Вы находитесь на странице: 1из 37

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SDENGAN


GANGGUAN PERSEPSI SENSORIK PADA
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK + HALUSINASI
DENGAR
DI RUANG JIWA C. RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA

DISUSUN OLEH KELOMPOK I C / ANGKATAN III

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2002

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogianya kedudukannya setara
dengan penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap
sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya
gangguan tersebut dalam arti ketidak mampuan serta invalisasi baik secara individu
maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak
efisian (Kusumanto Setjionegoro, 1981)
Menurut paham kesehatan jiwa seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak lagi
mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, dirumah, disekolah /
kampus, ditempat kerja dan lingkungan sosialnya. Seseorang yang mengalami
gangguan jiwa akan mengalami ketidak mampuan berfungsi secara optimal dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan jiwa adalah adanya stressor psikososial. Stressor psikososial adalah setiap
keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang
(anak, remaja, dewasa). Sehingga orang itu terpaksa mengadakan adaptasi
(penyesuaian diri) untuk menanggulangi stressor yang timbul. Namun, tidak semua
orang mampu mengadakan adaptasi dan mampu menanggulanginya sehingga
timbullah keluhan-keluahan dibidang kejiwaan berupa gangguan jiwa dari ringan
hingga yang berat.
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat diseluruh dunia adalah
gangguan jiwa skizofrenia. Skizofrenia berasal dari dua kata Skizo yang artinya
retak atau pecah ( split ), dan frenia yang artinya jiwa. Dengan demikian
seseorang yang menderita gangguan jiwa Skizofrenia adalah orang yang mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian ( splitting of personality ).
Di Indonesia angka penderita skizofrenia 25 penduduk dan proyeksi 25 tahun
mendatang mencapai 3 / 1000 penduduk ( Hawari, 1993 ). Angka pevalensi adalah
jumlah kasus ( penderita ) secara keseluruhan dalam kurun waktu tertentu. Dan
didaerah tertentu, dibagi dengan jumlah penduduk yang diperiksa. Sedangkan angka
insidensi adalah jumlah kasus (penderita baru ) dalam kurun waktu tertentu dan
didaerah tertentu. Diindonesia angka yang tercatat di Depertemen Kesehatan
berdasarkan survai di Rumah Sakit (1983 ) adalah antara 0,05 % sampai 0,15 %.
Penelitian mengenai mekanisme terjadinya skizofrenia. Maju dengan pesat,

2
demikian pula kemajuan dibidang obat-obatan anti skizofrenia (psikofarmaka). Telah
menjadikan penderita skizofrenia dapat dipuihkan sehinggadapat berfungsi kembali
secara oktimal.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Skizofhrenia


1. Pengertian
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada
pertimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya (Rusdi Maslim, 1997;
46).

2. Penyebab
a. Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri
0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang
tua yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar
satu telur 61-86 % (Maramis, 1998; 215 ).

b. Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada
waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium.,
tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

c. Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pucat, tidak sehat,
ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan
menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam
menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan pemberian obat
halusinogenik.

d. Susunan saraf pusat


Penyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada diensefalon atau
kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan
oleh perubahan postmortem atau merupakan artefakt pada waktu membuat
sediaan.

4
e. Teori Adolf Meyer :
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang
tidak dapat ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas
pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior
atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia. Menurut
Meyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut
menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

f. Teori Sigmund Freud


Skizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab
psikogenik ataupun somatik (2) superego dikesampingkan sehingga tidak
bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase
narsisisme dan (3) kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference)
sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin.

g. Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu
jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses
berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi
2 kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses pikiran, gangguan emosi,
gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham, halusinasi dan gejala
katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).

h. Teori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh bermacam-
macaam sebab antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi,
tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lues otak, arterosklerosis otak dan
penyakit lain yang belum diketahui.

i. Ringkasan
Sampai sekarang belum diketahui dasar penyebab Skizofrenia. Dapat
dikatakan bahwa faktor keturunan mempunyai pengaruh. Faktor yang
mempercepat, yang menjadikan manifest atau faktor pencetus (presipitating
factors) seperti penyakit badaniah atau stress psikologis, biasanya tidak

5
menyebabkan Skizofrenia, walaupun pengaruhnyaa terhadap suatu penyakit
Skizofrenia yang sudah ada tidak dapat disangkal.( Maramis, 1998;218 ).

3. Pembagian Skizofrenia
Kraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama
antara lain :
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir sukar
ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis ini timbulnya perlahan-
lahan.

b. Skizofrenia Hebefrenia
Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa
remaja atau antaraa 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah gangguan proses
berfikir, gangguan kemauaan dan adaanya depersenalisasi atau double
personality. Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atau
perilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham dan halusinaasi banyak
sekali.

c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta sering
didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau
stupor katatonik.
d. Skizofrenia Paranoid
Gejala yang menyolok ialah waham primer, disertai dengan waham-waham
sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya
gangguan proses berfikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

e. Episode Skizofrenia akut


Gejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam keadaan
mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan
seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-
akan mempunyai suatu arti yang khusus baginya.

6
f. Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya
gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan
Skizofrenia.

g. Skizofrenia Skizo Afektif


Disamping gejala Skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaaan juga
gejala-gejal depresi (skizo depresif) atau gejala mania (psiko-manik). Jenis ini
cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin juga timbul
serangan lagi.

B. Konsep Dasar Skizofrenia Hebefrenik


1. Batasan : Salah satu tipe skizofrenia yang mempunyai ciri ;
1. Inkoherensi yang jelas dan bentuk pikiran yang kacau
(disorganized).
2. Tidak terdapat wamam yang sistemik
3. Efek yang datar dan tak serasi / ketolol - tololan
2. Gejala Klinik
Gambaran utama skizofrenia tipe hebefrenik berupa :
- Inkoherensi yang jelas
- Afek datar tak serasi atau ketolol tololan
- Sering disertai tertawa kecil (giggling) atau senyum tak wajar
- Waham / halusinasi yang terpecah pecah isi temanya tidak terorganisasi
sebagai suatu kesadaran, tidak ada waham sistemik yang jelas gambaran
penyerta yang sering di jumpai.
- Menyertai pelangaran (mennerism) berkelakar
- Kecenderungan untuk menarik diri secara ekstrem dari hubungan sosial
- Berbagai perilaku tanpa tujuan
Gambaran klinik ini di mulai dalam usia muda 915-25 th) berlangsung pelan
pelan menahan tanpa remisi yang berarti peterroasi kepribadian dan sosial
terjadi paling hebat di banding tipe yang lain.

