Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
Kejang Demam
2.1. Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses
demam (suhu diatas 39oC per rektal) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat
atau gangguan elektrolit akut, terjadi pada anak berusia 1 bulan dan tidak ada
riwayat kejang tanpa demam sebelumnya (Arief dkk, 2000; Friedman &
Sharrieff, 2006).
adalah suatu kejadian pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan
dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya
infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa
demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 4 minggu (1
bulan) tidak termasuk kejang demam. Kejang demam harus dibedakan dengan
epilepsi, yaitu ditandai dengan kejang berulang tanpa demam. Definisi ini
mengenai susunan saraf pusat. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih
dari 5 tahun menaglami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain
misalnya infeksi SSP atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam
2.2. Etiologi
Penyebab kejang secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu intrakranial
Intrakranial
Ekstrakranial
2.3. Epidemiologi
Selatan dan Eropa Barat. Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira-kira 20% kasus
tahun kedua kehidupan (17-23 bulan). Kejang demam sedikit lebih sering pada
laki-laki. Kejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan samapi 5
tahun. Menurut IDAI, kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai
2.4. Klasifikasi
umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam 24 jam. Kejang
dkk, 2000).
Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang
parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam (Arief dkk, 2000).
Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. Selain
itu terdapat faktor riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara kandung,
khusus, dan kadar natrium rendah. Setelah kejang demam pertama, kira-kira
33% anak akan mengalami satu kali rekurensi atau lebih dan kira-kira 9% anak
mengalami 3 kali rekurensi atau lebih, resiko rekurensi meningkat dengan usia
dini, usia dibawah 18 bulan, cepatnya anak mendapat kejang setelah demam
timbul, temperatur yang rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang demam
dan riwayat keluarga epilepsi (Sampson & Leung, 2007; NSW Department of
Helath, 2009).
keluarga, lamanya demam saat awitan kejang dan lebih dari satu kali kejang
2009).
2.6. Patofisiologi
diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk
metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sel dikelilingi oleh suatu
membran yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan permukaan luar
adalah ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan
sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan diluar sel neuron
dalam dan diluar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang disebut potensial
membran sel dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran
ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-KATPase yang terdapat pada
keturunan
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Jadi pada
membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion Kalium
maupun ion Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas
muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat
bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadilah kejang (Arief dkk, 2000;
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari
kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang
telah terjadi pada suhu 38oC sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang
tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40oC atau lebih. Dari kenyataan ini
diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang (Arief dkk, 2000;
tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang berlangsung lama
oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
anaerobik, hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan
suhu tubuh makin meningkat disebkan oleh meningkatnya aktivitas otot dan
selama berlangsungnya kejang lama (Arief dkk, 2000; Behrem & Kliegman,
1992).
epilepsi yang spontan. Jadi kejang demam yang berlangsung lama dapat
dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh
infeksi diluar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis media akut,
dapat berbentuk tonik klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Postur tonik
10-20 detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan
berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit), lidah atau pipinya tergigit,
gigi atau rahangnya terkatup rapat, inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau
anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Kejang demam
gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (> 15 menit) sangat
dkk, 2006).
2.8. Diagnosis
A. Anamnesis
dalam keluarga.
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
dilakukan, bayi antara 12-18 bulan dianjurkan, bayi > 19 bulan tidak
rutin. Bila yakin bukan meningitis secara klinis tidak perlu dilakukan
Elektroensefalografi (EEG)
pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal (British
Pencitraan
mengetahui apakah yang dialami seorang anak benar adalah kejang atau bukan
kejang :
A. Sinkop
penderita tahu jika sebentar lagi akan kehilangan kesadaran, dan pucat.
Sinkop biasanya terjadi pada siang hari dan posisi penderita sedang berdiri.
Sedangkan kejang terjadi secara tiba tiba, kapan saja, dan dimana saja
Breath holding spells merupakam salah satu episode apnea pada anak
spells terjadi pada 5% anak anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun. Ada
beberapa tipe dari Breath holding spells yang menyerupai episode kejang,
yaitu cyanotic spell dan pallid spell. Pada cyanotic spell, anak menangis
kuat diikuti dengan menahan napas, sianosis, rigiditas otot dan pincang,
tampak pucat dan kehilangan kesadaran yang singkat (Sampson & Leung,
2007).
terjadi. Tics adalah gerakan berulang dan singkat dan dapat terjadi pada
bagian tubuh manapun. Tics muncul terutama pada keadaan stres dan
pada seluruh tubuh yang berlangsung selama beberapa detik dan setelah
wajah dan batang tubuh secara involunter dengan postur yang abnormal
D. Pseudoseizures
E. Gangguan tidur
anak usia sebelum masuk sekolah. Anak tiba tiba terbangun dari
usia sekolah yang terbangun dari tidurnya dan berjalan tanpa tujuan dan
dengan katapleksi, yaitu kehilangan tonus otot secara tiba tiba (Sampson
2.10. Penatalaksanaan
datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang obat
adalah 0,3 -0,5 mg/kg perlahan lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg. Obat yang
praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau dirumah adalah diazepam
badan lebih dari 10 kg. Atau Diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk
anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak diatas usia 3 tahun
dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu
5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian Diazepam rektal masih tetap kejang,
intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum berhenti
setelah dosis awal. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka
B. Penatalaksanaan Demam
Antipiretik
lebih dari 5 kali. Dosis Ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Meskipun jarang, asam asetilsalisilat dapat menyebabkan sindrom
Antikonvulsan
Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat
kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8
jam pada suhu > 38,5oC. Dosis tersebut cukup tinggi dan
menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25-
C. Obat Rumatan
Indikasi
3. Kejang fokal
perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus. Obat pilihan saat
ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang
3 dosis, dan fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.
Pada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bahwa anaknya
diantaranya :
baik
mulut.
berhenti.
Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih.
Gambar 2.1. Assessment and Initial Management
2.11. Komplikasi
melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini
biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik
umum atau fokal. Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan
lanjutan. Yang terpenting adalah orang tua mengetahui kapan harus dibawa ke
rumah sakit, dan penanganan saat terjadi kejang demam di rumah (Sampson &
Leung, 2007).