Вы находитесь на странице: 1из 17

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 18, No. 1, Mei 2016, 27-43 DOI: 10.9744/jak.18.1.

27-43
ISSN 1411-0288 print / ISSN 2338-8137 online

Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure


Terhadap Manajemen Laba Riil

Andriana Puspitasari1, Yeterina Widi Nugrahanti1*


1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
*Penulis korespondensi; e-mail: yeterina.nugrahanti@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hubungan politik, ukuran Kantor
Akuntan Publik (KAP) dan audit tenure terhadap manajemen laba riil yang diukur dengan
arus kas operasi abnormal. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
leverage, kerugian perusahaan dan kas dan setara kas. Penelitian dilakukan pada perusaha-
an manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai dengan
2014. Data penelitian berupa data sekunder yang bersumber pada laporan keuangan dan
laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang diteliti. Sampel dipilih menggunakan metode
purposive dan terdapat 415 pengamatan yang memenuhi kriteria sampel yang ditetapkan.
Data dianalis menggunakan uji regresi berganda. Hasil-hasil penelitian menunjukkan
bahwa hubungan politik, dan audit tenure tidak mempengaruhi manajemen laba riil,
sedangkan ukuran KAP berpengaruh positif terhadap manajemen laba riil. Diantara ketiga
variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian, hanya leverage yang tidak terbukti
mempengaruhi manajemen laba riil, sementara kedua variabel kontrol lain yaitu kerugian
perusahaan dan kas dan setara kas terbukti berpengaruh signifikan.

Kata kunci: Arus kas operasi abnormal, hubungan politik, ukuran KAP, audit tenure,
manajemen laba riil.

ABSTRACT

The purpose of this study is to examine the influence of the political connection, the size of
Public Accountant Firm (PAF) and the audit tenure toward the real earnings management
which is measured by abnormal Cash Flow Operation (CFO). This study uses three control
variables, namely leverage, companys loss, cash and cash equivalent. The research data
applied in this study are the secondary data which are taken from the financial reports and
annual reports of manufacture companies listed in Indonesian Stock Exchange of 2010-2014
periods. By using the purposive sampling method, there are 415 observations fit as the
research sample. Data are processed by applying the multiple linear regression test. The
results show that the political connection and audit tenure do not have influence on the real
earnings management, whereas the size of PAF utilized by the company has positive influence
on the real earnings management. Among those three controlling variables, only leverage that
not be able to prove its influence on the real earnings management, while other variables i.e.
companys loss and cash and cash equivalent show the significant influence.

Keywords: Abnormal CFO, political connection, the size of PAF, audit tenure, real earnings
management.

PENDAHULUAN sering menjadi target rekayasa oleh manajemen


perusahaan terutama pada informasi yang terkait
Laporan keuangan merupakan tolak ukur dengan laba (Christiani dan Nugrahanti, 2014).
dalam menilai kinerja suatu manajemen perusa- Manajemen perusahaan sering kali mengubah
haan, namun tidak selalu mencerminkan keadaan laba sesuai dengan kebutuhan mereka, misalnya
perusahaan yang sebenarnya. Laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan dana, perusahaan

27
28 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

akan menaikkan laba dan untuk pembayaran secara berlebihan) dan pengurangan beban diskre-
pajak, perusahaan akan menurunkan laba sioner. Oktorina dan Hutagaol (2008) menunjuk-
(Martani dan Kamila, 2014). Fisher dan Rosenzwig kan jika sebagian besar perusahaan yang masuk
(1995) dalam Sulistyanto (2008), menjelaskan dalam majalah Swa100 melakukan manajemen
manajemen laba adalah tindakan manajemen per- laba riil dengan menggunakan arus kas operasi.
usahaan untuk menaikkan atau menurunkan laba Perusahaan-perusahaan publik di Indonesia me-
periode berjalan tanpa menyebabkan kenaikan lakukan manajemen laba riil dengan tujuan untuk
atau penurunan keuntungan ekonomi dalam menghindari pelaporan kerugian tahunan perusa-
perusahaan untuk waktu jangka panjang. Menu- haan (Ratmono 2010). Cohen et al. (2007) men-
rut Sulistyanto (2008), manajemen laba memiliki jelaskan salah satu alasan perusahaan mengguna-
tujuan untuk mengelabuhi stakeholder yang ingin kan manajemen laba riil adalah untuk menghin-
mengetahui kinerja manajemen dan kondisi per- dari deteksi yang dilakukan oleh auditor ataupun
usahaan. Manajemen laba dalam sebuah peru- regulator.
sahaan dapat dikatakan sebagai tindakan legal Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
maupun illegal. Manajemen laba legal adalah aktivitas manajemen laba perusahaan adalah ada-
manipulasi yang tidak bertentangan dengan stan- nya hubungan politik dalam suatu perusahaan.
dar akuntansi baik Prinsip-Prinsip Akuntansi Nurhayati (2012) mengatakan bahwa hubungan
Berterima Umum (PABU) maupun Pernyataan politik memiliki dampak tersendiri terhadap peng-
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Sedangkan ungkapan informasi keuangan. Braam et al (2015)
manajemen laba illegal, berarti tindakan manipu- mengungkapkan terdapat hubungan antara ko-
lasi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan neksi politik dalam perusahaan dengan pengguna-
standar akuntansi yang telah ditetapkan, misal- an strategi manajemen laba di perusahaan baik
nya dengan melaporkan angka-angka fiktif, mem- melalui aktivitas akrual ataupun riil. Fenomena
perbesar atau memperkecil angka dalam laporan hubungan politik di Indonesia sebelumnya pernah
keuangan perusahaan untuk mencapai target laba terjadi pada masa kepemimpinan Presiden
tertentu, seperti yang telah dilakukan oleh bebe- Soeharto, yaitu pemberian lisensi impor secara
rapa perusahaan dalam negeri maupun luar cuma-cuma kepada perusahaan yang memiliki
negeri. hubungan politik dengan pemerintahan Soeharto
Terdapat dua praktik manajemen laba yang (Mobarak dan Purbasari 2006 dalam Nurhayati
dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan, 2012). Menurut Indonesian Corruption Watch ter-
yaitu manajemen laba akrual dan manajemen dapat 48 anggota legislatif terpilih hasil pemilu
laba riil. Manajemen laba akrual dilakukan yang terkena kasus korupsi. Salah satunya adalah
dengan menggunakan berbagai macam kebijakan Jero Wacik, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
maupun metode akuntansi yang berlaku umum Republik Indonesia (DPR-RI) terpilih dari Partai
untuk mencapai tujuan laba tertentu (Braam et al. Demokrat dan mantan Menteri Energi dan
2015). Sedangkan manajemen laba riil merupakan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang juga dikenal
penyimpangan yang dilakukan manajemen per- sebagai pengusaha di bidang jasa dan pariwisata
usahaan dari kegiatan operasi normal perusahaan telah terkena kasus korupsi (Wartakota, Pal-
selama periode akuntansi untuk memenuhi target merah, 16 September 2014). Pakar hukum Univer-
laba, menutupi kerugian atau mencapai analysis sitas Trisakti, Yanti Garnasih mengatakan jika
forecast (Roychowdhury 2006). Manajemen laba korupsi di Indonesia semakin terorganisasi dengan
riil telah mendapat sorotan dari beberapa peneliti, baik, dikarenakan ada kemungkinan terjadi kerja
antara lain Roychowdhury (2006), Cohen et al. sama antar beberapa pihak. Misalnya di DPR
(2007), Oktorina dan Hutagaol (2008), Ratmono terdapat kerja sama antara Badan Anggaran,
(2010), Chi et al. (2010), dan Braam et al. (2015). anggota komisi dan pengusaha (Tempo, 26 Maret
Salah satu variabel yang dapat mendeteksi mana- 2012). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
jemen laba riil adalah pola arus kas dari kegiatan politik juga mempengaruhi kelangsungan bisnis
operasi atau cash flow operation (CFO). Pada saat para pengusaha yang ada di Indonesia.
perusahaan melakukan manajemen laba riil, Chaney et al. (2010) dan Nurhayati (2012)
maka CFO akan menyimpang atau tidak sesuai menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
dengan level rata-rata CFO secara normal, yang hubungan politik cenderung memiliki kualitas
disebut dengan abnormal CFO (Roychowdhury pelaporan yang buruk dan kurang peduli terhadap
2006). laporan keuangan karena mendapat perlindungan
Roychowdhury (2006) menjelaskan bahwa dari hubungan politik yang telah terjalin. Braam et
manajer melakukan manajemen laba riil untuk al. (2015) menjelaskan bahwa perusahaan yang
menghindari pelaporan kerugian tahunan melalui memiliki hubungan politik cenderung melakukan
manipulasi penjualan, overproduction (produksi manajemen laba riil daripada manajemen laba
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 29

