Pembuatan kurva standart digunakan untuk mengukur konsentrasi sampel
dengan cara menginterpolasikannya dengan nilai absorbansi sampel. a. Membuat larutan standart BSA karena dalam larutan Bovin serum albumin terdapat protein 5 mg/ml b. Pembagian BSA sebanyak 0 (blanko), 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1 ml untuk mendapatan konsentrasi larutan protein standart untuk mendapatkan kurva standart. c. Penambahan reagen biuret untuk mendapatkan reaksi positif antara protein dan biuret yang ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuknya senyawa komplek antara CU 2+ dan N dari molekul peptida. d. Tambahkan aquades untuk pelarut polar berfungsi untuk melarutkan protein yang larut dalam air. e. Simpan tabung pada inkubator suhu 37C selama 30 menit untuk waktu dan kondisi yang dibutuhkan agar seluruh reaktan/protein bereaksi seluruhnya dengan reagen sampai terbentuk warna ungu sempurna. f. Ukur absorbansi larutan standart menggunakan spektrofotometer karena nilai absorbansi larutan dapat diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm, panjang gelombang tersebut adalah panjang gelombang serapan warna ungu. 2. Penetapan sampel 1. Sampel padat dihancurkan untuk memperkecil ukuran partikel 2. Hancuran yang diperoleh disaring lalu disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 15 menit untuk memisahkan partikel-partikel dari larutan sampel menurut bedrat jenisnya sehingga diperoleh supernatan (Robinson 1975). 3. Supernatan diambil untuk dipergunakan sebagai sampel (protein dalam supernatan adalah soluble protein) 4. ditambahkan pereaksi biuret karena alkali dalam pereaksi ini akan melarutkan endapan yang tersisa. 5. Inkubasi dalam inkubator pada suhu 37oC selama 30 menit untuk reagen bereaksi dengan sempurna. 6. Ukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer karena nilai absorbansi larutan dapat diukur pada panjang gelombang 540 nm karena panjang gelombang tersebut adalah panjang gelombang serapan warna ungu.