Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini yang berjudul:
NUNUKAN.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan studi kasus ini tidak akan terwujud
kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Nunukan,
Penulis
1
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian
keatas dan laki laki umr 25 tahun keatas, pengaturan kelahiran, pembinaan
2. Tujuan Program KB
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi
kokoh bagi pelaksana program KB nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga
menurunkan tingkat/ angka kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan
3
3. Sasaran Program KB
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per
tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
Program KB Nasional
b. Konseling
c. Pelayanan Kontrasepsi
d. Pelayanan Infertilitas
e. Sex education
g. Konsultasi genetik 4
h. Tes keganasan
i. Adopsi
1. Tujuan KIE
peserta baru
a. KIE Massa
b. KIE Kelompok
c. KIE Perorangan
d. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan
sehari hari.
e. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu. 5
C. Konseling Pada Keluarga Berencana
1. Pengertian
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara klien-
petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan
membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Konseling Kontrasepsi : komunikasi tatap muka dimana satu pihak membantu pihak
Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi melalui
2. Tujuan
a. Meningkatkan penerimaan
3. Jenis Konseling
c. Konseling KB Pemantapan
Dilakukan untuk mereka yang sudah memahami dan akan menggunakan alat
kontrasepsi.
d. Konseling KB Pengayoman
Dilakukan pada mereka yang mengalami keluhan, kegoncangan emosi akibat memakai
alat kontrasepsi.
Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon KB yang baru, hendaknya dapat
diterapkan enam langkah yaitu SATU TUJU. Namun dengan penerapan SATU TUJU
tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas kesehatan harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan klien, langkah langkah tersebut antara lain :
a. SA : Sapa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang nyaman serta terjamin
privasinya, Bangun percaya diri pasien. Dan tanyakan apa yang perlu dibantu dan
b. T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien pengalaman tentang
c. U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain. 7
d. TU : Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya dan
atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan dan apabila terjadi suatu masalah.
1. Pengertian
Pil progestin (mini pil) adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon
( Hidayati, 2009)
a. Menekan ovulasi.
b. Mencegah implantasi.
a. Keuntungan kontrasepsi.
7) Dosis rendah.
b. Keuntungan non-kontrasepsi.
a. Usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak ataupun yang belum mempunyai
anak.
jumlah trombosit.
d. Pascakeguguran.
g. Mioma uterus.
h. Riwayat stroke.
a. Amenore.
c. Berjerawat (acne).
d. Spotting.
c. Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pascapersalinan dan tidak menstruasi,
mini pil dapat dimulai setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan metode
amenore laktasi) yang merupakan alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air
d. Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung
sampai akhir bulan. Bila terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu ingat.
11
e. Walaupun belum menstruasi, mulailah paket baru sehari setelah paket terahir habis.
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan
dengan cara :
pengetahuan klien.
meliputi :
catatan sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya.
Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan
dan valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
13
2. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini 15
menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan
yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah
potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi.
Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional
atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga
konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang 16
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklampsia, kelainan panggul,
adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang serius, bidan memerlukan
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi
atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja sosial, ahli gizi
atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan harus mampu
mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan
akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu
merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi- 17
kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut
sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan.
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu oleh bidan dan klien
agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional
dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias
dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya
18
7. Langkah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah
masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu
kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian
proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik
dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin
1. Pengkajian
`Pengkajian adalah suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan
kebidanan pada pasien.Pada tahap ini semua data dasar dan informasi tentang klien
19
a. Data Subjektif
1) Biodata
a) Nama : Dikaji dengan nama jelas dan lengkap agar tidak terjadi kekeliruan dalam
melaksanakan tindakan.
b) Umur : Dikaji untuk mengetahui dan memberikan perencanaan keluarga pada pasien
d) Suku/bangsa : Untuk mengetahui sosial budaya dan adat istiadat yang dianut pasien
2) Keluhan Pasien
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien pernah menderita atau
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai riwayat
penyakit keturunan meliputi penyakit hipertensi, jantung, asma, diabetes mellitus, dan
a) Riwayat haid
Dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid, sifat darah haid,
b) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama pasien menikah, sudah berapa kali pasien
menikah, berapa umur pasien dan suami pada saat menikah, sehingga dapat diketahui
Jika ia pernah melahirkan, apakah ia memiliki riwayat kelahiran dengan operasi atau
tidak.
d) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah menjadi akseptor KB lain sebelum menggunakan
Dikaji untuk mengetahui tentang BAB dan BAK baik frekuensi dan pola sehari-hari
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh
Mandi berapa kali, gosok gigi berapa kali, kramas berapa kali, bagaimana kebersihan
f) Data pengetahuan
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan usaha yang akan dilakukan ibu,
g) Data Psikologis
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui keadaan psikologi ibu sehubungan dengan
hubungan pasien dengan suami, keluarga, dan tetangga. Dan bagaimana pandangan
suami dengan alkon yang dipilih apakah mendapat dukungan atau tidak.
b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum
vital (TD, nadi, suhu, dan RR) yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan ibu
berkaitan dengan kondisi yang dialaminya, Sehingga bidan dapat mengambil keputusan
2) Status Present
a) Kepala
Periksa keadaan kepala dan kulit kepala, distribusi rambut rontok atau tidak. 22
b) Mata
Untuk mengetahui konjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak, dan untuk
c) Hidung
d) Mulut
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak. Dan ada caries dentis
atau tidak.
