Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kelompok 4
2015
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang terletak dibenua maritim dan secara fisik 2/3 dari
wilayahnya terdiri dari laut. Laut mengandung sumber alam yang sangat kaya, maka hari
depan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari potensi laut. Salah satu teknologi yang terkait
pada eksplorasi laut adalah teknologi kelautan atau rekayasa kelautan. Secara definitif
teknologi kelautan adalah teknologi yang bertujuan untuk memanfaatkan laut, baik media
transportasi, sumber daya alam, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan.
Dari sisi media transportasi, transportasi yang digunakan di wilayah lautan adalah
kapal. Kapal menjadi sarana transportasi dalam jumlah besar dan dapat mentransportasikan
sumber daya alam seperti minyak, gas, atau sebagai sarana tranportasi antarpulau yang
murah. Selain itu, kapal juga merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di
daerah pesisir karena merupakan sarana untuk menangkap ikan.
Dalam tugas mata kuliah Dasar Teknik Perkapalan ini, digunakan perangkat lunak yang
dapat memodelkan berbagai macam kondisi kapal dalam permodelan 3D. Mahasiswa
diminta untuk mendesain kapal ikan yang akan digunakan untuk menangkap ikan dengan
menggunakan spesifikasi spesifikasi yang diminta.
TUJUAN
3. Mahasiswa mampu menghitung tahanan kapal ikan dan kapasitas mesin yang
diperlukan berdasarkan tahanan kapal.
4. Mahasiswa mampu menghitung ukuran dari struktur girder utama dan pelat bagian
tengah pada kapal ikan.
1. Hull
Bagian struktural kapal meliputi rangka kapal, permukaan, dek-dek dan sekat kapal
2. Afterbody
Hull kapal yang terletak di belakang bagian tengah kapal
3. Forebody
Hull kapal yang terletak di depan bagian tengah kapal
4. LWL(Load Waterline)
Panjang kapal pada permukaan air saat kapal diberikan beban
5. Moulded Surface
Permukaan kerangka
6. FP(Forward perpendicular)
Suatu Garis tegak lurus yang melewati perpotongan DWL dan sisi depan bagian
kapal.
7. AP(After perpendicular)
Suatu Garis tegak lurus yang melewati perpotongan DWL dan sisi belakang kemudi
8. Midships
Pertengahan dari jarak after dan forward perpendicular
9. Draught (T)
Jarak vertikal dari garis air pada setiap hull kapal dengan dasar kapal
10. Superstructure
Bagian yang dibangun di atas konstruksi deck kapal
11. Port
Sisi bagian kiri dari kapal
12. Starboard
Sisi bagian kanan dari kapal
13. Smokestack(cerobong)
Tempat keluarnya asap hasil pembakaran bahan bakar kapal
14. Buritan
Bagian paling belakang dari kapal
15. Propeler dan kemudi
Propeler merupakan baling baling penggerak kapal
16. Portside
Sisi dari kapal untuk berlabuh
17. Bulbous bow
Bagian menonjol di bagian depan bawah kapal yang berada di bawah permukaan
laut. Berfungsi untuk merubah arus air sekitar bagian depan tersebut sehingga
mengurangi daya tahan air dan meningkatkan kecepatan kapal
18. Haluan
Bagian terdepan anjungan kapal yang merupakan perpanjangan dari rangka baja
kapal
19. Geladak
Lantai dasar dari bagian lambung kapal. Berfungsi untuk memperkuat lambung juga
sebagai permukaan di kapal
Kriteria desain kapal yang harus terpenuhi dalam desain kapal ikan adalah sebagai
berikut:
LOA = 37.00 m
B = 7.70 m
H = 4.5 m
T = 3.2 m
Sedangkan untuk memastikan nilai bocker berada pada rentang 0,65-0,75 digunakan
rumus berikut dengan DWT = 400 ton dan = 542,039 (dari data hidrostatik kapal).
400
= = = 0,739
542,039
Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kriteria nilai bocker juga terpenuhi pada
desain kapal ikan ini.
1. Gaya Pembalik
Besarnya gaya-gaya pembalik yang mungkin bekerja pada suatu kapal menentukan besarnya
momen yang harus dihasilkan oleh gaya berat dan gaya tekan air ke atas untuk menghindari
kapal terbalik atau miring sisi (heeling) yang berlebihan.
Ketika sebuah kapal mengalami hembusan angin, tekanan angin yang bekerja pada bagian
kapal yang berada di atas air, dan hambatan air terhadap gerak lateral (sisi / ke samping)
menimbulkan gaya pada kedua sisi yang berlawanan yang berada di bawah permukaan air.
