Вы находитесь на странице: 1из 15

KEPERAWATAN KELUARGA

KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

Oleh

KELOMPOK III

RINDA BADI NOVTARI

YUSRINARTI

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017
KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

A. Komunikasi Keluarga
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan ini di manapun
dan kapanpun, termasuk dalam lingkungan keluarga. Pembentukan komunikasi intensif,
dinamis dan harmonis dalam keluarga pun menjadi dambaan setiap orang.
Berikut pengertian komunikasi menurut beberapa tokoh :
Menurut Wexley dan Yukl communication can be defined as the transmission
of information between two or more person. Komunikasi dapat didefinisikan sebagai
penyampaian informasi diantara dua orang atau lebih1.
Menurut Dale S. Beach Communication is the transfer of information and
understanding from person to person Komunikasi adalah penyampaian informasi dan
pengertian dari orang yang satu kepada orang yang lain2.
Dale Yoder dkk. Ommunication is the interchange of information, ideas,
attitudes, thoughts, and/or opinion. Komunikasi adalah pertukaran informasi, ide,
sikap, pikiran dan/atau pendapat.
Pengertian keluarga menurut Noor (1983) adalah suatu unit atau lingkungan
masyarakat yang paling kecil atau merupakan masyarakat yang paling bawah dari satu
lingkungan negara. Posisi keluarga atau rumah tangga ini sangat sentral seperti
diungkapkan oleh Aristoteles (dalam Noor, 1983) bahwa keluarga rumah tangga adalah
dasar pembinaan negara. Dari beberapa keluarga rumah tangga berdirilah suatu
kampung kemudian berdiri suatu kota. Dari beberapa kota berdiri daru propinsi, dan dari
beberapa propinsi berdiridatu negara.
Menurut Rae Sedwig (1985), Komunikasi Keluarga adalah suatu
pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh (gesture), intonasi suara,
tindakan untuk menciptakan harapan image, ungkapan perasaan serta saling membagi
pengertian.
Komunikasi dalam keluarga juga dapat diartikan sebagai kesiapan
membicarakan dengan terbuka setiap hal dalam keluarga baik yang menyenangkan
maupun yang tidak menyenangkan, juga siap menyelesaikan masalah-masalah dalam
keluarga dengan pembicaraan yang dijalani dalam kesabaran dan kejujuran serta
keterbukaan.
Kalvin dan Brommel memberikan makna komunikasi (komunikasi keluarga)
sebagai suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan
pengertian dalam keluarga.3 Komunikasi dalam keluarga lebih banyak komunikasi
antarpribadi. Relasi antarpribadi dalam setiap keluarga menunjukkan sifat-sifat yang
kompleks. Komunikasi antarpribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan
pesan diantara dua orang atau kelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan
balik. Setiap komponen harus dipandang dan dijelaskan sebagai bagian yang terintegrasi
dalam tindakan komunikasi antarpribadi.
Tujuan komunikasi dalam interaksi keluarga ditinjau dari kepentingan orang tua
adalah untuk memberikan informasi, nasihat, mendidik dan menyenangkan anak-anak.
Anak berkomunikasi dengan orang tua adalah untuk mendapatkan saran, nasihat,
masukan atau dalam memberikan respon dari pertanyaan orang tua. Komunikasi antar
anggota keluarga dilakukan untuk terjadinya keharmonisan dalam keluarga.3
Suasana harmonis dan lancarnya komunikasi dalam keluarga antar anggota
keluarga bisa tercapai apabila setiap anggota keluarga menyadari dan menjalankan tugas
dan kewajiban masing-masing sambil menikmati haknya sebagai anggota keluarga4.

