Вы находитесь на странице: 1из 11

Speech communities

1. 1. SpeechCommunities<br />Presentators: Gabriela, Tatiana, Sascha<br />Mei-6


Sociolinguistics<br />
2. 2. Language is both an individual possession and social possession. <br />Speech
community is hard to define it because there is not a true definition of it. <br />The kind
of group that sociolinguists attempt to study is called Speech Community. <br />Speech
Communities<br />
3. 3. Definitions<br />Sociolinguistics: it is the study of language used within or among of
speakers. <br />Group: It must have at least 2 members<br />There are different purposes
that they get together. <br />Social<br />Religious<br />Political<br />Cultural<br
/>Stereotype: to draw conclusions about people on the basis of what we observe. <br />
4. 4. Speech communities <br />Characteristics<br />Group differentiation from, other
speakers. Examples: social, cultural, ethnic.<br />Communities are defined with the
relationship with other communities.<br />
5. 5. Each person speaks their own typical way according to its place of origin or specific
speech community. <br />Rosen claims that cities cannot be thought of as a linguistic
patchwork maps, ghetto after ghetto because: 1. languages and dialects have no simple
geographical distribution and 2. because interaction between them blurs whatever
boundaries might be drawn .<br /> <br />IntersectingCommunities<br />
6. 6. Dialects and languages are beginning to influence each other. <br />London
community in some sences but not in others. Neither a single speech community even
though it has 300 languages or more .it{s too big and fragmented .<br />It is to difficult
to relate the concept of speech community directly to language or languages spoken. <br
/>Each residential community has its unique multilingual mix and no language equates in
distribution to a specific residential community.<br />
7. 7. The concept of SC is less useful than what is expected and we should be instead
referring to group as any set of individuals united for a common end. <br />A person can
belong to many different groups at any given time depending on the particular ends in
view. <br />The book gives an illustration to this approach, Ill explain it with the case of
my sister.<br />Laura is a tica living in GotemborgSweden . married to a Swedish man
she and Per speak mostly English and Swedish switching and mixing both from time to
time. My sister had to learn Swedish with an intense course in Sweden. She is an
inmigrant from Costa Rica. I guess she has an accent, she doesnt speak Swedish that
well. She uses Swedish in the hospital, as well as English switching from time to time
and from one group to another.<br />
8. 8. Each member of a community has a repertoire of social identities that are each one in a
given context is associated with a number of nonverbal and verbal forms of
expression.<br />Speakers participate in various communities of practice an aggregate of
people who come together around mutual engagements in some common endeavor. It is
also its members and what they are doing to make them a community. Ex workers in a
factory, extended family, a classroom. <br />There is not a clear way on how to define
how individuals can classify themselves and speakers are creating and recreating social
identities. So, it is impossible to predict the group or community he or she will consider
itself to belong in a particular moment. This group will change according to situation .<br
/>
9. 9. Each individual is a member of many different groups. People get interested to be
identified with one groups members today and with others the next. They may or not
overlap. One of the consequences is linguistic variation: people dont speak alike. <br
/>Neither in the same way on every occasion. People have a need to be seen as the same
as certain other people on some occasions and as different from them on others.<br />
10. 10. Intensity of variousrelationships<br />frequency/interactions<br />Dense network:
peopleyouknow and interactwithalsoknow and interactwithoneanother<br />Multiplex:
tiedtogether in a network<br />Strong social cohesion<br />Feelings of solidarity<br
/>Encouragementtoidentifywithothers<br />Networking and Repertiors<br />
11. 11. Network Relationships<br />A<br />A<br />B<br />E<br />E<br />B<br />C<br
/>D<br />C<br />D<br />A<br />B<br />E<br />C<br />D<br />
12. 12. Linguisticbehavior<br />Muchlinguisticbehaviorseems explicable in terms of
networkstructure.<br />(Importantwithinthenetworkstructure:
youwillfeeltheneedtogiveopinions and communicate ideas.)<br />Linguisticchoices and
social bonding: particular sound, wordsorexpressions<br />OPEN and
CLOSEDnetworks<br />Itslinguisticeffectisintimatelyrelatedtothetype of
community(smalltownorlargecity, SouthernorNorthern)<br />
13. 13. open network: A network which provides open access to its users. Information is
often new and of importance, a (serious) blogger and visitors of blog.<br />closed
network: mostly strong ties. Information that flows in those networks tends to be
redundant and inefficient. Facebook. <br />Open and Closed<br />Networks<br />
14. 14. SpeechRepertoires<br />Verbal repertoire<br />Thetotality of
linguisticformsemployed in a sociallysignificantinteraction.(vocabulary, grammar)<br
/>Speechrepertoire<br />Linguisticvarietiesusedby a speechcommunity<br />
15. 15. It is important to remember that group is a relative concept with respect to speech
community. Also that an individual belongs to various speech communities, at the same
time, but he/she will identify with only one of them. <br />There are
manydefinitionsforspeechcommunitywhich are alldifferent: too simple ortocomplex.<br
/>Conclusions<br />

