Вы находитесь на странице: 1из 14

PENDIDIKAN AGAMA

RINGKASAN BUKU BERAGAMA SECARA


DEWASA

Nama : Azzis Dwi Hertanto


NIM : 13521183

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
Ringkasan Buku

Identitas Buku:
Judul Buku : Beragama Secara Dewasa
Pengarang : KH. Ahmad Azhar Basyir, MA
Penerbit : UII Press
Tebal Buku : 175 halaman
Cetakan : Maret 2002
Jumlah BAB :5

BAB 1 BERAGAMA SECARA DEWASA

Ringkasan Isi: Beragama Islam Dengan Sadar


Faktor keturunan dan lingkungan sangat berpengaruh dalam beragama, misalnya
seseorang yang dilahirkan dan dibersarkan dalam lingkungan yang Islami merasa tidak
perlu bertanya tentang kebenaram agama Islam yang dipeluknya.
Berbeda dengan orang yang dibesarkan di lingkungan agama yang berbeda yang bukan
agama Islam, maka ia akan bertanya-tanya tentang kebenaran agama Islam yang
dipeluknya, bahkan diperlukan argumentasi yang meyakinkan kebenaran agama Islam
yang dipeluknya itu.
Dan jika pertanyaannya tidak terjawab dengan baik akan mendatangkan kesimpulan
bahwa semua agma sama saja. Semua agama mengajarkan kebaikan. Kesimpulan inilah
yang menjadi pendirian bangsa Indonesia sampaipun mereka beragama Islam, dan
beranggapan bahwa pendirian seperti itu mencerminkan toleransi yang akan membawakan
kerukunan hidup di kalangan umat beragama.
Namun terkadang serung terjadi pertemuan antara berbagai macam agama dan aliran
sehingga terkandang menimbulkan pergeseran dan pertentangan yang tidak
menguntungkan. Allah berfirman dalam surah Al Israa ayat 36:
Janganlah kamu mengikuti suatu pendirian tanpa pengetahuan yang
meyakinkan sebab pendeganran, penglihatan, dan hati masing-masing akan
dimintai pertanggungjawaban.
Orang akan menjadi tangguh menghadapi berbagai macam tantangan keyakinan agmanya
apabila ia beragama berdasarkan kesadaran, bukan sekedar berasal dari keturunan.
Ringkasan Isi: Definisi Agama
Definisi Umum tentang agama sebagai berikut :
Menurut Dr. Franz Dahler :
Agama adalah hubungan manusia dengan sesuatu kekuasaan suci yang
lebih tinggi dari pada dia, dari mana ia merasa tergantung dan berusaha
mendekatinya.
Menurut Prof. Dr. D.C. Mulder :
Keyakinan tentang adanya kenyataan lain daipada adanya kenyataan ini.
Unsur terpenting dari agama agama pada umunya adalah keyakinan tentang adanya kenyataan
lain yang lebi aging, lebih suci, tempat manusia merasa bergantung dan berhasrat untuk
mendekatinya.
Ringkasan Isi: Kebenaran Agama
Ilmu agama tidak menilai mana agama yang bendar dan mana agama yang tidak benar.
Yang menilai adalah Ilmu Ketuhanan (Theologi) dari setiap agama yang bersangkutan.
Mencari jawaban tentang agama mana yang benar bukanlah masalah yang mudah karena setiap
agama akan meyakini bahwa agamanyalah yang benar.
Namun untuk menjawab pertanyaan itu kita dapat mencoba alternatif rasional, terhadap
agama yang bukan profertis dapat diajukan suatu pernyataan misalnya, sanggupkan pikiran
manusia menjangkau hakikat kenyataan kekuasaan suci yang lebih tinggi dari manusia? Sudah
