Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
SENGKETA TANAH
Antara
Dengan
PT. SUMBER AIR MAS PRATAMA (SAMP) GRUP PT. AGUNG PODOMORO
TIM INVESTIGASI
PAWAPELING
KARAWANG, 26/27/28/ JUNI 2014
1
DAFTAR ISI
BAB I
RIWAYAT TANAH SENGKETA ............................................ 3
BAB II
KRONOLOGIS BENTROK MASSA DENGAN POLISI SAAT EKSEKUSI... 6
BAB III
SIKAP PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG KETIKA EKSEKUSI. 11
BAB IV
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN MASYARAKAT 12
BAB V
KONDISI FISIK LINGKUNGAN DUSUN KIARAJAYA .. 13
BAB VI
KETERANGAN MASYARAKAT 14
BAB VII
SITUASI DAN KONDISI TERKINI DI LOKASI SENGKETA .. 15
BAB VII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 16
LAMPIRAN
2
BAB I
RIWAYAT TANAH SENGKETA
3
18. Pada tahun 2005, dilakukan pengukuran untuk dikeluarkan nya HGB, pada
bidang bidang tanah yang dikuasai masyarakat dan yang diklaim oleh PT. Samp;
19. Namun hasil ukur tersebut tidak diberitahukan kepada warga, dan warga
meminta kepada bupati, akhirnya melalui surat dari bupati, dikeluarkan peta
rincik/bidang dimana didalamnya jelas mana tanah yang dikuasai masyarakat
dan mana yang diklaim oleh PT Samp;
20. Tahun 2012, PT. Samp di Akuisisi oleh PT. Agung Podomoro Land;
21. Pengadilan Negeri Karwang mengeluarkan surat Pemberitahun Pelaksanaan
Eksekusi Nomor W11.U10/1130/HT.04.10/VI/2014 pada tanggal 20 Juni 2014
dengan Pemohon Eksekusi Muladi SH. MH dan kawan-kawan (Kuasa Hukum dari
PT Sumber Air Mas Pratama/PT.SAMP) kepada Para Termohon I Eksekusi
sebanyak 22 orang masyrakat dan Para Termohon II Eksekusi sebanyak 27
orang masyarakat;
22. Surat Eksekusi tersebut berdasarkan penetapan Ketua PN Karawang No.
6/Pen/2014/PN.Krw. Jo No.2/Pdt.G/2007/PN. Krw. Jo. No.
272/PDT/2008/PT.Bdg. Jo No 695 K/Pdt/2009. Jo. No. 160PK/Pdt/2011,
tanggal 20 Juni 2014. Dengan surat pemberitahuan untuk melaksanakan
putusan PN Karawang Nomor 2/Pdt.G/2007/PN.Krw. Tanggal 3 Desember 2007
jo, putusan Pengadilan Negeri Tinggi Bandung Nomor 272/Pdt/2008/PT.Bdg
tanggal 17 September 2008 jo, putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor 695
K/Pdt/2009 tanggal 11 September 2009 jo;
23. Juga putusan PK Mahkamah Agung RI Nomor 160 PK/Pdt/2011 tenggal 25 Mei
2011 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkara kasus No.
2/Pdt.G/2007/PN.Krw antara PT SAMP sebagai tergugat satu konpensi atau
penggungat rekonpensi dan pemohon eksekusi melawan Kedung bin Saikam
dan kawan-kawan, sebagai para Pengugat Konpensi atau para tergugat
rekonpesi dan para termohon eksekusi;
24. Warga diminta untuk segera melakukan pegosongan atas tanah seluas 350
hektar, yang sesuai dengan Peta Bidang No.23/2005 tanggal 20 Sepetember
2005 yang terletak di Desa Margamulya, Desa Wanasari dan Desa Wanakerta
Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang, dengan batas-batas tertentu
yakni, utara denga jalan tol Jakarta-Cikampek KJIE, sebelah selatan dengan tanah
Kopasgat, Marga Sukses dan Tanjung Gresik, Sebelah Barat dengan tanah PT.