1. SpeechCommunities <br /> Presentator: Gabriela, Tatiana, Sascha <br /> Mei-6
Sosiolinguistik <br />
2. Bahasa adalah milik individu dan kepemilikan sosial. Komunitas ucapan sulit untuk
mendefinisikannya karena tidak ada definisi yang benar tentangnya. Jenis kelompok yang
dipelajari oleh para ahli sosiolinguistik disebut Komunitas Pidato. <br /> Komunitas Ucapan <br
/>
3. Definisi Sosiolinguistik: ini adalah studi bahasa yang digunakan di dalam atau di antara
pembicara. Grup: Harus ada minimal 2 anggota <br /> Ada berbagai tujuan yang mereka bisa
bersama. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><<br />
4. Komunitas bicara <br /> Karakteristik <br /> Kelompok diferensiasi dari, pembicara
lainnya. Contoh: sosial, budaya, etnis. Komunitas didefinisikan dengan hubungan dengan
komunitas lain. <br />
5. Setiap orang berbicara dengan cara "khas" mereka sendiri sesuai dengan tempat asalnya
atau komunitas ujaran yang spesifik. <br /><br /> Rosen mengklaim bahwa kota-kota tidak dapat
dianggap sebagai peta tambal sulam linguistik, ghetto setelah ghetto karena: 1. bahasa dan dialek
tidak memiliki distribusi geografis yang sederhana dan 2. karena interaksi di antara mereka
mengaburkan batasan apa pun yang mungkin ditarik. <Br / ><br /> IntersectingCommunities <br
/>
6. Dialek dan bahasa mulai saling mempengaruhi. Komunitas London dalam beberapa hal tapi
tidak pada orang lain. Tak satu pun komunitas ujaran sekalipun memiliki 300 bahasa atau lebih.
Itu {s terlalu besar dan terfragmentasi. <br /> Sulit untuk menghubungkan konsep komunitas
ucapan secara langsung dengan bahasa atau bahasa yang digunakan. <br /> Setiap komunitas
perumahan memiliki campuran multibahasa yang unik dan tidak ada bahasa yang setara dalam
distribusi ke komunitas hunian tertentu. <br />
7. Konsep SC kurang bermanfaat daripada apa yang diharapkan dan kita seharusnya merujuk
pada kelompok sebagai kumpulan individu yang dipersatukan untuk tujuan yang sama.
Seseorang dapat termasuk dalam kelompok yang berbeda pada waktu tertentu tergantung pada
tujuan akhir yang terlihat. <br /> Buku ini memberikan ilustrasi untuk pendekatan ini, saya akan
menjelaskannya dengan kasus saudara perempuan saya. <br /> Laura adalah seorang tica yang
tinggal di GotemborgSweden. Menikah dengan pria Swedia dia dan Per berbicara sebagian besar
beralih bahasa Inggris dan Swedia dan mencampur keduanya dari waktu ke waktu. Adikku harus
belajar bahasa Swedia dengan kursus intensif di Swedia. Dia adalah seorang inmigran dari Kosta
