Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan
energi dan zat gizi lainya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi
tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya
organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat
gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna
(Kristiyanasari, 2010).
Masalah gizi seimbang di Indonesia masih merupakan masalah yang cukup berat.
Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi ibu
dan janin (Ariga, 2012).
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal. Dengan kata lain bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama hamil (Zhulaida, 2008).
Jika ibu hamil tidak mendapat gizi yang cukup selama hamil, maka bayi yang
dikandungnya akan kekurangan gizi. Meski sudah cukup bulan, bayi tersebut lahirnya BBLR
(berat bayi lahir rendah). Saat menyusui juga akan kekurangan ASI. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi protein sekitar 2-2,5 gram/kg. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin
memerlukan makanan yang disalurkan melalui plasenta, untuk ibu hamil harus mendapat gizi
yang cukup untuk diri dan janinnya.
Seorang wanita yang saat mulai hamil berat badannya tergolong normal, memasuki
trimester kedua ia akan membutuhkan tambahan kalori 350 kkal per hari. Jumlah energi yang
dibutuhkan memasuki trimester ketiga akan semakin meningkat, yaitu sekitar 450 kkal per
hari (National Academy of Sciences, 2004).
Menurut Pudjiadi (2005) selama kehamilan, ibu akan mengalami penambahan berat
badan sekitar 10-12 kg, dimana pada trimester I kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg,
dan trimester III sekitar 6 kg. Ibu hamil yang memiliki berat badan normal kemungkinan
tidak memiliki masalah dalam konsumsi makan setiap hari, namun penambahan berat
badannya harus tetap dipantau agar selama hamil tidak memiliki komplikasi.
Selain melihat penambahan berat badan selama hamil, status gizi ibu hamil dapat juga
dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan kadar Hemaglobin (Hb) dalam darah.
Ukuran LILA yang normal adalah 23,5 cm, ibu hamil dengan ukuran LILA dibawah ini
menunjukan adanya kekurangan energi yang kronis (Miyata dan Proverawati, 2010).
Janin yang terganggu pertumbuhannya tidak saja dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada pertumbuhan setelah bayi lahir, tetapi juga hingga ia dewasa. Selain itu juga
berpengaruh pada kemampuan anak untuk belajar. Lebih jauh lagi studi ini menemukan
bahwa janin yang terganggu pertumbuhannya bisa membawa pengaruh pada kualitas
keturunan selanjutnya, terutama risiko berat badan lahir rendah (Victoria, 2008).
Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan yang
baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, selain itu
juga akan meningkatkan risiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi
saluran pernapasan bagian bawah, pertumbuhan yang terhambat, cacat bawaan, bayi lahir
mati, anemia pada bayi, asfiksian intra partum, dan kematian neonatal (Kristiyanasari, 2010).
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan
bayi besar yang sehat dari pada dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi gizi dewasa ini walaupun
berkembang sanagat pesat masalah gizi yang timbul sangat kompleks, sehingga masalah ini
sangat memprihatikan dimana tingkat kematian ibu maternal masih sangat tinggi. Pada
umumnya ibu hamil di lingkungan masyarakat kita masih banyak yang hidup dibawah garis
kemiskinan sehingga tidak dapat memenuhi nutrisi yang baik ditunjang lagi oleh pendidikan
yang rendah, umur, pekerjaan, pengalaman, paritas, budaya, status sosial ekonomi yang
berdampak pada ibu hamil terhadap kebutuhan gizi masa kehamilan masih sangat rendah
(Syaifudin, 2008).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Ibu Hamil


Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya, dalam kasus kembar,
atau triplet/kembar tiga).
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir
dan kelahiran(38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (awal kehamilan) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya
disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil dikenal
sebagai gravida 0 (Wikipedia, 2011).
Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai trimester, yaitu:
1. Trimester I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini
terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk
tinggi.
2. Trimester II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27
3. Trimester III : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran

2.1.1 Trimester I
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti merokok,
minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah seharusnya dihentikan pada masa
ini. Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3 minggu setelah konsepsi.
Namun ketiadaan menstruasi (amenore) ini bisa juga disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk
memastikan perlu dilakukan tes urin sehingga dokter dapat menaksir perkiraan
hari persalinan dihitung semenjak hari pertama siklus menstruasi terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal lainnya yang juga
perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa disebut morning sickness, perubahan
selera makan, perubahan pada payudara, dan kelelahan.
2.1.2 Trimester II
Trimester II (14-27 minggu) pada masa ini energi dibutuhkan untuk penambahan
darah, perkembangan uterus, pertumbuhan massa mamae / payudara (memproduksi air susu
ibu / ASI), dan penimbunan lemak (Ariga, dkk 2011).
2.1.3 Trimester III
Pada masa ini dibutuhkan energi untuk pertumbuhan janin, plasenta serta cairan
amnion. Dan penambahan berat badan ibu juga harus dipantau agar tidak mengalami obesitas,
untuk menghindari penyulit yang mungkin terjadi pada masa persalinan, dengan
mengkonsumsi gizi yang seimbang (Sulistyoningsih, 2011).

2.2 Defenisi Gizi


Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh
suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses
kehidupan (Sunita, 2006).
Gizi adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang beraneka ragam
dan mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur sesuai dengan kebutuha
hidupnya (Path, 2005).
2.2.1 Manfaat Gizi

1. Sebagai zat tenaga


Gizi menghasilkan tenaga atau energi, sumber : karbohidrat, lemak dan protein
2. Sebagai zat pembangun
Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ serta menggantikan jaringan yang
rusak, sumber protein.
3. Sebagai zat pengatur
Untuk mengatur metabolisme tubuh, sumber vitamin, mineral dan air (Djaeni, 2006).

2.2.2 Jenis-jenis Gizi


a. Karbohidrat dan Lemak
Sebagai zat pengatur tenaga untuk menghasilkan kalori. Makanan yang kaya
karbohidrat merupakan bahan bakar otak yang amat penting agar otak dapat berfungsi secara
optimal. Ini semua bisa didapatkan dari berbagai jenis kacang-kacangan, kentang, buah-
buahan, seperti pisang, serta sayur-sayuran misalnya daun ubi jalar.
b. Protein
Ibu hamil memerlukan konsumsi protein lebih banyak dari biasanya. Berdasarkan
angka kecukupan gizi tahun 2004, selama hamil ibu memerlukan tambahan protein sebesar
17 gram per hari. Pemenuhan protein bersumber hewani lebih besar dari pada kebutuhan
protein nabati, sehingga ikan, telur, daging, susu perlu lebih banyak dikonsumsi dibandingkan
tahu, tempe dan kacang.
c. Vitamin
Vitamin mempunyai peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein melalui ko-enzim sebagai katalisator. Dengan demikian vitamin mempunyai peranan
penting dalam penyediaan energi untuk pertumbuhan.
d. Asam Folat
Kebutuhan asam folat selama hamil menjadi dua kali lipat. Asam folat dibutuhkan
untuk perkembangan sel-sel muda, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, dan
metabolisme energi. Kekurangan asam folat juga berkaitan dengan BBLR.

e. Zat Besi
Kebutuhan akan zat besi pada perempuan hamil meningkat hingga 200-300%. Sekitar
1040 mg ditimbun selama hamil, sebanyak 300 mg ditransfer ke janin, 200 mg hilang saat
melahirkan, 50-75 mg untuk pembentukan plasenta dan 450 mg untuk pembentukan sel darah
merah.
f. Yodium
Kekurangan yodium pada ibu hamil akan mengakibatkan janin mengalami hipotiroid
yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kekurangan yodium juga dapat
mengakibatkan bayi lahir mati, aborsi, serta meningkatkan kematian bayi dan perinatal.
Kebutuhan yodium dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi garam beryodium serta konsumsi
bahan makanan yang bersumber dari laut.
g. Kalsium
Berdasarkan angka kecukupan gizi tahun 2004, konsumsi kalsium yang dianjurkan
bagi ibu hamil adalah sebanyak 950 mg per hari. Sumber utama kalsium adalah susu dan
hasil olahannya. Selain untuk tulang, kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah preeklamsia
atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kejang pada ibu,
prematuritas, bahkan kematian.
h. Magnesium
Magnesium terdapat pada berbagai jenis bahan makanan terutama serelia dan sayur
mayur hijau, dan dapat mencegah terjadinya osteoporosis.
i.Seng
Seng merupakan bagian dari banyak metaloenzim dan sebagai ko-enzim pada
berbagai sistem enzim. Sumber utama seng berasal dari hewani, seperti daging, ikan, kerang,
ayam, telur. Hasil studi menunjukan bahwa rendahnya kadar seng pada ibu hamil dapat
menyebabkan persalinan yang abnormal dan BBLR.

