Diagnosa ibu : G 1P0A0 hamil 8 minggu 2 hari dengan abortus incompletes
Dasar :
- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama
- HPHT 18 Oktober 2009
- TFU 2 jari di atas simpisis
- Terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah dan gumpalan

Masalah
- Terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah dan gumpalan.
- Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian bawah
- Cemas

Kebutuhan
- Penjelasan tentang keadaan kehamilannya sekarang
- Penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi yang dialaminya
Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini

2. Berkolaborasi dengan dokter spesialis(diputuskan untuk melakukan tindakan


kuretase) dan ahli anestesi untuk memberikan anestesi kepada pasien.
Kolaborasi telah dilakukan dengan dokter
3. Memmberi Informed consent pada pihak keluarga
Keluarga setuju akan tindakan yang akan dilakukan

4. Melanjutkan pemberian infuse RL 20 tetes permenit dan beritahu keluarga untuk


menyiapkan darah.
Infus RL telah terpasang dengan 20 tetes permenit, darah telah di siapkan.

5. Menyiapkan pasien, alat dan lingkungan untuk tindakan curettage.


Menyiapkan alat-alat kuretase
a. Pasien
Infuse set terpasang
Pasien diposisikan dalam sikap litotomi,dibawah bokong ibu dipasang perlak.
b. Instrument
Speculum sim 2 buah
tenakulum 1 buah
penster klem 1 buah
sonde uterus 1 buah
sendok kuretase 3 buah berbeda ukuran
abortus tang 1 buah
Waskom 2 buah
Kateter nelaton 1 buah
handscoon 2 pasang

c. Perlengkapan lain
Bethadine
Cairan clorin
Perlindungan diri
Lampu sorot
Stetoskop dan tensi meter

2. Memberikan obat penenang sebelum tindakan kuretase


Sulfat atropine 0,25 0,50 mg / ml (2 ampul) secara IM selama jam
sebelum kuretase
Analgesik bila diperlukan (tramadol 1-2 mg/kg BB)1 ampul secara IM jam
sebelum kuretase
Diazepam 10 mg (2 ampul) secara IV / IM selama 5 menit
3. Melakukan tindakan kuretase oleh residen dr. Amin
Pasien dalam sikap litotomi, perut bawah dan lipat paha telah dibersihkan
dengan air dan sabun, serta alas bokong.
Kosongkan kandung kemih pasien
Ibu dianestesi total oleh ahli anestesi
Pakai perlengkapan perlindungan diri
Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
Pakai sarung tangan DTT / steril
Dengan satu tangan masukan sim bawah secara vertical ke dalam vagina ibu,
kemudian putar kearah bawah sehingga posisi sim menjadi tranversalsim
untuk melihat darimana perdarahan berasal.
Asisten menahan speculum bawah kemudian memasukkan speculum atas.
Ambil kapas dengan menggunakan tampon tang kemudian basahi dengan
larutan antiseptic, bersihkan lumen vagina dan porsio.
Setelah dipastikan perdarahan berasal dari ostium uteri internum,porsio dijepit
dengan tenakulum.
Setelah penjepitan terpasang dengan baik, keluarkan sim atas
Uterus diukur dengan sonde uterus untuk memastikan panjang uterus
Pegang gagang tenakulum kemudian masukan sendok kuret melalui canalis
servikalis ke dalam uterus sehinga menyentuh fundus.
Sisa hasil konsepsi dibersihkan dengan sendok kuret
Ambil kapas dengan menggunakan tampon tang kemudian basahi dengan
larutan antiseptic, bersihkan lumen vagina dan porsio dari jaringan dan darah.
Lepaskan tenakulum
Lepaskan speculum bawah
Bereskan alat dan dekontaminasi
Cuci tangan setelah melakukan tindakan.
6. Memantau perdarahan setelah tindakan kuretase
Jumlah darah yang di keluarkan : 100 cc
7. Membersihkan serta memakaikan pakaian ibu setelah tindakan dilakukan agar ibu
merasa nyaman.
Ibu telah dibersihkan dan telah digantikan pakaiannya dengan yang bersih.
8.Terapi dokter memberikan transfuse darah
Transfusi darah terpasang 1 kolf darah (250cc)
9. Memindahkan Ibu dari ruang tindakan ke ruang perawatan ( zaal B )
Ibu telah dipindakan keruang perawatan

PENGAWASAN POST KURETASE

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan darah yang keluar hanya sedikit.
Ibu mengatakan masih sedikit mulas.
Ibu mengatakan merasa sedikit pusing

OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital :
TD:100/60 mmhg R :22 x/mnt
N :84 x/mnt T :36 C
Pengeluaran pervaginam : Darah
Konjungtiva : An anemis

ASSESMENT
Diagnosa ibu : P0A1 post kuretase dengan abortus incomplete
Dasar :
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan baru keguguran
- HPHT 18 Oktober 2009
- Telah dilakukan kuretase pada tanggal 16 Desember 2008 pukul 11.00 WIB,
perdarahan + 100 cc.
Masalah :
- cemas dengan keadaan yang dialaminya
- pusing

Kebutuhan
- Kebutuhan cairan dan nutrisi

PLANNING

Memberi penjelasan pada ibu tentang keadaan dirinya bahwa telah dilakukan tindakan
kuretase dan sisa jaringan di dalam uterus telah dikeluarkan.
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang keadaannya.

Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa pusing yang dialami ibu merupakan pengaruh
dari anastesi
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan

Memantau perdarahan pada ibu dengan cara melihat seberapa banyak darah yang
terdapat di pembalut ibu.
Perdarahan terpantau dengan baik (10cc)

Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat seperti berbaring di tempat tidur serta
tidak melakukan pekerjaan berat sebelum kondisi ibu pulih.
Ibu banyak istirahat dan tidak beraktivitas berat

Memberitahu ibu agar mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yaitu


mengandung vitamin, protein, lemak, karbohidart serta mineral untuk memulihkan
kondisi tubuh ibu
Ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV
TD:100/60 mmhg R :22 x/mnt
N :84 x/mnt T :36 C
Menganjurkan ibu untuk minum obat sesuai advis dokter
o Amoxilin 500mg 3x sehari
o Asam Mefenamat 500 mg 3x sehari
o B-compleks 3x sehari
Ibu telah meminum obat sesuai advis dokter
Melepaskan infuse setelah transfuse darah habis
Infus telah terlepas
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PATOLOGI
TERHADAP NY. Y DENGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANG
DI RUANG KEBIDANAN RSUAM BANDARLAMPUNG

Tanggal datang : 1 Januari 2010


Waktu : Pukul 23.10 WIB
Oleh : Desi Arizona

SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
A. Identitas
Istri Suami

Nama : Ny. Y Tn. S


Umur : 27 tahun 29 tahun
Suku /bangsa : Palembang / Indonesia Lampung/ Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : D1 SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswata
Alamat : Jl.Karimun Raya No.9 sukarame,Bandarlampung

B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa mules seperti ingin melahirkan

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Ibu G1P0A0 datang pada tanggal 1 Januari pukul 23.10 WIB dengan keluhan sakit
pinggang dan menjalar ke perut bagian bawah sejak pukul 18.00 WIB.
3. Riwayat Kehamilan Saat Ini
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti duk dalam sehari
Konsistensi : cair disertai gumpalan
Dismenorhea : tidak ada
HPHT : 5 April 2009
TP : 9 Januari 2010

b. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali


Pada usia kehamilan 4 bulan
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir sering dirasakan

c. Keluhan yang dirasakan


Rasa lelah : dirasakan bila ibu bekerja berat
Muntah-muntah yang lama : tidak
Panas menggigil : tidak
Sakit kepala berat : tidak
Penglihatan kabur : tidak
Rasa nyeri saat BAK/BAB : tidak
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah ( Blood slim )

d. Tanda-tanda persalinan
His : Kuat
Sejak : Pukul 18.00 WIB
Frekuensi : 2-3 x / 10 menit
Lamanya : 20 40 detik
Ritme : Teratur
Relaksasi : Ada
e. Riwayat Imunisasi
TT 1 : 1 Agustus 2009 di bidan
TT 2 : 1 September 2009 di bidan

f. Diet / makanan
Sebelum Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi makan 3x/ hari dengan porsi
sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk pauk, kadang-kadang
dengan buah
Setelah Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi makan 3x/ hari dengan porsi
sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk, buah dan susu

g. Pola eliminasi sehari-hari


Sebelum Hamil
BAK : Frekuensi : 4-5 x sehari
Warna : kuning agak jernih
BAB : Frekuensi : 1 x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
Setelah Hamil
BAK : Frekuensi : 5-7 x sehari
Warna : kuning agak jernih
BAB : Frekuensi : 1 x sehari
Konsistensi : lembek
Warna : kuning

h. Aktivitas sehari-hari
Sebelum Hamil
Pola istirahat dan tidur : tidur malam 6-7 jam dan istirahat siang 1 jam
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : mengerjakan pekerjaan Rumah Tangga biasa.

Setelah Hamil
Pola istirahat dan tidur : tidur malam 5-6 jam dan tanpa istirahat siang
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
mengasuh anak

i. Kontrasepsi terakhir yang pernah digunakan


Terakhir Ibu menggunakan alat kontrasepsi suntik selama 2 tahun
j. Keluhan Lain
Ibu cemas menghadapi persalinannya

4. Riwayat kehamilan , persalinan, dan nifas yang lalu

N Anak
Tahun Tempat Usia Jenis
o. Penolong Penyulit J BB PB Ket
Partus partus kehmln partus
K
1. Hamil
Ini

5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita
Jantung : tidak ada
Hypertensi : tidak ada
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepar : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
PMS : tidak ada
HIV/AIDS : tidak ada

b. Prilaku kesehatan
Penggunaan Alkohol : tidak dilakukan
Minum jamu : tidak dilakukan
Merokok : tidak dilakukan
Pencucian Vagina : tidak dilakukan
c. Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan : Ya
Status perkawinan : Sah, 1 x Selama 1 Tahun
d. Susunan keluarga yang tinggal serumah
Jenis
No Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin
1. Pria 36 th Suami SMA Wiraswasta Sehat

e. Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas :


Tidak Ada

6. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan.

OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg R: 24 x / menit
N : 80 x / menit T : 36,5 C
TB : 150 cm
BB sekarang : 50 kg
BB sebelum hamil : 45 kg
LILA : 25 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Muka
Kelopak mata : tidak ada oedema
Konjungtiva : merah muda (an anemis)
Sklera : putih (an ikhterik)
b. Mulut dan gigi
Lidah : bersih
Gigi dan geraham : bersih, tidak ada caries
c. Leher
Kelenjar Thyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar Getah bening : tidak ada pembesaran
Vena Jugularis : tidak ada pembesaran

d. Dada
Jantung : normal ( bunyi lup dup )
Paru- paru : normal (tidak ada wheezing dan ronchi)
Payudara :
Simetris : ya, kanan dan kiri
Pembesaran : ada, normal
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : belum ada
Rasa nyeri : tidak ada
Benjolan : tidak ada

e. Punggung dan pinggang


Posisi punggung : lordosis
Nyeri pinggang : tidak ada

f. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Pembesaran lien dan liver : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : lunak bila tidak ada his, tegang bila ada his

g. Ekstremitas atas dan bawah


Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Refleks patella : (+) kanan dan kiri

h. Anogenitalia
Perineum : tidak ada luka parut
Vulva dan vagina : Warna : Kebiru-biruan
Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran
Anus : tidak ada haemoroid

3. Pemeriksaan Kebidanan

a. Palpasi Uterus
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px
Pada bagian fundus teraba satu bagian keras, bulat dan melenting
(kepala)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba tahanan yang keras datar, dan memanjang
( punggung )
Bagian kanan perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian besar, lunak, dan
tidak melenting (bokong).
Leopold IV : Divergen (bagian terbawah janin sudah masuk PAP)
Punctum Maximum : Bagian perut sebelah kiri bawah pusat
Fetus : Letak : Memanjang / membujur
Presentasi : Bokong
Penurunan : -
Pergerakan : Aktif
Observasi His : His : ada
Sejak : pukul 18.00 WIB
Frekuensi : 2-3 x / 10 menit
Lamanya : 20-40 detik / menit
Relaksasi : ada
Mc. Donald : TFU : 30 cm
TBJ (Niswander)
= (1,2 x TFU 7,7) x 100 gr 150 gr
= (1,2 x 30 7,7) x 100 gr 150 gr
= 2830 150 gr
= 2680 2980 gr

b. Auskultasi
DJJ : (+),
Frekuensi : 141 x /menit, teratur,
Punctum Maksimum : perut ibu sebelah kiri bawah pusat

c.Inspeksi Anogenitalia
Perineum : tidak ada luka parut
Vulva dan vagina : Warna : Kebiru-biruan
Luka : Tidak ada
Fistula : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran dan tidak ada nyeri
Anus : tidak ada haemoroid

d. Pemeriksaan dalam
Atas Indikasi : Menilai apakah ibu sudah inpartu atau belum
Waktu : Pukul 23.30 WIB

Dinding vagina : Tidak ada sistokel dan rektokel


Arah Portio : Searah dengan jalan lahir
Konsistensi : Lunak
Pendataran : 60 %
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : bokong
Penunjuk : Belum jelas
Posisi : Belum jelas
Penurunan : H II

4. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan

ASSESMENT (A)

a.Diagnosa ibu : Ibu G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 4 hari, Inpartu Kala I Fase Aktif
dengan presentasi bokong
Dasar :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, dan tidak pernah keguguran.
HPHT : 5 April 2009
TP : 9 Januari 2010
Ibu merasakan sakit dari pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah sejak
pukul 18.00 WIB
Frekuensi his 2-3 x / 10 menit, lama 20-40 detik
Pendataran 60 %
Pembukaan : 5 cm
Pada pemeriksaan dalam, ketuban +, penurunan H II

b. Diagnosa janin : Janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi bokong


Dasar :
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px
Pada bagian fundus teraba satu bagian bulat, keras dan melenting
(kepala)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba tahanan yang keras datar, dan
memanjang ( punggung ),
Bagian kanan perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian besar, lunak dan tidak
melenting (bokong).
Leopold IV : Divergen (bagian terbawah janin sudah masuk PAP)
DJJ (+), frekuensi 141x /menit, teratur, punctum maksimum terdengar di 3 jari
bawah pusat sebelah kiri perut ibu

c.Masalah :
Rasa cemas Ibu menghadapi persalinannya
Ibu merasa kurang nyaman
Ibu merasakan nyeri yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah

d. Kebutuhan :
Dukungan moril dan motivasi dari penolong dan keluarga
Penjelasan tentang keadaan ibu dan janinnya
Penjelasan tentang proses persalinan dan cara mengedan yang baik
Ajari Ibu teknik relaksasi saat ada his

e.Antispasi Masalah Potensial


Terjadi Asfiksia pada bayi

PLANNING (P)
1. Beri dukungan pada ibu dan hadirkan orang terdekat untuk menemani ibu pada saat
persalinan.
Ibu ditemani oleh anggota keluarga terdekat

2. Beri penjelasan tentang keadaannya saat ini.


Ibu mengerti dengan penjelasan yag diberikan

3. Tempatkan ibu di tempat yang bersih dan tertutup.


Ibu telah ditempatkan di tempat yang bersih dan tertutup

4. Pantau Kemajuan persalinan dengan Partograf


Setiap kejadian dan tanda-tanda adanya kemajuan persalinan serta kondisi ibu telah
dicatatkan di partograf
5. Anjurkan ibu untuk berkemih
Ibu telah BAK

6. Beri ibu minuman yang manis.


Ibu telah diberi minum teh hangat

7. Lakukan massase pada pinggang ibu


Setiap ada his, massase pinggang ibu untuk mengurangi rasa nyeri
8. Bantu ibu untuk mengubah posisi yang nyaman / menganjurkan ibu untuk miring
kekiri.
Ibu telah melaksanakan anjuran

9. Siapkan alat-alat persalinan sesuai dengan standar.


Alat-alat untuk persalinan telah disiapkan

KALA II ( Pukul 02.00 02.15 WIB )

SUBJEKTIF ( S )
Ibu mengatakan ingin mengedan seperti ingin BAB
Ibu mengatakan rasa sakit semakin kuat dan sering

OBJEKTIF ( O )
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 110/ 70 mmHg
N : 80x/menit
R : 24 x/menit
T : 36,5 C
HIS frekuensi 4 x / 10 menit, lamanya > 40 detik
Ibu memperlihatkan tanda-tanda persalinan, yaitu ibu merasakan dorongan kuat
untuk mengedan, perineum menonjol, vulva membuka, anus mengembang.
Pemeriksaan dalam ( Pukul 02.00 WIB )
Atas indikasi : terdapat tanda-tanda kala II
Dinding vagina : tidak ada sistokel dan rektokel
Arah portio : searah dengan jalan lahir
Portio : tidak teraba
Konsistensi : lunak
Pendataran : > 80 %
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : bokong
Penunjuk : kaki
Posisi : anus
Penurunan : Hodge IV

ASSESMENT ( A )

Diagnosa : Ibu G1 P0 A0 hamil 38 minggu 4 hari inpartu Kala II dengan


presentasi bokong
Janin hidup, tunggal, intrauterine, presentasi bokong
Dasar :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah keguguran.
HPHT : 5 April 2009
TP : 9 Januari 2010
Pembukaan lengkap ( 10 cm ), ibu ingin mengedan, vulva membuka, perineum
menonjol dan anus mengembang.
HIS frekuensi 5 X / 10 menit, lamanya > 40 detik
Janin teraba tunggal, presentasi bokong kaki
DJJ teratur, frekuensi 153 x / menit.

Masalah :
Ibu cemas dan gelisah menghadapi persalinannya.

Kebutuhan :
Dukungan dan motivasi dari penolong maupun keluarga.
Pimpinan persalinan yang baik dan benar
Ibu didampingi suami atau keluarganya.
PLANNING ( P )

1. Berikan dukungan dan motivasi pada ibu


2. Berikan ibu cukup minum pada saat tidak ada HIS
3. Bantu ibu memberi posisi yang nyaman
4. Dekaktkan Alat untuk pertolongan persalinan
5. Jaga personal hygiene ibu selama proses persalinan
6. Pasang Infus RL + Syntocianin 2 ampul
7. Pimpin Ibu meneran dengan baik dan benar selama ada his dan anjurkan ibu untuk
mengambil nafas saat his hilang
8. Lakukan pertolongan persalinan sesuai Protap Persalinan Sungsang
a. Lahirkan bayi dengan cara Bracht yaitu kedua ibu jari penolong sejajar
sumbu panjang sedangkan jari-jari lain memegang panggul. Pada setiap
his Ibu disuruh mengejan, pada waktu tali pusat lahir dan tampak
teregang tali pusat kendoran terlebih dahulu.
b. Penolong melakukan hiperlordosis pada tubuh janin guna mengikuti
gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu.
Usahakan bayi lahir tidak lebih dari 8 menit.
9. Segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain kering dan bersih, sambil menilai
keadaan awal BBL
10. Lakukan pemotongan tali pusat
11. Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya segera 30 menit pertama kelahiran

KALA III ( Pukul 02.15-04.30 WIB )

SUBJEKTIF ( S )
Ibu mengatakan perutnya mulas
Ibu mengatakan lelah setelah melahirkan

OBJEKTIF ( O )

Pukul 02.15 WIB Bayi lahir spontan, segera menangis. Jenis kelamin perempuan,
BB : 3000 gram, PB : 46 cm, anus (+), tidak ada kelainan pada bayi.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24 x/ menit
T : 36.5 C
Kandung kemih : kosong
TFU : sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Plasenta belum lahir
Uterus membulat
Keluarnya darah sekonyong- konyong dari jalan lahir.
Tali pusat memanjang.
Perdarahan Kala II 50 cc.

ASSESMENT ( A )

Diagnosa : Ibu P1 A0 inpartu Kala III dengan involusi normal


Dasar :
Bayi lahir spontan tanggal 2 Januari 2010 pukul 02.15 WIB
Plasenta belum lahir , TFU Sepusat, Kontraksi uterus Baik
Masalah : Ibu merasakan mules-mules pada perutnya
Ibu merasa lelah setelah persalinan
Kebutuhan : Penjelasan tentang rasa mules yang ibu alami adalah normal, karena
merupakan pertanda uterus berkontraksi dengan baik.
Segera keluarkan plasenta.

PLANNING ( P )
1. Lakukan palpasai abdomen untuk mengetahui adanya janin kedua, dan ternyata
tidak ditemukan adanya janin kedua.
2. Letakkan kain bersih di atas perut ibu
3. Beritahu ibu bila akan dilakukan penyuntikan.
4. Berikan injeksi oksitosin 1 amp 10 unit /IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar.
5. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
6. Keluarkan plasenta dengan kedua tangan diputar searah jarum jam
7. Lakukan massase secara sirkuler selama 15 detik segera setelah plasenta lahir.
8. Periksa kelengkapan plasenta.
9. Periksa kembali tanda-tanda Vital
10. Ukur perdarahan Kala III
11. Periksa adanya laserasi pada vagina dan perineum, jika terdapat laserasi maka
segera lakukan penjahitan.

