Вы находитесь на странице: 1из 7

FNAM

2010
Something Dream*
Tuhan, rasanya biarlah ku lepas kembali dulu bahagiaku menjadi
pemain cinta. Dan akhir dari segala aku kan menuntun dia ke
hatiku, dan hanya satu dia di dalam sini. Aku tak ingin makhluk
Tuhan nan indah ini tersakiti batin sucinya. Rasanya tak pelak
aku menyakitinya, tapi begitu pula hal aku tak mau juga tersakiti.
Aku hanya bisa memandang wajahnya teduh. Dari jauh berharap,
apa dia tau. Aku harus bagaimana ?
Aku tak percaya ini. Sungguh Tuhan. Limpahkanlah segala kata kutukan untukku. Aku
sungguh sangat terpuruk kali ini. Lebih terpuruk dari segala hal apapun. Oh, rasanya nyaris tak
terdenting nadiku. Aku takut, aku lengah, aku bingung. Lebih dari hal apapun pula. Aku salah, aku
terlambat, aku terlambat memperbaiki semua. Apakah aku ini? Manusia ? Apa binatang predator
yang telah membawa jauh ke dasar kelamnya ? Aku menatap lirih hujan itu. Tetes jernih itu makin
menyakiti hatiku. Seakan menggores dalam disini, di hati, di batin, jauh di dalam batin. Bagaimana
tidak ? Keadaan ini sudah begitu kacau Tuhan. Tak mungkin lagi aku akan kuat dan bangun, dan
seruak berteriak. Aku melupakan semua itu. Biarkan semua berlalu. Oh, demi segalanya aku tak
sanggup.

Setiap aku mencoba menutup mataku, yang tergiang hanya dia. Matanya yang kecoklatan,
kuat dan tajam, jernih menyentuh, membuat aku tak bisa lepas memandang mata indahnya. Wajah
teduh lengkap dengan senyumnya yang memukau, yang begitu membuaiku. Yang terkadang
kacamata indahnya melengkapi sesekali anggun terlihat. Dengan jiwa lembut kuatnya itu. Oh, aku
tak sangka seperti ini. Kala aku punya seribu list perempuan nan mempesona, berratus list mantan
yang membuai nadi darahku, yang selalu siap menungguku, hanya dia yang membuat bertahan
untuk diam dan memandang bersih nan sucinya makhluk Tuhan ini. Tapi apa adanya, aku tak kuat.
Disaat sontak ku buat beribu wanita jatuh dalam sangkar hitamku, aku tak rela bila dia terlena masuk
dalam rangkap hinaku. Rasanya biar, aku tak sanggup lagi membagi bahagiaku dengan banyak
wanita dengan hatinya yang bakal terluka.

Tuhan, rasanya biarlah ku lepas kembali dulu bahagiaku menjadi pemain cinta. Dan akhir
dari segala aku kan menuntun dia ke hatiku, dan hanya satu dia di dalam sini. Aku tak ingin makhluk
Tuhan nan indah ini tersakiti batin sucinya. Rasanya tak pelak aku menyakitinya, tapi begitu pula hal
aku tak mau juga tersakiti. Aku hanya bisa memandang wajahnya teduh. Dari jauh berharap, apa dia
tau. Aku harus bagaimana ? Menjauh dan lari agar makhluk Tuhan ini tak tersakiti. Tapi aku tak
sanggup menjauh dari dirinya. Tuhan, tolong aku. Apa dayaku ?