akrual. Hal ini dikarenakan perusahaan yang me- hari. Variabel independen penelitian ini adalah
miliki hubungan politik mendapatkan pengawas- hubungan politik (Braam et al., 2015), ukuran
an ketat oleh publik, sehingga terdapat risiko KAP auditor perusahaan (Christiani dan Nugra-
deteksi tinggi maka perusahaan akan memilih hanti, 2014) dan audit tenure auditor perusahaan
manajemen riil supaya tidak mudah dideteksi. (Chi et al. 2010). Hubungan politik dipilih sebagai
Penggunaan manajemen laba riil di perusa- variabel independen, karena masih sedikit pene-
haan selain didasari dengan adanya hubungan litian tentang pengaruh hubungan politik ter-
politik dalam perusahaan, juga didasari dengan hadap manajemen laba (Braam et al. 2015) dan
keberadaan auditor yang telah ada di perusahaan dari fenomena yang telah dijelaskan di Indonesia,
sejak periode-periode sebelumnya (Chi et al. 2010). hubungan politik memiliki kaitan erat dengan ke-
Menurut Braam et al. (2015) setiap auditor di langsungan bisnis perusahaan di Indonesia. Pene-
perusahaan memiliki peran yang efektif dalam litian ini mengidentifikasi keberadaan hubungan
membatasi pelaporan agresif yang akan dilakukan politik dalam perusahaan dari Dewan Direksi dan
oleh manajemen perusahaan. Kemampuan atau Dewan Komisaris baik ketua atau anggota me-
kompetensi auditor dalam sebuah perusahaan rupakan anggota DPR, menteri atau wakil men-
akan dilihat dari ukuran Kantor Akuntan Publik teri, atau berhubungan dengan politisi ternama
(KAP) yang digunakan perusahaan dan lamanya dan anggota partai politik (Braam et al. 2015).
masa perikatan auditor atau audit tenure dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
perusahaan tersebut. Inaam et al. (2012) menun- pertimbangan pengguna laporan keuangan agar
jukkan bahwa ukuran KAP, yang dilihat dari KAP benar-benar mencermati kualitas laporan keuang-
Big-8 berpengaruh positif terhadap manajemen an yang disajikan oleh perusahaan. Pengguna
laba riil yang diukur melalui manipulasi penjualan laporan keuangan terutama investor dalam me-
(arus kas kegiatan operasi). Chi et al. (2010) nentukan keputusan investasi perlu memperhati-
mengatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh kan tren arus kas perusahaan untuk mengetahui
positif terhadap manajemen laba riil. Namun ada tidaknya manajemen laba riil di perusahaan
Nihlati dan Meiranto (2014) menunjukkan bahwa tersebut.
ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap mana-
jemen laba riil. Selain itu, Chi et al. (2010) mem- Teori Agensi
buktikan bahwa variabel audit tenure berpenga-
ruh positif terhadap manajemen laba riil. Sedang- Jensen dan Meckling (1976) mengatakan
kan Herusetya dan Pujilestari (2013) menemukan bahwa teori agensi merupakan kontrak antara
bahwa variabel audit tenure tidak berpengaruh prinsipal (pemegang saham) dan agen (mana-
terhadap manajemen laba riil. jemen perusahaan), dimana agen bertugas untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengelola penggunaan dan pengendalian sumber
pengaruh hubungan politik, ukuran KAP dan daya perusahaan untuk kemakmuran prinsipal.
audit tenure terhadap manajemen laba riil pada Terdapat dua masalah keagenan yaitu conflict of
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa interest dan asimetri informasi. Conflict of interest
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Peneliti- merupakan perbedaan kepentingan antara agen
an ini mengacu pada beberapa penelitian, yaitu dan prinsipal. Manajer sebagai agen seolah-olah
Chi et al. (2010), Herusetya dan Pujilestari (2013) bekerja untuk kesejahteraan prinsipal namun
dan Braam et al. (2015). Variabel dependen dalam pada kenyataan manajer hanya bekerja untuk
penelitian ini adalah manajemen laba riil yang kepentingan diri sendiri, karena manajer tidak
diukur dengan abnormal CFO di perusahaan. Hal ingin berkorban sepenuhnya untuk memaksimal-
ini dikarenakan penelitian terkait manajemen kan nilai perusahaan (Godfrey et al., 2009).
laba di Indonesia cenderung berfokus pada mana- Sedangkan asimetri informasi merupakan suatu
jemen laba akrual dan penelitian manajemen laba keadaan dimana salah satu pihak memiliki infor-
riil masih jarang dilakukan. Roychowdhury (2006) masi yang lebih banyak dibandingkan dengan
menjelaskan manajemen laba riil dianggap lebih pihak lain. Pihak manajer selaku pengelola
valid jika dibandingkan dengan manajemen laba perusahaan sering kali memiliki informasi yang
akrual karena dimungkinkan manajer tidak lebih banyak jika dibandingkan dengan pemegang
hanya melakukan manajemen laba melalui akti- saham di perusahaan. Kedua kondisi tersebut
vitas akrual saja. Selain itu manajemen laba riil akan mudah dimanfaatkan oleh manajer dalam
dianggap unik karena tidak begitu mendapatkan melakukan manajemen laba baik dengan aktivitas
pengawasan dari auditor (Chi et al. 2010), hal ini akrual atau aktivitas riil. Hal ini dikarenakan
disebabkan karena manajemen laba riil hampir manajer perusahaan mempunyai otoritas dalam
sama seperti kegiatan operasi perusahaan sehari- pengambilan keputusan (Godfrey et al., 2009).
30 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

Manajemen Laba menjadi lebih kecil karena jumlah barang yang


diproduksi lebih banyak. Dengan melakukan
Laporan keuangan merupakan bentuk per- overproduction maka akan menurunkan cost of
tanggungjawaban dari manajemen kepada stakes- goods sold (harga pokok penjualan).
holders perusahaan. Menurut Christiani dan 3. Pengurangan Biaya Diskresioner
Nugrahanti (2014) komponen laporan yang Pengurangan biaya diskresioner dapat dilaku-
menjadi pusat perhatian dan dijadikan acuan kan dengan mengurangi biaya penelitian dan
penilaian kinerja perusahaan adalah laba. Melihat pengembangan, biaya iklan, dan biaya penjual-
pentingnya informasi laba, maka laba menjadi an, biaya umum dan administrasi seperti pela-
sasaran manipulasi oleh pihak manajemen agar tihan karyawan dan perjalanan dinas. Dengan
kinerja manajemen perusahaan terlihat baik. berkurangnya beban-beban tersebut maka laba
Sesuai dengan perspektif oportunis bahwa mana- perusahaan akan meningkat, sehingga arus
jemen laba merupakan perilaku oportunis manajer kas periode berjalan akan meningkat namun
untuk mengelabuhi investor dan memaksimalkan pada periode yang akan datang arus kas ke-
kesejahteraannya karena manajer mendapatkan giatan operasi perusahaan akan menurun atau
informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan lebih rendah dari periode sebelumnya.
pihak lain terutama investor (Sulistyanto, 2008).
Terdapat dua teknik dalam melakukan mani- Hubungan Politik
pulasi laba, yaitu melalui aktivitas akrual dan
aktivitas riil. Manajemen laba melalui aktivitas Faccio (2006) dalam Braam et al. (2015) men-
akrual adalah manipulasi laba yang dilakukan jelaskan bahwa sebuah perusahaan dapat dikata-
melalui pencatatan-pencatatan akuntansi dengan kan mempunyai hubungan politik jika setidaknya
basis akrual, dimana pengakuan hak dan kewajib- dalam perusahaan terdapat pemegang saham
an perusahaan tidak melihat kapan kas perusaha- terbesar (mempunyai hak suara setidaknya 10
an akan masuk atau keluar (Sulistyanto, 2008). persen) atau salah satu top officers dalam perusa-
Misalnya pada saat perusahaan akan memper- haan menjabat sebagai anggota parlemen, men-
kecil laba, perusahaan akan menunda pengakuan teri, atau berhubungan erat dengan politisi
pendapatan periode berjalan menjadi pendapatan ternama ataupun partai politik. Menurut Chaney
periode berikutnya. Sedangkan manajemen laba et al. (2010) terdapat beberapa manfaat yang
melalui aktivitas riil adalah tindakan yang dilaku- didapatkan oleh perusahaan yang memiliki
kan oleh manajer perusahaan yang menyimpang hubungan politik, yang pertama perusahaan
dari praktik bisnis normal dengan melakukan mendapatkan manfaat dari relasi hubungan
manipulasi di kegiatan operasional perusahaan politik yang ada di perusahaan. Kedua, para
(Roychowdhury, 2006). Menurut Roychowdhury politisi memberikan perlindungan kepada perusa-
(2006), terdapat beberapa teknik dalam melaku- haan sebagai tempat mereka dalam menanamkan
kan manajemen laba riil, yaitu: investasi. Dengan adanya hal tersebut maka
1. Manipulasi Penjualan. manajer juga tidak menaruh perhatian lebih
Manipulasi penjualan dapat dilakukan dengan terhadap kualitas pelaporan keuangan. Ketiga,
cara memberikan potongan harga dan persya- pada saat perusahaan memiliki kualitas laba yang
ratan kredit yang lebih lunak agar dapat rendah maka perusahaan tersebut akan mencoba
meningkatkan target laba. Hal ini akan me- membangun koneksi politik untuk mendapatkan
nimbulkan adanya peningkatan penjualan perlindungan.
yang berakibat pada peningkatan laba di per-
usahaan, namun arus kas perusahaan justru Ukuran KAP
akan mengalami penurunan karena arus kas
masuk perusahaan kecil yang disebabkan oleh Laporan keuangan setiap perusahaan perlu
pemberian potongan harga dan syarat kredit diaudit terlebih dahulu sebelum diterbitkan dan
yang lunak yang telah diberikan oleh perusaha- digunakan oleh user laporan keuangan tersebut.
an. Sehingga manipulasi penjualan akan Audit atas laporan keuangan perusahaan dapat
mengakibatkan arus kas kegiatan operasi atau dilakukan oleh Akuntan Publik maupun Kantor
cash flow operation (CFO) menurun dan lebih Akuntan Publik (KAP). Kantor Akuntan Publik di
rendah jika dibandingkan dengan level penjual- Indonesia dapat diklasifikasikan menurut ukuran-
an secara normal. nya. Di Indonesia, besar atau kecilnya ukuran
2. Overproduction (Produksi Secara Berlebihan). KAP dilihat dari dua kelompok, yaitu kelompok
Pada saat perusahaan melakukan produksi KAP Big-4 dan kelompok KAP Non Big-4, dimana
terlalu banyak (overproduction), maka akan pengelompokan ukuran KAP dilihat dari KAP di
menyebabkan biaya overhead tetap per unit Indonesia yang berafiliasi dengan KAP Big-4 dan
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 31

