Вы находитесь на странице: 1из 3

Logika beragama sebuah esai yang akan merusak akidah.

Sebelum memasuki pembahasan penulis ingin mengingatkan Mungkin esai ini akan
merusak akidah dan pemikiran pembaca tapi memang justru itu tujuannya dibuat jadi
berhati-hatilah dalam membaca usahakan bersuci dahulu sebelum membaca atau siapkan
orang pintar yang sanggup meruqyah kalian. Apabila pemikiran dan aqidah kalian
melenceng saya tidak bertanggung jawab atas itu.

Saya tidak akan membela suatu kelompok tertentu saya tidak mencari siapa yang benar tapi
apa yang benar. Musuh manusia terbesar adalah dirinya sendiri yang sering tidak kita sadari
adalah keyakinan bahwa kita adalah benar terhadap sesuatu hal itu musuh yang paling
sering luput dalam diri kita sehingga kita akan berasumsi bahwa kita benar dan dia salah
padahal belum tentu juga asumsi kita benar. Akhir-akhir ini sering kita lihat berita di media
sosial dan televisi menyajikan berita tentang berkembangnya sikap intoleran yang cukup
mengkhawatirkan pasalnya semua memakai jubah agama sebagai tameng untuk
membenarkan kerusakan yang diperbuat kelompok tertentu. Pada zaman apapun
perbedaan dan gesekan sosial memang selalu akan ada sampai kapanpun karena memang
itu sudah ketentuan dari Tuhan Ada beberapa hal yang saya catat mungkin kita akan sedikit
plesbek pada zaman presiden ke 4 yaitu gus dur, dimana perbedaan tak seberapa meruncing
gus dur sangat baik dalam menangani hal tersebut memang dilihat dari sudut pandang
manapun Negara kita memang berpotensi terjadinya gesekan social sangat besar karena
prinsip dasar kita BHINEKA TUNGGAL IKA yang artinya berbeda tapi tetap satu jua. Ironinya
tidak semua orang bisa menerima perbedaan dengan berbagai alasan ada yang karena
agama, golongan, suku, politik dan kawan-kawan sehingga melahirkan sebuah pandangan
yang Bahasa gaholnya pandangan rasis. Semisal suku Madura itu orangnya kasar-kasar, orang
cina itu pelit-pelit diakui atau tidak diakui pandangan tersebut memang terjadi dan saya
pribadi sering menemui hal tersebut padahal tidak semua seperti itu. Dari sanalah mulai
benih-benih kefanatikan tumbuh sehat walaupun tidak minum susu dan diberi vitamin
setiap hari tapi dari kekolotan polah pikir itu sendiri yang merangsang hal tersebut tumbuh
sehat dan tetap terpelihara sampai sekarang. Mulailah kita pada era baru yaitu gesekan
sosial pada sentimen agama yang mulai membuat saya cukup muak seperti film boy anak
jalanan yang kukira sudah tidak tayang lagi eh ternyata tayang lagi dengan jalan cerita yang
lebih memuakkan.

Pada era ini agama adalah tameng untuk menghalalkan rasa benci kita ke pemeluk
agama tertentu semisal mulai berkonflik dengan mempermasalahkan hal yang kecil seperti
mengucapkan selamat kepada pemeluk agama lain itu adalah haram blab la nanti bisa jadi
pemeluk agama itu dan bla bla dengan seabrek hadist dan dalil yang dibawanya sebagai
pembenaran. Disinilah asumsi dan reaksi mulai berelasi membentuk sebuah pemikiran-

i
pemikiran kolot dari asumsi seperti itu akan membentuk sebuah pandangan negatif dan
reaksinya dengan berdakwah secara frontal akan membuat semakin parah ibarat kata bensin
malah ketemu api ya terjadilah ledakan. Padahal kalau kita berpikir secara logis silahkan
pembaca Tanyakan ke pemeluk agama manapun syarat untuk menjadi pemeluk suatu agama
juga memilik prosedur sendiri dalam islam bernama syahadat,dalam Kristen kita kenal
dengan baptis jadi tidak semena-mena hanya karena orang Kristen mengucapkan selamat
idul fitri kemudian dia jadi muslim dan hanya karena orang muslim mengucapkan selamat
natal dia langsung jadi Kristen ya tidak se-naif itu aku katakana apalagi dikait-kaitkan dengan
simbol tertentu semisal jika memakai topi santa itu berarti dia sudah menjadi kaum nasrani
lah lah lah disinilah kegagalan berpikir dalam menelaah apa yang sebut Bungkus dan Isi jadi
hanya karena ia memakai topi santa lantas keimanannya akan luntur atau hanya karena
orang nasrani memakai baju syariah milik muslim lantas keimanan dia luntur tidak se-naif itu
justru pemikiran kolot macam seprti itu semakin meruncingkan perbedaan.

