Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
SKRIPSI
Diajukanuntukmemenuhitugasakhir
FakultasKedokteran
Universitas Islam Bandung
RIFA FAUZIA
10100109010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
PENGOBATAN SENDIRI PADA KELOMPOK IBU RUMAH
TANGGA DI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2014
SKRIPSI
RIFA FAUZIA
10100109010
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang telah dibuat oleh nama tersebut
diatas telah diperiksa dan direvisi, secara lengkap dan memuaskan, sehingga
dapat diajukan dalam sidang skripsi
QS Yunus: 57
Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada
dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sebagai pemegang
memberikan kami secercah ilmu dan kemampuan dalam menyusun laporan akhir
dari penulisan skripsi. Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada
junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan
kebenaran.
Tangga di Kabupaten Purwakarta penulisan ini adalah guna memenuhi salah satu
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran yang sedang penulis tempuh
Dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya pada para pihak yang telah membantu baik secara langsung
Bandung Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF beserta staf yang telah memberikan
kontribusi dan membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih
banyak kepada dosen pembimbing I, Titik Respati, drg., MSc.PH dan Dosen
penulis tiada henti agar penulis dapat melaksanakan tugas dan kewajiban penulis
iii
dengan baik. Terimakasih kepada Budiman, dr., M.KM, Dadi S Argadireja, dr.,
MPH., DTM&H, dan Susanti Dharmika, dr., SpRM, selaku pembahas yang telah
memberikan kritik dan saran dalam memperbaiki skripsi ini. Kepada dosen wali
Ratna Dewi Indi Astuti, dr. yang selalu memberikan dukungan dan doa. Kepada
kepada kedua Orang Tua, Kakak, adik, dan keluarga besar yang saya sayangi dan
saya banggakan karena telah memberikan dukungan sarana dan prasarana bagi
penelitian ini. Kepada teman dan sahabat seperjuangan, Gisela, Winda, Serly, dan
Semoga segala amal kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis
mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, penulis berharap skripsi
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .. i
ABSTRACT .. ii
KATA PENGANTAR .......... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Aspek Teoritis .................................................................. 7
1.4.2. Aspek Praktis .................................................................. 7
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 30
4.2 Konsep Sehat dan Sakit ..................................................................... 30
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan
sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan.1 Kesehatan seseorang tidak dapat diukur dari aspek fisik, mental, dan
sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan
dalam bidang kesehatan, salah satunya program Indonesia Sehat. Untuk mengukur
hidup sehat. Kesadaran masyarakat untuk menjaga diri agar tetap sehat dengan
1
2
dilakukan untuk penanggulangan secara cepat dan efektif keluhan yang tidak
dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag,
swamedikasi. Obat yang digunakan adalah obat keras dan obat bebas terbatas,
namun dari data masyarakat lebih banyak menggunakan obat bebas untuk
swamedikasi.
jika sakit atau ada anggota keluarga yang sakit masih berusaha untuk mengobati
tradisional. Data laporan hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa sekitar 82.0%
diketahui.6
pengobatan sendiri antara lain yaitu; aman bila digunakan sesuai dengan aturan,
biaya, efisiensi waktu, ikut berperan dalam mengambil keputusan terapi, dan
pendidikan baik melalui jalur formal maupun informal, serta biaya pengobatan
yang meningkat.
yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas.10 Semua obat yang
termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas wajib mencantumkan
keterangan tentang kandungan zat, kegunaan, aturan pakai, dan pernyataan lain
aturan adalah apabila cara menggunakan obat sesuai dengan keterangan yang
tercantum pada kemasannya. Pengobatan sendiri yang tidak sesuai dengan aturan,
selain dapat membahayakan kesehatan juga pemborosan waktu dan biaya karena
Obat bebas dan obat bebas terbatas bukan berarti obat tersebut bebas efek
yang benar, dan pengetahuan pengguna tentang resiko efek samping dan
ketidakcocokan dan ketidak efektifan sehingga obat tidak berguna atau bahkan
bebas dan obat bebas terbatas adalah penggunaan obat antimikroba.12 Penggunaan
negara yang mempunyai beban tinggi kekebalan kuman terhadap obat di dunia. Di
tepat.13
mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat sesuai dengan karakter dan
mereka lakukan adalah dengan menggunakan obat bebas yang di sarankan oleh
puskesmas dilakukan ketika penyakit semakin parah atau penyakit tidak kunjung
sembuh.14
sebesar 38.24% perempuan dan 36.43% laki-laki. Biasanya keluhan penyakit yang
asma/sesak nafas (2.46%), diare/buang air (2.14%), sakit kepala (yang 7.77%),
sakit gigi (2.36%), dan keluhan lainnya (13.09%). Pada umumnya masyarakat
kesehatan di dapatkan 292.024 orang yang mengeluhkan rasa sakit dan sebanyak
oleh ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga dianggap lebih mengetahui kondisi
kesehatan anggota keluarganya. Ibu rumah tangga memiliki kepekaan yang lebih
6
mengelola rumah juga bertugas mengurus kesehatan setiap anggota keluarga. Ibu
rumah tangga lebih kritis dan berperan dalam mengambil keputusan masalah
kesehatan tanpa tidak melupakan peran kepala keluarga dalam rumah tangga.
mereka inginkan baik di apotik maupun di toko obat dengan mudah. Tidak sedikit
diantara mereka yang membeli obat golongan keras untuk melakukan pengobatan
penting untuk diteliti, maka peneliti mengambil topik penelitian mengenai Faktor
Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pengobatan sendiri pada kelompok
1.3 Tujuan
Purwakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
pandang biologis ini, yang dimaksud dengan makhluk hidup mulai dari tumbuhan,
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut
Stimulus Organisme
merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal), dan respons
merupakan faktor dari dalam diri (faktor internal). Faktor eksternal atau stimulus
8
9
yang memiliki peran yang dominan dalam membentuk perilaku manusia adalah
faktor sosial dan budaya, sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang
fantasi, sugesti.14,15
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan
menjadi dua :
terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat
terbuka. Respon tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek
(practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. 15
seseorang. Stimulus yang sama dapat menghasilkan respons yang berbeda pada
setiap individu. Menurut Benyamin Bloom (1908), perilaku manusia terdiri tiga
10
1. Pengetahuan (Knowledge)
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
e. Sintesis (Synthesis)
f. Evaluasi (Evaluation)
11
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan respons yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek
tertentu. Batasan dari manifestasi sikap dapat disimpulkan bahwa sikap tidak
a. Menerima (Receiving)
yang diberikan.
b. Menanggapi (Responding)
dihadapi.
c. Menghargai (Valuing)
Bertanggung jawab atas yang telah dipilih dan diyakini dengan segala
Adanya sikap belum tentu akan menjadi suatu tindakan (overt behavior),
karena untuk menjadi suatu tindakan diperlukan faktor lain yang mendukung,
antara lain terdapat fasilitas atau sarana dan prasarana, serta faktor dukungan
kualitasnya:
c. Adopsi (Adoption)
tertentu karena adanya alasan pokok, yang termasuk ke dalam teori thoughts and
a. Pengetahuan
lain.
b. Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Menerima
c. Sikap
13
tertentu, sering diperoleh dari pengalaman sendiri ataupun dari orang lain
Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa yang dikatakan atau
Sumber daya ini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya.
tiga, yaitu:
14
Perilaku sakit berkaitan dengan respons seseorang yang sakit atau terkena
Saat seseorang atau keluarganya sakit, ada beberapa perilaku yang muncul,
antara lain:
Orang sakit (pasien) memiliki hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang
sakit. Hak dan kewajiban ini disebut sebagi perilaku peran orang sakit, yang
meliputi:
atau perawat.
2.3 Pengobatan
biaya, dan hemat waktu, serta sifatnya sementara, yaitu penanggulangan pertama
sebelum berobat ke puskesmas atau mantri. Pengobatan sendiri yang benar (sesuai
dengan aturan) masih rendah karena umumnya masyarakat membeli obat secara
eceran sehingga tidak dapat membaca keterangan yang tercantum pada kemasan
obat.27
sendiri adalah efisiensi waktu, biaya lebih hemat, cepat sembuh, akses lebih
Pengobatan sendiri merupakan bagian dari perawatan diri yang termasuk dalam
Keuntungan pengobatan sendiri antara lain aman bila digunakan sesuai dengan
petunjuk dokter atau tenaga medis, untuk mengatasi sakit atau keluhan kesehatan
dengan menggunakan obat. Penyakit atau keluhan yang dimaksud antara lain
demam, batuk, pilek, nyeri kepala, diare, sakit gigi, pegal linu, dan sesak nafas.