Plasenta lahir tanggal 2 Januari 2010 pukul 02.30 WIB, spontan, lengkap dengan
selaput kotiledonnya.
PJTP 50 cm Berat Pasenta 500 gr
Diameter 20-22 cm Tebal 2 cm
Insersi Lateralis
Perineum terdapat laserasi derajat 1
Kontraksi uterus baik, perdarahan 150 cc.

Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24 x/ menit
T : 36.5 C

KALA IV ( Pukul 02.30-04.30WIB )


SUBJEKTIF ( S )
Ibu mengatakan perutnya masih mulas
Ibu mengatakan nyeri pada kemaluannya

OBJEKTIF ( O )
Plasenta lahir pukul 02.30 WIB
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24x/ menit
T : 36,5 0 C
Kandung kemih : kosong
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Perineum : ruptur dan terdapat laserasi derajat 1
Lochea : rubra
Perdarahan Kala III : 150 cc
Plasenta lahir lengkap beserta kotiledonnya

ASSESMENT ( A )
Diagnosa : Ibu P1 A0 Kala IV
Dasar :
Plasenta telah lahir pada pukul 02.30 WIB
Plasenta lahir spontan, PTP 50 cm, BP 500 gr, diameter 20-22 cm, tebal 2
cm, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya. Insersi Lateralis.
TFU sepusat dan kontraksi uterus baik

Masalah : Ibu merasa bahwa perutnya masih terasa mulas


Ibu mengatakan nyeri pada kemaluannya

Kebutuhan : - Penjelasan tentang rasa mulas yang dialami adalah normal


- Pengawasan Kala IV
- Personal Hygiene dan perawatan luka laserasi.

PLANNING ( P )

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya dan rasa mules yang dialaminya adalah hal yang
normal.
2. Monitor keadaan ibu, TTV, TFU, kontraksi uterus dan jumlah perdarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
3. Bersihkan tubuh ibu dari darah dan keringat serta kenakan ibu pakaian yang kering
dan bersih.
4. Berikan ibu makan dan minum yang cukup
5. Ajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan periksa
kontraksi uterus dengan cara meletakkan tangan ibu di atas fundus dan melakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
menjadi keras).
6. Jelaskan pada ibu pentingnya istirahat yang cukup
7. Anjurkan pada ibu untuk mulai mobilisasi sekurang-kurangnya 6 jam postpartum.
8. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya meskipun ASI sedikit keluar.
9. Dekontaminasi alat-alat dan tempat habis bersalin
10. Jelaskan pada ibu tentang masa nifas

EVALUASI
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Keadaan emosional : Stabil
- TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24 x/ menit
T : 36.50C
- Tubuh ibu sudah bersih dan sudah dipakaikan baju bersih
- Kontraksi uterus baik
- Perdarahan kala IV + 150 cc.
- TFU 2 jari bawah pusat

Pemantauan kala IV

Jam Waktu Tekanan darah Nadi Suhu Tinggi Kontraksi Kandung Perdarahan
ke fundus uteri uterus kemih
1. 02.45 110/70 mmHg 80x/mnt 36,5 C sepusat Baik Kosong 100 cc

03.00 120/80 mmHg 80x/mnt sepusat Baik Kosong

03.15 120/70 mmHg 80x/mnt 1 jari bawah Baik Kosong


pusat
03.30 110/70 mmHg 80x/mnt 1 jari bawah Baik Kosong
pusat
2. 04.00 110/70 mmHg 80x/mnt 36,5 C 1 jari bawah Baik Kosong 50 cc
pusat
04.30 110/70 mmHg 80x/mnt 2 jari bawah Baik Kosong
pusat

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS PATOLOGI


TERHADAP Ny. E DENGAN MASTITIS
DI RUANG KEBIDANAN RSUAM B.LAMPUNG

Oleh : Desi Arizona


Tanggal : 6 Januari 2010
Waktu : Pukul 16.25 WIB

SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
1. Identitas
Isteri Suami

Nama : Ny. E Tn. J


Umur : 21 tahun 26 tahun
Suku /bangsa : Jawa / Indonesia Sunda / Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga BURUH
Alamat : Jalan P. Antasari Gg. Karimun No 89

2. Anamnesa

1.Keluhan Utama :
Ibu postpartum hari ke 24 mengeluh payudara bengkak (tegang), nyeri dan ASI
keluar tidak lancar
2.Riwayat Kesehatan :
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
N Tahun Tempat Jenis
Usia Kehamilan Penolong Penyulit JK PB BB
o Persalinan Persalinan Persalinan
3000
1 2010 RS aterm spontan Dokter - P 46 cm
gram

Riwayat Kehamilan ini :


G1P0A0
ANC : ya, 9x selama hamil
Imunisasi TT : ya, lengkap
Penyulit kehamilan : Tidak ada
Riwayat persalinan ini :
Tempat Persalinan : RS
Tanggal Persalinan : 15 Desember 2009
Jenis Persalinan : Spontan pervaginam
Komplikasi : Tidak ada
Lama persalinan
Kala I : 13 jam 20 menit
Kala II : 10 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
Lama : 15 jam 40 menit
Jumlah perdarahan
Kala I : - cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 100 cc
Kala IV : 150 cc
Jumlah : 300 cc
Obat yang digunakan:Oxytosin 10 IU secara IM segera setelah bayi
lahir.
Bayi
Bayi lahir spontan pada pukul 06.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 3000 gram
PB : 46 cm
Kelainan : Tidak Ada

Plasenta
Plasenta lahir spontan pada pukul 06.10 WIB
Diameter : 20-22 cm
Berat : 500 gram
Tebal : 2 cm
Kelainan : Tidak Ada
Tali pusat
Panjang : 50 cm
Insersi : Lateralis
Kelainan : Tidak Ada
Perineum : Utuh

OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil

2. Tanda Vital :
TD : 90 / 60 mmHg N : 80 x / menit
R : 22 x / menit T : 37,5 C

B. Pemeriksaan Fisik
1.1 Kepala
Rambut : bersih dan kuat
Kelopak mata : tidak ada oedema
Konjungtiva : merah muda (ananemis)
Sklera : putih (anikterik)

1.2 Mulut dan gigi


Bibir : mukosa lembab
Lidah : bersih
Gigi dan gusi : baik, tidak ada caries dan tidak ada pembengkakan
1.3 Leher
Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Vena jugularis : tidak ada pembesaran

1.4 Dada
Jantung : Normal,bunyi lup dup
Paru-paru : normal,tidak ada ronchi dan wezing
Payudara
Pembesaran : normal
Simetris : tidak, payudara kanan bengkak
Putting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ASI, payudara kanan ASI keluar tidak lancar
Hiperpigmentasi : ada, pada bagian areola dan puting
Rasa nyeri : ya

1.7 Punggung dan pinggang


Posisi punggung : normal, tidak ada kelainan
Rasa nyeri : tidak ada

1.8 Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Ketegangan : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Refleks Patella : positif, kanan dan kiri
Varices: tidak ada
1.9 Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Konsistensi : lunak
Pembessaran : tidak ada
Acites dan tumor : tidak ada
Lien / liver : tidak ada pembesaran
Kandung kemih : kosong
Linea : tidak ada
Strie : striae nigra
C. Pemeriksaan Kebidanan
Uterus
TFU : sudah tidak teraba
Kontraksi : -
Anogenital :
Vulva : -
Perineum : -
Anus : -
Pengeluaran pervaginam : lochea alba
D. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan

ASSESMENT (A)

Diagnosa ibu : Ibu PI A0 post partum hari ke-24 dengan Mastitis


Dasar :
Ibu mengatakan ini persalinan yang pertama dan tidak pernah keguguran
Ibu mengeluh payudara sebelah kanan bengkak dan terasa nyeri
Ibu mengatakan ASI di payudara sebelah kanan keluar tidak lancar
Pada pemeriksaan, Ibu mengalami peningkatan suhu badan. yaitu 37,5 C

Masalah :
Ibu terlihat cemas
Terjadi peningkatan suhu tubuh
Kebutuhan :
Penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
Konseling tentang penyakit ibu
Dukungan dari suami dan keluarga
Penjelasan tentang cara perawatan payudara, cara mengurangi nyeri dan
bengkak
Istirahat cukup dan pemberian nutrisi yang tepat untuk Ibu

PLANNING (P)

1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


Ibu mengerti tentang kondisinya

2. Bantu dan motivasi Ibu agar tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak nyeri
Ibu berjanji akan tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak nyeri

3. Ajarkan pada Ibu cara perawatan payudara dan cara mengurangi nyeri
Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan dan berjanji akan
melakukannya sendiri di rumah

4. Anjurkan Ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang


bergizi
Ibu akan mematuhi nasehat yang telah diberikan

5. Kolaborasi dengan dokter, pemberian terapi :


Yusimox (antibiotik) : 3x1
Termagon (penurun panas) : 3 x 1
Ibu berjanji akan minum obat sesuai anjuran

6. Anjurkan Ibu untuk kembali jika kondisinya tidak membaik


Ibu berjanji akan kembali lagi jika kondisinya tidak membaik
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP BAYI NY. R DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI RUANG ASTER RSUAM BANDAR LAMPUNG

Oleh : Desi Arizona


Tanggal Pengkajian : 22 Desember 2009
Waktu : Pukul 13.00 WIB

SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
A. Identitas
Biodata Bayi
Nama : Bayi Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 22 Desember 2009
Waktu : Pukul 12.35 WIB
Anak ke : 2 (dua)
Alamat : Jalan Hayam Wuruk no 22, Kebon Jahe

Biodata Orang Tua


Ibu Ayah
Nama : Ny. R Tn. B
Umur : 30 tahun 35 tahun
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jalan Hayam Wuruk no 22, Kebon Jahe

B. Riwayat Kehamilan Ibu


a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3 kali ganti duk dalam sehari
Konsistensi : cair disertai gumpalan
Dismenorrhea : tidak
HPHT : 5 April 2009
TP : 10 Januari 2010
Umur Kehamilan : 37 minggu 2 hari

b. Keluhan yang dirasakan selama kehamilan


Rasa Lelah : ya
Muntah-muntah yang lama : tidak
Panas menggigil : tidak
Sakit kepala berat : tidak
Penglihatan Kabur : tidak
Rasa Nyeri sat BAK/ BAB : tidak
Pengeluaran per vaginam : -

c. Pola Makan
Sebelum Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk adang dengan buah
Selama Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi 2-3 kali sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk pauk

d. Aktifitas sehari-hari
Sebelum hamil
Pola Istirahat dan tidur : tidur malam 6-7 jam tidur siang 1 jam
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Selama Hamil
Pola Istirahat dan tidur : tidur malam 6-7 jam
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : masih mengerjakan pekerjaan umah tangga

e. Imunisasi
TT 1 : Ya Dilakukan pada umur kehamilan 4 bulan
TT 2 : Ya Dilakukan pada umur kehamilan 5 bulan

f. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit yang pernah diderita
- Jantung : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- DM : tidak ada
- Asma : tidak ada
- Hepar : tidak ada
- Anemia Berat : tidak ada
- PMS / HIV AIDS : tidak ada

