Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. Identitas Pasien:
a. Nama : Tn. Welly Tilaar
b. Umur : 72 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Pekerjaan : Tidak bekerja
e. Pendidikan : SMA (tamat)
f. Alamat : Latumenten I B6, No. 27, RT/RW09/11, Jelambar.
g. Telepon : 021 999 275782
V. Spiritual Keluarga:
a. Ketaatan beribadah : Baik
b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik
Palpasi : Kaki pasien tidak bengkak. Kesan bengkak hanya pada kaki yang dinyatakan
kecelekaan motor. Dilakukan palpasi pada kaki dan menguji krepitasi pada kaki yang dikeluh
nyeri karena kecelakaan motor.
Auskultasi : Tidak ditemukan bunyi abnormal
XIII. Diagnosis Penyakit: Hipertensi Esensial, karena tidak didapatkan penyakit lain sebagai
penyebab hipertensi. Tn. Welly mempunyai kebiasaan memakan daging dan sering minum
minuman keras. Pasien pernah merokok akan tetapi pasien sudah berhenti sejak 5 tahun
yang lalu.
XIV. Diagnosis Keluarga: Menurut keterangan pasien, pasien tidak mengetahui apakah orang
tuanya juga menderita hipertensi. Namun pasien membenarkan bahwa adiknya juga
mengalami hipertensi juga.
XV. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit:
a. Promotif
Penyuluhan tentang definisi hipertensi, gejala hipertensi, faktor-faktor risiko
terjadinya hipertensi dan pencegahan hipertensi misal dengan penyuluhan tentang
hidup sehat, kurangi makanan yang banyak mengandung garam, beraktifitas fisik, dan
coba untuk tetap tidak merokok.
b. Preventif
Kegiatan skrining dan deteksi untuk menemukan penyakit. Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain pemeriksaan kesehatan setiap tahun agar dideteksi hipertensi
atau tidak, menerapkan pola hidup sehat seperti menurunkan asupan garam,
meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur, menurunkan asupan lemak,
menurunkan berat badan berlebih, dan melakukan latihan fisik dan olah raga teratur.
c. Kuratif
Bila ditemukan kasus, maka dapat dilakukan pengobatan dini agar penyakit tersebut
tidak menjadi parah. Terapi yang dapat diberikan adalah Hidroklorotiazid 1 x 25mg,
atau Captopril 2 x 12,5 mg. Pasien juga sedang mengkonsumsi obat Captopril dari
Puskesmas.
d. Rehabilitatif
Rehabilitatif adalah suatu kegiatan difokuskan kepada mempertahankan kualitas hidup
penderita yang telah mengalami penyakit yang cukup berat. Pada pasien belum perlu
dilakukan tindakan rehabilitatif selain pemeriksaan tekanan darah teratur ke puskesmas
untuk memastikan tekanan darah dalam batas terkontrol dan untuk memeriksakan tanda-
tanda kerusakan organ target dan komplikasi akibat hipertensi tersebut. Pemeriksaan lain
yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mata karena menurut pasien dia sudah
membuat kaca mata tetapi masih kabur. Ini adalah untuk membuang kemungkinan
komplikasi hipertensi pada mata pasien dan mencari penyebab penglihatan kabur pasien.
XVI. Prognosis:
a. Penyakit
Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa tekanan
darahnya ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang
baik maka prognosis penyakit pasien adalah baik (dubia et bonam).
b. Keluarga
Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat
mendukung kesehatan pasien dapat membuat suasana keluarga yang sehat jasmani
dan rohani dan prognosisnya baik untuk pasien maupun keluarganya
c. Masyarakat
Untuk masyarakat sekitar pasien tinggal, karena hipertensi yang diderita pasen tidak
menular, maka prognosisnya ad bonam.
XVII. Resume
Telah diperiksa seorang bapak (Tn.Welly) berumur 72 tahun dengan keluhan pusing.
Keluhan lain yang mengarah ke penyakit penyerta disangkal. Pasien tinggal di
pemukiman padat penduduk yang kebersihannya kurang diperhatikan. Pasien mempunyai
kebiasaan merokok yang baru berhenti dua bulan yang lalu. Pasien juga mengatakan
bahwa anggota keluarganya ada yang mengalami hipertensi. Pemeriksaan yang dapat
dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah rutin, test darah rutin, pemeriksaan gula
darah, kolesterol total serum, kolesterol HDL dan LDL. Pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan adalah pemeriksaan mata karena menurut pasien dia sudah membuat kaca mata
tetapi masih kabur. Ini adalah untuk membuang kemungkinan komplikasi hipertensi pada
mata pasien dan mencari penyebab penglihatan kabur pasien.