KAP Non Big-4. KAP Big-4 di Indonesia merupa- mencapai target laba yang sebenarnya untuk
kan KAP yang bekerjasama dengan jaringan KAP memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga devi-
Internasional yang meliputi Tanudiredja, Wibi- den atau keuntungan yang didapatkan oleh pe-
sana dan Rekan merupakan jaringan internasio- megang saham semakin banyak. Dengan kondisi
nal dari Pricewaterhouse Coopers (PWC); Osman, yang demikian, kemungkinan manajer akan
Bing, Satrio merupakan jaringan internasional melakukan manajemen laba dan memilih metode
dari Deloitte Tohce Tomatsu Limited (Deloitte); yang tidak mudah terdeteksi oleh publki maupun
Purwantono, Suherman dan Surja merupakan rekan politik, salah satunya dengan manajemen
jaringan internasional dari Ernst & Young (EY), laba melalui aktivitas riil.
dan Siddharta dan Widjaja merupakan jaringan Braam et al. (2015) menyatakan bahwa pada
internasional dari KPMG. saat perusahaan mempunyai hubungan politik
akan memilih melakukan manajemen laba riil
Audit Tenure dibandingkan dengan manajemen laba akrual. Hal
ini dikarenakan perusahaan tidak ingin kehilang-
Tenure merupakan jangka waktu penugasan an reputasi dan menjaga hak-hak istimewa atas
audit oleh KAP tertentu di perusahaan klien yang hubungan politik yang telah terjalin, seperti men-
sesuai dengan peraturan pemerintah (Chi et al., dapatkan kemudahan terkait alokasi modal dari
2010 serta Nihlati dan Meiranto, 2014). Menurut pemerintah, pengadaan kontrak dengan pemerin-
Keputusan Badan Pengawasan Pasar Modal dan tah dan peluang bisnis lainnya. Fisman (2001)
Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No: KEP- dalam Braam et al. (2015) mengatakan jika
310/BL/2008 tentang Independensi Akuntan yang perusahaan yang memiliki hubungan politik maka
Memberikan Jasa di Pasar Modal, masa perikatan akan mempengaruhi alokasi modal dan menam-
atau penugasan audit terkait jasa audit umum bah peluang bisnis yang lebih baik. Goldman et al.
atas laporan keuangan klien dapat dilakukan oleh (2010) menunjukkan bahwa perusahaan di Ame-
KAP paling lama 6 tahun buku berturut-turut dan rika Serikat yang memiliki hubungan politik
oleh Akuntan Publik paling lama 3 tahun buku dengan partai yang sedang berkuasa akan men-
berturut-turut. KAP dan Akuntan Publik dapat dapatkan alokasi pengadaan kontrak. Walaupun
menerima penugasan audit kembali atas per- sistem hukum pemerintah Amerika Serikat cukup
mintaan klien setelah 1 tahun buku tidak meng- kuat, ternyata hubungan politik masih mempu-
audit klien tersebut. Ketentuan-ketentuan ter- nyai dampak terhadap alokasi sumber daya peme-
sebut tidak berlaku bagi laporan keuangan interim rintah. Begitu pula dengan Faccio et al. (2006)
yang diaudit untuk kepentingan Penawaran dalam Braam et al. (2015) yang menunjukkan jika
Umum. perusahaan yang memiliki hubungan politik lebih
mudah mendapatkan dana talangan (bailouts)
Hubungan Politik dan Manajemen Laba Riil dari pemerintah dibandingkan dengan perusaha-
an yang tidak memiliki hubungan politik.
Kinerja perusahaan tidak selalu sama dari Selain itu, baik atau tidaknya reputasi suatu
tahun ke tahun. Pada saat kinerja perusahaan perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan
baik manajer (agen) akan mendapatkan insentif, dan biasanya diukur dari laba yang dihasilkan
namun jika kinerja perusahaan buruk maka oleh perusahaan (Christiani dan Nugrahanti,
manajer justru akan mendapatkan punishment. 2014). Braam et al. (2015) menunjukkan jika
Oleh karena itu, manajer akan selalu berusaha perusahaan tidak mampu mempertahankan repu-
untuk memenuhi target laba perusahaan salah tasi perusahaan dengan baik, maka perusahaan
satunya dengan melakukan manajemen laba. akan kehilangan hak istimewa dari hubungan
Hubungan politik dalam perusahaan seharusnya politik yang telah terjalin. Rekan politik akan
dapat mengurangi tindakan manajemen laba yang mempertimbangkan laba yang mencerminkan
ada di perusahaan, dikarenakan perusahaan reputasi perusahaan sebelum memberikan hak
mendapatkan pengawasan ketat dari publik, istimewa kepada perusahaan. Hal ini yang meng-
media, maupun rekan partai politik (Chaney et al., akibatkan perusahaan akan melakukan berbagai
2010 dan Braam et al., 2015). Namun antara macam tindakan untuk mempertahankan repu-
manajer (agen) dan pemegang saham (prinsipal) tasinya. Oleh karena itu, perusahaan yang me-
sering kali terdapat perbedaan kepentingan atau miliki hubungan politik cenderung akan melaku-
conflict of interest (Jensen dan Meckling, 1976), kan manajemen laba riil dibandingkan mana-
manajer selalu ingin memenuhi target laba untuk jemen laba akrual untuk memenuhi laba yang
mendapatkan insentif atau dapat dikatakan ingin telah ditargetkan, karena manajemen laba riil
memaksimalkan kesejahteraannya. Sedangkan tidak mudah terdeteksi oleh oleh publik maupun
para pemegang saham berharap manajer dapat rekan politik dibandingkan dengan manajemen
32 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

laba akrual (Braam et al., 2015). Berdasarkan hal yang rendah pada perusahaan. Penelitian Inaam
tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis: et al. (2012) menunjukkan bahwa ukuran KAP
H1: Hubungan politik berpengaruh positif ter- auditor perusahaan berpengaruh positif terhadap
hadap manajemen laba riil. manajemen laba riil yang diukur dengan ab-
normal CFO, yang berarti semakin efektif peng-
Ukuran KAP dan Manajemen Laba Riil awasan yang dilakukan oleh auditor KAP ter-
sebut, maka akan memotivasi manajemen untuk
Teori agensi menjelaskan adanya asimetri melakukan teknik manajemen laba yang tidak
informasi yang terjadi antara manajer (agen) dan mudah diidentifikasi. Dari uraian diatas, semakin
pemegang saham (prinsipal). Dalam hal ini mana- besar ukuran KAP auditor perusahaan yang
jer yang lebih banyak mengetahui informasi digunakan, maka semakin tinggi kemungkinan
terkait kondisi perusahaan. Sebagai bentuk per- perusahaan akan melakukan manajemen laba riil.
tanggungjawaban dari manajer, maka dibuat Hal ini dikarenakan perusahaan ingin menyem-
laporan keuangan yang menunjukkan kinerja dari bunyikan manajemen laba yang sedang dilakukan
manajer. Namun pemegang saham tidak dapat oleh perusahaan dari auditor. Berdasarkan hal
percaya sepenuhnya kepada manajer, karena tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis:
sering kali manajer menginginkan kinerjanya H2: Ukuran KAP auditor perusahaan berpengaruh
selalu terlihat baik dimata para pemegang saham positif terhadap manajemen laba riil.
sehingga manajer melakukan manajemen laba
(Luhgiatno, 2010 dalam Christiani dan Nugra- Audit tenure dan Manajemen Laba Riil
hanti, 2014). Untuk mengatasi hal tersebut, maka
dibutuhkan auditor untuk menjembatani kepen- Nihlati dan Meiranto (2014) menjelaskan
tingan pemegang saham dan manajer yang bahwa terdapat asimetri informasi antara agen
mengelola keuangan perusahaan. dan prinsipal. Asimetri informasi ini dimanfaatkan
Christiani dan Nugrahanti (2014) menjelas- oleh manajemen perusahaan yang bertindak
kan bahwa dalam asimetri informasi membutuh- sebagai agen untuk melakukan manajemen laba.
kan pihak ketiga yang mampu menghubungkan Agen melakukan manajemen laba dengan tujuan
kepentingan pemegang saham (prinsipal) dan untuk memaksimalkan kesejahteraannya, selain
manajer (agen) dalam pengelolaan perusahaan. itu dengan melakukan manajemen laba kinerja
Auditor KAP yang digunakan oleh perusahaan agen akan terlihat baik di mata stakesholders
merupakan pihak ketiga dalam perusahaan untuk perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
menyelesaikan masalah terkait asimetri informasi dibutuhkan auditor dalam perusahaan. Setiap
dalam perusahaan. Auditor tersebut dapat berasal auditor memiliki masa penugasan atau masa peri-
dari KAP Big-4 atau KAP Non Big-4. Pada saat katan yang berbeda-beda di setiap perusahaan,
auditor perusahaan merupakan auditor dari KAP yang sering disebut dengan istilah audit tenure.
Big-4, maka dianggap lebih ahli daripada KAP Audit tenure merupakan jumlah tahun seorang
Non Big-4 baik dilihat dari segi pendidikan, pela- auditor dapat ditugaskan oleh sebuah perusahaan
tihan dan pengalaman di bidang akuntansi dan (Myers et al., 2003 dalam Inaam et al., 2012).
auditing (Amijaya dan Prastiwi, 2013). Selain itu Menurut Giri (2010) semakin lama masa perikat-
dengan reputasi baik yang dimiliki KAP Big-4 an seorang auditor, maka semakin tinggi penge-
maka proses audit dalam perusahaan akan dilaku- tahuan auditor tentang perusahaan tersebut.
kan dengan hati-hati (Christiani dan Nugrahanti, Program audit yang telah dirancang oleh auditor
2014). akan berjalan dengan maksimal, sehingga dapat
Dengan kompetensi lebih yang dimiliki oleh meningkatkan nilai dari laporan keuangan yang
auditor KAP Big-4 dalam perusahaan, yang telah telah dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu,
ada di perusahaan tersebut dari periode sebelum- dengan keberadaan auditor dalam sebuah peru-
nya, maka akan lebih memudahkan auditor untuk sahaan dan telah ada di perusahaan sejak periode
mengetahui manajemen laba yang telah dilakukan sebelumnya (dalam kurun waktu yang lama),
oleh manajemen perusahaan. Sehingga perusaha- maka akan memudahkan auditor untuk menge-
an akan memilih manajemen laba melalui aktivi- tahui manajemen laba yang terjadi dalam peru-
tas riil agar tidak mudah teridentifikasi oleh sahaan. Sehingga perusahaan akan memilih
auditor KAP Big-4. Chi et al. (2010) mengatakan manajemen laba melalui aktivitas riil, karena
bahwa perusahaan justru akan berpindah untuk manajemen laba riil ini cenderung lepas dari peng-
melakukan manajemen laba riil dari manajemen awasan auditor perusahaan (Chi et al. 2010).
laba akrual pada saat auditor perusahaan berasal Chi et al. (2010) menunjukkan bahwa ter-
dari KAP Big N (bereputasi baik). Hal ini di- dapat hubungan positif antara audit tenure
tunjukkan dengan adanya nilai abnormal CFO dengan manajemen laba riil. Penelitian Cohen dan
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 33

