Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

LAPORAN KASUS

IDENTITAS
Nama : Nn. Yuli
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan di payudara kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :


Terasa ada benjolan di daerah payudara sebelah kanan 2 minggu yang lalu. Diameter sekitar 3
cm.

Asesmen Pra-Anestesia Dan Sedasi


Riwayat Psikososial
Merokok (-), Alkohol (-), Kopi (-), Teh (+) kadang-kadang

Riwayat Pengobatan :
Riwayat minum jamu/herbal (-), obat-obatan warung (-), pengencer darah (-)

Riwayat Alergi
Obat (-), makanan (-), lateks/plester/debu (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Hipertensi (+) ibu, DM (-), Jantung (-)

1
Gangguan komunikasi
Tidak ada

HIV (-)?
Tidak ada

Apakah pasien memakai


Alat bantu dengar (-), gigi palsu (-)

Riwayat operasi
Tonsilektomi 2013

Khusus pasien wanita


Hamil (-), Menyusui (-)

PEMERIKSAAN LAB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin 11.9 g/dL 11.7-15.5
Trombosit 292.000
Jumlah leukosit 14.90 103/L 3.60-11.00
Faal Hemostasis
Masa perdarahan 3.00 menit 1.00-3.00
Masa pembekuan 5.00 menit 4.00-6.00
Kimia klinik
Ureum 17
Creatinin 0,9
Sgpt 17
Sgot 14
Gula Darah Sewaktu 104 mg/dL 70-200

2
KEADAAN PRA BEDAH
- Keadaan Umum : tampak sakit sedang
- Kesadaran : composmentis
- BB : 51 kg
- TB : 150 cm
- Tanda Vital :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 360C
RR : 20 x/menit

Pemeriksaan Fisik
Kepala : Normochepali
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-).
Telinga : tdk ditemukan kelainan
Hidung : tidak ditemukan kelainan
Mulut : bibir pucat dan sianosis (-), Tonsil tidak membesar
Leher : pembesaran KGB (-)

Dada :

Jantung : Batas jantung dalam batas Normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Simetris, retraksi costa (-), sonor dikedua lapangan paru, ronkhi
(-/-), wheezing (-/-)
Mamae : terdapat benjolan di mamae dextra dengan diameter 3 cm,
konsistensi padat,
Perut : simetris, supel, timpani, Bising usus (+), normal, Nyeri tekan
Epigastrium (+)

Ekstremitas : Hangat

- Diagnosis Pra-Bedah : Fibroadenoma Mammae Dextra


- Diagnosis Pasca Bedah : Fibroadenoma Mammae Dextra

3
- ASA :2
- Jenis Pembedahan : Exterpasi
- Jenis Anestesia : umum
- Premedikasi :-

PERSIAPAN OPERASI
- Puasa 6 jam
- Pasien dibawa ke ruang operasi
- Pasien diposisikan terlentang di meja operasi
- Sebelum dilakukan induksi pasien dipasang elektroda, manset TD, dan pengukur Sp02.

MEDIKASI
1. Fentanyl 0,05 mg
2. Propofol
3. Recuronium 30 mg
4. Ondansetron 4 mg
5. Ketorolac 30 mg
PASCA ANESTESIA
S: Gangguan pernapasan (-)
Gelisah (-)
Keluhan nyeri (-)
Mual-muntah (-)
Menggigil (-)

O: Kes: CM
TD 110/70, Nadi 95x/mnt, RR: 20x/ menit, S: 36c
SpO2: 100% ,
A: Post eksisi FAM dextra dengan genral anastesi, ASA 2.
P: - Observasi KU, TTV, Perdarahan, urin
-posisi supine, Head up 30
- OKSIGEN 3 LPM via NC

4
- bedrest 24 jam boleh mika, miki
- Puasa sampai BU (+)
- analgetik (tramadol 200 mg + ketrolac 30 mg) dalam RL 500 mg.
Aldrette Score

Kesadaran : (2) sadar, orientasi baik.