Pengobatan sendiri hanya boleh menggunakan obat yang termasuk golongan obat
Tanda golongan obat harus tercantum pada setiap kemasan obat. Semua
obat yang termasuk golongan obat bebas dan obat bebas terbatas wajib
pakai, dan pernytaan lain yang diperlukan dalam setiap kemasan.11 Semua
kemasan obat bebas terbatas wajib mencantumkan tanda peringatan apabila sakit
obat bebas dan obat bebas terbatas adalah dengan menggunakan obat
tidak tepat dan terus menerus dapat menghasilkan bakteri yang resisten atau dapat
yang menggunakan antibiotik tidak tepat maka bakteri yang sensitif akan terbunuh
Resistensi terjadi ketika bakteri berubah dalam satu atau lain hal yang
menyebabkan turun atau hilangnya efektivitas obat, senyawa kimia atau bahan
lainnya yang digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi. Bakteri yang
pilek,dan sebagainya.
4. Penggunaan monoterapi
yang fatal. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang gagal berespon
antara lain (a) tepat golongan, (b) tepat obat, (c) tepat dosis, dan (d) lama
aturan adalah penggunaan obat bebas atau bebas terbatas sesuai dengan
2. Penggunaan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
pusat pelayanan kesehatan, serta biaya yang dikeluarkan relatif lebih murah.
keyakinan serta faktor paparan eksternal yang dapat membuat seseorang bertindak
untuk melawan atau mengobati penyakitnya. Faktor tersebut antara lain adalah:
penyakit.
menghalanginya.
6. Self efficacy yaitu tingkat kepercayaan diri bahwa seorang individu mampu
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau
fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat,
teliti, dan kehati-hatian dalam membuat kerangka kerja, desain penelitian secara
yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari
diskusi kelompok dan suatu pertemuan dengan peserta yang diundang oleh
dengan fokus atau titik perhatian, melalui pembicaraan terarah. Interaksi diantara
wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik.
dsb). Diskusi grup terfokus dan metode kualitatif lainnya sebenarnya lebih sesuai
mengajukan pertanyaan.
maupun informasi mengenai suatu permasalahan yang bersifat lokal dan spesifik,
dan untuk mengumpulkan tentang pendapat suatu kelompok mengenai suatu hal.
Karakteristik dalam diskusi grup terfokus adalah dalam satu kelompok terdiri dari
presepsi pribadi mereka mengenai masalah atau kejadian yang mungkin memicu
lebih jelas dan mendapatkan pemahaman baru melalui interaksi mereka dengan
moderator, 1 (satu) pencatat proses, 1 (satu) pengembang peserta dan 1 (satu) atau
2 (dua) orang logistik dan blocker. Tugas utama moderator atau fasilitator adalah
menjamin terbentuknya suasana yang akrab, saling percaya dan yakin diantara
dengan menekankan bahwa semua pendapat dan saran mempunyai nilai yang
sama dan sama pentingnya dan tidak ada jawaban yang benar atau salah, cukup
dan bersifat memancing peserta untuk berfikir, perlu adanya garis besar topik
beberapa orang tertentu memonopoli diskusi dan memastikan bahwa setiap orang
atau tanggapan yang berupa bahasa tubuh atau non verbal, mendengarkan diskusi
dapat berpindah dengan lancar dan tepat pada waktunya sehingga semua masalah
dapat dibahas sepenuhnya. Lama pertemuan tidak lebih dari 90 menit, untuk
menghindari kelelahan.