7
C. Konsep Dasar Halusinasi
1. Pengertian
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal pikiran dan rangsang eksternal (dunia luar) klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau
rangsangan yang nyata, misalnya : klien menyatakan mendengar suaru.
Padahal tidak ada orang yang bicara.

2. Proses terjadinya halusinasi


Fase pertama
Klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, kesepiam yang
memuncak dan tidak dapat di selesaikan, klien mulai melamun dan
memikirkan hal hal yang menyenangkan cara ini hanya menolong
sementara.

Fase kedua
Kecemasan meningkatkan, menurun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai
dirasakan ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu ia
tetap dapat mengontrol.

Fase ketiga.
Bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengotrol
klien, Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

Fase empat
Halusinasi berubah menjadi mengancam memerintah dan memarahi klien,
klien menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak berdaya, hilang
dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan

3. Tanda tanda halusinasi


Menurut diri, tersenyum sendiri duduk terpaku, bicara sendiri memandang
satu arah, menyerang tiba tiba, arah gelisah.

8
4. Jenis halusinasi
a. halusinasi dengar
Dengan suatu membicarakan, mengejek, menertawakan, mengancam
tetapi tidak ada sumbernya disekitarnya.

b. Halusinasi terlihat
Melihat pemandangan, orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada tetapi
klien yakin ada.

c. Halusinasi penciuman
Menyatakan mencium bau bunga kemenyan yang tidak dirasa orang lain
dan ada sumber.

d. Halusinasi kecap
Merasa mengecap sesuatu rasa di mulut tetapi tidak ada.

e. Halusinasi raba
Merasa ada binatang merayap pada kulit tetapi tidak ada.

9
PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari proses keperawatan
tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau
masalah klien.
Data yang dikupulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Pengelompokan data pada pengakajian kesehatan jiwa dapat pula berupa
faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilian terhadap stressoe, sumber keping dan
kemampuan kuping yang dimiliki klien (stuart dan Sunden, 1998). Cara pengkajian
lain berfokus pada 5 (lima) dimensi : fisik, emosional, intelektual, sosial dan
spiritual. Isi pengkajian meliputi :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama/alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Dimensi fisik / biologis
5. Dimensi psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Aspek medik
Data yang didapat melalui observasi atau pemeriksaan langsung di sebut
data obyektif, sedangkan data yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga
melalui wawancara perawatan disebut data subyektif.
Dari data yang dikumpulkan, perwatan langsung merumuskan masalah
keperawatan pada setiap kelompok data yang trkumpul. Umumnya sejumlah masalah
klien saling saling berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah
(Fasio, 1983 dan INJF, 1996). Agar penentuan pohon masalah dapat di pahami
dengan jelas, penting untuk diperhatikan yang terdapat pada pohon masalah :
Penyebab (kausa), masalah utama (care problem) dan effect (akibat). Masalah utama
adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien.
Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang menyebabkan masalah
utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan efek /
akibat dari masalah utama. Pohon masalah ini diharapkan dapat menudahkan perawat
dalam menyusun diagnosa keperawatan

10
ANALISA DATA
POHON MASALAH

Resiko tinggi
mencederai diri
& Orang lain

Perubahan
perilaku
Kerusakan Komunikasi Verbal kekerasan

Gangguan pola tidur

Perubahan persepsi sensori : Perubahan


Halusinasi pendengaran proses fikir

Sidroma defisit
Isolasi sosial : menarik diri
perawatan diri

Koping keluarga Harga diri rendah Koping individu


tak efektif tak efektif

Stressor

11
D. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
NO RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1 Resiko mencederai diri Tujuan Umum :
sendiri dan atau orang Klien tidak mencederi diri sendiri dan atau orang lain / lingkungan
lain / lingkun-gan Tujuan khusus :
berhubungan de-ngan 1. Klien dapat hubungan saling percaya :
perubahan per-sepsi a. Bina hubungan saling percaya
sensori / halu-sinasi - Salam terapeutik
- Perkenalan diri
- Jelaskan tujuan interaksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Buat kontrak yang jelas pada setiap perte-muan
(topik, waktu dan tempat berbicara)
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
c. Dengarkan ungkapan klien dengan empati
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
a. lakukan kontak sering dan singkat
rasional : untuk mengurangi kontak klien deng-an
halusinasinya
b. Obeservasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya; bicara dan tertawa tanpa stimu- lus,
memandang ke sekitarnya seolah olah ad teman bicara.
c. Bantu klien untuk mengenal halusinasinya;
- Bila klien menjawab ada, lanjutkan; apa yang
dikatakan ?
- Katakan bahwa perawat percaya klien
mendengarnya.
- Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti klien
- Katakan bahwa perawatan akan membantu klien
d. Diskusikan dengan klien tentang ;
- Situasi yang dapat menimbulkan / tidak
menimbulkan halusinasi
- Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi,
siang sore, malam atau bila sendiri atau bila jengkel /
sedih)
e. Diskusikan dengan klien tentang apa yang di-rasakan bila
terjadi halusinasi (marah / takut / sedih / senang) dan
berkesempatan mengung-kapkan perasaan
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
a. Identifikasi bersama klien cara / tindakan yang dilakukan
bla terjadi halusinasi (tidur/marah-/menyibukkan diri)
b. Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, bila
bermanfaat beri pujian.
c. Diskusi cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya
halusinasi :
- katakan saya tidak mau dengan kamu (pada
halusinasi)
- menemui orang lain (perawat / teman / anggota
keluarga untuk bercakap cakap . mengatakan
halusinaasinya.
- Membuat jadwal kegiatan jsehari hari agar
halusinasi tidak sempat muncul.
- Meminta orang lain (perawat / teman anggota
keluarga) menyapa bila tampak bicara sendiri
d. Bantu klien memilih dan melatih cara memutus /
mengontrol halusinasi secara bertahap
e. Berikan kesempatan untuk melakukan cara yang telah
dilatih, evaluasi hasilnya dan pujian bila berhasil
f. Anjurkan klien untuk mengikuti tetapi aktivitas kelompok