Rika. Kurasa dia memiliki aksen, dia tidak bisa bahasa Swedia dengan baik. Dia menggunakan
bahasa Swedia di rumah sakit, dan juga bahasa Inggris beralih dari waktu ke waktu dan dari satu
kelompok ke kelompok lainnya
8. Setiap anggota sebuah komunitas memiliki repertoar identitas sosial yang masing-masing
dalam konteks tertentu dikaitkan dengan sejumlah bentuk ekspresi nonverbal dan verbal. <br />
Pembicara berpartisipasi dalam berbagai komunitas praktik sebagai kumpulan orang-orang yang
Bergabunglah bersama dalam pertunangan bersama dalam beberapa usaha bersama. Ini juga
anggotanya dan apa yang mereka lakukan untuk menjadikan mereka sebuah komunitas. Mantan
pekerja di sebuah pabrik, keluarga besar, kelas. <br /> Tidak ada cara yang jelas bagaimana
mendefinisikan bagaimana individu dapat mengklasifikasikan diri mereka sendiri dan para
pembicara menciptakan dan menciptakan identitas sosial. Jadi, tidak mungkin untuk
memprediksi kelompok atau komunitas dia akan menganggap dirinya termasuk dalam momen
tertentu. Kelompok ini akan berubah sesuai situasi. <br />
9. Setiap individu adalah anggota dari banyak kelompok yang berbeda. Orang tertarik untuk
diidentifikasi dengan satu anggota kelompok saat ini dan dengan orang lain berikutnya. Mereka
mungkin atau tidak tumpang tindih. Salah satu konsekuensinya adalah variasi linguistik: orang
tidak berbicara sama. <br /> Baik dengan cara yang sama pada setiap kesempatan. Orang
memiliki kebutuhan untuk dilihat sama seperti beberapa orang lain pada beberapa kesempatan
dan berbeda dari mereka pada orang lain. <br />
10. Intensitas berbagai keterkaitan <br /> frekuensi / interaksi <br /> Jaringan padat:
peopleyouknow dan interactwithalsoknow and interactwithoneanother Multiplex: terikat dalam
jaringan <br /> Kohesi sosial yang kuat <br /> Perasaan solidaritas <br /> Dorongan untuk
mengidentifikasi diri dengan yang lain <br /> Jaringan dan Repertiors <br />
11. Hubungan Jaringan <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Br /> D <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />
12. Linguisticbehavior <br /><br /> Muchlinguisticbehaviorseems dapat dijelaskan dalam hal
struktur jaringan. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br
/><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />>
Itslinguisticeffectisintimatelyrelatedtothetype of community (smalltownorlargecity,
SouthernorNorthern) <br />
13. jaringan terbuka: Jaringan yang menyediakan akses terbuka ke penggunanya. Informasi
sering kali baru dan penting, blogger (serius) dan pengunjung blog. <br /> jaringan tertutup:

