Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
DESI ARIZONA
07 241 007
Tingkat 3 Reguler
Puji syukur Kehadirat Allah SWT, karena atas berkat Rahmat dan KaruniaNya,
sehingga penulis dapay menyelesaikan tugas Laporan Studi Kasus Asuhan Kebidanan
Patologis (Kehamilan, Persalinan, Nifas, BBL, Gangguan Kespro, KB ) ini tepat pada
waktunya. Laporan Studi Kasus Asuhan Kebidanan Patologis ini disusun untuk memenuhi
syarat dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah PKK II.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan laporan studi kasus ini, antara lain kepada :
1. Ibu Hj. Diana Metti, Amd. Keb, S.Pd, MMKM, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Depkes Tanjungkarang.
2. Ibu Rosmadewi, S.Pd, SST, selaku ketua Program Studi Kebidanan Politeknik
Kesehatan Depkes Tanjungkarang.
3. Ibu Dra.Mardiana Zakir,M.kes selaku pembimbing kasus patologi.
4. RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung sebagai lahan praktik.
5. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kasus Patologi ini masih
banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun tetap penulis harapkan.
Semoga Laporan Studi Kasus Asuhan Kebidanan Patologi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode
1.4 Waktu Pelaksanaan
1.5 Tempat Pelaksanaan
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan Praktek Klinik adalah salah satu upaya untuk mewujudkan bidan yang
berkualitas setelah melalui masa pendidikan, dimana sesuai dengan tuntutan kurikulum
yang ada diharapkan pengalaman belajar praktek dilapangan dapat mengahsilkan
keterampilan yang maksimal bagi peserta didik.
Selain itu diharapkan adanya kerjasama yang baik antara institusi pendidikan dan fihak
lapangan dalam mewujudkan tenaga bidan yang berkualitas.
1.2 Tujuan
1. Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktek klebidanan dilapangan diharapkan mahasiswa
mampu megimplementasikan seluruh pengetahuan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, neonatus yang
bermasalah dengan tepat dan benar.
2. Khusus
Pada akhir kegiatan praktek lapangan peserta didik terampil dalam melaksanakan
asuhan kebidanan pada :
a. Ibu hamil yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
b. Ibu bersalin yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
c. Ibu nifas yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
d. Nonatus / bayi yang bermasalah baik secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
e. Pelayanan Keluarga Berencana
f. Mendokumentasikan hasil asuhan dengan metoda SOAP
1.3 Metode
1.4 Waktu
ABORTUS INKOMPLETUS
1. Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh-oleh sebab tertentu) pada atau
didalam kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
hidup diluar kandungan.
Abortus dapat dibagi sebagai berikut :
1. Abortus Spontan : Abortus yang terjadi secara alami tanpa interval luar (buatan )
untuk mengakhiri proses kehamilan dan biasanya disebut keguguran.
2. Abortus Buatan : Abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu bertujuan untuk
mengakhiri proses kehamilan.
2. Etiologi
Kelainan Ovum
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum berkurang
Kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,artinya makin muda
kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan
ovum.
Kelainan Genitalia Ibu.
Misalnya pada ibu yang menderita
- Anomali congenital
- Kelainan dari letak uterus
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti ovum yang sudah dibuahi,seperti
kurangnya progesteron atau estrogen dan endometritis.
Uterus terlalu cepat teregang
- Gangguan Sirkulasi Placenta
- Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi.
3. Patofisiologi
Perdarahan pada Desidua basialis dan nekrosis jaringansekitar
Uterus berkontraksi
Lalu dikeluarkan
3. Abortus Komplementus
Adalah perdarahan kehamilan muda dimana seluruh konsepsi telah keluar dari
kavum uteri melalui kanalis servikalis.Pada abortus komplementus perdarahan
segera berkurang setelah konsepsi telah dikeluarkan,serviks juga segera
menutup kembali .
Penanganan
- Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
- Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu.
- Apabila terdapat :
Anemia sedang, berikan tablet sulfos ferosus 600 mg
perhari selama 2 minggu anjurkan mengkonsumsi makanan
bergizi.
Anemia berat,lakukan tranfusi darah
4. Abortus Ikomplementus
Adalah perdarahan pada kehamilan muda kurang dari 20 minggu dimana
sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis
servikalis.
Gejala-gejala abortus inkomplementus
Didapati amenorea,sakit perut dan mulas-mulas.
Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jarang,perdarahan
berlangsung terus.
Sering serviks tetap terbuka karena masih ada benda asing
didalam rahim,maka uterus akan berusaha mengeluarkan
dengan mengadakan kontraksi.
Penanganan :
Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode
kuretase .
Evaluasi perdarahan
- Bila perdarahan berhenti berikan ergometrin 0,2 mg IM
Misoprostol 400 mg peroral.
- Bila perdarahan terus berlangsung maka evaluasi hasil
konsepsi.
Bila tidak ada infeksi,beri antibiotik propilaksis (ampisilin500 mg per
oral atau doksisilin 100 mg ).
Bila ada infeksi beri ampisilin,1 vial (1000 gram ) dan
metronidazol setiap 8 jam.
Bila ada anemia,pengobatan sama seperti pada abortus komplit.
LANDASAN TEORI
PERSALINAN LETAK SUNGSANG
a. Definisi
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai
dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis).
Tahapan :
1. Tahap pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan
tenaga ibu sendiri.
2. Tahap kedua, lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong
.
Teknik
Tahap pertama : Dilakukan persalinan secara Bracht sampai pusar lahir.
Tahap kedua : Melahirkan bahu dan lengan oleh penolong
Arti Nilai :
3 : Persalinan per abdominam (SC)
4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya
berat badan janin; bila nilai tetap dapat dilahirkan pervaginam
>5 : Dilahirkan per vaginam
g. Diagnosa
Pergerakan anak teraba oleh si ibu di bagian bawah, di bawah pusat, dan ibu sering
merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Punggung anak
teraba pada salah satu sisi perut dan bagian-bagian kecil pada fihak yang berlawanan.
Diatas symphysis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
Bunyi jantung terdengar pada punggung anak setinggi pusat. Kalau pembukaan sudah
besar maka pada pemeriksaan dalam dapat teraba 3 tonjolan tulang rubera ossis ischii dan
ujung os sakrum sedangkan os sakrum dapat dikenal sebagai tulang yang meruncing
dengan deretan processi spinosi ditengah-tengah tulang tersebut.
I. Defenisi
Mastitis adalah suatu infeksi atau peradangan pada mammae, terutama pada primipara
yang disebabkan oleh kuman (stafilokokus aureus) melalui luka pada putting susu atau
peredaran darah.
II. Etiologi
a. Payudara bengkak yang tidak disusul secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis.
b. Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.
BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement. Kalau tidak disusul
dengan adekuat bisa terjadi mastitis.
c. Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia, akan mudah terkena infeksi.
III.Gejala
a. Mammae membesar, nyeri dan pada suatu tempat kulit merah, membengkak sedikit
dan nyeri pada perabaan.
b. Payudara keras dan menonjol
c. Rasa panas disertai peningkatan suhu
d. Biasanya terjadi pada salah satu payudara
e. Terjadi 3-4 minggu masa nifas
f. Merupakan lanjutan dari bendungan ASI
Mastitis terjadi pada 3-4 minggu masa nifas setelahpersalinan disebsbkan oleh sumbatan
bendungan ASI / dikeluarkan / pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena
kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju / BH. Pengeluaran ASI
yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bawah payudara yang
menggantung.
IV. Pencegahan
Perawatan putting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghlangkan kerak dan susu yang sudah mongering. Selain itu,yang
memberi pertolongan pada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi dengan
stafilokokus. Bila ada retak atau luka pada putting susu, sebaiknya bayi jangan menyusu
pada mammae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air Susu Ibu dikeluarkan
dengan pijatan.