12
(orientasi realisasi dan stimulasi persepsi)
4. Klien dapat dukungan keluarga dalam mengotrol
halusinasinya :
a. Anjurkan klien memberitahu keluarga bila me-ngalami
halusinasi
b. Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkun-jung / pada
saat kunjungan rumah)
- Gejala halusinasinya yang dialami klien
- Cara yang dapat dilakukan klien dan ke-luarga untuk
memutus halusinasi
- Cara merawat anggota keluarga yang ha-lusinasi di
rumah : Beri kegiatan, jangan biarkan sensiri, makan
bersama, berpergian bersama
- Berikan informasi waktu follow up atau kapan perlu
mandapat bantuan; halusinasi tak terkontrol dan
resiko mencederai orang lain
5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik :
a. Diskusi dengan klien dan keluarga tentang dosis,
frekuensi dan manfaat obat.
b. Anjurkan klien memint sendiri obat pada perawat
merasakan manfaatnya.
c. Anjurkanklien bicara dengan dokter / perawat tentang
efek dan efek samping obat yang di-rasakan
d. Diskusikan akibat berhenti obat tanpa kon-sultasi.
e. Bantu klien menggunakan obat, dengan prinsip 5 (lima)
benar (benar dosis, benar cara, benar waktu)

2 Kerusakan komuni kasi Tujuan Umum :


verbal berhubu ngan Klien dapat melakukan komunikasi verbal
dengan peru bahan Tujuan Khusus :
proses pikir (waham) 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien.
- Katakan perawat menerima : saya mene rima
keyakinan anda, disertai ekspresi me nerima.
- Katakan perawat tidak mendukung : sadar bagi saya
untuk mempercayainya disertai ekspresi ragu dan
empati
- Tidak membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan
terlindung
- Gunakan keterbukaan dan kejujuran
- Jangan tinggalkan klien sendirian
- Klien diyakinkan berada di tempat aman, tidak
sendirian
2. Klien dapat mengindentifikasi kemampuan yang dimilki
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realitas.
b. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dimiliki paa
waktu lalu dan saat ini yang realistis
c. Tanyakan apa yang bisa dilakukan (aktiviotas sehari
hari)
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan
sampai waham tidak ada
3. Klien dapat mengindentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
:
a. Observasi kebutuhan klien sehari hari
b. Diskusi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama
di rumah / di RS.
c. Hubungan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham
d. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan
klien (buat jadwal aktivitas klien)

13
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas :
a. Berbicara dengan klien dalam kontek realita (diri orang
lain, tempat, waktu)
b. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi
realitas
c. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan
klien
5. Klien dapat dukungan keluarga :
a. Gejala waham
b. Cara merawatnya
c. Lingkungan keluarga
6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
- Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat,
dosis, frekuensi, efek samping obat, akibat penghentian.
- Diskusikan perasaan klien setelah minum obat
- Berikan obat dengan prinsip 5 tepat.

3 Difisit perawatan di-ri Tujuan Umum :


berhubungan de-ngan Klien mampuan merawat diri sehingga penampilan diri menjadi
koping indivi-du tidak adekuat
efektif Tujuan Khusus :
1. klien dapat mengindentifikasi kebersihan diri
a. Dorong klien mengungkakan perasaan tentang keadaan
dan kebersihan dirinya.
b. Dengan ungkapan klien dengan penuh perhatian dan
empati.
c. Beri pujian atas kemapuan klien mengungkapkan
perasaan tentang kebersihan dirinya.
d. Diskusi dengn klien tentang arti kebersihan diri
e. Diskusikan dengan klien tujuan kebersihan diri
2. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meni-ngkatkan
kebersihan dirinya.
a. Kaji tentang tingkat pengetahuan keluarga tentang
kebutuhan perawatan diri klien
b. Diskusikan dengan keluarga
c. Motivikasi keluarga daam berperan aktif memenuhi
kebutuhan perawatan diri klien.
d. Beri pujian ata tindakan positif yang telah dilakukan
keluaga.

4 Isolasi sosial : menarik Tujuan Umum :


diri berhu-bungan Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap
dengan har-ga diri Tujuan Khusus :
rendah 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
a. Bina hubungan saling percaya
- Salam terapeutik
- Perkenalan diri
- Jelaskan tujuan interaksi
- Ciptakan lingkungan yang tenang
- Bina kontrak yang jelas (topik, waktu, tempak)
b. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
tentang penyakit yang diderita
c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
d. Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab Serta mampu menolong
dirinya sendiri.
2. Klien dapat mengindetifikasi kemampuan dan aspek positf
yang memiliki

a. Diskusikan kemampuan dan aspek yang di miliki klien.


Dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi
dengan baik, kemampuan lain yang dimiliki oleh klien,

14
aspek positif (keluarga, lingkungan) yang dimiliki klien.
Bila klien tidak mampu mengindetifikasi maka dimulai
oleh perawat memberi pujian terhadap aspek positif klien.

b. Setiap bertemu klien hindarkan memberi penilaian


negatif. Utamakan memberikan pujian yang realistis.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
a. Diskusikan selama sakit
Misal : penampilan klien dalam self care, latihan fisik
dan ambulasi serta aspek asuhan terkait dengan gangguan
fisik yan dialami klien.
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilan jutkan
penggunaanya setelah plan sesuai de ngan kondisi sakit
klien.
4. Klien dapat menetapkan / merencakan kegaitan sesuai
kemampuan yang dimiliki :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas bersama klien
aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan : kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan
sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
b. Tingkatkan kegiatan sesuai degan tolerasi kondisi klien
c. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan tang boleh klien
lakukan (kadang klien takut me laksanakannya)
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuan.
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan
yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat menfaatkan sistem pendukung yang ada
a. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara
merawat klien harga diri rendah
b. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c. Bantuan keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKIZOFRENIA
HEBEFRENIK

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: JIWA C TANGGAL DIRAWAT: 9 JULI 2003


IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. B___________ Tanggal Pengkajian : 9-7-2003
Umur : 41 tahun RM No. : 10285812
Informan: Keluarga dan pasien sendiri
I. ALASAN MASUK
Pasien 7 hari bicara ngelantur , sebelumnya pasien ada masalah dengan
keluarga tidak boleh melanjutkan usaha keluarga, pasien merasa tertekan oleh
karena ini pasien bicara terus tak bias distop dan bicaranya ngelantur.

II. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil


Tidak Berhasil

3. Aniaya fisik, Aniaya seksual, Penolakan, Kekerasan dalam keluarga,


Tindakan kriminal, tidak pernah dialami oleh klien

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : pernah mau dikeroyok


orang dan mau dipukuli, pasien selalu gagal dalam usahanya, disbanding
dengan saudaranya yang lain.

III. FISIK
1. Tanda vital: TD: 110/70 mmHg N: 80 S: 36,5oC P: 20 x/menit

2. Ukur : TB: 157 BB: 65 kg Turun Naik

3. Keluhan fisik : tidak ada.

16
IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

41 th 29 th

8th 2th

Keterangan

= Perempuan
= Laki-laki
= Laki-laki Meninggal
= Perempuan Meninggal
= Orang yang tinggal serumah
= Klien

2. Konsep diri :
Citra tubuh : Klien mengatakan menerima tubuhnya dan merasa puas
dengan tubuhnya sendiri.
Identitas diri : Klien mengatakan, saya hanya sampai sekolah SD dan
sekarang berusaha, tambahan ilmu mengikuti kursus servis
Dinamo dan Ac.
Peran : Klien mengatakan , saya bekerja tapi selalu gagal dan tak ada
dukungan orang lain.
Ideal diri : Setelah keluar RS, klien ingin sekali dapat bekerja.
Harga diri : Klien merasa dirinya dijauhi oleh keluarganya tapi hanya
teman / orang tak pasien kenal dianggap yang
mendukungnya.
Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

3. Hubungan Sosial:
a. Orang yang berarti : Menurut klien, orang yang paling berarti dalam
hidupnya saat ini adalah tidak ada.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien tidak pernah

17
terlibat dalam kegiatan kelompok atau sosial. Di rumah sakit
dilibatkan dengan kegiatan ruangan atau terapi musik,kelompok dan
olahraga.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mengatakan
bias saja berhubungan dengan orang lain tapi selalu banyak omong.
Masalah Keperawatan: -

4. Spiritual:
a. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama Islam
b. Kegiatan ibadah : Klien melakukan sholat 5 waktu sebagaimana
diwajibkan oleh agamanya.
Masalah keperawatan : Ada permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual, tidak dapat konsentrasi dengan baik.

V. STATUS MENTAL
1. Penampilan : rapi, klien hanya menggunakan celana peanjang yang bersih,
rambut tidak disisir, selalu mandi dan dan sikat gigi.
Masalah Keperawatan: -

2. Pembicaraan : Berkomunikasi dengan perawat tetapi tidak sesuai dengan


topik diskusi, bicara banyak, kadang ngelantur, belum dimulai pembicaraan
pasien sudah mendahului bicara panjang lebar..
Masalah Keperawatan: Gangguan komunikasi verbal

3. Aktivitas Motorik : Klien tampak lesu, kadang sering mondar-mandir, dan


sering duduk menyendiri.
Masalah Keperawatan: Kemauan menurun

4. Afek / emosi : Ekspresi wajah tampak datar walaupun saat terapi musik
dengan lagu yang gembira .
Masalah Keperawatan: Kemauan menurun

5. Interaksi Selama Wawancara : Klien saat interaksi dengan perawat baik,


kontak mata baik dan menjawab pertanyaan ddengan panjang lebar namun
terkadang ngelantur.
Masalah Keperawatan: Gangguan komunikasi verbal

18
6. Persepsi : Ada halusinasi pendengaran, klien mengatakan idak ada.
Masalah Keperawatan: -

7. Proses Pikir : Bentuk : non realistic


Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir

8. Isi Pikir : Pikiran tidak memadai dan tidak ada waham.


Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir.

9. Tingkat Kesadaran : Berubah.Orientasi cukup terhadap waktu, tempat dan


orang.
Masalah keperawatan : -

10. Memori : Klien lupa tanggal lahirnya dan tanggal masuk rumah sakit.
Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : mudah beralih


Masalah Kepercayaan: Gangguan proses pikir

12. Kemampuan Penilaian : Klien masih dapat membedakan antara yang bersih
dan kotor.
Masalah Keperawatan: -

13. Daya Tilik Diri : Klien mengatakan dirinya sakit karena kecapean
Masalah Keperawatan: perubahan proses pikir

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan , BAB/BAK, Mandi, gosok gigi, berpakaian, dapat melakukan
sendiri.
2. Istirahat dan Tidur
Tidur siang lama: 1jam s/d 2 jam
Tidur malam lama: 6 s/d 7 jam
Aktivitas sebelum/sesudah tidur: 15 s/d 30 menit

3. Penggunaan obat : perlu bantuan minimal

19
4. Pemeliharaan kesehatan, Perawatan lanjutan, Sistem pendukung, Aktivitas
di dalam rumah, Mempersiapkan makanan, Menjaga kerapihan rumah,
Mencuci pakaian, Pengaturan keuangan : memerlukan bantuan minimal

5. Aktivitas di luar rumah : berbelanja, transportasi : bantuan minimal.


Masalah Keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan

VII. MEKANISME KOPING


Adatif Maladatif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik Relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruksi Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya: Giat dalam kegiatan Lainnya
Harian di ruangan, banyak ngomong dan ngelantur terkadang disertai
marah.
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif.

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


- Masalah dengan dukungan kelompok: Klien mengatakan keluarga, tidak
mendukung proses pengobatan.
- Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien mengatakan tidak pernah
mengikuti kegiatan sosial dan lingkungan.
- Masalah dengan pendidikan : Klien mengatakan, belum lulus SD
- Masalah dengan pekerjaan : Selalu gagal dalam berkerja/ usaha
- Masalah dengan perumahan : tidak ada, klien mengatakan tinggal serumah
dengan anak isteri.
- Masalah dengan ekonomi : klien termasuk golongan ekonomi lemah, tapi
boros
- Masalah dengan pelayanan kesehatan : Kurang memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.
- Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping,
sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan

20
21
IX. ASPEK MEDIK
a) Diagnosa multi aksial :
Aksis I : Ggn Psikotik Poli morfik akuta gejala Skizofrenia
Aksis II : Ggn kepribadian slizoid
Aksis III : -
Aksis IV : -
Aksis V : GAF skala : MRS : 60 - 51

b) Terapi medik : Obat obat : Tanggal 10 -7-2003


- Trifluoperazine (Stelazine) 2 x 5 mg Neuroleptika
- Merlopam 0-0-2 mg tab Tranguilezer /anti cemas/anti
kejang/anti agitasi.
Terapi gerak : Klien mau ke ruang olah raga dan mau melakukan aktivitas olah raga.
Terapi aktivitas kerja : Klien mau ke ruang terapi kerja dan mau melakukan aktivita

22
X. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
S : Klien mengatakan hanya samapi Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
sekolah dasar. Klien mengatakan merasa
dirinya dijauhi oleh keluarga.
O : Wajah datar, kontak mata biasa /
wajar

S:- Kerusakan komunikasi verbal


O : Bicara tidak sesuai topik, bicara
ngelantur, banyak ngomong.