Perilaku Kesehatan
- Penggunaan Alkohol dan obat-obatan : tidak
- Mengkonsumsi Jamu : tidak
- Merokok / makan sirih : tidak
- Pencucian Vagina : tidak

g. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak memiliki penyakit keturunan

C. Riwayat Persalinan
Ibu dengan P 2 A 0
Lama Persalinan
Kala I : 4 jam 15 menit
Kala II : 25 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam______ +
Total : 6 jam 50 menit
Keadaan air ketuban : Jernih
Waktu pecahnya ketuban : Pukul 03.00 WIB, spontan
Jenis persalinan : Spontan
Indikasi : Inpartu
Penolong : Bidan
Lilitan tali pusat : Tidak Ada

OBJEKTIF (O)
A. Keadaan Fisik Awal Bayi Baru Lahir
1. Apgar score
No Skor Keterangan Skor Keterangan
menit 1 menit 2

1. Frekuensi Jantung 1 90 x / menit 2 110 x / menit


2. Usaha Nafas 1 Menangis lemah 2 Menangis kuat
3. Tonus Otot 2 Bergerak aktif 2 Bergerak aktif
4. Warna Kulit 2 Tubuh merah 2 Tubuh merah
5. Respon terhadap 2 Baik 2 Baik
rangsang
Jumlah 8 10

2. Keadaan umum dan Antropometri


N : 122 x/menit BB : 2300 gram
R : 40 x/menit PB : 48 cm
S : 37 C LD : 30 cm
LK : 32 cm LILA : 9 cm

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Ubun-ubun besar : Datar
Ubun-ubun kecil : Datar
Molage : Tidak ada
Caput succedenum : Tidak ada
Cephal hematoma : Tidak ada
Sutura : Ada, teraba

b. Mata
Simetris : Ya, kiri dan kanan
Konjungtiva : Merah muda
Bulu mata : Ada
Kotoran Mata : Tidak ada
Strabismus : Tidak
Sklera : An ikhterik (putih)
Pupil mata : Tidak ada kelainan
Perdarahan : Tidak ada

c. Hidung
Lubang hidung : Ada, simetris
Septum : Tidak ada
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada

d. Mulut
Simetris : Ya
Palatum : Normal, tidak ada palatoschisis
Bibir : Normal, tidak ada labioschisis
Reflek menghisap : Ada, kuat
Reflek rooting : Baik

e. Telinga
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Lubang telinga : Ada, bersih
Pengeluaran : Tidak ada

f. Leher
Bendungan vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kel. Thyroid : Tidak teraba
Pembesaran kel. Getah Bening : Tidak ada
Kepala : Bebas bergerak ke kanan dan ke kiri

g. Dada
Bentuk : Datar
Pengembangan rongga dada : Simetris kanan dan kiri, teratur
Bunyi jantung : Normal (bunyi lup dup)
Suara Nafas : Normal

h. Perut
Bentuk : Bulat, tidak ada pembesaran (asitess)
Bising usus : Ada
Tali pusat : Belum lepas dan masih basah, tidak terjadi infeksi

i. Punggung, panggul, dan bokong


Fleksibilitas tulang Punggung : Baik, dapat bergerak bebas
Tonjolan tulang panggul : Tidak ada
Anus : (+) Ada

j. Genitalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Labia Mayora : Ada
Labia Minora : Ada
Vagina : Ada
BAK pertama : tanggal 16 Desember 2009 ,pukul : 13.15 WIB
BAB pertama : tanggal 16 Desember 2009,Pukul : 13.10 WIB

k. Ekstremitas
a. Tangan
Pergerakan : Aktif
Jari tangan : Lengkap kanan dan kiri
Refleks menggenggam : Ada, bayi akan menggenggam jika ada benda
diletakkan di tangannya.
Refleks Moro : Ada, Timbul pergerakan tangan yang simetris
apabila kepala tiba-tiba digerakkan.
b. Kaki
Pergerakan : Aktif
Jari kaki : Lengkap kanan dan kiri
Refleks Jalan : Ada apabila bayi ditegakkan kakinya akan bergerak
seperti berjalan.
Refleks Babinski : Ada, bila telapak kaki ditekan pada tempat yang
datar kaki bayi akan diangkat ke atas.

l. Pola sehari-hari
Nutrisi : makanan yang diberikan : PASI
pemberian : sesuai kebutuhan bayi
frekuensi : baru 1 x
Eliminasi : BAB, frekuensi : baru 1 x
Konsistensi : lembek

Warna : kehitaman

BAK, frekuensi : baru 1 x

Warna : kurang jernih

m. Istirahat / tidur : belum tidur

n. Kebersihan Diri : dari rambut sampai kaki bersih. Pakaian selalu bersih
karena setiap BAK / BAB dan setiap mandi pakaian selalu
diganti.

ASSESMENT (A)
Diagnosa : Bayi baru lahir, cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan berat
badan lahir rendah
Dasar : Bayi lahir spontan pada tanggal 22 Desember ,Pukul 12.35 WIB
JK : perempuan LK : 32 cm

PB : 48 cm S : 37 C

BB : 2300 gr N : 122 x / menit

LD : 30 cm R : 40 x / menit

Usia kehamilan ibu 37 minggu 2 hari


HPHT : 5 April 2009

TP : 10 Januari 2010
Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Stabilitas Suhu tubuh bayi


Intake nutrisi yang adekuat
Pencegahan Infeksi
Bounding Attachment

PLANNING (P)

1. Segera keringkan, bungkus kepala dan tubuh, kecuali tali pusat bayi dari darah dan
cairan ketuban dengan kain kering serta segera membungkusnya dan letakkan di atas
perut ibu.
Kegiatan telah dilakukan untuk mencegah bayi hipothermi

2. Potong tali pusat dan pengikatan tali pusat sesuai prosedur, yaitu : menjepit tali pusat
dengan klem pertama 3 cm dari pusat bayi, jepit tali pusat dengan klem kedua 2
cm dari klem pertama. Tangan kiri melindungi perut dengan cara memegang tali
pusat, lalu potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Kegiatan telah dilakukan, tali pusat telah diikat dengan menggunakan benang steril
3. Ganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, dan bungkus hingga kepala

Kegiatan telah dilakukan agar bayi terhindar dari hipothermi

4. Bersihkan jalan nafas bayi (perhatikan posisi kepala bayi = ekstensi)


Jalan nafas bayi telah dibersihkan sehingga bayi bisa bernafas dengan nyaman dan
lancar.
5. Berikan rangsangan taktil pada bayi, berupa usapan pada punggung dan telapak kaki
bayi.
Kegiatan telah dilakukan, bayi merespon setiap rangsangan yang diberikan

6. Lakukan penilaian awal bayi baru lahir (pantau keadaan umum bayi)
Dilakukan penilaian awal bayi baru lahir, Apgar Score 6/10

7. Pemberian identitas bayi.


Bayi telah diberikan identitas di dadanya agar tidak tertukar dengan bayi yang lain.

8. Timbang berat badan dan ukur panjang badan bayi.


Bayi telah diukur panjang badan dan ditimbang berat badannya.
BB : 2300 gram, PB : 48 cm

9. Pemberian obat salep mata.


Bayi telah diberikan obat salep mata

10. Beri vitamin K per oral 1 mg /hari (selama 3 hari)


Bayi telah diberikan vitamin K per oral

11. Tempatkan bayi di ruangan yang hangat dan cukup cahaya (masukkan di inkubator).
Bayi telah ditempatkan di tempat yang hangat

12. Beritahukan kondisi bayi kepada ibu dan keluarganya.


Ibu dan keluarga mengerti dengan kondisi bayinya
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB
TERHADAP NY. M DENGAN KB IUD
DI POLI KEBIDANAN RSUAM B.LAMPUNG

Anamnesa Oleh : Desi Arizona


Tanggal : 17 Deember 2009
Pukul : 09.00 WIB

SUBJEKTIF
I. Pengkajian
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny M Tn S
Umur : 30 th 34 th
Agama : Islam Islam
Suku / bangsa : Lampung / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jl.Ahmad yani Gg. Pelangi No.9 Tanjung Karang

b. Alasan Kunjungan
Ibu datang padatanggal 17 Desember 2009 pukul 09.00 WIB, ingin menjadi akseptor
KB IUD

c. Riwayat Kesehatan Ibu


Riwayat pernikahan
Menikah : 1 kali
Status pernikahan : Syah
Lama pernikahan : 9 tahun
Umur saat menikah : 21 tahun
Pernikahan ke : 1(satu)

Riwayat menstruasi
menarche : 13 tahun
siklus : 28 hari
lama : 7-8 hari
dismenorhoe : tidak ada
sifat darah : cair disertai gumpalan
banyaknya : 2-3 x ganti duk

Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas lalu


Tahun Tempat Usia Jenis anak
No Penolong Penyulit JK BB TB
partus partus kehamilan partus
1. 2001 BPS Aterm Spontan Bidan - L 3000 48
2. 2005 BPS Aterm Spontan Bidan - P 2800 49
P
3. 2009 BPS Aterm Spontan Bidan - 3200 51

Riwayat Kesehatan Keluarga


Jantung : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Diabetes Mellitus : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
Kanker/tumor : tidak ada

Susunan keluarga yang tinggal serumah


no Jenis kelamin Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1 Laki-laki 34 th Suami SMA Wiraswasta Sehat
2 Laki-laki 7 th Anak SD - Sehat
3 Perempuan 3 th Anak - - Sehat
4 Perempuan 1 bln Anak - - Sehat

Riwayat Keluarga Berencana


Baru / lama menjadi akseptor : baru
Setelah bersalin : ya
Pernah memakai alat KB : ya
Alkon yang digunakan sebelumnya : KB Suntik 3 Bulan
Keluhan selama pemakaian Alkon : Tidak ada

Riwayat Penyakit yang lalu dan sekarang


Jantung : tidak ada
Hipertensi : tidak ada
Diabetes Mellitus : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepatitis : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
Kanker/tumor : tidak ada

Diet / Pola makan


pola makanan dalam sehari : 3 kali dalam sehari
jenis makanan sehari-hari : nasi,sayur,lauk pauk dan buah
minum : 8 gelas sehari (teh manis 1 gelas, air
putih 7 gelas)
Pola Eliminasi
BAK : 3-4 kali sehari
Warna : kuning jernih
Konsistensi : cair
BAB : 1 kali sehari
Warna : kuning kecokelatan
Konsistensi : Lembek

Pola istirahat dan tidur : tidur siang 1 jam tidur malam 7 jam, sering terbangun karena
bayi menangis
Seksualitas : tidak ada keluhan