Keseimbangan, diperhitungkan terhadap sudut kemiringan sisi (angle of heel) akan tercapai,
jika:
a) Kapal bergerak menghindari angin dengan suatu kecepatan sehingga gaya yang
ditimbulkan oleh air sama dengan gaya yang ditimbulkan oleh tekanan angin
b) Kapal telah miring pada salah satu sisinya pada suatu sudut sehingga momen
yang dihasilkan oleh gaya berat dan gaya tekan air ke atas sama dengan momen
yang ditimbulkan oleh tekanan angin dan tekanan air.
Ketika kapal miring pada salah satu sisinya terhadap garis vertikal, tekanan angin, tekanan
air, dan pemisahan vertikal gaya-gaya yang ditimbilkan akan konstan. Berat kapal tetap dan
bekerja pada titik yang tetap. Gaya tekan air ke atas pun konstan, tetapi titik tekan air ke
atas dimana gaya tekan air ke atas itu bekerja bervariasi sesuai dengan sudut kemiringan
sisinya. Keseimbangan akan dicapai bila pemisahan horizontal titik berat dan titik tekan air
ke atas yang cukup jauh telah ditimbulkan.
2. Lengan GZ
Momen righting cenderung untuk mengembalikan kapal pada posisi tegak ke atas. Momen
ini ditimbulkan oleh gaya berat dan gaya tekan air ke atas.
= (momen righting)
GZ adalah lengan righting, tegak lurus terhadap garis-garis sejajar yang melalui titik - titik
aksi gaya berat dan gaya tekan air ke atas, dan panjang lengan merupakan jarak antara garis
- garis aksi gaya tersebut.
Berikut laporan dan sketsa kurva GZ untuk kapal ikan dari software maxsurf:
Loadcase - Loadcase1
Damage Case - Intact
1.2
Max GZ = 1.013 m at 53 deg.
0.8
GZ m
0.4
-0.4
-0.8
0 40 80 120 160
Heel to Starboard deg.
Syarat kestabilan IMO menggunakan satuan radian untuk sudut kemiringan, oleh karena itu
di plot kembali nilai GZ dan sudut kemiringan yang telah diubah ke dalam satuan radian di
dalam Microsoft excel, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Sudut kemiringan
GZ
derajat radian
-30 -0.5236 -0.79 Kurva GZ (radian)
-20 -0.34907 -0.532
-10 -0.17453 -0.26 1.2
0 0 0 1
10 0.174533 0.26
20 0.349066 0.532 0.8
30 0.523599 0.79
0.6
40 0.698132 0.954
50 0.872665 1.01 0.4
60 1.047198 0.998
0.2
GZ
70 1.22173 0.936
80 1.396263 0.84 0
90 1.570796 0.717 -1 -0.5 -0.2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
100 1.745329 0.578
110 1.919862 0.428 -0.4
120 2.094395 0.276
130 2.268928 0.139 -0.6
140 2.443461 0.034 -0.8
150 2.617994 -0.023
160 2.792527 -0.035 -1
170 2.96706 -0.016 sudut kemiringan (radian)
180 3.141593 0
Dalam operasinya, kapal akan memiliki draft dan trim yang berbeda-beda akibat
kondisi muatan yang berubah-ubah. Untuk keselamatan dan efisiensi dari pengoperasian
kapal, sangat penting pihak desainer kapal dan operator untuk mengetahui karakterisktik
kapal terutama karakteristik bagian badan kapal yang berada di bawah permukaan air.
Kurva-kurva hidrostatik digunakan untuk mengetahui karakteristik lambung kapal dibawah
permukaan air.
Karakteristik dari lambung kapal dihitung untuk beberapa kondisigaris air termasuk
seluruh kondisi muatan yang mungkin dialami oleh sebuah kapal. Garis air diasumsikan
sejajar dengan garis dasar kapal (baseline). Bentuk karakteristik lambung pada kondisi trim
dapat dihitung dengan beberapa pengukuran.
Untuk memakai kurva-kurva ini, kapal juga diasumsikan berlayar pada kondisi
perairan yang tenang (calm water). Sehingga seluruh perhitungannya disebut dengan
hydrostatic calculations. Hasil dari perhitungan hidrostatis-nya kemudian
diplot/digambarkan dengan menggunakan skala tertentu. Kurva-kurva yang tergambarkan
untuk selanjutnya disebut kurva-kurva hidrostatik (hydrostatic curves).
Lakukan analisis untuk fixed trim (0 m), yaitu pada kondisi even keel
Lakukan analisis per bagian draft, untuk kasus ini kapal dicelupkan dari draft 0
sampai 3.2 m dengan besar partisi sebesar 0.2 m.
Gelombang yang digunakan pada kasus ini adalah gelombang sinusoidal dengan
panjang gelombang 35.974 m, dan tinggi gelombang 2.73 m.
Start Analysis
3
MTc
Immersion (TPc)
2.5
KML
KMt
2
Draft m
KB
1.5 LCF
LCB
1
WPA
Wet. Area
0.5
Disp.
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Displacement tonne
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Area m^2
-5 -2.5 0 2.5 5 7.5 10 12.5 15 17.5 20
LCB, LCF, KB m
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
KMt m
25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275
KML m
0 0.4 0.8 1.2 1.6 2 2.4 2.8 3.2 3.6 4
Immersion tonne/cm
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Moment to Trim tonne.m
3.5
Waterplane Area
2.5
Draft m
2
Midship Area
1.5
Block
Prismatic
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4
Coef f icients
Tahanan kapal adalah estimasi kebutuhan daya efektif kapal, agar kapal mampu
bergerak dengan kecepatan servis seperti yang diinginkan. Propulsi kapal adalah
memprediksi besarnya daya yang harus dipersiapkan oleh sistem penggerak kapal agar
kapal mampu bergerak dengan kecepatan servis yang direncanakan. Sedangkan menurut
buku tahanan dan propulsi kapal karangan Sv.Aa.Harvald. Tahanan kapal pada suatu
kecepatan adalah gaya fluida yang bekerja pada kapal sedemikian rupa sehingga melawan
gerakan kapal tersebut.Tahanan tersebut sesuai dengan komponen gaya fluida yang bekerja
sejajar dengan sumbu gerakan kapal.
Dalam kaitannya dengan software maxsurf, tahanan kapal yang berhubungan dengan
propulsi kapal tersedia dalam beberapa metode perhitungan diantaranya, Savitsky pre-
planing and planning, Lahtiharju, Blount & Fox, Holtrop, Compton, Fung, Series 60, Van
Oortmerssen, dan Delft. Metode yang tersedia lebih dari satu karena dibutuhkan metode
perhitungan yang berbeda untuk karakteristik kapal yang berbeda, pembeda tersebut dapat
berasal dari ukuran kapal, kecepatan kapal, dan penggunaan kapal.
Akan dibahas beberapa diantara metode tersebut yaitu metoda holtrop dan metode
van oomerssten.
Metode ini berguna untuk memperkirakan ketahanan kapal kecil seperti kapal pukat
dan kapal tunda. Dalam metode ini, derivasi formula oleh G. Van Oortmerssen didasarkan
pada tahanan dan propulsi kapal sebagai fungsi dari jumlah Froude dan nomor Reynolds.
Kendala dari rumus ini, juga berdasarkan parameter umum lainnya untuk kapal kecil seperti
kapal pukat dan kapal tunda yang dikumpulkan dari data tangki acak. Metode ini
dikembangkan melalui analisis regresi data dari 93 model dari kapal tunda dan kapal pukat
yang diperoleh oleh MARIN. Selain itu, beberapa asumsi yang dibuat untuk memprediksi
ketahanan dan powering kerajinan kecil seperti berikut:
1. Menurut Gambar 1 ada distribusi puncak tekanan positif dan negatif untuk
permukaan lambung. Untuk lingkup lambung kapal, ada tekanan tinggi di haluan dan
buritan, sementara di tengah itu menjadi tekanan rendah.
Parameter Limitations
Volume, 5 to 3000 m
entrance angle, ie 10 to 46
Metode prediksi tahanan ini adalah salah satu teknik banyak digunakan dalam prediksi
tahanan dari perpindahan dan semi-perpindahan kapal. Seperti semua metode,
bagaimanapun, teknik ini terbatas pada kisaran yang cocok parameter bentuk lambung.
Algoritma ini dirancang untuk memprediksi ketahanan kapal tanker, kapal kargo umum,
kapal penangkap ikan, kapal tunda, kapal kontainer dan frigat. Algoritma alat didasarkan
pada teori hidrodinamik dengan koefisien yang diperoleh dari analisis regresi hasil tes 334
model kapal.
Dalam pendekatan mereka untuk membangun formula mereka, Holtrop dan Mennen
diasumsikan bahwa koefisien non-dimensi merupakan komponen tahanan untuk bentuk
lambung. Mungkin diwakili oleh parameter geometri yang tepat, sehingga memungkinkan
setiap komponen yang akan dinyatakan sebagai fungsi non-dimensi dari penyegelan dan
bentuk lambung. Kisaran parameter yang koefisien dari ekspresi dasar berlaku ditampilkan
sebagai berikut:
Containerships, destroyer 0 0 0 6 9 3 4
types .45 .55 .67 .0 .5 .0 .0
Cargo liners 0 0 0 5 8 2 4
.30 .56 .75 .3 .0 .4 .0
Secara umum metode holtrop digunakan untuk menghitung tahanan pada kapal cepat
dan sifatnya yang lebih umum, sedangkan metode van oortmerssen dikhususkan untuk
kapal ikan (trawler) dan kapal tug, oleh karena itu pada perhitungan kali ini kami
menggunakan metode perhitungan Van Oortmerssen.
Langkah-langkah:
Pada Analisis Calculate Free Surface ini terlihat bahwa air tidak masuk ke dalam badan
kapal, bagian yang berwarna kebiruan menunjukkan lembah gelombang, sedangkan yang
berwarna kemerahan menunjukkan bagian puncak gelombang.
0 -- --
0.3 0.02 0
3 1.25 2.58
6 5.56 23.03
12 50.85 420.95
Setelah nilai tahanan total kapal (RT) didapatkan, selanjutnya nilai tersebut digunakan
untuk menghitung beasar kekuatan mesin yang dibutuhkan.
Dimana:
n = Efisiensi (100% = 1)
1 kW = 1.34102 hp
RT = 50.85 kN
Dari data diatas diketahui untuk kecepatan maksimum (12 knots) dibutuhkan towing
power sebesar 420.95 hp. Dan untuk overall efficiency yang diinput sebesar 100%, maka
nilai towing power akan sama dengan Effective power (PE) atau EHP. Ketentuan pada
naskah soal menyebutkan bahwa efisiensi total adalah 90%, yang mana definisi efisiensi
total adalah sebagai berikut:
= 90%
420.95
= = = 467.72
90% 0.9
=
= 1.1
467.72
= = = .
1.1 1.1
480 ( )
Nilai SHP ini memenuhi ketentuan yang ditetapkan yaitu nilai maksimum sebesar 480
hp.
Berikut akan ditampilkan grafik-grafik yang berkaitan dengan kecepatan, power, dan
tahanan.
Grafik PE vs Power
Jadi, kekuatan mesin (BHP) yang dibutuhkan untuk menggerakkan kapal ikan desain
kami untuk service speed yang diinginkan adalah 467.72 hp
Breadth ( B ) : 7,70 m
Depth ( H ) : 4,50 m
Draught ( T ) : 3,20 m
C0 = [ 37/25 + 4,1 ] . 1
C0 = 5,58
CL = (L/90)^0,5
CL = 0,64
CD ( In Midship ) = 1,0
CF ( In Midship ) = 1,0
1. Perhitungan Beban Geladak Cuaca (Load on Weather Decks) Pada Tengah Kapal
f = probability factor
= 1,0 for plate panels of the outer hull (shell plating, weather decks)
= 0,75 for secondary stiffening members of the outer hull (frames, deck beams), but
not less than fQ accordingto Section 5, D.1.
= 0,60 for girders and girder systems of the outer hull (web frames, stringers, grillage
systems), but not lessthan fQ/1,25
Untuk perhitungan beban geladak cuaca yang akan digunakan untuk menghitung plat
geladak, hitung p0 dengan menggunakan f = 1.
p0 = 9,79 [kN/m2]
Deck akan dipasang pada ketinggian z = 4,5 m (sama dengan ketinggian kapal di
tengah kapal), maka, beban geladak cuacanya adalah:
pD = p0 . ( 20 . T / ( ( 10 + z T ) . H ) ) . CD[kN/m2]
Untuk perhitungan beban geladak cuaca yang akan digunakan untuk menghitung deck
girder, hitung p0 dengan menggunakan f = 0,6, dan hitung p01. Nilai yang diambil adalah nilai
terbesar di antara keduanya.
p0 = 5,88 [kN/m2]
Deck akan dipasang pada ketinggian z = 4,5 m (sama dengan ketinggian kapal di
tengah kapal), maka, beban geladak cuacanya adalah:
pD = p0 . ( 20 . T / ( ( 10 + z T ) . H ) ) . CD [kN/m2]
f = probability factor
= 1,0 for plate panels of the outer hull (shell plating, weather decks)
= 0,75 for secondary stiffening members of the outer hull (frames, deck beams), but
not less than fQ accordingto Section 5, D.1.
= 0,60 for girders and girder systems of the outer hull (web frames, stringers, grillage
systems), but not lessthan fQ/1,25
BKI Section IV B 3
The external load pB of the ship's bottom is to be determined according to the greater
of the following formulae:
p0 = 9,79 [kN/m2]
pB = 10 . T + p0 . Cf [kN/m2]
pB = 41,79 [kN/m2]
p0 = 5,88 [kN/m2]
pB = 10 . T + p0 . Cf [kN/m2]
pB = 37,88 [kN/m2]
The thickness of deck plating for 0,4 L amidships outside line of hatchways, is not to be
less than the greater of the two following values:
The thickness of strength deck plating for 0,1 L from the ends and between hatchways
is not to be less than:
The material factor k in the formulae of the following Sections is to be taken 1.0 for
normal strength hull structural steel
Ambil k = 1
a0 = 0,554 [m]
Ambil a = a0
The thickness of the bottom shell plating within 0,4 L amidships is not to be less than :
BKI Section VI A 2
Minimum thickness
At no point the thickness of the bottom shell plating shall be less than :
= tB [mm] otherwise
Perhitungan:
b = 800 + 5 . L [mm]
b = 800 + 5 . 37 [mm]
Di midship:
tFK = 2 + tB [mm]
tFK = 10 mm
1. Centre Girder
The section modulus related to deck and bottom is not to be less than the following
minimum value:
At least one side girder shall be fitted in the engine room and in way of 0,25 L aft of
F.P. In the other parts of the double bottom, one side girder shall be fitted where the
horizontal distance between ship's side and centre girder exceeds 4,5 m. Two side girders
shall be fitted where the distance exceeds 8 m, and three side girders where it exceeds 10,5
m.
Dari peraturan BKI di atas, maka kapal ini tidak membutuhkan side girder.
h = 350 + 45 . B [mm]
h = 696,5 [mm]
Ambil h = 700 mm
tm = ( h / ha ) . ( ( h / 100 ) + 1 ) . k [mm]
tm = 8 [mm]
t = ( 5 + 0,03 . L ) . k [mm]
t = ( 5 + 0,03 . 37 ) . 1 [mm]
t = 6,11 [mm]
tmin = 6 . k [mm]
tmin = 6 [mm]
Ambil tm = 8 mm.
2. Deck Girder
The section modulus related to deck and bottom is not to be less than the following
minimum value:
The section modulus and shear area Aw are not to be less than:
BKI Section X A 1
The depth of girders is not to be less than 1/25 of the unsupported span. The web
depth of girders scalloped for continuous deck beams is to be at least 1,5 times the depth of
the deck beams.
The thickness of deck plating for 0,4 L amidships outside line of hatchways, is not to be
less than the greater of the two following values:
The thickness of strength deck plating for 0,1 L from the ends and between hatchways
is not to be less than:
Perhitungan:
W = c . e . l2 . p . k [cm3]
W = 182,3 [cm3]
Aw = 0,05 . p . e . l . k [cm2]
Aw = 3,16 [cm2]
hmin = l / 25 [mm]
Ambil h = 16 mm
Tebal plat geladak di 0,1L dari belakang tidak boleh kurang dari:
Ambil k = 1
a0 = 0,554 [m]
Ambil a = a0
Nilai ketebalan deck girder harus memenuhi ketiga syarat di atas. Maka, ambil t = 7
mm
tD = 7 mm
Deck Girder
tB = 8 mm
Centre
Girder
tFK = 10 mm
Tampak profile
Deck Girder:
Pada perancangan kapal, terdapat banyak hal yang harus diperhatikan seperti
perencanaan desain kapal, perhitungan tahanan kapal yang akan berpengaruh ke kapasitas
mesin kapal, kestabilan kapal, dan perhitungan struktur kapal untuk menentukan ukuran
dari girder dan plat tengah kapal. Berikut ini adalah beberapa poin yang merupakan
kesimpulan dari perancangan kapal ikan.
1. Permodelan kapal dengan perangkat lunak Maxsurf memerlukan data yang sesuai
untuk memenuhi kriteria yang tertera pada spesifikasi. Dalam perancangan ini perlu
diperhatikan data data dimensi kapal dan data hidrostatik agar rancangan kapal
sesuai dengan kriteria yang diberikan.
SARAN
Dalam mendesain kapal, banyak parameter yang harus diperhitungkan agar desain
kapal dapat sesuai dengan kriteria yang diminta. Terdapat banyak pula rumus yang
digunakan dalam perhitungan, sehingga harus teliti dalam penggunaan rumus dan satuan
agar mendapatkan hasil perhitungan yang tepat.