S : Klien mengatakan dirinya sakit Perubahan proses pikir


karena kecapean, lupa tgl lahir, tanggal
masuk RS.
O : Proses pikir: bentuk non realistik, isi
pikiran tidak memadai.
S:- Perubahan pemeliharaan kesehatan
O : Minum obat perlu bantuan minimal,
Pemeliharaan kesehatan, Perawatan
lanjutan, Sistem pendukung, Aktivitas di
dalam rumah, Pengaturan keuangan :
memerlukan bantuan minimal

S:- Koping individu tidak efektif


O : Bicara ngelantur,bicara terkadang
tidak sesuai dengan topic bicara.

23
POHON MASALAH

Gangguan komunikasi verbal


Resiko mencederai diri,orang
lain dan lingkungan
Perubahan persepsi sensori
Perubahan proses pikir

Isolasi Sosial : Menarik diri

Harga Diri Rendah Koping individu tidak efektif

Stressor
Koping keluarga Sindrom defisit perawatan diri
Tidak efektif

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan persepsi sensori :
Halusinasi dengar.
2. Perubahan persepsi sensori : Halusinasi dengar berhubungan dengan Isolasi
sosial : menarik diri
3. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan harga diri rendah.
4. Sindroma defisit perawatan diri berhubungan dengan koping individu tidak efektif

24
25

C. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1 Kerusakan komunikasi verbal Tujuan umum : Klien dapat melakukan komunikasi verbal
berhubungan dengan dengan tepat dan benar serta dimengerti oleh orang lain.
perubahan persepsi sensori : Tujuan khusus :
Halusinasi dengar. 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
1.1 Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik,
perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan
lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas dan tepati
janji dan waktu.
2. Klien dapat mengenal halusinasinya.
Tindakan keperawatan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat
2.2 Observasi perilaku ( verbal dan non verbal ) yang
berhubungan dengan halusinasi.
2.3 Terima halusinasi sebagai hal yang nyata bagi klien dan
tidak nyata bagi perawat.
2.4 Identifikasi bersama klien tentang waktu munculnya
halusinasi, isi halusinasi, dan frekwensi timbulnya
halusinasi.
2.5 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
ketika halusinasi muncul.
2.6 Diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat
terjadi halusinasi.
3. Klien dapat mengendalikan halusinasinya.
Tindakan keperawatan :
3.1Identifikasi bersama klien tindakan yang biasa
dilakukan bila suara-suara tersebut ada.
3.2Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang
positip.
3.3 Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah
terjadinya halusinasi.
3.4 Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan
mengendalikan halusinasi. Contoh bicara dengan orang
lain, melakukan kegiatan, mengatakan pada suara saya
tidak mau dengar.
3.5 Dorong klien untuk memilih cara yang akan
digunakannya dalam menghadapi halusinasi
3.6 Beri penguatan dan pujian terhadap pilihan klien yang
benar.
26

3.7 Dorong klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan


cara yang telah dipilih dalam menghadapi halusinasi
3.8 Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah
dilakukan.
3.9 Beri penguatan atas upaya yang berhasil dan beri jalan
keluar atas upaya yang belum berhasil.
4. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengendalikan
halusinasinya.
Tindakan keperawatan :
4.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga.
4.2 Kaji pengetahuan keluarga tentang halusinasi dan
tindakan yang dilakukan dalam merawat klien.
4.3 Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan yang
positif.
4.4 Diskusikan dengan keluarga tentang halusinasi, tanda
dan cara merawat klien di rumah.
4.5 Anjurkan keluarga mendemonstrasikan cara merawat
klien di rumah
4.6 Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan yang
tepat.

5. Klien dapat menggunakan obat untuk mengendalikan


halusinasinya.
Tindakan keperawatan :
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obat
untuk mengendalikan halusinasi.
5.2 Bantu klien untuk pastikan bahwa klien minum obat
sesuai dengan program dokter.
5.3 Observasi tanda dan gejala terkait efek dan efek
samping obat.
5.4 Diskusikan dengan dokter tentang efek dan efek
samping obat.

2 Perubahan persepsi sensori : Tujuan umum:


Halusinasi dengar yang Klien dapat berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan
berhubungan dengan isolasi sehingga halusinasi dapat dicegah.
sosial : menarik diri Tujuan kusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat
Tindakan keperawatan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip terapeutik
27

2. Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan


perilaku menarik diri dari lingkungan sosial
Tindakan keperawatan :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri
dan tanda-tandanya
2.2 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab klien tidak mau bergaul atau menarik
diri
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik
diri, tanda-tanda serta penyebab yang mungkin
2.4 Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaan.
3. Klien dapat berhubungan sosial dengan orang lain secara
bertahap.
Tindakan keperawatan :
3.1 Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan
dan kerugian dari perilaku menarik diri
3.2 Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan
orang lain : klien perawat, klien kelompok kecil, klien
keluarga.
3.3 Beri pujian atas keberhasilan yang telah dicapai klien
3.4 Bantu klien mengevaluasi manfaat dari berhubungan
3.5 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan di ruangan
3.6 Beri pujian atas keikutsertaan klien dalam kegiatan
di ruangan..
4. Klien mendapat dukungan keluarga mengembangkan
kemampuan klien untuk berhubungan dengan dengan
orang lain
Tindakan keperawatan :
4.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga
4.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang
:perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik diri,
akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditangani, cara keluarga menghadapi klien yang sedang
menarik diri
4.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan
orang lain
4.4 Beri reinforcement positip atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga..
28

