Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Etiologi
b. Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma
sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan
antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan
mioma dengan dua cara yaitu: Mengaktifkan 17-Beta
hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada
mioma.(Baziad A)
c. Hormon Pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi
hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa, terlihat
pada periode ini memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari
mioma selama kehamilan mungkin merupakan hasil dari aksi sinergistik
antara hormon pertumbuhan dan estrogen(Baziad A)
Epidemiologi
a. Umur
Frekuensi kejadian mioma uteri paling tinggi antara usia 35-50
tahun yaitu mendekati angka 40%, sangat jarang ditemukan pada usia
dibawah 20 tahun. Sedangkan pada usia menopause hampir tidak pernah
ditemukan (Wiknjosastro, 2005). Pada usia sebelum menarche kadar
estrogen rendah, dan meningkat pada usia reproduksi, serta akan turun
pada usia menopause (Ganong, 2008). Pada wanita menopause mioma
uteri ditemukan sebesar 10%(Baziad A)
b. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma
uteri.(Baziad A)
c. Obesitas
Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini
mungkin berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi
estrogen oleh enzim aromatase di jaringan lemak (Djuwantono, 2005).
Hasilnya terjadi peningkatan jumlah estrogen tubuh, dimana hal ini dapat
menerangkan hubungannya dengan peningkatan prevalensi dan
pertumbuhan mioma uteri.(Baziad A)
d. Paritas
Wanita yang sering melahirkan lebih sedikit kemungkinannya untuk
terjadinya perkembangan mioma ini dibandingkan wanita yang tidak
pernah hamil atau satu kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tidak pernah hamil atau hanya hamil satu
kali.(Derek LJ)
e. Kehamilan
Angka kejadian mioma uteri bervariasi dari hasil penelitian yang
pernah dilakukan ditemukan sebesar 0,3%-7,2% selama kehamilan.
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
estrogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus
(Scott, 2002). Kedua keadaan ini ada kemungkinan dapat mempercepat
pembesaran mioma uteri (Manuaba, 2003).
Kehamilan dapat juga mengurangi resiko mioma karena pada kehamilan
hormon progesteron lebih dominan.(Derak LJ)
Klasifikasi
Mioma Submukosa
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus.
Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering
memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis lain meskipun
besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma
submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan
perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dengan
tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai
currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi
tangkai tumor. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada
mioma submukosa pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah
jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar
dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau
mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi, dan
infark. Pada beberapa kasus penderita akan mengalami anemia dan
sepsis karena proses di atas.(Ganong DKK)
Mioma Intramural
Mioma Subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol
pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat
tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter.(Hafiz R,DKK)
Mioma Intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain,
misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri
dari uterus sehingga disebut mondering/parasitic fibroid.
Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.
Mioma pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran servik
sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit.
Apabila mioma dibelah maka akan tampak bahwa mioma terdiri dari
berkas otot polos dan jaringan ikat yang tersusun sebagai kumparan
(whorle like pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat
longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma
ini.(Joedosapoetra MS)
Gambaran Klinik
Gejala dan tanda kasus mioma uteri secara kebetulan pada
pemeriksaan pelvik uteri, penderita tidak mempunyai keluhan dan tidak
sadar bahwa mereka mengandung satu tumor dalam uterus. Gejala-gejala
tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal, intramural, submucous)
digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan tidak normal
Perdarahan ini serng bersifat hipermenore; mekanisme perdarahan
ini tidak
diketahui benar, akan tetapi faktor-faktor yang kiranya memegang
peranan
dalam hal ini adalah telah meluasnya permukaan endometrium dan
gangguan dalam kontraktibilitas miometrium.
2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah
Dapat terjadi jika :
a. Mioma menyempitkan kanalis servikalis
b. Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga rahim
c. Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis
d. Terjadi degenerasi merah
Gejala nyeri tidak khas untuk mioma, walaupun sering terjadi. Hal
ini timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang
disertai dengan nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran
mioma submukosa yang akan dilahirkan, pada pertumbuhannya yang
menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan dismenorrhoe.
