Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
31 JANUARI 2011
DI SUSUN OLEH
NAMA : FATIMAH
STAMBUK : 10777002
Sehingga alat ukur valid benar benar mengkur ciri yang dikehendaki secara
cermat dan tepat. Cermat yang dimaksud disini adalah pemberian gambaran
yang sekecil kecilnya dalam membedakan subyek sedangkan tepat adalah
kemampuan untuk mencapai tujuan pengukuran dengan tepat.
Ketepatukuran haruslah selain secara tepat mengukur apa yang akan diukur
(sensitivitas), juga dengan pengukur tersebut tidak terukur hal lain, selain
yang akan diukur (spesifitas).
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kesamaan hasil (data) yang didapat pada suatu
objek dalam kurun waktu yang berbeda. Suatu alat ukur harus dapat
dipercaya dan diandalkan. Alat ukur yang mantap dan handal berarti jika
digunakan berkali kali hasilnya akan sama, mempunyai akurasi yang tinggi
dan cocok dengan yang ingi diukur. Hal ini sangat berkaitan erat dengan
instrument yang valid yakni instrument yang apabila digunakan berkali
kali untuk mengukur objek yang sama maka hasilnya akan sama serta tidak
menyimpang dari nilai yang didapat sebenarnya.
B. IMT (Index Massa Tubuh)
Penanda kandungan lemak tubuh yang digunakan adalah index massa
tubuh (BMI), yang dapat dihitung sebagai :
C. Cairan tubuh
Semua cairan tubuh didistribusikan terutama di antara dua kompartement
: Cairan ekstrasel(20%) dan cairan intrasel (40%). Cairan ekstrasel dibagi
menjadi cairan Interstisial dan plasma darah serta cairan transelular.
Rata rata orang dengan berat 70 kg, memiliki total cairan tubuh sekitar
60 persen berat badan atau sekitar 42 liter.presentase ini dapat
berubah,bergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas. Seiring
dengan pertumbuhan seseorang, presentase total cairan tubuh terhadap berat
badan berangsur angsur turun. Hal tersebut adalah sebagian akibat dari
penuaan yang biasanya berhubungan dengan peningkatan presentasi lemak
tubuh,sehingga mengurangi presentasi cairan dalam tubuh.
Sekitar 28 dari 42 liter cairan tubuh ada didalam 75 triliun sel dan secara
keseluruhan disebut cairan intrasel.jadi, cairan intrasel merupakan 40 persen
dari berat badan total pada orang rata rata.
1.1. Tujuan
1.1.1. Percobaan I
1.1.1.1 Mengukur tinggi badan dan berat badan yang valid dan
realiabel.
1.1.1.2 Memahami factor factor yang mempengaruhi hasil
pengukuran tinggi badan dan berat badan.
1.1.1.3 Menghitung IMT ( Index Massa Tubuh ).
1.1.1.4 Menghitung kebutuhan cairan tubuh perhari pada keadaan
normal.
1.1.2. Percobaan II
1.1.2.1 Mengenal beberapa bentuk sediaan cairan dan elektrolit (
oralit/pharolit, NaCl, Rl, dextrose 5% ).
1.1.2.2 Mengenal beberapa bentuk dan ukuran abbocath dan
able/transfuse set.
1.1.2.3 Mengetahui topografi ekstremitas dalam kaitannya dengan
teknik able/tranfusi.
1.1.2.4. Menghitung tetesan/menit.
1.2 Manfaat
1.2.1 Percobaan I
1.2.1.1 Dapat menghasilkan hasil pengukuran yang dikehendaki
(tepat ukur) yang berlangsung secara cermat ( teliti ).
1.2.1.2 Dapat mengetahui factor factor atau penyebab apa saja
yang mempengaruhi tinggi badan dan berat badan.
1.2.1.3 Dapat Mengetahui berapa IMT kita, sehingga kita bias tahu
kita berada pada posisi kurus,normal, atau obesitas.
1.2.1.4 Dapat mengetahui kebutuhan cairan tubuh manusia perhari,
dengan menggunakan rumus dan normal cairan tubuh yang
dibutuhkan perorang berbeda beda sesuai berat badannya.
