Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB 1

PENDAHULUAN

1. PENGANTAR
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara
menurut Emha (2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan
percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan
biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan
kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan
tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk
melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan
kimia atau bidang ilmu lain.
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah
sebagai berikut :
Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
Mengembangkan keterampilan motorik peserta didik. Peserta didik akan bertambah
keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari
sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.
Memupuk rasa ingin tahu peserta didik sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon
ilmuan.
Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.

Peranan laboratorium di sekolah antara lain :


Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai
tempat untuk memecahkan masalah tersebut.

1
Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan
menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik
untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik
bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya (Emha, 2002).

Hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang dijelaskan pada bab 2 pasal 2 tentang lingkup Standar nasional
Pendidikan yang meliputi :
Standar isi
Standar proses
Standar kompetensi lulusan
Standar pendidikan dan tenaga kependidikan
Standar sarana dan prasarana
Standar pengelolaan
Standar pembiayaan
Standar penilaian pendidikan.

Selanjutnya standar sarana dan prasaran sekolah SMA/MA dijelaskan dalam peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 Tahun 2007 yang terdiri dari 3 pasal yang berbunyi :
Pasal 1
(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI),
sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum prasarana.
(2) Standar sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
peraturan menteri ini.
Pasal 2
Penyelenggara pendidikan bagi satu kelompok pemukiman dan terkecil penduduknya
kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak dapat dihubungkan dengan kelompok lain
dalam jarak tempuh 3 kilometer melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan

2
dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam peraturan
Menteri ini.

2. PENGERTIAN LABORATORIUM
Secara etimologi kata laboratorium berasal dari kata latin yang berarti tempat bekerja dan
dalam perkembangannya kata laboratorium mempertahankan kata aslinya yaitu tempat
bekerja, akan tetapi khusus untuk keperluan penelitian ilmiah.
(1) Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus umum Bahasa Indonesia mengatakan
bahwa : Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan
sebagainya) segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan sebagainya.
Sedangkan laboran adalah orang (ahli ilmu kimia dan sebagainya) yang bekerja di
laboratorium.
(2) Menurut A S Hornby, laboratory is a room or building used scientific research ,
experiments, testing, etc. Laboratorium adalah ruangan atau bangunan yang digunakan
penelitian ilmiah, eksperimen, pengujian, dan lainnya.
(3) Dalam kamus Cambridge Advanced Leaners Dictionary, laboratorium atau laboratory is
a room or building with scientific equipment for teaching science, or a place where
chemicals or medicines produced.
Laboratorium adalah ruang atau bangunan dengan peralatan ilmiah untuk melakukan tes
ilmiah atau untuk mengajar ilmu pengetahuan, atau tempat dimana bahan kimia atau obat-
obatan yang diproduksi.
(4) Menurut Dr. Abdul Kahfi Assidiq, M.Sc dalam kamus Biologi, laboratorium adalah ruang
kerja khusus untuk percobaan-percobaan ilmiah yang dilengkapi dengan peralatan tertentu.
(5) Menurut Nuryani R, Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan
penyelidikan dilakukan. Dalam pengertian sempit, laboratorium sering diartikan sebagai
ruang atau tempat yang berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap yang didalamnya
terdapat sejumlah alat dan bahan praktikum.
Laboratorium sekolah merupakan tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta
mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan dengan sains.
Dengan begitu kegiatan laboratorium (praktikum) merupakan bagian integral dari kegiatan
belajar mengajar.

3. FUNGSI LABORATORIUM

3
Adapun fungsi dari ruangan laboratorium antara lain sebagai berikut :
Sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang
memerlukan peralatan khusus.
Sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam
pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamati.
Tempat display atau pameran.
Sebagai tempat bagi peserta didik untuk belajar memahami karakteristik alam dan
lingkungan melalui optimalisasi keterampilan proses serta mengembangkan sikap
ilmiah.
Sebagai tempat peserta didik berlatih menerapkan keterampilan proses sesuai dengan
tuntutan pembelajaran yang mengutamakan proses selain produk.
Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang diterima sehingga antara teori dan
praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang merupakan
suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan saling mencari dasar.

Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai
berikut :
a. Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran tertentu dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan
masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah
keterampilan/afektif.
b. Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan
dan metode pengamatan.
c. Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan
bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk
melakukan percobaan.