Sebaiknya saat menyusui, Ibu memberikan perlakuan yang sama, yaitu kedua payudara
sebaiknya disusukan pada bayi secara bergantian agar tiadak terjadi bendungan ASI di
salah satu payudara.
a. Berikan antibiotic (kloksasilin, flucloxecillin 500 mg) setiap 6 jam selama 7-10
hari. Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya keluhannya berkurang.
b. Bila perlu bisa diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri.
c. Sangga payudara
d. Berikan kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan
rasa sakit.
e. Bila diperlukan, berikan Paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam. (untuk ibu
yang mengalami peningkatan suhu)
f. Ibu harus tetap didorong untuk tetap menyusui bayinya
g. Apabila terjadi abses, sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan karena
mungkin memerlukan tindakan bedah
h. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.
a. Ibu dapat terus memberikan ASInya pada keadaan luka tidak begitu sakit.
b. Putting susu yag sakit diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x 24
jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Selama putting susu diistirahatkan, sebaknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan
dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri.
d. Cuci payudara sekali saja sehari dan tidak dibenarkan menggunakan sabun.
Upaya untuk memberikan ASI digalakkan, tetapi pada beberapa kasus pemberian ASI ini
tidak dianjurkan.
a. Factor Ibu
Ibu dengan penyakit jantung yang berat, akan menambah beratnya penyakit
ibu.
Ibu dengan pre eklampsia dan eklampsia karena banyaknya obat-obatanyang
telah diberikan, sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulkan mastitis.
Ibu dengan psikis dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan
sehingga dapat membahayakan bayi
Ibu dengan Infeksi virus
Ibu dengan TBC atau Lepra.
Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertimbangkan dengan
dokter anak.
Memperhatikan hal-hal yang disebutkan di atas sudah wajar bila payudara yang sangat
fatal dipelihara sebagaimana mestinya. Salah satu tugas wanita yang utama adalah
memberikan ASI yang merupakan tugas alami yang hakiki.
LANDASAN TEORI
BAYI BERAT LAHIR RENDAH
I. Defenisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam
1 jam setelah lahir)
Berdasarkan penanganan dan harapan hidupnya, Bayi Berat Lahir Rendah dibedakan
dalam :
a. Bayi lahir dengan berat 1500-2500 gram (BBLR)
b. Bayi lahir dengan berat < 1500 gram (BBLSR)
b. Bayi Lahir Kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan
saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intra uterine
berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi
ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam
waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkemabangan janin. Kematangan fugsi
organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil.
Ciri-ciri aktifitas bayi dengan berat badan lahir rendah berbeda-beda sehingga perlu
diperhatikan gambaran umum kehamilan sebagai berikut :
a.Ingat hari pertama menstruasi
b. Denyut Jantung Janin terdengar pada minggu 18-22 minggu
c.Fetal quickening minggu 16 sampai 18
d. Pemeriksaan : TFU, USG (konsultasi)
e.Penilaian secara klinik : berat badan lahir, panjang badan, lingkaran dada dan
lingkaran kepala.
b. Faktor Kehamilan
Hamil dengan Hidramnion
Hamil Ganda
Perdarahan Antepartum
Komplikasi Hamil : pre eklampsia / eklampsia, Ketuban Pecah Dini.
c. Faktor Janin
Cacat / Kelainan bawaan
Infeksi dalam Rahim
Pemeriksaan Fisik
a. Berat lahir kurang dari 2500 gram
b. Untuk BBLR kurang bulan :
Tanda Prematuritas : - tulang rawan telinga belum terbentuk
- masih terdapat lanugo (rambut halus pada kulit)
- refleks masih lemah
- alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum
menutup labium minus, pada laki-lakibelum terjadi
penurunan testi dan kulit testis rata (rugae testis belum
terbentuk).
III.Manajemen Umum
Pemberian Minum
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara
apapun :
Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum
(minimal 6 kali sehari)
Periksa pada saat ibu menyusui, apabila satu payudara dihisap, ASI akan
menetes dari payudara yang lain.
Bayi Sakit
a. Bila Berat Badan 1750-2500 gram atau lebih dengan gangguan nafas, kejang dan
gangguan minum segera lakukan rujukan
b. Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum
seperti pada bayi sehat
c. Apabila bayi memerlukan cairan IV :
Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari kedua atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila Ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap untuk menyusu
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (misal gangguan
nafas, kejang) berikan ASI peras melalui pipa lambung
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali), apabila bayi telah
mendapatkan minim 160 ml / kg berat badan per hari tetapi masih tampak
lapar, berikan tambahan ASI setiap kali minum.
Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi
menunjukkan keinginan untul menyusu dan dapat menyusu tanpa terabatuk
atau tersedak/
Jumlah cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750-2500 gram
Umur (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (ml / jam / tetes
5 4 3 2 0 0 0
mikro / menit
Jumlah ASI setiap 3 jam (ml / kali) 0 6 14 22 30 35 38
Pemantauan
1. Kenaikan Berat Badan dan pemberian minum setelah umur 7 hari.
Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama. Bayi dengan berta
lahir > 1500 gram dapat kehilangan berat sampai 10 %. Berat lahir biasanya
tercapai kembali dalam 14 hari, kecuali apabila terjadi komplikasi.
Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3 bulan
seharusnya :
- 15-200 gram seminggu untuk bayi < 1500 gram (misal : 20-30 gram per hari)
- 200-250 gram seminggu umntuk bayi 1500-2500 gram (misal : 30-35 gram per
hari
bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat)dan telah
berusia > 7 hari)
- Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI
sampai 200 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat tetap kuranmg dari batas yang telah disebutkan di atas
dalam waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapat ASI 200 ml/kg BB
per hari, tangani sebagai kemungkinan kenaikan berat badan tidak adekuat.
Pemulangan Penderita :
a. Bayi Suhu sudah stabil
b. Toleransi minu per oral baik, diutamakan pemberian ASI. Bila tidak bisa diberikan
ASI dengan cara menetek dapak diberikan dengan alternatif cara pemberian
minumyang lain
c. Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
LANDASAN TEORI
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR)
II. Defenisi
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD adalah benda asing yang diletakkan di
dalam rahim sebagai alat kontrasepsi (untuk mencegah pertemuan sel telur dan sperma
yang bisa menyebabkan kehamilan).
III. Profil
IV. Jenis
V. Cara Kerja
VI. Keuntungan
VII. Kerugian
b. Komplikasi lain
Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
Perdarahan berat pada aktu haid atau diantaranya yang memungkinkan
penyebab anemia
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
a. Setiap waktu dalam siklus haid yang dapat dipastikan klien tidak hamil
b. Hari pertama sampai ketujuh siklus haid
c. Segera setelah melahirkan selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan, setelah 6 bulan apabila metode amenorrhea laktasi (MAL). Perlu
diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam pasca
persalinan.
d. Setelah menderita abortus atau segera dalam waktu 7 hari apabila tidak ada gejala
infeksi
e. Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi
X. Petunjuk Bagi Klien
4. Copper-T 380 A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan
lebih awal apabila diinginkan.
5. Kembali ke klinik apabila :
- tidak dapat meraba tali AKDR merasakan bagian yang keras dari AKDR
- AKDR terlepas
- Siklus terganggu
- Terjadi pegeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
- Adanya infeksi
LANDASAN TEORI
MIOMA UTERI
I. Defenisi
Mioma adalah neoplasma jinak, tunggal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma, leimioma ataupun fibroid.
II. Patogenesis
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori geitoblast. Percobaan
Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan
rumor fibromatasa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek
fibromatasa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron dan testosteron.
Pukka dan kawan-kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak
didapati daripada miometrium normal. Menurut Meyer, asal mioma adalah sel immatur
bukan dari selapur otot yang matur.
III.Patologi Anatomi
b. Mioma Intramural
Mioma terletak pada dinding uterus diantara miometrium.