Zarowin (2010) dalam Inaam et al. (2012) juga Sedangkan data yang terkait dengan hubungan
mengatakan bahwa semakin lama audit tenure politik diperoleh dari Catatan Atas Laporan
dalam perusahaan, maka semakin tinggi kemung- Keuangan, daftar riwayat Dewan Komisaris dan
kinan perusahaan untuk melakukan manajemen Dewan Direksi dalam laporan keuangan tahunan
laba riil. Hal ini dikarenakan semakin lama masa (annual report) dan menelusuri biografi Dewan
penugasan membuat auditor akan lebih kompeten Direksi atau Dewan Komisaris di situs-situs yang
dalam menjalankan program audit yang telah ada di Google. Data nama menteri atau wakil
direncanakan karena auditor telah memahami menteri didapatkan dari website Portal Nasional
entitas dan lingkungan perusahaan dengan baik, Repubilik Indonesia (indonesia.go.id), sedangkan
sehingga perusahaan akan melakukan mana- daftar anggota DPR dan politisi didapat dari
jemen laba riil untuk menutupi manajemen laba website Dewan Perwakilan Rakyat Republik
yang terjadi di perusahaan dari auditor perusaha- Indonesia (www.dpr.go.id), dan Tokoh Indonesia
an. Berdasarkan hal tersebut maka dapat di- (www.tokohindonesia.com).
rumuskan hipotesis:
H3: Audit tenure auditor perusahaan berpengaruh Variabel Penelitian
positif terhadap manajemen laba riil.
Variabel Dependen
METODE PENELITIAN
Variabel dependen dalam penelitian ini ada-
Populasi dan Sampel lah manajemen laba atas transaksi riil. Proksi dari
manajemen laba riil yang digunakan dalam pene-
Populasi penelitian ini adalah perusahaan litian ini adalah dengan melihat arus kas operasi
manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode perusahaan atau cash flow operation (CFO). Pada
2010-2014. Pemilihan perusahaan hanya terbatas saat perusahaan melakukan manajemen laba riil,
pada sektor manufaktur, hal ini dikarenakan maka rata-rata CFO perusahaan akan bernilai
untuk menjaga homogenitas data terutama terkait negatif atau dapat dikatakan memiliki nilai di
data manajemen laba riil. Selain itu perusahaan bawah nilai 0 (Roychowdhury, 2006 dan Ratmono,
manufaktur merupakan perusahaan dengan popu- 2010). Berikut ini rumusan untuk abnormal CFO:
lasi paling besar dalam kelompok industri non
keuangan, sehingga diharapkan dapat mewakili
perusahaan publik di sektor non keuangan yang CFOt = arus kas operasi perusahaan I pada
ada di Indonesia. Perusahaan manufaktur sendiri tahun t
merupakan perusahaan dengan proses yang At-1 = total aset perusahaan i pada tahun t-1
panjang, yaitu pembelian bahan baku, pengolahan St = penjualan total perusahaan I selama
bahan baku menjadi barang setengah jadi dan tahun t
pengolahan barang setengah jadi menjadi barang t = residual regresi (proksi manajemen laba
yang siap dijual. Dengan adanya proses produksi riil)
yang panjang, maka dimungkinkan terdapat
manipulasi laba yang akan dilakukan oleh perusa- Residual dari persamaan regresi di atas ter-
haan. Perusahaan yang menjadi sampel dipilih kait arus kas kegiatan operasi normal perusahaan
dengan kriteria tertentu (purposive sampling), merupakan nilai dari variabel abnormal CFO
yaitu: (1) perusahaan manufaktur menerbitkan perusahaan i pada tahun t yang merupakan alat
laporan keuangan tahunan dengan lengkap dan ukur dari manajemen laba riil untuk setiap
berturut-turut pada periode 2010-2014 serta telah perusahaan sampel.
diaudit yang berakhir pada 31 Desember, dan (2)
laporan keuangan dicatat dalam satuan mata Variabel Independen
uang rupiah.
Variabel independen dalam penelitian ini
Jenis dan Sumber Data adalah hubungan politik, ukuran KAP dan audit
tenure perusahaan. Berikut adalah uraian tentang
Data yang digunakan dalam penelitian ini cara pengukuran variabel independen dalam
merupakan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian.
penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan 1. Hubungan Politik
perusahaan manufaktur yang telah diaudit yang Variabel hubungan politik akan diukur dengan
terdaftar di BEI pada periode 2010-2014. Data menghitung jumlah Dewan Direksi dan Dewan
sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Komisaris baik ketua atau anggota merupakan
Market Directory dan website BEI (www.idx.co.id). anggota DPR, menteri atau wakil menteri, atau
34 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

berhubungan dengan politisi ternama dan ang- usahaan, serta kas dan setara kas. Variabel-varia-
gota partai politik (Braam et al., 2015). Berikut bel tersebut dipilih berdasarkan penelitian ter-
ini adalah ketentuan perusahaan sampel yang dahulu dan dianggap mempunyai hubungan yang
dikatakan memiliki hubungan politik, antara erat dengan arus kas kegiatan operasi perusahaan
lain: (a) Dewan Direksi dan Dewan Komisaris sebagai proksi dari variabel dependen (manajemen
merupakan anggota pemerintahan, yaitu men- laba riil). Berikut ini adalah beberapa variabel
teri, wakil menteri ataupun jika terdapat kera- kontrol yang digunakan dalam penelitian, antara
bat dekat (bapak, ibu, suami, istri, anak, serta lain:
saudara kandung) dari Dewan Direksi dan 1. Leverage (LEV)
Dewan Komisaris menjabat sebagai menteri Leverage merupakan rasio dari total utang
atau wakil menteri. (b) Dewan Direksi dan terhadap total aset perusahaan i pada tahun t.
Dewan Komisaris menjabat sebagai anggota Rasio leverage ini memiliki hubungan positif
DPR dan tidak temasuk jika jabatan anggota terhadap manajemen laba riil (Herusetya dan
DPR dipegang oleh kerabat dekat (bapak, ibu, Pujiletari, 2013). Perusahaan dengan tingkat
suami, istri, anak, serta saudara kandung). Hal leverage tinggi diduga melakukan manejemen
ini dikarenakan terkait teknis dalam pencarian laba riil untuk meningkatkan laba. Challen
data sampel, yaitu dengan banyaknya jumlah dan Siregar (2011) dalam Herusetya dan Pujile-
anggota DPR di Indonesia maka terdapat tari (2013) menjelaskan perusahaan dengan
kesulitan untuk mengidentifikasi dan mencari leverage tinggi cenderung akan meningkatkan
daftar kerabat atau keluarga dari anggota DPR keuntungan untuk menghindari kegagalan
tersebut. (c) Dewan Direksi dan Dewan Komi- pemenuhan kontrak dalam perjanjian hutang.
saris merupakan politisi atau anggota partai 2. Kerugian Perusahaan (LOSS)
politik ataupun jika kerabat dekat (bapak, ibu, Kerugian perusahaan merupakan kerugian
suami, istri, anak, serta saudara kandung) dari yang dialami perusahaan dan diukur dengan
Dewan Direksi dan Dewan Komisaris merupa- variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan i pada
kan politisi atau anggota partai politik. tahun t mengalami rugi bersih dan 0 jika
2. Ukuran KAP lainnya (Herusetya dan Pujilestari, 2013).
Roychowdhury (2006) menjelaskan bahwa
Variabel ini akan diukur dengan variabel
salah satu alasan perusahaan melakukan
dummy, nilai 1 jika perusahaan menggunakan
manajemen laba riil adalah untuk menutupi
KAP yang berafiliasi dengan KAP Big-4 dan
kerugian perusahaan. Pada saat perusahaan
nilai 0 jika perusahaan menggunakan KAP
melaporkan positive earnings (tidak melapor-
yang tidak berafiliasi dengan KAP Big-4
kan rugi bersih) dalam laporan keuangan,
(Christiani dan Nugrahanti, 2014).
perusahaan justru diduga sedang menutupi
3. Audit tenure
kerugian yang ada di perusahaan dan tidak
Variabel audit tenure akan diukur dengan
melaporkan kerugian yang sebenarnya dialami
menghitung jumlah tahun perikatan atau oleh perusahaan. Namun, apabila perusahaan
masa penugasan audit dimana auditor dari melaporkan negative earnings (rugi bersih)
KAP yang sama melakukan perikatan audit dalam laporan keuangan, maka perusahaan
terhadap auditee selama periode 2010-2014. tersebut diduga tidak melakukan manajemen
Tahun perikatan diperoleh dari laporan ke- laba riil, perusahaan dianggap tidak mencoba
uangan tahunan perusahaan (Chi et al. 2010). menutupi kerugian yang sedang dialami per-
Tahun pertama perikatan audit akan dimulai usahaan. Sehingga terdapat pengaruh negatif
dengan angka 1 dan akan ditambah 1 untuk antara LOSS dan manajemen laba riil
tahun-tahun berikutnya. Apabila selama peri- (Herusetya dan Pujilestari, 2013).
ode 2010-2014 perusahaan melakukan pergan- 3. Kas dan Setara Kas (KKS)
tian auditor, maka perhitungan perikatan Kas dan setara kas merupakan rasio jumlah
audit akan dimulai dari awal, yaitu dengan kas dan setara kas terhadap total aset perusa-
angka 1. haan i pada tahun t (Herusetya dan Pujilestari,
2013). Semakin tinggi rasio KKS maka
Variabel Kontrol likuiditas perusahaan semakin baik. Dengan
likuiditas yang baik, maka perputaran kas per-
Variabel kontrol digunakan untuk memper- usahaan semakin cepat dan membuat manajer
timbangkan faktor-faktor lain yang dapat mem- lebih mudah memanfaatkan kas yang ada
pengaruhi abnormal CFO dari sisi perusahaan, untuk melakukan manajemen laba. Jadi KKS
namun variabel kontrol ini tidak menjadi fokus memiliki pengaruh positif terhadap manaje-
dari penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga men laba secara riil (Herusetya dan Pujilestari,
variabel kontrol, yaitu leverage, kerugian per- 2013).
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 35