kebanyakan str Zoe's Diary


Sunday, March 1, 2015
SPEECH COMMUNITY (BAHASA KOMUNITAS)

ZOE [4.14 p.m.]

Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang digunakan baik secara lisan atau
tertulis, yang terdiri dari penggunaan kata-kata secara terstruktur dan konvensional.
Sedangkan komunitas adalah sekelompok orang yang tinggal di tempat yang sama
atau mempunyai karakter atau minat yang sama. Komunitas bisa berbentuk organisasi
masyarakat, organisasi kelompok, ataupun geng.

Dalam ilmu sosio-linguistik, sudah tidak diragukan lagi bahwa bahasa dan komunitas
adalah dua hal yang sama namun tidak bisa dipisahkan. Sekelompok orang yang
menggunakan bahasa yang sama bisa membuat komunitas mereka sendiri dan sebuah
komunitas dengan anggota yang memiliki latar belakang yang beragam bisa membuat
bahasa mereka sendiri. Biasanya, setiap komunitas mempunyai bahasa yang mereka
ciptakan sendiri dan hanya anggota komunitas itu yang mengerti artinya. Biasanya
kata-kata yang sebuah komunitas pakai atau buat itu tergantung dari cara berpikir dan
latar belakang anggota komunitas itu sendiri. Cara sebuah kelompok berkomunikasi
dengan sesama tidak akan pernah sama dengan komunitas yang lainnya. Dalam ilmu
sosio-linguistik, bahasa komunitas sering disebut sebagai speech community.

Adakalanya, saat sebuah kelompok organisasi atau geng membuat bahasa, norma, dan
peraturan yang mereka ciptakan sendiri dan mereka terapkan untuk anggota
kelompok/geng mereka sendiri, maka orang lain di luar kelompok dilarang ikut campur
dan dilarang men-judge atau memberikan penilaian negatif terhadap speech
community yang dibuat oleh kelompok tersebut. Selain untuk menunjukkan identitas
dan eksistensi sebuah kelompok/geng, speech community dalam sudut pandang sosio-
linguistik juga digunakan untuk meng-excluding orang luar dari urusan atau
percakapan kelompok tertentu.

Contoh speech community paling terkenal adalah Black English atau African-
American Vernacular English (AAVE) yang diciptakan oleh orang-orang kulit hitam di
Amerika Serikat. Orang-orang kulit hitam (Afro-American) mengalami penderitaan
yang panjang saat Amerika masih menganut sistem perbudakan dan diskriminasi
terhadap orang-orang kulit hitam di semua bidang. Untuk melakukan perlawanan
tersebut, mereka menciptakan sesuatu yang khas ciptaan mereka sendiri untuk
menunjukkan eksistensi komunitas kulit hitam yang sering didiskriminasi oleh kulit
putih di Amerika. Salah satu budaya ciptaan orang-orang Afro-American yang khas
dalam bentuk bahasa adalah Black English. Bahasa Black English sangat
bertentangan dengan standard Bahasa Inggris umum dari segi vocab dan grammar.
Black English banyak tertuang dalam karya seni khas orang Afro-American yaitu
musik rap. Orang-orang kulit putih justru seenak udelnya menilai bahwa Black
English ciptaan orang-orang Afro-American sebagai bahasa Inggris kelas rendahan
yang dipenuhi vocab tidak sopan dan tidak ber-grammar. Apakah "Black English"
ciptaan orang Afro-American yang tidak sesuai dengan standard Bahasa Inggris yang
umum itu salah??? Tentu saja TIDAK SALAH. Dalam sudut pandang sosio-linguistik,
penilaian negatif yang dilemparkan oleh orang-orang kulit putih terhadap Black
English ciptaan orang-orang Afro-American tidak bisa diterima. Lah wong orang-orang
Afro-American menciptakan peraturan, norma, dan bahasa Black English untuk
anggota komunitas mereka sendiri kok, ngapain orang-orang kulit putih sebagai orang
luar komunitas ikut campur nyinyirin norma, peraturan, dan bahasa yang dibuat
komunitas Afro-American?

Masih banyak contoh lain tentang speech community di Indonesia. Diantaranya adalah
Bahasa Walikan Khas Arema. Orang-orang asli Malang, mempunyai bahasa komunitas
yang disebut Bahasa Walikan. Lah Bahasa Walikan ini sangat bertentangan dengan
standard umum bahasa karena setiap kata diucapkan terbalik dari akhir ke awal.
Contohnya, kata polisi menjadi silup, kata apik sekali menjadi kipa ilakes, dsb.
Tentu saja bagi orang-orang luar Malang, Bahasa Walikan ini terdengar aneh bin
sinting. Akan tetapi, orang-orang luar Malang tidak berhak men-judgenorma Bahasa
Walikan Malang sebagai bahasa komunitas yang aneh dan sinting karena Bahasa
Walikan merupakan speech community yang menjadi speech identity dan kearifan lokal
bagi orang-orang asli Malang.

