Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Karakteristik penderita Hipertensi

2.1. Pengertian Karakteristik

Karakteristik adalah kemampuan untuk memadukan nilai- nilai yang

menjadi filosopi atau pandangan dunia yang utuh, memperhatikan komitmen

yang teguh dan responden yang konsisten terhadap nilai-nilai itu dengan

mengenerasikan pengalaman tertentu menjadi satu sistem nilai (Notoatmodjo

dalam Ismail 2009).

2.2. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dengan keadaan sistol

menetap 140 mmHg dan diastol 90 mmHg. Hipertensi sering tidak

menunjukkan gejala sampai tahap perkembangan lanjut dan merupakan salah

satu faktor resiko terpenting pada penyakit jantung. Penyebab utama Hipertensi

90% - 95% bersifat idiopatik sedangkan sisanya dapat disebabkan oleh

penyakit ginjal, penyempitan arteria renalis, dan penyakit lainnya (Kumar dkk,

2007 : 379)

Klasifikasi Tekanan Darah

untuk Dewasa Usia 18 Tahun atau Lebih

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <130 mmHg < 85

Normal Tinggi 130 139 85 - 89


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Hipertensi Tingkat 1 (ringan)

140 159 90 - 99

Hipertensi Tingkat 2 (sedang)

160 179 100 - 109

Hipertensi Tingkat 3 (berat)

180 110

Tabel : 2.1
Sumber : Aaronson & Ward, 2007 : 82

Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Usia menurut WHO

Usia (tahun) Hipertensi

20 29 >150 /90 mmHg

30 64 160/95 mmHg

>65 >170/95 mmHg

Tabel: 2.2
Sumber : Sutomo, 2008 : 8

2.3. Patogenesis Hipertensi

Mekanisme terjadinya Hipertensi merupakan penyimpangan dari

pengendalian fisiologik normal tekanan darah yang dipengaruhi oleh curah

jantung dan resistensi perifer total. Total curah jantung dipengaruhi oleh volume

darah, sementara volume darah sangat bergantung pada homeostasis natrium.

Resistensi perifer total terutama ditentukan di tingkat arteriol dan

bergantung pada efek pengaruh saraf dan hormon. Keadaan tonus vaskular
normal mencerminkan keseimbangan antara pengaruh vasokontriksi humoral

(termasuk angiotensin II dan katekolamin) dan vasodilator ( termasuk kinin,

prostaglandin, dan oksida nitrat). Pembuluh resistensi memperlihatkan

autoregulasi dengan memicu vasokontriksi sehingga terjadi peningkatan aliran

darah untuk mencegah hipoperfusi jaringan. Selain itu, ginjal melalui sistem

renin-angiostensin memengaruhi resistensi perifer dan homeostasis natrium.

Prosesnya adalah renin yang dihasilkan oleh sel justaglomerulus mengubah

angiotensinogen plasma menjadi angiotensin I, kemudian setelah mengikuti

sirkulasi darah diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting

enzyme (ACE). Terjadi peningkatan tekanan darah karena peningkatan

resistensi perifer dan volume darah (stimulasi sekresi aldosteron, peningkatan

reabsorbsi natrium dalam tubulus distal). Bila fungsi ekresi ginjal terganggu,

mekanisme kompensasi yang membantu memulihkan keseimbangan elektrolit

cairan adalah peningkatan tekanan arteri (Kumar dkk, 2007 : 379 - 380).

2.4. Jenis Hipertensi

a. Hipertensi primer / essensial / idiopatik

Hipertensi esensial adalah suatu penyakit multifaktor kompleks (95% kasus

Hipertensi). Faktor lingkungan (misalnya sters dan asupan garam)

memengaruhi variabel yang mengendalikan tekanan darah pada orang yang

secara genetis rentan. Gen yang menyebabkan kerentanan untuk terjadinya

Hipertensi belum diketahui. Namun diduga mencakup gen yang mengendalikan

respon terhadap peningkatan beban natrium ginjal, kadar zat presor, atau

pertumbuhan sel otot polos. Pada Hipertensi yang sudah terbentuk,


peningkatan volume darah dan resistensi perifer berperan meningkatkan

tekanan darah (Kumar dkk, 2007 : 382).

b. Hipertensi sekunder

5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya seperti penyakit

parenkim ginjal yang menyebabkan penyumbatan dan gagal

ginjal, penyakit renovaskular yang menyebabkan gangguan

pasokan darah ginjal, feokromositoma oleh tumor sel kromafin

asal neural yang mensekresikan katekolamin, dan penyakit

lainnya serta obat-obatan tertentu (Gray dkk, 2002

2.5. Karakteristik dan Faktor Penyebab Hipertensi

1. Faktor yang dapat dirubah

Faktor ini adalah gaya hidup yang terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Pola makan yang tidak baik

Asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi. Garam

secara osmotis menahan air sehingga meningkatkan volume darah dan

berperan dalam kontrol jangka panjang tekanan darah (Sheerwood, 2011 :

410).