Mama membelai rambutku, kusut. Lama tak kusisir. Biar batin yang mematahkan helainya.
Rasanya inginku memohon. Ma, berhenti membelai rambutku. Aku bisa mengatur hidupku sendiri.
Ya mungkin akhirnya aku mati juga toh. Aku ingin tidur, lupakan sejenak sakitku. Tuhan, bantu aku
lewati semua ini. Kuperlahan memejamkan semuanya. Hilangkan semua terang dunia sesaat. Bawa
aku dalam damai mimpi Tuhan. Kumenarik semua dinginnya dunia, ku bawa hangat dalam
menyelimuti selubung mimpiku. Tuhan, berkahi aku.
Tak kusangka, yang kutatap adalah wajahnya. Wajah itu, wajah teduh. Aku dimana ? Saat ku
sadar, aku masih ? Masih di sekolah. Ku kira ini mimpi. Aku tak bisa mengendalikan suatu keadaan
apapun. Bagas !! , suara itu jelas dari balik badanku. Dia, senyumnya menghatkan. Oh Tuhan, jadi
kaku bibirku melihatnya. Gas, ini baju yang kamu pesan dari butik kemarin. Bener kan Gas ? coba lu
liat dulu. Ntar ukurannya salah lagi , suaranya. Oh, terbuai aku Tuhan. Angggahghahhh, iyaiya. Size
M kan Bin ? Dah kok. Dah bener. Mmmaaamamakasih banyak sebelumnya , aku tersenyum sangat
lebar. Tak sadar, aku begitu terbata-bata barusan. Ada apa denganku. Tanganku selalu menjadi
mendadak dingin. Tulangku, selalu menjadi lemas mengkaku. Tak jelas adanya. Ohya, tumben-
tumbenan lu pulangnya lama banget ya hari ini ? biasa kan jauh sebelum anak-anak bubar ke
parkiran elu dah ngabur duluan. Hhaaa ? , tertawa kecilnya membuyar aku. Oh Tuhan, suaranya
membuatkan hatiku terbang. Flyyyy...

Jelas lah aku gak bakal pulang, sebelum benar-benar melihat dia pulang, dan dia tau harus
pulang dengan apa-apa. Syukur-syukur dia gak tau naik apa, jadi bisa aku tebengi. Hhhaaa. Bagas...
, tak sadar aku terlalu banyak diam. Gak, Bin. Gua masih nunggu Sandy Bin. Gak enak ninggalin
dianya Bin , aku tersenyum tipis dengan segala dayaku. Terimalah senyum hidupku untukmu
makhluk Tuhan yang indah. Aku tak sanggup menatapnya. Aku takut makin terbuai. Hhhaa, lu lucu
Gas. Yauda, gua duluan ya Bagas. Daahhhh , dia melambaikan tangan indahnya padaku. Oh Tuhan,
ini bukan mimpi. Bukan. Ini pernah terjadi.

Marsya menolehku. Bagas, kok bengong gitu? Makin jelek ntar kamunya. Hahahahaaa,
Bagas entar kalo lu sempat bales email gua ya. Ada yang mau gua bilang ama lu. Cau.. bye , Marsya
berlalu. Rasanya aku senang dekat dengan berbagai wanita, kepuasan tersendiri. Aku menuju pulang
ke rumah. Tak pernah ku tau. Lagi-lagi mereka. Perkumpulan anak-anak rada pada gak jelas. Apa
mau mereka lagi. TURUN WOOIII !! , teriaknya. Aku keluar sambil membanting pintu dengan
kerasnya, nyaris memutuskan satu jari komplotan itu. Mana janji lo ? Mana uang lo ? Lo mau mobil
lu gua bakar. Gua obrak abrik ha ? Janji lu busuk ANJING !! , omongannya berimbas pada kepalan
tangan yang dihantamkannnya ke hidungku. BAMM!! Hidungku berhiasi tetes darah. Apa lo ? PUAS
!! TENANG DIKIT NAPA SU? BESOK JUGA GUA BAYAR !! MERUSAK BANGET SIH LO ? MAEN
KEROYOKAN. MASIH BANYAK SABAR GUA SU !! , tentangku teriak. Gak usah makek ASU apa
segala macam deh lu ? Belagu sangar lu jadi ANAK CONGEK !! Lu dah ngancurin hidup gua gak usah
kebanyakan tingkah deh lu. HANJING !! BESOK.BESOK GAK ADA WAKTU BUAT BESOK !! . Gua
menepis tangannya yang bersiap memegang erat leherku. Tiba-tiba, kulihat dari ujung. Yes. Polisi
patroli. Aku pun bergegas masuk mobil. Keberuntungan benar-benar berpihak padaku. WOIII,
BANGSAT. LIAT AJA LU.Harta terbaik lu BAKAL ILANG , teriaknya. Aku pun berlalu.
Syukurlah Tuhan. Akhirnya, bagus aku pulang dan tidur. Gak ngurus gua, biar aja dia bakar
mobil gua, gua bisa beli baru. Biar aja di mukul gua, gua masih punya banyak komplotan daripada
cowok lemah gitu, cibirku dalam hati. HEH? Kulupakan semuanya. Kubuang segalanya. Biarkan aku
hening dengan diriku sendiri. Biarkan aku bebas dan bahagia dengan hidup yang kupunya. Ku buka
laptopku, tak perlu lama menunggu. Aku membalas email Masrya, berlanjut,berlanjut, dan berlanjut.
Berlanjut lagi dengan dering SMS di BB mewahku. Sampai aku terhenyang tidur dalam lelapku, tak
sadar. Semua emailnya dan SMS itu berbau mesra. Nyaris semua berkata SAYANG. Oh Tuhan,
kutuk saja diriku. Hahahaha !!