Prilaku kesehatan
Penggunaan alcohol dan obat-obat sejenisnya : tidak pernah
Pengkonsumsian jamu : tidak pernah
Merokok : tidak pernah

OBJEKTIF
4. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Keadaan emosional : compos mentis
c. Kesadaran : stabil
d. Vital sign : TD : 110/80 mmhg R : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt T : 36,5 C
e. TB : 155 cm
f. BB : 60 kg

5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kulit : Bersih
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Kekuatan : Akar rambut kuat
Warna : Hitam

b. Muka
Mata : Kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Merah muda ( an anemis)
Skelera : Putih ( an ikhterik)
Reaksi pupil : Isokor
Hidung : Lubang : Ada
Polip : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir : Lembab, tidak kering
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan
Lidah : Bersih

c. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Vena Jungularis : Tidak ada pembesaran
d. Dada
Jantung : Normal, bunyi lup dup
Paru-paru : Tidak ada wheezing dan ronchi
Payudara : Pembesaran : Normal
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Ada, ASI
Rasa nyeri : Tidak ada nyeri tekan dan
raba
e. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Normal
Konsisitensi : Lunak
Benjolan : Tidak ada
Luka parut : Tidak ada

f. Punggung dan pinggang


Posisi punggung : Normal, tidak ada lordisis/kyposis
Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada

g. Ekstremitas atas/tangan
Kebersihan kuku : Bersih
Kemerahan : Tidak ada
Kekakuan pada sendi : Tidak ada

Ekstremitas bawah/ kaki


Kebersihan : Bersih
Kemerahan : Tidak ada
Kekakuan pada sendi : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Reflek patella : (+) kanan dan kiri

h. Anogenital
Inspekulo : dilakukan, dengan hasil, tidak ada varises

ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P3 A0 calon Aksepptor KB IUD
Dasar :
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD pasca bersalin 1 bulan
Masalah : -
Kebutuhan :
- Konseling mengenai KB IUD (defenisi, efek samping, cara pemasangan)
- Konseling tentang cara pemeriksaan benang IUD sendiri

PLANNING (P)

2. Jelaskan pada ibu tentang pengertian KB IUD


Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

3. Jelaskan pada Ibu tentang efek samping yang mungkin muncul setelah pemasangan
IUD
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Anjurkan pada Ibu untuk rajin membersihkan alat genetalianya.
Ibu berjanji akan rajin membersihkan alat genetalianya
5. Pasang IUD sesuai standar dengan tetap mamperhatikan pencegahan infeksi
IUD telah terpasang
6. Ajarkan pada Ibu cara pemeriksaan benang IUD sendiri
Ibu mengerti dengan cara yang telah diajarkan dan mengatakan akan ruti memeriksa
benang IUD sendiri
7. Ingatkan Ibu untuk teratur melakukan control IUD sesuai anjuran dan kembali jika
ada keluhan
Ibu akan kembali sesuai jadwal control dan jika ada keluhan
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI

TERHADAP Ny. S DENGAN MIOMA UTERI

DI RUANG PAVILIUN DELIMA RSUAM BANDARLAMPUNG

Anamnesa Oleh : Desi Arizona

Tanggal : 8 Desember 2009

Pukul : 12.00 WIB

SUBJEKTIF (S)

I. Pengkajian

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. S Tn. M

Umur : 43 tahun 43 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : D3 S1

Pekerjaan : PNS PNS

Alamat : JL.Pramuka Gg Karya no.12 Raja basa


2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan keluar flek-flek sejak satu bulan yang lalu dan kadang-kadang disertai
rasa nyeri, ibu tidak hamil terdapat benjolan pada perut bagian bawah .sebelumnya ibu
telah konsul ke dokter Sp.Og dan hasil USG dinyatakan terdapat mioma uteri dan harus
dilakukan tindakan operasi.

3. Riwayat Perkawinan

a. Menikah : Ya, 1 kali


b. Status Perkawinan : Sah
c. Lama Pernikahan : 16 Tahun
d. Umur saat menikah : 27 Tahun
e. Pernikahan ke :1

4. Riwayat fungsi reproduksi

a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7-8 hari
Dismenorhea : ada
Sifat darah : Cair, disertai gumpalan
Banyaknya : 2-3 kali ganti softek
Keluhan saat haid : Ibu mengatakan ada keluhan saat haid, nyeri
Kebiasaan seksual : Hubungan suami isteri biasanya dilakukan

2x seminggu. ibu mengatakan tidak ada

keluhan

Riwayat Kehamilan,Persalinan dan Nifas yang lalu berjalan dengan baik, tidak
ada keluhan yang berarti

5. Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita


o Jantung : Tidak ada
o Hipertensi : Tidak ada
o DM : Tidak ada
o Asma : Tidak ada
o Hepatitis : Tidak ada
o Anemia berat : Tidak ada
o Hepatitis : Tidak ada
o Tuberculosisi (TBC) : Tidak ada
o Malaria : Tadak ada
o Campak : Tidak ada
o PMS/HIV/AIDS : Tidak ada

Perilaku kesehatan

Penggunaan alcohol / obat-obatan sejenisnya : Tidak pernah

Konsumsi jamu : Tidak pernah

Merokok : Tidak pernah

Pencucian vagina : Tidak pernah

Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan penyakit
menular

6. Pola sehari-hari
a Diet/ Pola makan

Frekuensi : 3 kali dalam sehari


Jenis : 4 sehat 5 sempurna; nasi, sayur, lauk, buah, susu
Minum : 7 gelas sehari
Perubahan makan sehari-hari tidak ada , klien merasa enak makan den tidak
ada keluan dengan bau-bau makanan
b. Pola eliminasi
BAK : Frekuensi : 4-5 kali sehari

Warna : Kuning jernih

BAB : Frekuensi : 1 kali sehari

Konsistensi : Lunak

Warna : kuning kecokelatan

c. Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Ibu mengatakan tidur 8 jam sehari
dan tidur siang jika ada waktu

Seksualitas : Klien selalu memenuhi kebutuhan biologis

suaminya,dan melakukan hubungan suami

2 kali seminggu, ibu tidak ada keluhan

Pekerjaan : Ibu biasanya pergi ke kantor pukul 07.30

sampai pukul 14.00 Wib

Personal hygiene : Ibu mandi 2x sehari, ganti pakaian dalam 2x sehari.


kesan umum ibu tampak bersih pakaiaanya
d. Keadaan psikologi

Status Emosi Ibu baik/ stabil, hubungan dengan perawat, dokter baik, ibu
mengatakan cemas akan dioperasi

OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70mHg
N: 80/mnt

R : 24x/mnt

T : 36,5oC

2. Pemeriksaan Fisik

i. Kepala

Kulit : Bersih
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Kekuatan : Akar rambut kuat
Warna : Hitam

j. Muka

Mata : Kelopak mata : Tidak ada


Konjungtiva : Merah muda ( an anemis)

Skelera : Putih ( an ikhterik)

Reaksi pupil : Isokor

Cloasma : Tidak ada

Hidung : Lubang : Ada

Polip : Tidak ada

Pengeluaran : Tidak ada secret

Mulut : Bibir : Lembab, tidak kering

Gigi : Tidak ada caries

Gusi : Tidak ada pembengkakan

Lidah : Bersih

k. Leher

Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran


Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Vena Jungularis : Tidak ada pembesaran

l. Dada

Jantung : Normal, bunyi lup dup

Paru-paru : Normal, tidak ada wheezing dan ronchi


Payudara : Pembesaran : Normal

Simetris : Ya, kanan dan kiri

Putting susu : Menonjol

Benjolan : Tidak ada

Pengeluaran : Belum ada

Rasa nyeri : Tidak ada nyeri tekan dan raba

m. Abdomen

1) Inspeksi
Ada pembesaran, tidak ada bekas luka operasi

2) Palpasi

Pada palpasi teraba benjolan, sakit dan nyeri saat ditekan

n. Punggung dan pinggang

Posisi punggung : Lordosis


Nyeri ketuk pinggang : Tidak ada

o. Anogenital

Perineum : luka parut : Tidak ada


Vulva vagina: Warna : Kemerahan

Luka : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembengkakan


Pengeluaran per vaginam : Berupa flek-flek hitam
Anus : Tidak ada haemorroid
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan

p. Ekstremitas atas/tangan

Kebersihan : Bersih

Kemerahan : Tidak ada


Kekakuan pada sendi dan otot : Tidak ada
Kebersihan kuku : Bersih

Ekstremitas bawah/ kaki

Kebersihan kuku : Bersih

Kemerahan : Tidak ada


Kekakuan pada sendi dan otot : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada

3. Pemeriksaan Laboratorium

- Darah
Hb : 9 gr%

Golongan darah : O

Glukosa : 140mg%

Trombosit : 220.000

Leukosit : 2500mm3

CT/BT : 5 menit/3 menit

- Hasil USG : Terdapat massa dalam uterus

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ibu P2A0 dengan gangguan kesehatan reproduksi berupa mioma uteri

Dasar : - keluar flek-flek sejak satu bulan yang lalu (perdarahan abnormal diluar
siklus)

- Pada palpasi teraba benjolan, sakit dan nyeri saat ditekan


- Hasil USG terdapat massa didalam uterus

Masalah : - Kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakitnya

- Ibu merasa/tampak cemas saat mengetahui akan dioperasi

Kebutuhan : - Konseling tentang mioma uteri dan penanganannya

- Support mental
- Tindakan operatif

PLANNING (P)

1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dan tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG

Bekerjasama dengan dokter Sp.OG dalam penanganan selanjutnya

3. Pantau keadaan umum, tanda-tanda vital dan lakukan pemasangan infuse RL 20


tetes/menit
Keadaan Umum Ibu selalu dipantau dan infuse telah terpasang

4. Lakukan pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium telah dilakukan dengan hasil :

Hb : 9 gr%

Golongan darah :O

Glukosa : 140mg%

Trombosit : 220.000

Leukosit : 2500mm3

CT/BT : 5 menit/3 menit

5. Berikan Ibu nutrisi yang cukup

Ibu telah makan dan minum


SOAP PRE OPERASI

Hari/tanggal : 9 Desember 2009

Pukul : 08.00 WIB

SUBJEKTIF (S)

- Ibu mengatakan perutnya terasa nyeri


- Ibu mengatakan masih mengalami perdarahan
- Ibu mengatakan telah siap untuk di operasi

OBJEKTIF (O)

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70mHg
N: 80 x/mnt

R : 24 x/mnt

T : 36,50C

Hasil pemeriksaan dokter kebidanan mioma uteri akan dilakukan tindakan operasi

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ibu P2A0 dengan gangguan kesehatan reproduksi berupa mioma uteri

Masalah : - Ibu merasa cemas saat akan dilakukan operasi

Kebutuhan : - Konseling

- Support mental
- Tindakan operatif

PLANNING (P)

