Model Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung) dan
Penerapannya dalam Pembelajaran Fisika
Oleh : Febriman Zendrato
A. Definisi Model Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung)
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan dapat berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). Menurut Arends (2001): A teaching model that is aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model. Artinya: Sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan yang dapat diajarkan langkah- demi-langkah. Untuk tujuan tersebut, model yang digunakan dinamakan model pengajaran langsung. Arends (1997) menyatakan: The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion. Artinya: Model pengajaran langsung secara khusus dirancang untuk mempromosikan belajar siswa dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah demi langkah. Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-hati oleh Guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas. Jadi model pembelajaran langsung (direct instruction) merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada Guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, 1985 menyebut direct instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah pengajaran aktif. Atau diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982. Sedangkan oleh Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (explicit instruction). Model Direct Instruction pada umumnya dirancang secara khusus untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa yang berkaitan dngan aspek pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik yang dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pengetahuan prosedural menyatakan pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu untuk melakukan sesuatu atau memecahkan sebuah kasus, sedangkan pengetahuan deklaratif menyatakan pengetahuan tentang sesuatu atau kasus tertentu (Dahar, 1986:41). Pengetahuan deklaratif biasanya disajian dalam bentuk proposisi (dapat disamakan dengan gagasan) berupa fakta, opini, atau aturan. Gagne menyebutnya pengetahuan deklaratif sebagai informasi verbal (verbal information). Siswa yang dapat menyebutkan aturan cara menghitung gaya yang bekerja pada benda maka sisa tersebut menunjukkan memiliki pengetahuan dklaratif, tetapi jika siswa tersebut dapat menghitung besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda dengan benar maka siswa tersebut memilik pengetahuan procedural (Dr. Lia Yuliati M.Pd, 2008:11). Fokus utama dari Direct Instruction adalah adanya pelatihan-pelatihan yang dapat diterapkan dari keadaan nyata yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Pelatihan tersebut diawali dengan pemodelan oleh Guru yang selanjutnya dikuti dengan kegiatan siswa. Secara umum, ketika guru melaksanakan pembelajaran langsung, Guru mengklarifikasi konsep, melakukan pemodelan, dan mengajak siswa berpikir tentang cara membuat kesimpulan atau menunjukkan pentingnya sebuah gagasan (Dr. Lia Yuliati M.Pd, 2008:11-12). Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih terstruktur. Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan pemodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik. Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi, walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
B. Karakteristik Model Direct Instruction
Model pembelajaran direct instruction atau yang dikenal dengan model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar mengajar peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Menurut para pakar teori belajar, pengetahuan deklaratif (dapat diungkap dengan kata- kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Adapun ciri ciri model pengajaran langsung adalah sebagai berikut: 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur penilaian belajar. 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. Modelling merupakan pendekatan utama dalam pembelajaran langsung. Modelling berarti mendemonstrasikan suatu prosedur kepada peserta didik. Modelling mengikuti urut-urutan sebagai berikut: a. Guru mendemonstrasikan perilaku yang hendak dicapai sebagai hasil belajar. b. Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku lain yang sudah dimiliki peserta didik. c. Guru mendemonstrasikan berbagai bagian perilaku tersebut dengan cara jelas, terstruktur dan berurutan disertai penjelasan mengenai apa yang dikerjakannya setelah setiap langkah selesai dikerjakan. d. Peserta didik perlu mengingat langkah-langkah yang dilihatnya dan kemudian menirukannya.