Dapat juga rasa nyeri disebabkan karena torsi mioma uteri yang
bertangkai. Dalam hal ini sifatnya akut, disertai dengan rasa nek dan
muntah-muntah. Pada mioma yang sangat besar, rasa nyeri dapat
disebabkan karena tekanan pada urat syaraf yaitu pleksus uterovaginalis,
menjalar ke pinggang dan tungkai bawah.(Joedosapoetra MS)
3. Tanda-tanda penekanan
Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi
mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus,
dan pada
pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung
kencing ialah
distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa
menyebabkan hidro uretre
4.Infertilitas dan abortus
Infertilitas bisa terajdi jika mioma intramural menutup atau menekan
pors interstisialis tubae; mioma submukosum memudahkan
terjadinya abortus.(Joedosapoetra MS)
b. Perdarahan Abnormal
Diperkirakan 30% wanita dengan mioma uteri mengalami kelainan
menstruasi, menoragia atau menstruasi yang lebih sering. Tidak
ditemukan bukti yang menyatakan perdarahan ini berhubungan dengan
peningkatan luas permukaan endometrium atau kerana meningkatnya
insidens disfungsi ovulasi. Teori yang menjelaskan perdarahan yang
disebabkan mioma uteri menyatakan terjadi perubahan struktur vena pada
endometrium dan miometrium yang menyebabkan terjadinya venule
ectasia.(Steawart E)
Miometrium merupakan wadah bagi faktor endokrin dan parakrin
dalam mengatur fungsi endometrium. Aposisi kedua jaringan ini dan aliran
darah langsung dari miometrium ke endometrium memfasilitasi interaksi
ini. Growth factor yang merangsang stimulasi angiogenesis atau relaksasi
tonus vaskuler dan yang memiliki reseptor pada mioma uteri dapat
menyebabkan perdarahan uterus abnormal dan menjadi target terapi
potensial. Sebagai pilihan, berkurangnya angiogenik inhibitory factor atau
vasoconstricting factor dan reseptornya pada mioma uteri dapat juga
menyebabkan perdarahan uterus yang abnormal.(Steawart E)
a. Atrofi
Tanda-tanda dan gejala berkurang dan menghilang karena ukuran
mioma uteri berkurang saat menopause atau setelah
kehamilan(Llewellyn,DKK)
b. Degenerasi Hialin
Perubahan ini sering terutama pada penderita usia lanjut
disebabkan karena kurangnya suplai darah. Jaringan fibrous berubah
menjadi hialin dan serabut otot menhilang. Mioma kehilangan struktur
aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya
sebagian kecil daripadanya seolah-olah memisahkan satu kelompok
serabut otot dari kelompok lainnya.(Llwellyn.DKK)
c. Degenerasi Kistik
e. Degenerasi Merah
Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam
miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu
miometrium terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau simpai
semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu
mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak.Jika ada satu mioma yang
tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan
konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus,uterus mioma
dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung
kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi Tetapi
masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada
mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan
rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi
perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi
anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh
lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain
itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang
mengalami kekurangan volume cairan.(LIM,DKK)
Diagnosis
Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma
lainnya, faktor risiko serta kemungkinan komplikasi yang terjadi. Biasanya
teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan bertambah
panjang serta adanya riwayat pervaginam terutama pada wanita usia 40-
an. Kadang juga dikeluhkan perdarahan kontak.(LIM,DKK)
Pemeriksaan Fisik
Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemriksaan bimanual rutin
uterus. Diagnosis mioma uteri menjadi jelas bila dijumpai gangguan kontur
uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit untuk
memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.(LIM,DKK)
Pemeriksaan penunjang
Temuan Laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini
disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat
besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada
beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara
polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma
terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan
kemudian menginduksi pembentukan eritropoietin ginjal.(LIM,DKK
Imaging
Penatalaksanaan
Konservatif
Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan
pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma
lebih besar dari kehamilan 10-12 munggu, tumor yang berkembang cepat,
terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil tindakan operasi.(tri kurniasari)
Medikamentosa
Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan
pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini.
Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi
pengganti sementara dari operatif.(tri kurniasari)
Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah
analog GnRHa (Gonadotropin Realising Hormon Agonis), progesteron,
danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen
lain seperti gossypol dan amantadine.(Tri Kurniasari)
Operatif
Miemektomi
Miemoktomi sering dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan
reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. dewasa ini ada
beberapa pilihan tindakan untuk melakukan miemoktomi, berdasarkan
ukuran dan lokasi dari mioma. tindakan miemektomi dapat dilakukan
dengan laparatomi,histerokopi maupun dengan laparoskopi.pada
laparatomi,dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangkat
mioma dari uterus/
keunggulan melakukan miemoktomi adalah lapangan pandang operasi
yang lebih luas sehingga penanganan pada pendarahan yang mungkin
timbul pada pembedahan miemektomi dapat ditangani dengan
segera.Namun pada miemoktomi serta laparatomi resiko perlengketan
lebih besar,sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada
pasien.disamping it masa penyembuhan paska operasi juga lebih lama
sekitar 4 sampai 6 minggu.pada miemektomi secara histeroskopi
dilakukan terhadap mioma submukosum yang terletak pada kafun
uteri.pada prosedur pembedahan ini ahli bedah memasukan alat
histeroskop melalui serviks dan mengisi kavun uteri dengan cairan untuk
memperluas dinding uterus.alat bedah dimasukan melalui lubang yang
terdapat pada histeroskop untuk mengangkat mioma submukosum yang
terdapat pada kavun uteri.keunggulan tehnik ini adalah masa
penyembuhan pasca operasi (2 hari). komplikasi operasi yang serius
jarang terjadi namun dapat timbul perlukaan pada dinding uterus,
ketidakseimbangan elektrolit dan pendarahan.(Budi R)
miemoktomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparaskopi.
Mioma yang bertangkai diuar kavun uteri dapat dianggkat dengan mudah
secara laparoskopi.mioma subserosum yang terletak didaerah permukaan
uterus juga dapat diangkat secra laparoskopi tindakan laposkopi dilakukan
dengan ahli bedah memasukan alat laparoskopi kedalam obdomen
melului insisi yang keci pada dinding abdomen.Keunggulan laparoskop
adalah masa penyembuhan pasca operasi yang lebih cepat antara 2-7
hari. resiko yang terjadi dalam pembedahan laparoskipo termaksud
perlengketan,trauma terhadap organ sekitar usus,ovarium,rektum serta
pendarahan. sampai saat ini miemektomi dengan laparoskopi merupakan
prosedur standar bagi wanita dengan mioma uteri yang masih ingin
mempertahankan fungsi reproduksinya.(Budi R)
Histerektomi
tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dengan
3 cara yait dengan pendekatan abdominal (laparotomi),vaginal, dan pada
beberapa kasuk secara laparoskopi. tindakan histeroktomi pada mioma
uteri sebesar 30% dari seluruh kasus.tndakan histeroktomi pada pasien
dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapati keluhan
menorhagia,metrorhagia,keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan
ukuran uterus sebesar usia kehamilan 12 smpai 14 minggu.(Budi R)
histeroktomi perabdominal dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu total
abdominal histerotomi (TAH) dan subtotal abdominal histerektomi
(STAH).Pemilihan jenis pembedahan ini memerlukan keahlian seorang
ahli bedah yang bertujuan untuk kepentinggan pasien.masing-masing
prosedur histerektomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan.subtotal
abdominal histerektomi dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang
lebih besar seperti pendarahan yang banyak,trauma operasi pada
ureter,kandung kemih,rektum.namun dengan melakukan STAH,kita
meninggalkan serviks,dimana kemungkinan timbulnnya karsinoma serviks
dapat terjadi.dengan meninggalkan serviks menurut penelitian kilkku,1983
didapat data bahwa terjadinya dyspareunia akan lbih rendah dibanding
yang menjalani TAH,sehingga tetap mempertahankan fungsi
seksual.(Budi R)
Komplikasi
a. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan ditemukan
hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75% dari
semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.(Bath RA)
Prognosis
Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.
Myomectomi yang extensif dan secara significant melibatkan miometrium
atau menembus endometrium, maka diharusken SC (Sectio caesaria)
pada persalinan berikutnya. Myoma yang kambuh kembali (rekurens)
setelah myomectomi terjadi pada 15-40% pasien dan 2/3nya memerlukan
tindakan lebih lanjut.(Bath RA)
Refrensi
American Cancer Society. Cancer Facts and Figures 2014. Atlanta,
Ga:American Cancer Society; 2014
Scott JR, Disala PJ, Hammond CB. 2002. Danforth Buku Saku Obstetric
dan ginekologi. Jakarta: Widya Medika, pp: 484-487.
Lim, Peter, Lee Yip PhD. 2004. Terapi Kanker. Jakarta. ISBN