1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dioperasi dan beritahu alasan
dilakukannya operasi

Ibu dan keluarga mengerti akan dilakukan operasi

2. Lakukan persiapan pre operasi

Keperluan operasi telah disiapkan

3. Berikan dukungan mental pada ibu dan keluarga

Ibu kelihatan sedikit lebih tenang

4. Minta inform consent pada ibu dan keluarga

Ibu dan keluarga telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan menyetujui
segala prosedurnya
SOAP POST OPERASI

Hari/tanggal : 10 Desember 2008

Pukul : 13.45 WIB

SUBJEKTIF (S)

- Ibu mengatakan masih lemas


- Ibu mengatakan luka operasinya masih terasa nyeri dan ibu masih takut untuk
bergerak

OBJEKTIF (O)

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70mHg
N: 80 x/mnt

R : 24 x/mnt

T : 36,50C

Kandung kemih masih terpasang dower cateter dengan jumlah urine 450 cc
Luka operasi masih basah terbalut kassa steril dan hypatrix

ASSESMENT (A)

Diagnosa : Ibu P2A0 dengan gangguan kesehatan reproduksi berupa mioma uteri

Dasar : Ibu operasi (laparotomi) mioma uteri pada pukul 11.35 WIB, tanggal 10
Desember 2008
Masalah : Nyeri bekas luka operasi

Kebutuhan : - Support mental

- Penjelasan tentang keadaan Ibu dan kondisi yang dialami

PLANNING (P)

1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu post operasi

Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisinya

2. Memindahkan pasien ke ruang perawatan

Pasien telah dipindahkan ke ruang perawatan

3. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada pasien

Pemeriksaan tanda-tanda vital telah dilakukan

4. Penjelasan rasa nyeri yang dialami ibu adalah hal yang wajar setelah operasi

Ibu mengerti tentang rasa nyeri yang dialami

5. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi atau obat-obatan


ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
Terhadap keluarga Tn. SUKARNO
Di Desa Sidomulyo
Kecamatan Negeri Katon

Oleh : Desi Arizona

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. Sukarno


Umur : 60 Tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Dusun 3 Desa Sidomulyo,kec. Negri katon Pesawaran

2. Data anggota keluarga yang hidup

No Nama Umur Agama Hub. Pendidikan Serumah


L P
Keluarga terakhir /tidak
1. Ny. Muntama 45 th Islam Istri SD Serumah
2. Misbahudin 24 th Islam Anak SMP Serumah
3. Komari 20 th Islam Anak SMP Serumah
4. Nurhakim 15 th Islam Anak PELAJAR Serumah
5. Umsatul 7 th Islam Anak PELAJAR Serumah

3. Genogram dan Denah Rumah

a. Genogram

Keterangan :

:Laki-laki
:Perempuan
: hubungan perkawinan
: meninggal
----- : tinggal serumah

Ruang tamu
Denah rumah : Ruang
keluarga
kamar kamar U

su
m
ur
Kamar dapur

4. Data Kesehatan Keluarga

No Nama Kesehatan Penyakit yang pernah Perawatan


sekarang diderita dan lamanya sakit pengobatan
1. Ny. Muntama Sehat Batuk,pilek Puskesmas
2. Misbahudin Sehat Batuk,pilek Puskesmas
3. Komari Sehat Batuk,pilek Puskesmas
4. Nurhakim Sehat Panas,pilek Bidan
5. Umsatul Sehat Panas,batuk Bidan

5. Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari

a. Pola Nutrisi
Makanan pokok nasi dengan frekuensi 3x sehari. Penyajian menu yaitu nasi
dan sayur, dengan lauk pauk. Lauk berupa tempe,dan tahu,terkadang ikan (1
minggu 2 kali).Untuk buah-buahan jarang mengkonsumsi buah-buahan. Porsi
makan keluarga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anggota
keluarga.

b. Pola eliminasi
Anggota keluarga memiliki kebiasaan BAB di WC septiktank milik sendiri.
Frekuensi BAB 1-2x sehari dan BAK 3-4x sehari.

c. Pola istirahat
Kepala keluarga dan ibu Muntama serta anak-anak biasanya tidur pukul 21.30
WIB dan bangun pada pukul 05.00 WIB, keluarga ini tidak mempunyai
kebiasaan tidur siang.
d. Pola aktivitas
Bapak Sukarno berangkat dari rumah untuk bekerja setiap pagi hingga sore
hari. Ibu Muntama menjaga rumah sekaligus mengurus dan menjaga anaknya.

e. Pola rekreasi dan hiburan


Dalam menggunakan waktu senggangnya keluarga ini biasanya berkumpul
bersama sambil menonton televisi atau sekedar berbincang, terkadang bermain
ke tempat tetangga.

f. Pola komunikasi keluarga


Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam keluarga adalah bahasa Jawa, begitu
juga dengan lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi masalah Kepala
keluarga selalu memusyawarahkannya dengan ibu untuk mengambil
keputusan dan tindakan yang tepat.

g. Pola hubungan sosial


Hubungan keluarga dengan tetangga cukup baik, hal ini terlihat dari
pernyataan keluarga bahwa selama ini mereka belum pernah cek-cok dan
selalu bergotong royong dalam suatu aktifitas tertentu.

h. Pola seksual
Di dalam keluarga ini hanya ada satu pasang suami istri. Mereka
mengatakan biasanya berhubungan intim tidak menentu sesuai dengan situasi
dan kondisi

i. Pola penanggulangan masalah


Selama ini keluarga ini tidak pernah mendapatkan masalah yang serius,
apabila ada masalah mereka menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah.

j. Pola nilai
Keluarga ini mempunyai nilai kesederhanaan dan masih tradisional dalam
kehidupan sehari-hari

k. Pola penanggulangan masalah kesehatan


Apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya diobati dengan dengan
berobat ke Puskesmas.

6. Data kesehatan lingkungan


a. Perumahan
Status rumah : Milik sendiri
Bentuk bangunan : Permanen
Dinding rumah : Tembok
Luas bangunan : 15 x 8 m2
Lantai rumah : Semen
Kebersihan : Tidak bersih
Penerangan : Listrik
Atap : Genteng
Ventilasi rumah : Tidak sehat
Komposisi ruangan : Terdiri dari 1 ruang tamu,1 ruang Tv, 3 kamar tidur,
dapur, kandang terletak di dalam rumah,campur
dengan dapur
Lingkungan rumah : Terletak di tengah dusun pada permukiman
penduduk

b. Sarana Sanitasi dan Lingkungan

Sumber air minum : Didapat dari sumur timba milik


sendiri
WC : Septitank
Pembuangan sampah : Dibakar
Pemanfaatan pekarangan rumah : Tidak Dimanfaatkan
Saluran pembuangan limbah : sembarang tempat
Memiliki ternak : Ya
Keadaan kandang : Kurang sehat
c. Pemanfaatan sarana kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya diobati dengan cara dibawa ke
Bidan atau ke Puskesmas

d. Fasilitas yang dimiliki


Keluarga memiliki media elektronik berupa televisi.

7. Data Personal Hygiene


a. Rambut
Keadaan rambut cukup bersih, keluarga mempunyai kebiasaan mencuci
rambut 2 x sehari dengan menggunakan sampo.

b. Mulut dan gigi


Kebiasaan gosok gigi 2x sehari yaitu setiap mandi. Saat ini anggota keluarga
tidak ada yang sedang sakit gigi.

c. Kulit
Kebersihan kulit anggota keluarga cukup bersih, tidak ada yang sedang
menderita penyakit kulit.

d. Pakaian
Anggota keluarga berganti pakaian sehari sekali yaitu setiap mandi sore atau
jika kotor.

e. Kebersihan tangan dan kaki


Anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidak memakai alas kaki diluar
rumah.Keluarga ini selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

8. Data KIA-KB
Bayi : Tidak ada
Balita : Tidak ada

a. Ibu hamil / kehamilan yang terdahulu


Setiap hamil, ibu selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu
mengatakan selama hamil, selalu memeriksakan kehamilannya dan mendapat
imunisasi TT lengkap.

b. Ibu bersalin
Ibu melahirkan semua anaknya di dukun didampingi dengan bidan.

c. Data masa nifas


Pada masa nifas ibu melewatinya dengan baik dan tidak ada kelainan.

d. Data Keluarga Berencana


Sampai saat ini, Ibu Muntama mengatakan tidak menggunakan alat
kontrasepsi karena tidak cocok.

9. Data Sosial, Ekonomi, Budaya dan Spiritual


a. Data Sosial dan Budaya
Hubungan anggota keluarga dengan lingkungan sekitarnya cukup baik.

b. Data Sosial Ekonomi


Pendapatan keluarga diperoleh dari hasil bekerja sebagai supir.

c. Data Spiritual
Seluruh anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu.

10. Analisa Data

DATA MASALAH
Pekarangan rumah cukup luas namun Pemanfaatan pekarangan rumah kurang
pekarangan tidak ditanami apotek
dan warung hidup
Ibu tidak pernah mengikuti KB
Ibu tidak ber-KB
dengan alasan tidak cocok dengan
alat kontrasepsi yang digunakan
Ventilasi rumah kurang sehat
Kebersihan lingkungan rumah Ketidakmampuan keluarga menjaga
kurang kebersihan lingkungan yang dapat
Kandang ternak terletak didalam
mempengaruhi kesehatan keluarga
rumah,campur dengan dapur

B. Prioritas masalah
1.Pemanfaatan pekarangan kurang
KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
- Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 - Krisis

- Kemungkinan 1/2 x 1 1/2 - Sebagian, karena untuk


masalah untuk merubah masalah
diubah. diperlukan sarana, biaya
dan waktu.

- Potensi masalah 3/3 x 1 1 - Tinggi, keluarga memiliki


untuk dicegah. potensi untuk mencegah
masalah.