Penjelasan selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :

4
a. Laboratorium Sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari
sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar
memungkinkan peserta didik belajar sesuai individu. Sumber belajar seperti inilah yang
disebut dengan media pendidikan atau media instruksional.
Sebuah sumber belajar harus berorientasi pada peserta didik secara individual, yaitu suatu
sumber belajar yang tidak berorientasi kepada guru/lembaga pendidikan saja. Dengan
demikian situasi laboratorium dapat dijadikan sumber belajar dengan cara yang fleksibel,
yang nantinya peserta didik dapat menggunakan berbagai fasilitas laboratorium yang ada
secara leluasa.
Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat
menghasilkan pengalaman belajar dimana peserta didik berinteraksi dengan berbagai alat
dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan
dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Lalu definisi laboratorium menurut :
1) Procter
Laboratorium adalah tempat atau ruangan dimana para ilmuwan bekerja dengan peralatan
untuk penyelidikan dan pengujian terhadap suatu bahan atau benda.
2) ISO / IEC Guide
Laboratorium adalah instalasi atau lembaga yang melaksanakan pengujian. Sedangkan
Laboratorium menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat atau kamar tertentu
yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan suatu percobaan.
Laboratorium juga memiliki klasifikasi, yaitu :
Laboratorium pendidikan, adalah laboratorium yang digunakan untuk lembaga
pendidikan terutama tingkat SD, SMP, SMA.
Laboratorium riset, adalah laboratorium yang digunakan oleh para praktisi
keilmuwan dalam upaya menemukan sesuatu untuk meneliti suatu hal yang
dibidanginya.

b. Fungsi dan Manfaat Laboratorium sebagai Sumber Belajar


Pasal 43 Keputusan Menterei Agama No. l7 Tahun 1988 ditetapkan pula fungsi
Laboratorium untuk :
1) Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan pendidikan dan
pembelajaran sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan.

5
2) Mempersiapkan sarana penunjang untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan
sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan.
3) Sedangkan menurut Sukarso (2005), secara garis besar fungsi laboratorium dalam proses
pendidikan adalah sebagai berikut :
Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui
kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
Mengembangkan keterampilan motorik peserta didik. Peserta didik akan
bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia
untuk mencari dan menemukan kebenaran.
Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah
dari sesuatu objek dalam lingkungan alam dan sosial.
Memupuk rasa ingin tahu peserta didik sebagai modal sikap ilmiah seseorang
calon ilmuan.
Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau
penemuan yang diperolehnya.

Selain fungsi yang telah disebutkan di atas, sebagai sumber belajar Laboratorium juga
memiliki peran penting yang bermanfaat dalam pencapaian tiga tujuan pembelajaran yaitu
:
Keterampilan kognitif, misalnya melatih agar teori dapat dimengerti dan agar teori
dapat diterapkan pada keadaan problem nyata.
Keterampilan afektif, misalnya belajar bekerja sama, belajar menghargai
bidangnya dan belajar merencanakan kegiatan secara mandiri.
Keterampilan psikomotorik, misalnya belajar memasang peralatan sehingga betul-
betul berjalan, dan berjalan memakai peralatan dan instrumen tertentu.

Meskipun Laboratorium sangat besar manfaat dan kegunannya, akan tetapi praktik di
laboratorium juga memiliki kelemahan, disamping kelebihannya. Kelebihan dari praktik
di Laboratorium :
Melibatkan peserta didik secara langsung dalam mengamati suatu proses.
Peserta didik dapat meyakini hasilnya, karena mereka secara langsung mengamati,
mendengarkan, meraba, dan melihat.
Peserta didik akan mempunyai kemampuan dalam keterampilan mengelola alat,
mengadakan percobaan, membuat kesimpulan, menulis laporan, dan mampu
berfikir analisis.
Peserta didik lebih cenderung menyukai obyek yang nyata di alam sekitarnya.

6
Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah, sikap inovatif dan saling
bekerja sama.
Membangkitkan minat ingin tahu, memperkaya pengalaman keterampilan kerja
dan pengalaman berfikir ilmiah.

Sedangkan kekurangan dari praktik di Laboratorium :


Guru harus benar-benar mampu menguasai materi dan keterampilan.
Tidak semua mata pelajaran dapat di praktikkan dan tidak semua diajarkan dengan
metode praktik.
Alat-alat dan bahaan yang mahal harganya dapat menghambat untuk melakukan
praktek.
Banyak waktu yang diperlukan untuk praktik, sehingga kemungkinan dapat
dilaksanakan diluar jam pelajaran.

4. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi laboratorium di sekolah dapat digambarkan sebagai berikut :

Ini salah satunya ;

Ini salah satu struktur organisasi Laboratorium IPA;

7
Berikut bentuk lain dari struktur orgnisasi Laboratorium IPA

Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau
unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan. Mengorganisasikan laboratorium
berarti menyusun sekelompok orang/petugas dan sumber daya lain untuk melaksanakan suatu
rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang
berdaya guna terhadap laboratorium. Pengorganisasian laboratorium meliputi pengaturan dan
pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat-alat dan bahan-bahan,
dan menjaga kedisiplinan dan keselamatan laboratorium. Orang-orang yang terlibat langsung

8
dalam organisasi lab adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dan
Sarana Prasarana, koordinator laboratorium IPA, laboran, dan guru-guru mapel IPA (Kimia,
Fisika, Biologi).

