Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Belanak dan mujair merupakan jenis ikan yang memiliki volume produksi cukup tinggi, namum nilai jual kedua
ikan tersebut masih rendah. Surimi merupakan salah satu teknologi alternatif yang mampu meningkatkan nilai
jual kedua ikan tersebut. Santoso dkk. (2013) menyatakan surimi yang cocok dikembangkan yaitu surimi
berbasis multi-spesies melalui metode pengkomposisian. Surimi dengan metode pengkomposisian mampu
meningkatkan nilai gel strength. Tujuan penelitian adalah untuk pengaruh pengkomposisian belanak:mujair
terhadap nilai gel strength surimi dan mengetahui komposisi yang mengahasilkan nil gel strength tertinggi.
Berdasar hasil penelitian pengkomposisian memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai gel strength surimi
(p<0,05). Komposisi belanak:mujair dengan perbandingan 3:1 menghasilkan nilai gel strength tertinggi namun
tidak berbeda nyata dengan 1:3, dengan nilai berturut-turut 2301,1 g.cm dan 2067,450 g.cm. Gel terbentuk oleh
ikatan-ikatan protein-protein dan protein-air. Ikatan protein-air ini dipengaruhi oleh water holding capacity dari
surimi. Pengkomposisian juga menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap nilai water holding capacity surimi.
Komposisi belanak:mujair dengan perbandingan 1:3 menghasilkan nilai water holding capacity tertinggi namun
tidak berbeda nyata dengan 3:1 dan 2:3. Nilai water holding capacity berturut-turut 1,208670,376412,
1,050670,120226 dan 1,013000,033000 mL/g. Perlu dilakukan penelitian lanjut mengenai aktivitas TGase
dan kandungan myosin pada belanak dan mujair yang telah dikomposisi, serta mengenai mikrobiologi dan daya
simpan produk surimi hasil pengkomposisian.
Abstract
Stripped mullet and mozambique tilapia are fish that have a fairly high volume production. Surimi is one of the
alternative technologies that are able to increase the economic value of these two types of fish. Santoso dkk.
(2013) state that a suitable surimi was developed in Indonesia namely surimi based multi-species through the
composition method. Surimi with composition method can increase of the gel strength. The purpose of this
research is to determine the effect of the composition stripped mullet (Mugil cephalus) and tilapia mozambique
(Oreochromis mossambicus) on the gel strength of surimi. The results showed that compositioning methode
have significant effect of gel strength surimi (p<0,05). Compositioning of stripped mullet:mozambique tilapia in
proportion 3:1 and 1:3 resulted the highest value of gel strength with the values were 2301,1 g.cm and 2067,450
g.cm. Gel formed by protein-protein and protein-water bonds. Protein-water bonds be affected by water holding
capacity surimi.The results showed that compositioning methode have significant effect of water holding
capacity surimi (p<0,05). Compositioning of stripped mullet:mozambique tilapia in proportion 1:3, 3:1 and 2:3
resulted the highest value of water holding capacity with the values were 1,208670,376412, 1,050670,120226
and 1,013000,033000 mL/g. So it was needed to research about content of myosin and TGase activity on
stripped mullet and mozambique tilapia had compositioning, microbiology and self life of the compositioning
surimi.
Prosedur Kerja
Bahan baku ikan belanak dan mujair disiangi dan diangkut ke Surabaya dengan
wadah sterofoam yang berisi es. Ikan belanak dan mujair ditimbang dan diamati sensorinya.
Ikan belanak dan mujair kemudian difillet dengan cepat dan saniter, selanjutnya daging ikan
dipisah dari kulitnya secara manual. Daging fillet tanpa kulit kemudian dibuat komposisi
belanak:mujair (1:0, 0:1, 1:3, 2:3, 1:1, 3:2 dan 3:1). Komposisi daging ikan kemudian
dilumatkan menggunakan grinder elektrik. Daging lumat kemudian dicuci menggunakan air
es suhu 10 C dengan rasio daging/air 1:3 (berat/volume). Frekuensi pencucian sebanyak
tiga kali yang dilakukan selama 10 menit pada tiap frekuensi pencucian, kemudian dipress
secara manual (Radityo dkk., 2014). Surimi dicampur dengan 8% sukrosa sebagai
cryoprotectant dan 2,5% NaCl menggunakan grinder (Kaewudom et al., 2013).