Contoh berikutnya adalah vocab semacam kata janc*k khas ciptaan orang asli
Surabaya. Bagi orang asli Surabaya, vocab janc*k itu terdengar biasa saja normal, tapi
bagi orang-orang luar Surabaya, vocab janc*k terdengar seperti kata umpatan yang
sangat kasar. Padahal vocab dalam bahasa komunitas (speech community) itu sangat
berbeda di setiap daerah di Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai orang luar
komunitas, tidak berhak men-judge vocab yang digunakan oleh kelompok komunitas
atau genk tertentu.

Ada lagi contoh bahasa komunitas yang pernah dijadikan sebagai karya ilmiah oleh
kakak kelasku dan karya ilmiah tersebut memenangkan juara 1 di level nasional. Kakak
kelasku itu meneliti bahasa komunitas kaum transgender (waria). Kakak kelasku itu
menyamar dan masuk ke dalam komunitas transgender untuk meneliti bahasa
komunitas transgender dengan menggunakan kajian ilmiah sosio-linguistik. Ternyata
bahasa komunitas kaum transgender itu memiliki vocab-vocab tertentu yang hanya
dimengerti oleh anggota komunitas transgender tersebut, sedangkan orang di luar
komunitas jarang ada yang mengerti. Contohnya, mereka memakai kata akika untuk
mengganti kata aku, kata begindang untuk mengganti kata begitu. Ketika para
waria bertransaksi ada istilah, "berapose" maksudnya adalah "berapa" atau ada yang
suka menyebut "em" dan "ember" yang artinya memang. Lalu kata "gilingan" artinya
"gila", kata "endang estaurina" artinya "enak sekali". Kemudian kata "macan tutul di
mana-mana" maksudnya adalah "macet total di mana-mana". Uniknya, para waria
suka juga ngerumpi alias ngobrol bilang "ih dia itu orangnya "pelita hati" maksudnya
adalah Ih dia itu orangnya pelit. Terus kalau jalan di mal mau belanja bilang "Ih
maharani Bo!" maksudnya "Ih mahal sekali, bo!". Sekali lagi, kita sebagai orang luar di
komunitas mereka dilarang ikut campur dan tidak berhak men-judgenorma budaya
bahasa yang diberlakukan untuk anggota mereka sendiri sebagai bahasa yang terdengar
menggelikan. Sejatinya, itu adalah speech community dan orang di luar komunitas
mereka dilarang keras ikut campur apalagi nyinyir.

Dulu waktu aku masih kuliah, aku dan gengku yang bernama Lamiz Zoners
menciptakan bahasa sendiri dalam bentuk vocab-vocab yang hanya dimengerti oleh
anggota geng kami contohnya seperti vocab TLDD, BWK, LMZ, dsb. Selain itu, kami
menerapkan peraturan dalam berkomunikasi dan berbahasa yang berbunyi: Kalau
kami tidak setuju dengan sebuah pendapat dari anggota kelompok kami, maka kami
akan mengunggkapnya secara langsung kepada anggota yang kami tuju untuk
berdialog secara langsung dengan cara tatap muka secara gentleman. Biasakan
budaya berdialog & berdiskusi secara langsung, bukan budaya menyindir. Di gengku
Lamiz Zoners, kami tidak suka dengan budaya menyindir. Bagi kami, budaya
menyindir adalah budaya pecundang bin pengecut. Kalo kami tidak setuju pada suatu
pendapat, maka kami akan ngomong langsung kepada anggota kami secara baik antar
anggota sehingga tidak terjadi kesalahpahaman. Berapa banyak terjadi kesalahpahaman
di muka bumi ini akibat sindiran? Kalo bisa ngomong secara langsung di depan muka
orang yang dituju secara gentleman kenapa harus menyindir? Karena kami paling anti
dengan peribahasa Jawa Wani bokong, wedi rai. Dalam geng Lamiz Zoners, kami
hanya menciptakan bahasa dan prinsip sendiri yang konsisten kami jalankan untuk
anggota kami sendiri. Ini sebuah kesepakatan yang sudah disetujui oleh semua anggota
geng dalam speech community. Orang-orang di luar geng kami tidak berhak men-judge
prinsip yang kami terapkan dalam geng kami. Dalam ilmu sosio-linguistik, speech
community diciptakan untuk meng-excluding orang-orang di luar kelompok karena
cara kami berbicara, cara kami berpikir, dan cara kami bertindak dalam kelompok kami
adalah urusan kelompok kami, dan orang di luar kelompok kami dilarang ikut campur
apalagi nyinyir terhadap speech community yang kami terapkan dalam kelompok kami.