2.3 Gizi yang Diperlukan Ibu Hamil


Saat hamil seorang calon ibu membutuhkan gizi untuk dirinya sendiri dan janin dalam
kandungannya. Oleh karena itu tentu perlu makan yang lebih banyak dan makan makanan
yang bergizi. Tidak ada pantangan bagi ibu hamil. Makanlah makanan yang bervariasi agar
terpenuhi segala kebutuhan akan zat gizi dari karbohidrat, lemak, protein, berbagai vitamin
dan mineral.
Oleh sebab itu wanita hamil menunjukkan kenaikan berat badan yang cukup banyak,
baik bagi komponen janin maupun bagi dirinya sendiri, maka sangat dianjurkan untuk dapat
mengkonsumsi makanan tambahan seperti energi, protein, dan berbagai vitamin dan mineral.
a. Energi
Umumnya seorang ibu hamil akan bertambah berat badannya sampai 12,5 kg, tergantung dari
berat badan sebelum hamil. Rata-rata ibu hamil memerlukan tambahan 300 kkal/hari.
b. Protein
Protein diperlukan sebagai zat pembangun alias yang membangun jaringan tubuh janin ibu
hamil memerlukan asupan protein 60 gr per hari, yang berasal dari daging, ikan, susu, telur,
tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

c. Vitamin dan mineral


Berfungsi sebagai membantu pertumbuhan kulit, tulang, gigi, dan pembentukan jaringan
tubuh janin, sumbernya berasal dari sayuran, buah-buahan dan susu.
d. Asam folat
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Nueral
Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Sangat disarankan untuk dikonsumsi
ibu hamil karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan.
Sumbernya antara lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, strowberi, dan bayam.
e. Zat besi
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat
menurunkan kemampuan kerja organ tubuh. Yang pada akhirnya akan mempengaruhi
perkembangan janin. Sumber makanan yang mengandung zat besi antara lain daging, hati,
telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
f. Kalsium
Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan.
Pada masa ini lah proses pembentukan tulang dan giginya. Kebutuhannya sekitar 1.200 mg
per hari. Ada banyak sumber kalsium diantaranya telur, susu, ikan teri, ikan salmon, sarden,
sayuran bewarna hijau, kacang-kacangan, dan wijen.

2.4 Pedoman Makan Bagi Ibu Hamil


Agar ibu hamil dan janin tetap mendapat asupan gizi, berikut beberapa saran yang biasa
dilakukan :
a. Jangan biarkan perut kosong, usahakan makan dalam porsi kecil tapi sering.
b. Pilih makanan yang hangat-hangat karena bisa membuat lambung yang terasa pedih seperti
terelaksasi.
c. Saat bangun pagi, jika belum nafsu makan, makanlah biscuit dengan teh hangat, tapi tetap
coba untuk sarapan.
d. Bila ibu merasa sering kembung, hindari makanan yang dapat memicu kembung.
e. Batasi mengkonsumsi masakan bersantan, ketan, nangka, sayur asem, buah-buahan yang
asam atau yang dapat mengiritasi lambung.
f. Perbanyak minum, sedikitnya 10-12 gelas per hari.
g. Hindari kafein, alkohol, dan ikan mentah.
h. Umumnya ibu hamil butuh darah lebih banyak, untuk itu makanlah makanan yang
mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, ikan dan
daging.
i. Penting pula bagi ibu hamil untuk makan buah-buahan segar, bagus untuk menyuplai vitamin
(Syaifudin, 2009).
2.5 Akibat Ibu Hamil yang Kekurangan Gizi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu antara lain:
anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit
infeksi.
2. Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta
persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan rendah
(BBLR).

