Вы находитесь на странице: 1из 7

MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 MALANGBONG KABUPATEN GARUT

MAKALAH

OLEH:
MIMIN MINTARSIH
NPM: 10.21.0982

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SILIWANGI BANDUNG

2012
MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
PADA SISWA KELAS VII SMPN 2 MALANGBONG KABUPATEN GARUT

Mimin Mintarsih
NPM: 10.21.0982

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Siliwangi Bandung

ABSTRAK

Dalam penentuan model pembelajaran senantiasa hams memilih model belajar yang berpusat pada peserta didik, artinya
peserta didik haruslah menjadi pusat belajar. Siswalah yang menjadi subjek dan objek dalam pembelajaran sehingga siswa
sendiri yang menggali, menemukan serta menyelesaikan persoalan-persoalan dalam belajar. Salah satu model pembelajaran
yang dapat melibatkan seluruh siswa untuk ikut berpartisipasi secara aktif adalah model partisipatif. Model partisipatif
merupakan model pembelajaran yang dapat meingkatkan keaktifan peserta didik, kegiatan belajar dilakukan secara kritis dan
analitik, motivasi belajar relative tinggi, pendidik hanya berperan sebagai pembantu (fasilitator) peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar. Penulis berkeyakinan bahwa model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan hasil belajar
dalam hal ini adalah kemampuan membaca pemahaman.
Berdasarkan hal tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan masalah utama dirumuskan dalam pertanyaan "bagaimanakah
peranan model pembelajaran partisipatif terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VII SMPN 1 Kadungora
Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut tahun Ajaran 2011/2012?" Pertanyaan di atas kemudian dijabarkan kembali kedalam
beberapa pertanyaan berikut: (1) bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman sebelum menggunakan model
pembelajaran partisipatif?, (2)bagaimanakah kemampuan membaca pemahaman sesudah menggunakan model pembelajaran
partisipatif?, (3) bagaimanakah perbandingan kemampuan membaca pemahaman sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran partisipatif?.
Dengan menggunakan studi eksperimen, penulis mengadakan penelitian kepada 35 orang siswa yang menjadi sampel
penelitian. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji dua perbedaan (uji t) diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
(1) kemampuan membaca pemahaman siswa sebelum menggunakan model pembelajaran partisipatif baru mencapai skor
61,67. (2) setelah pelaksanaan pembelajaran partisipatif, kemampuan membaca pemahaman siswa lebih baik jika dibandingkan
dengan sebelum menggunakan model pembelajaran partisipatif. Skor rata-rata yang diperoleh setelah pembelajaran partisipatif
adalah 77,5. (3) model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa SMPN 1
Kadungora Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut.
Sebagai rekomendasi penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran, di antaranya adalah sebagai berikut : (1) sebaiknya
sebelum melaksanakan pembelajaran, guru harus terlebih dahulu merencanakan dan membuat desain pembelajaran yang dapat
meningkatkan partisipasi belajar siswa, (2) sebelum melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru harus berupaya semaksimal
mungkin terlebih dahulu untuk menentukan model pembelajaran yang dianggap akan meningkatkan partisipasi belajar siswa,
(3) sebaiknya model partisipatif dipertimbangkan oleh guru bahasa Indonesia sebagai salah satu model alternatif dalam
melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman.