tentu pikiran manusua tidak dapat menjawab dengan satu macam jawaban tentang siapan Zat
Yang Maha Kuasa itu.
Meskipun demikian dapat diakui juga bahwa hasul pemikiran manusua yang benar-
benar mendalam sering bersesuaian dengan ajaran agama wahyu, seperti adil, kasih sayang
,jujur, pemurah, karena akal memang mempunyai kekuatan yang memungkinkan sampai
kepada kesimpulan yang bendar sesuai dengan ajaran agawa wahtu. Tetapi tidak selamanya
demikian, akal sering dipengaruhi faktor lain yang justru membelokkannya dari kebenaran
seperti sifat relativitasnya.
Agama yang berasal dari wahyu mengajarkan bahwa kebenaran agama bergantung
kepada kehendak Tuhan sendiri, tidak menjadi wewenang manusia untuk menentukannya.
Namun timbul lagi suatu pertanyaan, dari tiga agama profetis tersebut manakah yang benar
yang sesuai dengan kehendak Tuhan sendiri ?
Penganut agama Yahudi hanya mau meyakini bahwa kitab Allah Taurat sebagai kitab
suci yang sah. Mereka tidak mau meyakini bahwa masih ada kitab Allah yang lain yaitu Injil
dan Al Quran. Semua kitab Allah mempunyai tempat dalam keimanan para pengikut agama
Islam. Khusus mengenau penegasan tentang kebenaran agama, satu-satunya kitab suci agama
di dunia ini yang menyebutkan hanyalah Al Quran saja.
Ringkasan Isi: Kebenaran Agama Menurut Al-Quran
Agama yang benar adalah agama yang datang dari Tuhan, Surah Al Baqarah ayat
147, Ali Imran ayat 60, dan Surah Al Kahfi ayat 29, menegaskan bahwa agama yang benar
adalah agama yang datang dari Tuhan, dari ayat Al Quran tersebut dapat di tarik kesimpulan
bahwa untuk menentukan kebenaran agama bukanlah menjadi wewenang manusia. Allah
sendirilah yang menentukan mana agama yang benar dan mana yang tidak benar. Penegasan
tentang Agama yang benar dinyatakan pula oleh Al Quran dalam surah At Taubah ayat 33,
Surah Al Maidah ayat 3, Surah Al Anaam ayat 125, Surah Ali Imran ayat 85 dan ayat 19.
Persoalan yang kemudian muncil ialah setelah Allah mengutus Rasul-Nya yang
terakhir, Nabi Muhammad SAW, apakah ajaran yang diwahyukan kepada para rasul
sebelumnya masih berlaku ?
Dengan diutusnya Nabi Muhammad, penutup para Rasul Allah itu, setelah Al- Quran
diturunkan, agama Islam yang sah di sisi Allah adalah yang dibawakan oleh Nabi Muhammad
saw. Dan kitab Allah yang dinyatakan berlaku adalah Al- Quran. Kesimpulan ini didapat dari
Al Quran, firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad.
Ringkasan Isi: Ajaran Islam (Al-Quram) Tentang Toleransi
Meskipun Al-Quran memberi penegasan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang
diterima Allah swt., tetapi dalam waktu yang sama, Al-Quran juga melarang melakukan
paksaan kepada siapapun untuk memeluk agama sebagaimana dalam QS Al-Baqarah: 256.
Namun manusia diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menentukan pilihan apakah menerima
kebenaran Islam atau menolaknya seperti dalam surah Al Kahfi :29. Dengan penegasan yang
disebutkan, terhadap orang yang menentukan pilihan berpegang teguh agama selain Islam,