A. Pengertian
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada
awal kehamilan ( trimester II) yang ditandai rasa
mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu
lama. Keadaan ini bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan dehidrasi dan penurunan berat
badan (DR. Merryana Adriani, SKM.,M.Kes.).
Dehidrasi dapat menyebabkan perubahan kadar
elektrolit dalam darah, sehingga darah menjadi
terlalu asam. Ciri khas diet Hiperemesis adalah
penekanan pada pemberian karbohidrat
Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum dapat
menyebabkan komplikasi selamakehamilan pada
organ tubuh, diantaranya kelainan organ
hepar,jantung, otak dan ginjal.
Adapun kelainan organ pada hepar menyebabkan
degenerasi lemak sentrilobuler tanpa nekrosis;
padajantung menyebabkan jantungatrof, kecil
dan biasa;
pada otakmenyebabkan perdarahan bercak dan
pada ginjal menyebabkan pucat,
degenerasi lemak pada tubuli kontroli.
B. Penanganan Hiperemesis Gravidarum
1.Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
tentang kehamilan muda yang disertai dengan
emesis gravidarum;
2.Anjurkan ibu hamil tidak segera bangun dari
tempat tidur agar
terjadiadaptasi aliran darahmenuju susunan
saraf pusat;
3.Nasehatkan tentang diit ibu hamil: makan
porsi sedikit tapi sering,
menghindari makananyang
merangsang muntah;
4.Pemberian obat-obatan ringan seperti:
sedatif, vitamin, anti emetik, anti histamin;
5.Dukungan psikologis berupa: menghilangkan
rasa takut, mengurangi pekerjaan,
menghilangkan masalah dan konflik;
6.Perawatan di rumah sakit meliputi: isolasi
sampai mual muntahberkurang;
penambahancairan (glukosa 5% 2-3 liter dalam
24 jam, pemberian kalium dan vitamin apabila
diperlukan); terminasikehamilan apabila
kondisi memburuk.
7.Pemeriksaan laboratorium berupa: analisis
urun, kultur urin; darahrutin; fungsi hati (SGOT,
SGPT, alkaline fostase); pemeriksaan tiroid
(tiroksin dan TSH); Na, Cl, K, glukosa,
kreatinin, asam urat; serta USG untuk
menghindari kehamilan mola.

Tujuan Diet hiperemesis :

1. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan


mengontrol asidosis.
2. Secara berangsur memberikan makanan dan
zat gizi yang cukup(DR. Merryana Adriani,
SKM.,M.Kes.).
3. Menurunkan rasa mual dan muntah
4. Mengganti kehilangan cairan elektrolit
5. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi
kehilangan BB ibu hamil( Atikah proverawati).

Macam-macam Diet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum,


yaitu:
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien
dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan
hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar
atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-
buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan
tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini
zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang,
maka tidak diberikan dalam waktu lama.
1. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah
sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersamaan dengan
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi
kecuali kebutuhan energi.
1. Diet hiperemesis III
diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai
kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet
ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat
gizi.

Protein pada diet ibu hamil Hiperemesis


gravidarum

Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan


energy Makanan diberikan dalam bentuk kering;
pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
makanan mudah cerna, tidak merangsang
saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam
porsikecil Bila makan pagi dan siang sulit
diterima, pemberian dioptimalkan pada makan
malam dan selingan malam Makanan secara
berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi
pasien.
Apabila ibu hamil kurang mengkonsumsi protein
maka produksi air susu pun akan berkurang.
Cadangan protein dalam tubuh juga akan
berkurang. Akibatnya anak yang lahir mengalami
gizi kurang dan tumbuh dengan tidak normal
serta kurang cerdas. Akibat kekurangan protein
semasa kehamilan dapat berpengaruh pada bayi,
bayi akan mengalami Pertumbuhan Janin
Terhambat (PJT), Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),
dan perkembangan otak bayi tidak optimal.
Bagi ibu hamil yang kekurangan protein, proses
konsepsi pun bisa gagal. Karena protein yang
fungsinya membangun sel-sel ini, gagal
membentuk sel. Selain itu, Bumil bisa mengalami
anemia akibat janin yang kekurangan protein,
karena janin mengambil protein ibunya. Bahkan,
jika bumil kekurangan protein bisa menimbulkan
terjadinyapreeklampsia (keracunan kehamilan).