Komponen Struktur organisasi dalam laboratorium sekolah terdiri dari komponen sebagai
berikut :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dan Sarana
Prasarana yang juga bekerja sama dengan koordinator lab dalam pelaksanaan kegiatan
lab, memiliki tugas pokok :
Memberi tugas kepada penangung jawab teknis laboratorium IPA, penanggung
jawab mata pelajaran (fisika, kimia, dan biologi), dan laboran.
Memberikan bimbingan, motivasi, pemantauan, dan evaluasi kepada petugas-
petugas laboratorium IPA.
Memberikan motivasi kepada guru-guru IPA dalam hal kegiatan laboratorium IPA.
Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium sesuai dengan program
kerja yang telah disusun.
Mengesahkan program kerja laboratorium dan mendisposisikan program yang
dapat dilaksanakan dan tidak dapat dilaksanakan dengan memberikan masukan
dan pertimbangan terhadap program yang diajukan.

2. Koordinator / Kepala Laboratorium


Koordinator atau kepala laboratorium berwenang dan bertanggung jawab untuk
merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan menindaklanjuti
seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan Laboratorium IPA. Tugas pokok
koordinator / kepala laboratorium :

I. Perencanaan dan Pengembangan Laboratorium


Menyusun Rencana Pengembangan Laboratorium
Merencanakan Pengelolaan Laboratorium
Mengembangkan Sistem Administrasi Laboratorium
Menyusun Prosedur Operasional Standar (POS) Kerja Laboratorium yang
terintegrasi dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta penanganan bahan
berbahaya dan beracun

II. Pengelolaan Kegiatan Laboratorium


Mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru mata pelajaran IPA untuk
menyusun buku pedoman pelaksanaan praktikum, ataupun membuat publikasi
karya ilmiah

9
Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
Mengevaluasi kegiatan laboratorium
Menyusun laporan kegiatan laboratorium

III. Pembagian tugas teknisi dan laboran Laboratorium


Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
Mensupervisi teknisi dan laboran
Membuat laporan secara periodik (tiap semester)

IV. Memantau Sarana dan Prasarana Laboratorium


Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium
Memantau kondisi keamanan bangunan laboratorium
Mendesain ruangan laboratorium
Mengusulkan kepada kepala sekolah untuk pengadaan alat dan bahan praktek

V. Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran dalam kegiatan laboratorium


Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
Menilai kegiatan laboratorium
Mengevaluasi program laboratorium untuk perbaikan selanjutnya.

3. Guru Mata Pelajaran IPA


Berwenang dan bertanggung jawab secara teknis dalam pemanfaatan peralatan
laboratorium. Tugas pokok guru mata pelajaran IPA :

I. Merencanakan pemanfaatan laboratorium sekolah


Membuat daftar dan merencanakan kebutuhan bahan peralatan dan suku cadang
laboratorium
Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan, peralatan, dan
suku cadang laboratorium

II. Mengatur Penyimpanan bahan, peralatan perkakas dan suku cadang laboratorium
Bersama laboran mengkoordinir penataan ruang laboratorium IPA berdasarkan
desain yang dibuat kepala laboratorium.
Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan
peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
Mengatur tata letak bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium IPA

III. Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum

10
Mendampingi dan mengawasi peserta didik ketika melakukan praktikum
Memandu peserta didik untuk menggunakan peralatan dan bahan-bahan yang ada
di laboratorium sesuai aturan
Berkoordinasi dengan laboran untuk menyiapkan paket bahan dan rangkaian
peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum serta mengecek paket bahan
dan rangkaian peralatan setelah selesai praktikum.

4. Laboran
Berwenang dan bertanggung jawab secara teknis dalam penyiapan praktikum,
penyimpanan, pemeliharaan dan perawatan alat dan bahan Laboratorium IPA. Tugas
pokok laboran :

a. Menginventaris bahan dan peralatan praktikum


a. Mencatat dan mengklasifikasikan bahan dan peralatan laboratorium
b. Mencatat penggunaan bahan dan peralatan laboratorium
c. Mengisi buku administrasi laboratorium

b. Mencatat kegiatan Praktikum


Mencatat kehadiran guru dan peserta didik
Mencatat penggunaan alat dan bahan laboratorium IPA
Mencatat kerusakan alat
Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikum secara periodik

c. Menyiapkan bahan dan peralatan yang sesuai dengan penuntun praktikum


Berkoordinasi bersama guru mata pelajaran IPA menata ruang laboratorium
berdasarkan desain yang dibuat oleh kepala laboratorium
Melayani guru dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
Bertanggung jawab atas kebersihan alat/bahan dan ruangan lab beserta
perlengkapannya sebelum dan sesudah praktikum
Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan

d. Menangani limbah laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Laboratorium merupakan salah satu sarana prasarana yang harus disediakan oleh
penyelenggara sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

