Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Korelational merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2001). Penelitian
korelasional bertujuan menyelidiki sejauhmana variasi pada satu
variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel,
berdasarkan koefesien korelasi (Azwar, 2001).
penelitian korelasional berhubungan dengan hubungan antara dua
atau lebih fenomena. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran
statistik tingkat/derajat hubungan, disebut korelasi (Susila dan
Suyanto, 2014 hal.20).

3.1.2 Rancangan Penelitian


Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional (hubungan dan asosiasi) adalah jenis penelitian yang
menekankan pada pegukuran/observasi data variabel independen dan
dependen hanya satu kali pada suatu saat. Pada jenis ini Motivasi
Keluarga dan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Berpakaian dinilai secara stimulun pada suatu saat (Nursalam, 2014).

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah uraian tentang batasan ruang lingkup atau
variabel-variabel yang dimaksud, selain itu tentang apa yang diukur oleh
variabel serta pengembangan instrumen (alat ukur) yang bersangkutan.
(Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional ditentukan berdasarkan
parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Pengukuran merupakan

46
47

cara dimana variabelvariabel dapat diukur dan ditentukan


karakteristiknya. Definisi operasional tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Instrumen Skala
No Parameter Hasil Ukur
Penelitian Operasional Penelitian Data
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Variabel
Independen

1. Motivasi Dorongan Kuesioner Ordinal 1. Motivasi


dari dalam 1. Minat dan Hasrat Tinggi jika
diri keluarga 2. Harapan skor nilai
untuk 3. Dordongan dan 33-44
bertindak Kebutuhan 2. Motivasi
atau Sedang jika
berperilaku skor nilai
dalam 22-32
kemampuan 3. Motivasi
pemenuhan Rendah jika
personal skor nilai
hygiene 11-21
berpakaian.
Variabel
Dependen

2. Kemampuan Kemampuan Aktivitas sehari-hari Kuesioner Ordinal 1. Mandiri jika


Pasien dalam pasien
pasien gangguan jiwa nilai jawaban
pemenuhan gangguan
kebutuhan jiwa dalam dalam memenuhi atau 20
personal melakukan
menyelesaikan 2. Ketergantungan
hygiene: perawatan
berpakaian diri aktivitas berpakaian ringan jika nilai
pada pasien (personal
lengkap seperti: jawaban 13
gangguan hygiene)
jiwa berpakaian 1. Berpakaian 19
dengan
2. Mengambil atau 3. Ketergantungan
bantuan
orang lain menggantikan sedang jika
atau tanpa
pakaian nilai jawaban 9
bantuan
orang lain. 3. mengenakan atau 12
melepas pakaian 4. Ketergantungan
pada bagian berat jika nilai
48

atas/bawah tubuh jawaban 5 8


4. mempertahankan 5. Ketergantungan
penampilan pada total jika nilai
tingkat yang jawaban 0 4
memuaskan
5. mengenakan dan
melepas sepatu atau
kaus kaki dan
sepatu
6. Mengancing/
menggunakan
restleting
7. Mengambil pakaian
8. Mengenakan atau
melepas atribut
penting pakaian.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah kesuluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan
yang ingin diketahui karakteristiknya berdasarkan inferensi atau
generalisasi (Supardi et al. 2013). Populasi pada penelitian ini
adalah anggota keluarga pasien gangguan jiwa di Poliklinik Rumah
Sakit Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan. Pada
bulan Desember 2016 berjumlah 50 orang.

3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mewakili sebagian populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian adalah anggota keluarga
pasien gangguan jiwa di Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Sambang
49

Lihum Provinsi Kalimantan Selatan. Jumlah sampel pada penelitian


ini adalah 30 orang. Sampel penelitian ini adalah anggota keluarga
pasien gangguan jiwa pada saat pengambilan data di Poliklinik Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 15 hari pada
tanggal 26 April sampai 12 Mei 2017.

3.3.3 Sampling
Sampling adalah suatu cara untuk menyeleksi menentukan sejumlah
sampel untuk mewakili jumlah populasinya (Supardi et al, 2013).
Teknik sampling dari penelitian ini adalah Accidental Sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan ketersediaan elemen dan
kemudahan untuk mendapatkannya. Dengan kata lain sampel
diambil/terpilih karena ada ditempat dan waktu yang tepat, peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui
(Susila 2014, hal.98).