1.2.2 Percobaan II
1.2.2.1 dapat mengetahui beberapa bentuk sediaan cairan dan
elektrolit.
1.2.2.2 dapat mengetahui beberapa bentuk dan ukuran abbocath dan
able/tranfus set.
1.2.2.3 dapat menghitung tetesan/menitnya
1.2.2.4 dapat menghitung pengenceran zat tertentu yang dilarutkan
dalam cairan able.
2.2 Percobaan II
2.2.1 Tempat tidur/ meja periksa.
2.2.2 Instrument table.
2.2.3 Advance Vena Pucture and Injection Arm/Vena puncture and injection
Training Arm.
2.2.4 Vascular Arm.
2.2.5 Berbagai bentuk sediaan cairan dan elektrolit : oralit/pharolit, NaCl,
Rl, dextrose 5%.
2.2.6 Berbagai bentuk/ukuran abbocath.
2.2.7 Infus set (makro dan mikro ).
2.2.8 Transfusi set.
2.2.9 Syringe 3 ml.
2.2.10 Aminofilin ampul.
2.2.11 Adrenalin ampul.
2.2.12 Pensil dan buku catatan.
2.2.13 Penuntun.
3 Cara kerja
3.1. Percobaan I
3.1.1 Pada pengukuran tinggi badan, orang coba harus berdiri tegak,
memandang lurus ke depan pengukur berdiri di samping orang coba
dengan mata sejajar dengan panel ukuran. Orang coba tidak boleh
memakai alas kaki.
3.1.2 Pada pengukuran berat badan, orang coba harus memakai pakaian yang
minim. Pastikan jarum timbangan ada pada titik nol sebelum orang coba
ditimbang.
3.2 Percobaan II
3.2.1 Mencatat bentuk bentuk cairan dan elektrolit.
3.2.2 Mencatat berbagai ukuran abbocath dan mengamati pembuluh darah
vena pada beberapa anggota kelompok.
3.2.3 Mengamati dan mencatat perbedaan antara able set (mikro dan makro)
dengan transfuse set.
3.2.4 Menghitung pengenceran aminofilin dan adrenalin bila dimasukkan
kedalam botol cairan.
4.4 Tabel Kebutuhan cairan dalam bentuk botol dan rata rata jumlah tetesan
permenit.
3 Kesimpulan
Dari rangkaian percobaan 1, kita dapat menyimpulkan bahwa :
Validitas dan reliabilitas alat ukur sangat berkaitan satu sama lainnya, hal ini
dikarenakan untuk mendapatkan hasil yang valid dan realiabel perlu digunakan
alat ukur yang valid an realiabel sehingga didapatkanlah kesamaan anatara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada objek dan terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda beda.
IMT atau index massa tubuh pada setiap orang dapat kita ketahui dengan cara
menghitungnya dengan menggunakan
rumus IMT = Berat badan kg/Tinggi badan m2
Dengan mengetahui IMT atau Index massa tubuh dari masing masing orang
kita dapat mengetahui atau pun mencari kebutuhan cairan dari masing masing
individu.
PERCOBAAN 3
FISIOLOGI
CARDIOVASKULER
1. Pendahuluan
1.1. Tujuan
1.1.1. Memeriksa dan menghitung denyut nadi dengan tepat.
1.1.2. Memeriksa dan mengukur tekanan darah.
1.1.3. Memahami prinsip dasar pemeriksaan tekanan darah.
1.1.4. Membuktikan adanya katup vena.
1.1.5. Memeriksa bunyi jantung.
1.2. Manfaat
1.2.1. Kita dapat memeriksa dan menghitung denyut nadi dengan tepat.
1.2.2. Kita dapat memeriksa dan mengukur tekanan darah.
1.2.3. Kita dapat memahami prinsip dasar pemeriksaan tekanan darah
1.2.4. Kita dapat mengetahui bahwa adanya katup pada vena.
1.2.5. Kita dapat mengetahui cara cara pemeriksaan bunyi jantung.
3. Cara kerja
3.1. Pemeriksaan nadi dan frekuensi nadi.
3.1.1. Raba nadi pada dorsal pedis, ujung os radialis, arteri jugularisdan
tempat lain.