Islam tidak mengizinkan kaum muslimin untuk menaruh kebencian dan bersikap bermusuhan
sebab mereka memang belum dikehendaki Allah untuk memperoleh petunjuk.
Namun bila Tuhan menghendaki, niscaya umat manusia ini dijadikan-Nya satu umat
sependirian dan sekeyakinan. Namun, memang manusia suka berselisih, kecuali mereka yang
memperoleh rahmat dan kasih sayang Allah.
Dalam hubungan ini QS An Nahl : 125 memerintahkan :
Ajaklah orang memeluk agama Tuhanmu dengan hikmat kebijaksanaan (ilmu
pengetahuan) dan nasihat yang baik, dan berbuatlah dengan mereka dengan cara yang
baik...
Umat Islam diperingatkan juga agar jangan mencaci maki yang dipertuhan selain oleh
mereka yang masih memuja dan menyembah selain Allah sebab mencaci maki seupa itu akan
mengakibatkan timbulnya keinginan membalas dari mereka untuk mencaci maki Allah (QS.
Al- Anaam : 108).
Ringkasan Isi: Praktek Toleransi
Islam memang memberikan toleransi antara umat beragama lain, baik menyangkut
sikap dan pergaulan tetapi tidak membernarkan bila toleransi diartikan mengakui kebenaran
semia agama karena Allah telah menentukan bhwa agama yang sah di sisi Allah adalah Islam.
Selain itu toleransi tidak dapar diartikan sebagai kesediaan untuk mengikuti ibadat keagamaan
lain sebagaimana yang pernah dialami Nabi Muhammad ketika diminta kaum musyrikin
mekah untuk mengadakan kompromi agama dalam artian mengikuti ajaran musyrikin untuk
waktu tertentu dan sbaliknya juga. Allah berfirman dalam Surah Al Kafirun ayat 6 Bagimu,
agamamu dan bagiku, agamaku.
Makadari itu Islam sangat melarang keras dan tidak dibernarkan untuk umat Islam
mengikuti ritual yang dilakukan oleh agama lain. Seperti ikut merayakan natal sangat dilarang.
Hal ini kranya dapat dimengerti sebab misalnya bila dalam suatu tempat yang dipergunakan
merayakan natal itu terdapat Palang Salib saja, sudah merupakan hal yang bertentangan dengan
ajaran Al- Quran.
Namun dalam pandangan ajaran Islam masih membolehkan bekerjasama antara umat
Islam dengan kaum agama lain selama bekerjasama dalam hal kebajikan dan bukan dosa. Yang
perlu diperhatikan dalam menentukan apakah sesuatu termasuk kebajikan atau dosa harus
dihadapkan kepada ajaraan Al Quran. Firman Allah dalam QS Al-Maaidah ayat 2 :
...Bertolong-meolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, jangan
kamu bertolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...
Ringkasan Isi: Ciri Khusus Agama Islam
Ciri Khusus Agama Islam tersimpul dalam hal sebagai berikut :
1. Islam adalah agama fitrah, yaitu agama yang sesuai dengan tuntutan pembawaan watak
manusia.
2. Islam adalah agama yang menempatkan akal manusia pada tempat yang sebaik-
baiknya.
3. Islam adalah agama yang menempatkan manusia sebagai makhlik yang berharga diri
(berkepribadian); atas tanggung jawabnya, ia memperoleh kebebasan menentukan
pilihan menerima atau menolak agama Allah dan tidak dibenarkan adanya diskriminasi
antar sesama manusia serta diberi keleluasaan memperkembangkan hidupnya dalam
rangka mempertinggi martabat umat manusia.