Pagi saat lonceng istirahat itu memulai gerombolan siswa memenuhi kantin, satu cocok yang
kucari. Makhluk Tuhan yang indah itu. Dimana dia ? Aku takut tak meilhatnya hari ini. Aku ingin
menatapnya. Aku ingin melihat saat dia mengunyah BAKPAO kukus itu lembut. Lucu, terkesan sangat
imut untukku. Aku melihatnya, aku melihatnya. Aku terbuai lagi. Oh Tuhan, aku terbuai lagi. Liatin
terus tu. Hahahaaa, cieee. Gua tau lu sukak kan ama dia ? Gak usah sok nolak deh lo! Terkesan
makin 4L4y kalo lu munafik kayak gini, Jenat jelas menggangguku. Apalagi dengan muakanya yang
begitu dekat dengan mukaku ? Diam ah lu KEBO !! banyak omong ah lu. Berisik MOYONG ,
sontakku.

Kebukti kalo lu yang jelas-jelas yang menggilai dia. Lagian dia juga dia udah ada yang
punya. Dan lu jelas panas dan kayak cacing kremi kalo mereka pacaran, lo yang paling gak bisa diam.
@#%$^^*&()^$#$@@%^ blahblahblahblah, aku terdiam, ntah apa yang bakal ku jawab. Aku jelas
tak tau. BODOH !! Mau ngomong apa lagi lu ? Dah deh ? Kalo udah ngomong dia lu bawakannya
BISUUUU mulu !! HAHAHAHAAA , suara ketawa gelinya makin membuatku muak dan geram. Ku
jitak kepalanya dan nyaris berteriak di kupingnya ! OGAH GUA SUKAK SAMA BINTANG? MASIH
SUKA GUA SAMA MBAK SURTI DARIPADA BINTANG !! KACUNG , puas ku teriak. SIAL! Aku lupa dia
masih ada di kantin. Aku takut dia dengar. Apa tanggapannya? Apa dia bakal malah membenciku?
Oh tidak TUHAN !!. Ah, udah deh BAGAS PRASETYA. Bintang Nadiffa hanya milikmu seorang.
HAHAHA , ketawa gelinya makin meledak. Dah deh, aku lebih baik diam. Jenat emang sirikan gitu.

Aku memutuskan masuk kelas. Menghabiskan masa-masa indahku dengan guru FISIKAku
tercinta. Pak Alran. Haduh, haduh. Ntuh bapak-bapak ganteng banget. Baeknya setengah hidup
setengah mati. Muachmuach deh. Hahahaha, padahal sesuka sukanya aku dengan sosok
kewibawaannya yang menggairahkan, nilaiku gak pernah tembus 75 di raport. Hhhaaaa, parah tu
Bapak. Gak da rasa belasungkawanya ama nilai aku. Yang kutunggu-tunggu sekarang adalah lonceng
tanda pulang cepat-cepat deh bunyinya. Takut ntar mobil aku digeledah lagi sama Jenat, kayak
minggu lalu. Saat aku menaiki tangga, menuju pintu gerbang sekolah. Ku lihat dia, BINTANG
NADIFFA. Sendiri, termenung dengan wajahnya yang... OH TUHAN, membuatku mabuk. Rasanya
ingin bersamanya. Bin, lo kok belum pulang? Biasanya dah ngabur jam segini ? , aku mencoba
basa-basi. Ehmm. Eh Bagas. Hari ini aku gak bawa mobil, tadi pagi diantar masku. Kayaknya dia gak
bisa jemput. Lagi nyari tebengan aja ni Gas, senyum tipisnya makin membuat. Ah.. entahlah.