B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Keluarga


Berkomunikasi itu tidak mudah. Terkadang seseorang dapat berkomunikasi
dengan baik kepada orang lain. Dilain waktu seseorang mengeluh tidak dapat
berkomunikasi dengan baik kepada orang lain.
Dalam keluarga, ketika dua orang berkomunikasi, sebetulnya mereka berada
dalam perbedaan untuk mencapai kesamaan pengertian dengan cara mengungkapkan
dunia sendiri yang khas, megungkapkan dirinya yang tidak sama dengan siapapun.
Sekalipun yang berkomunikasi ibu adalah antara suami dan istri antar ayah dan anak dan
antara ibu dan anak, dan diantara anak dan anak,hanya sebagian kecil mereka itu sama-
sam tahu, dan sama pandangan5.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi komunikasi dalam keluarga, seperti
yang akan diuraikan berikut ini6 :
1) Citra diri dan citra orang lain
Citra diri atau merasa diri, maksudnya sama saja. Ketika orang berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain, dua mempunyai citra diri dia merasa dirinya
sebagai apa dan bagaimana. Setiap orang mempunyai gambaran-gambaran tertentu
mengenai dirinya statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang
menentukan apa dan bagaimana ia bicara, menjadi menjaring bagi apa yang
dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung
di sekitarnya. Dengan kata lain, citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang.
Tidak hanya citra diri, citra orang lain juga mempegaruhi cara dan kemampuan
orang berkomunikasi. Orang lain mempunyai gambaran tentang khas bagi dirinya.
Jika seorang ayah mencitrakan anaknya sebagai manusia yang lemah, ingusan, tak
tahu apa-apa, harus diatur, maka ia berbicara secara otoriter. Akhirnya, citra diri dan
citra orang lain harus saling berkaitan, saling lengkap melengkapi . perpaduan kedua
citra itu menentukan gaya dan cara komunikasi.
2) Suasana psikologis
Suasana psikologis diakui memperngaruhi komunikasi. Komunikasi sulit
berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung marah, merasa kecewa,
merasa iri hati, diliputi prasangka, dan suasana psikologis lainnya.
3) Lingkungan fisik
Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya, dan cara
yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang
terjadi di sekolah. Karena memang kedua lingkungan ini berbeda. Suasana dirumah
bersifat informal, sedangkan suasana di sekolah bersifat formal. Demikian juga
komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat
memiliki norma yang harus di taati, maka komunikasi yang berlangsungpun harus
taat norma.
4) Kepemimpinan
Dalam keluarga seorang pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting dan
strategis. Dinamika hubungan dalam keluarga dipengaruhi oleh pola kepemimpinan.
Karakteristik seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi bagaimana
yang akan berproses dalam kehidupan yang membentuk hubungan-hubungan
tersebut.
5) Etika Bahasa Dalam komunikasi verbal orang tua anak pasti menggunakan bahasa
sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Pada suatu kesempatan bahasa yang
dipergunakan oleh orang tua ketika secara kepada anaknya dapat mewakili suatu
objek yang dibicarakan secara tepat. Tetapi dilain kesempatan, bahasa yang
digunakan itu tidak mampu mewakili suatu objek yang dibicarakan secara tepat.
Maka dari itu dalam berkomunikasi dituntut untuk menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti antara komunikator dan komunikasi.
6) Perbedaaan usia Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak
bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara.
Berbicara kepada anak kecil berbeda ketika berbicara kepada remaja. Mereka
mempunyai dunia masing-masing yang harus dipahami7

C. Ciri-Ciri Komunikasi Keluarga


Menurut Kumar (Wijaya,1987) ciri-ciri komunikasi dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Keterbukaan (openess)
Keterbukaan adalah sejauh mana individu memiliki keinginan untuk terbuka
dengan orang lain dalam berinteraksi. Keterbukaan yang terjadi dalam komunikasi
memungkinkan perilakunya dapat memberikan tanggapan secara jelas terhadap
segala pikiran dan perasaan yang diungkapkannya.
2. Empati (Empathy)
Empaty adalah suatu perasaan individu yang merasakan sama seperti yang dirasakan
orang lain, tanpa harus secara nyata terlibat dalam perasaan ataupun tanggapan orang
tersebut.
3. Dukungan
Adanya dukungan dapat membantu seseorang lebih bersemangat dalam melakukan
aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Dukungan ini lebih diharapkan dari
orang terdekat yaitu, keluarga.
4. Perasaan Positif (Positiveness)
Perasaan yaitu dimana individu mempunyai perasaan positif terhadap apa yang sudah
dikatakan orang lain terhadap dirinya
5. Kesamaan (Equality)
kesamaan disini dimaksudkan individu mempunyai kesamaan dengan orang lain
dalam hal berbicara dan mendengarkan.

D. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam Keluarga


1. Komunikasi orang tua yaitu suami-istri
Komunikasi orang tua yaitu suami istri disini lebih menekankan pada peran
penting suami istri sebagai penentu suasana dalam keluarga. Keluarga dengan
anggota keluarga (ayah, ibu, anak).
2. Komunikasi orang tua dan anak
Komunikasi yang terjalin antara orang tua dan anak dalam satu ikatan keluarga
di mana orang tua bertanggung jawab dalam mendidik anaknya. Hubungan yang
terjalin antara orang tua dan anak di sini bersifat dua arah, disertai dengan
pemahaman bersama terhadap sesuatu hal di mana antara orang tua dan anak berhak
menyampaikan pendapat, pikiran, informasi atau nasehat. Hubungan komunikasi
yang efektif ini terjalin karena adanya rasa keterbukaan, empati, dukungan, perasaan
positif, kesamaan antara orang tua dan anak.
3. Komunikasi ayah dan anak
Komunikasi disini mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran
ayah dalam memberi informasi dan mengarahkan pada hal pengambilan keputusan
pada anak yang peran komunikasinya cenderung meminta dan menerima. Misal,
memilih sekolah. Komunikasi ibu dan anak Lebih bersifat pengasuhan
kecenderungan anak untuk berhubungan dengan ibu jika anak merasa kurang sehat,
sedih, maka peran ibu lebih menonjol.
4. Komunikasi anak dan anak yang lainnya
Komunikasi ini terjadi antara anak 1 dengan anak yang lain. Dimana anak yang
lebih tua lebih berperan sebagai pembimbing pada anak yang masih muda. Biasanya
dipengaruhi oleh tingkatan usia atau faktor kelahiran.
E. Pola Komunikasi dan Interaksi dalam Keluarga
Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga.
Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan berbicara, berdialog,
bertukar pikiran dan sebagainya. Akibatnya kerawanan hubungan antara anggota
anggota keluarga pun sukar untuk dihindari.Beberapa pola komunikasi yang dilakukan
dalam Interaksi keluarga :
1. Model stimulus respons (S-R)
Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses aksi reaksi yang
sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan tulisan)
isyarat-isyarat nonversal, gambar-gambar dantindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena
itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan,
proses ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.
2. Model Interaksional
Model Interaksional ini berlawanan dengan model S-R. Sementara model S-R
mengasumsikan manusia adalah pasif, model interaksional menganggap manusia
jauh lebih aktif. Komunikasi di sini digambarkan sebagai pembentukan makna yaitu
penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Berapa
konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna,
penafsiran, dan tindakan.

3. Hubungan antar peran


Komunikasi dalam keluarga dapat pula dipengaruhi oleh pola hubungan antar peran
hal ini, disebabkan masing-masing peran yang ada dalam keluarga dilaksanakan
melalui komunikasi.
4. Model ABX
Pola komunikasi lainnya yang juga sering terjadi dalam komunikasi antara anggota
keluarga adalah model ABX yang dikemukakan oleh Newcomb dari perspektif
psikologi-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A) menyampaikan
informasi kepada seseorang lainnya (B) mengenai sesuatu (X).
F. Aneka Komunikasi dalam Keluarga
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok
yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan efektif tidaknya suatu
kegiatan komunikasi bergantung dari ketepatan kata-kata atau kalimat dalam
mengungkapkan sesuatu. Kegiatan komunikasi verbal menempati frekuensi
terbanyak dalam keluarga setiap hari orang tua selalu ingin berbincang-bincang
kepada anaknya., canda dan tawa menyertai dialog antara orang tua dan anak.
2. Komunikasi non verbal
Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal,
tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Walaupun begitu, komunikasi nonverbal suatu
ketika bisa berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi verbal
sangat terasa jika, komunikasi yang dilakukan secara verbal tidak mampu
mengungkapkan sesuatu secara jelas.
3. Komunikasi Individual
Komunikasi individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi yang terjadi berlangsung dalam sebuah
interaksi antarpribadi, antara suami dan istri, antara ayah dan anak, antara ibu dan
anak, antar anak dan anak.
4. Komunikasi kelompok
Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam
keluarga keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang
tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Sudah waktunya orang tua
meluangkan waktu dan kesempatan untuk duduk bersama dengan anak-anak,
berbicara, berdialog dalam suasana santai.