Kalau besar atau multipel dapat menyebabkan pembesaran uterus dan berbenjol-
benjol.
c. Mioma Subserosum
Letaknya di bawah funica srosa, tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus diliputi oleh serosa.
Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat
desakan uterus yang makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan
sirkulasi yang nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik perut mendadak (acute
abdomen).
Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur
35-45 tahun (kurang lebih 25 %). Pertumbuhan mioma diperkirakan memerlukan waktu 3
tahun agar dapat mencapai ukuran sebesar tinju, akan tetapi pada beberapa kasus ternyata
tumbuh lebih cepat. Setelah menopouse, banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja
yang masih dapat tumbuh lebih lanjut. Mioma uteri yang terjadi, sebagian besar bersifat
degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma.
IV. Diagnosis
Diagnosis mioma uteri dalam kehamilan biasanya tidak sulit, walaupun kadang dibuat
kesalahan. Terutama kehamlan kembar, tumor ovarium dan uterus didelfis dapat
menyesatkan diagnosis. Ada kalanya mioma besar teraba seperti kepala janin, sehingga
kehamilan tunggal disangka kehamilan kembar; atau mioma kecil disangka bagian kecil
janin. Dalam persalinan, mioma lebih menonjol waktu ada his, sehingga mudah dikenal.
Mioma yang lunak dan tidak menyebabkan kelainan sangat sulit untuk dibedakan dari
uterus gravidus. Bahakan pada laparotomi, waktu perut dibuka, kadang-kadang tidak
mungkin untuk dibuat diagnosa yang tepat.
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologis karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangatlah
tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (serviks intramural, submukus,
subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
a. Perdarahan Abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenorrhea, menorraghia,
dan dapat juga terjadi metroraghia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perdarahan ini antara lain :
Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai
adenokarsinoma endometrium.
Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.
Mimetrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma
diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah
yang melaluinya dengan baik.
b. Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas, tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi
darah pada sarang mioma yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada
pegeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan pula pertumbuhan yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenorrhea.
b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan
struktur aslinya menjadi homogen.
Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil daripadanya seolah-olah
memisahkan sat7u kelompok lainnya.
c. Degenerasi Kistik
Dapat meliputi daerah kecil mauapun luas, diamana sebagian dari mioma menjadi cair
sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak beratur berisi seperti agar-agar, dapat
juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai
limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini, tumor sukar dibedakan dari kista
ovarium atau suatu kehamilan.
d. Degenerasi Membatu
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam
sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma, maka mioma
menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
VII. Komplikasi
SUBJEKTIF
1. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny Y Tn S
Umur : 24 th 26 th
Agama : Islam Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT PNS
Alamat : Jl.Imam bonjol No.99 Tanjung Karang Pusat
2. Keluhan Utama
Ibu datang dengan kehamilan pertama, mengeluh keluar darah banyak dari kemaluannya
disertai gumpalan darah dan nyeri perut bagian bawah.
2. Tanda-tanda kehamilan
Amenorea, mual dan muntah : Ya
Tes kehamilan : Ya
Tanggal : 29 Oktober 2009 hasilnya (+)
3. Gerakan fetus belum dirasakan
4. Keluhan yang dirasakan
Rasa lelah : Tidak ada
Mual-mual : Ada
Malas beraktivitas : Tidak ada
Panas,menggigil : Tidak ada
Sakit kepala : Ada
Penglihatan kabur : Tidak ada
Rasa nyeri/panas saat BAK :Tidak ada
Rasa gatal pada vagina,vulva dan sekitarnya :Tidak ada
Nyeri,kemerahanpada tungkai :Tidak ada
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Jantung : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada
DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Hepatitis : Tidak ada
2. Prilaku kesehatan
Penggunaan alcohol dan obat-obat sejenisnya : Tidak pernah
Pengkonsumsian jamu : Tidak pernah
Merokok : Tidak pernah
d. Riwayat social
1. Kehamilan ini direncanakan : Ya
2. Status perkawinan : Sah, jumlah : 1
OBJEKIF
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Keadaan emosional : Compos mentis
3. Vital sign :TD :120/80 mmhg R:22 x/mnt
N :82 x/mnt T:36,5 C
4. TB : 156 cm
5. BB sebelum hamil : 52 kg BB saat hamil : 54 kg
ekstremitas
Oedema : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Anogenital
Perineum : Tidak ada luka parut
Vulva dan vagina : Merah
Pengeluaran pervaginam : Darah disertai gumpala
Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkak
Anus : Normal,tidak ada haemoroid
ASSESMENT
Diagnosa ibu : G 1P0A0 hamil 8 minggu 2 hari dengan abortus incompletes
Dasar :
- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama
- HPHT 18 Oktober 2009
- TFU 2 jari di atas simpisis
- Terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah dan gumpalan
Masalah
- Terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah dan gumpalan.
- Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian bawah
- Cemas
Kebutuhan
- Penjelasan tentang keadaan kehamilannya sekarang
- Penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
PLANNING
1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi yang dialaminya
Ibu mengerti tentang kondisinya saat ini
c. Perlengkapan lain
Bethadine
Cairan clorin
Perlindungan diri
Lampu sorot
Stetoskop dan tensi meter
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan darah yang keluar hanya sedikit.
Ibu mengatakan masih sedikit mulas.
Ibu mengatakan merasa sedikit pusing
OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital :
TD:100/60 mmhg R :22 x/mnt
N :84 x/mnt T :36 C
Pengeluaran pervaginam : Darah
Konjungtiva : An anemis
ASSESMENT
Diagnosa ibu : P0A1 post kuretase dengan abortus incomplete
Dasar :
- Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan baru keguguran
- HPHT 18 Oktober 2009
- Telah dilakukan kuretase pada tanggal 16 Desember 2008 pukul 11.00 WIB,
perdarahan + 100 cc.
Masalah :
- cemas dengan keadaan yang dialaminya
- pusing
Kebutuhan
- Kebutuhan cairan dan nutrisi
PLANNING
Memberi penjelasan pada ibu tentang keadaan dirinya bahwa telah dilakukan tindakan
kuretase dan sisa jaringan di dalam uterus telah dikeluarkan.
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan tentang keadaannya.
Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa pusing yang dialami ibu merupakan pengaruh
dari anastesi
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan
Memantau perdarahan pada ibu dengan cara melihat seberapa banyak darah yang
terdapat di pembalut ibu.
Perdarahan terpantau dengan baik (10cc)
Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat seperti berbaring di tempat tidur serta
tidak melakukan pekerjaan berat sebelum kondisi ibu pulih.
Ibu banyak istirahat dan tidak beraktivitas berat
SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
A. Identitas
Istri Suami
B. Anamnesa
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya terasa mules seperti ingin melahirkan
d. Tanda-tanda persalinan
His : Kuat
Sejak : Pukul 18.00 WIB
Frekuensi : 2-3 x / 10 menit
Lamanya : 20 40 detik
Ritme : Teratur
Relaksasi : Ada
e. Riwayat Imunisasi
TT 1 : 1 Agustus 2009 di bidan
TT 2 : 1 September 2009 di bidan
f. Diet / makanan
Sebelum Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi makan 3x/ hari dengan porsi
sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk pauk, kadang-kadang
dengan buah
Setelah Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi makan 3x/ hari dengan porsi
sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk, buah dan susu
h. Aktivitas sehari-hari
Sebelum Hamil
Pola istirahat dan tidur : tidur malam 6-7 jam dan istirahat siang 1 jam
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : mengerjakan pekerjaan Rumah Tangga biasa.