Pulang sama gua aja ya. Lagian kan mumpung gua lewat rumah lu ? Gimana ? , aku
mencoba menawarkan dengan penuh keikhlasan tentunya. Loh? Lewat rumah gua? Ngapain Gas
?. Gua mau ambil seragam pertandingan futsal di rumah Bayu. Kan dia satu lorong ama lu Bin ,
padahal niat awal aku mau ngambilnya ntar malam. Hahaha, alasan biar Bintang ma ikut. Dia
menggangguk pelan sambil tersenyum cerah. Rona merah pipinya jelas kelihatan. Putih bersih
kulitnya makin memikatku. Sepanjang 45 menit aku bersamanya aku habiskan untuk bercanda tawa
dan banyak ngobrol dengannya. Kuakui, dia orangnya low profile dan enak banyak diajak ngomong,
apalgi curhat. Itu dia yang membuatku takut berbicara lama dengannya. Takut spechless.

Ahhhh. Seperti yang kusangka. Mereka menghadangku lagi. Waduh, mampus aku. Muka
Bintang lansung heran dan cemas. Ada apa ni Gas. Kok ? , tanyanya. Aku Cuma mengangkat
bahu.TURUN WOIII !!, sepertinya kali ini mereka gak main-main. Mereka benar-benar
menjobolkan kaca mobilku. Mereka mengeluarkan aku dari mobil. Dan lebih dari 3 orang
mengeroyok dan membabak belurkan badanku. DAN, bisik salah satu lelaki yang matany jelas
mengarah ke Bintang. TAKAT, katanya. OH TIDAK TUHAN. Bukan aku yang disiksa layaknya hewan.
Bintang diseret dan ditampar keluar dari mobil, yang kutau oleh 2 sosok orang yang tak jelas
rautntya olehku. Inginku melawan, aku tak sesuatu terjadi pada Bintang. DAMN, kepalaku
mendadak pusing. Suara nyaring jelas terdengar di telinga. Pukulan demi pukulan menghantamku.
Pandangaku hitam. Dan, lenyap. Aku tak sadarkan diri.

Saatku membuka, yang kulihat bukan seperti yang kumau. Ini lebih menyedihkan. Aku
melihat Bintang disiksa. Banyak mengeluarkan darah. Matanya meraung. Suaranya merintih sakit.
Bajunya mulai dikoyakkan. Badannya direbahkan. Oh Tuhan, jangan. Darah demi darah menetes.
Badan seseorang yang terlalu kupuja penuh lebam. Oh tidak, di depan mataku orang yang
KUSAYANG JELAS DIANIAYA DAN DIPERKOSA. Jelas, aku tak sanggup. Darahku yang tak hentik keluar,
air mata yang tak henti meluap. Dan rasa-rasa ingin mati. Aku tak bisa apa-apa. Memindahkan jariku
sejengkal saja tak bisa. Yang kubisa adalah, diam. Dan, sangat-sangat berdosa aku kali ini. Kenapa
tadi aku mesti ngajak Bintang sama aku ? Tuhan. Lebih dari 30 menit aku tak sanggup melihat tragedi
itu. Aku ingin mati Tuhan. Lalu, aku ditinggalkan dengan keadaan yang nyaris sekarat. Saat ku tau,
aku sudah berada si salah satu kamar inap di sebuah rumah sakit, mama memelukku. Mama
menangis.

Aku jelas shock. Yang kucari sekarang adalah. Bintang, mana Bintang ? Aku sedikit bergerak,
membuat mama tergerak dan bertanya ? Kamu nyari Bintang ya sayang ? kamu masih lemah,
sebentar lagi kita ke tempat Bintang ya , mama mencium keningku. Diluar tanpa ribut, kusam,
diantara beberapa orang berteriak, dan ada pula yang menangis. Ku lihat Tara, sahabat Bintang. Dia
menangis, berlutut, sambil berkata, Gak mungkin Bintang... BINTANG MENINGGAL !!. Dass, sakit
itu sampai ke batinku. Tuhan, mengapa ini terjadi kepadaku ? Mengapa ? Aku ingin mati sekarang
Tuhan. Kau biarkan aku hidup dengan derita selalu bersalah dan mengenangnya Tuhan? Jangan
biarkan aku hidup ? jangan Tuhan.