Teknik Analisis periode t-1 (Ghozali, 2011). Uji autokorelasi


dalam penelitian ini menggunakan uji
1. Uji Regresi Linier Berganda Durbin-Watson (Gujarati, 2007).
Uji regresi linier berganda dilakukan untuk 4. Uji Hipotesis
mengetahui nilai abnormal CFO dalam setiap Uji hipotesis dalam penelitian ini mengguna-
perusahaan yang menjadi proksi manajemen kan analisis regresi berganda (multiple regres-
laba riil, sehingga tidak membutuhkan uji sion) dengan IBM SPSS 20. Hipotesis H1, H2, H3
asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melaku- dan variabel kontrol dalam penelitian akan
kan uji regresi (Roychowdhury, 2006) diuji dengan menggunakan model empiris se-
2. Uji T (Wilcoxon Signed Ranks Test) bagai berikut:
Uji t dilakukan untuk memastikan apakah
dalam perusahaan sampel benar-benar terjadi
manajemen laba riil atau tidak. Variabel yang
akan diuji adalah variabel dependen yaitu Dimana:
abnormal CFO sebagai indikator dari manaje- = konstanta
men laba riil di setiap perusahaan. = koefisien regresi variabel indepen-
3. Uji Asumsi Klasik den dan variabel kontrol
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih ABNCFO = proksi variabel manajemen laba
dahulu perlu dilakukan uji asumsi klasik riil dalam bentuk arus kas kegiat-
an operasi, yang diukur meng-
untuk mengetahui ketepatan model regresi
gunakan penyimpangan yang ter-
dalam uji hipotesis. Berikut ini adalah uji
jadi dalam arus kas kegiatan ope-
asumsi klasik yang akan digunakan dalam
rasi, yaitu abnormal cash flow
penelitian, antara lain:
operation (Roychowdhury, 2006).
a. Uji Normalitas
POLCN = menghitung jumlah Dewan Direksi
Uji normalitas dilakukan untuk melihat
dan Dewan Komisaris baik ketua
apakah nilai residu atau error dari model
atau anggota merupakan menteri
regresi memiliki distribusi normal. Model atau wakil menteri, anggota DPR,
regresi dikatakan lolos uji normalitas, jika atau berhubungan dengan politisi
nilai residu berdistribusi normal atau men- dan anggota partai politik.
dekati normal (Ghozali, 2011). Uji normali- KAP = ukuran KAP, nilai 1 jika peru-
tas untuk model regresi penelitian meng- sahaan diaudit oleh KAP yang
gunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan berafiliasi dengan KAP Big-4 dan
asumsi Central Limit Theorem (Gujarati, nilai 0 jika diudit oleh KAP yang
2007). tidak berafiliasi dengan KAP Big-
b. Uji Multikolinearitas 4.
Uji multikolinearitas dilakukan untuk me- TENURE = masa perikatan audit, dengan
mastikan bahwa dalam model regresi pene- menghitung jumlah tahun peri-
litian tidak terdapat korelasi yang kuat katan dimana auditor dari KAP
antara variabel independen maupun varia- yang sama melakukan perikatan
bel kontrol. Model regresi dapat dikatakan audit terhadap perusahaan klien.
lolos uji atau tidak terdapat masalah multi- LEV = rasio total utang terhadap total
kolinearitas jika nilai tolerance > 0,1 atau aset perusahaan.
nilai VIF < 10 untuk masing-masing varia- LOSS = kerugian yang dialami perusaha-
bel, baik variabel independen maupun an, nilai 1 jika perusahaan i pada
variabel kontrol. tahun t mengalami kerugian ber-
c. Uji Heterokedatisitas sih dan 0 jika lainnya.
Model regresi dalam penelitian harus bebas KKS = rasio jumlah kas dan setara kas
dari masalah heterokedatisitas, yaitu model terhadap total aset perusahaan i
harus memiliki nilai varian yang sama atau pada tahun t.
konstan. Uji heterokedatisitas dalam pene- = residual regresi
litian ini dilakukan melalui uji grafis residu
atau plot residu (Gujarati, 2007). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk Penentuan Sampel Penelitian
menguji apakah dalam model regresi pene-
litian terdapat korelasi antara kesalahan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
pengganggu (residual regression) pada peri- adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
ode t dengan kesalahan pengganggu pada BEI pada periode 2010-2014.
36 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

Tabel 1. Kriteria Sampel Penelitian Nilai rata-rata dari abnormal CFO dalam
No Kriteria Sampel Jumlah
hasil pengujian adalah -0,0064 dan nilai signi-
1 Laporan keuangan perusahaan manufak- 635
fikansi dari hasil uji t lebih kecil jika dibandingan
tur di BEI selama 5 tahun berturut-turut dengan = 5%, yaitu sebesar 0,046 sehingga
yaitu pada tahun 2010-2014 terbukti bahwa perusahaan benar-benar melaku-
2 Laporan keuangan di website idx.co.id (125) kan manajemen laba riil.
yang tidak dicatat dalam satuan mata
uang rupiah Statistik Deskriptif
3 Laporan keuangan yang tidak diterbitkan (50)
di website idx.co.id selama 5 tahun ber- Tabel 3 merupakan hasil pengolahan data
turut-turut yaitu pada tahun 2010-2014 untuk uji statistik deskriptif terhadap variabel-
4 Laporan keuangan yang tidak memiliki (45) variabel yang digunakan dalam penelitian, baik
kelengkapan data terkait variabel-varia- variabel dependen, variabel independen maupun
bel yang dibutuhkan dalam penelitian
variabel kontrol.
Jumlah sampel yang dipakai (n) 415
Tabel 3. Statistik Deskriptif
Sampel perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini sejumlah 83 perusahaan manufaktur Variabel
Minimum Maximum Mean
yang terdaftar di BEI selama 5 tahun berturut- Penelitian
turut pada periode 2010-2014, hal ini dikarenakan ABNCFO -1,2175 0,6599 -0,0064
POLCN 0,0000 2,0000 0,2458
terkait adanya variabel audit tenure atau masa KAP 0,0000 1,0000 -
penugasan audit yang harus dihitung disetiap TENURE 1,0000 5,0000 2,5542
tahunnya. LEV 0,0003 4,1892 0,4709
LOSS 0,0000 1,0000 -
Uji T (Wilcoxon Signed Ranks Test) KKS 0,0001 0,5003 0,1023
Sumber: Data diolah tahun 2016
Manajemen laba riil yang terjadi dalam per-
usahaan diproksikan dengan nilai abnormal CFO. Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat dilihat
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu untuk variabel manajemen laba riil yang diukur
dengan abnormal CFO memiliki nilai rata-rata
dilakukan pengujian terhadap variabel abnormal
sebesar -0,0064. Dengan rata-rata abnormal CFO
CFO dengan uji t untuk memastikan jika benar-
yang bernilai negatif maka diduga perusahaan
benar terjadi manajemen laba riil dalam perusaha-
sampel telah melakukan manajemen laba riil.
an sampel.
Nilai tertinggi manajemen laba riil melalui arus
kas kegiatan operasi dalam pengujian ini sebesar -
Tabel 2. Uji T (Wilcoxon Signed Ranks Test)
1,2175 dan 0,6599 adalah nilai terendah untuk
Test Statistic manajemen laba riil melalui arus kas kegiatan
Rata-rata -0,0064 operasi. Perusahaan yang memiliki nilai abnormal
Z -1,995 CFO terendah atau nilai manajemen laba riil
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,046 tertinggi adalah Alam Karya Unggul Tbk sebesar -
Sumber: Data diolah tahun 2016 1,2175 pada tahun 2014.
Hal ini berarti bahwa perusahaan sampel
Oktorina dan Hutagaol (2008) menjelaskan diduga melakukan manajemen laba riil, dikarena-
bahwa perusahaan yang melakukan manajemen kan rata-rata nilai dari abnormal CFO adalah di
laba riil melalui arus kas kegiatan operasi dapat bawah nilai 0. Menurut Oktorina dan Hutagaol
dilihat dari nilai rata-rata sampel dan signifikansi (2008) jika rata-rata arus kas kegiatan operasi
dari nilai abnormal CFO. Jika nilai rata-rata abnormal dalam perusahaan sampel dibawah nilai
abnormal CFO seluruh sampel penelitian berada 0 maka perusahaan tersebut diduga melakukan
dibawah 0 atau negatif, maka diduga perusahaan manajemen laba riil melalui arus kas operasi
sampel cenderung melakukan manajemen laba riil perusahaan. Begitu pula sebaliknya, jika rata-rata
melalui arus kas kegiatan operasi, sedangkan nilai arus kas kegiatan operasi abnormal dalam
rata-rata abnormal CFO seluruh sampel peneliti- perusahaan sampel diatas nilai 0 maka per-
an berada diatas 0 atau positif, maka perusahaan usahaan diduga tidak melakukan manajemen laba
diduga tidak melakukan manajemen laba riil riil melalui arus kas operasi perusahaan.
melalui arus kas kegiatan operasi. Sehingga Untuk variabel hubungan politik (POLCN)
semakin rendah nilai abnormal CFO, hal ini justru dari 83 sampel perusahaan manufaktur, yang
mengindikasikan bahwa semakin tinggi kemung- memiliki hubungan politik hanya 23 perusahaan
kinan perusahaan melakukan manajemen laba riil atau hanya 27,71%, sedangkan sisanya sebanyak
melalui arus kas kegiatan operasi. 320 perusahaan atau 72,29% tidak memiliki
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 37