Jadi, kita seharusnya belajar dan mengkaji speech community dalam ilmu sosio-
linguistik sehingga kita tidak mudah men-judge bahasa dan prinsip yang diterapkan
oleh sebuah komunitas, kelompok, dan geng tertentu dengan menggunakan kacamata
kuda. Sebuah kata yang diciptakan oleh sebuah komunitas mungkin terdengar konyol,
aneh, atau tidak sopan di telinga orang yang berada di luar komunitas tertentu. Akan
tetapi, kita tidak berhak men-judge-nya negatif karena itu merupakan speech
community dalam ilmu sosio-linguistik yang diciptakan untuk anggota kelompok
mereka sendiri. Bagi yang masih hobi berkomentar begini Wah bahasa kelompok
mereka kok aneh ya? Wah prinsip kelompok mereka kok kaku ya? Kalo saya sih lebih
suka bla bla bla .........., aku sarankan cepat pelajari ilmu sosio-linguistik biar tidak
mudah men-judge bahasa dan prinsip komunitas tertentu dengan menggunakan
kacamata kuda yang subjektif yang terkesan sok bijaksana tapi sebenarnya judgmental
tanpa didasari ilmu. Fenomena bahasa dalam masyarakat memang seharusnya dilihat
dengan menggunakan kacamata spektrum yang berwarna-warni, bukan kacamata
dikotomi yang hitam putih.
We are "Lamiz Zoners". In our community, we only employ our rules and
our standards, not yours!

Language is a tool of human communication used either orally or in writing, which consists of
the use of words in a structured and conventional way. While the community is a group of people
who live in the same place or have the same character or interest. The community can take the
form of community organizations, group organizations, or gangs.

In socio-linguistic science, there is no doubt that language and community are the same two
things that can not be separated. A group of people using the same language can create their own
community and a community with members with diverse backgrounds can create their own
language. Typically, each community has a language that they create themselves and only
members of that community understand what they mean. Usually the words that a community
uses or make it depend on the way of thinking and the background of the community members
themselves. The way a group communicates with others will never be the same as the rest of the
community. In socio-linguistic science, community languages are often referred to as speech
community.
Sometimes, when a group of organizations or gangs create their own language, norms and rules and
apply them to members of their own group / gang, others outside the group are prohibited from
interfering and forbidden to judge or to give negative judgments on speech Community created by the
group. In addition to demonstrating the identity and existence of a group / gang, the speech community
in a socio-linguistic perspective is also used to exclusing outsiders from certain group affairs or
conversations.