Setelah Hamil
Pola istirahat dan tidur : tidur malam 5-6 jam dan tanpa istirahat siang
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
mengasuh anak
N Anak
Tahun Tempat Usia Jenis
o. Penolong Penyulit J BB PB Ket
Partus partus kehmln partus
K
1. Hamil
Ini
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang sedang atau pernah diderita
Jantung : tidak ada
Hypertensi : tidak ada
DM : tidak ada
Asma : tidak ada
Hepar : tidak ada
Anemia berat : tidak ada
PMS : tidak ada
HIV/AIDS : tidak ada
b. Prilaku kesehatan
Penggunaan Alkohol : tidak dilakukan
Minum jamu : tidak dilakukan
Merokok : tidak dilakukan
Pencucian Vagina : tidak dilakukan
c. Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan : Ya
Status perkawinan : Sah, 1 x Selama 1 Tahun
d. Susunan keluarga yang tinggal serumah
Jenis
No Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin
1. Pria 36 th Suami SMA Wiraswasta Sehat
OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg R: 24 x / menit
N : 80 x / menit T : 36,5 C
TB : 150 cm
BB sekarang : 50 kg
BB sebelum hamil : 45 kg
LILA : 25 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Muka
Kelopak mata : tidak ada oedema
Konjungtiva : merah muda (an anemis)
Sklera : putih (an ikhterik)
b. Mulut dan gigi
Lidah : bersih
Gigi dan geraham : bersih, tidak ada caries
c. Leher
Kelenjar Thyroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar Getah bening : tidak ada pembesaran
Vena Jugularis : tidak ada pembesaran
d. Dada
Jantung : normal ( bunyi lup dup )
Paru- paru : normal (tidak ada wheezing dan ronchi)
Payudara :
Simetris : ya, kanan dan kiri
Pembesaran : ada, normal
Putting susu : menonjol
Pengeluaran : belum ada
Rasa nyeri : tidak ada
Benjolan : tidak ada
f. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Pembesaran lien dan liver : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : lunak bila tidak ada his, tegang bila ada his
h. Anogenitalia
Perineum : tidak ada luka parut
Vulva dan vagina : Warna : Kebiru-biruan
Luka : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran
Anus : tidak ada haemoroid
3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Palpasi Uterus
Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px
Pada bagian fundus teraba satu bagian keras, bulat dan melenting
(kepala)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba tahanan yang keras datar, dan memanjang
( punggung )
Bagian kanan perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian besar, lunak, dan
tidak melenting (bokong).
Leopold IV : Divergen (bagian terbawah janin sudah masuk PAP)
Punctum Maximum : Bagian perut sebelah kiri bawah pusat
Fetus : Letak : Memanjang / membujur
Presentasi : Bokong
Penurunan : -
Pergerakan : Aktif
Observasi His : His : ada
Sejak : pukul 18.00 WIB
Frekuensi : 2-3 x / 10 menit
Lamanya : 20-40 detik / menit
Relaksasi : ada
Mc. Donald : TFU : 30 cm
TBJ (Niswander)
= (1,2 x TFU 7,7) x 100 gr 150 gr
= (1,2 x 30 7,7) x 100 gr 150 gr
= 2830 150 gr
= 2680 2980 gr
b. Auskultasi
DJJ : (+),
Frekuensi : 141 x /menit, teratur,
Punctum Maksimum : perut ibu sebelah kiri bawah pusat
c.Inspeksi Anogenitalia
Perineum : tidak ada luka parut
Vulva dan vagina : Warna : Kebiru-biruan
Luka : Tidak ada
Fistula : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur darah
Kelenjar bartholini : tidak ada pembesaran dan tidak ada nyeri
Anus : tidak ada haemoroid
d. Pemeriksaan dalam
Atas Indikasi : Menilai apakah ibu sudah inpartu atau belum
Waktu : Pukul 23.30 WIB
4. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan
ASSESMENT (A)
a.Diagnosa ibu : Ibu G1 P0 A0 Hamil 38 minggu 4 hari, Inpartu Kala I Fase Aktif
dengan presentasi bokong
Dasar :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua, dan tidak pernah keguguran.
HPHT : 5 April 2009
TP : 9 Januari 2010
Ibu merasakan sakit dari pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah sejak
pukul 18.00 WIB
Frekuensi his 2-3 x / 10 menit, lama 20-40 detik
Pendataran 60 %
Pembukaan : 5 cm
Pada pemeriksaan dalam, ketuban +, penurunan H II
c.Masalah :
Rasa cemas Ibu menghadapi persalinannya
Ibu merasa kurang nyaman
Ibu merasakan nyeri yang menjalar dari pinggang ke perut bagian bawah
d. Kebutuhan :
Dukungan moril dan motivasi dari penolong dan keluarga
Penjelasan tentang keadaan ibu dan janinnya
Penjelasan tentang proses persalinan dan cara mengedan yang baik
Ajari Ibu teknik relaksasi saat ada his
PLANNING (P)
1. Beri dukungan pada ibu dan hadirkan orang terdekat untuk menemani ibu pada saat
persalinan.
Ibu ditemani oleh anggota keluarga terdekat
SUBJEKTIF ( S )
Ibu mengatakan ingin mengedan seperti ingin BAB
Ibu mengatakan rasa sakit semakin kuat dan sering
OBJEKTIF ( O )
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 110/ 70 mmHg
N : 80x/menit
R : 24 x/menit
T : 36,5 C
HIS frekuensi 4 x / 10 menit, lamanya > 40 detik
Ibu memperlihatkan tanda-tanda persalinan, yaitu ibu merasakan dorongan kuat
untuk mengedan, perineum menonjol, vulva membuka, anus mengembang.
Pemeriksaan dalam ( Pukul 02.00 WIB )
Atas indikasi : terdapat tanda-tanda kala II
Dinding vagina : tidak ada sistokel dan rektokel
Arah portio : searah dengan jalan lahir
Portio : tidak teraba
Konsistensi : lunak
Pendataran : > 80 %
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : (-)
Presentasi : bokong
Penunjuk : kaki
Posisi : anus
Penurunan : Hodge IV
ASSESMENT ( A )
Masalah :
Ibu cemas dan gelisah menghadapi persalinannya.
Kebutuhan :
Dukungan dan motivasi dari penolong maupun keluarga.
Pimpinan persalinan yang baik dan benar
Ibu didampingi suami atau keluarganya.
PLANNING ( P )
SUBJEKTIF ( S )
Ibu mengatakan perutnya mulas
Ibu mengatakan lelah setelah melahirkan
OBJEKTIF ( O )
Pukul 02.15 WIB Bayi lahir spontan, segera menangis. Jenis kelamin perempuan,
BB : 3000 gram, PB : 46 cm, anus (+), tidak ada kelainan pada bayi.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24 x/ menit
T : 36.5 C
Kandung kemih : kosong
TFU : sepusat
Kontraksi uterus : Baik
Plasenta belum lahir
Uterus membulat
Keluarnya darah sekonyong- konyong dari jalan lahir.
Tali pusat memanjang.
Perdarahan Kala II 50 cc.
ASSESMENT ( A )
PLANNING ( P )
1. Lakukan palpasai abdomen untuk mengetahui adanya janin kedua, dan ternyata
tidak ditemukan adanya janin kedua.
2. Letakkan kain bersih di atas perut ibu
3. Beritahu ibu bila akan dilakukan penyuntikan.
4. Berikan injeksi oksitosin 1 amp 10 unit /IM di 1/3 paha kanan atas bagian luar.
5. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
6. Keluarkan plasenta dengan kedua tangan diputar searah jarum jam
7. Lakukan massase secara sirkuler selama 15 detik segera setelah plasenta lahir.
8. Periksa kelengkapan plasenta.
9. Periksa kembali tanda-tanda Vital
10. Ukur perdarahan Kala III
11. Periksa adanya laserasi pada vagina dan perineum, jika terdapat laserasi maka
segera lakukan penjahitan.
Plasenta lahir tanggal 2 Januari 2010 pukul 02.30 WIB, spontan, lengkap dengan
selaput kotiledonnya.