Warna : (2) Merah muda tanpa O2 SaO2 100 %.
Aktivitas : (2) 4 ektremitas bergerak.
Respirasi : (2) Dapat nafas dalam.
Kardiovaskuler : (2) Tekanan darah berubah < 20%.
Pasien dibawa kembali ke ruang perawatan biasa

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANASTESIA UMUM
Induksi anestesi
Adalah tindakan unutk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga
memungkinkan untuk dimulaiknya anestesi dan pembedahan. Induksi dapat dilakukan intravena,
inhalasi, intramuskular atau rektal.setelah pasien tidur, langsung dilakukan pemeliharaan
anestesi.

1. Induksi intravena
Obat induksi IV disuntikan dalam kecepatan antara 30 60 detik. Selama anestesi
pernapasan, nado, dan tekanan darah diawasi dan diberikan oksigen. Peopofol (recofol, diprivan)
IV dengan kepekatan 1% menggunakan dosis 2 3 mg/kgBB. Suntikan propofol sering
menyebabkan nyeri, sehingga satu menit sebelumnya sering diberikan Lidokain 1mg.kgBB
secara IV.

2. Induksi inhalasi
Induksi inhalasi dikerjakan dengan menggunakan Halotan (Fluotan)atau Suvofluran.
Induksi dimulai dengan aliran O2 >4liter/menit atau campuran N2O :O2 =3:1, dimulai dengan
Halotan 0,5vol% sampai konsentrasi yang dibutuhkan.
Induksi dengan Suvofluranlebih disenangi karena pasien jarang batuk, walaupun diberikan
sampai tinggi 8vol%.

B. Rumatan anestesi
Intravena
Rumatan anestesi dapat dikerjakan dengan cara IV (anestesi IV total), inhalasi atau dengan
inhalasi dan IV. Rumatan anestesi mengacu pada trias anastesi, yaitu sedatif, analgesik, dan
relaksan

6
Rumatan IV misalnya dengaan menggunakan Opioid dosis tinggi, Fentanyl 10
50ug/kgBB. Dosis tinggi Opioid menyebabkan pasien tidur dengan analgesik yang cukup,
sehingga tinggal memberi relaksasi otot. Rumatan IV dapat juga menggunakan dosisi
Opioid dosis biasa, tetapi pasien ditidurkan dengan infus Propofol 4 12 mg/kgBB/jam.
Bedah lama menggunakan total IV Opioid , relaksan dan ventilator. Untuk
mengembangkan paru digunakan inhalasi dengan udara O2 atau N2O + O2.

Inhalasi
Rumatan inhalasi biasanya menggunakan campuran N2O dan O2. 3:1 ditambah Halotan
0,5 2 vol% a, enfluran 2 4vol%, Isofluran 2 4 vol% , atau Sevofluran 2 4 vol%.

2. Inhalasi
- Sevofluran
Induksi yang lebih cepat dibanding dengan Isufluran. Baunya tidak menyengat dan
tidak merangsang jalan napas, sehingga lebih dipilih. Efek samping pada kardiovaskular
cukup stabil, jarang menyebbakn aritmia. Efek terhadap sistem saraf pusat seperti
Isofluran tidak toksik di hepar. Setelah pemberian Sevofluran dihentikan, dapat
dikeluarkan oleh tubuh.

Obat Anestesi
FENTANIL (SUBLIMAZE)

sediaan: 0,05 mg/ml 1 amp = 2ml = 0,1 mg

a. Penggunaan : analgesia, anesthesia


Turunan fenil piperidin
Agonis opioid yg poten
b. Dosis analgesi: IV/IM 25-100 ug (0,7-2 ug/Kg) 0,0007 mg 0,002 mg/kgbb
Dosis induksi: bolus IV 5-40 ug/Kg , dosis besar : 50-150 g/kgBB (untuk
induksi)
Dosis spinal: bolus 50-100 ug (0,1-0,4 ug/Kg)
c. Awitan aksi: IV 30 detik, IM <8 menit

7
Efek puncak: IV 5-15 menit
Lama aksi : 30 menit
d. farmakologi : merupakan zat sintetik sprit petidin dgn kekuatan 100x morfin. larut
dalam lemak dan menembus sawar jaringan dengan mudah. efek depresi napasnya
lebih lama dibanding efek analgesinya.

SEDASI

Propofol/ Recofol/ P. Lipuro/ > sediaan: 10 mg/ 1ml 1 amp 200 mg = 20 ml


a. Penggunaan
Obat induksi sedasi sadar, pemeliharaan anestesi,
pengobatan mual-muntah akibat kemoterapi/pasca bedah
b. Dosis
Sedasi sadar: bolus IV 25-50 mg (0,5-1 mg/KgBB)
Induksi: IV 2-2,5 mg/KgBB
Pemeliharaan: bolus IV 25-50 mg
Anti emetic: IV 10 mg
c. Eliminasi: hati, ekstrahepatik (paru)
d. Farmakologi
Merupakan obat hipnotik intravena diisopropilfenol yang menimbulkan induksi
anestesi yang cepat dengan aktivitas eksitasi minimal. Distribusi luas, eliminasi
cepat. Dosis indukasi berkaitan dengan apneu dan hipotensi akibat depresi miokard
langsung & penurunan tahanan vascular sistemik dengan perubahan nadi minimal.
Tidak mempunyai sifat analgesic, namun bukan antianalgesik seperti barbiturat.
Memiliki efek antiemetic intrinsic. Kemungkinan memiliki efek prokonvulsan dan
antikonvulsan. Mengurangi aliran darah otak, tekanan intrakranial, dan kecepatan
metabolic otak, mengurangi perfusi otak. Dapat terjadi pelepasan histamine dan
dapat terjadi rekasi anafilaksis. Tidak boleh untuk org asma
e. Farmakokinetik
Awitan aksi: 40 detik
Efek puncak: 1 menit
Lama aksi: 5-10 menit

8
f. Pedoman:
Kurangi dosis pada manula, pasien hipovelemik, tidak disarankan u/ pasien
peningkatan TIK, kontra indikasi pada pasien alergi telur atau minyak kedelai.
g. Efek samping
Kardiovaskular: hipotensi, hipertensi, bradikardi, takikardi, aritmia
SSP : sakit kepala, pusing, euphoria, kebingungan, klonik/mioklonik,
opistotonus, kejang
Pulmoner : depresi napas, apneu, bronkospasme, laringospasme
GI : mual, muntah
Alergik : eritema, urtikaria, pruritus

RELAKSAN
RECURONIUM BROMIDE (NOVERON)

sediaan: 10 mg/1ml

penggunaan : Relaksan otot nondepolarisasi

dosis : Intubasi; IV 0,8 mg/kg

pemeliharaan : IV, 0,15 mg/kg

infus : 9-12 g/kg/manit

farmakologi : Recuronium bromide relaksan otot skelet nondepolarisasi. untuk


memblokade nicotonic cholinereceptor pada motor and plate.3

Farmakokinetik: awitan aksi : <2menit

efek puncak : 3-5 menit

lama aksi :30-40 menit.

Absorbsi: IM dan IV

Pengeluaran recuronium tidak berubah melalui ampedu dan sekresi melalui ginjal sampai
30% dari dosis yang di berikan.

9
Efek terhadap kardiovaskuler dan pelepasan histamine tidak terjadi pada pemberian obat
ini.

Interaksi dengan obat yang lain meningkatkan efek :


Obat anastesi halogenbat nondepolarizing yang lain
Peberian dosis tinggi dari: pentotal, ketamine, fentanyl, profopol
Pemberian suxamethonium sebelumnya.
Antibiotic: aminoglicoside, licossamide, penicilin, tetracycline, metronidazole
dosis tinggi.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Latief, Said A. Dkk Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua. Bagian


Anestesiologi dan Terapi Intensif. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta, 2007.

2. Muhiman, Muhardi. Dkk Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1989.

3. Lunn, John N. Catatan Kuliah Anestesi, Edisi keempat. Penerbit Buku


Kedokteran. EGC. 2005.

4. Dobson, Michael B. Penuntun Praktis Anestesi. World Health Organization.


Penerbit Buku Kedokteran. ECG

5. Omoigui, sota. Buku saku Obat-obatan Anestesia, edisi II. Penerbit buku
Kedokteran, Jakarta EGC 1997.

11

Вам также может понравиться