The most popular example of speech community is "Black English" or "African-American Vernacular
English (AAVE) created by black people in the United States. Blacks (Afro-American) suffered a long time
when America still adheres to the system of slavery and discrimination against blacks on all fronts. To
counter this, they created something peculiar to their own creation to denote the existence of black
communities that are often discriminated against by whites in America. One of the typical African-
American creations in the form of language is "Black English". The language of "Black English"
contradicts the general English standard in terms of vocab and grammar. "Black English" much
embodied in the typical work of African-American art is rap music. The white folks are just as good as
the udel, judging that the "Black English" of the Afro-American creations as low-grade English filled with
vocab is rude and not grammar. Is "Black English" created by Afro-American people who are not in
accordance with common English standards is wrong ??? Certainly NOT WRONG. In a socio-linguistic
standpoint, the negative judgment thrown by white people against the "Black English" of the Afro-
American creations is unacceptable. The African Afro-American creates rules, norms, and language
"Black English" for their own community members, why do white people as outsiders intervene nyinyirin
norms, rules and languages made Afro- American?

There are many other examples of speech community in Indonesia. Among them is the Walikan Khas
Arema. The indigenous people of Malang, have a community language called Walikan Language. Lah
This Walikan language is very much against the common standard of language because every word is
pronounced upside down from end to beginning. For example, the word "policeman" becomes "silent",
the word "so neat" becomes "kipa ilakes", etc. Of course for people outside Malang, Walikan language
sounds strange bin crazy. However, outsiders of Malang are not entitled to judge the norms of Walikan
Malang as a strange and crazy community because the language of Walikan is a speech community that
becomes the speech identity and local wisdom for the indigenous people of Malang.

The next example is vocab a kind of word "janc * k" typical of native people of Surabaya. For the native
Surabaya, the vocab "janc * k" sounds normal, but for outsiders Surabaya, the vocab "janc * k" sounds
like a very crude remark. Whereas vocab in the language community (speech community) is very
different in every region in Indonesia. Therefore, we as outsiders of the community, have no right to
judge vocab used by certain groups of communities or genk.

There is another example of community language that has been used as a scientific work by my class
and the scientific work won the 1st place at the national level. My sister was studying the language of
the transgender community (transvestites). My class sister disguises and enters the transgender
community to examine the language of the transgender community by using socio-linguistic scientific
studies. It turns out that the language of the transgender community has certain vocabs that are only
understood by members of the transgender community, while people outside the community are rarely
understood. For example, they use the word "akika" to replace the word "iam",
When I was in college, I and a gang named "Lamiz Zoners" created their own language in vocab-
vocab form that our gang members only understand for example vocab TLDD, BWK, LMZ, etc.
In addition, we apply the rules of communication and language that read: If we do not agree with
an opinion of our group members, then we will take it directly to our intended members to have a
face-to-face dialogue by gentleman. Familiarize the culture of dialogue & discussion directly, not
cultural satire. In the "Lamiz Zoners" gang, we do not like the satirical culture. For us, the culture
of sarcasm is the coward bin's loser culture. If we do not agree on an opinion, then we will speak
directly to our members well between members so there is no misunderstanding. How many
misunderstandings occur on earth because of innuendo? If you can speak directly in front of the
person who is addressed by gentleman why should insinuate? Because we are most anti with the
Javanese proverb "Wani butt, wedi rai". In the "Lamiz Zoners" gang, we only create our own
consistent language and principles for our own members. This is an agreement that all gang
members have agreed on in the speech community. People outside our gang have no right to
judge the principles we apply in our gang. In socio-linguistic science, speech community was
created to exclusing people outside the group because the way we talked, how we think, and how
we act in our group is our group's business, and people outside our group are prohibited from
interfering let alone Wary of the speech community we apply in our group.

So, we should study and study the speech community in socio-linguistic science so that it is not
easy to judge the language and principles applied by a particular community, group, and gang by
using horse spectacles. A word created by a community may sound ridiculous, odd, or
disrespectful to the ears of people outside of a particular community. However, we have no right
to judge it negatively because it is a speech community in socio-linguistic science created for
members of their own group. For those who still hobby to comment like this "Wow their group
language is weird yes? Well the principle of their group really stiff yes? If I prefer to be blah
blah blah .......... ", I suggest quickly learn the socio-linguistic science let me not easy to judge
the language and certain community principles by using a subjective eyeglasses that seem
pretentious wise but Actually judgmental without science based. The phenomenon of language in
society should be seen by using spectrum spectacles, not black and white dichotomous goggles.

