Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PROBLEM SOLVING
1. Pengertian Problem Solving
Sebelum memberikan pengertian tentang problem solving atau pemecahan masalah, terlebih dahulu
membahas tentang masalah atau problem. Suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah jika
seseorang tidak mempunyai aturan tertentu yang segera dapat dipergunakan untuk menemukan
jawaban pertanyaan tersebut. Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam masalah :
(1) Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki.
Kita harus mencari variabel masalah tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan
atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Bagian utama dari masalah adalah sebagai berikut.
(a) Apakah yang dicari?
(b) Bagaimana data yang diketahui?
(c) Bagaimana syaratnya?
(2) Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau
salah atau tidak kedua-duanya.Kita harus menjawab pertanyaan : Apakah pernyataan itu benar atau
salah ?. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang
harus dibuktikan kebenarannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk
menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah
merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat
menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (sukoriyanto,
2001:103
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan
memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang
tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151). Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem
identifikation untuk ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga
mencapai tahap application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian
masalah tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com)
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah berikutnya sampai
penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-langkah berikutnya sampai
dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik (Qrustian Blogs Friendster.com).
Ini berarti oreantasi pembelajaran problem solving merupakan investigasi dan penemuan yang pada
dasarnya pemecahan masalah. Apabila pemecahan masalah yang diharapkan tidak berjalan
sebagaimana yang diinginkan berarti telah terjadi masalah dalam tahap-tahap awal sehingga setiap
siswa harus mulai kembali berfikir dari awal yang bermasalah untuk mendapatkan pemahaman
menyeluruh mengenai masalah yang sedang dihadapi.
Jadi, dalam mempelajari konsep kimia yang baru harus didasari konsep-konsep yang sebelumnya.
Mempelajari konsep B yang mendasari konsep A, seorang harus memahami dulu konsep A tidak
mungkin orang itu memahami konsep B. ini berarti kimia harus bertahap, dan berkaitan dengan konsep
yang satu dengan konsep yang lainnya.
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan
berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa
berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok.
Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang,
menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu
tidak penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep;
keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu
pula perkembangan intelektual sangat penting dalam problem solving (Slameto, 1990 : 139)
Pembelajaran pemecahan masalah adalah suatu kegiatan yang didesain oleh guru dalam rangka
memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan atau pertanyaan matematika (Tim PPPG
Matematika, 2005:93). Fungsi guru dalam kegiatan itu adalah memotivasi siswa agar mau menerima
tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah
yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan siswa. Masalah yang diluar jangkauan kemampuan
siswa dapat menurunkan motivasi mereka.
Penulis perlu menggunakan pendekatan yang terdiri dari tiga langkah untuk problem solving, dengan
demikian konsep problem solving ini bukan teori belaka, tetapi telah terbukti keberhasilannya. Adapun
tiga langkah problem solving adalah :
Suatu solusi masalah yang efektif, apabila kita berhasil menemukan sumber-sumber dan akar-akar dari
masalah itu, kemudian mengambil tindakan untuk menghilangkan masalah-masalah tersebut.
c. Solusi masalah secara efektif dan efisien.
Adapun langkah-langkah Solusi masalah yang efektif dan efisien yaitu:
1. Mendefinisikan secara tertulis
2. Membangun diagram sebab akibat yang dimodifikasi untuk mendefinisikan : a) akar penyebab dari
masalah itu, b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan
3. Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat . sedangkan
penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu secara tersendiri
4. Mendefiisikan tindakan atau solusi yang efektif melalui memperhatikan dan mempertimbangkan :
a)pencegahan terulang atau muncul kembali penyebab penyebab itu, b) tindakan yang diambil harus
ada di bawah pengendalian kita, dan c) memenuhi tujuan dan target kinerja yang ditetapkan.
5. Menerapkan atau melakukan implementasi atau tindakan-tindakan yang diajukan (Vincent Gasper sz,
dan Qruztyann.blogs.friendster. com)
Adapun langkah-langkah lain yaitu menurut konsep Dewey yang merupakan berpikir itu menjadi dasar
untukproblem solving adalah sebagai berikut:
1. Adanya kesulitan yang dirasakan atau kesadaran akan adanya masalah.
2. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
3. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan atau diklasifikasikan.
4. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesa-hipotesa kemudian hipotesa-hipotesa
dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
5. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian
kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai kepada kesimpulan.
Problem Based Learning (PBL) adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara
belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata.
Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu
subyek. PBL menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk
mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
Pembelajaran Berbasis Problem (Problem Based Learning) merupakan salah 1 strategi instruksional
Learner-Centered. Menurut H.S Barrows (1982) dari data yang kami peroleh dari internet yaitu:
" PBL adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip men ggunakan masalah sebagai
titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru".
Adapun Karakteristiknya antara lain:
Menghindari pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru
Menciptakan pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama
Terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis
Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam
kehidupannya yang panjang
Pembelajaran berpusat pada siswa dan terjadi pada kelompok kecil
Guru berperan sebagai tutor dan pembimbing.
Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran
Masalah adalah kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.
Dalam pembelajaran problem based learning guru/dosen sebagai pendidik akan mengajukan masalah
otentik ataupun mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada masalah. Selain itu, mereka akan
memfasilitasi/membimbing penyelidikan (Scaffolding) pada saat eksperimen/ pengamatan,
memfasilitasi dialog antara siswa, juga mendukung proses belajar siswa.
Kebutuhan dan tantangan dalam proses pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan kondisi
dan situasi zaman. Agar proses pendidikan yang kita jalani dapat menjawab tantangan zaman, maka kita
pun harus berubah. Baik dalam cara berpikir, pendekatan maupun keterampilan baru yang kita perlukan
dalam proses pembelajaran. Perubahan bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Kendala dan
tantangan pasti akan menghadang, tetapi tantangan bukanlah untuk ditakuti melainkan akan
menumbuhkan motivasi. Jadi, strategi perencanaan pembelajaran learner-centered khususnya dalam
Problem Based Learning ini sangat berperan penting dan berguna sekali dalam membantu proses belajar
siswa yang lebih efektif untuk pembelajar sejati yang tiada pernah berhenti untuk belajar.
III. KESIMPULAN