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


3.4.1 Tempat penelitian :
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum
Provinsi Kalimantan Selatan.

3.4.2 Waktu penelitian :


Waktu penelitian dimulai dari pembuatan proposal sampai dengan
pengumpulan data penelitian dapat dilihat berdasarkan tabel 3.2
sebagai berikut.
50

Tabel 3.2 Waktu Rencana Penelitian


2016 2017
No Kegiatan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags
1 Mengajukan
Topik/Judul
1 Studi
Pendahuluan
2 Menyusun
Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi
Proposal
5 Masuk Komite
Skripsi
6 Uji Validitas
dan
Reliabilitas
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Penyusunan
Laporan
9 Seminar
Laporan
10 Revisi Skripsi
11 Pengumpulan
Skripsi

3.5 Jenis Dan Sumber Data


3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian atau
data yang diambil langsung dari responden yaitu anggota keluarga
pasien gangguan jiwa. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner yang telah selesai
disusun telah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas.

3.5.2 Data Sukender


Data Sekunder adalah data yang didapatkan dari catatan medik
/dokumentasi dari buku register di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan.
51

3.6 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


3.6.1 Instrumen Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada
masing-masing responden yaitu anggota keluarga pasien gangguan
jiwa yang berkunjung ke Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian, menjelaskan isi
pertanyaan kuesioner serta pilihan jawaban yang tertera, setelah
keluarga benar-benar paham dan bersedia menjadi responden, maka
selanjutnya peneliti akan meminta untuk menjawab kuesioner sambil
menunggu selama kurang lebih 15 menit, apabila dalam proses
pengisian kuesioner responden tidak memahami maksud dari
pertanyaan maka peneliti akan menjelaskan kembali sampai
responden benar-benar memahaminya.
3.6.1.1 Kuesioner A berisi tentang data umum yaitu identitas.
3.6.1.2 Kuesioner B berisi tentang Motivasi Keluarga
Kuesioner ini berisi tentang dari 10 item pertanyaan dengan
menggunakan skala Likert yaitu (Selalu = 4, Sering = 3,
kadang-kadang = 2, tidak pernah = 1 untuk pertanyaan
positif, sedangkan untuk pertanyaan negatif terdiri dari
Selalu = 1, Sering = 2, Kadang-kadang = 3, Tidak pernah =
4) yang diberikan kepada responden untuk mengetahui
bagaimana motivasi keluarga.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Motivasi Keluarga


No Materi Positif Negatif Jumlah
.
1. Minat 2, 4, 5 1, 3 5
2. Sikap 6, 8 7 3
3. Kebutuhan 9, 11 10 3
Jumlah 7 4 11
52

Setelah diberi bobot nilai selanjutnya dibuat kategori dari


setiap instrumen untuk pertanyaan motivasi keluarga, nilai
skor kemudian ditetapkan klasifikasi (kriteria nilai).
Kemudian ditentukan nilai tertinggi dan terendah untuk
mendapatkan nilai tengah, kemudian dibagi dalam 3
kategori untuk memasukkan kelas interval. Perhitungan
nilai menggunakan teori dari Arikunto (2010) dalam
Khairiyanto (2015), yaitu:
a. Menetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah pertanyaan
dikalikan 4 yaitu 11 x 4 = 44
b. Menetapkan nilai terendah yaitu jumlah pertanyaan
dikalikan skor 1 yaitu 11 x 1 = 11
c. Penetapan interval nilai yaitu antara 44 - 11, kemudian
nilai dikurangkan yaitu 44 - 11 = 33
d. Range kemudian dibagi tiga kelas atau kategori untuk
menentukan lebar kelas (interval) dari klasifikasi nilai
yang akan dibuat 33 : 3 = 11

Berdasarkan perhitungan diatas klasifikasi nilai variabel


motivasi pasien sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Penilaian

No. Ordinal Kategori


1. 33-44 Tinggi
2. 22-32 Sedang
3. 11-21 Rendah

3.5.2.1 Kuesioner C berisi tentang kemampuan pasien dalam


pemenuhan kebutuhan personal hygiene: berpakaian pasien
gangguan jiwa yang terdiri dari 10 item pertanyaan dengan
menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden
untuk mengetahui bagaimana kemampuan pasien dalam
53

pemenuhan kebutuhan personal hygiene: berpakaian pasien


gangguan jiwa.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan pasien dalam


pemenuhan kebutuhan personal hygiene:
berpakaian
No Materi Jumlah soal No soal
1 Pemenuhan Berpakaian 10 Pertanyaan 1 -10

Setelah diberi bobot nilai selanjutnya dibuat kategori dari


setiap instrumen untuk pertanyaan dukungan keluarga, nilai
skor kemudian ditetapkan klasifikasi (kriteria nilai) sebagai
berikut:
a. Menetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah pertanyaan
dikalikan 2 yaitu 10 x 2 = 20
b. Menetapkan nilai terendah yaitu jumlah pertanyaan
dikalikan 0 yaitu 20 x 0 = 0
c. Penetapan interval nilai yaitu antara 0 - 20 , kemudian
nilai dikurangkan yaitu 20 0 = 20
d. Range kemudian dibagi dua kelas atau kategori untuk
menentukan lebar kelas (interval) dari klasifikasi nilai
yang akan dibuat 20 : 5 = 4
Berdasarkan perhitungan di atas klasifikasi nilai variabel
dukungan keluarga sebagai berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Penilaian Kemampuan pasien
dalam pemenuhan kebutuhan personal
hygiene: berpakaian
No Klasifikasi Penilaian Kategori Penilaian
1 Mandiri 20
2 Ketergantungan ringan 13 19
3 Ketergantungan sedang 9 12
4 Ketergantungan berat 58
5 Ketergantungan total 04
54

Instrumen penelitian harus dilakukan dengan uji validitas


dan uji reliabilitas yaitu:
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat
ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk
mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut
mampu mengukur apa yang hendak kita ukur
(Notoatmodjo, 2010).

Uji validitas diperlukan untuk melihat apakah butir-


butir pernyataan pada kuesioner sudah tepat menguji
apa yang menjadi tujuan penelitian. Pada penelitian ini
telah dilakukan uji validitas Di Rumah Sakit Dr. H.
Moch Anshari Saleh Banjarmasin di poliklinik jiwa
terhadap 20 orang anggota keluarga.
Nilai r Tabel (pearson product moment) untuk N=20
yaitu 0,444, dengan 2 buah kuesioner yaitu kuesioner
motivasi keluarga sebanyak 11 item pertanyaan dan
kuesioner kemampuan pasien dalam pemenuhan
kebutuhan personal hygiene berpakaian sebanyak 10
item pertanyaan. Kuesioner yang sudah dilakukan uji
validitas, diolah menggunakan bantuan komputerisasi
menggunakan uji korelasi product moment. Nilai r
hitung seluruh pertanyaan kuesioner motivasi keluarga
yaitu pada rentang 0,447 - 0,727 sedangkan nilai r
hitung seluruh pertanyaan kuesioner kemampuan pasien
dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
berpakaian yaitu pada rentang 0,459 - 0,851, maka nilai
r hitung dari keseluruhan pertanyaan kedua variabel
tersebut dinyatakan valid sehingga kedua kuesioner
layak untuk dipakai dalam penelitian.
55

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010).

Pada penelitian ini kuesioner akan dilakukan uji


reliabilitas, dimana kuesioner dapat dinyatakan reliabel
(dapat dipercaya) jika r hitung r tabel (0,6), dan uji
reliabilitas ini juga dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputerisasi dengan teknik alpha cronbach.
Uji reliabilitas juga telah dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputerisasi dengan
menggunakan teknik alpha cronbach. Dikatakan
reliabel jika besarnya korelasi minimal > 0,6. Untuk
mengetahui reliabilitas alat ukur sebagai berikut (Azwar
S., 2012) :
> 0,9 dikatakan sangat tinggi
> 0,8 dikatakan tinggi
> 0,7 dikatakan cukup tinggi
> 0,6 dikatakan rendah
> 0,5 dikatakan rendah
> 0,05 dikatakan sangat sangat rendah.

Hasil uji reliabilitas pada kuesioner motivasi keluarga


menunjukan nilai = 0,727 > 0,6 jika dilihat dari
kategori reabilitas dapat dikatakan cukup tinggi dan
pada kuesioner kemampuan pasien dalam pemenuhan
56

kebutuhan personal hygiene berpakaian menunjukan


nilai = 0,851 > 0,6 jika dilihat dari kategori reabilitas
dapat dikatakan tinggi. Dengan demikian dapat
dikatakan seluruh item pernyataan dalam kedua
kuesioner tentang beban keluarga dengan motivasi
keluarga merawat anggota keluarga dengan skizofrenia
ini reliabel untuk dipakai dalam penelitian.

3.6.2 Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dalam dua tahap,
yaitu: tahap persiapan dan pelaksanaan. Pada tahap persiapan, peneliti
menyiapkan instrumen berupa lembar kuesioner yang digunakan
sebagai alat pengambilan data. Peneliti mengurus perijinan tempat
penelitian dengan mengajukan surat permohonan ijin penelitian dari
koordinator tugas akhir program Sarjana Keperawatan, Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Ke Direktur
Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan.
Pada tahap pelaksanaan, peneliti memilih responden dan memberikan
informasi kepada responden secara jelas, meminta persetujuan
(informed consent) pasien gangguan jiwa yang diwakili perawat
primer dan diketahui oleh kepala ruangan, dan melakukan kontrak
dengan responden untuk dilakukan penelitian mengenai tingkat
kemampuan pemenuhan kebutuhan perawatan diri : berpakaian.

3.7 Teknik Pengolahan Data


3.7.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer. Tahap-
tahap pengolahan data yang dilakukan menurut Notoatmodjo (2010)
adalah sebagai berikut:
3.7.1.1 Editing Data
57

Merupakan kegiatan untuk melaksanakan pengecekan dan


perbaikan isian formulir atau kuesioner. Pemeriksaan data
yang berkenaan dengan ketepatan dan kelengkapan isian
formulir atau kuesioner yang telah dikumpulkan dilakukan
sesegera mungkin sehingga mempermudah pengolahan data
selanjutnya.

3.7.1.2 Coding Data (membuat lembaran kode)


a. Variabel Motivasi Keluarga
Data yang diperoleh dari keluarga kemudian diberikan
skor pertanyaan positif Selalu mendapat skor 4, sering
mendapat skor 3, kadang-kadang mendapat skor 2,
dan tidak pernah mendapat skor 1. Sedangkan untuk
skor pertanyaan negatif kebalikan dari skor positif. Hasil
skoring kemudian dijumlahkan dan diberikan kode (1)
Motivasi Tinggi dengan nilai jawaban 3344, Motivasi
Kurang diberikan kode (2) dengan nilai jawaban 2232
dan Motivasi Rendah diberikan kode (3) dengan nilai
jawaba 1121.
b. Variabel kemampuan pasien dalam pemenuhan
kebutuhan personal hygiene berpakaian
Data yang diperoleh dari keluarga kemudian diberikan
skor pertanyaan Mandiri mendapat skor 2,
membutuhkan bantuan mendapat skor 1 dan tidak
mampu mendapat skor 0. Hasil skoring kemudian
dijumlahkan dan diberikan kode (1) Mandiri dengan nilai
jawaban 20, (1) Ketergantungan ringan dengan nilai
jawaban 12 - 19, (3) Ketergantungan sedang dengan nilai
jawaban 9 11, (4) Ketergantungan berat dengan nilai
jawaban 5 8 dan (5) Ketergantungan total dengan nilai
jawabab 0 4.
58

3.7.1.3 Data entry (memasukkan data)


Setelah dilakukan pengkodean dan kuesioner diisi oleh
responden, jawaban-jawaban dari masing-masing responden
yang dalam bentuk kode dimasukkan kedalam program
atau software computer. Salah satu software computer
yang digunakan untuk entri data penelitian adalah paket
program SPSS for windows.

3.7.1.4 Cleaning Data (pembersihan data)


Data yang telah dimasukkan maka dilakukan pengecekan
kembali untuk memastikan bahwa data tersebut telah bersih
dari kesalahan, baik kesalahan saat pengkodean maupun
kesalahan saat membaca kode, dengan demikian diharapkan
data benar-benar siap untuk dianalisis.

3.8 Teknik Analisa Data


3.8.1 Analisa Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010: 182).
Analisa ini dilakukan pada masing-masing variabel yang diteliti, baik
variabel bebas yaitu motivasi keluarga atau variabel terikat yaitu
kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
berpakaian pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Sambang
Lihum Provinsi Kalimantan Selatan, yang didiskripsikan dalam
bentuk distribusi frekuensi.

3.8.2 Analisis Bivariat


Menganalisa data untuk melihat hubungan antara variabel independen
(Motivasi Keluarga) terhadap variabel dependen (Kemampuan Pasien
dalam Pemenuhan Personal Hygiene). Untuk mencari hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen, maka peneliti
59

akan menggunakan suatu uji yang disebut koefesien korelasi yang


dihitung menggunakan rumus spearman rank:
6d2
rs = 1 -
n(n2 1)
(Hidayat, 2009)
Keterangan:
rs = nilai korelasi Spearman rho
n2 = selisih setiap pasangan Rank
n = jumlah pasangan Rank
Apabila perhitungan dilakukan dengan menggunakan teknik
komputerisasi, maka nilai sig (2 failed) maka batasan kemaknaan
0,05 maka H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara motivasi
keluarga dengan kemampuan pemenuhan personal hygiene.
Alasan peneliti memilih karena korelasi spearman rho merupakan alat
analisis yang digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis asosiasif
bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan
sumber data antara variabel tidak harus sama. Variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Jika pada masing-masing variabel atau pada salah
satu variabel skala datanya berbentuk ordinal, maka analisis datanya
harus menggunakan analisis korelasi spearman rho. Skala data ordinal
yaitu datanya bukan dalam bentuk angka, sehingga harus dibuat skor,
dan berbentuk ranking. Jadi, analisis korelasi sprearman rho
digunakan untuk menganalisis hubungan antara 2 variabel atau lebih
dengan skala data berbentuk ordinal. Pedoman untuk interprestasi
koefisian korelasi atau tingkat hubungan dapat di lihat pada tabel 3.5
di bawah ini.

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisian Korelasi

No Interval koefisien Tingkat hubungan


60

1 0,00-0,199 Sangat rendah


2 0,20-0,399 Rendah
3 0,40-0,599 Sedang
4 0,60-0,799 Kuat
5 0,80-1,000 Sangat kuat
(Sumber : Sugiyono, 2012)

3.9 Etika Penelitian


Menurut Sugiyono (2012) penelitian didahului dengan memohon izin
kepada instansi tempat penelitian meliputi :
3.9.1 Lembar persetujuan menjadi responden (Informed concent)
Informed concent ini di berikan peneliti sebelum responden
setuju menyatakan dirinya siap dijadikan subjek penelitian,
karena Informed concent ini merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan responden yang akan dijadikan subjek
penelitian dan semua responden setuju di jadikan subjek
penelitian.

3.9.2 Tanpa nama (anonimity)


Peneliti juga menjamin responden tetap merasa nyaman saat
dijadikan subjek penelitian dengan cara nama responden tidak
akan di cantumkan dan akan di gantikan dengan inisial atau
kode saat penelitian dilakukan.

3.9.3 Kerahasiaan (confidentiality)


Setelah responden setuju menjadi subjek penelitian dan data
dari responden telah di dapatkan untuk hasil penelitian, peneliti
akan menjamin kerahasiannya dengan cara tidak akan
mempublikasikan dengan sembarangan kepada siapapun
terkait identitas responden serta hasil penelitian yang telah
didapat. Hasil penelitian ini hanya akan disampaikan untuk
61

membuktikan hasil penelitian yang dilakukan peneliti kepada


pihak-pihak yang di anggap berhak.

3.9.4 Menghormati harkat dan martabat manusia (Resfect for


persons)
Menghormati harkat dan martabat manusia yaitu menghormati
otonomi dalam mengambil keputusan sendiri dan melindungi
agar penelitian tersebut tidak merugikan orang lain. Hal ini
peneliti lakukan salah satunya dengan cara meminta kesediaan
responden untuk menjadi sampel penelitian dengan terlebih
dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, namun
apabila responden tidak bersedia untuk menjadi sampel pada
penelitian tersebut maka peneliti harus menghormati keputusan
yang diambilnya tanpa memaksanya.

3.9.5 Berbuat baik (Beneficence)


Penelitian tersebut hendaknya tidak merugikan orang lain
terutama partisipasi atau pihak yang menjadi responden
penelitian. Penelitian juga harus memberikan manfaat bagi
responden atau pihak yang terlibat dalam penelitian. Penelitian
menekankan aspek manfaat tidak saja bagi penelitian tetapi
juga bagi responden yang terlibat dalam penelitian hal inilah
yang harus dijunjung oleh peneliti.

3.9.6 Keadilan (justice)


Berkeadilan artinya tidak ada unsur deskriminasi atau hal-hal
yang dapat merugikan orang lain. Deskriminasi dari segi ras,
agama dan lain-lain terhadap responden tidak boleh ada
sehingga dalam penelitian ini peneliti berusaha
memperlakukan responden sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia.

Вам также может понравиться