- Menonjolnya 0/2 x 1 0 - Keluarga tidak menyadari


masalah. adanya masalah
Total Skor 1 5/6

2. Ny. Muntama belum begitu paham tentang pentingnya KB


KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
- Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 - Ancaman kesehatan, PUS
mempunyai peluang untuk
hamil lagi yang dapat
menimbulkan resiko bagi
Ibu.
- Kemungkinan 2/2 x 2 2
masalah untuk - Dengan mudah karena Ibu
diubah. sudah punya sedikit
pengetahuan tentang KB.
- Potensi masalah 2/3 x 1 2/3
untuk dicegah. - Masalah tersebut dapat
diatasi dengan penyuluhan
dan konseling.
- Menonjolnya 1/2 x 1
masalah. - Ibu menyadari
pengetahuannya kurang tapi
merasa tidak perlu.
Total Skor 3 5/6

3. ketidakmampuan keluarga menjaga kebersihan lingkungan yang dapat


mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anggota keluarga serta ventilasi yang
kurang baik
Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran
1. Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Bila lingkungan rumah tidak
sehat akan berakibat
timbulnya masalah dalam
keluarga tersebut

2. Kemungkinan 2/2x 2 2
Masalah dapat Pengetahuan dan tindakan-
diubah tindakan serta sumber daya
untuk mengatasi masalah
dapat dikerjakan dengan
mudah
3. Potensi 3/3 x 1 1
Pencegahan
Masalah dapat dicegah
4. Penonjolan
masalah 0/2 x 1 0/2 karena keluarga memiliki
potensi

Keluarga tidak menyadari


adanya masalah lingkungan
yang tidak sehat disekitarnya
Skore Total 3 2/3

C. PERENCANAAN

No. Masalah Waktu Pemecahan


1. Pemanfaatan Selasa Beri penjelasan kepada ibu tentang kebersihan
pekarangan rumah 1-12- lingkungan
kurang 2009 Ajarkan kepada ibu unutk memanfaatkan
pekarangan rumahnya
Berikan penjelasan dan penyuluhan kepada ibu
dan keluarga mengenai manfaat dan pemanfaatan
pekarangan tepat guna

Jelaskan dan beritahu ibu tentang KB


Anjurkan ibu untuk mencoba program KB lain
2. Ibu tidak ber-KB Senin
yang cocokdan meminta persetujuan suami
30-11-
terlebih dahulu
2009 Jelaskan kepada keluarga mengenai manfaat
memelihara rumah dan cara memelihara
3. ketidakmampuan Selasa lingkungan rumah
keluarga menjaga 1-12- Jelaskan kepada keluarga kerugiannya apabila
kebersihan 2009 keluarga tidak memelihara
lingkungan rumah
lingkungan
rumah.

D. PELAKSANAAN

1. Kunjungan Ke-I
Hari Senin, 30 November 2009 Pukul 13.00 WIB
Sasaran : Kepala keluarga dan anggota keluarga
di rumah Bpk. Sukarno

Kegiatan : - Melakukan pendekatan dengan KK dan anggota keluarga dengan


terlebih dahulu memperkenalkan diri kembali.
- Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan
- Melakukan penyuluhan tentang pentingnya KB, jenis KB, dan efek
samping dari masing masing alat kontrasepsi
- Membantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya

2. Kunjungan ke-II
Hari Selasa, 1 Desember 2009 Pukul 13.00 WIB
Sasaran : Ibu Muntama, suami, dan anggota keluarga.
- Kegiatan :
Melakukan penyuluhan tentang pentingya kebersihan lingkungan
Melakukan penyuluhan tentang manfaat apotik hidup

E. EVALUASI

Pada kunjungan ke tiga dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana keberhasilan Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga dan hasil yang diperoleh adalah:
1. Ibu Muntama dan suami sudah mengerti tentang pentingnya KB. Ibu
Muntama berjanji untuk menjadi akseptor KB.

2. Keluarga sudah mengerti tentang perilaku hidup yang bersih dan sehat, dan
berjanji senantiasa hidup bersih dan sehat diri maupun lingkungan
3. Ibu dan keluarga mengerti tentang pemanfaatan pekarangan rumah dan
berjanji akan memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan apotik hidup dan
warung hidup.

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA


Terhadap keluarga Tn. Martono
Di Desa Sidomulyo
Kecamatan Negeri Katon

Oleh :Desi Arizona


B. PENGKAJIAN
11. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. Martono
Umur : 25 Tahun
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Dusun 6 Desa Sidmulyo, Kec Negeri Katon,Pesawaran

12. Data anggota keluarga yang hidup


No Nama Umur Agama Hub. Pendidikan Serumah
L P
Keluarga terakhir /tidak
1. Ny.Tri 24 th Islam Istri SD Serumah
2. Hafif 5 bln Islam Anak - Serumah

13. Genogram dan Denah Rumah


a. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki
: Perempuan
: hubungan perkawinan
: meninggal
----- : tinggal serumah

Denah Rumah:

U
Kamar Ruang Tamu
Ruang Kamar
Keluarga Tidur

R.makan Dapur

WC
Kandang
Sumur

14. Data Kesehatan Keluarga


No Nama Kesehatan Penyakit yang pernah diderita Perawatan
sekarang dan lamanya sakit pengobatan
1. Tn. Martono Sehat Batuk,panas Puskesmas
2. Ny.Tri Sehat Pilek,batuk Bidan
3. Hafif Sehat - Bidan
15. Pola Kebiasaan Keluarga Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makanan pokok keluarga adalah nasi, frekuensi makan 3x sehari. Penyajian
menu makanan yaitu nasi, sayur dan lauk. Porsi makan disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing anggota keluarga.

b. Pola eliminasi
Anggota keluarga mempunyai kebiasaan buang air besar (BAB) setiap pagi di
WC Septitank milik sendiri.

c. Pola istirahat
Kepala keluarga dan ibu Tri dan anaknya biasa tidur pukul 21.00 WIB dan
bangun pada pukul 05.00 WIB, keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan tidur
siang kecuali Hafif

d. Pola aktivitas
Bapak Martono berangkat dari rumah untuk bekerja sebagai petani setiap pagi
hingga siang hari. Ibu Tri menjaga rumah sekaligus mengurus dan menjaga
anaknya.

e. Pola rekreasi dan hiburan


Dalam menggunakan waktu senggangnya keluarga ini biasanya berkumpul
bersama sambil menonton televisi atau sekedar berbincang, terkadang bermain
ke tempat tetangga.

f. Pola komunikasi keluarga


Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam keluarga adalah bahasa Jawa, begitu
juga dengan lingkungan sekitarnya. Dalam menghadapi masalah Kepala
keluarga selalu memusyawarahkannya dengan ibu untuk mengambil
keputusan dan tindakan yang tepat.

g. Pola hubungan sosial


Hubungan keluarga dengan tetangga cukup baik, hal ini terlihat dari
pernyataan keluarga bahwa selama ini mereka belum pernah cek-cok dan
selalu bergotong royong dalam suatu aktifitas tertentu.

h. Pola seksual
Di dalam keluarga ini hanya ada satu pasang suami istri. Mereka mengatakan
biasanya berhubungan intim tidak menentu sesuai dengan situasi dan kondisi

i. Pola penanggulangan masalah


Selama ini keluarga ini tidak pernah mendapatkan masalah yang serius,
apabila ada masalah mereka menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah.

j. Pola nilai
Keluarga ini mempunyai nilai kesederhanaan dan masih tradisional dalam
kehidupan sehari-hari

k. Pola penanggulangan masalah kesehatan


Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya diobati dengan membeli obat di
warung dan bila belum sembuh maka dibawa ke PUSKESMAS

16. Data kesehatan lingkungan


a. Perumahan
Status rumah : Milik sendiri
Bentuk bangunan : Permanen
Dinding rumah : Tembok
Luas bangunan : 18 x 8 m2
Lantai rumah : Semen
Kebersihan : Kurang bersih
Penerangan : Listrik
Atap : Genteng
Ventilasi rumah : Kurang sehat
Komposisi ruangan : Terdiri dari 1 ruang tamu,1 ruang Tv, 2 kamar
tidur,ruang makan,dapur, kandang terletak di Luar
rumah
Lingkungan rumah : Terletak di tengah dusun pada permukiman penduduk

b. Sarana Sanitasi dan Lingkungan


Sumber air minum : Didapat dari sumur timba
WC : Septitank
Pembuangan sampah : Dibakar
Pemanfaatan pekarangan rumah : tidak dimanfaatkan
Saluran pembuangan limbah : sembarang tempat
Memiliki ternak : Ya
Keadaan kandang : Sehat

c. Pemanfaatan sarana kesehatan


Bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya diobati dengan cara dibawa ke
Bidan atau ke Puskesmas

d. Fasilitas yang dimiliki


Keluarga memiliki media elektronik berupa televisi.

17. Data Personal Hygiene


a. Rambut
Keadaan rambut cukup bersih, keluarga mempunyai kebiasaan mencuci
rambut 2 x sehari dengan menggunakan sampo.

b. Mulut dan gigi


Kebiasaan gosok gigi 2x sehari yaitu setiap mandi. Saat ini anggota keluarga
tidak ada yang sedang sakit gigi.

c. Kulit
Kebersihan kulit anggota keluarga cukup bersih, tidak ada yang sedang
menderita penyakit kulit.

d. Pakaian
Anggota keluarga berganti pakaian sehari sekali yaitu setiap mandi sore atau
jika kotor.

e. Kebersihan tangan dan kaki


Anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidak memakai alas kaki diluar
rumah.Keluarga ini selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

18. Data KIA-KB


Bayi : Dalam keluarga ini terdapat seorang bayi yang berumur 5 bulan.
Ibu Tri memberikan ASI dan susu formula pada anaknya.
Balita : tidak ada
a. Ibu hamil / kehamilan yang terdahulu
Setiap hamil, ibu selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan. Ibu
mengatakan selama hamil, selalu memeriksakan kehamilannya.

b. Ibu bersalin
Ibu melahirkan anaknya di dukun dan didampingi oleh bidan

c. Data masa nifas


Pada masa nifas ibu melewatinya dengan baik dan tidak ada kelainan.

d. Data Keluarga Berencana


Sampai saat ini, Ibu Tri menjadi akseptor kb yaitu kb suntik

19. Data Sosial, Ekonomi, Budaya dan Spiritual


a. Data Sosial dan Budaya
Hubungan anggota keluarga dengan lingkungan sekitarnya cukup baik.

b. Data Sosial Ekonomi


Pendapatan keluarga diperoleh dari hasil bertani Pendapatan keluarga per
bulan Rp. 750.000,- Ibu mengatakan hasil tersebut kurang untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Data Spiritual
Seluruh anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu.

20. Analisa Data


DATA MASALAH
Hafif yang berumur 5 bulan sudah Kurangnya pengetahuan Ibu tentang
diberi tambahan susu formula ASI Eksklusif

Ventilasi rumah kurang sehat Ketidakmampuan keluarga menjaga


Kebersihan lingkungan rumah kurang
kebersihan lingkungan yang dapat
Pekarangan rumah cukup luas namun mempengaruhi kesehatan keluarga
pekarangan tidak ditanami apotek dan
warung hidup Pemanfaatan pekarangan rumah
kurang

B. PRIORITAS MASALAH

1.Pemanfaatan pekarangan kurang


KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
- Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 - Krisis

- Kemungkinan 1/2 x 1 1/2 - Sebagian, karena untuk


masalah untuk merubah masalah
diubah. diperlukan sarana, biaya
dan waktu.

- Potensi 3/3 x 1 1 - Tinggi, keluarga


masalah untuk memiliki potensi untuk
dicegah. mencegah masalah.