Peserta diskusi adalah orang dari populasi sasaran terpilih secara acak
sehingga dapat mewakili populasi sasaran. Tetapi seringkali cara ini tidak
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam dirinya
dan juga faktor diluar dirinya seperti pengaruh dari orang-orang terdekat dan
sendiri penyakit yang diderita merupakan salah satu tingkat respon terhadap sakit
dan penyakit. Perilaku pengobatan sendiri dipengaruhi oleh faktor internal dan
penyakitnya. Faktor internal dan ekstrenal terdiri dari tokoh (orang tua, keluarga,
tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala desa), manfaat, waktu, jarak pelayanan
Self Efficacy
Perceived succeptibility
Perceived severity
Perilaku
Pengobatan
Perceived benefits sendiri
Perceived barriers
Cues action
BAB III
METODE PENELITIAN
Kabupaten Purwakarta.
3.1.1 Narasumber
tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Narasumber merupakan sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini narasumber yang digunakaan
penelitian yang akan diteliti. Jumlah narasumber tidak dapat ditentukan. Ketika
informasi yang didapat dari narasumber sudah mencapai kejenuhan data maka
kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian tentang
suatu kesatuan sistem. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa,
atau sekelompok individu yang terkait oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu.
25
26
mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. Kasus sama
kesimpulan dari populasi. Studi kasus ini bertujuan mengembangkan metode kerja
tentang suatu kasus. Kelebihan penelitian kualitatif dengan model studi kasus
adalah bersifat luwes dalam hal metode pengumpulan data yang digunakan.
Metode yang digunakan dalam studi kasus antara lain wawancara, observasi,
percakapan kelompok dengan suatu tujuan, menggali suatu topik yang baru dan
membahas topik yang menarik bagi peneliti. Biasanya dalam satu kelompok
pemahaman baru melalui interaksi mereka dengan orang lain dalam kelompok.
yang terkait dengan penelitian. Anggota forum grup diskusi terdiri dari ibu
rumah tangga.
5. Segera setelah FGD dilakukan, peneliti akan melakukan transkripsi dan reduksi
data. Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan dan penyederhanaan data
hasil wawancara.
deskripsi naratif.
Langkah ini dilakukan sesuai dengan bagan analisis data dari Miles dan
Penyajian Data
Pengumpulan Data
Kesimpulan-kesimpulan
Reduksi Data Penarikan/verifikasi
Purwakarta
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity) Dalam
serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
amd confidentiality)
baik nama maupun alamat asal subjek untuk menjaga anonimitas dan
responden.
penelitian.
and benefits)
Penelitian ini dilakukan dengan metode diskusi grup terfokus (FGD) yang
orang yang terpilih yang membahas topik yang menarik bagi peneliti. Diskusi
grup terfokus ini dilakukan sebanyak 3 kali, dimana dalam satu kali diskusi
Kabupaten Purwakarta.
adalah sehat secara fisik, rohani, hidup berdasarkan pola hidup bersih dan sehat,
mereka yang tidak punya penyakit, dan tidak punya keluhan sehingga mereka
merasa ceria, aktifitas yang mereka kerjakan berjalan lancar, dan tidur nyenyak.
Hidup sehat sangat berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keadaan
sehat orang yang memiliki pekerjaan dapat mengerjakan tugas dengan baik, anak-
anak dapat bermain dengan riang gembira, anak sekolah dapat melaksanakan
tugasnya sebagai pelajar dengan baik, dan orang tua dapat mengerjakan tugas
30
31
menjaga kesehatan keluarga mereka menerapkan pola perilaku hidup bersih dan
rumah dari debu dan kotoran lainnya, tidak ada keluarga yang merokok didalam
rumah, dan makan makanan yang bergizi. Seperti yang dikatakan oleh
narasumber berikut :
Menurut saya sehat itu tidak punya penyakit, tidak punya keluhan, terus
gaya hidup berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat pola makannya benar
bergizi. (Ibu 1)
Diketaui secara fisik rohani dan jasmani itu kegiatan semuanya lancar.
(Ibu 7)
banyak mengeluh. Keluhan yang dirasakan biasanya badannya terasa lemas, mual,
dan pusing sehingga aktifitas tidak berjalan maksimal, nafsu makan menurun
mereka dimana dalam keadaan sehari-hari mereka tidak ceria, tidak bergairah dan
murung.