Canggih dan PT. Bintang sedangkan sebelah timur berbatasan dengan Kawasan
Industri KIIC Karawang, dengan dikurangi oleh tanah-tanah sengekta dalam
perkara perdata yang berhubungan denga obyek eksekusi, diantaranya Perkara
Nomor 33/Pdt.G/2003/PN.Krw, dengan luas tanah 40.640 M2 (4,064 Ha) atas
nama Agus Sugito. Terletak di desa Margamulya;
25. Kemudian perkara, Nomor :35/Pdt.G/2003/PN. Krw yaitu tanah darat seluas
15.400 M2 (1,540 Ha), berikut bangunan rumah semi permanen, yang terletak di
desa Margamulya. Perkara Nomor 49Pdt.G/2010/PN.Krw dengan luas tanah dan
atas nama pemilik yang berbeda - beda, yakni 3 tanah seluas 3.250 M2, 9.340 M2,
4
9.335 M2 dan 9.325 M2 dengan total luas seluruhnya 31.250 M2 (3,125 Ha) yang
teletak di desa Wanasari, Kecamatan Telukjambe Barat;
26. Juga perkara tanah Nomor 61/Pdt.G/2013/PN. Krw dengan luas total seluruhnya adalah
42.610 M2 (4,261 Ha), terletak di Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat
Kabupaten Karawang;
Sumber: Diolah dari berbagi sumber
5
BAB II
KRONOLOGIS BENTROK MASSA DENGAN POLISI DISAAT EKSEKUSI
1. Pada Hari Senin Tanggal 23 Juni 2014 Pukul 14.20 WIB Aparat Brimob dari
Polda Jabar dan Mabes Polri berkeliling di pusat Pemerintahan dan
Perekonomian Karawang dengan bersenjata lengkap seperti Watercanon,
Baraccuda, serta pasukan bermotor yang jumlahnya hampir mencapai 7.000
orang, dengan mengisi tempat tempat strategis yang dijadikannya tempat
penginapan seperti GOR Adiarsya yang berada di pusat Perekonomian Kota
Karawang, Polres dan Rest Area yang berada di kilo meter 77. Rest Area sengaja
ditutup untuk membantu kelancaran dalam eksekusi, sebelumnya Brimob dari
Jakarta atau Mabes Polri dibawa dengan menggunakan Mobil Travel Hiba Utama
tanpa menggunakan Mobil Dinas Brimob.
2. Selasa 24 Juni 2014 masa aksi solidaritas dari buruh dan organisasi masyarakat
yang menolak eksekusi melakukan aksi penolakan eksekusi di dua tempat yang
berbeda yang diantaranya jalur masuk Pintu Tol Karawang Timur dan Pintu
masuk Tol Karawang Barat namun kurang dari 2 jam masa aksi dipukul mundur
oleh Brimob.
5. Jumlah Anggota Polri sekitar 7.000 orang dari kesatuan Brimob, Reserse dan
huru hara serta dilengkapi dengan alat tempur seperti Barakkuda, Watercanon,
Pasukan Bermotor,
6. Sekitar pukul 11.00 WIB terjadi eksekusi sepihak yang mengakibatkan petani
pemilik menjadi mulai bringas karena mendengar perkampungan di Dusun
Kiarajaya sudah di eksekusi serta menimbulkan banyak korban bahkan ada yang
sampai diisukan meninggal dan banyak pula ibu ibu yang dipukul mundur
dengan menggunakan Gas Airmata dan Watercanon.
6
7. Sekitar pukul 11.30 WIB Bupati Karawang, Dandim serta jajaran Muspida datang
ke lokasi konsorsium untuk bernegosisasi dengan pihak eksekutor namun hal itu
tidak mendapatkan hasil sehingga akhirnya sekitar pukul 12.00 WIB masa
terpropokasi karena aparat kepolisian memaksakan masuk sehingga terjadilah
lemparan batu kepada aparat kepolisian. Pukul 12.30 WIB Bupati dengan jajaran
Muspida ditarik kembali ke Kota dengan alasan akan menemui ketua PN
Karawang.
