Вы находитесь на странице: 1из 2

Diskusi

Dokter gigi sering menjumpai pasien epilepsi dalam prakteknya. Faktanya Chapman et al
melaporkan bahwa pasien epilepsi ini menjadi kondisi medis terbanyak kedua dalam praktek
dokter gigi. Secara keseluruhan prevalensi epilepsi pada populasi umum sebanyak 0,9%.

Pertumbuhan yang berlebihan pada ginggiva secara umum adalah efek samping dari obat anti
epilepsi, pada pasien epilepsi sebanyak 46%. Saat ini etiologi dari pertumbuhan gingiva karena
obat masih belum jelas tetapi melibatkan banyak factor, dan efek dari umur, jenis kelamin, durasi
dan dosis obat yang digunakan dalam patogenesis pertumbuhan yang berlebihan pada gingiva
masih belum dapat dimengerti.

Singh NA et al telah menemukan korelasi yang positif antara penurunan level serum folat dan
peningkatan dari parahnya pembesaran gingiva karena konsumsi obat anti epilepsi. Mereka juga
menarik kesimpulan bahwa penurunan kadar serum folat dapat mengarah pada gejala awal efek
samping oral karena penggunaan AED.

Menggigit lidah dapat ditemukan pada anak-anak yang mengalami serangan epilepsi sebanyak
56%, sebelumnya jika pasien dating dengan lidah tergigit dapat dianggap temuan spesifik yang
mengarah ke epilepsi. Bagaimanapun menggigit lidah juga dapat ditemui pada pasien dengan
kejang psikogenik atau sinkop. Mengigit pada permukaan lateral lidah umumnya dijumpai pada
epilepsi sementara mengigit pada permukaan lateral lidah dan bibir ditemui pada kejang
psikogenik dan sinkop. Kejang pada lobus frontal ditandai dengan mengigit lidah pada malam
hari dan ini mungkin satu-satunya keluhan pasien.

Fraktur pada gigi adalah luka pada jaringan keras gigi yang sering dijumpai. Prevalensi terbesar
perlukaan pada gigi depan disebabkan terjatuh karena kejang sudah dilaporkan sebelumnya.

Trauma, biasanya melibatkan gigi depan, memiliki efek yang tidak baik pada fungsi individual,
simtomologi dan aktivitas fisik. Trauma pada gigi ini juga dapat mempengaruhi harga diri, yang
berakibat pada perilaku dan kesuksesan pribadi seseorang.

Saengsuwan J et al melaporkan bahwa kejang epilpsi dapat mengarah pada cedera yang parah.
Alasan utama terjadi serangan epilepsi karena pasien tidak mengikuti aturan minum obat dengan
benar. Mereka menekankan perlunya konseling individu sehingga mereka dapat menghindari
aktivitas yang beresiko dan mengikuti aturan penggunaan obat antiepilepsi dengan benar.

Sangat sedikit kasus luksasi temporomandibular joint yang tercatat saat ini. Pada penelitian
retrospektif dari dislokasi TMJ pada 96 kasus di Nigeria, 10 pasien (10,4%) mempunyai penyakit
sistemik, dan 4 pasien mempunyai epilepsi.

Keterlibatan biaya dalam pengobatan efek samping pengobatan epilepsi mempengaruhi


perekonomian bangsa. Reina JA et al menghitung biaya social pengobatan efek samping yang
umum ditemukan dari obat antiepilepsi per pasien per tahun dibelanda. Pengeluaran biaya medis
pada pengobatan efek samping yang umum ditemukan menjadi beban ekonomi pada masyarakat.

Kesimpulan

Secara keseluruhan kualitas hidup, kesehatan gigi dapat terhambat karena epilepsi. Sangat
penting bahwa dokter gigi harus menyadari tingkatan dari epilepsi, faktor pemicu kejang dan
efek samping oral dari penggunaan obat antiepilepsi yang diresepkan. Penelitian lebig lanjut
dapat dilakukan untuk mengevaluasi efek samping oral dari masing-masing jenis obat
antiepilepsi, berdasarkan dosis dan durasi pengunaannya. Penelitian juga dapat dilakukan untuk
mengevaluasi karies, periodontal dan kebersihan mulut pada anak-anak yang mengalami
epilepsi.

Вам также может понравиться