Kata Kunci : Kemampuan Membaca/Partisifatif

PENDAHULUAN yang lainnya, baik kemampuan berbicara maupun


kemampuan menulis. Tanpa memiliki kemampuan
Kemampuan membaca merupakan salah membaca yang baik, tidak mungkin seseorang dapat
satu keterampilan yang menjadi tujuan berbicara ataupun menulis dengan baik.
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Jika kita perhatikan lebih jauh, tidaklah
Kemampuan membaca sangatlah penting karena mudah bagi seseorang dapat memiliki kemampuan
kemampuan membaca seseorang akan menjadi membaca, selain harus memahami struktur kalimat,
landasan bagi kemampuan-kemampuan berbahasa tanda baca, intonasi, juga yang terpenting adalah
memahami isi bacaan [baca: membaca pemahaman]. pembelajaran partsipatif, yaitu : (1) adanya keterlibatan
Namun kenyataannya sering dijumpai siswa emosional dan mental peserta didik; (2) adanya
beranggapan pelajaran membaca merupakan kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi
pelajaran yang mudah, terutama bagi siswa yang dalam pencapaian tujuan; (3) dalam kegiatan belajar
sudah mahir membacanya, padahal jika mereka terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
ditanya mengenai isi dan maksud bacaan tersebut Pengertian Membaca
mereka belum mampu dapat memaparkan atau Membaca merupakan kegiatan yang
menjabarkan mengenai isi bacaan yang telah kompleks artinya membaca melibatkan segenap
dibacanya tersebut. batin kita yaitu pengalaman, respon, intelektual,
Hal ini juga terjadi di SMPN 2 Malangbong emosional dan kreativitas sehingga mampu
Kabupaten Garut, berdasarkan studi pendahuluan menangkap apa yang telah dibacanya. Membaca
melalui observasi dan wawancara diperoleh data menurut Spondek dan Saracho sebagaimana dikutif
bahwa pada umumnya siswa di SMPN 2 Dwi Arianto (2006: 17) membaca merupakan
Malangbong sudah lancar membacanya, proses memperoleh makna dari barang cetak. Ada
sehingga pada kegiatan pembelajaran membaca 2 cara yang ditempuh pembaca dalam memperoleh
mereka terkesan santai, kurang reaktif bahkan makna dari barang cetak antara lain :
cenderung menganggap mudah karena mereka a. Langsung, yakni menghubungkan ciri penanda
beranggapan bahwa membaca adalah kegiatan visual bunyi dari tulisan
membacakan teks yang diberikan oleh guru, namun dengan maknanya, biasanya digunakan oleh
setelah mereka ditanya mengenai isi bacaan tersebut pembaca lanjut.
mereka tidak mampu untuk mengungkapkan isi b. Tidak langsung, yaitu tnengidentifikasi
bacaan yang telah dibacanya sesuai dengan maksud bunyi dalam kata dan
dan tujuan bacaan. menghubungkannya dengan makna, biasanya
digunakan oleh pembaca
KAJIAN TEORITIS DAN METODE permulaan.
Pengertian Membaca Pemahaman
Pengertian Model Pembelajaran Membaca pemahaman merupakan sejenis
Ahmad Hidayat membaca yang bertujuan untuk memahami, menurut
(www.ahmadhidayat.worid.press.com) mengungkapkan Care sebagaimana dikutif Wiryodijoyo dalam Dwi
bahwa " model pembelajaran pada dasarnya Arianto (2006: 18), mengemukakan bahwa membaca
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari pemahaman adalah 2 tingkat proses penerjemahan
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh dan pemahaman, pengarang menulis kode dan
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran pembaca mengartikan kode.
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran" Metode dan Teknik Penelitian
Berdasarkan pendapat di atas, model Surakhmad (1990:131) menyatakan bahwa
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai gambaran "metode merupakan suatu cara utama yang
secara menyeluruh tentang penyajian materi dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang terdiri dari pendekatan. strategi, penelitian".Metode memegang peranan yang sangat
metode dan teknik pembelajaran yang akan dilakukan penting dalam suatu penelitian, karena tanpa