Konsumsi garam sebaiknya dibatasi maksimal 2 gram garam dapur untuk

diet setiap hari (Mikes, 2006 : 30). Penelitian DASH-Natrium yang dilakukan

oleh National Heart, Lung and Blood Institute menunjukkan hasil yang

bermakna dengan membatasi asupan natrium yaitu melalui pengurangan

konsumsi garam hanya sebanyak 1500 mg/hari atau 2/3 sendok teh sehari

(Cahyono, 2008: 101). Sedangkan American Heart Association menyarankan


konsumsi garam sebanyak 1 sendok teh/hari (Dalimarta , 2008: 43). Contoh

bahan-bahan yang mengandung natrium dalam jumlah tinggi adalah sebagai

berikut (Cahyono, 2008: 101, Ramayulis, 2010:13 dan Nadesul, 2009 : 50):

a. Bahan yang telah diawetkan seperti ikan asin, dendeng, sosis, dan

kornet.

b. Minuman bersoda.

c. Biskuit cracker, kentang goreng asin, dan cemilan asin lainnya

d. Sayuran dan buah beku yang menggunakan pengawet natrium benzoat.

e. Bumbu penyedap, kaldu, kecap, dan asinan.

f. Sumber karbohidrat dari roti, kue yang dimasak dengan garam dapur/

baking powder, dan soda.

g. Lemak dari margarin dan mentega biasa.

h. Semua jenis makanan minuman berlemak, semua produk terbuat dari susu,

jeroan, dan semua makanan yang manis-manis.

Selain asupan garam berlebih, diet yang kurang mengandung buah,

sayuran dan produk susu (rendah K dan Ca) atau diet makanan berlemak

juga dapat menyebabkan hipertensi. Studi DASH (Dietary Aproaches to Stop

Hypertension) menemukan bahwa jenis diet yang baik seperti di atas, dapat

menurunkan tekanan darah pada orang dengan hipertensi ringan (Sheerwood,

2011 : 410).

2. Olahraga

Pada saat tekanan darah naik, salah satu cara untuk menurunkannya

adalah dengan meningkatkan level aktivitas fisik yaitu dengan melakukan


olahraga. Jenis olahraga yang sering digunakan dalam menangani hipertensi

adalah aerobik. Beberapa literatur menyarankan bahwa olahraga aerob tingkat

sedang yang dilakukan selama 15-60 menit 3 kali seminggu bermanfaat bagi

sebagian besar kasus hipertensi ringan sampai sedang (Sheerwood, 2011:

411).

Olahraga secara teratur dapat menyerap endapan kolesterol pada

pembuluh darah nadi. Tidak dianjurkan olahraga yang menegangkan seperti

tinju, gulat, angkat besi, karena dapat meningkatkan tekanan darah (Mikes,

2006 : 31).

Walaupun terjadi peningkatan tekanan darah pada saat mengelurkan

tenaga akut, olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah yang

tinggi karena saraf parasimpatik dengan efek vasodilatasinya akan menjadi

relatif lebih aktif daripada sistem saraf simpatik dengan kerja vasokontriksi.

Jalan agak cepat setiap hari atau minimal 3x seminggu sekurang-kurangnya

jam cukup untuk memberikan hasil (Tjay dan Rahardja, 2007: 542).

3. Konsumsi kopi berlebihan

Kafein dalam kopi menyebabkan menciutkan pembuluh darah yang secara

akut dapat meningkatkan tekanan darah dengan terjadinya gangguan ritme

sementara. Minum lebih dari 5 cangkir sehari meningkatkan resiko hipertensi.

Batasan maksimal konsumsi kopi adalah 3 cangkir sehari (Tjay dan Rahardja,

2007: 542).