3 Isolasi sosial : menarik diri Tujuan Umum :


berhubungan dengan harga Klien dapat berhubungan dengan orang lain tanpa merasa
diri rendah rendah diri secara bertahap
Tujuan Khusus :
7. Klien dapat memperluas kesadaran diri
1.1 Klien dapat menyebutkan kemampuan yang ada pada
dirinya setelah 1 kali pertemuan.
Tindakan perawatan :
1.Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimilikinya.
8. Diskusikan dengan klien kelemahan yang dimilikinya.
9. Beritahu klien bahwa manusia tidak ada yang sempurna,
semua memiliki kelebihan dan kekurangan.
10. Beritahu klien bahwa kekurangan bisa ditutup dengan
kelebihan yang dimilikinya.
11. Anjurkan klien untuk lebih meningkatkan kelebihan yang
dimilikinya.
12. Beritahu klien bahwa ada hikmah dibalik kekurangan
yang dimilikinya.
2. Klien dapat menyelidiki dirinya
2.1 Klien dapat menyebutkan cita-cita dan harapan yang
sesuai dengan kemampuannya setelah satu kali pertemuan.
Tindakan perawatan :
1.Diskusikan dengan klien ideal dirinya: Apa harapan selama
di RS, rencana klien setelah pulang, dan apa cita-cita yang
ingin dicapai.
2. Bantu klien mengembangkan antara keinginan dan
kemampuan yang dimilikinya.
3. Beri kesempatan klien untuk berhasil
4. Beri reinfocement positif terhadap keberhasilan yang telah
dicapai.
3. Klien dapat mengevaluasi dirinya.
3.1 Klien dapat menyebutkan keberhasilan yang pernah
dialami setelah satu kali pertemuan.
Tindakan perawatan :Bantu klien mengidentifikasi kegiatan
atau keinginan yang berhasil dicapainya dan kaji bagaimana
perasaan klien dengan keberhasilan tersebut.
3.2 Klien dapat menyebutkan kegagalan yang pernah dialami
setelah 1 kali pertemuan.
Tindakan perawatan : Bicarakan kegagalan yang pernah
dialami klien dan sebab-sebab kegagalan, kaji bagaimana
respon klien terhadap kegagalan tersebut dan cara mengatasi,
29

Jelaskan pada klien bahwa kegagalan yang dialami dapat


menjadi pelajaran untuk mengatasi kesulitan yang mungkin
terjadi dimasa yang akan datang.
4. Klien dapat membuat rencana yang realistis
4.1 Klien dapat menyebutkan tujuan yang ingin dicapai
setelah satu kali pertemuan.
Tindakan perawatan : Bantu klien memutuskan tujuan yang
ingin dicapai, Diskusikan dengan klien tujuan yang ingin
dicapai dengan kemampuan klien, Bantu klien memilih
perioritas tujuan yang mungkin dapat dicapainya.
4.2 Klien dapat membuat keputusan dan mencapai tujuan
setelah 1 kali pertemuan.
Tindakan perawatan : Beri kesempatan klien untuk melakukan
kegiatan yang telah dipilih, Tunjukkan keterampilan atau
keberhasilan yang telah dicapai klien, Ikut sertakan klien
dalam kegiatan aktivitas kelompok, Beri reinforcement positif
bila klien mau mengikuti kegiatan kelompok.
5. Klien mendapat dukungan keluarga yang meningkatkan
harga dirinya.
5.1 Keluarga dapat menyebutkan tanda-tanda harga diri
rendah : Mengatakan diri tidak berharga, Tidak berguna dan
tidak mampu, Pesimis dan Menarik diri dari realita.
Tindakan keperawatan : Diskusikan dengan keluarga tanda-
tanda harga diri rendah, Anjurkan setiap anggota keluarga
untuk mengenal dan menghargai kemampuan tiap anggota
keluarga, Diskusikan dengan keluarga cara berespons terhadap
klien dengan harga diri rendah seperti menghargai klien, tidak
mengejek dan tidak menjauhi, Anjurkan pada keluarga untuk
memberikan kesempatan berhasil pada klien, Anjurkan
keluarga untuk menerima klien apa adanya, Anjurkan keluarga
untuk melibatkan klien dalam setiap pertemuan keluarga.

4 Difisit perawatan diri Tujuan Umum :


berhubungan dengan koping Klien mampu merawat diri sehingga penampilan diri menjadi
individu tidak efektif adekuat
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat mengindentifikasi koping individu yang
adaptif dan maladaptif.
a. Dorong klien mengungkapkan perasaannya jika
menghadapi masalah.
b. Dengar ungkapan klien dengan penuh perhatian dan
empati.
c. Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien
30

yang positif.
d. Diskusikan bersama klien untuk memilih jenis koping
yang adaptif. Contoh : Bicara dengan orang lain,
olah raga, atau aktivitas yang yang konstruktif.
2. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif dalam
menghadapi masalah.
a. Dorong klien untuk melakukan koping yang adaptif
pada saat menghadai masalah. Kaji tentang tingkat
pengetahuan keluarga tentang kebutuhan perawatan diri
klien.
b. Beri penguatan dan pujian atas upaya yang berhasil dan
beri jalan keluar atas upaya yang belum berhasil.
31

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Tanggal No. Dx Implementasi Evaluasi Paraf
DX.I Salam terapeutik selamat pagi dik, ( ekspresi datar, tidak S : Nama saya S, saya suka dipanggil S
TUK.1 menjawab ) O : Bicara lambat, kontak mata kurang, suara pelan, sering menunduk dan
- Memperkenalkan diri terkesan pendiam, ekspresi datar.
- Berjabat tangan A : Hubungan saling percaya perlu ditingkatkan
- duduk berhadapan P : Pertemuan berikut pukul 12.00 topik mengenal halusinasi.
- mengingatkan kontrak
- menunjukkan sikap empati
Nama saya Subhan, saya mahasiswa PSIK, praktek disini
selama satu bulan dari hari senin jumat, nama saudara
siapa dan suka dipanggil apa? Bersama perawat disini S Saya mendengar suara-suara yang berkata-kata akan menyiksa anakku.
TUK.2 saya akan merawat pasien lain juga saudara, apakah saudara O ; Bicara lambat, kontak mata kurang, klien sering menunduk, kadang
mempunyai masalah, ada yang difikirkan? Saya akan bicara sendiri, tidak sesuai stimulus.
membantu saudara A : Klien mengenal halusinasi perlu ditingkatkan.
- Salam terapeutik Selamat siang S P : Pertemuan berikut tanggal 2-10-2002 jam 09.00-09.15 dan kita akan
- Mengingatkan kontrak, topik,waktu dan tempat bicarakan tentang cara mengontrol halusinasi.
Apakah S masih ingat pertemuan kita tadi pagi,
pertemuan sekarang akan membicarakan apa?
- Mengevaluasi kemampuan klien TUK 1, Apakah ..S
..masih ingat nama saya ?
- Membantu klien mengidentifikasi situasi yang menyebabkan
halusinasi.
Apakah S mendengar suara-suara.
Pada saat S sedang apa suara-suara itu terdengar, apa isi
32