oleh seorang guru yang disajikan secara khas. Model menggunakan metode, maka penelitian tidak akan
pembelajaran juga menggambarkan pola yang akan mencapai tujuan yang diharapkan, metode yang
dilakukan oleh guru dalam merancang pembelajaran digunakan dalam penelitian ini adalah metode
yang terkait dengan pengaturan yang akan eksperimen , yakni penelitian yang menggambarkan
dilaksanakan terhadap tujuan pembelajaran, proses kondisi objektis , objek penelitian setelah dilakukan
penyampaian materi pembelajaran, serta evaluasi treatmen terhadap objek penelitian tersebut.
pembelajaran yang akan dilakukan sehingga menurut Siregar (2004:56) menjelaskan bahwa penelitian
pandangan perancang model tersebut tujuan eksperimen adalah penelitian langsung yang
pembelajaran akan tercapai secara optimal. dilakukan terhadap suatu objek untuk menentukan
Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif pengaruh suatu variabel terhadap variabel tertentu
Pembelajaran Partisipatif (Participative dengan pengontrolan yang ketat. Namun
Teaching and Learning) merupakan model dikarenakan penelitian ini dilaksanakan di sekolah,
pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara maka tidak dibentuk kelompok-kelompok lain
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan sebagai sampel penelitian melainkan menggunakan
evaluasi pembelajaran. Knowles sebagaimana kelas-kelas yang sudah ditentukan sekolah sebagai
dikutip Mulyasa (2003: 34) menyebutkan indikator sampel penelitian. Maka metode penelitian
eksperimen yang digunakan adalah tipe kuasi 17 Ira Yunarti 20
eksperimen. Adapun teknik penelitian yang 18 Isep Rejiawan 60
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan satu 19 Jajang Riswandi 50
kelompok sampel penelitian, adapun mekanisme 20 Lisna 50
penelitiannya digambarkan dalam tabel sebagai 21 Lisnawati 80
berikut: 22 Lutfi Wildan M 70
Teknik Penelitian
23 Mia Rosmiati 40
Pretes Treatment Pastes
(Perlakuan) 24 Mukhlis 60
25 Nolis Purbasari 70
01 X 02
26 Rijal Fadilah 30
Sumber : Arikunto .(2002). Prosedur 27 Riyadul Hamdan 80
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.. 28 Rosita 40
Keterangan: 29 Silva Rahmawati 60
01 : pre test yang dilaksanakan sebelum 30 Siti Rohmah 70
perlakuan 31 Siti Masriah 20
X : Perlakuan berupa model 32 SriNuraini 70
pembelajaran partisipatif
33 Suhaeti 80
02 : post test yang dilaksanakan sesudah
34 Suminar 80
perlakuan
Berdasarkan desain penelitian diatas, 35 Tia Puspitasari 80
observasi dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan 36 Yana 70
sesudah menggunakan model pembelajaran Jumlah 2220
partisipatif dan kelas kontrol yang belajar dengan Rata-rata 61,67
model konvensional
Data Postes
HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan membaca pemahaman sesudah
menggunakan model pembelajaran partisipatif siswa
kelas VII SMPN 2 Malangbong tahun pelajaran
Deskrpisi Data 2011/2012 dapat diketahui melalui basil post-test.
Data Pretes Adapun data post-testnya tertera pada tabel berikut.
'Kemampuan membaca pemahaman setelum Data Postes
menggunakan model pembelajaran partisipatif siswa
kelas VII SMPN 2 Malangbong tahun pelajaran No Natna Skor
2011/2012 dapat diketahui melalui hasil pre-test.
1 Ahmad Syauki 90
Adapun data pre-testnya tertera pada tabel berikut.
Data Pretes 2 Andi Sahrus Sidik 100
3 Anggi Nurmawan 50
No Nama Skor 4 Apet Nuriman 60
5 Atep Tuban 90
1 Ahmad Syauki 80 6 Ayu Suhaya R 70
2 Andi Sahrus Sidik 90 7 Badru Jaman 70
3 Anggi Nurmawan 50 8 Baqin Aliyin 80
4 Apet Nuriman 60 9 Bukhori Muslim 80
5 Atep Tuban 60 10 Dadan 80
6 Ayu Suhaya R 70 11 Dede Irma 80
7 Badru Jaman 60 12 Dedi 60
8 Baqin Aliyin 60 13 Devi 80
9 Bukhori Muslim 80
14 ErnaFauzan 70
10 Dadan 60
11 Dede Irma 70 15 IhsanFauzani 90
12 Dedi 50 16 In In Intan Suryani 100
13 Devi 60 17 Ira Yunarti 50
14 Erna Fauzan 20 18 Isep Rejiawan 60
15 Ihsan Fauzani 80 19 Jajang Riswandi 100
16 In In Intan Suryani 90 20 Lisna 70
21 Lisnawati 100 diperoleh data bahwa skor tertinggi yang diperoleh
22 Lutfi Wildan M 80 siswa sebesar 100 yang diraih oleh 6 orang.
23 Mia Rosmiati 60 Sedangkan skor terendah adalah 50 diraih oleh 4
24 Mukhlis 100 orang. Dengan demikian sisanya berada pada
rentang antara 60-90. Adapun siswa yang
25 Nolis Purbasari 90
memperoleh skor pada rentang tersebut adalah :
26 Rijal Fadilah 50 siswa yang memperoleh skor 90 adalah 7 orang,
27 Riyadul Hamdan 80 siswa yang memperoleh skor 80 adalah 8 orang,
28 Rosita 60 siswa yang memperoleh skor 70 adalah 6 orang, dan
29 Silva Rahmawati 90 siswa yang memperoleh skor 60 adalah 5 orang.
30 Siti Rohmah 80 Secara sekilas, dengan sebaran nilai
31 Siti Masriah 50 sebagaimana tertera di atas, dapat diprediksi bahwa
32 Sri Nuraini 70 secara keseluruhan, siswa mendapatkan skor yang
lebih baik jika dibandingkan dengan skor yang
33 Suhaeti 90
diperoleh sebelum menggunakan model
34 Suminar 90 pembelajaran partisipatif. Ditunjang dengan data
35 Tia Puspitasari 100 hasil perhitungan. Berdasarkan perhitungan data-
36 Yana 70 data di atas memiliki nilai rata-rata sebesar 77,5. hal
Jumlah 2790 ini berarti bahwa secara keseluruhan, nilai yang
Rata-rata 77,5 diperoleh siswa berada di atas nilai KKM.
Sementara itu nilai yang sering muncul pada data di
Analisis Data atas adalah 80, hal ini menandakan bahwa
Data Pretes dibandingkan dengan skor yang lainnya, 80
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas, merupakan skor yang sering muncul, artinya skor
diperoleh data bahwa skor tertinggi yang diperoleh 80 paling banyak diperoleh oleh siswa
siswa sebesar 90. Namun demikian hal ini tidak dibandingkan dengan skor yang lainnya
mencerminkan kemampuan membaca siswa secara Ditunjang pula dengan hasil perhitungan
keseluruhan, sebab hanya terdiri dari dua orang saja berupa nilai tengah (mean).
yang memperoleh skor 90. sedangkan skor terendah Berdasarkanperhitungan terhadap data-data di atas
yang diperoleh siswa adalah 20. Skor ini diperoleh diperoleh skor mean sebesar 80, artinya nilai yang
tiga orang siswa. Tetapi hal ini tidak menggambarkan berada pada tengah-tengah sebaran skor adalah 80.
kemampuan membaca siswa secara keseluruhan pula ditandai dcngan rcntang yang tidak terlalu janh.
sebab hanya diperoleh oleh tiga orang saja. Rentang skor yang diraih siswa berada pada rentang
Sementara itu siswa yang lainnya memperoleh 50-100. Rentang tersebut berada tidak jauh dari nilai
skor menyebar dan berada pada rentang 30-80. KKM, sehingga sangat memungkinkan skor tersebut
Sementara itu dari rentang skor antara 20-90 berada jauh di atas nilai KKM.
tersebut, skor yang sering muncul adalah 60. Hal ini
menandakan bahwa 60 merupakan skor yang paling Data Hasil Observasi
banyak diperoleh oleh siswa. Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas, kita
Kemampuan membaca pemahaman dapat mengetahui bahwa siswa yang memiliki
sebelum menggunakan model pembelajaran aktivitas dan motivasi sangat tinggi adalah 6 orang, hal
partisipatif siswa kelas VII SMPN 2 Malangbong ini dapat tercermin dari setiap indicator yang
tahun pelajaran 2011/2012 untuk sementara dapat diobservasi ternyata memiliki skor yang baik.
diprediksi dari rata-rata kelas yang diperoleh. Sementara itu siswa yang memiliki aktivitas dan
Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang tertera motivasi belajar sangat rendah adalah 2 orang.
sebagaimana pada tabel di atas, diperoleh skor rata- Secara keseluruhan data yang diperoleh dari
rata 61,67. Artinya secara keseluruhan observasi diperoleh skor rata-rata sebesar 6,89 hal ini
kemampuan siswa membaca pemahaman berarti bahwa secara keseluruhan sesudah penerapan
sebelum menggunakan model pembelajaran model partisipatif, aktivitas dan motivasi belajar siswa
partisipatif baru mencapai skor 61,67. Skor rata- mengalami peningkatan.
rata ini hampir mendekatan sebagaimana skor yang Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas, dapat
diharapkan sesuai dengan skor KKM yakni sebesar digolongkan ke dalam tiga kelompok siswa, yakni
65. siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi belajar
tinggi, siswa yang memiliki aktivitas dan
Data Post test motivasi belajar sedang dan siswa yang memiliki
Berdasarkan pada tabel 4.2 data di atas, aktivitas dan motivasi belajar rendah.
1) Siswa yang Memiliki Aktivitas dan Motivasi sedangpun dipilih 12 orang siswa yang berada diantara
Belajar yang Tinggi kelompok tinggi dan rendah. Dengan demikian maka
Siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi siswa dengan skor tertinggi dipilih 12 orang siswa
belajar yang tinggi adalah siswa yang menempati sesuai urutan skor. Adapun skor yang diraih siswa
urutan 12 besar. Dengan demikian maka siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi belajar yang
dengan skor tertinggi dipilih 12 orang siswa sesuai sedang adalah sebagai berikut
urutan skor. Adapun skor yang diraih siswa yang Siswa yang Memiliki Aktivitas dan Motivasi Belajar
memiliki aktivitas dan motivasi belajar yang tinggi yang Sedang Sesudah Menggunakan Model
adalah sebagai berikut Pembelajaran Partisipatif
Siswa yang Memiliki Aktivitas dan Motivasi Belajar
yang Tinggi Sesudah Menggunakan Model Nomor Kelompok siswa Jumlah siswa Skor
Pembelajaran Partisipatif 7
7
Nomor Kelompok siswa Jumlah siswa Skor 7
10 7
10 7
10 2 Sedang 12 7
10 7
9 7
1 Tinggi 12 9 6
8 6
8 6
8 6
6 Rata-rata 6,67
8
8 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data
Rata-rata 8,83 bahwa 8 orang siswa kelompok sedang memiliki skor
masing-masing 7, sedangkan siswanya yakni empat
Berdasarkan tabel di atas. hampir semua siswa orang memiliki skor 6. Berdasarkan perhitungan pada
kelompok tinggi memiliki aktivitas dan motivasi tinggi siswa kelompok sedang diperoleh angka rata-rata
terhadap pembelajaran. Empat orang siswa memiliki unruk aktivitas dan motivasi belajar sebesar
skor 10, dua orang siswa memiliki skor 9 dan enam 6,67. Hal ini menandakan bahwa siswa kelompok
orang siswa memiliki skor 8. Dengan demikian sedang memiliki aktivitas dan motivasi yang cukup
keduabelas siswa kelompok tinggi memiliki aktivitas terhadap pembelajaran.
dan motivasi belajar yang sangat tinggi. Hal ini dapat 3) Siswa yang Memiliki Aktivitas dan Motivasi Belajar
ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya selalu yang Terendah
menunjukkan proaktif pada kegiatan pembelajaran. Siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi
Keempat siswa ini selalu aktif bekerjasama, belajar yang rendah adalah siswa yang menempati
berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan diskusi, urutan 12 besar terakhir. Dengan demikian maka siswa
aktif mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan, aktif dengan skor terendah merupakan siswa dari siswa
mengungkapkan pendapat, bertanggungjawab, kelompok tinggi dan sedang. Adapun skor yang diraih
menunjukkan ketertarikannya pada kegiatan siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi belajar
pembelajaran, selalu memperhatikan penjelasan- yang rendah tadalah sebagai berikut
penjelasan yang disampaikan oleh guru, selalu Siswa yang Memiliki Aktivitas dan Motivasi Belajar
antusias mengikuti pembelajaran, merasa percaya yang Rendah Sesudah Menggunakan Model
diri dan senang belajar, serta memiliki minat yang Pembelajaran Partisipatif
tinggi terhadap pembelajaran.
2) Siswa yang Memiliki Aktivitas dan Motivasi Belajar Nomor Kelompok siswa Jumlah siswa Skor
yang Sedang 6
Siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi 6
bclajar yang scdang adalah siswa yang berada 6
diantara siswa yang memiliki aktivitas dan motivasi 6
yang tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas dan
6
motivasi yang rendah. Sama seperti pada
3 Rendah 12 6
pengelompokan siswa kelompok tinggi, pada kelompok
5
5 Pada akhir tulisan ini, penulis membuat
5 simpulan penelitian sebagai berikut ini.
5 1. Secara keselumhan kemampuan
3 membaca pemahaman siswa sebelum
3 menggunakan model pembelajaran
Rata-rata 5,17 partisipatif baru mencapai skor 61,67. Skor
rata-rata ini hampir mendekatan skor yang
diharapkan sesuai dengan skor KKM yakni
Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa
sebesar 65.
secara keseluruhan aktivitas dan motivasi belajar siswa
2. Setelah pelaksanaan pembelajaran
yang berada pada kelompok rendah masih kurang
partisipatif, secara keselumhan, siswa
dengan rata-rata yang diperoleh hanya sekitar 5,71.
memiliki kemampuan membaca
jika ditinjau dari raihan skor perorangan, siswa yang
pemahaman yang lebih baik jika
berada pada kelompok rendah terdiri dari enam orang
dibandingkan dengan skor yang diperoleh
siswa memiliki skor masing-masing 6, empat orang
sebelum menggunakan model pembelajaran
siswa memiliki skor masing- masing 5 dan dua orang
partisipatif. Skor rata-rata yang diperoleh
siswa memiliki skor masing-masing 2. Berdasarkan
setelah pembelajaran partisipatif adalah
data-data tersebut kita dapat melihat bahwa skor
77,5. Ini berarti bahwa secara keselumhan,
yang diperoleh siswa kelompok rendah tidak ada
nilai yang diperoleh siswa berada di atas nilai
yang mencapai 7. Artinya skor yang diperoleh siswa
KKM.
kelompok rendah masih kurang. Dengan demikian
3. Model pembelajaran partisipatif dapat
maka akti vitas dan motivasi belajar siswa kelompok
meningkatkan kemampuan membaca
rendah masih sangat kurang.
pemahaman siswa SMPN 2 Malangbong
Menghitung Derajat Perbedaan Data Pretes dan
Kecamatan Kadungora Kabupaten Garut. Hal
Data Postes (uji t)
ini dibuktikan dengan hasil perbandingan
Derajat perbedaan dapat dicari dengan
antara thitung dengan ttabel. Dengan taraf
menggunakan rumus
signifikansi 0,5% diperoleh harga thitung = 5,6
sedangkan ttabel = 2.65 karena angka tersebut
n1.n 2(n1 + n 2 2 ) x x
t= berada pada daerah penolakan HO, maka HI
n1 + n 2 n1.s1 + n 2.s 2
2 2 diterima. Artinya hipotesis yang
mengatakan "model pembelajaran
36 36(36 + 36 2) 63.83 78,75 63,83
t= . partisipatif tidak dapat meningkatkan
36 + 36 (36 7037,53) + (36 1711,48) kemampuan membaca pemahaman siswa
SMPN 2 Malangbong Kecamatan Kadungora
Kabupaten Garut ditolak, sementarai hipotesis
90720 1494 yang menyatakan "model pembelajaran
t= .
72 561,22 partisipatif dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa SMPN 2
t= 1260 (0,025 ) = 31,36 Malangbong Kecamatan Kadungora
t= 12.75 Kabupaten Garut" diterima.
Dengan taraf signifikansi 0,5% diperoleh
harga t hitung =5,6 sedangkan t tabel = 2.65 karena DAFTAR PUSTAKA
angka tersebut berada pada daerah penolakan HO ,
maka HI ditermima. Artinya hipotesis yang Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian:
mengatakan "model pembelajaran partisipatif tidak Suatu Pendekatan Praktek, Jskafta: Rineka
dapat meningkatkan kemampuan membaca Cipta,
pemahaman siswa SMPN 2 Malangbong Kecamatan Hadari, N. (2000). Metode Penelifian Sosial Bandung
Kadungora Kabupaten Garut ditolak, sementarai : Mandai' Maju.
hipotesis yang menyatakan "model Moleong, J. Lexy. (2005). Metode Penelitian
pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan Kualitatif. Bandving: Remaja Rosdakarya.
kemampuan membaca pemahaman siswa Sudjana, N. (2001). Penelitian dan Penilaian
SMPN 2 Malangbong Kecamatan Kadungora Pendidikan. Bandung: Sinar Bani
Kabupaten Garut diterima. Algesindo
Tarigan. (1994). Menulis Sebagai Suatu
KESIMPULAN Keterampilan Berbahasa. Bandung;
Angkasa

Вам также может понравиться