hubungan politik. Keberadaan hubungan politik Tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa variabel
dalam 23 perusahaan tersebut tidak semuanya kas dan setara kas (KKS) memiliki nilai rata-rata
terjadi selama 5 periode secara berturut-turut, 0,1023 dari keseluruhan perusahaan sampel, yang
dalam 5 periode terdapat minimal 1 periode di- berarti rata-rata kas dan setara kas atau aset
mana perusahaan terlibat hubungan politik. Jum- likuid yang dimiliki oleh perusahaan sampel
lah anggota Dewan Direksi maupun Dewan sebesar 10,23%. Dari keseluruhan perusahaan
Komisaris terbanyak dalam perusahaan yang sampel, perusahaan Delta Jakarta Tbk (DLTA)
terlibat dalam hubungan politik adalah dua orang, adalah perusahaan yang memiliki aset likuid yang
perusahaan tersebut antara lain Indomobil Sukses paling besar yaitu dengan rasio sebesar 0,5003,
Internasional Tbk (IMAS) selama tahun 2010-2014 yang berarti dari total aset yang dimiliki per-
dan Tempo Scan Pasific Tbk (TSPC) selama tahun usahaan setengahnya merupakan aset likuid (kas
2013-2014. Dalam masing-masing perusahaan rata- dan setara kas). Delta Jakarta Tbk merupakan
rata hanya terdapat satu orang anggota Dewan perusahaan yang bergerak di bidang industri bir
Direksi maupun Dewan Komisaris yang terlibat baik untuk pasar domestik maupun mancanegara.
dalam hubungan politik.
Berdasarkan Tabel 3, ukuran KAP (KAP) Uji Asumsi Klasik
yang lebih banyak digunakan oleh perusahaan
manufaktur adalah KAP Non Big-4 daripada KAP Untuk memperoleh model regresi yang tepat,
Big-4. KAP Big-4 digunakan oleh 157 perusahaan maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang
atau 37,8% dari jumlah seluruh perusahaan terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas,
sampel, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 258 heterokedatisitas dan autokorelasi (Ghozali, 2011).
perusahaan atau 62,2% menggunakan KAP Non Hasil uji normalitas untuk error dengan meng-
Big-4, dengan total keseluruhan sampel sebanyak gunakan uji Kolmogorov-Smirnov (KS) yang me-
nunjukkan bahwa error dari regresi berdistribusi
415 perusahaan. Dari tabel statistik deskriptif di
tidak normal, dengan nilai signfikansi sebesar
atas, dapat disimpulkan jika lebih dari 50%
0,0039 yang lebih kecil daripada ( = 5%). Oleh
perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai
karena itu, uji normalitas pada penelitian ini
sampel penelitian belum menggunakan KAP
menggunakan asumsi normalitas, yaitu Central
ukuran besar, yaitu KAP yang berafiliasi dengan
Limit Theorem (Gujarati, 2007). Asumsi normali-
KAP Big-4.
tas Central Limit Theorem mengatakan jika
Variabel Audit tenure (TENURE) yang dilihat
semakin banyak data yang diambil dari populasi,
dari tabel 3, memiliki nilai rata-rata 2,5542 dari
maka data (sampel) tersebut akan berdistribusi
keseluruhan perusahaan sampel, yang berarti normal. Jumlah sampel yang dibutuhkan agar
lamanya masa penugasan audit dalam suatu suatu sampel dapat dianggap berdistribusi normal
perusahaan hanya sekitar 2-3 tahun. Audit tenure adalah n30. Selanjutnya uji multikolinearitas,
dengan waktu penugasan paling cepat adalah 1 hasil pengujian ini menunjukkan jika model telah
tahun sedangkan audit tenure dengan waktu lolos uji, hal ini dapat dilihat dengan nilai tolerance
penugasan paling lama dalam penelitian ini ada- > 0,10 yaitu dari nilai 0,776 sampai dengan 0,957
lah 5 tahun. atau nilai VIF < 10 yaitu dari nilai 1,045 sampai
Sementara itu variabel leverage (LEV) yang dengan 1,288 untuk setiap variabel independen
memiliki nilai rata-rata 0,4709 dari keseluruhan dan variabel kontrol dalam model regresi. Selain
perusahaan sampel. Hal ini memiliki arti bahwa itu model regresi ini juga tidak mengalami gejala
47,09% aset perusahaan dibiayai oleh hutang heterokedatisitas, yang dilihat dari bentuk grafik
sedangkan sisanya dibiayai dari ekuitas perusaha- dalam uji plot residu atau uji grafis residu yang
an. Rasio leverage tertinggi sebesar 4,1892 yang tidak menunjukkan pola sistematis tertentu
dimiliki oleh perusahaan Arwana Citra Mulia Tbk (Gujarati, 2007). Untuk uji autokorelasi dengan
(ARNA) pada tahun 2011 sedangkan rasio teren- menggunakan uji Durbin Watson menunjukkan
dah sebesar 0,0003 yang dimiliki oleh perusahaan bahwa nilai d (Durbin Watson) sebesar 1,896 jatuh
Merck Tbk (MERK) pada tahun 2013. di daerah yang tidak ada autokorelasi. Oleh
Sedangkan untuk variabel kerugian peru- karena itu, dapat disimpulkan bahwa model
sahaan (LOSS) menunjukkan bahwa dari 415 regresi pada penelitian ini sudah tepat dan baik.
perusahaan sampel hanya 55 perusahaan atau
13,3% yang mengalami kerugian pada tahun Uji Hipotesis
penelitian 2010-2014. Sedangkan perusahaan
yang tidak mengalami kerugian (positive earnings) Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian
jumlahnya lebih banyak jika dibandingkan dengan hipotesis H1, H2, H3 dan variabel kontrol dengan
perusahan yang mengalami kerugian yaitu se- abnormal CFO sebagai proksi dari variabel depen-
jumlah 360 perusahaan atau 86,7%. den dalam penelitian.
38 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linier Berganda an politik dalam perusahaan dapat mempengaruhi
Variabel Koofisien manajemen laba riil.
t Sig. Kesimpulan Adanya ketidaksesuaian hasil pengujian
Penelitian Regresi
(Konstanta) -0,001 -0,051 0,959 dengan penelitian terdahulu diduga karena jum-
POLCN -0,014 -0,733 0,464 H1 Ditolak lah hubungan politik dalam perusahaan sampel
KAP 0,091 4,959 1,04E-6 H2 Diterima hanyalah sedikit, yaitu sekitar seperempat dari
TENURE -0,011 -1,800 0,073 H3 Ditolak jumlah keseluruhan perusahaan sampel atau
LEV -0,050 -1,652 0,099 sebesar 27,71% (23 perusahaan dari 83 perusaha-
LOSS -0,092 -3,528 4,66E-4 an). Rata-rata jumlah Dewan Direksi maupun
KKS 0,277 3,529 4,46E-4
Dewan Komisaris yang terlibat dalam hubungan
Adj. R2 = 0,166; F = 14,777; Sig. = 2,667E-15
politik juga hanya sedikit, yaitu satu orang dalam
Dependen variabel: abnormal CFO (manajemen laba riil)
setiap perusahaan. Sedangkan jumlah terbanyak
Sumber: Data diolah tahun 2016
dari Dewan Direksi maupun Dewan Komisaris
Dari tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa yang terlibat dalam hubungan politik adalah dua
orang, yang hanya dimiliki oleh dua perusahaan
kemampuan variabel hubungan politik, ukuran
sampel yaitu Indomobil Sukses Internasional Tbk
KAP, audit tenure, leverage, kerugian perusahaan,
(IMAS) pada tahun 2010-2014 dan Tempo Scan
serta kas dan setara kas dalam menjelaskan
Pasific (TSPC) pada tahun 2013-2014. Dengan
variabel dependen, yaitu manajemen laba riil yang
sedikitnya jumlah sampel yang memiliki hubung-
dilihat dari nilai adjusted R adalah sebesar 16,6%,
an politik, maka sampel tersebut belum mewakili
sedangkan sisanya sebesar 83,4% dijelaskan oleh
variabel diluar penelitian. Tingkat signifikansi keberadaan hubungan politik perusahaan yang
hasil uji F (Sig. = 2,667E-15) adalah kurang dari ada di Indonesia. Hal ini diduga menjadi penyebab
5%, hal ini membuktikan bahwa secara keseluruh- hubungan politik tidak berpengaruh terhadap
an seluruh variabel baik variabel independen manajemen laba riil.
Tidak berpengaruhnya hubungan politik ter-
maupun variabel kontrol, yaitu hubungan politik,
hadap manajemen laba riil juga didukung dengan
ukuran KAP, audit tenure, leverage, kerugian per-
beberapa data perusahaan sampel. Pada tahun
usahaan, serta kas dan setara kas secara bersama-
2011, perusahaan Perusahaan Centex Tbk (SSTM)
sama mempengaruhi manajemen laba riil yang
memiliki hubungan politik yang berasal dari komi-
diukur dengan variabel abnormal CFO. Hal ini
saris perusahaan, yaitu Drs. Sidarto Danusubroto
juga ditunjukkan dengan nilai F hitung yang lebih
yang merupakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat
besar daripada F tabel (F tabel = 2,1208). Dari
hasil uji t dapat dilihat bahwa secara parsial Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP-
terdapat beberapa variabel yang berpengaruh PDIP) Bidang Kehormatan. Sedangkan Gajah
terhadap abnormal CFO, yaitu variabel ukuran Tunggal Tbk (GJTL) tahun 2011 justru tidak me-
miliki hubungan politik, namun kedua perusaha-
KAP, kerugian perusahaan, serta kas dan setara
an tersebut memiliki nilai abnormal CFO yang
kas. Namun hasil uji t juga menunjukkan bahwa
hampir sama, yaitu -0,1087 untuk SSTM dan -
masih terdapat beberapa variabel penelitian yang
0,1085 untuk GJTL. Data tersebut menunjukkan
tidak berpengaruh terhadap abnormal CFO,
bahwa nilai manajemen laba riil yang dilihat dari
antara lain variabel hubungan politik, audit tenure
abnormal CFO di kedua perusahaan hampir sama
dan leverage.
walaupun keberadaan hubungan politik di kedua
Pembahasan perusahaan tersebut berbeda. Hal ini berarti
hubungan politik tidak berpengaruh terhadap
Hubungan Politik dan Manajemen Laba Riil manajemen laba riil.

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4, Ukuran KAP dan Manajemen Laba Riil
menunjukkan bahwa koefisien hubungan politik
memiliki tanda negatif namun tidak berpengaruh Ukuran KAP telah diukur secara statistik
terhadap manajemen laba riil perusahaan yang dan menunjukkan bahwa ukuran KAP memiliki
diukur dengan abnormal CFO. Hal ini ditunjuk- pengaruh positif terhadap manajemen laba riil
kan dengan nilai signifikansi sebesar 0,464 > = yang diukur dengan abnormal CFO. Hasil penguji-
0,05 dan nilai t sebesar -0,733 < t tabel = 2,447, an hipotesis memiliki nilai signifikansi sebesar
dengan demikian hipotesis H1 ditolak. Penelitian 1,04E-6 < = 0,05 dan nilai t sebesar 4,959 > t
ini belum dapat membuktikan bahwa hubungan tabel = 2,447, dengan demikian hipotesis H2
politik yang ada di perusahaan memiliki pengaruh diterima, yang berarti semakin besar ukuran KAP
terhadap manajemen laba riil perusahaan. Hasil yang digunakan oleh perusahaan maka semakin
pengujian ini tidak mendukung penelitiaan Braam tinggi manajemen laba riil dalam perusahaan.
et al. (2015) yang mengungkapkan bahwa hubung- Jadi pada saat ukuran KAP auditor dalam
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 39