Aku salah, aku memukuli anggota geng itu sampai koma karena amarahku. Mereka hanya
minta pertanggung jawabanku buat membayar kerugiannya. Tapi berbulan aku seolah lari. Dan saat
aku lari dari janjiku, mereka menepati janji mereka. MENGAMBIL HARTA TERBAIKKU. Tuhan,
kejamnya hidupku saat ini. Mengapa tak harta materi. Mengapa harta nyawa yang Kau berikan pada
mereka. Semua salahku. Tuhan, kembalikan waktu. Kembalikan. Agar tak ada musuh, agar tak ada
perang. Agar tak ada hati yang mati seperti ini Tuhan. KUMOHON. Aku terdiam, mama memulukku
erat, seraya berkata. Mama tau kamu sayang Bintang. Kamu harus tegar, meski kamu sangat
kehilangan . Semuanya hitam. Mungkin kala itu aku mati. Mungkin kala itu aku membayar nyawa
Bintang.

Bagas!! WOI BAGAS. Bangun, lu dipanggil Pak Arlan noh. , tiba-tiba Jenat
membangunkan aku. Oh Tuhan, dimana aku ? mengapa aku nggak mati ? dimana ini ? Di
kelas. Rumah sakit, kejadian itu? Bintang ? Dimana semuanya. BAGAS?, Pak Arlan
menyebut namaku keras. Iya Pak, seruku. Kerjakan soal nomor 47 di depan. Tolong ya
nak . Dengan muka yang jelas agak sedikit bingung, aku pun maju dan mengerjakan soal
itu. Bukan aku tak tau mesti menulis apa? Tapi aku tak tau apa yang terjadi kini. Saat
kembali duduk, Jenat mulai sirikannya. Eh, Gas. Gua bantu gebukin si Arman kepala geng
itu ? , Ha? Hanya bingung, remang. Aku pun tersentak. Kulihat jamku yang lengkap dengan
tanggal dan hari. Masih 26 Februari ? Tapi kan ? Kemarin seinggatku sudah berlalu lama.
Yah, kelamaan molor berarti akunya. Aku sudah terlanjur takut. Sepulang dari sekolah, aku
memilih berdamai dengan Arman. Ah, bagaimana pun caranya yang penting damai.
Yang tak sanggup ku terka adalah ekspresi Jenat saat ku bilang, Lu mau deketin gua
lagi ama Bintang ?. Jelas Jenat dan tertawa dan teriak-teriak. Kali ini aku tak mau
kehilangan dia. Mimpi itu menguguhkan rasaku. Aku rela membagi rasa bahagiaku. Bahagia
hidup di dalam pelukan cewek-cewek cantik. Aku hanya ingin satu hati, Bintang. Dan aku tak
ingin kehilangan dia. Cukup di mimpiku.

Вам также может понравиться

  • Cover
    Cover
    Документ2 страницы
    Cover
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • PDF Abstrak 83112
    PDF Abstrak 83112
    Документ2 страницы
    PDF Abstrak 83112
    Teksis IRena
    Оценок пока нет
  • Lapkas Hernia Scrotalis Dextra
    Lapkas Hernia Scrotalis Dextra
    Документ34 страницы
    Lapkas Hernia Scrotalis Dextra
    Novia Winardi
    Оценок пока нет
  • Referat Obgyn
    Referat Obgyn
    Документ66 страниц
    Referat Obgyn
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cover Referat
    Cover Referat
    Документ1 страница
    Cover Referat
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cerpen 1
    Cerpen 1
    Документ8 страниц
    Cerpen 1
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Kesadaran Menurun
    Kesadaran Menurun
    Документ8 страниц
    Kesadaran Menurun
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Ihsan Aprija
    Оценок пока нет
  • Cerpen 10
    Cerpen 10
    Документ9 страниц
    Cerpen 10
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cerpen
    Cerpen
    Документ7 страниц
    Cerpen
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Paparan Listrik
    Paparan Listrik
    Документ20 страниц
    Paparan Listrik
    Sinu Pajar Sigit Nugroho
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ6 страниц
    Bab V
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cover Lapkas
    Cover Lapkas
    Документ1 страница
    Cover Lapkas
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • FHGFHGFH
    FHGFHGFH
    Документ5 страниц
    FHGFHGFH
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Документ1 страница
    Cover Jurnal
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Fix Cover
    Fix Cover
    Документ1 страница
    Fix Cover
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cover Jurnal
    Cover Jurnal
    Документ1 страница
    Cover Jurnal
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Cerpen 1
    Cerpen 1
    Документ8 страниц
    Cerpen 1
    Fairuz Najla Aslam
    Оценок пока нет
  • Paparan Listrik
    Paparan Listrik
    Документ20 страниц
    Paparan Listrik
    Sinu Pajar Sigit Nugroho
    Оценок пока нет