9. Pada hari senin sore datang preman dengan menggunakan bis kecil dan
membangun tenda dengan jarak sekitar 5 kilo dari posko perjuangan rakyat,
mereka membangun tenda dengan menggunakan tenda TNI, warga berinisiatif
memberitahukan hal tersebut ke pihak kodim karawang, akhirnya tenda
tersebut dicopot oleh kodim karawang, pada saat yang bersamaan datang pula
dua truk tentara cilandak, tapi tidak lama kemudian mereka menarik diri.
10. Pada tanggal 25 s/d 26 Juni 2014, aparat kepolisian dari kesatuan Brimob dan
Preman yang diseragami Security terlihat memasang patok patok dari bambu
disekeliling lahan tanah sengketa serta berjaga jaga dan membuat tenda tenda di
sekitar lahan tanah sengketa tersebut. Selain itu alat berat seperti backo telah
diturunkan ke lokasi tanah sengketa dan dengan itu 2 rumah semi permanen
milik warga telah di ratakan oleh alat berat tersebut.
11. Pada Tanggal 27 Juni 2014 Ribuan orang yang berasal dari tiga Desa di
Kecamatan Telukjambe Barat, bersama mahasiswa dan serikat buruh,
mengepung kantor Bupati Karawang. Massa menuntut agar Bupati Karawang
Ade Swara melakukan tindakan atas kesewenangan aparat atas perampasan hak
tanah milik warga di tiga desa tersebut terhadap PT Sumber Air Mas Pratama
(SAMP). Dalam aksinya, massa tidak bisa bertemu dengan Bupati Karawang. Tak
hanya bupati, pejabat-pejabat lain yang berkompeten di Pemkab Karawang pun
tak ada di kantornya.
12. Pukul 22:30 WIB, Jumat, 27 Juni 2014, Kampung Kiara Jaya, Desa Margamulya,
Kecamatan Telukjambe Barat, kedatangan 2 orang poltisi dari PDIP, yakni, Rike
Diah Pitaloka dan rekannya. Kedatangan politisi tersebut, menjanjikan kepada
masyarakat untuk penyelesaian sengketa tanah masyarakat tersebut.
7
Korban Bentrok Massa dengan Aparat Kepolisian Saat Eksekusi Berlangsung
8
Dugaan Pelanggaran HAM dan Kejangalan Kejanggalan Dalam Eksekusi
10 buruh luka-luka dan 1 petani Saat negosiasi berlangsung dan Tim Juru Sita-
4 tertembak serta puluhan lainnya BPN-Bupati Karawang tidak bisa
luka-luka. 9 petani dan 4 buruh menjelaskannya, Kapolres Karawang diduga
yang melakukan aksi menolak justru menginstruksikan 7000 pasukannya
eksekusi ditangkap, Warga terluka dengan persenjataan lengkap, berlaku represif
karena tembakan water cannon, intimidatif.
gas air mata dan peluru karet.
Proses Eksekusi cacat karena objek yang
5 dieksekusi selain tidak jelas, juga tak sesuai
dengan amar putusan. Masih ada putusan yang
tumpang tindih dan masih berjalan perkara di
Pengadilan. Dalam hal penunjukan batas,
orang yang ditunjuk bukan orang yang
berkompeten yaitu bukan pemohon eksekusi
atau orang yang dikuasakan untuk menunjuk
batas-batas.
9
6 Ketua PN Karawang yang sebelumnya
menyatakan bahwa putusan PK Nomor 160
PK/PDT/2011 yang memenangkan PT. SAMP
tidak bisa ditindak lanjuti dengan eksekusi.
Karena tumpang tindih putusan di atas tanah
berperkara tersebut, tidak memiliki batas
tanah serta terdapat tanah yang bersertifikat
di atas tanah yang diklaim PT. SAMP.
10
BAB III
SIKAP PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG KETIKA EKSEKUSI
Namun upaya Bupati dan Dandim tersebut tidak digubris oleh Kepala Pengadilan Negeri
Karawang. Sehingga eksekusi pada tanggal 24 Juni 2014 berlangsung dengan
menurunkan sekitar 7.000 pasukan dari Brimob, Polda Jawa Barat, Kelapa Dua dan
Mabes Polri. Atas eksekusi tersebut warga melakukan perlawanan, dengan memblokade
jalan Tol, bertahan di perkampungan dan di jalan akses menuju lahan yang akan
dieksekusi. Dalam peristiwa tersebut tidak kurang dari 10 orang warga menjadi korban
luka luka akibat tindakan represif Aparat Kepolisian, dan 9 orang lainnya ditangkap.
