- Maria Navratilova (14.1.02.01.0316) Kelas : 3E - Akuntansi
PENGUJIAN PENGENDALIAN TENTANG
AUDIT SIKLUS PENGELUARAN
A. Definisi Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan berupa aktiva tetap dan surat berharga yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaaan dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan dapat dibagi dua yaitu: 1. Jasa yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel,bunga,asuransi,iklan). 2. Jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari satu tahun (aktiva tidak terwujud).
B. Transaksi Besar Yang Membentuk Siklus Pengeluaran Dalam Perusahaan terdiri
dari: 1. Transaksi pembelian 2. Transaksi pengeluaran kas
C. Tujuan Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
1. Keberadaan atau keterjadian Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selama periode yang diaudit, transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaran yang dilakukan kepada pemasok selama periode yang diaudit. Utang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca, aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca, aktiva tidak berwujud mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca. 2. Kelengkapan Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang diaudit telah dicatat. Utang usaha mencakup semua jumlah yang terutang kepada pemasok barang dan jasa pada tanggal neraca, saldo aktiva tetap mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit, saldo aktiva tidak berwujud mencakup semua transaksi perubahan yang terjadi selama periode yang diaudit. 3. Hak dan Kewajiban Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit, entitas memiliki hak atas aktiva tetap sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit, entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit. Utang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajiban entitas kepada pemasok, entitas memiliki hak atas aktiva tetap yang tercatat pada tanggal neraca, entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca. 4. Penilaian atau Alokasi Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas telah tercatat dalam jurnal, diringkas, dan diposting kedalam akun dengan benar. Utang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggal neraca, aktiva tetap dinyatakan pada kos dikurangi dengan depresiasi akumulasi, aktiva tidak berwujud dinyatakan pada kos atau kos dikurangi dengan amortisasi akumulasi, biaya yang berkaitan dengan aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud dicatat sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. 5. Penyajian dan Pengungkapan Rincian transaksi pembelian dan pengeluaran kas mendukung penyajian akun yang berkaitan dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya. Utang usaha, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud diidentifikasi dan diklasifikasi dengan semestinya dalam neraca, pengungkapan memadai telah dibuat berkaitan dengan utang usaha, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud
D. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus
Pengeluaran 1. Pemahaman sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi pembelian dan pengeluaran kas. 2. Penentuan kemungkinan salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi pembelian dan pengeluaran kas. 3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan mencegah salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi pembelian dan pengeluaran kas. 4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian. 5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi pembelian dan pengeluaran kas.
E. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Transaksi
Pengeluaran Kas Fungsi yang terkait 1) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas adalah fungsi yang mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatat utang 2) Fungsi pencatat utang yaitu fungsi yang bertanggungjawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. 3) Fungsi keuangan yaitu fungsi yang bertanggung jawab mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur. 4) Fungsi akuntansi biaya yaitu fungsi yang bertanggungjawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan sediaan 5) Fungsi akuntansi umum yaitu fungsi yang bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek. 6) Fungsi audit intern yaitu fungsi yang bertanggung jawab melakukan penghitungan kas secara periodik dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi
Dokumen yang digunakan
1. Dokumen sumber = bukti kas keluar 2. Dokumen pendukung = permintaan cek, kuitansi, cek. Catatan akuntansi yang digunakan 1) Register cek ( check register) 2) Buku besar ( general ledger)
Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi pengeluaran kas
1) Lakukan pengamatan terhadap prosedur pembuatan cek dan pencatatan cek ke dalam register cek. 2) Ambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan lakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung. 3) Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. 4) Ambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan lakukan pengusutan ke dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan. 5) Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal.
E. Evaluasi Hasil Pengujian Pengendalian
Setelah memperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan pelaporan keuangan siklus pengeluaran dan setelah menaksir risiko pengendalian utuk berbagai asersi akun yang terkait dengan siklus pengeluaran, auditor harus membandingkan tingkat risiko pengendalian sesungguhnya atau final dengan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan untuk asersi tersebut. Tingkat risiko pengendalian final sama dengan yang direncanakan, auditor dapat melanjutkan untuk mendesain pengujian substantive khusus berdasarkan tingkat pengujian substantive yang direncanakan. Jika tingkat risiko pengendalian final tidak sama dengan yang direncanakan, auditor harus mengubah tingkat pengujian substantive sebelum auditor mendesain pengujian substantive khusus untuk menampung tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.