4. Konsumsi alkohol
Mengurangi asupan alkohol dapat mencegah hipertensi, konsumsi tidak

lebih dari 2 gelas bir, 10 ons anggur, atau 2 ons whiskey untuk pria dan

separuhnya untuk wanita (Brashers, 2007 :5). Sekitar 5-20% kasus hipertensi

disebabkan oleh alkohol. Resiko hipertensi meningkat dua kali lipat jika

mengonsumsi alkohol tiga gelas atau lebih (Sutomo, 2008: 20).

5. Merokok

Merokok meningkatkan kecenderungan sel-sel darah untuk menggumpal

dalam pembuluh darah dan menurunkan jumlah HDL (High Density Lipoprotein)

(Mikes, 2006 : 31). Di dalam rokok terdapat kandungan nikotin dan CO yang

masuk ke dalam aliran darah dan nikotin segera mencapai otak yang kemudian

akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon

adrenalin sehingga akan menyempitkan pembuluh darah dan tekanan tinggi.

Gas CO dapat menyebabkan pembuluh darah tegang dan kejang otot sehingga

tekanan darah pun naik. Merokok 2 batang saja, tekanan darah meningkat

sebesar 10 mmHg. Peningkatan ini dapat menetap hingga 30 menit setelah

berhenti mengisap rokok sementara efek nikotin perlahan menghilang. Namun,

pada perokok berat, tekanan darah akan berada pada level tinggi (Ramayulis,

2010 : 16).

Selain perokok aktif, berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa perokok

pasif, yaitu orang-orang yang hidup di sekitar perokok aktif sehari-hari

mempunyai resiko yang sama dengan perokok aktif (Cahyono, 2008 : 28).

Perokok pasif juga beresiko akan menderita akibat buruk seperti perokok yakni
penyakit jantung, hipertensi, penyakit paru-paru, kerapuhan tulang dan tukak

lambung (Yatim, 2005 : 21).

6. Stres

Kerja keras penuh tekanan mendominasi gaya hidup masa kini

menyebabkan stres berkepanjangan. Berdasarkan pengamatan Framingham

Heart Study terhadap penduduk dewasa di kota Framingham, Massachusettes

bahwa stres pada pekerjaan cenderung menyebabkan hipertensi berat. Dalam

kondisi tertekan, adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kemudian tubuh siap bereaksi

(Vitahealth, 2004: 28).

Rosenman dan Frietman memopulerkan hubungan menarik antara pola

tingkah laku tipe A dengan aterogenesis yang dipercepat. Kepribadian tipe A

memperlihatkan persaingan yang kuat, ambisius, agresif, dan merasa diburu

waktu. Sudah diketahui bahwa stres menyebabkan pelapasan katekolamin,

tetapi masih dipertanyakan apakah memang bersifat aterogenik atau hanya

mempercepat serangan.

Teori bahwa aterogenesis disebabkan oleh stres dapat merumuskan

pengaruh neuroendokrin terhadap dinamika sirkulasi, lemak serum, dan

pembekuan darah ( Price & Wilson, 2005 : 585).

7. Obesitas

Massa tubuh yang besar membutuhkan banyak darah untuk menyediakan

nutrisi dan oksigen bagi tubuh. Sebagai kompensasi, volume darah meningkat

untuk menambah suplai. Namun hal ini menyebabkan tekanan intravaskular


semakin bertambah. Selain itu obesitas membuat frekuensi denyut jantung dan

kadar insulin dalam darah meningkat. Kondisi ini meyebabkan tubuh menahan

natrium dan air (Sutomo, 2008: 21).

Batasan kegemukan yaitu 20-30% dari berat badan normal (Triharto, 2010

: 6). Pendapat lain mengatakan bahwa batasan kegemukan adalah jika berat

badan lebih dari 10% dari berat badan normal.Cara untuk menentukan BB

normal dan ideal adalah sebagai berikut (Mkes, 2006 : 28 : 31):

BB normal : TB 100

BB Ideal : (TB 100) 10%(TB 100)

Selain rumus di atas, dapat menggunakan rumus BMI (Body Mass Indeks),

dengan kriteria sebagai berikut:

Kategori Nilai

Normal 18,5 24,9

Overweigt 25 29,9

Obesitas 30

Tabel 2.3

Sumber : National Heart Lung and blood Institute of National Institutes Health,

Your Guide ti Lowering Blood Pressure, US Departmen of Health and Human

Services (B. Cahyono, 2008: 99).