Ringkasan Isi: Islam Adalah Agama Fitrah


Islam bukanlah agama tradisional sosial, bukan pula agama hasil pemikiran manusia.
Islam adalah agama fitrah yang benar-benar sejalan dengan pembawaan watak manusia dan
memberikan petunjuk pada jalan yang lurus. QS Al Anaam ayat 76-78 mengkisahkan
keadaan Nabi Ibrahim ketika mencari Tuhan di tengah-tengah masyarakatnya yang
mempertunhan benda langit, ketika itu Nabi Ibrahim mengira bahwa bintang, bulan, dan
matahari adalah Tuhannya tetapi semua itu menghilang ditelan waktu. Demikianlah Al-Quran
menceritakan keadaan Nabi Ibrahim ketika mencari Tuhan, dan pada akhirnya dengan
fitrahnya ia menemukan Tuhan yang menciptakan langit dan bumi seisinya. Agama Nabi
Ibrahim adalah agama tauhid yang oleh QS Al-Baqarah ayat 130-132 dinyatakan Orang yang
membenci agama Ibrahim hanyalah orang bodoh., ketika Tuhan berkata kepada Ibrahim
serakan dirimu kepada Tuhan. Ibrahim menjawab, aku telah menyerahkan diriku kepada
Tuhan seru sekalian alam., Ibrahim memesankan agamanya kepada anaknya, demikian pula
Yaqub kepada anaknya, seraya berkata Wahai anakku, Allah telah memilih agama untuk
kamu sekalian, maka, janganlah kamu matu melainkan dalam memeluk agama Islam.
Ringkasan Isi: Islam dan Akal Manusia
Islam mengharuskan orang beragama dengan kesadaran, tidak cukup hanya dengan
ikut-ikutan saja kepada orang lain. Banyak sekali ayat Al- Quran memperingatkan bahwa tidak
mau menggunakan akal adalah sifat orang kafir. Misalnya dalam QS Al- Baqrah ayat 170.
Lebih jelas lagi bagaimana Islam memberi kedudukan amat tinggi pada akal, kita jumpai
penegasannya dalam QS Al Araaf ayat 179 yang menyatakan bahwa banyak jin dan manusia
yang mengalami siksa Jahanam karena mereka hidup sesat sebagai akibat tidak mau
menggunakan akalnya untuk mencari kebenaran.
Sungguh bahwa bila Al-Quran dalam berpuluh bahkan beratus ayatnya mendorong
agar manusia senantiasa berpikir, hal itu berarti bahwa Al-Quran memerintahkan agar manusia
senantiasa maju dan meningkat sebab justru akal pikiran itulah kuncinya.
Ringkasan Isi: Pandangan Islam terhadap Manusia
Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak cucu Adam, Kamu tempatkan mereka di
darat dan di laut; Kami berikan kepada mereka rezeki yang baik-baik, Kami lebihkan bener-
benar kedudukan mereka di atas kebanyakan makhluk Kami. QS. Al-Israa : 70
Allah telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang termulia. Sesuai dengan
kemuliaan manusia itu, kepadanya diberikan fungsu yang paling mulia pula, yaitu sebagai
khalifah Allah (wakil Allah) dalam memakmurkan bumi ini. Untuk dapat memenuhi fungsinya
sebagai khalifah itu, manusia diberikan berbagai macam kemampuan dan kesanggupan
menggali rahasia alam dengan perantaraan ilmu pengetahuan, yang sebagai alat utamanya
adalah akal. Manusia berkewajiban melaksanakan amanat untuk memakmurkan kehidupan di
dunia dengan usaha yang tidak pernah boleh berhenti agar segala sesuatu yang ada di langit
dan di bumi dapat digunakan demi kepentingan hidup manusia.
Islam mengajarkanpula bahwa tidak seorangpun dibebani tanggung jawab atas
perbuatan orang lain. Orang tidak menanggung dosa orang lain, ia hanya akan di tuntut atas
kesalahan yang dilakukan sendiri. Berbeda dengan ajaran agama Nasrani, islam tidak
mempunyai ajaran dosa turunan dan tidak pula mengajarkan penebusan dosa oleh seseorang
untuk umat manusia.
Ringkasan Isi: Manusia dan Agama
Iman dan amal saleh merupakan faktor utama bagi agama Islam. Iman tanpa amal saleh
belum cukup. Sesuatu amalan tidak akan menjadi amal saleh bila tidak timbul atas dorongan
iman yang benar. Beragama adalah tuntutan manusia yang ingin bertahan diri untuk tetap
menjadi makhluk Tuhan yang mulia.
Hati nurani adalah kekuatan yang senantiasa mengajak hidup baik. Hawa nafsu adalah
kekuatan yang yang menarik narik ke arah keburukan. Dan akal lah yang berfungsi untuk
membedakan antara hal yang merupakan panggilan hati nuranu dan yang merupakan bisikan
hawa nafsu. Disinilah diperlukan adanya hal yang dapat mengatasi itu semua. Hal itu harus
datang dari luar manusia, dan berupa ketentuan yang pasti untuk menjadi pedoman hidup
manusia. Tidak lain hal itu adalah agama yang datangnya dari Tuhan, bukan agama buatan
sendiri.
Ringkasan Isi: Sikap Manusia Menghadapi Banyak Agama di Dunia
Menghadapi banyak agama itu, pada pokoknya manusia terbagi menjadi tiga golongan:
a. Golongan kaum agama yang apriori beranggapan bahwa hanya amgamanyalah yang
benar, yang lain salah. Pendirian ini dipengangi tanpa memerlukan kepada argumentasi
yang cukup
b. Golongan kaum agama yang bersikap acuh tak acuh, mereka amat ringan memandang
agama, sampai-sampai juga agama yang dipeluknya sendiri, semua agama sama saja.
c. Golongan yang mau membanding-bandingkan ajaran agama yang ada. Mana ajaran
yang lebih sesuai untuk pedoman hidup manusia sebagai makhluk yang beridentitas
dipegangi, dan mana yang dirasakan tidak sesuai dengan kedudukan manusia yang
mulia ditinggalkan. Golongan ini biasanya beragama dengan kesadaran, dan tidak
mudah digoncangkan oleh bergejolaknya suasana di sekelilingnya, dan dalam waktu
yang sama dapat menghargai para pemeluk agama lain.