suara itu.
- Mendorong klien mengungkapkan perasaannya pada saat
halusinasi. Bagaimana perasaan S pada saat
mendengar suara-suara itu.
- Memberikan pujian kepada klien atas ungkapannya selama
interaksi.
Bagus S tadi sudah mengungkapkan apa yang S rasakan
selama ini
- Menyimpulkan kemampuan klien selama interaksi.
S tadi mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan
yang berkata-kata akan menyiksa anakku, tetapi suara
itu hanya S yang mendengar, saya, perawat dan pasien
lain tidak mendengarnya, itu yang namanya halusinasi.
- Mengakhiri pertemuan, Baiklah Spertemuan kita cukup
disini.Tanggal 2- 10 2002 jam 09.00-09.15 dengan
topik cara mengontrol halusinasi, apakah ibu setuju?
TUK.3 - Salam terapeutik selamat pagi S.? S : Klien mengatakan untuk mengontrol halusinasi ada empat cara.
- Mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat. Pertama, harus berani mengatakan tidak mau mendengar suara-suara,
Apakah S masih ingat pertemuan kita tanggal 1-10-2002, kedua harus aktifitas misalnya mengikuti kegiatan terapi olraga, musik dan
pertemuan sekarang akan membicarakan apa? kelompok di ruangan, ketiga, minta tolong sama suster/perawat/keluarga
- Mengevaluasi kemampuan klien pada TUK sebelumnya, kalau mendengar suara-suara, keempat, minum obat teratur.
Apakah S masih ingat apa itu halusinasi? O : Ada kontak mata tapi kurang, mulai bicara tapi masih sulit dan lambat,
- Mengkaji tindakan apa yang biasanya dilakukan klien untuk orientasi klien dalam pembicaraan mulai sesuai topik, ekspresi tenang.
mengontrol halusinasi, Selama ini apa apa yang A : TUK 3 tercapai klien dapat menyebutkan cara memutus (mengontrol
dilakukan oleh S untuk mengontrol halusinasi. halusinasi ).
- Mendiskusikan dengan klien cara untuk memutus P : Pertemuan berikut nanti siang pukul 12.00-12.15 dengan topik guna
33

( mengontrol halusinasi ) obat untuk mengontrol halusinasi.


Untuk mengontrol halusinasi itu ada empat cara, pertama
harus berani melawan halusinasi dengan mengatakan
tidak mau mendengar suara itu lagi, kedua, dengan
melakukan banyak aktifitas ( menyapu, aktivitas olaraga,
aktivitas kelompok ) ketiga, meminta tolong
perawat/keluarga bila sedang halusinasi, keempat, minum
obat teratur.
- Meminta klien mengulangi apa yang sudah dijelaskan :
Coba ulangi S.apa yang sudah saya jelaskan tadi.
- Memberikan pujian atas kemampuan klien selama
pertemuan, S tadi sudah bisa menyebutkan cara untuk
memutuskan halusinasi, itu sudah bagus sekali, nanti S S : Klien dapat mengenali macam dan jumlah obat yang dimakan, klien
TUK.4 bisa coba. menyebutkan guna obat, klien mengatakan akan makan obat sesuai dengan
12.00- - Mengakhiri kontrak, Baiklah bupertemuan kita cukup peraturan dokter.
12.30 sekian. O : Klien memperlihatkan obat yang akan diminum, klien makan obat
- Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya topik, siang setelah makan siang.
tempat dan waktu, S bagaimana jika pertemuan kita A : TUK 4 tercapai klien dapat menyebutkan jenis,nama obat dan guna
lanjutkan nanti siang pukul 12.00-12.15 wib kita akan obat untuk mengontrol halusinasi.
bicarakan tentang gunanya obat untuk mengontrol P : Pertemuan berikutnya tanggal 3 10 -2002 pukul 09.00-09.15 yaitu
halusinasi apakah S setuju? menjelaskan pada keluarga agar klien mendapat dukungan dari keluarga
dalam mengontrol halusinasi.

DX.2 -Salam terapeutik, Selamat siang S ..?nampaknya S sedang


34

TUK.1. menunggu saya?


-Mengingatkan kontrak, topik dan waktu. Apakah S masih
ingat, kita akan membicarakan apa siang ini?
- Mengevaluasi kemampuan klien tentang TUK sebelumnya,
Apakah S masih ingat cara mengontrol halusinasi?
- Mengobservasi respon verbal dan non verbal saat ini.-
Mendiskusikan dengan klien macam obat yang
dimakan :Saat ini S makan obat 3 macam , namanya
CPZ (warnanya kuning orange) dan minumnya 2 kali 100 mg/
hari,
Trifluperazine (warnanya putih) 2 x 5 mg/hari dan
Tryhexypheridin 2 x 2 mg/hari ( warna )
dan guna obat adalah untuk menekan suara-suara dan
mengendalikan emosi.- Meminta klien untuk mengulangi
seperti apa yang telah didiskusikan.Coba sekarang S ulangi
apa yang sudah kita diskusikan tadi.Memberikan pujian atas
kemampuan klien mengungkapkan kembali hasil
diskusi,Bagus S..sudah dapat menjelaskan dengan baik,
berarti S sudah mengetahui guna obat.
TUK.5 - Menyampaikan salam Selamat pagi bu? S : - Halusinasi : persepsi yang salah tanpa rangsangan dari luar
3-10-2002 memperkenalkan diri,menyampaikan tujuan keluarga - Tanda-tandanya : bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tiba-tiba.
09.00- mendukung klien dalam hal mengontrol halusinasi dan - Timbul saat menyendiri/melamun, tidak timbul saat ada kegiatan
09.30 mendengarkan ungkapan keluarga dengan empati. - Memutuskan untuk mengatasi segera halusinasi untuk mencegah
- Mengenalkan kepada keluarga tentang masalah halusinasi : bahaya kekerasan atau bicara yang melantur.
pengertian halusinasi, sebab tibulnya halusinasi, tanda dan - Memberikan kegiatan rumah sehari-hari atau jika di rumah sakit
gejala, saat timbulnya, frekwensi dan isi mengajak klien untuk mengikuti kegiatan di ruangan misalnya terapi
35