5. JENIS LABORATORIUM SEKOLAH

11
Laboratorium dapat bermacam-macam jenisnya. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004: 41) di
Sekolah Menengah, umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang
membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk pembelajaran IPA
biasanya hanya dikenal Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Biologi.
Di SLTP mungkin hanya ada Laboratorium IPA saja. Di Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan
saja, mungkin terdapat banyak laboratorium. Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi,
suatu ruangan laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar
mengajar. Laboratorium jenis ini dikenal sebagai Science classroom laboratory. Kelebihan
jenis laboratorium ini bersifat multi guna.
Laboratorium sebagai pusat reservasi dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan
fungsinya, antara lain :
a. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang
berhubungan dengan analisa kimia kualitatif (kimia organik, kimia anorganik, dan
biokimia) dan kimia kuantitatif (Penetapan kadar unsur maupun senyawa, Uji mutu
maupun Quality Control).
b. Laboratorium Fisika
Laboratorium Fisika digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang
berhubungan dengan analisa fisik suatu produk seperti uji kebocoran, uji kekentalan, dan
uji organoleptik.
c. Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium Mikrobiologi digunakan untuk melaksanakan kegiatan praktikum yang
berhubungan dengan analisa mikrobiologi seperti Uji bakteri gram positif dan negatif, uji
bakteri patogen, uji kapang dan jamur.
d. Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa berfungsi sebagai sarana yang dapat digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran saintifik dan penilaian otentik. Dengan dukungan
laboratorium bahasa, guru akan mampu menyelenggarakan pembelajaran dengan
berbagai metode dan melaksanakan berbagai penilaian otentik dengan berbagai mode
seperti untuk kerja, observasi kegiatan diskusi peserta didik di laboratorium, dan tes atas
kompetensi pengetahuan yang dilaksanakan di laboratorium bahasa.
e. Laboratorium IPA
Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk
penunjang proses pembelajaran di sekolah. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berpikir kritis melalui kegiatan-

12
kegiatan yang dilakukan sendiri oleh siswa. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud dapat
dilangsungkan di dalam laboratorium maupun di luar laboratorium seperti di kelas atau di
alam terbuka, berkaitan dengan suatu bidang ilmu tertentu yang antara lain ditujukan
untuk menunjang pembelajaran teori.
f. Laboratorium komputer
Mengingat pentingnya peranan laboratorium komputer dalam mengembangkan
keterampilan TIK dan dalam akselerasi proses pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya
manajemen laboratorium komputer yang baik untuk mendukung peran dan fungsi
laboratorium secara optimal. Makalah ini akan mencoba membahas tentang manajemen
SDM, Perencanaan Laboratorium, Penataan Laboratorium, Standar pealatan
Laboratorium hingga berbagai permasalahan yang sering dihadapi dalam pengelolaan
laboratorium komputer, seperti : penangan virus, perawatan hardware dan juga strategi
meminimalkan dampak negatif internet bagi para siswa.

Jenis Laborat yang lain seperti sebagai berikut ;


Laboratorium pendidikan dan pengajaran (teaching lab)
Laboratorium riset (research lab)
Laboratorium dasar terpadu (basic science laboratory)
Laboratorium pengujian (test laboratory)
Laboratorium kalibrasi (calibration laboratory)
Laboratorium simulasi (simulation laboratory)
Bengkel (workshop)
Studio gambar (CAD; CAM; Audio visual dan Fotografi)
Rumah kaca (green house)
Laboratorium lapangan (field laboratory) atau out-door laboratory

Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan bagi peserta didik. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, laboratorium
harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu
laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik. Oleh
karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk
kelancaran proses belajar mengajar.

13
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013 sebagai pengganti PP No 19 Tahun
2005 tentang Standar Pendidikan Nasional, bahwa laboratorium merupakan sarana prasarana
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran.
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk mengelola
laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa
faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat laboratorium yang
canggih, dengan staf profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika
tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen
laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari. Suatu manajemen laboratorium yang baik memiliki sistem organisasi yang baik,
uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien, disiplin,
dan administrasi laboratorium yang baik pula.

6. MANAJEMEN LABORATORIUM
Pengelolaan laboratorium adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (SDM),
keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien
untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal. Pengelolaan
laboratorium secara umum meliputi aspek :
Perencanaan yaitu proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang
harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga, dan dana yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Penataan alat dan bahan yaitu proses pengaturan alat/bahan di laboratorium agar tertata
dengan baik.
Pengadministrasian laboratorium yaitu suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas
dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan
aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis.
Pengamanan, perawatan dan pengawasan.

Manajemen laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu
memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan
kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan
laboratorium.

14
Dalam konteks pendidikan di sekolah laboratorium mempunyai fungsi sebagai tempat proses
pembelajaran dengan metoda praktikum yang dapat memberikan pengalaman belajar pada
siswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta mengobservasi berbagai gejala secara
langsung. Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar
terutama dalam :
Membangun pemahaman konsep;
Verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep;
Menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta afektif
siswa;
Menumbuhkan rasa suka dan motivasi terhadap pelajaran yang dipelajari;
Melatih kemampuan psikomotor.