Kalau udah sakit teh badan lemes terus nafsu makan berkurang
Biasanya anak saya suka ngeluhin mual sama pusing,kalau udah gitu teh
Sakit yang dirasakan oleh mereka terjadi akibat dari aktifitas berlebihan,
stress dan faktor lingkungan. Aktifitas yang berlebihan akan membuat mereka
sulit untuk beristirahat, sulit tidur, dan makanpun tidak teratur. Ketika mereka
sedang melakukan aktifitas berlebihan maka energi yang dikeluarkan dari tubuh
maka akan menyebabkan tubuh menjadi kelelahan. Jika keadaan tersebut berlarut-
tersebut akan mempengaruhi juga terhadap sistem imun mereka. Sistem imun
akan menurun menyebabkan agen pathogen seperti bakteri, jamur, zat yang
membahayakan tubuh dan lain sebagainya akan menyerang tubuh sehingga respon
contohnya seperti debu, asap, dan zat berbahaya lainnya. Faktor tersebut tidak
dapat terhindarkan karena mereka hidup disekitar daerah pabrik ataupun daerah
yang dilewati kendaraan bermotor. Jenis penyakit yang diketahui oleh para
narasumber adalah pusing, demam, batuk, mual, kolesterol, hipertensi, dan TBC.
Dibumi abdi mah neng bade dibersihan sakumaha oge da kotor deui
kotor deui kusabab payuneun bumi abdi mah jalan raya neng, teras aya truk nu
itu berasal dari pengalaman yang dialami oleh orang lain, penyuluhan yang biasa
dilakukan oleh puskesmas, aturan pakai yang tertera pada obatnya dan iklan baik
dapat memahami, mengerti dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam
mengobati dirinya sendiri tanpa perantara dokter. Sehingga ketika mereka sudah
merasakan sesuatu yang tidak nyaman pada tubuhnya maka dia akan melakukan
lain, mereka melihat orang lain dengan sakit yang sama dapat sembuh dengan
Saya tau dari tetangga-tetangga, kalau lagi sakit disuruh minum ini
gitu. (Ibu 4)
perbuatan atau tingkah laku. Sikap yang dilakukan oleh masyarakat adalah ketika
keputusan dalam melakukan pengobatan sendiri ini timbul secara spontan, karena
mereka tidak ingin melihat keluarganya tersiksa akibat penyakit yang dideritanya.
Biasanya sikap yang dialami oleh masyarakat yaitu ketika mereka sedang sakit
untuk menghilangkan rasa sakit, mereka akan mulai timbul keinginan untuk
(rangsangan dari luar). Dalam perilaku pengobatan sendiri ini masyarakat akan
Perilaku ini sangat dipengaruhi dari pengetahuan dan sikap. Ketika seseorang
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menangani rasa sakitnya maka dia
akan mengambil suatu sikap dan berperilaku dalam pengobatan sendiri untuk
mengobati sakitnya.
a. Sosioekonomi.
faktor pekerjaan dan penghasilan mereka. Peran ibu dalam rumah tangga adalah
mengatur nafkah yang diberikan oleh suaminya. Ibu harus benar-benar bisa
dikarenakan biaya yang murah dan mudah di dapat. Mereka tidak perlu
35
membuang waktu mereka untuk pergi ke dokter yang jaraknya lumayan jauh dari
rumah mereka. Berbeda dengan ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan guna
karena lebih praktis, murah, dan tidak membuang waktu mereka. Ibu rumah
tangga yang memiliki pekerjaan akan lebih sibuk dibanding dengan ibu rumah
tangga yang tidak memiliki pekerjaan. Sehingga mereka tidak akan sempat untuk
Bagi ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan terbiasa melakukan
puskesmas. Obat yang mereka perlukan jika sakit dengan mudah ditemukan di
Neng lamun ka dokter mah kedah mayar ongkos ojeg sareng angkot. Ojeg
tibumi ka jalan raya teh tos kaanggo sapuluh rebu. Mending meser obat ka
b. Geografis.
Maksud dari geografis disini adalah jarak antara tempat praktek dokter/
antara warung atau apotik lebih dekat dibanding dengan tempat praktek dokter,
pengobatan yang berjarak dekat terlebih dahulu. Agar sakitnya dapat hilang
dengan cepat, dibanding dengan pergi ke dokter yang jaraknya sangat jauh.