Speech Community
April 13, 2011 by Ana Adiwijaya in BAHASA KEBUDAYAAN & KOGNISI.

Speech Community (komuniti ujaran), definisi-definisi yang ada mencakup pengertian (1)
penggunaan bahasa yang sama; (2) aturan baca dan interpretasi ujaran yang dimiliki bersama;
dan (3) kesamaan sikap dan nilai yang menyangkut penggunaan bahasa. Perlu ada pembedaan
(1) partisipasi dan (2) keanggotaan dalam sebuah speech community. Setiap individu merupakan
kumpulan identitas yang terkait dengan penggunaan bahasa atau laras bahasa tertentu. Misalnya
bahasa ibu, masalahnya setiap orang bisa berbahasa lebih dari satu bahasa dalam berkomunikasi
dengan orang lain, tergantung dengan siapa Ia berkomunikasi.

Kriteria yang digunakan untuk mengawali analisis sulit ditetapkan, karena speech community
tidak dapat disamakan dengan kelompok orang yang berbahasa sama. Oleh karena itu, kriteria
untuk menetapkan komuniti adalah adanya pengalaman bersama, yang dalam sebuah speech
community berarti pengalaman yang menyangkut penggunaan dan penginterpretasian bahasa
oleh para pelaku, maupun nilai yang mereka berikan terhadap bahasa tersebut. Misalnya
Malaysia dan Indonesia, pengalaman masing-masing sama-sama rumpun melayu tetapi
mempunyai latar belakang tersendiri, bukan merupakan satu community, meskipun paham akan
bahasa lain.

Perlu ada perhatian pada fungsi-fungsi sosial. Bahasa dalam fungsi memisahkan atau
membedakan dan menyatukan. Batas-batas komuniti ujaran mungkin tegas atau sebaliknya
lemah. Misalnya berbicara dengan ragam halus dalam bahasa Jawa pada orang tua. Memisahkan
karena si pengujar membatasi diri dari yang di ujar, sebaliknya menyatukan mereka yang sedang
berbicara dalam bahasa Jawa. Selain itu, bukan pula sekadar membedakan karena hanya ada 2
pihak, tetapi mengkategorikan karena bisa lebih dari 2, 3, atau 4. Misalnya penggunaan bahasa
antara laki-laki dan perempuan dalam satu community yang berbeda, kosakata yang digunakan
lain meskipun dalam satu community. (Sri Fitri Ana, Antropologi, Universitas Indonesia)

Speech Community (speech community), definitions include understanding (1) the use of the same
language; (2) shared speech and interpretation of speech; And (3) the similarity of attitudes and
values regarding the use of language. There needs to be a distinction (1) participation and (2)
membership in a speech community. Each individual is a collection of identities associated with the
use of a particular language or language barrel. For example, the mother tongue, the problem
everyone can speak more than one language in communicating with others, depending on who he
communicates.
The criteria used to start the analysis are difficult to establish, because the speech community can
not be equated with groups of people who speak the same language. Therefore, the criterion for
establishing a community is the shared experience, which in a speech community means experience
involving the use and interpretation of language by principals, as well as the value they give to the
language. For example, Malaysia and Indonesia, each experience is both a Malay family but has its
own background, not a community, even though it understands other languages.
There should be attention to social functions. Language in the function of separating or
differentiating and uniting. The boundaries of the speech community may be assertive or otherwise
weak. For example, speaking with a variety of subtle in the Javanese language to parents. Separates
because the scholar confines himself from being said, instead bringing them together who are
speaking in Javanese. In addition, it is not just differentiate because there are only 2 parties, but
categorize because it can be more than 2, 3, or 4. For example the use of language between men
and women in a different community, the vocabulary used another though in one community. (Sri
Fitri Ana, Anthropology, University of Indonesia)

Вам также может понравиться