Sampel surimi kemudian ditempatkan pada selongsong stainless steel berdiameter 3,5
cm dan panjang 3 cm untuk dijadikan produk gel surimi. Selongsong yang berisi surimi
kemudian dipanaskan dalam waterbath dengan suhu setting 40 C selama 20 menit dan
dilanjutkan dengan suhu cooking 90 C selama 30 menit. Gel surimi kemudian didinginkan
dalam air es bersuhu 4-5 C selama tiga menit. Gel surimi dikemas menggunakan plastik
polyethylen (Radityo dkk., 2014). Gel surimi yang telah dikemas, kemudian disimpan
overnight pada suhu 4 C, sebelum dilakukan pengujian (Kaewudom et al., 2013).
Parameter penelitian terbagi menjadi dua yaitu parameter utama dan pendukung.
Parameter utama pada meliputi gel strenght dan WHC. Parameter pendukung dalam
penelitian ini meliputi sensori bahan baku, rendemen dan proksimat bahan baku dan surimi
dengan kekuat gel tertinggi.
Prosedur Uji
Analisis Data
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan rancangan percobaan berupa
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari tujuh perlakuan
pengkomposisian surimi yaitu komposisi belanak:mujair (1:0; 0:1; 3:1; 3:2; 1:1; 1:3; 2:3)
dengan tiga kali ulangan. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan ANOVA
(Analysis of Variance) yang kemudian diuji lanjut Duncan. Data rendemen, proksimat bahan
baku dan proksimat surimi dengan nilai kekuatan gel teringgi dianalisis dengan metode
deskriptif.
Rendemen
Rendemen terdiri dari rendemen daging dan surimi. Nilai rendemen pada penelitian
ini dapat dilihat pada Lampiran Tabel 2. Hasil rendemen daging fillet ikan belanak lebih
tinggi yaitu 33,3% dibanding ikan mujair 26,6%. Perbedaan nilai rendemen diduga
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu morfologi dan ukuran. Ikan mujair memiliki bentuk
tubuh yang pipih dan bagian kepala yang besar, sehingga daging yang didapat lebih sedikit.
Ikan belanak memiliki bentuk tubuh yang memanjang atau ellips dan bagian kepala lebih
kecil dari mujair, sehingga daging yang diperoleh lebih banyak. Ukuran mujair yang
digunakan berkisar 13-15 cm, sedangkan ikan belanak yaitu 17-19 cm, sehingga hal tersebut
juga dapat berpengaruh pada rendemen daging yang diperoleh.
Rendemen akhir surimi ikan belanak 19,4%, sedangkan mujair yaitu 16,2%. Hasil
rendemen tersebut berbanding terbalik dengan penelitian Radityo dkk. (2014), hal ini diduga
karena pada proses penggilingan daging ikan belanak ataupun mujair menghasilkan daging
yang molekulnya lebih besar daripada kerapatan kain blacu, sehingga rendemen surimi yang
dihasilkan tidak berbeda jauh persentasenya. Berdasarkan pengamatan peneliti, semakin
halus daging lumat, maka semakin banyak komponen yang terlarut atau lolos dari kain balcu.
Selain itu berdasarkan pengamatan kesegaran ikan juga berpengaruh terhadap rendemen.
Pada saat penelitian percobaan, ikan mujair lebih segar dibanding ikan belanak, sehingga
komponen daging mengalami kerusakan dan banyak terlarut dalam air dan mudah lolos dari
kerapatan kain blacu.
DAFTAR PUSTAKA
Chairita. 2008. Karakteristik Bakso Ikan Dari Campuran Surimi Ikan Layang (Decapterus
spp) dan Ikan Kakap Merah (Lutjanus Sp) Pada Penyimpanan Suhu Dingin. Tesis.
Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 158 hal.
Chasanah, E.,Y. N. Fawzya. 2015. Production and Application of Microbial
Transglutaminase to Improve Gelling Capabilities of Some Indonesian Minced Fish.
In.: S-K. Kim (Ed). Seafood Science Advances in Chemistry, Technology and
Applications. CRC Press, Taylor & Francis Group. New York. pp. 171.