36
Itu kalo misal ke dokter umum agak jauh di depan ada apotik, ya ke
apotik dulu(Ibu 1)
Tetangga saya mah suka kasih tau saya mesti pake obat apa kalau lagi
sakit. (ibu 8)
c. Sosial budaya
pengalaman nenek moyang mereka yang telah turun temurun berhasil menangani
sakit. Mereka yakin dengan pengalaman tersebut bahwa sakit yang dialami dapat
kepercayaan dari nenek moyang mereka, jadi apa yang mereka lakukan itu
awalnya dari nenek moyang mereka. Seperti yang dikatakan oleh narasumber,
Kalau obat herbal taunya dari orang tua turun temurun dari nenek
moyang(Ibu 11)
Kalau anak sakit saya suruh istirahatkan, kemudian kalau panas saya kasih
obat yang dapat digunakan untuk pengobatan sendiri. Informasi tersebut biasanya
diperoleh dari televisi seperti iklan, tetangga, keluarga, penyuluhan, dan kemasan
Dari temen. Temen biasa kalau sakit ini apa. ya saya mah dari tivi atau kaya
iklan(ibu 7)
37
succeptibility).
minum dapat mengurangi rasa sakit yang dialami oleh mereka tanpa
menunggu waktu yang cukup lama. Ketika mereka sudah yakin bahwa
dialaminya.
(Perceived barriers)
38
pengobatan sendiri sakit yang dirasakan cepat hilang dan mereka dapat
yang serupa, selain itu mereka juga mengetahui obat yang diperlukan dari
makin sakit terus saya gak bisa ngurus anak mah mending minum obat
langsung.. (Ibu 4)
Abdi mah sok sakit-sakitan jadi tiap sakitnya timbul langsung weh
Tau obatnya kalau gak dari tetangga dari iklan neng, tetangga kan ada
yang sakitnya sama terus dia minum obat. Pas minum obat sakitnya sembuh.
(Ibu 10)
merupakan bagian dari perawatan diri yang termasuk dalam sumber daya
hampir universal diantara pasien. Sekitar 75% atau lebih dari perawatan
kesehatan yang dilakukan tanpa intervensi professional. Hal ini sesuai dengan
kebanyakan memnggunakan obat tanpa resep dokter atau beli obat ke apotik.32
cara yang mudah, murah, dan praktis untuk mengatasi gejala yang masih ringan
yang dilakukan berdasarkan inisiatif sendiri. Upaya dalam pengobatan sendiri ini
dapat berupa pengobatan dengan obat modern ataupun obat tradisional seperti
herbal. Para masyarakat mengetahui herbal tersebut dari keluarganya dan teman.
Pengobatan sendiri menjadi pilihan utama dalam menangani rasa sakit oleh
40
masyarakat dikarenakan dari obat yang mudah didapat, biaya lebih murah,
Pengobatan sendiri yang dilakukan para narasumber ibu rumah tangga ini
digunakan oleh para narasumber adalah parasetamol, mixagrip atau panadol, dan
promag. Penggunaan obat ini mereka lakukan hanya ketika gejala timbul saja,
tapi ketika gejala sudah tidak lagi dirasakan obat yang digunakan dihentikan.
