Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada bab ini penulis melakukan telaah 3 buah jurnal yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan yang penulis lakukan kepada Ny. A, adapun pembahasan
dengan kualitas hidup didapatkan hasil nilai r - 0,022 dan p value 0,786 sehingga
hidup tidak signifikan atau lemah dengan pola hubungan yang negative atau
dengan kata lain tidak ada hubungan yang signifikan antara besar penghasilan
faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien gagal ginjal antara lain
adalah umur, dan jenis kelamin. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian kedua peneliti
diatas, dimana hasil penelitian ini menemukan variabel umur cenderung tidak
115
116
juga dengan pendidikan, status pekerjaan, besar penghasilan dan lama menjalani
hemodialisis. Demikian pula model HROQL yang dibangun oleh Wilson &
Cleary (1995) dalam Peterson & Bredow (2004) dimana pada komponen
Menurut peneliti ini dapat diidentikkan dengan kesehatan fisik dan status
Peterson & Bredow (2004). Menurut Wilson dan Cleary (1995) dalam Peterson
kesehatan individu
tersebut meskipun hanya satu sub variabel dari karakteristik individu yang
hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p value 0,000), tidak
ada hubungan antara dukungan perawat dengan kualitas hidup (p value 0,831),
dan ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup (p value 0,017).
Menurut Wilson dan Cleary (1995) dalam Peterson & Bredow (2004)
segala sesuatu diluar diri individu. Meskipun Wilson & Cleary tidak menyatakan
dengan jelas tentang dukungan perawat namun perawat adalah segala sesuatu
yang ada diluar pasien dan setiap 2 kali dalam seminggu pasien hemodialisis
akan bersama perawat setidaknya selama 4 jam setiap kali sesi hemodialisis.
setiap sesi dialysis yang dijalani oleh pasien. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa dukungan perawat menurut pasien sangat besar dan dinyatakan melalui
dukungan keluarga dan dukungan sosial yang secara statistik terbukti signifikan.
konsep yang dibangun oleh Wilson & Cleary (1995) dalam Peterson & Bredow
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang
kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani terapi
perawat dengan kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang
semakin meningkat.
119
B. Diet Rendah Protein Dan Penggunaan Protein Nabati Pada Penyakit Ginjal
Kronik
Protein berasal dari bahasa Yunani, yaitu proteos berarti yang utama atau
didahulukan. Jumlah dan jenis protein yang diberikan pada pasien PGK pre
dialisis dalam bentuk diet Rendah Protein sangat penting untuk diperhatikan
karena protein berguna untuk mengganti jaringan yang rusak, membuat zat
antibodi, enzim dan hormon, menjaga keseimbangan asam basa, air, elektrolit,
serta menyumbang sejumlah energi tubuh. Protein dibuat dari 20 asam amino
disebut asam amino esensial yang diperoleh dari bahan makanan, yaitu Leusin,
Bahan makanan yang mengandung semua asam amino disebut lengkap protein,
seperti telur, daging, ikan, susu, unggas, keju. Oleh karena itu, protein hewani
biasa disebut sebagai protein bernilai biologi tinggi. Bahan makanan nabati,
terbatas atau tidak lengkap. Oleh karena itu, dikatakan mengandung protein
Kedelai dan hasil olahannya, yaitu tempe, tahu dan susu kedelai,
mengandung asam amino esensial walaupun ada 1 asam amino yang kurang,
(Limiting Amino Acid) yaitu metionin. Demikian pula asam amino esensial lisin
kurang pada beras dan triptopan kurang pada jagung, akan tetapi apabila bahan
amino esensial. Sebagai contoh, nasi yang terbatas lisin dimakan bersamaan
amino dari protein dan tingkat daya cernanya pada manusia. Dengan metode ini,
protein kedelai mempunyai nilai yang sama dibandingkan dengan putih telur dan
tahu, susu acang juga mengandung kalium dan fosfor yang cukup tinggi,
pengikat fosfor dan kalium yang adekuat. Produk kedelai cukup aman untuk
selingan pengganti protein hewani sebagai variasi menu dengan jumlah sesuai
anjuran. Akan tetapi tidak untuk suplemen atau tambahan sehingga melebihi
kebutuhan. Susu kacang kedelai dapat pula digunakan sebagai pengganti susu
sapi. Hal positif yang didapat dari protein nabati adalah mengandung
121
PGK.
lain mengenai diet dengan protein nabati pada pasien PGK adalah dapat
menurunkan ekresi urea, serum kolesterol total dan LDL sebagai pencegah
kelainan pada jantung yang sering dialami pada pasien PGK. Pada binatang
dengan protein kedelai setelah 1-3 minggu didapatkab menunda penurunan fungi
Hasil observasi pada pasien yang memiliki tekanan darah yang stabil saat
diberikan dan teratur setiap 2 kali perminggu. Sedangkan pada pasien yang
memiliki tekanan darah tidak stabil saat pre dan post-HD dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya frekuensi latihan, kondisi stress, dan gangguan tidur.
darah. Hal ini dikarenakan latihan yang teratur dapat meningkatkan aliran darah
122
otot dan meningkatkan jumlah area kapiler pada otot yang sedang bekerja
sehingga akan menghasilkan aliran urea dan racun-racun yang lainnya dari
penting untuk mendapatkan hasil penurunan tekanan darah yang lebih baik.
memiliki tekanan darah tidak stabil saat pre dan post-HD, mengaku tidak atau
pasien yang merupakan salah satu pemicu terjadinya stres, yang diidentifikasikan
aktivitas sosial, dan dapat menimbulkan konflik, frustasi, serta rasa bersalah di
123
terhadap stres. Stres yang dialami pasien ini akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas
saraf simpatis.
Selain itu, ketidakstabilan tekanan darah ini juga disebabkan oleh gangguan tidur.
berbagai gangguan fisik, mental dan spiritual. Tidur diatur dalam sebuah
System). Bila aktivitas RAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan sadar.
Aktivitas RAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktivitas RAS
tekanan darah meningkat seiring dengan terjadinya gangguan tidur. Kualitas tidur
yang buruk sering dialami oleh pasien gagal ginjal karena mereka depresi dengan
selama melakukan latihan. Hasil observasi pada pasien yang memiliki tekanan
darah yang stabil saat pre dan post-HD menunjukkan bahwa mereka mengikuti
instruksi yang diberikan dan teratur setiap 2 kali perminggu. Sedangkan pada
124
pasien yang memiliki tekanan darah tidak stabil saat pre dan post-HD dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya frekuensi latihan, kondisi stres, dan
gangguan tidur.
tekanan darah selama latihan antara lain: durasi intradialytic exercise dan
intensitas latihan, peran obat anti hipertensi, dan ada tidaknya penyakit lain,
pada populasi. Bagi pasien disarankan untuk melakukan latihan secara rutin saat