C. Strategi Direct Instruction
Strategi pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka dikembangkan oleh guru. Banyak guru yang membuat kesalahan dengan mengajar, yakni sebelum siswa merasa terlibat dan siap secara mental Guru langsung memberikan materi pelajaran. Menurut Silbernam (dalam Suryati dkk, 2008:35), strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran yaitu: 1. Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut. 2. Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti. 3. Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving). 4. Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis). 5. Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan. 6. Ketika guru ingin menumbuhkan ketertarikan siswa akan suatu topik. 7. Ketika guru harus menunjukkan teknik atau prosedur-prosedur tertentu sebelum siswa melakukan suatu kegiatan praktik. 8. Ketika guru ingin menyampaikan kerangka parameter-parameter untuk memandu siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran kelompok atau independen. 9. Ketika para siswa menghadapi kesulitan yang sama yang dapat diatasi dengan penjelasan yang sangat terstruktur. 10. Ketika lingkungan mengajar tidak sesuai dengan strategi yang berpusat pada siswa atau ketika guru tidak memiliki waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Direct Instruction
Langkah-langkah model direct instruction terdiri dari 5 fase (dalam Dr. Lia Yuliati M.Pd, 2008:14-17), yaitu orientasi, presentasi, latihan terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan bebas. Penggunaan model ini pada awalnya digunakan untuk meningkatkan pengetahuan atau keterampilan siswa pada level yang lebih tinggi pada kondisi latihan yang berbeda. Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan sintaks pembelajaran langsung sebagai berikut : Fase-fase Kegiatan Guru 1. Orientasi (menyampaikan Menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator, tujuan dan informasi latar belakang pelajaran, pentingnya mempersiapkan siswa) pelajaran, dan mempersiapkan siswa untuk belajar. Mendeskripsikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan itu dan hubungannya dengan pengetahuan dan/atau pengalaman awal siswa yang dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Mendiskusikan prosedur kegiatan pembelajaran siswa. 2. Presentasi Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau (mendemonstrasikan menyajikan informasi tahap demi tahap. pengetahuan atau Melakukan modelling (pemodelan) keterampilan keterampilan) yang akan dikuasai siswa. 3. Latihan terstruktur Merencanakan kegiatan bimbingan pada siswa. (membimbing pelatihan) Memberikan bimbingan latihan berdasarkan pemodelan yang diberikan agar siswa dapat melakukan kegiatan pelatihan awal. 4. Latihan terbimbing Mengecek keberhasilan pelaksanaan tugas latihan (mengecek pemahaman apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dan memberikan umpan dengan baik. balik) Memberikan umpan balik terhadap kegiatan siswa dengan melakukan tes, wawancara, pengamatan dan sebagainya. 5. Latihan bebas Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan (memberikan kesempatan lanjutan pada siswa. untuk pelatihan lanjutan Memberikan penerapan materi yang dipelajari dan penerapan hasil siswa pada situasi lebih kompleks dalam kehidupan latihan) sehari-hari. Catatan: Fase orientasi dan presentasi dapat ditukar posisinya bergantung pada kebutuhan.
E. Kelebihan dan Kelemahan Model Direct Instruction
a. Kelebihan model pembelajaran direct instruction adalah: 1. Dalam model pembelajaran direct instruction, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh peserta didik sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh peserta didik. 2. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan- keterampilan kepada peserta didik yang berprestasi rendah sekalipun. 3. Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis, bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan. 4. Model pembelajaran direct instruction menekankan kegiatan mendengarkan (melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi), sehingga membantu peserta didik yang cocok belajar dengan cara-cara ini. 5. Model pembelajaran direct instruction dapat memberikan tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta. 6. Model pembelajaran direct instruction dapat diterapkan secara efektif dalam kelas besar maupun kelas yang kecil. 7. Peserta didik dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas. 8. Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat. 9. Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik. 10. Kinerja peserta didik dapat dipantau secara cermat. 11. Umpan balik bagi peserta didik berorientasi akademik. 12. Model pembelajaran direct instruction dapat digunakan untuk menekankan butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi peserta didik. 13. Model pembelajaran direct instruction dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.
b. Kelemahan model pembelajaran direct instruction adalah:
1. Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka peserta didik dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan terhambat. 2. Model pembelajaran direct instruction sangat bergantung pada cara komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka akan menjadikan pembelajaran direct instruction menjadi kurang baik pula. 3. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak, model pembelajaran tidak dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk cukup memproses dan memahami informasi yang disampaikan. 4. Jika terlalu sering menggunakan model pembelajaran direct instruction akan membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu peserta didik semua informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai pembelajan peserta didik itu sendiri. 5. Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan peserta didik. Kenyataannya, banyak peserta didik bukanlah pengamat yang baik sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya diketahui.
F. Contoh Perencanaan Model Direct Instruction pada Bidang Fisika
1. Orientasi : Menyampaikan bahwa kita telah mempelajari tentang GLBB pada pertemuan sebelumnya dan menyampaikan akan mempelajari materi GJB (Gerak Jatuh Bebas). 2. Presentasi : Melakukan demonstrasi tentang GJB (menjatuhkan dua benda bermassa beda akan tetap jatuh pada saat yang sama). Dan menyampaikan bahwa yang berpengaruh sebenarnya adalah gaya gesek bukan massa. Menyatakan gerak yang dilakukan sama dengan GLBB dan persamaan yang digunakan sama dengan persamaan GLBB. 3. Latihan Terstruktur : Siswa diminta melakukan sendiri percobaan untuk menjatuhkan 2 benda bermassa berbeda. Siswa diberikan soal untuk mempresiksi berapa lama waktu jatuh benda. 4. Latihan Terbimbing : Meminta siswa untuk mengerjakan didepan soal yang diberikan, dicek kebenaran dan jika salah diluruskan. 5. Latihan Bebas : Memberikan persoalan yang lebih rumit dengan mengganti variable yang ditanya dan yang diketahui untuk siswa agar lebih mengerti.