- Membantu keluarga dalam memutuskan tindakan terhadap olah raga, musik, kelompok dan tidak memberi peluang klien untuk
masalah halusinasi, dengan menjelaskan akibat dari halusinasi menyendiri.
yang tidak terkontrol. - Membantu suasana rumah yang menyenangkan klien.
- Mengajarkan pada keluarga cara merawat klien halusinasi - Mengikutsertakan klien dalam aktifitas keluarga, akan bersama,
- Menjelaskan tentang cara memutuskan halusinasi yaitu : ngobrol bersama.
- Keluarga harus membantu klien saat klien - Membawa klien klien untuk kontrol teratur ke rumah sakit jika sudah
meminta bantuan pulang dan memastikan tidak pernah putus obat.
- Memberikan kegiatan di rumah O : Keluarga dapat dengan lancara menjelaskan kembali kemampuannya
- Menjamin diminumnya obat oleh klien di rumah selama diskusi.Keluarga nampak antusias mendengarkan dan dan
- Menganjurkan kepada keluarga menciptkan lingkungan bertanya tentang hal yang belum diketahui.
yang mendukung tidak munculnya halusinasi. A : TUK 5 tercapai keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang
- Menjelaskan kepada keluarga pentingnya kontrol ke rumah dijelaskan oleh perawat setelah diskusi.
sakit untuk mengetahui perkembangan penyakitnya P : Mengakhiri pertemuan, Baiklah bupertemuan kita cukup
- Mengevaluasi kemampuan keluarga tentang cara merawat disini.Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya,
klien dengan halusinasi topik,waktu dan tempat. Besok jam 09.00-09.15 tanggal 4-10-2002
- Memberikan pujian atas kemampuan keluarga kita akan bicarakan tentang mengenal perasaan yang menyebabkan S
mengungkapkan kembali apa yang dijelaskan selama menarik diri.
pertemuan
- Meminta keluarga terlibat aktif dalam proses keperawatan
selama di rumah sakit.

-Mengakhir pertemuan, Baiklah bupertemuan kita cukup


disini.Mengadakan kontrak untuk pertemuan
berikutnya, topik,waktu dan tempat. Besok jam 09.00-
09.15 tanggal 4-10-2002 kita akan bicarakan tentang
36

mengenal perasaan yang menyebabkan S menarik diri.


37

Вам также может понравиться

  • Berhentilah Merokok
    Berhentilah Merokok
    Документ1 страница
    Berhentilah Merokok
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Tugas Pak Joni
    Tugas Pak Joni
    Документ1 страница
    Tugas Pak Joni
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Assalamualaikum WR
    Assalamualaikum WR
    Документ1 страница
    Assalamualaikum WR
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • K Liping
    K Liping
    Документ4 страницы
    K Liping
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • LPSP 3
    LPSP 3
    Документ2 страницы
    LPSP 3
    ratna220693
    Оценок пока нет
  • Meal Plan Ku
    Meal Plan Ku
    Документ1 страница
    Meal Plan Ku
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • PIKET
    PIKET
    Документ1 страница
    PIKET
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Asfiksia Neonatorum
    Asfiksia Neonatorum
    Документ34 страницы
    Asfiksia Neonatorum
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Agama II
    Agama II
    Документ1 страница
    Agama II
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Askep Irf OK Amuk
    Askep Irf OK Amuk
    Документ21 страница
    Askep Irf OK Amuk
    Gendrux Zibbzibb
    Оценок пока нет
  • Halusinasi 242
    Halusinasi 242
    Документ5 страниц
    Halusinasi 242
    Deryck Webley
    Оценок пока нет
  • Menarik Diri.
    Menarik Diri.
    Документ15 страниц
    Menarik Diri.
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • SKIZOFRENIA
    SKIZOFRENIA
    Документ39 страниц
    SKIZOFRENIA
    Ryzkha Gso
    Оценок пока нет
  • Askep Im
    Askep Im
    Документ37 страниц
    Askep Im
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Leaflet Gizi Pada Balita
    Leaflet Gizi Pada Balita
    Документ2 страницы
    Leaflet Gizi Pada Balita
    Ema Siti Rohmah
    100% (1)
  • Struktur Organisasi
    Struktur Organisasi
    Документ3 страницы
    Struktur Organisasi
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Askep Im-2
    Askep Im-2
    Документ7 страниц
    Askep Im-2
    Lukman Irwn
    Оценок пока нет
  • Ketuban Pecah Dini
    Ketuban Pecah Dini
    Документ9 страниц
    Ketuban Pecah Dini
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Menarik Diri.
    Menarik Diri.
    Документ15 страниц
    Menarik Diri.
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Penyakit Gizi Anak
    Penyakit Gizi Anak
    Документ12 страниц
    Penyakit Gizi Anak
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Menarik Diri.
    Menarik Diri.
    Документ15 страниц
    Menarik Diri.
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Ilmu Keperawatan Dalam Kerangka Filsafat Ilmu
    Ilmu Keperawatan Dalam Kerangka Filsafat Ilmu
    Документ20 страниц
    Ilmu Keperawatan Dalam Kerangka Filsafat Ilmu
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Penyakit Gizi Anak
    Penyakit Gizi Anak
    Документ12 страниц
    Penyakit Gizi Anak
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Alur Fikir
    Alur Fikir
    Документ4 страницы
    Alur Fikir
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Undangan
    Undangan
    Документ3 страницы
    Undangan
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Persalinan Preterm
    Persalinan Preterm
    Документ10 страниц
    Persalinan Preterm
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • Undangan
    Undangan
    Документ3 страницы
    Undangan
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет
  • BAB I (Peka Budaya)
    BAB I (Peka Budaya)
    Документ2 страницы
    BAB I (Peka Budaya)
    Wiwin Nurindahc
    Оценок пока нет