Вы находитесь на странице: 1из 5
Sina edt Gigi Universite ndoncn Val 1, No.4, 2983, PENENTUAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO MELALUI SALIVA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI U.I. (LAPORAN PENELITIAN) Ratria Farida, NG, Suryadhana, dan Ferry Gultom * Penentuan golongan darah ssi ABO samp sat ni dlskskan dengan menggunakan dara individu yang Jadang dang dak dsl. Dengan berkembongnya is kedoktean, maha penenunn golongan darah ini dapat jas aiskalan dengan menggunalan saliva, ap tidak semua individ dapat dtentan golongan darahaya ‘pela salive: Hanya 608 popula kul uth ja yang dapat diganakan salevanya untuk menentalan golongan ‘Gerah Pops ini seb golongan seek, sedanglan yorg 2 dnebut golorgan non sector. "erdagarhanuraan lrsebut dan mmidahays pengamblsn saliva tanpa mena individ, maka pada penelitan inv ingin diketahulpopolasl orang Indonesia yar bergolongan selzelor dengan mengambl spel saliva dart mata- ‘lbw Fakulas Kedektoran Ggi Universi Indonesia sebagai tap swal-Penentuangolongandavah melalui saliva ‘Pada penelitan ni diakakan dergan menggunaka cara nhiton of oghtinatin fet ‘asl peel int menunjukan ata 7250% dar 214 mahastwa adalah golorgan sekretor. Has in menun= jing hasl penlan sbelumanya bahwa 10% popalast adalah golonganseketr.Penetian in Joga melaporian Ratnya vats sckiioranlara pia 078) dan wana (4). Vari golonganselzoor masing asin Salah golongan carah A (4) 80), dan AB (7%), PENDAHULUAN Sejakditemukan adanya golongan darah pada manusia oleh Karl Landsteiner tahun 1900, dan ‘berkembangnys lim seperti imunologi genetiba, ddan biokimia, maka dlaporkan adanya paling se- dikit 100 antigen pada sel darah merah yang da pat bereaksi dengan antisera yang spesifik dalam penentuan golongen darah. Limabelas di antara- nya alah ABO, MNS, PRh, Lutheran, Kell, Lewis, Duty, Kidd, Diego, Yt, XI, Dombrock, ddan Colton yang benyak ditemukan pada orang ropa ‘Ada beberapa antigen Iain yang jrang dite- smukan pada orang Eropa, ttapi banyak pada ras fertenty, seperti Diego pada orang indian di Ame sla Selatan, Jepang, dan Cina, sedangkan Sutter banyak pada ofang kulit item, Untungnya, wa Jaupun ada bermacam-macam antigen pada pe- rentuan golongan darah, hanya sistem ABO dan Rhesus yang paling penting dan banyak diguna- kan di Kinike Sedanglan yang lain Kurang pen ting oleh Karena anvigen yang lemah, antibodi ti- dak ditemskan dalam keadaan normal atau ant- bodi hanya ada setelah mengalami beberapa Kall transfusi ataupun bila ada, hanya dapat bereaksi pda sub rendah sj, Pada sistem golongan darah ABO yang dite- smukan oleh Katt Landsteiner pada tahun 1900, ‘ida empat macam golongan darah pada manusia, yaita A, B, AB, dan O. Sistem int berdasarian Aglutinastantara antigen pada sel darah merah ‘normal yang disebut dengan aglutinogen dan an- tibodi dalam serum individ normal yang discbut dengan agltinin, Ratna Farida, deg, MPhil NC. Suryadhana, De; dan Ferry Gultom, dg Bogan Biolog! Mulut Flats Kedotteran ‘Gigi Unversies Indonesia Jakaria,Penelllan int ibinya leh Dana Penunjarg Pondiikan, Dep P&&K RI Lemboga Perel Ul Depok. 