e) Telinga
Diperiksa untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda infeksi telinga seperti OMA atau
OMP.
f) Leher
g) Ketiak
h) Dada
Untuk mengetahui dada simetris atau tidak, ada retraksi dinding dada saat respirasi
atau tidak.
i) Mammae
Apakah ada kelainan pada bentuk payudara seperti benjolan abnormal atau tidak.
j) Abdomen
Diperiksa untuk mengetahui adanya bekas operasi pada daerah abdomen atau tidak.
k) Pinggang 23
Untuk mengetahi adanya nyeri tekan waktu diperiksa atau tidak.
l) Genitalia
Dikaji apakah adanya condiluma aquminata dan diraba adanya infeksi kelenjar batholini
m) Punggung
n) Anus
o) Ekstremitas
Diperiksa apakah ada varises atau tidak , apakah ada odem dan kelainan atau tidak.
Interpretasi dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan,
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakan adalah diagnosa yang berkaitan dengan para, abortus ,
6) Hasil pemeriksaan : 25
a) Pemeriksaan keadaan umum pasien
b. Masalah
Tidak ada
3. Diagnosa Potensial
Tidak ada
4. Antisipasi Masalah
Tidak ada
5. Perencanaan /Intervensi
sesuai dengan kasus yang ada yang didukung dengan pendekatan yang rasional
6. Pelaksanaan/ Implementasi 26
Pelaksanaan bertujuan untuk mengatasi diagnose kebidanan, masalah pasien
sesuai rencana yang telah dibuat, pelaksanaan tersebut hendaknya dibuat secara
sistematis, agar asuhan kebidanan dapat diberikan dengan baik dan melakukan follow
up.
7. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir dari semua tindakan guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan, apakah implementasi sesuai dengan perencanaan dan
27
BAB II
TINJAUAN KASUS
DI PUSKESMAS NUNUKAN
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomer RM :
3. Riwayat kesehatan :
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitis),
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS,
TBC, hepatitis) menurun seperti (hipertensi, DM, Asma) dan menahun seperti (jantung ,
ginjal)
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi :
2. Riwayat Perkawinan :
b. Lama : 1 tahun
c. Perkawinan ke :1 29
d. Jumlah anak : 1
Anak
januari
2016
4. Riwayat KB :
penggunaan berhenti
KB
Rencana: KB pil
progestin
30
5. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :
Nutrisi :
Minum 6- 7 gelas
Minum per hari Tidak ada keluhan
Eliminasi :
rumah tangga
6. Data Psikologis :
Klien mengatakan senang karena telah memiliki anak dan sekarang dia ingin berKB
kumuh.
d. Adat istiadat : ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang ada dalam
keluargannya
8. Data Spiritual : ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu sesuai
dengan kepercayaannya
9. Pengetahuan Ibu :
a. Tentang jenis alat kontrasepsi : ibu mengetahui jenis kontrasepsi antara lain pil,
b. Tentang efek samping : ibu menyatakan jika memakai KB pil dan suntik dapat
berhubungan suami istri dan kalau melakukan steril dia tidak kan hamil lagi 32
c. Tentang manfaat kontasepsi : ibu menyatakan jika memakai alat kontrasepsi dapat
menunda kehamilan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : Composmenthis
d. Tanda vital
3) RR : 22x/ menit
4) Suhu : 36,7C
5) BB : 59 kg
e. Status present
1) Kepala : Mesochepal
a) Rambut : distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
10) Ekstremitas
a) Atas : tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari jari lengkap
b. HB : Tidak dilakukan
Dasar :
DS :
DO :
a. KU : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV :
3) BB sekarang : 59 kg
4) RR : 22x/ menit
5) TB : 156 cm
6) Suhu : 36,7C
V. PERENCANAAN
2. Beritahu kepada ibu bahwa KB Pil Progestin tidak mengganggu produksi ASI.
3. Beritahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi dari KB pil Progestin
4. Beritahu kepada ibu tentang keuntungan dan kerugian dari KB Pil Progestin.
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi ( pil sudah habis) atau
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan tidak ada
2. Memberitahu kepada ibu bahwa pil KB progestin tidak menghambat produksi ASI
karena pil KB ini tidak memberikan efek samping estrogen (hormon wanita) yaitu
3. Memberitahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin, yaitu :
1) Usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak ataupun yang belum mempunyai
anak
jumlah trombosit.
4) Pascakeguguran
7) Mioma uterus
8) Riwayat stroke
a. Keuntungan
b. Kekurangan
6) Tidak efektif jiga diminum bersamaan dengan obat lain seperti obat TBC dan epilepsi.
c. Bila ibu minum pilnya terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu ingat,
d. Bila ibu lupa 1-2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode pelindung
6. Melakukan informed consent yaitu persetujuan tertulis yang dilakukan oleh bidan dan
ibu sebagai bukti bahwa ibu telah setuju memakai kontrasepsi tersebut dan sebagai
8. Menganjurkan kepad ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah
VII. EVALUASI
6. Bidan dan ibu telah melakukan informed consent tentang penggunaan KB Pil Progestin.
8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah habis) atau jika
ada keluhan. 38
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Ratna, Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi, Salemba Medika,
Jakarta, 2009