Masyarakat tidak perlu merasa khawatir dalam penggunaan obat, karena saat ini
masyarakat dapat melihat aturan pakai obat. Jika tidak terdapat aturan pakainya
Sakit ringan ringan aja, yaa paling linu pinggang, kaki. Panadol
yang gitu.(Ibu 4)
temui di warung. Bahkan di apotik saat ini pembelian obat dapat dilakukan tanpa
menggunakan resep dokter, hanya dengan menunjukan kemasan obat yang pernah
diminum sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini peta konsep yang dapat di tampilkan seperti :
Faktor internal
(pengetahuan,
Keyakinan sikap, perilaku)
masyarakat
dalam
Perilaku Pengobatan melakukan
Sendiri pengobatan
sendiri
Faktor
Eksternal
(sosioekonomi,
sosial budaya, dan
geografis)
4.6 Pembahasan
dengan konsep penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang sangat jauh. Konsep
keyakinan bahwa mereka rentan terhadap penyakit dan mereka yakin jika
penyakit yang dialami semakin parah. Sehingga mereka mulai mencari tahu
Sikap yang akan diambil ketika mereka dalam kondisi tubuh yang tidak
baik, dan perilaku bagaimana mereka harus menangani penyakit yang dialami
42
mereka. Pengetahuan yang mereka dapat biasanya berasal dari kata nenek moyang
mereka, iklan dari media elektronik maupun media cetak, dan berdasarkan
pengalaman yang dialami orang lain. Dimana mereka sakit mereka mencari tahu
apa yang harus lakukan dalam menangani penyakitnya tersebut mulai tempat
melakukan pengobatan sendiri tidak sesuai dengan anjuran atau aturan yang tepat
dalam menggunakan obat. Mereka hanya menggunakan obat ketika rasa sakit
timbul, namun ketika rasa sakit tersebut mulai hilang mereka tidak menggunakan
obat tersebut. Padahal tidak semua obat itu digunakan hanya ketika rasa sakit
pengobatan sendiri.
yang berasal dari diri mereka sendiri untuk mencari tahu mengenai apa yang harus
Faktor eksternal yang berasal dari luar diri mereka sendiri, seperti dari
orang lain yang akan mempengaruhi diri seseorang dalam melakukan suatu
43
tindakan untuk menjaga kesehatannya serta dari media elektronik berupa iklan di
penyakit dan mereka yakin bahwa sakit yang dialami semakin parah maka
pengobatan sendiri akan terjadi jika mereka sudah yakin mengenai manfaat dan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
5.2 Saran
kelompok informan yang lebih luas dan lebih banyak jumlahnya, tidak terbatas
pada ibu rumah tangga, dan tidak terbatas pada ibu rumah tangga di wilayah
Kabupaten Purwakarta.
44
45
DAFTAR PUSTAKA
4. Statistik BP. Profil Statistik Kesehatan Indonesia 2011. In: Statistik BP,
editor. Jakarta: Bagian Penggandaan BPS RI; 2011.
6. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. In: Indonesia DK, editor.:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Terdapat pada :
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/RKD_dalam_ang
ka_nonkuning.pdf accesed : 2014 agustus 13 21.15 WIB
8. Noah Lars. Treat Yourself: Is Self Medication The Presciption For What
Ails American Health Care?. Harvard Journal of Law & Technology:
volume 19, Number 2 Spring 2006.
14. Notoatmodjo PDS. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
174 p.
19. Munaf, S., Chaidir, J. 1994. Obat antimikroba. Farmakologi UNSRI. EGC,
Jakarta.
30. D.L. Morgan and R.A. Kruger. When to Use Focus Group and Why, in ed.
D.L. Morgan Successful Focus Groups, pp. 1993
32. L S Lewin et al. The Story Of Self-Care And Self-Medication, World Self
Medication Industry. 1970-2010 [online] Available From:
http://www.wsmi.org/pdf/storyofselfcare_bdpage.pdf Accesed 13 Agustus
2014.
48
Lampiran 1
Variabel Pertanyaan
Lampiran 2
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Rifa Fauzia lahir di Bandung tanggal 16 Juli 1991 dari
pasangan alm. H. Arief Syarifudin, drs., MM dan Hj. Anne Hediana K, dr., MM.
Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang dibesarkan di
lingkungan beragama Islam dengan kewarganegaraan Indonesia. Penulis
bertempat tinggal di Jl. Suryalaya VII NO. 8 RT 008 RW 004 Kelurahan Cijagra
Kecamata Lengkong. No telepon 081809040746. Alamat email
rifacadokspkk@yahoo.co.id
Riwayat pendidikan yang ditempuh oleh penulis yaitu TK Purnama tahun
1996-1997, SD Negeri I Purwakarta tahun 1997-2003, SMP Negeri I Purwakarta
tahun 2003-2005, SMA Negeri 7 Bandung 2005-2008 dan sejak tahun 2009
sampai sekarang penulis mengikuti pendidikan Kedokteran Universitas Islam
Bandung.
Organisasi yang diikuti oleh penulis diantaranya yaitu anggota PMR,
anggota Paskibra tahun 2003-2005, dan anggota KSR tahun 2009-2011.