PJTP 50 cm Berat Pasenta 500 gr
Diameter 20-22 cm Tebal 2 cm
Insersi Lateralis
Perineum terdapat laserasi derajat 1
Kontraksi uterus baik, perdarahan 150 cc.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24 x/ menit
T : 36.5 C
OBJEKTIF ( O )
Plasenta lahir pukul 02.30 WIB
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24x/ menit
T : 36,5 0 C
Kandung kemih : kosong
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Perineum : ruptur dan terdapat laserasi derajat 1
Lochea : rubra
Perdarahan Kala III : 150 cc
Plasenta lahir lengkap beserta kotiledonnya
ASSESMENT ( A )
Diagnosa : Ibu P1 A0 Kala IV
Dasar :
Plasenta telah lahir pada pukul 02.30 WIB
Plasenta lahir spontan, PTP 50 cm, BP 500 gr, diameter 20-22 cm, tebal 2
cm, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya. Insersi Lateralis.
TFU sepusat dan kontraksi uterus baik
PLANNING ( P )
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya dan rasa mules yang dialaminya adalah hal yang
normal.
2. Monitor keadaan ibu, TTV, TFU, kontraksi uterus dan jumlah perdarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam kedua.
3. Bersihkan tubuh ibu dari darah dan keringat serta kenakan ibu pakaian yang kering
dan bersih.
4. Berikan ibu makan dan minum yang cukup
5. Ajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan periksa
kontraksi uterus dengan cara meletakkan tangan ibu di atas fundus dan melakukan
massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
menjadi keras).
6. Jelaskan pada ibu pentingnya istirahat yang cukup
7. Anjurkan pada ibu untuk mulai mobilisasi sekurang-kurangnya 6 jam postpartum.
8. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya meskipun ASI sedikit keluar.
9. Dekontaminasi alat-alat dan tempat habis bersalin
10. Jelaskan pada ibu tentang masa nifas
EVALUASI
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Keadaan emosional : Stabil
- TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/ menit
R : 24 x/ menit
T : 36.50C
- Tubuh ibu sudah bersih dan sudah dipakaikan baju bersih
- Kontraksi uterus baik
- Perdarahan kala IV + 150 cc.
- TFU 2 jari bawah pusat
Pemantauan kala IV
Jam Waktu Tekanan darah Nadi Suhu Tinggi Kontraksi Kandung Perdarahan
ke fundus uteri uterus kemih
1. 02.45 110/70 mmHg 80x/mnt 36,5 C sepusat Baik Kosong 100 cc
SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
1. Identitas
Isteri Suami
2. Anamnesa
1.Keluhan Utama :
Ibu postpartum hari ke 24 mengeluh payudara bengkak (tegang), nyeri dan ASI
keluar tidak lancar
2.Riwayat Kesehatan :
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
N Tahun Tempat Jenis
Usia Kehamilan Penolong Penyulit JK PB BB
o Persalinan Persalinan Persalinan
3000
1 2010 RS aterm spontan Dokter - P 46 cm
gram
Plasenta
Plasenta lahir spontan pada pukul 06.10 WIB
Diameter : 20-22 cm
Berat : 500 gram
Tebal : 2 cm
Kelainan : Tidak Ada
Tali pusat
Panjang : 50 cm
Insersi : Lateralis
Kelainan : Tidak Ada
Perineum : Utuh
OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil
2. Tanda Vital :
TD : 90 / 60 mmHg N : 80 x / menit
R : 22 x / menit T : 37,5 C
B. Pemeriksaan Fisik
1.1 Kepala
Rambut : bersih dan kuat
Kelopak mata : tidak ada oedema
Konjungtiva : merah muda (ananemis)
Sklera : putih (anikterik)
1.4 Dada
Jantung : Normal,bunyi lup dup
Paru-paru : normal,tidak ada ronchi dan wezing
Payudara
Pembesaran : normal
Simetris : tidak, payudara kanan bengkak
Putting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ASI, payudara kanan ASI keluar tidak lancar
Hiperpigmentasi : ada, pada bagian areola dan puting
Rasa nyeri : ya
1.8 Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Ketegangan : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Refleks Patella : positif, kanan dan kiri
Varices: tidak ada
1.9 Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Konsistensi : lunak
Pembessaran : tidak ada
Acites dan tumor : tidak ada
Lien / liver : tidak ada pembesaran
Kandung kemih : kosong
Linea : tidak ada
Strie : striae nigra
C. Pemeriksaan Kebidanan
Uterus
TFU : sudah tidak teraba
Kontraksi : -
Anogenital :
Vulva : -
Perineum : -
Anus : -
Pengeluaran pervaginam : lochea alba
D. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan
ASSESMENT (A)
Masalah :
Ibu terlihat cemas
Terjadi peningkatan suhu tubuh
Kebutuhan :
Penjelasan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaan ibu
Konseling tentang penyakit ibu
Dukungan dari suami dan keluarga
Penjelasan tentang cara perawatan payudara, cara mengurangi nyeri dan
bengkak
Istirahat cukup dan pemberian nutrisi yang tepat untuk Ibu
PLANNING (P)
2. Bantu dan motivasi Ibu agar tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak nyeri
Ibu berjanji akan tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak nyeri
3. Ajarkan pada Ibu cara perawatan payudara dan cara mengurangi nyeri
Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan dan berjanji akan
melakukannya sendiri di rumah
SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
A. Identitas
Biodata Bayi
Nama : Bayi Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 22 Desember 2009
Waktu : Pukul 12.35 WIB
Anak ke : 2 (dua)
Alamat : Jalan Hayam Wuruk no 22, Kebon Jahe
c. Pola Makan
Sebelum Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi 3x sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk adang dengan buah
Selama Hamil
Pola makan dalam sehari : frekuensi 2-3 kali sehari dengan porsi sedang
Jenis makanan sehari-hari : nasi, sayur, lauk pauk
d. Aktifitas sehari-hari
Sebelum hamil
Pola Istirahat dan tidur : tidur malam 6-7 jam tidur siang 1 jam
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Selama Hamil
Pola Istirahat dan tidur : tidur malam 6-7 jam
Seksualitas : tidak ada keluhan
Pekerjaan : masih mengerjakan pekerjaan umah tangga
e. Imunisasi
TT 1 : Ya Dilakukan pada umur kehamilan 4 bulan
TT 2 : Ya Dilakukan pada umur kehamilan 5 bulan
f. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit yang pernah diderita
- Jantung : tidak ada
- Hipertensi : tidak ada
- DM : tidak ada
- Asma : tidak ada
- Hepar : tidak ada
- Anemia Berat : tidak ada
- PMS / HIV AIDS : tidak ada
Perilaku Kesehatan
- Penggunaan Alkohol dan obat-obatan : tidak
- Mengkonsumsi Jamu : tidak
- Merokok / makan sirih : tidak
- Pencucian Vagina : tidak
C. Riwayat Persalinan
Ibu dengan P 2 A 0
Lama Persalinan
Kala I : 4 jam 15 menit
Kala II : 25 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam______ +
Total : 6 jam 50 menit
Keadaan air ketuban : Jernih
Waktu pecahnya ketuban : Pukul 03.00 WIB, spontan
Jenis persalinan : Spontan
Indikasi : Inpartu
Penolong : Bidan
Lilitan tali pusat : Tidak Ada
OBJEKTIF (O)
A. Keadaan Fisik Awal Bayi Baru Lahir
1. Apgar score
No Skor Keterangan Skor Keterangan
menit 1 menit 2
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Ubun-ubun besar : Datar
Ubun-ubun kecil : Datar
Molage : Tidak ada
Caput succedenum : Tidak ada
Cephal hematoma : Tidak ada
Sutura : Ada, teraba
b. Mata
Simetris : Ya, kiri dan kanan
Konjungtiva : Merah muda
Bulu mata : Ada
Kotoran Mata : Tidak ada
Strabismus : Tidak
Sklera : An ikhterik (putih)
Pupil mata : Tidak ada kelainan
Perdarahan : Tidak ada
c. Hidung
Lubang hidung : Ada, simetris
Septum : Tidak ada
Pernapasan cuping hidung : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
d. Mulut
Simetris : Ya
Palatum : Normal, tidak ada palatoschisis
Bibir : Normal, tidak ada labioschisis
Reflek menghisap : Ada, kuat
Reflek rooting : Baik
e. Telinga
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Lubang telinga : Ada, bersih
Pengeluaran : Tidak ada
f. Leher
Bendungan vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kel. Thyroid : Tidak teraba
Pembesaran kel. Getah Bening : Tidak ada
Kepala : Bebas bergerak ke kanan dan ke kiri
g. Dada
Bentuk : Datar
Pengembangan rongga dada : Simetris kanan dan kiri, teratur
Bunyi jantung : Normal (bunyi lup dup)
Suara Nafas : Normal
h. Perut
Bentuk : Bulat, tidak ada pembesaran (asitess)
Bising usus : Ada
Tali pusat : Belum lepas dan masih basah, tidak terjadi infeksi
j. Genitalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Labia Mayora : Ada
Labia Minora : Ada
Vagina : Ada
BAK pertama : tanggal 16 Desember 2009 ,pukul : 13.15 WIB
BAB pertama : tanggal 16 Desember 2009,Pukul : 13.10 WIB
k. Ekstremitas
a. Tangan
Pergerakan : Aktif
Jari tangan : Lengkap kanan dan kiri
Refleks menggenggam : Ada, bayi akan menggenggam jika ada benda
diletakkan di tangannya.