Choi, Y. J. And S-K. Jin. 2015. Recovery of Fish Protein Using pH Shift Processing. In.: S-
K. Kim (Ed). Seafood Science Advances in Chemistry, Technology and Applications.
CRC Press, Taylor & Francis Group. New York. pp. 122.
Guenneugues, P. and J. Lanelli. 2014. Surimi Resources and Market. In.; J. W. Park (Ed).
Surimi and Surimi Seafood. 3rd Edition. CRC Press, Taylor & Francis Group. New
York. pp. 43.
Kaewudom, P., S. Benjakul., K. Kijroongrojana. 2013. Properties of Surimi Gel as Influenced
by Fish Gelatin and Microbial Transglutaminase. Food Bioscience 1 : 39-47.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia, 2010.
Jakarta.
Lanier, T. C., J. Yongsawatdigul and P. Carvajal-Rondanelli. 2014. Surimi Gelation
Chemistry. In.; J. W. Park (Ed). Surimi and Surimi Seafood. 3 rd Edition. CRC Press,
Taylor & Francis Group. New York. pp. 102-131.
Muchtadi T. R., Sugiyono dan F. Ayustaningwarno. 2013. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Alfabeta. Bandung. hal. 27, 134, 142-143.
Oktaviani, D. 2012. Karakteristik Fisika Kimia Gel dan Bakso dari Surimi Ikan Layaran
(Istiophorus sp.) Frekuensi Pencucian Dua Kali. Skripsi. Program Sarjana. Institut
Pertanian Bogor. 89 hal.
Park, J. W., D. Graves., R. Draves and J. Yongsawatdigul. 2014a. Manufacture of Surimi
Harvest to Frozen Block. In.; J. W. Park (Ed). Surimi and Surimi Seafood. 3rd Edition.
CRC Press, Taylor & Francis Group. New York. pp. 56, 60.
Park, J. W., W. B. Yoon and B. Y. Kim. 2014b. Surimi Paste Preparation, Gel Analysis, and
Rheology. In.; J. W. Park (Ed). Surimi and Surimi Seafood. 3 rd Edition. CRC Press,
Taylor & Francis Group. New York. pp. 419.
Radityo, C. T., Y. S. Darmanto dan Romadhon. 2014. Pengaruh Penambahan Egg White
Powder dengan Konsentrasi 3% terhadap Kemampuan Pembentukan Gel Surimi dari
Berbagai Jenis Ikan. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 3 (4) : 1-9.
Santana, P., N. Huda and T.A. Yang. 2012. Mini Review: Technology for Production of
Surimi Powder and Potential of Applications. International Food Research Journal, 19
(4) : 1313-1323.
Santoso, J., H. Sumaryanto., Chairita dan P. Muljono. 2013. Perubahan Karakteristik Surimi
Ikan Air Tawar Akibat Pengaruh Pengkomposisian dan Penyimpanan Dingin. Jurnal
Teknotan, 7 (3) : 1033-1040.
Santoso, J., F. Ling dan R. Handayani. 2011. Pengaruh Pengkomposisian dan Penyimpanan
Dingin Terhadap Perubahan Karakteristik Surimi Ikan Pari (Trygon sp.) dan Ikan
Kembung (Rastrelliger sp.). Akuatika, 2 (2) : 145-159.
Lampiran
Tabel 1. Hasil uji sensori ikan belanak dan mujair
Mutu
Parameter
Belanak Mujair
Warna 1 2
Mata 1 2
Kulit 1 2
Tekstur 1 1
Sisik 1 2
Insang 1 1
Aroma 2 2
Keterangan: Mutu 1 sampai 4. Mutu tertinggi 1 dan terendah 4. (Muchtadi dkk., 2013)
Rendemen
Berat awal Berat Daging Berat Surimi (%)
Ikan
(g) Fillet (g) (g)
Fillet Surimi
Belanak 6000 1999,8 1164,3 33,3 19,4
Mujair 9000 2400,3 1460,2 26,6 16,2
Sampel Kadar Air (%) Kadar Protein (%) Kadar Lemak (%)
Belanak 72,27 15,59 1,64
Mujair 80,20 10,51 0,71
P1 66,70 10,30 1,80
P5 64,71 11,33 0,44
Tabel 4. Nila gel strength surimi