Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal:
Tempat :
Praktikan
( )
Mengetahui,
CI Lahan CI Akademik
( ) (
)
KEJANG DEMAM
A. Definisi
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38C) yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium (Kapita selekta Kedokteran, 2009).
3
C. Etiologi
Penyebab kejang demam menurut buku Kapita Selekta Kedokteran belum
diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam
ialah demam yang tinggi. Demam yang terjadi sering disebabkan oleh:
a. Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
b. Gangguan metabolik
c. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis
media, bronchitis
d. Keracunan obat
e. Faktor herediter
f. Idiopatik
4
D. Patofisiologi
Pada keadaan demam, kenaikan suhu sebanyak 1 C akan
menyebabkan kenaikan kebutuhan metabolisme basal 10-15% dan
kebutuhan oksigen meningkat sebanyak 20%. Pada seorang anak yang
berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh,
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Pada kenaikan suhu
tubuh tertentu dapat menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan
dari membran sel neuron. Dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion
Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, akibatnya terjadinya
lepasan muatan listrik. Lepasan muatan listrik ini dapat meluas ke seluruh
sel maupun membran sel tetangganya dengan bantuan neurotransmitter
dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda
dan tergantung pada tinggi atau rendahnya ambang kejang seseorang anak
pada kenaikan suhu tubuhnya. Kebiasaannya, kejadian kejang pada suhu
38C, anak tersebut mempunyai ambang kejang yang rendah, sedangkan
pada suhu 40 C atau lebih anak tersebut mempunyai ambang kejang yang
tinggi. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa terulangnya kejang
demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah (Latief et al.,
2009).
E. Komplikasi
1. Kejang berulang
2. Epilepsi
3. Gangguan mental dan belajar
F. Penatalaksanaan
1. Pemberian diazepam
a. Dosis awal : 0,3 0,5 mg/ kg bb/ dosis iv (perlahan)
b. Bila kejang belum berhenti dapat diulang dengan dosisi
ulangan setelah 20 menit.
2. Turunkan demam
a. Anti piretik : para setamol atau salisilat 10 mg/ kg bb/ dosis
b. Kompres air biasa
3. Penanganan suportif
a. Bebaskan jalan nafas
5
I. Diagnosa keperawatan
J. Rencana keperawatan
pemicu kejang
d. Mengikuti
program latihan
sesuai yang
dianjurkan
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI
Hardiono D. Pusponegoro dkk. 2010. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak : IDAI
Ngastiyah. 2010. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/43446/4/Chapter%20II.pdf
11