Pentingnya pengelolaan laboratorium mencakup hal :


Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium
Menyediakan alat atau bahan yang diperlukan
Membuat format peminjaman
Pendokumentasian atau pengarsipan
Peningkatan laboratorium

Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen


laboratorium, yaitu :
Tata ruang
Alat yang baik dan terkalibrasi
Infrastruktur
Administrasi laboratorium
Organisasi laboratorium
Fasilitas pendanaan
Inventarisasi dan keamanan
Pengamanan laboratorium
Disiplin yang tinggi
Keterampilan SDM
Peraturan umum

15
Penanganan masalah umum
Jenis-jenis pekerjaan.

Penanggungjawab laboratorium bertugas menyusun tata tertib laboratorium, program kerja


laboratorium, dan jadwal pelaksanaan kegiatan praktikum; bersama-sama dengan laboran
melakukan inventarisasi dan adminitrasi alat, bahan, dan fasilitas; bertanggung jawab
terhadap keamanan, keselamatan, kebersihan dan keindahan lab; bertanggung jawab terhadap
perawatan sarana dan prasarana; menyusun dan mengajukan kebutuhan alat dan bahan
kepada Kepala Sekolah; serta menciptakan suasana akademik laboratorium yang nyaman dan
kondusif sehingga menjamin keselamatan kerja di laboratorium.

Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur laboratorium ini meliputi :
1) Sarana Utama
Mencakup bahasan tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan sarana lain,
termasuk pintu utama, pintu darurat, jenis meja kerja/pelataran, jenis atap, jenis dinding, jenis
lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan limbah, jenis
ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis lemari bahan kimia, jenis alat optik, jenis
timbangan dan instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
2) Sarana Pendukung
Mencakup bahasan tentang ketersediaan energi listrik, gas, air, alat komunikasi, dan
pendukung keselamatan kerja seperti pemadam kebakaran, hidran dan sebagainya.

Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium,
yang antara lain terdiri atas:
Inventarisasi peralatan laboratorium
Daftar kebutuhan alat baru, alat tambahan, alat yang rusak, alat yang
dipinjam/dikembalikan
Surat masuk dan surat keluar
Daftar pemakai laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum/penelitian
Daftar inventarisasi bahan kimia dan non-kimia, bahan gelas dan sebagainya
Daftar inventarisasi alat-alat meubelair (kursi, meja, bangku, lemari dan sebagainya)

16
Sistem evaluasi dan pelaporan

Kegiatan administrasi ini adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan,


karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara berkala dengan baik dan teratur.
Administrasi alat dan bahan meliputi :
Jenis alat dan bahan
Jumlah masing-masing alat dan bahan
Jumlah pembelian dan tambahan
Jumlah alat yang rusak

Pemeliharaan alat dan bahan meliputi :


Penyimpanan
Susunan
Keadaan sarana pendukung

Organisasi laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta susunan
personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi organisasi di
dalam laboratorium adalah Kepala Laboratorium. Kepala Laboratorium bertanggung jawab
terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh
peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah Kepala Laboratorium
juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dibebankan
padanya. Untuk mengantisipasi dan menangani kerusakan peralatan diperlukan teknisi yang
memadai.

Fungsi Laboratorium
Secara umum fungsi semua laboratorium adalah antara lain : Sebagai tempat dilakukannya
percobaan Alat-alat laboratorium dan bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya
diletakkan dalam kelas, oleh karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.
Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas Dengan adanya kegiatan pembelajaran di
laboratorium, siswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam percobaan
secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.

17
Sebagai tempat display / pameran. Laboratorium juga dapat digunakan sebagai tempat
pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian yang telah dilakukan,
agar memberi gambaran lebih bagi siswa dan dapat memotivasi untuk penelitian atau
percobaan yang lebih baik.
Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka. Dengan adanya koleksi sejumlah
species memudahkan siswa mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit
untuk menemukannya.
Sebagai museum kecil. Hasil-hasil penelitian dan sejumlah species langka di
kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga laboratorium dapat digunakan sebagai
museum kecil.

Fasilitas Laboratorium
Laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan
pemakai laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa
fasilitas umum (utilities) dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat
digunakan oleh semua pemakai laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci
(sinks), aliran listrik, gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, dan ruang
timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain.

Penerangan
Ruang laboratorium harus memiliki pengatur penerangan yang dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Sumber cahaya dapat berasal dari cahaya matahari atau dari listrik.

Ventilasi
Laboratorium IPA membutuhkan ventilasi yang baik, lebih-lebih untuk laboratorium biologi
yang sering menggunakan bahan-bahan mudah menguap. Kadang-kadang ventilasi tidak
dapat dicukup dari jendela, sehingga dibutuhkan alat perotasi udara seperti kipas penyedot
(ceiling fans). Adanya kipas penyedot ini dapat membantu pergantian udara menjadi lebih
baik.

Air

18
Air merupakan fasilitas yang penting dalam laboratorium IPA, terutama untuk laboratorium
biologi. Pasokan air ke dalam laboratorium tersebut harus cukup. Selain jumlah pasokan,
kualitasnya juga harus baik, kualitas air yang kurang baik dapat mempercepat kerusakan alat-
alat terutama alat-alat yang terbuat dari logam. Aliran air yang masuk ke dalam laboratorium
harus lancar. Demikian juga aliran air yang ke luar laboratorium. Air yang masuk dan ke luar
laboratorium biasanya lewat pipa-pipa. Harus diperhatikan pembuangan air sisa cucian yang
mengandung bahan-bahan yang dapat merusakan pipa-pipa tersebut. Pembuangan sisa asam
atau basa kuat atau bahan korosif lainnya harus melalui pengenceran dahulu sebelum dibuang
lewat pipa. Hal ini untuk menghindari kerusakan pipa-pipa saluran air.