0/2 x 1 0 - Keluarga tidak


- Menonjolnya menyadari adanya
masalah. masalah
Total Skor 1 5/6

2. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang ASI EKSKLUSIF

KRITERIA Perhitungan Skor PEMBENARAN


- Sifat 2/3 x 1 2/3 - Ancaman Kesehatan karena ASI
masalah tidak eksklusif dapat
mempengaruhi kekebalan tubuh
dan dapat mengganggu
pencernaan.
- Kemungkin 2/2 x 2 2 -Dengan mudah karena
an masalah pengetahuan, tindakan serta
dapat sumber daya dapat dijangkau.
diubah 3/3 x 1 1 - Tinggi, Ibu memiliki potensi untuk
- Potensi mencegah masalah
untuk
mencegah
masalah 1/2 x 1 0 - Keluarga tidak merasakan adanya
masalah.
- Menonjoln
ya masalah
Total Skor 3 2/3

3. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi


kesehatan
Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan.

2 Kemungkinan 1/2 x 2 1 Kemungkinan masalah


masalah dapat diubah. dapat diubah dengan
mudah Sumber daya ada
dan tindakan dapat
dilakukan dengan mudah
3 Potensi pencegahan
3/3 x 1 1 Tinggi, keluarga memiliki
potensi untuk mencegah
masalah
4 Penonjolan masalah
0/2 x 1 0/2 Keluarga tidak menyadari
adanya masalah
Skore total 2 2/3

C. PERENCANAAN

No. Masalah Waktu Pemecahan


1. Pemanfaatan Jumat Beri penjelasan kepada ibu tentang
pekarangan rumah 4-12- kebersihan lingkungan
kurang 2009 Ajarkan kepada ibu unutk
memanfaatkan pekarangan rumahnya
Berikan penjelasan dan penyuluhan
kepada ibu dan keluarga mengenai
manfaat dan pemanfaatan pekarangan
tepat guna

Jelaskan kepada keluarga mengenai

2. ketidakmampuan Kamis manfaat memelihara rumah dan cara

keluarga menjaga 3-12- memelihara lingkungan rumah


Jelaskan kepada keluarga kerugiannya
kebersihan lingkungan 2009
apabila keluarga tidak memelihara
yang dapat
lingkungan rumah
mempengaruhi
kesehatan dan
perkembangan anggota
keluarga serta ventilasi Beri penjelasan kepada ibu dan keluarga
yang kurang baik tentang besarnya manfaat ASI eksklusif

3. Kurangnya Jumat
pengetahuan tentang 4-12-
ASI Eksklusif 2009
D. PELAKSANAAN

2. Kunjungan Ke-I
Hari Kamis, 3 Desember 2009 Pukul 13.00 WIB
Sasaran : Kepala keluarga dan anggota keluarga di rumah Bpk. Martono
Kegiatan : - Melakukan penyuluhan tentang pentingnya perilaku hidup yang bersih
dan sehat.

2. Kunjungan ke-II
Hari Jumat, 4 Desember 2009 Pukul 14.00 WIB
Sasaran : Ibu Tri , suami, dan anggota keluarga.

- Kegiatan :
Melakukan penyuluhan tentang pentingya ASI Eksklusif dan kolostrum
Melakukan penyuluhan tentang manfaat apotik hidup

E. EVALUASI

Pada kunjungan ke tiga dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana keberhasilan Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga dan hasil yang diperoleh adalah:
4. Ibu Tri dan suami sudah mengerti tentang perilaku hidup yang bersih dan
sehat, dan berjanji senantiasa hidup bersih dan sehat diri maupun lingkungan

5. Ibu Tri dan suami sudah mengerti tentang pentingnya ASI Eksklusif

6. Ibu dan keluarga mengerti tentang pemanfaatan pekarangan rumah dan


berjanji akan memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan apotik hidup dan
warung hidup.
BAB IV
PEMBAHASAN

1. KEHAMILAN
Pada Asuhan kebidanan Patologi pada ibu hamil dengan abortus incomplit terhadap Ny.Y
G1PoAo telah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan kemudian mengambil tindakan yang
berkolaborasi dengan dokter. Sebelumnya, Ny. Y telah dirawat di RSUD Abdul Moeloek
akibat perdarahan. Ny. Y datang ke poli kebidanan untuk melakukan control ulang. Tindakan
yang dilakukan adalah pemberian asam folat 1 x 1 hari untuk memperbaiki keadaan ibu yang
sempat anemis karena perdarahan.

Mengobservasi keadaan umum ibu dan Janin :

TD : 120 / 80 mmHg R : 22 x / menit


N : 82 x / menit T : 36,5 0 C

Dari hasil pemeriksaan, DJJ 153 x/menit. DJJ berada dalam batas normal yaitu diantara 120
160 x/menit. Secara umum keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Ibu dianjurkan
untuk bersalin di rumah sakit.

2. PERSALINAN
Ny Y G1P0A0 hamil aterm datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit pinggang yang
menjalar keperut bagian bawah, lendir bercampur darah telah keluar. Setelah dilakukan
pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 5 cm, ketuban (+), presentasi bokong,
penurunan H II,
Dari hasil pemeriksaan diatas ibu harus melahirkan dengan dibantu oleh dokter Obgyn.
Pukul 02.15 WIB bayi lahir, langsung menangis keras, kulit berwarna kemerahan dan tonus
otot baik.
- Jenis kelamin : Perempuan
- BB : 3000 gram
- PB : 46 cm
- Anus : Ada
- Kelengkapan tubuh : Lengkap
Bayi diberikan kepada petugas neonatus. Plasenta lhir Spontan pada pukul 02.30 WIB. Ibu
dipindahkan ke ruang RR untuk dilakukan observasi Postpartum. kurang lebih 2 jam

3. NIFAS
Asuhan Kebidanan pada ibu nifas hari ke 24 dengan Mastitis terhadap Ny. E diantaranya
adalah melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital, perawatan payudara (breastcare),
penanggulangan rasa nyeri.
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital
TD : 90/60 mm Hg R : 24 x/menit
N : 80 x/menit S : 37,5 0C
Tinggi fundus uteri : sudah tidak teraba
Kandung kemih : Kosong
Payudara: Pembesaran : Ya, tampak bengkak
Benjolan : Tidak ada
Putting Susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada, ASI masih sedikit tidak lancar lancar
Rasa nyeri : ada nyeri tekan dan raba
Kemerahan : ada
Hiperpigmentasi : Ada, disekitar areola mamae

Untuk mengatasi Mastitis telah dilakukan konseling dan terapi dengan :


1. Mengajari ibu untuk melakukan kompres hangat dan dingin pada mamae
2. Mengajari ibu bagaimana melakukan perawatan payudara (breastcare)
3. Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayinya
4. Memberikan ibu analgetik berupa Termagon 500 mg 3x1/hari dan antibiotic Yusimox
500 mg 3x1/hari
5. Menganjurkan ibu untuk memakai Bra yang menyokong payudara tapi tidak terlalu ketat
Selama proses konseling ibu memperhatikan dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan akan melaksanakan apa yang dijelaskan.

4. BAYI
Bayi baru Lahir Ny R bayi lahir dengan berat badan lahir rendah,menangis lemah, tonus otot
masih lemah dan warna kulit kemerahan. Bayi lahir pukul 12.35 WIB, JK perempuan, BB
2300 gram, PB 48 cm, S 370C. Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada bayi diantaranya
adalah membebaskan jalan nafas, melakukan rangsangan taktil, menjaga suhu tubuh bayi
tetap hangat agar terhindar dari hipotermi dengan segera menempatkan bayi didalam
incubator dan mengatur suhu dalam incubator , pemberian vit K dan obat mata pada bayi,
serta perawatan bayi sehari-hari.
N : 122 x/menit
R : 40 x/menit
S : 37 oC
Tali pusat masih basah, refleks menelan dan menghisap bayi masih lemah.

5. AKSEPTOR KB
Ny S datang dengan keinginan menggunakan KB IUD. Ibu diberikan konseling tentang KB
IUD, efek sampingnya dan cara melihat benang IUD. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan Ibu tetap memilih untuk menggunakan KB IUD.
Dilakukan pemasangan KB IUD.

6. GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI


Ny. S datang ke RSUAM dengan keluhan keluar flek-flek diluar waktu haid. Ibu telah
melakukan USG didapatkan mioma uteri 2,5 cm. setelah dilakukan koloborasi dengan dokter
spesialis obstetric dan gynekologi didapatkan hasil ibu akan dioperasi untuk mengeluarkan
mioma pada rahim ibu.
Ibu di berikan konseling mengenai keadaannya dan tindakan yang akan dilakukan sehingga
ibu dapat berkooperatif pada tindakan medis yang akan dilakukan.
Sebelum tindakan operasi dilakukan ibu berpuasa dan dilakukan tindakan pre operasi yaitu
pengosongan kandung kemih dan rectum, pencukuran bulu pubis, memantau tanda-tanda
vital ibu serta cuci hama daerah opersi.
Ibu berkooperatif pada semua tindakan.

Pelayanan yang diberikan kepada Ny. S telah sesuai dengan prosedur.


Ibu anamnesa kemudian dilakukan PP test, inspekulo, infuse terpasang RL 20 tetes permenit
dan dipersiapkan darah untuk mengantisipasi terjadinya syok.
Perawatan pra operasi telah dilaksanakan sesuai prosedur : Sebelum tindakan operasi
dilakukan ibu berpuasa dan dilakukan tindakan pra operasi yaitu pengosongan kandung
kemih dan rectum, pencukuran bulu pubis, memantau tanda-tanda vital ibu serta cuci hama
daerah opersi.
BAB VV
PENUTUP

Demikianlah kasus kebidanan patologi pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
gangguan reproduksi dan KB untuk memenuhi syarat memenuhi tugas mata kuliah PKK II .
Dan semoga bermanfaat bagi semua pihak guna menciptakan tenaga kesehatan yang
professional khususnya bidan.

Kesimpulan
Secara umum pelaksanaan asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil, bersalin, nifas, bbl,
gangguan reproduksi, dan KB yang ditemukan di lahan praktek menerapakan teori yang
berbeda-beda namun dapat menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak.

Saran
Diharapkan masalah yang sering timbul dapat teratasi dengan baik dan agar tidak
menimbulkan masalah yang semakin buruk.
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan persalinan Normal Depkes RI, 2002, Jakarta.

Mansjoer, arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran edisi III jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.
2001.

Manuba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana . Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Modul 10 Bayi Baru Lahir Depkes RI, 1994, Jakarta.

M. Rachman, 1998, penatalaksanaan dalam ilmu kebidanan dan Bayi Baru Lahir, KMPI
Fakultas kedokteran salemba, Jakarta.

Prawirohadjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kebidanan Kesehatan


Maternal dan Neanatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Harapan.

Bari saifuddin, Abdul. 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta.

Вам также может понравиться