gampangnya jika menurutmu kamu perlu mengucapkan selamat hari raya umat lain
sebagai bentuk penghormatan ya monggo kalau merasa ngga perlu ya sudah jangan. Tapi
jangan malah menghina dalam Bahasa santun yang cukup memuakan secara tidak sadar
akan membentuk sentimen kebencian terhadap agama lain. Ironinya ada beberapa oknum
yang menggunakan tempat ibadah atau perkumpulan-perkumpulan untuk membenci suatu
golongan agama tersebut ironinya lagi korbannya adalah kalian anak remaja yang masih
belum matang secara emosional dan nalar sehingga mudahlah dipengaruhi maka tetaplah
belajar nak jalanmu masih panjang jangan habiskan waktumu dengan membenci orang lain
tapi habiskan waktumu dengan memberi kasih sayang kepada sesama bukankah Tuhan
mengajarkan kasih sayang?! Sampai sini apakah akidah kalian baik-baik saja??jika sudah
mulai merasa rusak jangan teruskan..bertaubatlah segera.

jika seandainya kita sadar bahwa agama diciptakan tidak untuk menilai orang lain
tapi untuk memperbaiki diri sendiri tentu keributan seupil itu tak perlu terjadi semua agama
itu sedang berusaha menuju Tuhan menggunakan kendaraan masing-masing yaitu agama
jadi buat apa kita saling menghujat mereka menganggap keyakinan mereka benar dan kita
menganggap keyakinan kita benar ya sudah mari menghargai sebagai manusia. Mereka yang
tidak saudara seiman denganmu maka jadikan saudara sesame manusia bukan dengan cara
kamu harus ikuti caraku biar akur.sejatinya agama adalah kesadaran pribadi manusia untuk
mengenal Tuhannya. mari berpikir waras walaupun lingkungan sedang waras dimana
menyebut ikan tongkol harus terplintir menjadi ikan kon(ttiiiiiittttttttt sensor). Waraslah
walaupun itu susah,sadarlah jangan kalian terlalu membenci atau menyukai sesuatu
sehingga itu akan mengaburkan apa yang terjadi. Jika disuatu forum kalian mendengarkan
ujaran kebencian kepada orang tertentu,suku tertentu atau agama tertentu lebih baik kalian
pulang daripada kalian mendengar setan berbicara. Efek dari ibadah kepada Tuhan itu

ii
adalah kesalehan sosial sehingga kalian akan menjadi orang yang menebar kasih sayang
kepada manusia lainnya jika kalian merasa sudah ibadah cukup tapi mengapa kok masih
membenci sesamamu tanyakan pada dirimu yang kalian sembah itu Tuhan atau egomu.
Apakah kita semua bisa??bisa kok dari islam ada Gus dur, dari nasrani ada bunda Theresa,
dari hindu ada mahatma Gandhi,dari budha ada dalai lama mereka adalah manusia yang
telah menembus batas-batas kekolotan dalam beragama dan menemukan persamaan yaitu
manusia bahwa setiap manusia haruslah saling berkasih sayang..soal ibadah tentu itu urusan
kita dengan Tuhan yang tak bisa diganggu gugat tapi itu sudah urusanmu dengan Tuhan
jangan kau bawa-bawa pada urusan dengan sesama manusia. Berkasihlah dengan Tuhan
anggap bahwa mereka juga ciptaan Tuhan juga itu sudah cukup alasan untuk menghromati
mereka..stop rasis,stop ujaran kebencian terhadap kelompok tertentu,stop membenci hiasi
dunia ini dengan kasih sayang. Nilai agama itu adalah universal yaitu kasih sayang dalam
agama diatur dua jalur yaitu jalur berhubungan dengan Tuhan dan jalur berhubungan
dengan manusia. Jika jalur berhubungan dengan Tuhan itu adalah hal yang membedakan
semua agama dan itu tidak bisa ditawar semisal:sembahyang,Puasa dan ritual keagamaan.
maka dari jalur berhubungan dengan sesama manusia inilah tebarkan kasih sayang jangan
merasa paling baik sebenarnya kita juga masih sama-sama berusaha menuju Tuhan.cukuplah
sampai disini esai yang merusak akidah ini sebagai dasar pemikiran bersama.

iii

Вам также может понравиться