10 ‘Antigen pada sel darah merah terscbut berupa antigen A dan Antigen B yang terbentuk da slcosphngalipd. Individw yang bengolongan da- Tah A memilki antigen A pada sel darah merab- nya dan antibodi anti-B dslam serumnya yang dapat diaglutinasi oleh darah individu golongan 'B yang memuliki antigen B pada sel darah merah- nya dan anti-A pada serumnya dan bepitu seba- likaya. Sedangkan individu golongan darah tidak memilil bak antigen Amaupun antigen B pada sel darah merahnya. Individu golongan arah AB akan memilii kedus antigen A dan B pda sel darah merahnya. ‘Antigen ini di-bawah kontrol gene A dan B, sedanghan gene O merupakan alelomorphic ke It ‘yang diturunkan secars dominan sedechana, Insi- en’ phenolip ABO bervarisi pada tiap-tap ‘populasi yang sederhana. Insidene phenotip ABO bervarast pada tap-tap popolasi yang. berbed Misalnya pada populast Inggris: 44% adalah go- longan darah A, 8% golongan darah B, 43% go- longan darah O, dan hanya 3% golongan darah AB, ‘Dengan berkembangnya imu kedokteran, ma- ka dilaporkan bahvva antigen sistem ABO tersebut tidak hanya ditemukan dalam sel darah merah saa, tetapl juga ditemukan dalam cairn tubuh Jainnya sepet serum, kerigat clan serial kemih lambung, dan salive®. Naman demikian tidak pada semua orang, dapat ditemakan antigen ‘ABO fersebut dalam ealran tubuhnya. Menurut laporan, hanya sekitar 80% populasi kulit putih yang mengandung antigen ABO dalam saliva nytt Orang-orang terchut disebut individu go. longan selrctor,sedangkan sckitar20% dari mere ‘ea dak dapat ditentukan golongan darahnya me- lal saliva, Individu golongan sekretor memiliki substan H dalam salivanya bersamaan dengan substan A ddan B yang sesual dengan golongan darshnya Kemampuan untuk mensekresi substan A,B, dan 1s Colongan Sakretor/Non Sehzetoe Antigen ABH dalam Sai Gene Gol Darah dart Antigen ASH 1 tersebut bergantung_ pada’ gene sekretor do- minan yang disebut dengan Se (allele Se), hat ‘Tabel-. Antigen A,B, dan H dapat dideteksi pada kchidupan aval fetus, tetapi bolum berkembang [penuh pada sel darah mersh pada saat kelairun ‘Kematangan akan dicapal pada usiakis-kira satu tahun yang selanjutnya alan tetap kuat telama hiduprya, keeuli pada keadaan patologik terten- tu yang dapat mempengarubi antigen tersebut, misalnyalekemia akut yang dapat membuat antic ‘gen A menjadi lemah, ‘Sampal saat ini penentuan golongan darsh dlilakulan dengan menggunakan darah individu yang kadang-kadang tidak diswhai oleh beberapa ‘rang tertentu. Penentuan golongan darah dapat juga dllakukan dengan menggunakan saliva, yang Iebih mudah dan tidak menyakitkan. Naman de= mikian menurat laporan hanya 80% populasi ki- Tit putin yang penentuan golongan darahnya da patallakukan melalui saliva. Tujusn penelitian ini adalah mengetahi popu- Jai Indonesia yang termasuk golongan sekrctor ‘tow yang dapat ditentukan golongan darah ABO riya mela saliva, Untuk tahap awal. diambil ‘ampel dari mahasiwa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Selain itu peneltian int juga untuk mengetahai perbedsan jumlah golong- an sekretor pada pria dan wanita sera jamlah go- Tongan sekretor pada tiap-tiap golongan darah ‘Dengan demikian, cara penentuan golongan da- rah dengan menggunakan saliva akan lebih diper- ‘maida BAHAN DAN CARA ‘Bahan Penélitin: 1, Saliva: diambil dari subjek mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang bergolongan darah A, 8, dan AB secara ram dom sebanyak £10 "ml. Ditampung. dalam SiIDarahMerah dalam Salva fietor «SO * Nonsekielir te se A,B, AB,O Trsiden ao © Ben AsbeH tidakada ED ambi dae Boorman and Dodd An ntaluction ood Group Scag. 196, beaker glass, kemudian diputar untuk diambil supematanaya dan dididihlan dalam pena- ingas air slama 10 menit, Calran tersebut ke- ‘mudian disimpan. dalam freer sampal saat dllakukan pemeriksaan, ‘Antisera: human antisera A, B, dan AB yang, iap pakai diperolch dari Palang Merah indo resin. Sebelum dilakukan pemeriksaan perl digi dahalu untok melihat keadaannya masih Datkatau tidak, dengan cara aglutinas. 3. Suspensi Ertosit 5%: darah A,B, dan AB de gan antikoagulansia diputar selama 15 menit ‘pada kecepatan 2000 rpm. Plasma dibuang dan fediaan entost dicuc sebanyak 3 kali dengan {ram faall Kemudian dibsat suspensiertto- Sit 5% dalam garam faali 0.09% Suspersi ini Soll dibuat gar pada saat dlakukan peme- lesan. (Cara Pemerikssan: Untuk penentuan golongan darah ABO de- gan saliva dilakskan dengan cara inhibition of g- ‘lutination fet yay suate modifiast dart cara Boorman dan Dacie™, Semua sampel saliva dien- ‘cerkan dengan geram fal dari perbandingan 1:2 ‘sampai Ilo, Kemudian masing-masing sebanyak S0'milsoliter dimastkan ke dalam tabung,reaksi Kontrol selals dilakukan pada setlap pemerisaan dengan menggunakan garam fal tau saliva sja. ‘Antisera sajumlah 25 microliter ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reakst yang erst fsampel saliva yang telah ditentukan dan ke t2- bung: ceaksi_ yang erst saliva murni maupun saline sebagai kontrol ‘Semua tabung reaksi yang berisicairan terse- ‘but dikocole dan didiamkan selama 30 menit pada suhu Kamar untale proces absorpsl, selanjutnya suspensi eitrsitsejumlah 50 mikroliter ditam- bahkan ke dalam campuran di tas. Tabung diko- colekocok dan didiamkan selama 30 menit pada ‘suhu Kamar. Hasil eaksi akan berupa aglutinas yang. dibaca secara makroskopik atau milros- opi. ‘Untuk sampel saliva A bla diberi anti-A akan ‘erjadi reaksi antara antigen A dan antisera A se- ‘ingga bila ditambaban dengan ertrosit A, maka ‘idakeada aglutinasi. Golongan ini dsebut dengan solongan A-sirelor, Demian juga untuk golong Sn terhadap antcera B dan golongan AB terha- dap antisera AB. Apebila golongan darah A, 8, ddan AB yang non sekretor ditambahian dengan Antica yang sesual, maka pada reaksi pertama ini dak ada proses absorp, schingga pada pe- rmambahan esiresit selanjutnya dant golongan yang sevuai akan teradi aglutinasi yang dilhat teoam makroskopikatau mikroskopik. HASIL Hasil dari penentuan golongan darah dengan saliva, pada penelidan ink dapat dilihat pada TTabel-2: Dai 1 mahasiswa yang bergolongan d salva (69 wanlta, 12 pri), 76 orang menunjulkkan “Tabel-2:Distubusi Golongan Darah Sekretoc/ Non Seber pade Mahasswa Fakulas Kedokeran Gigi UI Tumis wee Non Seastor Gotan | JensKelamin | ‘Subic = Tumlan * Tamla * » Wari @ o me 5 7 Pa 2 a 100.00 ° om m 6 9082 5 618 8 Wanita 78 a sa95 8 4605 Pr in a 50.00 ° ‘600 7 = | 7 = 0 aD Waits By % as 5 13 Pas is H 5038 i 667 © o 3696 é Bo Total anit ws ia m3 s ass7 | Pon 38 a 037 1 253 2 reakai positip (64 wanits, 12 pris) = 99.82%. Dart ‘mereka dapat ditentukan