G. Tahap-Tahap Perkembangan Komunikasi Keluarga


1. Keluarga dengan anak anak prasekolah
Pada tahap ini dari lahir hingga usia 6 tahun, anak anak ada pada tahun
puncak untuk mempelajari bahasa. Kemampuan berbahasa terutama diperoleh dari
keluarga khususnya dari interaksi anatara anak dan pengasuh utama, ibunya. Anak
anak memulai kemampuan berbahasa dengan menggunakan kata kata tunggal.
Anatara usia 18 24 bulan, ungkapan ungkapan dua kata muncul. Menjelangn
usia 3 tahun anak- anak menguasai kira kira seribu kata, dan mulai usia 4-5 tahun
mereka memperoleh kira-kira 50 kata setiap bulan.
2. Keluarga dengan anak anak usia sekolah
Anak anak semakin mengalami kebebasan sejalan dengan pertambahan usia.
Mereka memperoleh pengaruh tidak hanya lewat komunikasi keluarga yang masih
merupakan kekuatan dominan, tapi juga lewat komunikasi dengan pihak pihak di
luar keluarga. Dua dimensi komunikasi orang tua-anak menjadi penting ;
penerimaan penolakan dan kontrol otonomi.
3. Keluarga dengan anak anak remaja
Tahap ini cenderung ditandai dengan bertambahnya konflik sehubungan
dengan bertambahya kebebasan anak anak. Masalah masalah otonomi dan
kontrol menjadi sangat tajam pada tahun tahun ini. Anak anak remaja mulai
mengalihkan komunikasi dari komunikasi keluarga kepada komunikasi dengan
teman- teman sebaya. Karena perubahan perubahan fisiologis dan psikologis yang
dialami remaja, topik topik tertentu menjadi perhatian mereka. Pendeknya, usia
remaja merupakan tantangan terbesar bagi komunikasi keluarga. Bila orang tua dan
anak dapat mengatasi badai, komunikasi selanjutnya akan lebih lancar. Selanjutnya
dapat disimpulkan dengan pertambahan usia, hubungan kita dengan saudara-
saudara kandung tetap penting.

H. Hambatan Komunikasi dalam Keluarga


Hambatan komunikasi dalam keluarga merupakan salah satu faktor yang dianggap
memberi pengaruh besar terhadap terbentuknya penelantaran anak. Anak-anak telantar
memang memiliki kesempatan sangat terbatas untuk berkomunikasi, khususnya dengan
orang tua mereka. Bahkan ada sejumlah kasus penelantaran anak yang menunjukkan
bahwa orang tua mereka hampir tidak pernah berkomunikasi dengan anak. Orang tua
hanya melakukan komunikasi dengan anak seperlunya saja.8.
Kadang-kadang kesibukan orang tua dan banyaknya masalah yang dihadapi, perhatian
terhadap anak jadi berkurang. Kalau setiap saat mau menceritakan sesuatu tidak
diperhatian atau dibantah, akibatnya anak tidak mau lagi bercerita. Lama kelamaan akan
timbul gangguan pada anak. Ia akan menutup diri terhadap orang tuanya, sehingga
komunikasi antara orang tua
dan anak ini biasanya akan menyebabkan anak bertingkah laku agresif dan sukar
mangadakan kontak dengan orang tuanya apalagi komunikasi yang melalui sebuah
perantara media. Penggunaan media untuk menyampaikan pesan dapat mengalami
gangguan, yang dalam bahasa inggris disebut noise. Gangguan adalah segala sesuatu
yang menghambat atau mengurangi kemampuan kita untuk mengirim dan menerima
pesan. Gangguan komunikasi itu meliputi:
1. Pengacau indra misalnya suara terlalu keras atau lemah, ditempat menerima pesan,
bau menyengat, udara panas
2. factor-faktor pribadi antara lain prasangka lamunan, perasaan tidak cakap
Problem komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang
tidak beres.Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim, transmisi dan
penerima. Berbagai hambatan yang timbul dalam komunikasi, yaitu :
1. Kebisingan
2. Keadaan psikologis komunikan
3. Kekurangan komunikator atau komunikan
4. Kesalahan penilaian oleh komunikator
5. Keterbatasan pengetahuan komunikator atau komunikan
6. Bahasa
7. Isi pesan berlebihan
8. Bersifat satu arah
9. Faktor teknis
10. Kepentingan atau interes
11. Prasangka
12. Cara penyajian yang verbalistis
Untuk mengatasi hambatan tersebut di atas, dapat ditanggulangi dengan cara
sebagai berikut :
1. Mengecek arti dan maksud yang dikatakan
2. Meminta penjelasan lebih lanjut
3. Mengecek umpan balik atau hasil
4. Mengulang pesan yang disampaikan
5. Memperkuat dengan bahasa isyarat
6. Mengakrabkan pengirim dan penerima
7. Membuat pesan selalu singkat
8. Mengurangi banyaknya mata rantai
9. Menggunakan orientasi penerima

I. Teknik Komunikasi Efektif dalam Keluarga


Ada lima hal yang harus diperhatikan agar komunikasi di dalam keluarga tercipta
secara efektif,yaitu:
1. Respek
Komunikasi harus diawali dengan sikap saling menghargai (respectfull attitude).
Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa (timbal balik) dari si
lawan diskusi. Orangtua akan sukses berkomunikasi dengan anak bila ia
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka anak pun akan
melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orangtua atau orang di
sekitanya.
2. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi
yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk
mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya, tapi
ia akan berusaha memahami anak atau pasangannya terlebih dulu. Ia akan membuka
dialog dengan mereka, mendengar keluhan dan harapannya. Mendengarkan di sini
tidak hanya melibatkan indra saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaan. Cara
seperti ini dapat memunculkan rasa saling percaya dan keterbukaan dalam keluarga.
3. Audibel
Audibel berarti dapat didengarkan atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima
pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau
cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi yang audibel ini.
4. Jelas
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi
dengan anak, orangtua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami
(melihat tingkatan usia).
5. Tepat Dalam membahas suatu masalah hendaknya proporsi yang diberikan tepat
baik waktunya, tema maupun sasarannya. Waktu yang tepat untuk membicarakan
masalah anak misalnya pada waktu makan malam. Pada waktu sarapan pagi, karena
ketergesaan maka yang dibicarakan umumnya masalah yang ringan saja.
6. Rendah Hati
Sikap rendah hati dapat diungkapkan melalui perlakuan yang ramah, saling
menghargai, tidak memandang diri sendiri lebih unggul ataupun lebih tahu, lemah
lembut, sopan, dan penuh pengendalian diri. Dengan sikap rendah hati ini maka
laaawaaan diskusi kita memjadi lebih terbuka, sehingga banyak hal yang dapat
diungkapkan dari diskusi tersebut.

J. Peran Perawat dalam Memberikan Asuahan Perawatan Keluarga


Dalam memberikan asuhan perawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain:
1. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
2. Pengenal atau pengamat masalah kebutuhan kesehatan keluarga
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga
4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat
mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan membantu
mencarikan jalan pemecahannya
5. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Muwarni, Anita.2009.Komunikasi terapeutik panduan bagi keperawatan.Fitramaya:


Yogyakarta
Singgih D. Gunarsa. 2004. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan, dari Anak Sampai
Usia Lanjut .Jakarta: SDG.
Syaiful Bahri Djamarah, 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga
(Jakarta: Bineka Cipta,),
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)

AKTIVITAS DAN LAIHAN

Oleh

KELOMPOK III

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXV

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017

Вам также может понравиться