3.1.2. Hitung frekuensi denyut nadi dan catat hasilnya.
3.2. Pemeriksaan tekanan darah.
3.2.1. Cara Palpasi (metode Riva Rocci)
3.2.1.1. Bebaskan salah satu lengan dari pakaian ketat.
3.2.1.2. Pasang manset,kurang lebih 3 cm cari diatas fossa cubiti.
Perhatikan bagian manset yang berhubungan dengan selang
karet udara. Bagian tersebut yang diletakkan dipermukaan
ventral lengan atas.
3.2.1.3. Setelah manset terpasang, raba nadi radialis dan pompa
manset hingga nadi radialis menghilang (tidak berdenyut
lagi). Baca berapa tekanan dalam manset.
3.2.1.4. Selanjutnya, pompa manset lagi, kurang lebih 10-20 mmHg
lalu turunkan tekanan hingga nadi radialis teraba kembali.
Baca tekanan dalam manset saat nadi radialis teraba
kembali. Baca tekanan dalam manset saat nadi radialis
teraba kembali. Catat tekanan darah tersebut sebagai tekanan
darah sistolis (TDS).
3.2.2. Cara Auskultasi
3.2.2.1. Pasang stetoskop, lalu pompa manset hingga nadi radialis
tidak teraba lagi.
3.2.2.2. Lanjutkan pemompaan manset hingga 20 mmHg lebih tinggi
dari tekanan manset pada saat nadi radialis mulai tidak
teraba lagi.
3.2.2.3. Pasang stetoskop pada fossa cubiti. Pastikan stetoskop
berfungsi baik.
3.2.2.4. Turunkan tekanan manset secara perlahan lahan sampai
mulai terdengar bunyi melalui stetoskop, inilah yang disebut
bunyi korotkoff I, dan tekanan manset pada saat itu
menunjukkan tekanandarah sistolis (TDS).
3.2.2.5. Penurunan tekanan manset dilanjutkan hingga bunyi
korotkoff mulai menghilang (korotkoff IV, atau V) dan saat
itu baca tekanan manset. Tekanan yang terbaca tepat pada
saat bunyi tersebut menghilang menunjukkan tekanan darah
diastolis (TDD). Bunyi korotkoff IV lebih tepat.
4.2. Tabel Hasil Pengamatan Tekanan Darah Sistolis dan Diastolis Istirahat.
No. Nama Umur Jenis Tinggi Berat TDS TDD
(Thn) Kelamin Badan badan (mmHg) (mmHg)
(cm) (kg)
1 Gabriella 19 P 161 53 120 70
2 Novita 17 P 155 38 120 80
sari
3 Dhiya A 19 P 155 48 110 70
4 Arastinur 18 P 154 54 100 70
5 Octaviana 17 P 161 58 110 70
B
6 Safrizal 18 L 174 78 120 70
permukaan dada :
a. Atrium kanan merupakan bagian jantung yang terletak paling jauh di sisi
kanan.
c. Ventrikel kiri ventrikel kiri tidak begitu tampak jika dilihat dari depan.
d. Atrium kiri adalah bagian jantung yang letaknya paling posterior dan tidak
terlihat dari depan.
A. Palpasi jantung
1. Pemeriksaan iktus cordis
2. Pemeriksaan getaran / thrill
B. Batas-batas jantung
a. Batas kiri jantung
- Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)
- Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4
iktus)
b. Batas kanan jantung
- Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV
kanan,di linea parasternalis kanan
- Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea
parasternalis kanan
C. Bunyi jantung : Bunyi jantung I dan II
a. BJ I : Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang
terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole
dengan daerah auskultasi untuk BJ I :
1. Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa dilakukan adalah
palpasi nadi.
2. Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi dari a.
radialis.
b. Tegangan nadi
c. Irama nadi
e. Isi nadi
4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan ke 3 yang dilakukan, maka didapatkan bahwa pada
umumnya umur, jenis kelamin, tinggi badan , dan berat badan akan
mempengaruhi denyut jantung seseorang dan tekanan darah sistol dan siastolnya.
5 Referensi
http://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/
http://www.obesitas.web.id/bmi%28i%29.html
http://sanggarsains.blogspot.com/2010/03/cairan-tubuh.html
Buku ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall.
Sains dan keperawatan