Refleks Moro : Ada, Timbul pergerakan tangan yang simetris
apabila kepala tiba-tiba digerakkan.
b. Kaki
Pergerakan : Aktif
Jari kaki : Lengkap kanan dan kiri
Refleks Jalan : Ada apabila bayi ditegakkan kakinya akan bergerak
seperti berjalan.
Refleks Babinski : Ada, bila telapak kaki ditekan pada tempat yang
datar kaki bayi akan diangkat ke atas.
l. Pola sehari-hari
Nutrisi : makanan yang diberikan : PASI
pemberian : sesuai kebutuhan bayi
frekuensi : baru 1 x
Eliminasi : BAB, frekuensi : baru 1 x
Konsistensi : lembek
Warna : kehitaman
n. Kebersihan Diri : dari rambut sampai kaki bersih. Pakaian selalu bersih
karena setiap BAK / BAB dan setiap mandi pakaian selalu
diganti.
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Bayi baru lahir, cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan berat
badan lahir rendah
Dasar : Bayi lahir spontan pada tanggal 22 Desember ,Pukul 12.35 WIB
JK : perempuan LK : 32 cm
PB : 48 cm S : 37 C
LD : 30 cm R : 40 x / menit
TP : 10 Januari 2010
Masalah : Tidak ada
PLANNING (P)
1. Segera keringkan, bungkus kepala dan tubuh, kecuali tali pusat bayi dari darah dan
cairan ketuban dengan kain kering serta segera membungkusnya dan letakkan di atas
perut ibu.
Kegiatan telah dilakukan untuk mencegah bayi hipothermi
2. Potong tali pusat dan pengikatan tali pusat sesuai prosedur, yaitu : menjepit tali pusat
dengan klem pertama 3 cm dari pusat bayi, jepit tali pusat dengan klem kedua 2
cm dari klem pertama. Tangan kiri melindungi perut dengan cara memegang tali
pusat, lalu potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.
Kegiatan telah dilakukan, tali pusat telah diikat dengan menggunakan benang steril
3. Ganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, dan bungkus hingga kepala
6. Lakukan penilaian awal bayi baru lahir (pantau keadaan umum bayi)
Dilakukan penilaian awal bayi baru lahir, Apgar Score 6/10
11. Tempatkan bayi di ruangan yang hangat dan cukup cahaya (masukkan di inkubator).
Bayi telah ditempatkan di tempat yang hangat
SUBJEKTIF
I. Pengkajian
a. Identitas
Istri Suami
Nama : Ny M Tn S
Umur : 30 th 34 th
Agama : Islam Islam
Suku / bangsa : Lampung / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Wiraswasta
Alamat : Jl.Ahmad yani Gg. Pelangi No.9 Tanjung Karang
b. Alasan Kunjungan
Ibu datang padatanggal 17 Desember 2009 pukul 09.00 WIB, ingin menjadi akseptor
KB IUD
Riwayat menstruasi
menarche : 13 tahun
siklus : 28 hari
lama : 7-8 hari
dismenorhoe : tidak ada
sifat darah : cair disertai gumpalan
banyaknya : 2-3 x ganti duk
Pola istirahat dan tidur : tidur siang 1 jam tidur malam 7 jam, sering terbangun karena
bayi menangis
Seksualitas : tidak ada keluhan
Prilaku kesehatan
Penggunaan alcohol dan obat-obat sejenisnya : tidak pernah
Pengkonsumsian jamu : tidak pernah
Merokok : tidak pernah
OBJEKTIF
4. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Keadaan emosional : compos mentis
c. Kesadaran : stabil
d. Vital sign : TD : 110/80 mmhg R : 20 x/mnt
N : 80 x/mnt T : 36,5 C
e. TB : 155 cm
f. BB : 60 kg
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kulit : Bersih
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Kekuatan : Akar rambut kuat
Warna : Hitam
b. Muka
Mata : Kelopak mata : Tidak ada oedema
Konjungtiva : Merah muda ( an anemis)
Skelera : Putih ( an ikhterik)
Reaksi pupil : Isokor
Hidung : Lubang : Ada
Polip : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada sekret
Mulut : Bibir : Lembab, tidak kering
Gigi : Tidak ada caries
Gusi : Tidak ada pembengkakan
Lidah : Bersih
c. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Vena Jungularis : Tidak ada pembesaran
d. Dada
Jantung : Normal, bunyi lup dup
Paru-paru : Tidak ada wheezing dan ronchi
Payudara : Pembesaran : Normal
Simetris : Ya, kanan dan kiri
Putting susu : Menonjol
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Ada, ASI
Rasa nyeri : Tidak ada nyeri tekan dan
raba
e. Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Normal
Konsisitensi : Lunak
Benjolan : Tidak ada
Luka parut : Tidak ada
g. Ekstremitas atas/tangan
Kebersihan kuku : Bersih
Kemerahan : Tidak ada
Kekakuan pada sendi : Tidak ada
h. Anogenital
Inspekulo : dilakukan, dengan hasil, tidak ada varises
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P3 A0 calon Aksepptor KB IUD
Dasar :
- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD pasca bersalin 1 bulan
Masalah : -
Kebutuhan :
- Konseling mengenai KB IUD (defenisi, efek samping, cara pemasangan)
- Konseling tentang cara pemeriksaan benang IUD sendiri
PLANNING (P)
3. Jelaskan pada Ibu tentang efek samping yang mungkin muncul setelah pemasangan
IUD
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4. Anjurkan pada Ibu untuk rajin membersihkan alat genetalianya.
Ibu berjanji akan rajin membersihkan alat genetalianya
5. Pasang IUD sesuai standar dengan tetap mamperhatikan pencegahan infeksi
IUD telah terpasang
6. Ajarkan pada Ibu cara pemeriksaan benang IUD sendiri
Ibu mengerti dengan cara yang telah diajarkan dan mengatakan akan ruti memeriksa
benang IUD sendiri
7. Ingatkan Ibu untuk teratur melakukan control IUD sesuai anjuran dan kembali jika
ada keluhan
Ibu akan kembali sesuai jadwal control dan jika ada keluhan
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI
SUBJEKTIF (S)
I. Pengkajian
1. Identitas
Istri Suami
Pendidikan : D3 S1
Ibu mengatakan keluar flek-flek sejak satu bulan yang lalu dan kadang-kadang disertai
rasa nyeri, ibu tidak hamil terdapat benjolan pada perut bagian bawah .sebelumnya ibu
telah konsul ke dokter Sp.Og dan hasil USG dinyatakan terdapat mioma uteri dan harus
dilakukan tindakan operasi.