Bak cuci
Bak cuci atau sinks dapat terbuat dari beton atau porcelain. Bak cuci yang terbuat dari
porcelain mudah ternoda apabila kena bahan-bahan kimia. Bak cuci harus dilengkapi dengan
saringan untuk mencegah masuknya sisa-sisa praktikum yang berupa bahan padat. Untuk
menghindari adanya kerusakan bak cuci, hindarkan pembuangan bahan-bahan kimia seperti
asam-basa kuat dan bahan-bahan korosif lainnya.

Listrik
Pada laboratoium biologi, listrik merupakan fasilitas yang sangat penting. Besarnya daya
yang terpasang harus mencukupi kebutuhan alat-alat laboratorium, terutama alat-alat
laboratorium yang membutuhkan daya besar, seperti oven, furnace, autoclave dan lain-lain.
Tegangan listrik harus selalu dicek apakah stabil atau tidak.Tegangan listrik yang tidak stabil
dapat merusak alat-alat. Harus diperhatikan pula instalasi listrik, jangan didekatkan dengan
aliran air dan gas. Selain itu harus dilengkapi dengan pengaman yang mudah dijangkau.
Terminal outlet harus mudah dijangkau. Instalasi listrik secara periodik perlu diperiksa
kondisinya. Kabel-kabel listrik secara periodik disikat untuk menghilangkan bahan-bahan
korosif yang biasanya menempel pada permukaan kabel. Socket dan plug harus diperiksa
apakah masih berfungsi dengan baik atau rusak (aus). Apabila rusak harus segera diganti.
Periksa juga secara periodik hubungan kabel ke soket apakah masih terikat dengan kuat.

Mebelair
Perlengkapan yang berupa mebelair harus diperhatikan kualitas dan ukurannya. Misalnya
untuk meja perlu diperhatikan ketinggiannya. Umunya meja siswa ukuran tingginya 70-75

19
cm. Meja guru atau meja demonstrasi harus lebih tinggi dari meja siswa, agar sewaktu
demonstrasi dapat terlihat sampai ke meja siswa paling belakang. Kursi laboratorium apabila
memungkinkan ketinggiannya dapat diatur, sehingga siswa dapat menyesuaikan dengan jenis
kegitan praktikum/percobaan. Meja samping yang biasa dipakai untuk menyimpan alat-alat
yang menetap umumnya terbuat dari cor beton. Namun demikian dapat juga meja samping
tersebut dibuat dari bahan kayu keras. Bagian bawah meja samping dapat sekaligus
digunakan sebagai lemari. Ukuran meja samping panjangnya bervariasi sesuai kebutuhan,
sedangkan lebarnya antara 50 cm sampai 60 cm dengan ukuran tinggi 70 cm - 75 cm.
Demikian halnya meja untuk timbangan harus rata dan tidak mudah bergetar atau goyang.
Meja timbangan ini sangat cocok dibuat dari cor beton atau dari bahan kayu keras yang tebal.
Lemari alat dan bahan hendaknya memiliki tahapan (shelve) yang dapat diubah-ubah
posisinya agar memudahkan dalam menata alat-alat yang bervariasi ukurannya. Adakalanya
dibutuhkan suatu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan mikroskop dan alat optik
lainnya. Lemari mikroskop dibuat dengan tahapan (shelve) yang kokoh dan datar yang dapat
dibuat dari bahan logam atau kayu keras. Ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan atau
jumlah mikroskop yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan untuk lemari mikroskop
tersebut adalah diusahakan tidak lembab agar terhindar dari jamur.
Tugas penanggung jawab laboratorium selain mengkoordinir berbagai aspek laboratorium,
juga mengatur penjadualan penggunaan laboratorium. Penjadualan ini dikoordinasikan
dengan bagian kurikulum dan mempertimbangkan usulan-usulan guru. Pada laboratorium
dengan peralatan lab yang rumit atau kompleks, biasanya perlu diangkat seorang operator
alat. Operator alat bertanggung jawab terhadap alat yang dioperasikannnya, oleh karena itu
operator harus selalu siap jika sewaktu-waktu alat tersebut digunakan.