perusahaan besar, yaitu berasal dari KAP Big-4 (2012) yang menjelaskan bahwa semakin lama
maka perusahaan tersebut masih dimungkinkan masa perikatan auditor dalam suatu perusahaan,
melakukan manajemen laba riil. Namun jika maka akan semakin besar kemungkinan per-
auditor perusahaan berasal dari KAP Non Big-4, usahaan melakukan manajemen laba riil.
maka kemungkinan perusahaan melakukan Namun hasil pengujian ini konsisten dengan
manajemen laba riil adalah rendah. hasil pengujian Herusetya dan Pujilestari (2013)
Hasil pengujian ini sesuai dengan Chi et al. serta Nihlati dan Meiranto (2014). Menurut Gul et
(2010) dan Inaam et al. (2012) bahwa keahlian al. (2009) dalam Herusetya dan Pujilestari (2013)
yang telah dimiliki oleh auditor perusahaan masa penugasan audit di Indonesia yang memiliki
berasal dari KAP Big-4 justru akan mendorong masa penugasan menengah yaitu antara 4-8
manajemen perusahaan beralih ke manajemen tahun belum dapat meningkatkan manajemen
laba riil. Menurut Christiani dan Nugrahanti laba riil dalam perusahaan. Menurut peraturan
(2014), keberadaan seorang auditor dalam per- BAPEPAM-LK, masa perikatan audit paling lama
usahaan adalah untuk mengatasi masalah asi- untuk KAP maksimal hanya 6 tahun, yang berarti
metri informasi yang sering terjadi diantara pihak masuk ke dalam masa penugasan menengah dan
manajemen perusahaan dan pihak pemegang tidak memiliki pengaruh terhadap peningkatan
saham. Auditor dari KAP Big-4 dianggap memiliki manajemen laba riil dalam perusahaan.
keahlian yang lebih baik jika dibandingkan Kono dan Yuyetta (2013) mengatakan dengan
dengan auditor dari KAP Non Big-4 baik dari segi adanya pembatasan masa penugasan audit atau
pendidikan, pelatihan dan pengalaman dibidang audit tenure, maka akan terdapat jarak antara
akuntansi dan auditing (Amijaya dan Prastiwi auditor dan perusahaan. Padahal untuk dapat
2013). Sehingga dengan keahlian yang telah melakukan pemeriksaan di perusahaan, auditor
dimiliki oleh auditor yang ada di perusahaan sejak harus terlebih dahulu mengenali karakteristik
periode sebelumnya, maka akan memudahkan perusahaan maupun manajemen perusahaan
auditor untuk mengetahui tindakan manajemen dalam mengelola keuangan dan hal tersebut
laba yang telah dilakukan oleh perusahaan. Oleh membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh
karena itu, perusahaan akan menyembunyikan karena itu, dengan adanya audit tenure baik
manajemen laba yang telah terjadi di perusahaan dalam waktu yang pendek maupun waktu yang
dari auditor perusahaan dan memilih melakukan lama justru akan dimanfaatkan oleh manajemen
manajemen laba melalui aktivitas riil. perusahaan untuk melakukan manajemen laba
Hal ini dibuktikan dengan perusahaan riil. Selain itu, Amijaya dan Prastiwi (2013)
Cahaya Kalbar Tbk (CEKA) pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa tidak berpengaruhnya
menggunakan KAP Big-4 yaitu Ernst & Young audit tenure terhadap manajemen laba dikarena-
yang memiliki nilai abnormal CFO yang rendah kan kurangnya kemampuan auditor perusahaan
sebesar -0,5847, yang berarti manajemen laba riil dalam mengidentifikasi manajemen laba yang
dalam perusahaan tinggi. Sedangkan pada tahun dilakukan oleh manajer perusahaan.
2011 perusahaan Sierad Produce Tbk (SIPD) Berikut ini terdapat data perusahaan sampel
menggunakan KAP Non Big-4 justru memiliki sebagai data pendukung dari hasil pengujian
nilai abnormal CFO yang lebih tinggi sebesar - terkait audit tenure. Pada tahun 2010 audit tenure
0,0160, yang berarti manajemen laba riil dalam perusahaan Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk
perusahaan justru lebih rendah jika dibandingkan (KBRI) adalah 1 tahun, sedangkan audit tenure
dengan CEKA. pada tahun 2014 Eratex Djaya Tbk (ERTX) adalah
5 tahun. Namun kedua perusahaan tersebut me-
Audit tenure dan Manajemen Laba Riil miliki nilai abnormal CFO yang tidak berbeda
jauh, yaitu -0,2185 untuk KBRI dan -0,2167 untuk
Untuk audit tenure, dilihat dari hasil penguji- ERTX. Data kedua perusahaan tersebut telah
an statistik pada tabel 4 memiliki koefisien regresi menunjukkan bahwa lamanya audit tenure dalam
negatif namun tidak berpengaruh terhadap mana- perusahaan tidak mempengaruhi besarnya mana-
jemen laba riil yang ada di perusahaan. Hal ini jemen laba riil dalam perusahaan yang diukur
berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis yang dengan abnormal CFO.
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,073 > = 0,05
dan nilai t sebesar -1,800 < t tabel = 2,227, Leverage dan Manajemen Laba Riil
sehingga hipotesis H3 ditolak. Penelitian ini belum
dapat membuktikan bahwa terdapat pengaruh Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat secara
positif terhadap menajemen laba riil yang diukur statistik bahwa leverage tidak berpengaruh ter-
dengan abnormal CFO. Hasil pengujian ini tidak hadap manajemen laba riil dan memiliki koefisien
sejalan dengan Chi et al. (2010) dan Inaam et al. regresi negatif. Pengujian ini tidak sejalan dengan
40 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

Herusetya dan Pujilestari (2013), namun konsisten Kas dan Setara Kas dan Manajemen Laba
dengan Jao dan Pagalung (2011) serta Andriyani Riil
dan Khafid (2014). Menurut kedua penelitian
tersebut, perusahaan dengan rasio leverage yang Kas dan setara kas yang dilihat dari hasil
tinggi, akan ada kemungkinan perusahaan ter- pengujian secara statistik pada tabel 4 menunjuk-
sebut menghadapi resiko default yang tinggi pula, kan bahwa memiliki pengaruh positif terhadap
yaitu perusahaan tidak dapat memenuhi ke- manajemen laba riil yang diukur dengan ab-
wajibannya (hutang). Manajemen laba riil tidak normal CFO. Semakin likuid kas dan setara kas
maka akan semakin cepat perputaran kas yang
dapat digunakan sebagai alat untuk menghindari
ada di perusahaan, sehingga membuat mana-
pemenuhan kewajiban atau kontrak dengan kre-
jemen perusahaan lebih mudah dalam melakukan
ditur. Kreditur akan tetap meminta pertanggung-
manajemen laba riil perusahaan dengan meman-
jawaban perusahaan untuk memenuhi kewajiban faat kas dan setara kas yang ada dalam perusaha-
atau kontrak hutang dengan perusahaan, tidak an (Herusetya dan Pujilestari, 2013).
peduli perusahaan tersebut telah mencapai target Pengujian ini didukung oleh beberapa data
laba atau belum. perusahaan sampel, antara lain Lion Metal Works
Perusahaan sampel pada tahun 2013, yaitu Tbk (LION) dan Indo Acitama Tbk (SRSN). Lion
perusahaan Kertas Basuki Rahmat Indonesia Tbk Metal Works Tbk mempunyai kas dan setara kas
(KBRI) memiliki nilai leverage yang rendah yaitu sebesar 40,88% dari seluruh jumlah aset yang di-
12,1% sedangkan Nippres Tbk (NIPS) memilliki miliki perusahaan, dengan abnormal CFO per-
nilai leverage yang tinggi yaitu 70,5%, namun usahaan memiliki nilai rendah sebesar -0,1112,
kedua perusahaan ini justru memiliki nilai ab- yang berarti manajemen laba riil dalam perusaha-
normal CFO yang hampir sama, yaitu -0,2525 an semakin tinggi. Begitu pula dengan Indo
untuk KBRI dan -0,2459 untuk NIPS. Hal ini Acitama Tbk yang memiliki kas dan setara kas
membuktikan bahwa tinggi rendahnya rasio sebesar 2,34% dibawah rata-rata kas dan setara
leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen kas perusahaan sampel, namun memiliki ab-
laba riil perusahaan yang diukur dengan ab- normal CFO yang nilainya lebih tinggi sebesar -
0,0063, yang berarti manajemen laba riil di per-
normal CFO.
usahaan semakin rendah.
Kerugian Perusahaan dan Manajemen Laba
KESIMPULAN DAN SARAN
Riil
Kesimpulan
Kerugian perusahaan yang dilihat berdasar-
kan tabel 4 secara statistik ditemukan memiliki Berdasarkan analisis data dan pembahasan
pengaruh negatif terhadap manajemen laba riil yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesim-
yang diukur melalui abnormal CFO. Hal ini sesuai pulan bahwa hubungan politik tidak berpengaruh
dengan penelitian Herusetya dan Pujilestari (2013) terhadap manajemen laba riil. Hal ini dikarena-
serta Roychowdhury (2006) yang menjelaskan kan, jumlah perusahaan sampel yang memiliki
bahwa salah satu alasan perusahaan dalam hubungan politik hanya sedikit, yaitu hanya 23
melakukan manajemen laba riil adalah untuk perusahaan dari 83 perusahaan. Untuk ukuran
menghindari atau menutupi kerugian yang ada di KAP, memiliki pengaruh positif terhadap mana-
dalam perusahaan. jemen laba riil dalam perusahaan. Semakin besar
Beberapa perusahaan sampel menunjukkan ukuran KAP auditor perusahaan, maka auditor
hasil pengujian yang sama, antara lain Alumindo dianggap semakin kompeten atau ahli baik dari
Light Metal Industry (ALMI) tahun 2014 segi pendidikan, pelatihan maupun pengalaman,
sehingga mendorong manajemen perusahaan ber-
melaporkan positive earnings di laporan keuangan,
alih menggunakan manajemen laba riil (Chi et al.
namun justru memiliki nilai abnormal CFO
2010 dan Inaam et al. 2012). Sedangkan audit
rendah sebesar -0,4610 yang berarti semakin
tenure auditor perusahaan tidak berpengaruh
tinggi manajemen laba riil perusahaan. Sedang- terhadap manajemen laba riil. Hal ini dikarenakan
kan Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) masa penugasan audit 4-8 tahun belum dapat
tahun 2014 telah melaporan negative earnings di meningkatan manajemen laba riil (Gul et al., 2009
laporan keuangan, namun nilai abnormal CFO dalam Herusetya dan Pujilestari, 2013) dan
perusahaan masih lebih tinggi jika dibandingan kurangnya kemampuan auditor dalam melihat
dengan ALMI, yaitu sebesar -0,0927, yang meng- manajemen laba yang telah dilakukan oleh pihak
indikasikan bahwa manajemen laba riil dalam manajemen perusahaan (Amijaya dan Prastiwi,
perusahaan justru lebih rendah. 2013).
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 41