3. Riwayat Perkawinan
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7-8 hari
Dismenorhea : ada
Sifat darah : Cair, disertai gumpalan
Banyaknya : 2-3 kali ganti softek
Keluhan saat haid : Ibu mengatakan ada keluhan saat haid, nyeri
Kebiasaan seksual : Hubungan suami isteri biasanya dilakukan
keluhan
Riwayat Kehamilan,Persalinan dan Nifas yang lalu berjalan dengan baik, tidak
ada keluhan yang berarti
5. Riwayat kesehatan
Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan dan penyakit
menular
6. Pola sehari-hari
a Diet/ Pola makan
Konsistensi : Lunak
c. Aktifitas sehari-hari
Pola istirahat dan tidur : Ibu mengatakan tidur 8 jam sehari
dan tidur siang jika ada waktu
Status Emosi Ibu baik/ stabil, hubungan dengan perawat, dokter baik, ibu
mengatakan cemas akan dioperasi
OBJEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
R : 24x/mnt
T : 36,5oC
2. Pemeriksaan Fisik
i. Kepala
Kulit : Bersih
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe
Kekuatan : Akar rambut kuat
Warna : Hitam
j. Muka
Lidah : Bersih
k. Leher
l. Dada
m. Abdomen
1) Inspeksi
Ada pembesaran, tidak ada bekas luka operasi
2) Palpasi
o. Anogenital
p. Ekstremitas atas/tangan
Kebersihan : Bersih
3. Pemeriksaan Laboratorium
- Darah
Hb : 9 gr%
Golongan darah : O
Glukosa : 140mg%
Trombosit : 220.000
Leukosit : 2500mm3
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P2A0 dengan gangguan kesehatan reproduksi berupa mioma uteri
Dasar : - keluar flek-flek sejak satu bulan yang lalu (perdarahan abnormal diluar
siklus)
- Support mental
- Tindakan operatif
PLANNING (P)
1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dan tindakan selanjutnya
yang akan dilakukan
Hb : 9 gr%
Golongan darah :O
Glukosa : 140mg%
Trombosit : 220.000
Leukosit : 2500mm3
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
R : 24 x/mnt
T : 36,50C
Hasil pemeriksaan dokter kebidanan mioma uteri akan dilakukan tindakan operasi
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P2A0 dengan gangguan kesehatan reproduksi berupa mioma uteri
Kebutuhan : - Konseling
- Support mental
- Tindakan operatif
PLANNING (P)
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu akan dioperasi dan beritahu alasan
dilakukannya operasi
Ibu dan keluarga telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan menyetujui
segala prosedurnya
SOAP POST OPERASI
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
R : 24 x/mnt
T : 36,50C
Kandung kemih masih terpasang dower cateter dengan jumlah urine 450 cc
Luka operasi masih basah terbalut kassa steril dan hypatrix
ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ibu P2A0 dengan gangguan kesehatan reproduksi berupa mioma uteri
Dasar : Ibu operasi (laparotomi) mioma uteri pada pukul 11.35 WIB, tanggal 10
Desember 2008
Masalah : Nyeri bekas luka operasi
PLANNING (P)
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu post operasi
4. Penjelasan rasa nyeri yang dialami ibu adalah hal yang wajar setelah operasi
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Kepala Keluarga
a. Genogram
Keterangan :
:Laki-laki
:Perempuan
: hubungan perkawinan
: meninggal
----- : tinggal serumah
Ruang tamu
Denah rumah : Ruang
keluarga
kamar kamar U
su
m
ur
Kamar dapur
a. Pola Nutrisi
Makanan pokok nasi dengan frekuensi 3x sehari. Penyajian menu yaitu nasi
dan sayur, dengan lauk pauk. Lauk berupa tempe,dan tahu,terkadang ikan (1
minggu 2 kali).Untuk buah-buahan jarang mengkonsumsi buah-buahan. Porsi
makan keluarga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anggota
keluarga.
b. Pola eliminasi
Anggota keluarga memiliki kebiasaan BAB di WC septiktank milik sendiri.
Frekuensi BAB 1-2x sehari dan BAK 3-4x sehari.
c. Pola istirahat
Kepala keluarga dan ibu Muntama serta anak-anak biasanya tidur pukul 21.30
WIB dan bangun pada pukul 05.00 WIB, keluarga ini tidak mempunyai
kebiasaan tidur siang.
d. Pola aktivitas
Bapak Sukarno berangkat dari rumah untuk bekerja setiap pagi hingga sore
hari. Ibu Muntama menjaga rumah sekaligus mengurus dan menjaga anaknya.
h. Pola seksual
Di dalam keluarga ini hanya ada satu pasang suami istri. Mereka
mengatakan biasanya berhubungan intim tidak menentu sesuai dengan situasi
dan kondisi
j. Pola nilai
Keluarga ini mempunyai nilai kesederhanaan dan masih tradisional dalam
kehidupan sehari-hari
c. Kulit
Kebersihan kulit anggota keluarga cukup bersih, tidak ada yang sedang
menderita penyakit kulit.
d. Pakaian
Anggota keluarga berganti pakaian sehari sekali yaitu setiap mandi sore atau
jika kotor.
8. Data KIA-KB
Bayi : Tidak ada
Balita : Tidak ada
b. Ibu bersalin
Ibu melahirkan semua anaknya di dukun didampingi dengan bidan.
c. Data Spiritual
Seluruh anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan sholat 5 waktu.
DATA MASALAH
Pekarangan rumah cukup luas namun Pemanfaatan pekarangan rumah kurang
pekarangan tidak ditanami apotek
dan warung hidup
Ibu tidak pernah mengikuti KB
Ibu tidak ber-KB
dengan alasan tidak cocok dengan
alat kontrasepsi yang digunakan
Ventilasi rumah kurang sehat
Kebersihan lingkungan rumah Ketidakmampuan keluarga menjaga
kurang kebersihan lingkungan yang dapat
Kandang ternak terletak didalam
mempengaruhi kesehatan keluarga
rumah,campur dengan dapur
B. Prioritas masalah
1.Pemanfaatan pekarangan kurang
KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
- Sifat masalah 1/3 x 1 1/3 - Krisis
2. Kemungkinan 2/2x 2 2
Masalah dapat Pengetahuan dan tindakan-
diubah tindakan serta sumber daya
untuk mengatasi masalah
dapat dikerjakan dengan
mudah
3. Potensi 3/3 x 1 1
Pencegahan
Masalah dapat dicegah
4. Penonjolan
masalah 0/2 x 1 0/2 karena keluarga memiliki
potensi
C. PERENCANAAN
D. PELAKSANAAN
1. Kunjungan Ke-I
Hari Senin, 30 November 2009 Pukul 13.00 WIB
Sasaran : Kepala keluarga dan anggota keluarga
di rumah Bpk. Sukarno
2. Kunjungan ke-II
Hari Selasa, 1 Desember 2009 Pukul 13.00 WIB
Sasaran : Ibu Muntama, suami, dan anggota keluarga.
- Kegiatan :
Melakukan penyuluhan tentang pentingya kebersihan lingkungan
Melakukan penyuluhan tentang manfaat apotik hidup
E. EVALUASI
Pada kunjungan ke tiga dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana keberhasilan Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga dan hasil yang diperoleh adalah:
1. Ibu Muntama dan suami sudah mengerti tentang pentingnya KB. Ibu
Muntama berjanji untuk menjadi akseptor KB.
2. Keluarga sudah mengerti tentang perilaku hidup yang bersih dan sehat, dan
berjanji senantiasa hidup bersih dan sehat diri maupun lingkungan
3. Ibu dan keluarga mengerti tentang pemanfaatan pekarangan rumah dan
berjanji akan memanfaatkan pekarangan rumahnya dengan apotik hidup dan
warung hidup.