Kalori pada diet ibu hamil Hiperemesis


gravidarum

Selama mengandung ibu hamil


memerlukan energy sekitar 27.000 kkal atau 100
kkal/hari. Kebutuhan kalori untuk orang hamil
adalah kira-kira perlu tambahan 80.000
kalori/280 hari selama kehamilan. Akan tetapi
karena kebutuhan energi selama hamil berbeda,
maka dibagi pada trimester I dibutuhkan
penambahan 150 Kkal seharinya dan pada
trimester II dibutuhkan penambahan 350 Kkal
seharinya. Asupan kalori 3000 Kkal/kg BB/hari.
Kalori digunakan untuk produksi energi akan
diambil dari pembakaran protein yang mestinya
dipakai untuk pertumbuhan. Kalori dapat didapat
seperti bahan makanan nasi, jagung, ubi, mie
dan roti.
Prinsip Diit Pada Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsi Dan Eklamsi

1. Dasar

Pre eklampsi

Adalah suatu kelainan pada ibu hamil dengan umur kehamilan lebih dari 24 minggu, ditandai dengan
gejala berat badan berlebih, hypertensi (>90/140 mmHg), Proteinuria (>0,3 gr/cc), oedem pada kaki,
tangan, muka.

Gejala:

1. Nyeri kepala

2. Penglihatan kabur

3. Mual, muntah, nyeri ulu hati, oedem pada kaki, tangan, tungkai, kelopak mata.

4. Hypertensi.

5. Proteiuria.

Pre eklampsi:

1. Tensi : >160/>110 mmHg

2. Proteinuria : >5 gr/cc

3. Oedem sampai ke paru-paru

4. Gangguan penglihatan, nyeri daerah epigastrum.

5. Pengurangan fungsi ginjal.

2. Tujuan Diit Ibu Hamil dengan Pre Eklamsi dan Eklamsi

a. Mengganti protein yang hilang karena proteinuria.

b. Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air.

c. Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal


d. Memberi nutrisi secukupnya sesuai kemampuan penderita.

e. Menjaga agar tumbuh kembang bayi optimal.

3. Syarat Diit Ibu Hamil dengan Pre Eklamsi dan Eklamsi

Dalam keadaan berat makanan diberikan secara berangsur, sesuai keadaan penderita.

Cukup kalori dan semua nutrisi, penambahan berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan
atau dibawah 1 kg/minggu.

Rendah garam, menurut berat atau ringannya retensi garam dan air.

Tinggi protein (1,5 2 gr/kg bb/hr)

Cairan diberikan kurang lebih 2500 ml/hari

Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan penderita.

4. Menyusun menu Diit Ibu Hamil dengan Pre Eklamsi dan Eklamsi

a. Diit Pre Eklamsi I

Untuk pre eklampsi berat.

Makanan hanya terdiri dari susu dan buah-buahan.

Jumlah cairan paling banyak 1500 ml/hari, kekurangannya diberikan secara parenteral.

Makanan ini kurang kalori dan nutrisi lainnya, kecuali vitamin A dan C.

Diberikan dalam waktu 1 -2 hari saja.

b. Diit Pre Eklamsi II

Sebagai perpindahan dari diit PE I kepada penderita dengan PE tidak terlalu berat.

Makanan dalam bentuk lunak dan diberikan sebagai diit rendah garam I.

Masih rendah kalori.

Diit Pre Eklamsi III

Sebagai perpindahan dari diit PE II atau kepada penderita dengan pre eklamsi ringan.

Makanan dalam bentuk biasa atau lunak dan diberikan sebagai diit rendah garam II.

Tinggi protein dan cukup nutrisi.

Jumlah kalori harus disesuaikan dengan kenaikan berat badan tidak boleh melebihi dari 1
kg/bulan.