Foto: Tenda Aparat Kepolisia dari Kesatuan Brigadir Mobil (Brimob) sedang berjaga jaga di lokasi tanah
sengketa
11
BAB IV
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN MASYARAKAT
Hal tersebut jelas telah menyakiti hati rakyat, yang mana telah berjuang selama
berpuluh puluh tahun untuk mempertahankan tanah, airnya kini kandas di pengadilan
negeri karawang dengan dimenangkannya oleh PT SAMP. Padahal warga selama ini
telah membayar pajak kepada Negara, juga secara sah warga telah memiliki surat
dokumen tanah berupua Girik/IPEDA, kikitir.
Foto: TIM Sedang wawancara dengan Kadus Dusun Kiarajaya, Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe
Barat, Kabupaten Karwang
Sumber: Keterangan Dari Masyarakan di Dusun Kiarajaya, Desa Marga Mulya, Kecamatan
Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang
12
BAB V
KONDISI FISIK LINGKUNGAN DUSUN KIARAJAYA
Dusun Kiarajaya, terdiri dari 1 RW dan 3 RT, yakni RT. 12, 13 dan 14 RW. 07 Desa
Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Dusun
Kiarajaya kurang lebih sekitar 8 Ha. Menurut keterangan Kepala Dusun, listrik baru
masuk sekitar 3 tahunan. Sebelumnya warga dipersulit oleh pihak PLN untuk
memasang listrik tersebut. Warga menduga ada oknum yang sengaja menghalang
halangi listrik untuk masuk ke Dusun tersebut. Selain listrik warga juga kesulitan untuk
mendapatkan air bersih. Selama ini untuk air minum dan memasak warga harus
membeli air isi ulang dengan jarak tempuh yang cukup jauh.
Demografi
13
BAB VI
KETERANGAN MASYARAKAT
14
BAB VII
SITUASI DAN KONDISI TERKINI DI LOKASI LAHAN SENGKETA
Situasi dan kondisi di lokasi lahan tanah yang disengketakan secara umum terlihat
kondusif, namun ratusan aparat Brimob dan Preman yang berseragam Security masih
terlihat berjaga jaga dan bahkan sampai membuat tenda tenda di sepanjang jalan
konsorsium. Selain daripada itu alat berat seperti becko sudah mulai masuk ke lahan
yang disengketakan, terbukti di lapangan dua rumah warga sudah diratakan serta
pohon pohon dan tanaman lainnya yang ditanam warga diratakan pula.
Kondisi dan situasi di Dusun Kiarajaya Desa Margamulya Kecamatan Telukjambe Barat
Kabupaten Karawang, secara umum terlihat kondusif, masyarakat di dusun tersebut
terlihat beraktifitas seperti pada umumnya. Namun, menurut keterangan masyarakat,
mereka masih merasa cemas dan khawatir rumah rumah di dusunnya diratakan oleh
alat berat tersebut. Dan sebagian masyarakat masih mengalami trauma paska
penyerbuan aparat brimob saat eksekusi berlangsung (24/06/14) lalu.