: Laki-laki
: Perempuan
: hubungan perkawinan
: meninggal
----- : tinggal serumah
Denah Rumah:
U
Kamar Ruang Tamu
Ruang Kamar
Keluarga Tidur
R.makan Dapur
WC
Kandang
Sumur
b. Pola eliminasi
Anggota keluarga mempunyai kebiasaan buang air besar (BAB) setiap pagi di
WC Septitank milik sendiri.
c. Pola istirahat
Kepala keluarga dan ibu Tri dan anaknya biasa tidur pukul 21.00 WIB dan
bangun pada pukul 05.00 WIB, keluarga ini tidak mempunyai kebiasaan tidur
siang kecuali Hafif
d. Pola aktivitas
Bapak Martono berangkat dari rumah untuk bekerja sebagai petani setiap pagi
hingga siang hari. Ibu Tri menjaga rumah sekaligus mengurus dan menjaga
anaknya.
h. Pola seksual
Di dalam keluarga ini hanya ada satu pasang suami istri. Mereka mengatakan
biasanya berhubungan intim tidak menentu sesuai dengan situasi dan kondisi
j. Pola nilai
Keluarga ini mempunyai nilai kesederhanaan dan masih tradisional dalam
kehidupan sehari-hari
c. Kulit
Kebersihan kulit anggota keluarga cukup bersih, tidak ada yang sedang
menderita penyakit kulit.
d. Pakaian
Anggota keluarga berganti pakaian sehari sekali yaitu setiap mandi sore atau
jika kotor.
b. Ibu bersalin
Ibu melahirkan anaknya di dukun dan didampingi oleh bidan
B. PRIORITAS MASALAH
C. PERENCANAAN
3. Kurangnya Jumat
pengetahuan tentang 4-12-
ASI Eksklusif 2009
D. PELAKSANAAN
2. Kunjungan Ke-I
Hari Kamis, 3 Desember 2009 Pukul 13.00 WIB
Sasaran : Kepala keluarga dan anggota keluarga di rumah Bpk. Martono
Kegiatan : - Melakukan penyuluhan tentang pentingnya perilaku hidup yang bersih
dan sehat.
2. Kunjungan ke-II
Hari Jumat, 4 Desember 2009 Pukul 14.00 WIB
Sasaran : Ibu Tri , suami, dan anggota keluarga.
- Kegiatan :
Melakukan penyuluhan tentang pentingya ASI Eksklusif dan kolostrum
Melakukan penyuluhan tentang manfaat apotik hidup
E. EVALUASI
Pada kunjungan ke tiga dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana keberhasilan Asuhan
Kebidanan Komunitas Keluarga dan hasil yang diperoleh adalah:
4. Ibu Tri dan suami sudah mengerti tentang perilaku hidup yang bersih dan
sehat, dan berjanji senantiasa hidup bersih dan sehat diri maupun lingkungan
5. Ibu Tri dan suami sudah mengerti tentang pentingnya ASI Eksklusif
1. KEHAMILAN
Pada Asuhan kebidanan Patologi pada ibu hamil dengan abortus incomplit terhadap Ny.Y
G1PoAo telah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan kemudian mengambil tindakan yang
berkolaborasi dengan dokter. Sebelumnya, Ny. Y telah dirawat di RSUD Abdul Moeloek
akibat perdarahan. Ny. Y datang ke poli kebidanan untuk melakukan control ulang. Tindakan
yang dilakukan adalah pemberian asam folat 1 x 1 hari untuk memperbaiki keadaan ibu yang
sempat anemis karena perdarahan.
Dari hasil pemeriksaan, DJJ 153 x/menit. DJJ berada dalam batas normal yaitu diantara 120
160 x/menit. Secara umum keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Ibu dianjurkan
untuk bersalin di rumah sakit.
2. PERSALINAN
Ny Y G1P0A0 hamil aterm datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit pinggang yang
menjalar keperut bagian bawah, lendir bercampur darah telah keluar. Setelah dilakukan
pemeriksaan dalam didapatkan hasil pembukaan 5 cm, ketuban (+), presentasi bokong,
penurunan H II,
Dari hasil pemeriksaan diatas ibu harus melahirkan dengan dibantu oleh dokter Obgyn.
Pukul 02.15 WIB bayi lahir, langsung menangis keras, kulit berwarna kemerahan dan tonus
otot baik.
- Jenis kelamin : Perempuan
- BB : 3000 gram
- PB : 46 cm
- Anus : Ada
- Kelengkapan tubuh : Lengkap
Bayi diberikan kepada petugas neonatus. Plasenta lhir Spontan pada pukul 02.30 WIB. Ibu
dipindahkan ke ruang RR untuk dilakukan observasi Postpartum. kurang lebih 2 jam
3. NIFAS
Asuhan Kebidanan pada ibu nifas hari ke 24 dengan Mastitis terhadap Ny. E diantaranya
adalah melakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital, perawatan payudara (breastcare),
penanggulangan rasa nyeri.
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital
TD : 90/60 mm Hg R : 24 x/menit
N : 80 x/menit S : 37,5 0C
Tinggi fundus uteri : sudah tidak teraba
Kandung kemih : Kosong
Payudara: Pembesaran : Ya, tampak bengkak
Benjolan : Tidak ada
Putting Susu : Menonjol
Pengeluaran : Ada, ASI masih sedikit tidak lancar lancar
Rasa nyeri : ada nyeri tekan dan raba
Kemerahan : ada
Hiperpigmentasi : Ada, disekitar areola mamae
4. BAYI
Bayi baru Lahir Ny R bayi lahir dengan berat badan lahir rendah,menangis lemah, tonus otot
masih lemah dan warna kulit kemerahan. Bayi lahir pukul 12.35 WIB, JK perempuan, BB
2300 gram, PB 48 cm, S 370C. Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada bayi diantaranya
adalah membebaskan jalan nafas, melakukan rangsangan taktil, menjaga suhu tubuh bayi
tetap hangat agar terhindar dari hipotermi dengan segera menempatkan bayi didalam
incubator dan mengatur suhu dalam incubator , pemberian vit K dan obat mata pada bayi,
serta perawatan bayi sehari-hari.
N : 122 x/menit
R : 40 x/menit
S : 37 oC
Tali pusat masih basah, refleks menelan dan menghisap bayi masih lemah.
5. AKSEPTOR KB
Ny S datang dengan keinginan menggunakan KB IUD. Ibu diberikan konseling tentang KB
IUD, efek sampingnya dan cara melihat benang IUD. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan Ibu tetap memilih untuk menggunakan KB IUD.
Dilakukan pemasangan KB IUD.
Demikianlah kasus kebidanan patologi pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
gangguan reproduksi dan KB untuk memenuhi syarat memenuhi tugas mata kuliah PKK II .
Dan semoga bermanfaat bagi semua pihak guna menciptakan tenaga kesehatan yang
professional khususnya bidan.
Kesimpulan
Secara umum pelaksanaan asuhan kebidanan patologi pada ibu hamil, bersalin, nifas, bbl,
gangguan reproduksi, dan KB yang ditemukan di lahan praktek menerapakan teori yang
berbeda-beda namun dapat menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak.
Saran
Diharapkan masalah yang sering timbul dapat teratasi dengan baik dan agar tidak
menimbulkan masalah yang semakin buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran edisi III jilid I. Jakarta : Media Aesculapius.
2001.
Manuba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana . Jakarta : EGC.
M. Rachman, 1998, penatalaksanaan dalam ilmu kebidanan dan Bayi Baru Lahir, KMPI
Fakultas kedokteran salemba, Jakarta.
Hartanto, Hanafi. 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Harapan.
Bari saifuddin, Abdul. 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta.