Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
IV-1
4.1. Alternatif-alternatif Dengan Umur Ekonomi Sama
Untuk alternatif penghasil pendapatan, semua metode analisis (NPV, NAV, NFV,
ROR dan PVR) dapat langsung digunakan. Hal ini berbeda untuk alternatif
penghasil jasa. Dari setiap alternatif penghasil jasa, umumnya hanya biaya dan
mungkin juga nilai sisa yang dipertimbangkan. Ini berarti bahwa tingkat
pengembalian modal (ROR) dari setiap alternatif penghasil jasa biasanya negatif.
Dengan demikian analisis DCFROR untuk setiap alternatif penghasil jasa tidak akan
memberikan informasi yang dapat dipakai dalam membuat keputusan. Pertimbangan
yang sama juga berlaku untuk analisis dengan menggunakan metode NPV, NAV,
NFV maupun PVR.
Dalam melakukan perbandingan alternatif penghasil jasa, dari pandangan
ekonomi yang dikehendaki adalah biaya yang termurah. Dengan demikian
penggunaan metode DCFROR, NPV, NAV, NFV dan PVR untuk alternatif penghasil
jasa hendaknya dilakukan dengan mendasarkan pada selisih diantara alternatif-
alternatif tersebut (incremental differences) untuk menentukan apakah alternatif
dengan modal awal lebih besar adalah lebih ekonomis karena adanya penghematan
yang ada sepanjang umur ekonomis proyek. Bila ROR dari analisis inkremental
adalah lebih besar dari ROR minimum, atau Nilai Bersih adalah lebih besar dari nol,
atau PVR adalah lebih besar dari nol, maka berdasar analisis inkremental tersebut
adalah lebih layak untuk memilih alternatif dengan modal awal lebih besar. Cara lain
adalah langsung menghitung Biaya Tahunan Seragam Setara (Equivalent Uniform
Annual Cost = AWC), atau Biaya Sekarang (Present Worth Cost = PWC), atau Biaya
Mendatang (Future Worth Cost = FWC) dari masing-masing alternatif, di mana
alternatif dengan biaya termurah yang dipilih.
Contoh 4.1: Sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk membeli sebuah mesin
untuk kegiatan operasinya. Dengan mesin baru tersebut diharapkan biaya operasi
akan berkurang dari semula $ 400.000 menjadi $ 340.000 pada tahun pertama, dari $
450.000 menjadi $ 370.000 pada tahun kedua, dari $ 500.000 menjadi $ 400.000
pada tahun ketiga dan dari $ 550.000 menjadi $ 430.000 pada tahun keempat. Harga
mesin baru tersebut saat ini $ 175.000 dengan perkiraan nilai sisa sebesar $ 80.000
pada akhir tahun keempat. Tingkat bunga minimum perusahaan = i* = 20%. Buat
IV-2
analisis rencana pembelian mesin tersebut dengan metode DCFROR, NPV, PVR,
AWC dan PWC!
Penyelesaian: (semua nilai uang dalam ribuan dollar)
C = biaya awal, OC = biaya operasi, L = nilai sisa, S =
penghematan.
ROR inkremental:
ROR inkremental dihitung dengan menggunakan persamaan Nilai Sekarang
(PW):
PW biaya PW pendapatan
175 60(P/F,i,1) + 80(P/F,i,2) + 100(P/F,i,3) + (120 + 80)(P/F,i,4)
atau dengan menggunakan faktor gradient
175 = [60 + 20(A/G,i,4)](P/A,i,4) + 80(P/F,i,4)
NPV inkremental:
NPV = - 175 + 60(P/F,20%,1) + 80(P/F,20%,2) + 100(P/F,20%,3) +
200(P/F,20%,4)
IV-3
= 84,87 > 0, maka rencana pembelian mesin dapat diterima.
PVR inkremental:
PVR = 84,87/175 = 0,48 > 0, maka rencana pembelian mesin dapat diterima.
Karena AWCA < AWCB, maka rencana pembelian mesin dapat diterima.
Karena PWCA < PWCB, maka rencana pembelian mesin dapat diterima.
IV-4
A: C = 50 I = 50 I = 50
0 1 . . . . . . . 5 L = 50
DCFROR:
Dengan menggunakan persamaan PW.
PW biaya PW pendapatan
50 50(P/A,i,5) + 50(P/F,i,5)
Dengan cara coba-coba akan diperoleh:
i = RORA = 100% > i* = 15%, maka proyek layak dipertimbangkan.
DCFROR:
Dengan menggunakan persamaan PW.
PW biaya PW pendapatan
500 250(P/A,i,5) + 500(P/F,i,5)
Dengan cara coba-coba akan diperoleh:
i = RORB = 50% > i* = 15%, maka proyek layak dipertimbangkan.
Terlihat bahwa RORA > RORB. Namun hal ini tidak harus berarti bahwa alternatif
A lebih ekonomis daripada alternatif B. Memang RORA dua kali dari RORB, akan
tetapi investasi awal alternatif A adalah sepersepuluh dari investasi awal alternatif B.
Sering terjadi bahwa ROR yang lebih kecil dari investasi awal yang lebih besar,
ternyata lebih ekonomis daripada ROR yang lebih besar dari investasi awal yang
lebih kecil. Dalam contoh di atas, maka analisis inkremental harus dilakukan untuk
melihat apakah adanya perbedaan/kelebihan (inkremental) dana sebesar $ 450.000
yang akan ditanam pada alternatif B tersebut memberikan keuntungan yang lebih
besar daripada penanaman modal di tempat lain dengan i* = 15%.
IV-5
i = RORB-A = 44,4%.
Dapat disimpulkan bahwa dana yang tersedia sebesar $ 500.000 adalah lebih baik
ditanam pada proyek B seluruhnya dengan ROR = 50%, daripada ditanam pada
proyek A sebesar $ 50.000 dengan ROR = 100% dengan kelebihan dana $ 450.000
ditanam di tempat lain dengan ROR = 15%.
Dari contoh di atas, maka konsep analisis alternatif-alternatif yang bersifat
tergantung (mutually exclusive alternatives) adalah harus melakukan:
Analisis DCFROR untuk tiap alternatif, untuk mengetahui apakah ROR dari
tiap alternatif tersebut lebih besar atau sama dengan ROR minimum = i*.
Analisis DCFROR Inkremental, untuk mengetahui apakah ROR Inkremental
dari alternatif dengan ROR lebih kecil adalah lebih besar atau sama dengan
ROR minimum = i*.
Alternatif dengan investasi awal terbesar yang memenuhi keduanya (ROR > i*
dan ROR Inkremental > i* adalah yang dipilih.
Terlihat bahwa semua hasil Nilai Bersih dari kedua alternatif adalah positif pada
i* = 15%. Untuk melihat alternatif mana yang lebih baik, maka dilakukan analisis
nilai bersih inkremental.
IV-6
NPVB-A = - 450 + 200(P/A,15%,5) + 450(P/F,15%,5) = 444,10
Hasil nilai bersih inkremental dari setiap metode adalah positif, menandakan
bahwa alternatif B layak dipilih.
PVR:
PVRA= NPVA/PW Biaya = 142,5/50 = 2,85 > 0, jadi alternatif layak.
PVRB= NPVB/PW Biaya = 586,6/500 = 1,17 > 0, jadi alternatif layak.
Contoh 4.3:
Semua nilai uang dalam ribuan dollar, C = biaya, I = pendapatan, L = nilai sisa.
IV-7
Bila tingkat pengembalian modal minimum untuk investasi di tempat lain adalah
15%, buat analisis ekonomi dengan metode GROR dan FWP!
Analisis GROR:
Alternatif A:
A: C = 300 I = 130 I = 130
0 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 L = 300
C = 300 - -
0 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 L = 2.084
300 = 2.084(P/F,i,8) i = GRORA = 27,4% > i* = 15%, jadi layak.
Alternatif B:
B: C = 400 I = 200 I = 195 I = 190 gradient menurun
0 1 2 3 . . . . . . . . . . . . 8 L=0
C = 400 - -
0 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 L = 2.554
GROR Inkremental:
B A:
C = 100 - -
0 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 L = 470
IV-8
100 = 470(P/F,i,8) i = GRORB-A = 21,3% > i* = 15%, ini menunjukkan
bahwa alternatif B lebih ekonomis untuk dipilih, walau GROR-nya lebih kecil
daripada GROR alternatif A.
Analisis FWP:
Metode ini menghitung keuntungan di masa mendatang dari hasil analisis GROR.
Dari $ 400.000 dana yang tersedia untuk ditanam, $ 300.000 ditanam pada
alternatif A di mana keuntungan (pendapatan) yang diperoleh ditanam pada i* =
15% sehingga menghasilkan nilai mendatang sebesar $ 2.084.000 pada akhir
tahun ke-8.
Sisa $ 100.000 karena memilih alternatif A, akan menghasilkan:
C = 100 - -
0 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 L = 305,9
L = 100(F/P,15%,8) = 305,9
Maka dengan memilih alternatif A, pada akhir tahun ke-8 akan terkumpul dana
sebesar = $ 2.084.000 + $ 305.900 = $ 2.389.900. Jumlah ini adalah lebih kecil
daripada jumlah yang dihasilkan oleh alternatif B (= $ 2.554.000). Dengan
demikian dipilih alternatif B.
Kesimpulan tersebut sama dengan kesimpulan yang diperoleh dari bila
menggunakan metode NPV.
NPVA = - 300 + 130(P/A,15%,8) + 300(P/F,15%,8) = 381,4
Bagaimana bila untuk soal contoh 6.3, analisis dilakukan dengan metode ROR
reguler? Metode ROR reguler tidak dapat dipergunakan untuk memecahkan soal
tersebut maupun soal lain yang sejenis. Hasil analisis ROR untuk tiap alternatif
memperlihatkan bahwa kedua alternatif A dan B adalah layak dipertimbangkan. Akan
IV-9
tetapi analisis inkremental akan menghasilkan diagram aliran uang tunai sebagai
berikut:
ROR Inkremental:
B A: C = 100 I = 70 I = 65 I = 60 I = 35
0 1 2 3 . . . . . . . . . . . . 8 L = - 300
Penyelesaian:
i. Alternatif Tergantung:
NPVA = - 10000 + 6000(P/A,20%,5) = 7.946
NPVB = - 25000 + 10000(P/A,20%,5) = 4.910
NPVC = - 35000 + 15000(P/A,20%,5) = 9.865
NPVD = - 50000 + 17000(P/A,20%,5) = 847
Karena alternatif C memiliki NPV terbesar, maka alternatif C dipilih.
IV-10
ii. Alternatif Bebas:
Dengan dana tersedia $ 35.000, maka dapat dipilih alternatif-alternatif A dan B,
di mana NPVA + NPVB = 7.946 + 4.910 = 12.856 dibanding bila hanya memilih
alternatif C dengan NPVC = 9.865.
A: CA OCA1 OCA2
0 1 2 LA
Pendekatan Pertama
Pendekatan ini mendasarkan pada anggapan bahwa perioda yang harus dijalani
oleh alternatif-alternatif yang diperbandingkan adalah relatif tidak terbatas, atau
merupakan suatu kelipatan dari umur masing-masing alternatif. Dianggap pula
bahwa apa yang diperkirakan terjadi pada kelipatan pertama (biaya maupun
pendapatan) akan terjadi pula pada kelipatan-kelipatan selanjutnya.
IV-11
Kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa pada kelipatan-kelipatan selanjutnya
tidak memperhatikan adanya kenaikan nilai (biaya).
Pendekatan Kedua:
Pendekatan ini mendasarkan pada anggapan bahwa terhadap ekstra periode dari
alternatif dengan umur ekonomi yang lebih panjang dilakukan penyesuaian, yakni
dengan cara memperkirakan nilai sisanya pada akhir periode dari alternatif dengan
umur ekonomi yang lebih pendek.
A: CA OCA1 OCA2
0 1 2 LA
B: CB OCB1 OCB2
0 1 2 LB
Nilai sisa alternatif B pada akhir tahun ke-3 adalah L B. Bila nilai sisa
diperkirakan untuk akhir tahun ke-2, maka nilai sisanya = L B, di mana L B > LB
karena peralatan dipergunakan untuk jangka yang lebih pendek, 2 tahun dibanding 3
tahun.
Pendekatan Ketiga:
Pendekatan ini mendasarkan pada anggapan bahwa terhadap alternatif yang lebih
pendek dapat dilakukan perpanjangan dengan cara memperkirakan biaya untuk
mengadakan penggantian atau perbaikan besar dan biaya operasi, sehingga umur
kedua alternatif menjadi sama.
IV-12
pendekatan tersebut hanya berlaku untuk alternatif-alternatif penghasil jasa yang
sama, bukan untuk alternatif-alternatif penghasil pendapatan, atau penghasil jasa
yang tidak sama.
Khusus untuk metode nilai tahunan seragam setara, analisis dapat dilakukan
dengan tanpa terlebih dahulu menyamakan umur proyek. Setiap alternatif
dibandingkan mendasarkan pada nilai tahunan seragam setara masing-masing
alternatif, tanpa melakukan penyesuaian atas perbedaan umur proyek. Penggunaan
metode ini telah memasukkan anggapan bahwa benda modal dapat diganti pada masa
mendatang dengan harga dan biaya operasi yang sama seperti pada periode awal
(sebelumnya).
Contoh 4.5: Sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk membeli sebuah
mesin, dari 2 buah alternatif yang ada. Mesin X harganya $ 3.500, umur pakai 4
tahun, tanpa nilai sisa dan ongkos operasi $ 1.255 per tahun. Mesin Y harganya $
5.000, umur pakai 8 tahun, tanpa nilai sisa dan ongkos operasi $ 1.120 per tahun.
Bila tingkat bunga minimum 10%, tentukan alternatif mana yang dipilih dengan
menggunakan metode PW dan AW!
Penyelesaian:
PW:
C = 3500
X: C0 = 3500 C1 = 1255 C4 = 1255 C8 = 1255
0 1. . . . . . . 4 . . . . . . . . . . . 8 L= 0
EAW:
IV-13
Dapat langsung dihitung nilai tahunan setara, tanpa perlu melakukan persamaan
umur proyek.
AWCX = 3500(A/P,10%,4) + 1255 = 2.359,1
AWCY = 5000(A/P,10%,8) + 1120 = 2.057,2
Karena AWCX > AWCY, maka dipilih mesin Y.
Contoh 6.6: Tiga alternatif proses produksi, dengan diagram alir dana seperti
berikut;
C: C = 14.000 OC1 = 500 OC2 = 600 OC3 = 700 OC4 = 800 OC5 = 900
0 1 2 3 4 5 L=
5.000
AWC:
AWCA = 6000(A/P,15%,3) + 1500 + 500(A/G,15%,3) +
3000(F/P,15%,1)(A/F,15%,3) 1000(A/F,15%,3) = 5.287
IV-14
AWCB = 10000(A/P,15%,3) + 1000 + 400(A/G,15%,3) 3000(A/F,15%,3)
= 4.897
AWCC = 14000(A/P,15%,3) + 500 + 100(A/G,15%,3) 7000(A/F,15%,3) =
4.706
Penyelesaian:
DCFROR:
A: 50000 20000(P/A,i,2) + 50000(P/F,i,2)
i = RORA = 40% > i* = 10%.
NPV:
A: NPVA = - 50000 + 20000(P/A,10%,2) + 50000(P/F,10%,2) = 26.033
IV-15
Akan tetapi, baik metode DCFROR maupun NPV, tidak tepat dipakai untuk
membuat urutan (ranking) dari alternatif-alternatif tersebut. Untuk keperluan
membuat ranking, maka dapat dipergunakan metode GROR atau PVR.
GROR:
Dalam metode ini, maka alternatif terpanjang dipergunakan sebagai acuan.
A + Tanam Kembali:
C = 50000 - -
0 1 . . . . . . . . . . . 7 F = 148.210
50000 148.210(P/F,i,7)
i = GRORA = 17% > i* = 10%.
B + Tanam Kembali:
C = 30.000 - -
0 1 . . . . . . . . . . . 7 F = 110.170
30000 110.170(P/F,i,7)
i = GRORB = 20,4% > i* = 10%.
IV-16
C: C = 20.000 I = 5.000 I = 5.000
0 1 . . . . . . . . . . . 7 L = 20.000
C + Tanam Kembali:
C = 20.000 - -
0 1 . . . . . . . . . . . 7 F = 67.430
20000 67.430(P/F,i,7)
i = GRORC = 19,1% > i* = 10%.
PVR:
NPV
PVR =
PWC
Urutan alternatif berdasar PVR adalah B, C dan A. Dengan demikian hasil analisis
dengan metode NPV adalah konsisten dengan hasil analisis memakai metode GROR.
IV-17
tingkat pengembalian modal (rate of return) seperti pada proyek-proyek biaya
mendahului pendapatan, akan tetapi menyatakan tingkat persyaratan penanaman
kembali (rate of reinvestment requirement = RORR). Dalam situasi aliran uang
tunai dengan urutan: Biaya-Pendapatan- Biaya atau Cost-Income-Cost (C-I-C),
maka sebaiknya analisis tidak dilakukan dengan metode tingkat pengembalian
modal (DCFROR), atau bila dilakukan dengan metode tingkat pengembalian modal
harus yang telah dimodifikasi.
Aliran uang tunai dengan urutan Biaya-Pendapatan-Biaya dapat dijumpai dalam
berbagai situasi. Yang umum dijumpai adalah saat melakukan perbandingan alternatif
dengan umur ekonomi yang berbeda dengan cara inkremental, di mana alternatif
dengan modal investasi lebih besar, mempunyai pendapatan per periode lebih besar,
serta umur ekonomi lebih singkat. Contoh pada proyek mineral adalah dengan
memperbesar modal awal, maka mineral dapat ditambang dalam jumlah besar, yang
berarti umur tambang juga lebih singkat.
Sebagai contoh, misalnya:
Sebuah perusahaan persewaan peralatan (misalnya: gedung, apartemen,
buldoser, backhoe, power shovel, wheel loader, truk curah, dll) akan
menerima uang sewa sebesar $ X per tahun selama n tahun atas satu unit
peralatan yang disewakan. Namun perusahaan tersebut mempunyai
kewajiban untuk melakukan perbaikan pada akhir tahun ke-n sebesar $ Y.
Tingkat bunga minimum i*.
Contoh lain jenis investasi dengan urutan Biaya-Pendapatan-Biaya adalah pada:
Investasi dalam tambang terbuka (khususnya tambang batubara), di mana
investasi diikuti dengan penerimaan, yang selanjutnya pada akhir umur
tambang mempunyai kewajiban untuk melakukan reklamasi.
Kegiatan penebangan hutan dengan kewajiban penanaman pohon kembali
seperti telah ditetapkan oleh ketentuan yang berlaku.
Untuk proyek biaya mendahului pendapatan, maka nilai i = ROR yang diperoleh
haruslah i* agar proyek dapat dipertimbangkan. Di sini pengertiannya adalah
menanam modal dengan keinginan untuk mendapatkan tingkat keuntungan
(opportunity cost) yang lebih besar daripada tingkat keuntungan minimum yang
IV-18
dikehendaki (yang dapat diperoleh dengan melakukan penanaman modal di tempat
lain).
Sebaliknya pada proyek di mana pendapatan mendahului biaya, maka nilai i yang
diperoleh haruslah lebih kecil daripada i* agar proyek dapat dipertimbangkan. Di sini
pengertiannya adalah memperoleh pendapatan terlebih dahulu dengan kewajiban
membayar belakangan dapat dianalogikan seperti meminjam dengan tingkat bunga i.
Maka bila i < i*, proyek dapat dipertimbangkan karena pendapatan (pinjaman) yang
diperoleh dari proyek tersebut (dengan tingkat bunga = i) dapat ditanam di tempat
lain dengan tingkat bunga = i* > i.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
C8 = 16000
Penyelesaian:
AWI AWC 1000 16000 (P/F,i,8)(A/P,i,15)
i = ROR = 8,7%
IV-19
18000
16000
14000
Biaya
12000
NILAI SEKARANG ($)
10000 Pendapatan
8000
Tolak
6000
Pendapatan
4000
Biaya
2000
Terima
0
0 5 8,7 10 15 20 25 30 35
ROR (%)
Gambar 4.1
Grafik I C I dengan C > i 0 I
Bila tingkat bunga minimum adalah 8,7%, maka proyek ini dapat diterima.
Untuk lebih jelasnya dapat dengan melihat Gambar 4.1.
Pada setiap i* = tingkat bunga minimum < 8,7%, maka Nilai Sekarang (PW)
Biaya > PW Pendapatan, sehingga proyek akan ditolak. Sedangkan pada setiap i* >
8,7%, maka PW Biaya < PW Pendapatan, sehingga proyek dapat diterima.
Dalam contoh ini, pendapatan selama 8 tahun pertama akan ditanam di tempat
lain pada tingkat bunga minimum atau lebih tinggi. Misalkan bahwa pendapatan
tersebut ditanam dengan i* = 15%, maka pada akhir tahun ke-8 dana yang
dibutuhkan adalah:
Dana $ 2.273 tersebut ditanam selama 7 tahun berikutnya dengan pendapatan per
tahun sebesar $ 1.000, sehingga tingkat pengembalian yang akan diperoleh adalah:
IV-20
Terlihat bahwa bila biaya perbaikan pada akhir tahun ke-8 dikurangi pendapatan
selama 8 tahun pertama yang di tanam pada tingkat bunga minimum, dianggap
sebagai modal yang ditanam kembali pada 7 tahun berikutnya, akan memberikan
tingkat pengembalian = ROR = 40% > i* = 15%, jadi proyek dapat diterima. Proyek
berada dalam keadaan impas (breakeven) bila i* 8,7%. Pada i* = 9%, proyek akan
memberi keuntungan walau hanya marginal.
Contoh 4.9: Aliran dana dari sebuah perusahaan yang memerlukan suatu kontrak
sewa terdiri dari pendapatan dan biaya perbaikan. Pendapatan merupakan
keuntungan bersih setelah dikurangi biaya sewa dan biaya operasi lainnya. Adapun
diagram aliran dana adalah sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6 7 .............................
20
C4 = 10.000
Penyelesaian:
AWI AWC 10.000(P/F,i,4)(A/P,i,20) 1.000
Dengan cara coba-coba:
Dicoba i = 20% dan i = 25% i = ROR = 21%.
Akan tetapi bila dicoba lebih lanjut, yakni dengan i = 50% dan i = 45%, maka
akan diperoleh i = ROR = 48%.
Dengan demikian terdapat harga ROR lebih dari satu.
IV-21
20000
18000
16000
14000
12000 Pendapatan
10000
8000
Biaya
6000 21%
4000
Terima 48% Pendapatan
2000 Tolak Biaya
Terima
0
0 10 20 30 40 50 60
ROR (%)
Gambar 4.2
Grafik Pendapatan-Biaya-Pendapatan Dengan C i 0
I
Gambar 4.2 memperlihatkan bahwa pada i < 21%, pendapatan melebihi biaya.
Demikian pula untuk i > 48%, pendapatan juga melebihi biaya. Dengan demikian
dapatlah disimpulkan bahwa bila tingkat bunga minimum (i*) adalah 21%, atau
48%, maka proyek dapat diterima.
Uraian berikut ini kiranya dapat memperjelas, dengan memisalkan i* = 15%,
maka pendapatan pada 4 tahun pertama dapat ditanam pada i* tersebut dan akan
menghasilkan nilai bersih:
IV-22
Contoh 6.10: Dua buah alternatif penanaman modal A dan B dengan aliran uang
tunai seperti terlihat diagram. Kedua alternatif tersebut dipertimbangkan untuk
dipilih yang terbaik. Jadi merupakan alternatif bersifat tergantung (mutually
exclusive). Bila tingkat bunga minimum perusahaan = i* = 20%, maka pilih alternatif
mana yang terbaik, dengan menggunakan metode analisis DCFROR, NPV, NAV,
NFV, GROR dan DCFROR yang dimodifikasi dengan Biaya Nilai Sekarang (Present
Worth Cost Modified ROR).
Penyelesaian:
DCFROR:
ROR Inkremental:
IV-23
Dengan cara coba-coba:
Dicoba i = 0% 68 + 100(1,00) 84(2,00) 168 168.
Akan tetapi bila dicoba lebih lanjut, yakni dengan i = 30% dan i = 40%, maka
akan diperoleh i = ROR = 33,3%.
Karena harga ROR lebih dari satu, metode DCFROR reguler tidak dapat
dipergunakan untuk melakukan analisis.
NPV:
Untuk i* = 20% NPVA = 182+100(P/A,20%,3) = 182+100(2,106) = 28,6
NPVB = 250+184(P/A,20%,2) = 250+184(1,528) = 31,1
Karena NPVB > NPVA maka dipilih alternatif B.
NAV: Untuk metode ini, umur kedua alternatif dianggap sama, yakni 3 tahun.
Untuk i* = 20% NAVA = 182(A/P,20%,3)+100= 182(0,47473)+100= 13,6
NAVB = [250+184(P/A,20%,2)](A/P,20%,3) = (31,1)
(0,47473)
= 14,8
Karena NAVB > NAVA maka dipilih alternatif B.
NFV:
Untuk i* = 20% NFVA = 182(F/P,20%,3)+100(F/A,20%,3)
= 182(1,728)+100(3,812) = 49,5
NFVB = 250(F/P,20%,3)+184(P/A,20%,2)(F/P,20%,3)
= 250(1,728)+184(1,528)(1,728) = 53,8
Karena NFVB > NFVA maka dipilih alternatif B.
GROR:
IV-24
Dalam hal ini tidak perlu untuk menghitung GRORA dan GRORB, karena dari
analisis dengan metode DCFROR telah diketahui bahwa alternatif A dan B, masing-
masing layak untuk dipertimbangkan. Jadi analisis GROR langsung dilakukan
terhadap investasi inkremental. Langkah analisis ini diambil untuk menghilangkan
adanya situasi: Biaya-Pendapatan-Biaya.
C=84 C=84
0 1 2 3
Diperoleh F = 84(P/A,20%,2)(F/P,20%,3)
= 84(1,528)(1,728) = 221,8
C=68
0 1 2 3 F = 121,8
PWC PWI
68 121,8(P/F,i,3)
i = GRORB-A =21,4% > i* = 20% Pilih alternatif B.
DCFROR dengan modifikasi Nilai Sekarang Biaya (Present Worth Cost Modified
ROR):
Analisis ini merupakan modifikasi dari metode DCFROR, di mana situasi: Biaya-
Pendapatan-Biaya diubah dengan cara Biaya yang dibelakang disetarakan ke waktu
sekarang (dengan i*), sehingga situasi berubah menjadi: Biaya-Pendapatan.
PWC PWI
68+100(P/F,20%,3) 84(P/A,i,2)
i = 21,6% > i* = 20% Pilih alternatif B.
IV-25
Analisis ini merupakan modifikasi dari metode DCFROR, di mana situasi: Biaya-
Pendapatan-Biaya diubah dengan cara Biaya yang dibelakang disetarakan ke periode
di depannya (dengan i*) agar biaya tersebut tereliminasi oleh pendapatan, sehingga
situasi berubah menjadi: Biaya-Pendapatan.
diubah menjadi:
Dari pembahasan contoh-contoh 4.8, 4.9 dan 4,10, maka sebagai arahan untuk
memperkirakan adanya harga ROR lebih dari satu, dapat dilihat dari distribusi
pendapatan dan biaya yang terjadi sepanjang aliran uang tunai.
Kemungkinan terdapat harga ROR lebih dari satu, bila (Taylor, 1975, Stermole
and Stermole, 1996):
Urutan Pendapatan ( I) dan Biaya (C) adalah sebagai berikut:
I I I C I I I
0 1 2 4 . . . . . . . j . . . . . . n-2 n-1 n
I C I, dan C < i 0
I
C I I I C
0 ........ j j+1 j+2 . . . . . . . . . . . . . . n
C I C, dan i 0
C i 0
I
Contoh 4.11: Sebuah alternatif proyek dengan diagram alir dana seperti berikut:
IV-26
C = 70 I = 40 I = 40 I = 40 I = 40 I = 40 C = 140
0 1 2 3 4 5 6
Penyelesaian:
NPV = - 70 + 40(P/A,20%,5) 140(P/F,20%,6) =
= - 70 + 40(2,991) 140(0,3349) = 2,754 > 0,
maka proyek dapat dipertimbangkan. Di sini dapat dikatakan proyek hampir
impas dengan i* = 20%.
DCFROR:
Bila dilihat dari urutan C I C, di mana i 0
C > i 0
I , maka
C = 116,9 I = 40 I = 40 I = 40 I = 40 I = 40 -
0 1 2 3 4 5 6
IV-27
sekarang mengubah nilai ROR, akan tetapi tidak mengubah validitasnya terhadap i*
= 20%.
GROR:
Modifikasi dilakukan dengan melakukan investasi kembali semua pendapatan
pada i* = 20%.
Proyek Awal:
C = 70 I = 40 I = 40 I = 40 I = 40 I = 40 C = 140
0 1 2 3 4 5 6
- C = 40 C = 40 C = 40 C = 40 C = 40 -
0 1 2 3 4 5 6 F=
357,2
C = 70 - - - - - C = 140
0 1 2 3 4 5 6 F
= 357,2
IV-28
o C6 = 140 ditarik ke tahun kelima, sehingga aliran dana pada tahun
kelima menjadi = I5 140(P/F,20%,1) = 40 116,66 = - 74,66 Net
C5 = 74,66.
o Net C5 = 74,66 ditarik ke tahun keempat, sehingga:
I4 - C5(P/F,20%,1) = 40 - 74,66(0,8333) = - 22,21 Net C4 = 22,21
o Net C4 ditarik ke tahun ketiga, sehingga:
I3 C4(P/F,20%,1) = 40 22,21(0,8333) = 21,50 Net I3 = 21,50
o Karena biaya sudah tereliminasi, maka sekarang sudah dapat
dilakukan analisis dengan metode DCFROR, di mana diagram aliran
dan menjadi sebagai berikut:
C = 70 I = 40 I = 40 I = 21,5 - - -
0 1 2 3 4 5 6
IV-29
ternyata 55% menggunakan metode DCFROR dan 40% menggunakan metode NPV
(Torries, 1998).
Dibandingkan dengan hasil survai pada tahun-tahun sebelumnya, terlihat bahwa
penggunaan metode DCFROR masih lebih dominan daripada metode NPV,
walaupun dominasi ini nampak semakin melemah. Mengingat adanya kelebihan dari
masing-masing metode, maka akan lebih baik bila pengambilan keputusan dilakukan
setelah mempertimbangkan hasil analisis dari kedua metode tersebut. Tabel 6.1
memperlihatkan perbandingan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
metode (Torries, 1998).
Tabel 4.1
Ringkasan perbandingan antara metode NPV dan DCFROR
NPV DCFROR
IV-30
Catatan:
*)
Metode yang lebih tepat adalah PVR.
**)
Metode yang lebih tepat adalah GROR.
Mengingat adanya kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode (NPV
dan DCFROR), maka agar metode-metode tersebut tepat penggunaannya, perlu
diperhatikan beberapa kondisi berikut:
1. Semua nilai (pendapatan dan biaya) harus diketahui secara pasti, di mana tidak
terdapat ketidakpastian atau risiko.
Harga NPV dapat dihitung berdasar rangkaian angka-angka yang diberikan.
Namun nilai investasi yang sebenarnya hanya dapat ditentukan bila semua nilai
masukan (input values) benar-benar diketahui dengan pasti. Dalam kenyataannya,
kepastian ini jarang terjadi, mengingat bahwa harga-harga atau biaya-biaya di
masa mendatang adalah tidak dapat diketahui dengan pasti. Dengan demikian,
untuk memperhitungkan adanya risiko dan ketidakpastian, perhitungan NPV
perlu dimodifikasi, misalnya dengan memasukkan Analisis Kepekaan (Sensitivity
Analysis), Penyesuaian Terhadap Tingkat Pengembalian Modal, Penyesuaian
Terhadap Aliran Uang Tunai dan Simulasi Monte Carlo.
2. Semua alternatif yang dibandingkan harus mempunyai tingkat pengembalian
modal sejenis, yang mencerminkan biaya peluang (oportunity cost) modal yang
bebas risiko.
Pengertian sejenis (sebanding) di sini tidak berarti harus sama. Mengingat bahwa
risiko dan ketidakpastian hampir selalu ada, maka penyesuaian tingkat
pengembalian modal digunakan. Bila satu alternatif lebih berisiko dibanding yang
lain, maka dalam melakukan perbandingan, akan lebih baik bila menggunakan
penyesuaian tingkat pengembalian modal yang berbeda satu dengan yang lain.
Biaya peluang modal (opportunity cost of capital) juga dapat berbeda dari satu
alternatif (proyek) dengan yang lain. Misalkan, untuk proyek yang membutuhkan
dana investasi besar, pembatasnya akan lebih besar dibanding dengan investasi
dengan dana yang lebih kecil. Semua tingkat pengembalian modal dari alternatif-
alternatif yang dibandingkan harus dalam bentuk yang sama, apakah dalam
bentuk dollar (rupiah) konstan atau dollar (rupiah) eskalasi, jangan dicampur.
IV-31
3. Semua alternatif yang dibandingkan harus mempunyai struktur pajak yang
sejenis.
Dalam hal ini, semua alternatif yang dibandingkan dengan menggunakan analisis
Aliran Uang Tunai Terdiskon (Discounted Cash Flow = DCF) harus mempunyai
kesamaan perlakuan menyangkut pajak pendapatan maupun pajak-pajak yang
lain. NPV setelah pajak tidak dapat dibandingkan dengan NPV sebelum pajak.
4. Semua alternatif yang dibandingkan harus mempunyai umur ekonomi yang
sama, bila akan digunakan metode DCFROR dengan kondisi pembatasan modal
dan alternatif bersifat tergantung.
Dalam kenyataan sering dijumpai perbandingan alternatif dengan umur ekonomi
yang tidak sama.
5. Semua alternatif yang dibandingkan harus mempunyai investasi awal yang
sama, bila akan digunakan metode DCFROR dengan kondisi pembatasan modal
dan alternatif bersifat tergantung.
Dalam kenyataan sering dijumpai perbandingan alternatif dengan investasi awal
yang tidak sama. Untuk ini dapat dilihat pembahasan pada Contoh 4.2.
IV-32