BAB 2 AGAMA ISLAM


Ringkasan Isi: Agama Islam dalam Sejarah
Sesuai dengan penegasan Al-Qura, Islam adalah agama yang diberikan Tuhan kepada
umat manusia dengan perantara para rasil, silih berganti sejak Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi
Musa, Nabi Isa, dan yang terakhir Nabi Muhammad saw.
Dari istri yang bernama Hajar, Nabi Ibrahim a.s. mempunyai anak, yaitu ismail yang
kemudian diangkat menjadi rasil pula. Nabi Ismail a.s. itulah yang kemudian menurunkan
bangsa Arab suku Adnan dan dari suku Adnan ini timbul suku Kuraisy. Dari suku Kuraisy itu,
lahirlah Nabi Muhammad saw. Yang menjadi penutup para nabi.
Dari istri yang bernama Sarah, Nabi Ibrahim a.s. mempunyai anak, yaitu Ishak yang
kemudian diangkat menjadi rasul juga. Nabi Ishak a.s. mempunyai putra yang bernama Yaqub
yang dinamakan juga Israel. Anak cucu Israel kemudian menempati daerah Kanan yang
dikenal dengan nama Palestina. Ketika terjadi bahaya kelaparan di daerah Palestina, mereka
berhijrah ke mesir, dan disana kemudian diperbudak oleh Firaun.
Nabi Musa a.s. yang hidup sekitar tahun 1.300 SM berhasil memimpin bani Israel di
Mesir hingga akhirnya dapat lolos daro perbudakan Firaun dan kembali menempati daerah
Palestina. Pada kira-kira tahun 935 Sm negara bani Israel pecah menjadi dua: Negara Osrael
dengan 20 suku dan Negara Yuda dengan 2 suku. Pada tahun 722 SM negara Israel
ditundukkan oleh Assiria. Negara Yuda masih dapat bertahan, sebagai negara berdaulat setelah
lenyapnya negara Israel selama 100 tahun.
Antara tahun 539-322 Sm seluruh Palestina dikuasai kerajaan Persia. Mulai tahun 332
SM sampai kira-kira 63 SM, Paletina menjadi jajahan Yunani dan akhirnya pada tahun 63 SM,
Palestina menjadi protektorat kerajaan Romawi. Ditengah sejarah bani Israel seupa itulah
Tuhan mengutus para rasul-Nya, seperti : Nabi Yaqub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Dawud,
Nabi Sulaiman, Nabi Yahya dan Nabi Isa, untuk menyampaikan ajaran agama tauhid, agama
yang mengajarkan ppenyerahan diri sepenuhnya kepada Allahset. (Islam).
Diatara padarasul dari bani Israel itu yang penting dalam membawakan peraturan
hukum adalah Nabi Musa a.s. Para rasul yang datang sesudahnya berpedoman kepada ajaran
hukum yang dibawakan Nabi Musa a.s. Pada akhir sejarah bani Israel, mereka amat
mengutamakan hukum dan sangat mementingkan harta benda, sendangkan nilai-nilai rohani
terdesak. Bahkan mereka tidak segan-segan membunuh para nabi.
Kemudian datanglah abi Isa a.s. yang fungsi utamanya adalah untuk mengembalikan
nilairohani dalam kehidupan kaum bani Israel. Hanya tiga tahun Nabi Isa a.s. melakukan tugas
yang berat itu, akhirnya ia difitnah. Beliau dikejar-kejar oleh kaumnya untuk ditangkap,
kemudian akan dibunuh dan disalib. Tetapi Allah menyelamatkan dari fitnahan kaum bani
Israel itu. Beliau tidak ditangkap, tidak dibunuh dan tidak disalib. Ada orang lain yang
diserupakan dengan Nabi Isa a.as., yaitu Yuda Eskarius. Dialah yang sebenarnya ditangkap,
disalib, dan dibunuh. Bukan Nabi Isa a.s.
Kemudian pengikutnya menghormati beliau melampaui batas. Kemudian timbullah
kepercayaan Allah Bapa, dan Anak Allah. Kemudian ditambah lagi dengan unsur ketiga yaitu
Rahul Kudus sehingga akhirnya terbentuklah keyakinan trinitas yang diputuskan dalam Konsili
Konstantinopel I pada tahun 381 M. Kemudian tahun 370 M lahirlah Nabi Muhammad saw. di
Mekah. Setelah berusia 40 tahun, Tuhan menurunkan wahyu kepadanya. Beliau telah diangkat
sebagai Rasul penutup. Kitab yang ditutunkan kepada beliau adalah kitab Allah yang terakhir
pula, yaitu Al-Quran. Pokok ajaran wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
tidak lain adalah ajaran tauhid.
Nabi Muhammad saw. diutus untuk mengembalikan ajaran tauhid yang juga pernah
diajarkan oleh para nabi dan rasul sebelumnya.
Ringkasan Isi: Sumber Ajaran Islam
Sumber pertama ajaran Islam ialah wahyu Allah yang dituangkan di dalam Al-Quran.
Sumber kedua ajaran Islam ialah sunah Rasul, yang berfungsi sebagai penafsir ayat Al-Quran
dan banyak hal, berdiri sendiri sebagai ajaran Islam yang tidak disebutkan di dalam Al-Quran
Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk
menjadi petunjuk bagi segenap umat manusia sepanjang masa. Andaikata Al-Quran itu
datang dari selain Allah niscaya banyak pertentangan di dalamnya QS. An-Nisaa ayat 82.
Sal-Quran berisi ajaran yang pada pokoknya dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Ajaran tentang keyakinan kepada keesaan Tuhan (Tauhid) termasik ajaran yang
menyangkut keyakinan agama, seperti keyakinan kepada paara malaikat, kitab Allah,
para rasul Allah, dan hari Akhir.
b. Ajaran tentang hukum tentang peribadatan kepada Allah, dan peraturan tentang
pergaulan hidup anatara sesama umat manusia.
c. Ajaran tentang akhlak mulia.
d. Ajaran tentang tamsil (ibarat) yang dijadikan peringatan kepada umat manusia
antaralain kisah para rasul dan nabi yang terdahulu, kisah umat yang terdahulu, dsb.
Jaminan tentang keaslian Al-Quran terdapat dalam QS. Al-Hijr ayat 19 :
Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan Kami
pulalah yang akan memeliharanya.
Sunnah Rasul
Sunnah rasul yang sering dinamakan jug ahadis adalah semua ucapan, perbuatan, atu
taqrir Nabi yang mengandung ajaran agama Islam. Taqrir adalah ketetapan atau persetujuan
Nabi secara diam-diam terhadap ucapan atau perbuatan para sahabatnya. Sunnah rasul
berfungsi sebagai penafsir Al-Quran karena menyebutkan ajaran Islam secara global, yang
pelaksanaannya diperlukan tuntunan dari Nabi.
Diantara hadis-hadis Nabi itu ada juga hadis palsu hal ini terjadi ketika waktu seabad
setelah wagat Nabi itu, banyak terjadi berbagai macam peristiwa diantaranua pertentangan
paham politik dikalangan umat Islam. Seringterjadi orang mengetengahkan suatu ajaran untuk
menguatkan paham politiknya, dengan menyandarkan kepada ajaran Nabi. Terjadilah pada
masa itu pemalsuan hadis.
Keadaan itu berjalah cukup lama hingga abad I H terjadi gerakan pengumpulan hadus
Nabi secara besar-besaran yang diperoleh dari para perawi dari para ulama tabiin atau sahabat
Nabi. Namun masih ada hadis-hadis yang tercampur dengan hadis palsu,. Keadaan hadis Nabi
pada abad I dan II H yang sedemikian ruwetnya menumbulkan hasrat banyak ulama Islam pada
abad III H melakukan penelitian untuk membedakan yang mana hadis Nabi dan mana yang
bukan hadis Nabi.
Pekerjaan meneliti hadis itu dilakukan oleh para ulama ahli hadis dengan dorongan rasa
tanggung jawab sepenuhnya kepada keselamatan agama Islam sehingga berjalan selama dua
abad lamanya.
Ringkasan Isi: Aspek Ajaran Islam
Ajaran Islam meliputi aspek kehidupan rohaniah dan jamanuah diniawiah dan
ukhrawiah, yang mencakup aspek : akidah, ibadah, akhlak, dan muamalat.
Bidang Akidah
Bidang akidah berpokok pada ajaran tentang keyakinankepada Allah, kepada malaikat,
kepada kitab Allah, kepada rasul Allah, kepada hari kiamat, dan kepada takdir Allah yang
bersumber kepada Al-Quran dan sunnah Rasul.
Bidang Ibadah
Yang dimaksud dengan ubadah disini bukanlah pegertian ibadah sebagai pengabdian
yang menyeluruh dalam kehidupan manusia kepada Allah, sesuai dengan yang dinyatakan
dalam QS. Adz-Dzaariyat ayat 56. Ibadah yang khusus merupakan upacara pengabdian yang
bersifat ritual yang telah di perintahkan dan diatur cara pelaksanaannya dalam Al-Quran atau
sunnah Rasul, seperti : salat, puasa, zakat, haji, dsb.
Bidang Akhlak
Suatu hadis mengatakan,
Aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik
Masalah akhlak mempunyai peranan yang amat penting dalam perjalanan hidup manusina
karena akhlak memberi norma baik dan buruk. QS. Al-Anaam aya 116 Bila kami ikuti
keinginan kebanyakan orang di bumi niscaya mareka akan menyesatkan engkau dari jalan
Allah. Hal ini berari bahwa norma akhlak ciptaan manusia tidak ada yang tepat.
Bidang Muamalat
Bidang ini mencakup pengaturan pergaulan hidup manusia di atas bumi. Misalnya
tentang benda, perjanjian, ketatanegaraan, hubungan antarnegara, dsb. QS. Al-Baqarah ayat
275 menegaskan ...Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba..., QS. An-Nisa
ayat 29 menegaskan Wahai orang yang beriman, jangnlah kamu makan harta diantara kamu
dengan jalan yang tidak sah, kecuali harta itu diperoleh dari dagang (jual beli) dengan suka
rela dari kamu.... Rukun jual beli diantaranya dibahas dalam hadis rasul yang diriwayatkan
Ibnu Majah dari Abu Saad, Berjual beli hanya dipandang sah atas dasar suka rela.
Syarat barang yang diperjualbelikan harus merupakan milik penjual, dinyatakan dalam
hadis Nabi Jangan engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu. (HR. Abu Dawud dari
Hakim ibn Hizam).
Dapat diambil kesimpulan bahwa agama Islam adalah agama yang memberi pedoman
hidup kepada umat manusia secara menyeluruh bukan hanya bersifat individu bahkan hubungan
satu sama lain.
BAB 3 Akidah Islam
Ringkasan Isi: Sejarah Pembahasan Akidah Islam
Akidah Islam diajarkan Rasulullah saw kepada para sahabat itu amat mudah
memberikan pengertian dan telah berhasil mengubah keyakinan umat penyembah berhala
menjadi umat tauhid. Sepeninggal Rasulullah sat terjadi perselisihan siapa yang harus
menggantikan Nabi sebagai pemimpin masyarakat Islam dan berkembang menjadi perselisihan
masalah akidah.
Pada pemerintahan Al Makmun umat Islam berkenalan degan filsafat Yunani dan ahli
agama lain mulai saati inilah pembahasan akidah Islam itu bersifat filosofis yang kemudian
menimbulkan Ilmai Kalam atau Ilmi Tauhid. Ilmu kalam timbul antara lain untuk menangkis
serangan dari berbagai pihak diantaranya kaum naturalis. Kaum ateis , kaum zindik dan kaum
bidah. Namun ilmu Kalam berhasil mempertahankan akidah Islam.
Masih banyak lagi masalah masalah yang seupa yang berakibat timbulnya
penggolongan umat Islam menjadi berpartai-partai dan beraliran-aliran yang sailnng
menyalahkan satu sama lain yang berakibat kelemahan iman umat Islam sehingga akhirnya
mengakibatkan kelemahan total dalam kehidupan umat Islam.
Ringkasan Isi: Sendi Akidah Islam
Engkau percaya kepada Allah, malaikat-Nya. Kitab-Nya, rasul-Nya, dan kepada hari
Akhir serta engkau percaya kepada qadar-Nya yang baik maupun buruk. (HR. Muslim dari
Umar).
QS An-Nisaa ayat 136: Wahai orang yang beriman, berimanlah kamu kepada Allah,
dan Rasul-Nya (Muhammad), dan kepada kitab yang diturunkan kepada Rasul-Nya (Al-
Quran) serta kitab yang diturunkannya sebelum Al-Quran; barang siapa kufur kepada Allah,
kepada para malaikat-Nya, Kepada kitab-Nya, sungguh ua telah sesat jauh dari kebenaran.
Dari hadus Nabi dan ayat Al-Quran tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sendi akidah
Islam ialah rukun iman yang enam.

IMAN KEPADA ALLAH


WUJUD ALLAH
Untuk membuktikan adanya Allah, Al Quran telah menjelaskan dalam QS. Yunus
ayat 12 yang dapat disimpulkan sebagai berikut, tentang orang yang berdoa hanya dalam
keadaan sedang menderita dan bila penderitaanua telah dihilangkan ia lupa bersyukur seolah-
olah belum pernah berdoa kepada Allah tentang apa yang dialaminya. Lalu mengenai proses
terjadinya manusia Al- Quran menggugah akal pikiran manusia agar mau memikirkan
kejadian dirinya dan alam sekitarnya yang ada pada QS. Al-Ghaafir ayat 67, dan QS. An-Nahl
ayat 10-18 yang menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu yang ada dari
langit dan bumi untuk kepentingan manusia dan itulah betapa besar kenikmatan dan karunia
Allah hingga manusia tidak sanggup menghitungnya.
Dengan ayat-ayat Al-Quran itu dapat membuktikan bahwa adanya Tuhan. Banyak jalan
yang dapat ditempuh untuk membuktikan adanya Tuhan nahkan melalui sesuatu yang terjadi
pada seseorang dalam bentuk apapun itu dapat menyampaikan kepada keyakinan tentang
adanya Tuhan.
Keesaan Tuhan
Keesaan Allah adalah mutlak.QS. Al-Baqarah ayat 163 mengajarkan Tuhanmu adalah
Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Penyayang..
dan lebih jelasnya pada QS. Al-Ikhlas 1-4.
Antara Tauhid dan Syirik.
Tauhid adalah keyakinan tentang keesaan Tuhan yang mutlak. Semua rasul
membawakan ajaran Tauhid yang diterima Allah. Syirik adalah suatu perbuatan yang
menyekutukan Allah dan merupakan perbuatan yang berdosa besar yang paling berat.
Macam dan bentuk syirik
Klasifikasi pertama dalam perbuatan syirik adalah penyembahan kepada selain Allah,
kedua adalah menyekutukan sesuatu dengan Allah, yaitu meyakinkan bahwa benda atau
manusia mempunyai sifat ketuhanan. Ketiga adalah orang yang menjadikan orang lain sebagai
tuhan mereka.
SIFAT ALLAH
Sifat Allah yang terkandung dalam banyak asmanya yang disebut dalam Al-Quran itu
secara keseluruhan menggambarkan kesempurnaan mutlak bagi Allah dan tidak sesuatu pun
selain Allah yang menyamainya.
IMAN KEPADA MALAIKAT
Malaikat adalah makhluk Allah yang termasuk gaib, tidak dapat dicapai oleh
pancaindera, dan tudak mempunyai unsur badaniah, tidak makan, tidak bernafsi hayawaniah,
tidak berjenis kelamin dan sebagainya. Malaikat diciptakan dari cahaya dan bertempat di langit
dan bila diperintahkan turun ke bumi; barulah mereka turun ke bumi sebagaimana diajarkan
dalam QS. Maryam ayat 64. Serta malikat bersifat patuh dan taat sepenuhnya kepada Allah.
Yang bertugas mensucikan dan tunduk sepenuhnya kepada Allah, memikul singgasana,
memberi hormat (salam) kepada ahli sorga, menyiksa ahli neraka, pembawa wahyu.
Malaikat Bertingkat-tingkat
Hal ini tergambar dalam QS. Faathir ayat 1 yang menyatakan bahwa Allah menciptakan
malaikat bersayap dua, tiga, empat. Yang mudah diperkirakan adalah bahwa banyak sedikitnya
sayap para malaikat itu menunjukkan besar kecilnya kemampuan mereka untuk bergerak,
melaksanakan perintah Allah dan menyapaikan risalah-Nya.
IMAN KEPADA KITAB ALLAH
Kitab atau alkitab dipergunakan di dalam Al-Quran kadang untuk semua kitab Allah
termasuk Al-Quran, kadang-kandan alkitab dimaksudkan untuk semua kitab Allah sebelum
Al-Quran. Suhuf, kata suhuf kebanyakan digunakan untuk menyebutkan kitab Allah sebelum
Al-Quran khususnya kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Musa. Zabur nebjadi
nama kitab yang diturunkan kepada Nabi Dawud seperti disebutkan dalam QS An-Nisaa ayat
163.
IMAN KEPADA RASUL
Rasul adalah manusia seperti kita, yang dipilih Allah menjadi utusan-Nya untuk
menyampaikan petunjuk-Nya kepada umat manusia.
IMAN KEPADA HARI AKHIR
Hari akhir adalah hari kiamat, dimana seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab dan
dibalas sesuai amal perbuatannya masing-masing. Kaum muslimin mengatakan hari Akhir,
karena tidak ada hari lagi setelahnya. Pada hari itulah penghuni Surga dan penghuni Neraka
masing-masing menetap pada tempatnya.
IMAN KEPADA TAKDIR
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi
semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya.
Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani
sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari
informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat
Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Вам также может понравиться