Penelitian ini menggunakan beberapa varia- jemen laba riil, yang diwakili oleh ukuran KAP
bel kontrol, yaitu leverage, kerugian perusahaan, dan audit hanya dilihat sebagai auditor eksternal
serta kas dan setara kas. Dari ketiga variabel perusahaan, yaitu pihak dari luar perusahaan
kontrol tersebut hanya variabel leverage yang yang tidak terlibat secara langsung terhadap pem-
tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil. buatan laporan keuangan, hanya melakukan
Variabel kerugian perusahaan mempunyai peng- review terhadap laporan keuangan saja. Selain itu,
aruh negatif terhadap manajemen laba riil dan persetujuan untuk memberikan wewenang kepada
variabel kas dan setara kas memiliki pengaruh Direksi dalam menunjuk auditor eksternal dilaku-
positif terhadap manajemen laba riil. kan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham,
Implikasi teori yang ditemukan dalam pene- yang biasanya diselenggarakan di awal sampai
litian adalah hasil penelitian ini tidak sejalan pertengahan tahun. Padahal manajemen laba
dengan penelitian Braam et al. (2015) yang me- telah dilakukan sepanjang tahun oleh perusahaan.
nyatakan bahwa perusahaan yang memiliki Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
hubungan politik cenderung melakukan mana- periode penelitian dapat diperpanjang agar jumlah
jemen laba riil dan Chi et al. (2010) yang menyata- perusahaan yang memiliki hubungan politik men-
kan terdapat pengaruh positif audit tenure auditor jadi lebih banyak dan dapat mewakili nilai varia-
perusahaan terhadap menajemen laba riil per- bel audit tenure, baik tenure lama maupun tenure
usahaan. Namun penelitian ini sejalan dengan yang pendek. Untuk kriteria hubungan politik
penelitian Chi et al. (2010) dan Inaam at al. (2012) mungkin dapat melihat purnawirawan TNI atau-
yang menemukan bahwa variabel ukuran KAP pun petinggi-petinggi (memiliki jabatan yang
auditor perusahaan berpengaruh positif terhadap berpengaruh) dalam Kementerian, misalnya men-
manajemen laba riil perusahaan. Terdapat ke- jabat sebagai sekretaris jenderal atau direktorat
tidakkonsistenan hasil pengujian dalam penelitian jenderal, staf ahli kementrian, penasehat menteri,
ini dengan penelitian sebelumnya, hal ini di- maupun asisten menteri. Hal ini dikarenakan
karenakan perbedaan sampel yang digunakan
banyak Dewan Direksi maupun Dewan Komisaris
dalam penelitian.
yang menjabat sebagai purnawirawan TNI atau-
Sedangkan untuk implikasi terapan menun-
pun petinggi di Kementerian yang ada di Indo-
jukkan bahwa hasil penelitian ini memberikan
nesia. Selain itu, mengidentifikasi sejak kapan
pertimbangan bagi para investor yang ingin me-
nanamkan modalnya di perusahaan. Investor perusahaan telah menggunakan jasa auditor dari
perlu melihat nilai rata-rata arus kas kegiatan sebuah KAP, sehingga dapat mendukung asumsi
operasi perusahaan, dikarenakan walaupun audi- bahwa auditor telah ada dalam perusahaan sejak
tor perusahaan berasal dari KAP Big-4, masih periode-periode sebelumnya (dalam waktu yang
dimungkinkan perusahaan tersebut melakukan cukup lama). Sedangkan untuk keberadaan audi-
manajemen laba walaupun melalui aktivitas riil. tor dalam perusahaan, sebaiknya tidak hanya
dilihat sebagai auditor eksternal perusahaan
Saran namun sebagai pihak yang dapat terlibat secara
langsung dalam pembuatan laporan keuangan
Keterbatasan dalam penelitian ini, antara perusahaan, misalnya sebagai konsultan.
lain yang pertama, jumlah data terkait hubungan
politik yang sangat sedikit, yaitu 23 perusahaan DAFTAR PUSTAKA
dari 83 sampel perusahaan. Kedua, data terkait
hubungan politik hanya melihat nama anggota Amijaya, M.D., dan Prastiwi, A. (2013). Pengaruh
DPR, menteri dan wakil menteri, serta kekerabat- Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.
an dengan anggota partai. Kriteria hubungan Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No.
politik juga belum melihat purnawirawan Tentara 3, 1-13.
Nasional Indonesia (TNI) ataupun petinggi-pe- Andriyani, R dan Khafid, M. (2014). Analisis
tinggi (memiliki jabatan yang berpengaruh) di Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan, dan
dalam Kementerian, misalnya menjabat sebagai Voluntary Disclosure terhadap Manipulasi
sekretaris jenderal atau direktorat jenderal, staf Aktivitas Riil. Accounting Analysis Journal 3.
ahli kementrian, penasehat menteri, maupun Bapepam Turun Tangan Soal Kasus Ades. 10
asisten menteri. Ketiga, penelitian ini belum Agustus 2004. http://tempo.co.id/hg/ekbis/
mengidentifikasi sejak kapan perusahaan sampel 2004/08/10/brk,20040810-67,id.html.
menggunakan auditor dari KAP tertentu. Peng- Diakses tanggal 27 Mei 2015.
gunaan auditor dari KAP hanya dilihat dalam 5 Bapepam-LK Periksa Katarina Utama. 4 Januari
tahun terakhir, bukan dari awal tahun perusaha- 2011. http://economy.okezone.com/read/2011/
an berdiri atau saat perusahaan telah listing di 01/04/278/410110/bapepam-lk-periksa-
BEI. Keempat, keberadaan auditor dalam sebuah katarina-utama. Diakses tanggal 1 April
perusahaan yang memicu peningkatan mana- 2016.
42 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 18, NO. 1, MEI 2016: 27-43

BAPEPAM-LK. (2008). Keputusan Nomor: KEP- the Tunisian Context. International Journal
310/BL/2008 tentang Independensi Akuntan of Accounting and Financial Reporting, Vol. 2,
yang Memberikan Jasa di Pasar Modal. No.2.
www.bapepam.go/id. Diunduh tanggal 15 Inilah 48 Calon Anggota DPR Terkena Kasus
Mei 2015. Korupsi. 16 September 2014. http://warta-
Braam, G., Nandy, M., Weitzel, Ut., and Lodh, S. kota.tribunnews.com/2014/09/16/inilah-48-
(2015). Accrual-based and Real Earnings calon-anggota-dpr-terkena-kasus-korupsi.
Management and Political Connection. Inter- Diakses tanggal 29 Mei 2015.
national Journal of Accounting, Vol. 50 (2), Jao, R dan Pagalung, G. (2011). Corporate Gover-
111-141. nance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage
Chaney, P.K., Faccio, M., and Parsley, D. (2010). terhadap Manajemen Laba Perusahaan
The Quality of Accounting Information In Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi dan
Politically Connected Firms. AFA 2010 Atlanta Auditing, Vol. 8, No. 1, 1-94.
Meetings Paper. Available at http://papers. Jensen, M.C and Meckling, W.H. (1976). Theory of
ssrn.com. Diakses 10 May 2015. the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost
Chi, W., Lisic, Ling Lei., and Pevzner, M. (2011). In and Ownership Structure. Journal of Finan-
Enhanced Audit Quality Associated with cial Economics, Vol. 3, No. 4.
Greater Real Earnings Management. Account- Kono, F., Dian P., dan Yuyetta, E.N. (2013).
ing Horizon, Vol. 25 (2): 315-335. Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran KAP,
Christiani, I., dan Nugrahanti, Y.W. (2014). Penga- Spesialisasi Industri KAP, Audit Tenure dan
ruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Independensi Auditor terhadap Manajemen
Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol, Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.
16, No. 1, 52-62. 2, No. 3.
Cohen, D., and Lys, T.Z. (2007). Real and Accrual- Martani, D. dan Kamila, P.A (2014). Analisis
based Earnings Management in the Pre- and Hubungan Agresivitas Pelaporan Keuangan
Post- Sarbanes Oxley Periods. AAA 2006 dan Agresivitas Pajak. Simposium Nasional
Financial Accounting and Reporting Section Akuntansi XVII. Lombok. 24-27 Sep 2014
(FARS) Meeting Paper. Available at Nihlati, H. dan Meiranto, W. (2014). Analisis
http://papers.ssrn.com, diakses 17 May 2015. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Earnings
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Management. Diponegoro Journal of Account-
dengan Program SPSS. Semarang: Badan ing, Vol. 3, No. 3, 1-10.
Penerbit Universitas Diponegoro. Nurhayati, F. (2012). Pengaruh Hubungan Politik
Giri, F.E. (2010). Pengaruh Tenur Kantor Akuntan dan Kepemilikan Keluarga Terhadap Kuali-
Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap tas Pelaporan Keuangan pada Perusahaan
Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor Manufaktur Periode 2008-2010. Skripsi Uni-
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi vesitas Indonesia. http://lib.ui.ac.id. Diakses
XIII. Purwokerto. tanggal 19 Mei 2015.
Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., Oktorina, M., dan Hutagaol, Y. (2008). Analisis
and Holmes, S. Accounting Theory, 7th Edi- Arus Kas Kegiatan Operasi dalam Mende-
tion. (2010). Singapore: Craft Print Inter- teksi Manipulasi Aktivitas Riil dan Dampak-
national Ltd. nya Terhadap Kinerja Pasar. Simposium
Goldman, E., Rocholl, J., and So, J. (2010). Political Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 23-24 Juli
Connection and the Allocation of Procurement 2008.
Contracts. Review of Finance, Vol. 17, 1617- PT. KAI Tidak Mau Rugi. 18 Juni 2015.
1648. http://www.kompasiana.com/onosopo/pt
Gujarati, D. N. (2007). Dasar-Dasar Ekonometrika. -kai-tidak-mau-rugi_54f6cea3a333115309
Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. 8b4721. Diakses tanggal 2 April 2016.
Herusetya, A., dan Pujilestari, R. (2013). Pengaruh Ratmono, D. (2010). Manajemen Laba Rill dan
Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba
Berbasis Akrual: Dapatkah Auditor yang
Transaksi Real - Pengakuan Pendapatan
Berkualitas Mendeteksinya?. Simposium
Strategi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 13-15
Vol. 15, No. 2, 75-85.
ICW Ungkap Manipulasi Penjualan Batu Bara Oktober 2010
Grup Bakrie. 15 Februari 2010. https://m. Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan
tempo.co/read/news/2010/02/15/0872258 No. 17 Tahun 2008 tentang Jasa Akuntan
95/icw-ungkap-manipulasi-penjualan-batu- Publik. www.kemenkeu.go.id. Diunduh tang-
bara-grup-bakrie. Diakses tanggal 2 April gal 15 Mei 2015.
2016. Roychowdhury, S. (2006). Earnings Management
Inaam, Z., Khmoussi, H., and Fatma, Z. (2012). Through Real Activities Manipulation. Jour-
Audit Quality and Earnings Management in nal of Accounting and Economics.
Puspitasari: Pengaruh Hubungan Politik, Ukuran Kap, dan Audit Tenure 43

Sebanyak 63 Persen Anggota DPR Merangkap Skandal Terungkap, CEO Toshiba Mundur. 22
Pengusaha. 26 Maret 2012. http://nasional. Juli 2015. http://bisnis.liputan6.com/read/
tempo.co/read/news/2012/03/26/07839242 2277114/skandal-terungkap-ceo-toshiba-
mundur. Diakses tanggal 2 April 2016.
7/sebanyak-63-persen-anggota-dpr-merang-
Sulistyanto, S. (2008). Manajemen Laba: Teori dan
kap-pengusaha. Diakses tanggal 29 Mei 2015. Model Empiris. Jakarta: PT Grasindo.

Вам также может понравиться