Pada 7 Juli yang lalu saya telah ke Puskesmas Wijaya Kusuma dan bertemu dengan
seorang pasien laki-laki bernama Tn.Welly. Tn. Welly berumur 72 tahun datang ke Puskesmas
Wijaya Kusuma untuk kontrol penyakit hipertensi yang dideritanya. Pasien datang sendirian.
Kondisi pasien tampak sehat, tidak ada demam dan keluhan lainnya. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah adalah 180/100mmHg. Kemudian, saya lakukan kunjungan rumah
untuk melakukan anamnesis dan melihat kondisi rumah pasien, dari situ didapatkan keterangan
bahwa Tn.Welly sudah menderita hipertensi sejak 20 tahun lalu. Pertama kali dia mengetahui
mengenai penyakitnya ini adalah secara tidak sengaja karena dia disuruh oleh teman-temannya
untuk membuat pemeriksaan umum di dokter karena umurnya yang semakin lanjut. Sewaktu
kujungan, kondisi pasien dalam keadaan baik, tidak ada demam. Tidak juga ada keluhan yang
Pasien bersekolah sampai tingkat tamat SMA. Pasien menyatakan bahwa sebelum ini dia
bekerja di perusahaan membuat pakaian. Akan tetapi, kerana usia yang sudah lanjut dan disuruh
anak-anaknya, dia telah berhenti bekerja. Pasien mengatakan bahawa setiap pagi dia sering
berolahraga bersama teman-teman. Selain itu, pasien amat mengawal pemakanannya. Namun,
dia mengakui terkadang tetap makan makanan kegemarannya iaitu daging dan minuman keras.
Rumah pasien terletak dikawasan perumahan yang teratur dan tidak padat. Luas kawasan
rumah pasien kira-kira 50 x 30 m2 dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi. Terdapat
sistem limbah dan pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan. Akan tetapi,
pencahayaan didalam rumah kurang baik karena tidak ada jendela yang mencukupi. Satu-satunya
jendela yang ada di dalam rumah pasien juga tidak digunakan dengan sepenuhnya karena ditutup
akibat daripada debu yang masuk kedalam rumah. Jadi, sumber pengudaraan yang ada di rumah
tersebut hanyalah pintu hadapan rumah. Sumber cahaya matahari yang masuk juga agak terbatas
karena kondisi rumah yang terletak agak dalam dan tidak bisa ditembus cahaya matahari.
Kebersihan dalam rumah baik. Kesemua alat memasak dan makan dicuci di wastafel serta tidak
terdapat sampah yang tidak dibuang. Namun, rumah agak berbau apek karena pengaruh
kurangnya pencahayaan. Sumber air minum berasal dari air leding, dan air tersebut digunakan
Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga
saling bekerjasama dan pasien terlihat bahagia dengan keluarga yang dimilikinya. Sifat pasien
yang ramah dan sering bercanda juga membuatkan keluara ini harmonis. Selain itu, pasien juga
sering menelefon dan melawat saudara-saudaranya yang tinggal di luar daerah. Keluarga pasien
juga turut ikut serta dalam kegiatan sosial di tempat mereka tinggal, dan keluarga pasien sering
Sumber pendapatan keluarga ini adalah sepenuhnya oleh ketiga-tiga anaknya yang telah
bekerja. Semua anggota keluarganya menjalankan ibadah mereka dengan baik. Beliau sering ke
gereja setiap minggu. Selain itu, Terdapat banyak gambar bersifat keagamaan yang bergantungan
di dinding rumah Tn. Welly. Tn. Welly juga seringkali mengungkapkan tetang kekuasaan yang
Esa.
Tn. Welly merupakan seorang yang mengambil berat akan kesehatannya. Seharusnya
semua orang mempunyai perilaku seperti Tn. Welly. Akan tetapi, Tn. Welly harus memperbaiki
kesehatan lingkungannya terutama kondisi rumahnya yang kurang menepati syarat kesehatan.