golongan darah A ml Jai salivanya, Sedanglan 52 mahasiswa (41 wank ta, 11 pra) = 59.77% dari 87 mahasiswa (76 wani- ‘a, 11 pra) golongan darah B, dapat ditemulan antigen B dalam salivanya. Selanjutnya yang ter- masuk sekretor AB, berjumlah 40 orang 25 wa- nit, 14 pia) = 86.96% dari 46 mahasiswa (1 wa- alta, 1 pra) ‘Secara kescluruhan tampak bahwa 78.50% ma- hasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Ul fermatuke olongan sekretor dan 2.50% termasuk golongan ron sekretor ‘Pada Tabel2 tampak 131 (74.43%) darh 176 smuhasiswa wanita adalah golongan sekretor, se- anghan pada mahasiswva pranya hampir semua, yakni 37 mahasiswa (977%) dari 38 orang adalah Zolongan sekretor. DISKUSI Penentuan golongan darah manusla sangat ppenting, antara lain untuk menentukan penanda {genetik (genetic martes) yang sanget berguna ‘dalam studi antropologi dan dalam kasus perveli- shan kebapakan (disputed paternity). Namun Tongan sekretor dan pada mahasiswa wanita 74%. Perbedaan persentace terscbut, kemungkinan di- sebablan jumlah sampel yang sedikt, schingga peru menambah jumilsh sampel dart luar Fakul- fas Kedokieran Gigi UL, mengingat jumlah ‘mahasiswa priajauh lebih Sedikt dibanding de- ‘gan mahasiswa Wanita Pada penelian selanjutnya, perlu dipertuas jumlah sampelaya, sehingga akhienya dapat di- [eeahui populasi golongan sekretor dan non sek- retor pada populasi Indonesia. Selain itu perlu ala dicaridistribusi golongan sekretor dan non Sekretor pada pria dan wanita menurut suk, golongan darsh, sera faklor-faktor yang men pengaruhi perbedean atau variasi dart golongan Sekretor dan non sekretor. KESIMPULAN DAN SARAN Dari 214 mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia hanya 78-50% termasuk go> Tongan sekretor dan dapat ditentukan golongan darahaya melalui saliva. Pada 38 mahasiswa pia, 97% termasuk golongan sekretor dan pada 176 smahasiswa wanlta, 74% adalah golongan sekretor. Dari mahasiswa_golongan darah A ada 94% termasuk golongan sekretor, 60% golongan darah B, dan 87% golongan darah AB. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan ‘menambah sampel di luar Fakaltas Kedokteran Gigi Ux. untuk mendapatkan hasl yang, lebih ba- ik sehinggadiharapkan penentian’ golongan darah selanutnya cukup hanya dengan menggu- nakan saliva tanpa pengambilan darah individ. ‘Disarankan pula bahwva untuk penelitan selanjut- nya perlu dicar faktorfaktor yang memperga- ruhi perbedaan jumiah sekretor pada pria dan ‘anita, dan sekretor pada masing-masing golong- fn darah ABO. Selain ita juga perlu diketahui DAFTAR PUSTAKA, 1. Landen K: UcerAggltintin Sache Nor- alen Malan Wie Klin Wench 190010 132. 2. Humprey JH, White RG: mmorelagy for Stents of Matinee ed. London: Blackwell Ssenfe Pub callons- 1972 1, 23,172, 2318 2. Boorman KE and Doda BE: An Indic o laa Gra Sy See Bose: Lite Bown eo, 4 adanya perbedzan suku dan faktorfaktor yang, ‘mempengaruhinya 4 Dacle IV, Lewis SM: Practica Hamatology, 6th "Now York: Churhl Livingstone, 1966 337397. 5. Glynn AA, Glynn LE, Tolborow El: Seereon of ‘ood Group ‘Sustances In Rheumatic Fever A Genetic requcenment for suscepiliy. J Brit Mt. 6 Sudiono § Hertan §, Winard T: Penta Color ‘Selly / Balan Selcor pl Maas FRU aar-

Вам также может понравиться