Syarat diet pada pre eklampsia, ialah :


1. Energi dan zat gizi yang diberikan harus cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara be
rtahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam menerima makanan. Penambahan energi tidak mele
bihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat
badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
3. Protein tinggi (1 - 2 gr/kg berat badan)
4. Pemberian lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ga
nda
5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8. Cairan diberikan 2500ml/hari. Pada keadaan oligouria cairan dibatasi

Pre eklampasia merupakan salah satu komplikasi yang sering terjasi pada kehamilan, yang biasanya
terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu, yang ditandai oleh adanya hipertensi, proteinuria, dan
edema. Keluhan-keluhan yang biasa timbul ialah adanya pertambahan berat badan (karena edema),
mudah timbul kemerah-merahan, mual, muntah, pusing, pandangan kabur, nyeri lambung, oligouria,
gelisah dan kesadaran menurun. Ciri khas dari diet ini adalah memperhatikan asupan garam dan
protein.
Tujuan dari pemberian diet pre eklampsia ialah :
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
Mencapai dan mempertahankan tekanan darah agar tetap normal
Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air/cairan
Mencapai keseimbangan nitrogen
Menjaga agar penambahan berat badan tidak melebihi normal
Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor resiko lain atau penyulit baru pada saat kehamilan atau
setelah melahirkan
Syarat diet pada pre eklampsia, ialah :
1. Energi dan zat gizi yang diberikan harus cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
bertahap sesuai dengan kemampuan pasien dalam menerima makanan. Penambahan energi tidak
melebihi 300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat ringannya retensi garam atau air. Penambahan berat
badan diusahakan di bawah 3 kg/bulan atau di bawah 1 kg/minggu.
3. Protein tinggi (1 - 2 gr/kg berat badan)
4. Pemberian lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh
ganda.
5. Vitamin cukup; vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi.
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8. Cairan diberikan 2500ml/hari. Pada keadaan oligouria cairan dibatasi dan disesuaikan dengan
cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernapasan.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2008. Riset Gizi Ibu Hamil, http//senonipuskesmas.com [diakses


Pada hari senin 9 April 2012].

Agria dkk. 2011. Gizi Reproduksi. Jogjakarta: Fitramaya

Ali, Syaifudin, 2009. Panduan Lengkap Kehamilan, Persalinan Dan


Perawatan Bayi. Jogjakarta: Diglossia Media.

Alfitramadya. 2008. Gizi Kehamilan, http//blogspot.com [diakses pada


hari selasa 23 April 2012].

Anton, Yohanes. 2011. Its Easy Olah Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Skripta Media Creative.

Ariga dan Reni Asmara. 2011. Gizi Masa Kehamilan, http//ariga.blogspot


.com [diakses pada hari selasa 23 April 2012].

Arikunto, Suharsimin. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Buku Panduan Penulisan KTI. 2012. Medan: Stikes Helvetia Medan.

Djaeni, Achmad. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat

Eva. 2010. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media

Jurnal Penelitian Stikes Helvetia Medan. 2011. Medan: stikes Helvetia Medan.

Miyata dan Proverawati. 2010. Gizi Kehamilan, www.blogspot. Com [diakses pada hari selasa 23
April 2012].

Muhammad, Iman. 2011. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah


Bidang Kesehatan. Bandung: Mulya Sarana.

Ngambut, Korolus. 2011. Pengantar Biostatistik (Aplikasi Penggunaan


SPSS). Jogjakarta: Gosyen Publishing.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

--------. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Path. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC


Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jogjakarta: Mediakom.
Sulistyoningsih, Haryani. 2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Jogjakarta: Graha Ilmu.

Sunita, Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

Victoria. 2008. Nutrisi Tepat Untuk Kehamilan Sehat. Nutrisia

Wikipedia. 2011. Gizi Ibu Hamil. Id.wikipedia.org [diakses pada hari


Sabtu 20 April 2012].

Zulhaida. 2011. Gizi Masa Kehamilan. Zulhaida@.telkom.net [diakses


pada hari selasa 23 April 2012].

Вам также может понравиться