BMI = Berat badan (kg)

( Tinggi badan (m))

8. Obat-obatan stimulan
Penggunaan golongan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan

hipertensi. Beberapa obat-obatan tersebut adalah pil kontrasepsi, dekongestan

/ obat penghilang rasa sesak atau hidung tersumbat (Ruslianti, 2007: 80). Obat

golongan kortikosteroid utamanya digunakan untuk mengatasi radang (asma,

rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dan lain-lain). Obat ini

bahkan digunakan untuk pasien kanker dengan efeknya yang menekan sistem

kekebalan tubuh. Namun efek samping yang ditimbulkan dalam penggunaan

yang lama adalah meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam

dalam tubuh (Ikawati, 2010 : 88).

62 63).

1 Faktor yang tidak dapat dirubah

a. Keturunan

Seseorang berpotensi untuk menderita hipertensi jika orangtuanya adalah

penderita hipertensi (Mikes, 2006 : 28). Anak dengan salah satu orangtuanya

menidap hipertensi memiliki resiko 25% menderita hipertensi dan 60%

keturunannya mendapatkan hipertensi (Sutomo, 2008: 20).

b. Usia

Hipertensi dapat terjadi pada semua usia. Semakin bertambah usia,

kemungkinan terjadinya hipertensi semakin besar (Mikes, 2006 : 29). Hal ini

terjadi karena perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon

seiring dengan bertambahnya usia (Sutomo, 2008: 20). Semakin bertambah

usia seseorang, pembuluh darah juga mulai mengeras dan kaku

(arteosclerosis) yang berpengaruh pada tekanan darah ( Nadesul, 2009 : 70).


c. Jenis Kelamin

Hipertensi pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan

(Mikes, 2006 : 29). Hipertensi banyak ditemukan pada laki-laki dewasa muda

dan paruh baya . Sebaliknya hipertensi sering terjadi pada sebagian besar

wanita setelah berusia 55 tahun, atau yang telah mengalami menopause

(Sutomo, 2008: 20).

d. Etnis

Di Amerika serikat, pravelensi hipertensi lebih banyak pada orang yang

mempunyai kulit hitam dibandingkan dengan kulit putih (Mikes, 2006 : 29). Suku

berkulit hitam beresiko lebih tinggi terkena hipertensi 40% lebih banyak

dibandingkan dengan kulit putih (Sutomo, 2008: 20).

2.6. Respon penderita Hipertensi

Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan gejala, peningkatan

tekanan darah diketahui setelah pemeriksaan kesehatan. Gejala umum meliputi

sakit kepala, pusing, tinitus, pingsan. Gejala ini mirip dengan kebanyakan orang

yang tidak mengalami hipertensi. Kerusakan organ berkaitan dengan derajat

keparahan hipertensi. Perubahan utama organ seperti di bawah ini (Gray dkk,

2002 : 58 60) :

1. Pada jantung terjadi hipertrofi ventrikel kiri menyebabkan peningkatan

kekakuan dinding terhadap pengisian diastolik. Gagal ventrikel kiri dapat terjadi

seringkali tanpa dilatasi.

2. Pada ginjal menyebabkan kerusakan dan gagal ginjal secara perlahan.

Kemampuan memekatkan urin berkurang bahkan hilang sehingga terjadi


nokturia. Mikroalbuminuria berlanjut dengan proteinuria yang lebih hebat dan

penurunan bersihan kreatinin. Akhirnya, dapat terjadi gagal ginjal tahap akhir

dan memerlukan dialisis.

3. Pada otak menimbulkan stroke dan serangan iskemik. Resistensi vaskular

serebral akan meningkat karena efek hipertensi jangkan panjang, juga

kemungkinan efek akut edema serebral, dan reduksi berlebihan tekanan perfusi

arteri serebral dapat meningkatkan iskemia serebral.

2.7. Krisis Hipertensi

Krisis hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah yang sangat tinggi

sehingga memicu stroke (>180/110mmHg), dapat merusak pembuluh darah

sehingga terjadi peradangan dan mengucurkan darah yang menyebabkan

jantung tidak mampu lagi mempertahankan sirkulasi darah. Terdapat 2 jenis

krisis hipertensi (Sutomo, 2008: 17):

1. Hipertensi urgensi

Tanda dan gejala yang muncul adalah sakit kepala hebat, mual, muntah,

penglihatan kabur, mimisan, cemas berlebihan, dan nafas pendek. Namun

dapat diturunkan dalam hitungan jam dengan obat oral.

2. Hipertensi emergensi

Gejala yang muncul adalah mengancam hidup penderita. Gejala berupa

adanya cairan di paru-paru, pembengkakan atau perdarahan otak,

sobeknya dinding pembuluh darah, dan serangan jantung.

Вам также может понравиться

  • Dokter Formasi-Edit
    Dokter Formasi-Edit
    Документ30 страниц
    Dokter Formasi-Edit
    Fathzcepholapotz Tjah Insyaf
    Оценок пока нет
  • 7.4 Etnografi
    7.4 Etnografi
    Документ30 страниц
    7.4 Etnografi
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Interna Kata Penganta1pd
    Interna Kata Penganta1pd
    Документ2 страницы
    Interna Kata Penganta1pd
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Pda Pfo
    Pda Pfo
    Документ20 страниц
    Pda Pfo
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • MASALAH GIZI
    MASALAH GIZI
    Документ16 страниц
    MASALAH GIZI
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Spina Bifida Membranosa Impending Rupture
    Laporan Kasus Spina Bifida Membranosa Impending Rupture
    Документ20 страниц
    Laporan Kasus Spina Bifida Membranosa Impending Rupture
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Referat Dispepsia
    Referat Dispepsia
    Документ36 страниц
    Referat Dispepsia
    Ame Momo
    75% (4)
  • Daftar Isi Bedah
    Daftar Isi Bedah
    Документ2 страницы
    Daftar Isi Bedah
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Interna Baru
    Interna Baru
    Документ19 страниц
    Interna Baru
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Документ30 страниц
    Laporan Kasus
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Soal
    Soal
    Документ3 страницы
    Soal
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Referat Dispepsia
    Referat Dispepsia
    Документ36 страниц
    Referat Dispepsia
    Ame Momo
    75% (4)
  • Tugas Prodi Magister Kesmas Sem 1 Kelas C
    Tugas Prodi Magister Kesmas Sem 1 Kelas C
    Документ1 страница
    Tugas Prodi Magister Kesmas Sem 1 Kelas C
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Lapkas Gibur + BP
    Lapkas Gibur + BP
    Документ20 страниц
    Lapkas Gibur + BP
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Tonsilitis Membranosa
    Tonsilitis Membranosa
    Документ18 страниц
    Tonsilitis Membranosa
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Cover Paper THT
    Cover Paper THT
    Документ1 страница
    Cover Paper THT
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Tonsilitis Membranosa Slide
    Tonsilitis Membranosa Slide
    Документ19 страниц
    Tonsilitis Membranosa Slide
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Paper Bedah Yunitra
    Paper Bedah Yunitra
    Документ15 страниц
    Paper Bedah Yunitra
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Paper Bedah Yunitra
    Paper Bedah Yunitra
    Документ15 страниц
    Paper Bedah Yunitra
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Tonsilitis Membranosa
    Tonsilitis Membranosa
    Документ18 страниц
    Tonsilitis Membranosa
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Gynecomastia Azr
    Gynecomastia Azr
    Документ9 страниц
    Gynecomastia Azr
    Sri hardyanti
    Оценок пока нет
  • Referat Tonsilitis Membranosa Winda
    Referat Tonsilitis Membranosa Winda
    Документ19 страниц
    Referat Tonsilitis Membranosa Winda
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Gizi Masyarakat Yunitra
    Gizi Masyarakat Yunitra
    Документ17 страниц
    Gizi Masyarakat Yunitra
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Tonsilitis Difteri
    Tonsilitis Difteri
    Документ1 страница
    Tonsilitis Difteri
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • RUPTUR URETHRA DAN PENATALAKSANAANNYA
    RUPTUR URETHRA DAN PENATALAKSANAANNYA
    Документ18 страниц
    RUPTUR URETHRA DAN PENATALAKSANAANNYA
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • GYNECOMASTIA
    GYNECOMASTIA
    Документ28 страниц
    GYNECOMASTIA
    Yuchan135
    75% (4)
  • s2 SOAL TUGAS
    s2 SOAL TUGAS
    Документ4 страницы
    s2 SOAL TUGAS
    yunitra devi
    Оценок пока нет
  • Cover Paper Beadh
    Cover Paper Beadh
    Документ1 страница
    Cover Paper Beadh
    yunitra devi
    Оценок пока нет