Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Data Keluarga
1) Identitas Keluarga
a) Nama KK : Tn. S
b) Jenis kelamin : Laki-laki
c) Umur : 73 tahun
d) Pendidikan : SD
e) Agama : Islam
f) Pekerjaan : petani
g) Alamat : Desa Bapalas
h) Suku / Bangsa : Banjar/ Indonesia
i) Jumlah anggota keluarga : 3 orang
3) Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. S adalah tipe keluarga inti yang terdiri
dari kepala keluarga, istri dan 2 (dua) anak yang tinggal
bersama dalam satu rumah (nuclear family)
38
39
Genogram Keluarga
Keterangan : = Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal serumah
= Klien
= Meninggal dunia
Gambar. Genogram
b) Kebutuhan eliminasi
(1) Pola BAK
Tiap anggota keluarga berbeda-beda pola BAK
tergantung dari banyaknya air yang diminum dan tidak
ada keluhan untuk pola BAK.
(2) Pola BAB
Pola BAB setiap anggota keluarga rata-rata 1-2 X
sehari.
c) Istirahat dan tidur
Lama tidur pada malam hari dari setiap anggota keluarga
berbeda-beda karena masing-masing memiliki kegiatan
yang berbeda, terutama Ny. J yang harus bangun pagi-pagi
dan dibantu oleh suaminya untuk menyiapakan sarapan
untuk anaknya. Lama tidur siang antara 1-2 jam dan malam
antara 7-8 jam.
d) Pola aktivitas
Tn. S sebagai kepala rumah tangga sehari-hari mencari
hanya berada dirumah dan sudah tidak bekerja lagi karena
sudah tua.
Ny. J berperan sebagai ibu rumah tangga kegiatan sehari-
hari mengurusi keperluan Tn. S. akan tetapi apabila terlalu
cape Ny. J sering mengeluh sakit kepala.
Ny. T adalah anak pertama dari Tn. S yang sudah
berkeluarga dan tidak serumah lagi dengan Tn. S.
Tn. A adalah anak kedua dari Tn. N kegiatan sehari-hari
adalah kerja di toko.
e) Rekreasi/pemanfaatan waku senggang
Bagi Tn. S dan keluarga apabila ada waktu luang maka
dihabiskan dirumah dengan berkumpul bersama keluarga
dan tak jarang pergi mengunjungi keluarga.
41
5 2
2
4
U
9
3
5
6) Fasilitas kesehatan
Tn. S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit maka
selalu berobat ke petugas kesehatan dan apabila tidak
membaik dibawa ke Puskesmas Pulau Telo. Jarak rumah Ny.
J. ke fasilitas kesehatan (puskesmas) 8 kilometer dan rumah
sakit 10 kilometer.
7) Fasilitas peribadatan
Untuk peribadatan keluarga biasanya dilakukan di rumah
namun kadang-kadang ke masjid yang berjarak sekitar 500
meter.
e. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Pada saat pengkajian terlihat pola komunikasi dalam keluarga
berjalan lancar walaupun anak-anaknya jarang berada di
rumah karena kesibukannya sebagai kepala rumah tangga
pencari nafkah keluarganya.
2) Struktur kekuatan keluarga
Pengambil segala keputusan dalam keluarga adalah Tn. S
akan tetapi tetap selalu didiskusikan dulu dengan anggota
keluarga yang lain.
3) Struktur peran
Tn. S adalah kepala keluarga, sedangkan Ny. J adalah istri
dari Tn. N sebagai ibu rumah tangga yang ikut serta bersama
suaminya mencari nafkah dengan menbantu suaminya
dkebun.
4) Nilai/norma
Tn. S dan Ny. J berlatar belakang Suku Banjar, di lingkungan
masyarakat dan di rumah keluarga Tn. S menggunakan
bahasa Banjar dalam berkomunikasi sehari-harinya. Nilai dan
norma dipengaruhi budaya dan agama yang dianut yaitu
agama Islam Keluarga Tn. S mengatakan sehat itu penting
46
b) Mengambil keputusan
Untuk saat ini Tn. S sebagai pengambil keputusan karena
Tn. S selaku kepala rumah tangga.
c) Merawat anggota yang sakit
Tn. S mengatakan tidak mengetahui pencegahan dan
perawatan penyakit cefalgia dirumah. Ny. J mengatakan
bila penyakinya kambuh hanya membeli obat diwarung. Tn.