Inventarisasi Alat dan Bahan


Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi
yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara komputasi sebagai
daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasai mencakup :
Kode Alat/bahan
Nama alat/bahan
Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
Tahun penggunaan

20
Jumlah atau kuantitas
Kondisi alat, baik atau rusak

Tugas Kerja Pengelola


Pembagian tugas dan wewenang yang meliputi Kepala Laboratorium, Penanggung jawab
Laboratorium, Guru Mata Pelajaran, Teknisi/Laboran. (Depdiknas: 2003) Tugas Kepala
Laboratorium (1) Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan
praktikum/praktek sesuai usulan dari penanggung jawab laboratorium, laboran dan teknisi.
(2) Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat sesuai usulan dari penanggung jawab laboratorium, laboran dan teknisi.
(3) Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan penggunaan dana DIK, DIKS,
Sardik/BOP, dan sumber dana lain dari masyarakat dan pengguna laboratorium untuk
kelancaran kegiatan praktikum/praktek, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan
laboratorium. (4) Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. (5) Melaksanakan
perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium. (6) Mengembangkan tim
layanan masyarakat untuk kemajuan laboratorium dan kesejahteraan staf laboratorium. (7)
Mewakili Ketua Jurusan jika berhalangan dalam melaksanakan tugas dalam tugas yang
menyangkut pengembangan fasilitas dan keuangan. (8) Memfasilitasi pengembangan
kurikulum dan mengembangkan kerja sama dengan pihak luar untuk pemanfaatan dan
peningkatan fasilitas laboratorium. Tugas Penanggung jawab Laboratorium 1). Membantu
kepala laboratorium dalam merencanakan program kerja laboratorium. 2). Merencanakan dan
mengelola kebutuhan dan penggunaan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan
penelitian. 3). Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum dan penelitian siswa
termasuk merekrut asisten laboratorium. 4). Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk
kegiatan praktikum dan kegiatan penelitian. 5). Mengusulkan kebutuhan alat dan bahan untuk
kegiatan praktikum dan penelitian. 6). Memonitor dan mengevaluasi kerja guru praktik,
teknisi, laboran, dan asisten. 7). Memonitor dan mengevaluasi kerja guru praktik, teknisi,
laboran, dan asisten 8). Melaporkan kondisi laboratorium kepada kepala laboratorium. Tugas
Guru Pengampu Mata Pelajaran Praktek 1). Membantu penanggung jawab laboratorium
dalam merencanakan kebutuhan bahan dan alat, serta kegiatan praktikum. 2). Merencanakan
dan mengatur pelaksanaan kegiatan praktikum secara teratur. 3). Melakukan pretes praktikum
bersama asisten. 4). Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum. 5). Melakukan
kegiatan respon praktikum. 6). Memantau kerja asisten laboratorium.

21
Tugas Teknisi/Laboran 1). Membantu kerja penanggung jawab laboratorium secara teknis. 2).
Mendata kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian 3). Mengusulkan
kebutuhan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian kepada penanggung jawab
laboratorium atau kepala laboratorium. 4). Membantu guru praktek dalam menyiapkan
pelaksanaan kegiatan praktikum 5). Membantu guru praktek dalam pelaksanaan praktikum
siswa. 6). Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan
penelitian. 7). Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggung
jawabnya. 8). Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada
penanggung jawab laboratorium atau kepala laboratorium. Tugas Asisten Laboratorium 1).
Membantu guru praktek dan teknisi/laboran dalam menyiapkan praktikum. 2). Membantu
guru praktik dalam pelaksanaan praktikum. 3). Membantu guru praktek dalam penilaian
kegiatan dan laporan praktikum. 4). Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama
teknisi/laboran.

7. PENGAMANAN LABORATORIUM
Keamanan telah menjadi komponen penting pengoperasian laboratorium. Sistem keamanan
laboratorium yang baik dapat mengurangi sejumlah risiko, seperti :
Pencurian atau penyalahgunaan peralatan yang sangat penting atau bernilai tinggi;
Pencurian atau penyalahgunaan bahan kimia atau bahan penggunaan ganda yang
mungkin digunakan untuk kegiatan ilegal;
Ancaman dari kelompok aktivis;
Pelepasan atau pemaparan bahan berbahaya secara tidak sengaja atau sengaja;
Sabotase bahan kimia atau peralatan bernilai tinggi;
Publikasi informasi sensitif; dan
Pekerjaan ilegal atau eksperimentasi laboratorium yang tidak sah.

Jenis dan tingkat sistem keamanan bergantung pada beberapa faktor, termasuk :
Jenis ancaman yang diterima dan jumlah bahan dan peralatan;
Pengetahuan kelompok atau individu yang memberikan ancaman;
Riwayat pencurian, sabotase, dan kekerasan yang diarahkan ke atau di dekat
laboratorium;
Persyaratan atau panduan peraturan;
Adanya sesuatu yang menarik perhatian; atau

22
Masalah terkait penggunaan-ganda atau keamanan informasi.

a. Dasar Keamanan
Program keamanan laboratorium akan menggunakan gabungan antara komponen manusia,
fisik, elektronik, dan operasional dalam suatu sistem terpadu.
Sumber daya manusia yang terlatih : penjaga keamanan yang cukup terlatih, mampu,
dan sadar
Keamanan fisik atau arsitektur : pintu, tembok, pagar, kunci, penghalang, dan akses
atap
Keamanan elektronik : sistem kendali akses, sistem alarm, dan sistem jaringan televisi
tertutup
Keamanan operasional : lembar atau catatan masuk, pengawalan penjaga keamanan,
pengendalian kunci dan kartu akses, dan prosedur perizinan.