Foto: Atas: eksekusi menggunakan becko telah meratakan rumah warga. Bawah: TIM sedang
mewawancarai warga Dusun Kiarajaya
15
BAB VIII
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari investigasi yang telah kami lakukan beberapa hari lalu di lokasi peristiwa
terjadinya eksekusi tanah oleh Pengadilan Negeri Karawang kami simpulkan bahwa:
1. Bahwa Penetapan Kepala Pengadilan Karawang No. 6/Pen/2014/PN.Krw. Jo
No.2/Pdt.G/2007/PN. Krw. Jo. No. 272/PDT/2008/PT.Bdg. Jo No 695
K/Pdt/2009. Jo. No. 160PK/Pdt/2011, tanggal 20 Juni 2014. Dan kemudian
diperintahkan untuk dilakukan eksekusi pada tanggal 24 Juni 2014 di lahan
tanah seluas 350 hektar yang meliputi Desa Margamulya, Wanasari dan
Wanakerta kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang. Putusan tersebut
patut diduga cacat hukum, maka dari itu perlu pengkajian ulang dan
pemeriksaan para pihak secara komperhensif;
2. Bahwa dalam putusan dan perintah eksekusi cenderungan keberpihakan dari
Kepala Pengadilan Negeri Karawang dan Aparat Kepolisian kepada korporasi,
patut diduga terjadi benturan kepentingan sehingga tidak objektif dan
cenderung dipaksakan hal tersebut terbukti dengan dilaksanakanya perintah
eksekusi yang singkat yang mana jabatan kepala pengadilan baru saja menjabat
2 minggu di pengadilan negeri karawang dan penerjunan pasukan aparat
kepolisan dengan senjata lengkap yang sangat berlebihan dalam melaksanakan
eksekusi tersebut;
3. Bahwa Dokumen dokumen yang dimiliki oleh perusahaan PT SAMP, yang
kemudian dijadikan dasar gugatan di pengadilan negeri karawang perlu
dilakukan pemeriksaan keabsahaan dan keasliannya;
4. Bahwa keterangan keterangan yang didapat dari masyarakat merujuk adanya
para pihak atau mafia tanah yang terlibat dalam penguasan lahan tanah seluas
350 hektar tersebut, yang patut diduga turut mempengarhui kepala PN
Karawang dalam mengambil keputusan, pentapan dan perintah eksekusi;
REKOMENDASI
1. Kepada Komisi Yudisial, KPK, Kejaksaan dan Kepolisian untuk segera terjun
kelapangan melakukan pemeriksaan yang komperhensif kepada para pihak yang
bersengketa, terutama pada Kepala Pengadilan Negeri Karawang karena terjadi
banyak kejanggalan;
2. Kasus peristiwa sengketa lahan di tiga Desa tersebut harus segera disikapi
dengan serius oleh Pemerintah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat dan
Pemerintah Pusat guna menghindari dan meminimalisir terjadinya konflik
horizontal;
3. Pemerintah harus segera mencarikan suasana dan mencari solusi untuk para
pihak yang sedang bersengketa, terutama kepada masyarakat di tiga Desa paska
eksekusi;
4. Pemerintah harus bersikap segera untuk meminta kepada Kapolda dan Kapolri
menarik pasukanya dari lokasi sengketa agar tidak terjadi pandangan buruk
dari publik. Adapun secara umum kondisi dan situasi di lokasi tanah sengketa
para pihak baik masyarakat dan PT. SAMP telah kondusif.
5. Pengadilan Negeri Karawang harus menunda eksekusi di lahan tersebut, dengan
melihat dan memprtimbangkan dari sisi kemanusiaan dan konstalasi politik
nasional
16
LAMPIRAN I
Pada hari Kamis sampai dengan Sabtu tanggal 26 s/d 28 Juni 2014, TIM
Pawapeling telah melakukan Investigasi ke Lokasi lahan tanah yang
disengketakan oleh Masyarakat di tiga Desa dengan perusahaan PT. SAMP.
Dalam investigasi tersebut kami telah menemui para pihak di Dusun Kiarajaya,
Desa Margamulya Kecamatan Telukjambe Kabupaten Karawang.
Selain daripada itu kami pun telah melakukan pengambilan dokumentasi (foto)
di lahan tanah sengketa, tenda tenda aparat kepolisian dan disaat memenita
keterangan atau mewawancara masyarakat.
17
LAMPIRAN II
DOKUMENTASI
Foto: Lahan tanah sengketa yang telah digarap oleh masyarakat yang masuk wilayah Desa Margamulya
18
Foto: Pasilitas Umum dam Pasilitas Sosial
19
Foto: TIM saat Mewawancarai Warga Dusun Kiarajay
Foto: Tenda tenda dan Aparat Kepolisian yang sedang berjaga jaga di lokasi Konsorsium
20