S mengatakan bila ada yang sakit diobati terlebih dengan
membeli obat diwarung apabila tidak sembuh kemudian
dibawa ke petugas kesehatan.
d) Menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan
Lingkungan rumah cukup bersih dan disekitar rumah tidak
terdapat sampah yang berserakan.
e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. S belum mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada, jika ada anggota keluarga yang sakit
hanya membeli obat diwarung Puskesmas Pualu Telo.
Jarak rumah Tn. S ke fasilitas kesehatan (puskesmas) 2
kilometer dan rumah sakit 5 kilometer.
g. Stres Keluarga dan Strategi Koping
1) Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Menurut Tn. S masalah yang dihadapi keluarga saat ini
adalah biaya kebutuhan rumah tangga dan biaya berobat jika
penyakit Ny. J kambuh.
2) Strategi Koping yang digunakan
Permasalahan dalam keluarga didiskusikan bersama isteri dan
anak-anaknya serta selalu bersabar dan berusaha untuk
menemukan pengobatan yang tepat untuk penyakit yang
dideritanya.
48
h. Analisis Data
Dari hasil pengkajian didapat data-data yang kemudian
dibuat analisa data untuk menegakan diagnosis keperawatan.
Tabel 3. Analisis Data
Masalah Kemungkinan Tipologi
No Data Keperawatan/ Penyebab Masalah
Kesehatan
1 2 3 4 5
1 Data Subjektif Nyeri akut Ketidakmampuan Aktual
- Ny. J mengatakan pada Ny. J. keluarga
sering mengeluh mengenal
sakit kepala masalah
- Tn. S mengatakan kesehatan pada
penyakit istrinya Ny. J
sering kambuh
apabila kelelahan
Data Objektif
- Pada saat
pengkajian terdapat
sakit kepala.
- Ny. J tampak
meringis saat di
memegangi
kepalanya.
- Tekanan darah :
120/80 mmHg,
- Nadi ; 82 x/menit,
- Respirasi 20
x/menit
1 2 3 4 5
Data Objektif
- Keluarga bertanya
apakah penyakit
maag bisa
disembuhkan
- Pendidikan Tn. S
SD
- Pendidikan Ny. J
SD
1 2 3 4 5
4 Data Subjektif Resiko Ketidakmampuan Resiko
- Ny. J pemenuhan keluarga
mengatakan nutrisi kurang merawat anggota
apabila dari keluarga yang
penyakitnya kebutuhan sakit
kambuh tidak tubuh pada
nafsu makan dan Ny. J
mual.
- Ny. J sering mual
apabila apabila
sakit kepala.
Data Objektif
- Ny. J tampak
meringis
memegangi
kepalanya
- Tekanan darah :
120/80 mmHg,
- Nadi ; 82 x/menit,
- Respirasi 20
x/menit
51
2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut pada Ny. J berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny. J
Tabel 4. Skoring diagnosis keperawatan 1
NO KRITERIA SKALA BOBOT SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah : 3/3x1 1 1 Masalah aktual Ny. J
Tidak/Kurang sudah mengalami
sehat cefalgia
Jumlah 3 2/3
52
Jumlah 3 2/3
53
Jumlah 2 5/6
54
Jumlah 2 5/6
55
Prioritas Masalah
a. Nyeri akut pada Ny. J berhubungan dengan Ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan pada Ny. J (3 2/3)
b. Kurang pengetahuan tentang cefalgia berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada
Ny. J (3 2/3)
c. Resiko kerusakan penatalaksanaan dirumah berhubungan
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
(2 5/6)
d. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.
J berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit (2 5/6)