Bergantung pada tingkat keamanan yang diperlukan, rancangan sistem keamanan untuk
menghalangi akses yang tidak sah, sistem pemantauan untuk mendeteksi pelanggaran, dan
pembuatan cadangan untuk mencegah kegagalan sistem jika terjadi kehilangan daya listrik
atau perubahan lingkungan lainnya. Keamanan dimulai dari batas luar (perimeter) gedung
dan menjadi semakin ketat di bagian dalam yang sensitif. Upaya keamanan perlu
dilaksanakan di zona intervensi.
Sistem keamanan harus membantu :
Mendeteksi potensi masalah, termasuk pembobolan atau pencurian;
Menunda kegiatan kejahatan dengan membuat penghalang dalam bentuk
pengendalian pegawai dan akses; dan
Menanggapi masalah.

Fasilitas harus mempunyai rencana keamanan yang mengidentifikasi orang-orang yang


bertanggung jawab, prosedur, dan kebijakan dan memberikan pemahaman yang jelas tentang
peran bagian tanggap darurat internal dan eksternal, termasuk polisi.
1) Menentukan Tingkat Keamanan
Lembaga harus menentukan tingkat keamanan yang diperlukan untuk laboratorium atau
untuk bagian laboratorium. Penentuan tingkat keamanan memudahkan pengkajian
keamanan yang diperlukan untuk laboratorium dan memastikan konsistensi penerapan

23
prinsip-prinsip keamanan. Berikut ini sebuah contoh sistem manajemen keamanan
laboratorium, yang menentukan tiga tingkat keamanan berdasarkan pengoperasian dan
bahan.
2) Normal atau Tingkat Keamanan 1
Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan 1 mempunyai risiko
yang rendah untuk bahaya kimia, biologis, atau radioaktif yang luar biasa. Kehilangan
akibat pencurian, tindakan membahayakan, atau sabotase akan memberikan dampak
minimal terhadap pengoperasian laboratorium.
3) Menengah atau Tingkat Keamanan 2
Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan 2 mempunyai risiko
menengah untuk potensi bahaya bahan kimia, biologis, atau radioaktif. Laboratorium
mungkin berisi peralatan atau bahan yang menarik bagi pencuri, dapat mengancam
masyarakat, atau dapat disalahgunakan. Kehilangan akibat pencurian, tindakan
membahayakan, atau sabotase akan memberikan dampak cukup serius pada program
penelitian dan reputasi lembaga.
4) Tinggi atau Tingkat Keamanan 3
Laboratorium atau daerah yang ditandai sebagai Tingkat Keamanan 3 mempunyai risiko
serius untuk potensi bahaya biologi, kimia, atau radioaktif yang mematikan terhadap
manusia dan lingkungan. Laboratorium mungkin berisi peralatan atau bahan yang dapat
disalahgunakan, dapat mengancam masyarakat, atau bernilai tinggi. Kehilangan
peralatan atau bahan akibat pencurian, tindakan membahayakan, atau sabotase akan
memberikan dampak dan konsekuensi serius terhadap program penelitian, fasilitas dan
reputasi lembaga.

b. Mengurangi Bahaya Penggunaan Ganda Bahan Laboratorium


Berbagai reagen laboratorium yang berbahaya memberikan ancaman keselamatan yang
lebih besar dikarenakan risiko terorisme dan produksi obat-obatan terlarang. Penting
untuk menyadari potensi penyalahgunaan bahan kimia laboratorium untuk penggunaan-
berganda atau multi-penggunaan secara sengaja. Keamanan laboratorium harus berfokus
pada berbagai bahan penggunaan-ganda, termasuk agen biologi, seperti patogen hidup
dan racun biologi, reagen sintetis, dan racun kimia. Keamanan juga harus
mempertimbangkan kemungkinan bahwa laboratorium itu sendiri dapat digunakan untuk
sintesis zat-zat teror yang terlarang.

24
Ambil langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko pencurian atau bahan kimia
dengan penggunaan-ganda untuk kegiatan teroris.
Tinjau secara periodik dan hati-hati berbagai pengendalian akses laboratorium ke
daerah penggunaan atau penyimpanan agen penggunaan-ganda.
Batasi jumlah pegawai laboratorium yang mempunyai akses ke agen penggunaan-
ganda.
Berikan pelatihan untuk semua pegawai laboratorium yang mempunyai akses ke
zat-zat ini, termasuk diskusi risiko penggunaan-ganda.
Tetap waspada dan sadari kemungkinan pemindahan bahan kimia apa pun untuk
tujuan yang terlarang dan ketahui cara melaporkan kegiatan tersebut ke orang
yang bertanggung jawab.
Lakukan pencatatan inventaris untuk bahan-bahan ini.
Jika kendali akses elektronik sudah ada, buat catatan tentang siapa saja yang
mendapatkan akses ke area penggunaan atau penyimpanan bahan penggunaan-
ganda.

c. Menetapkan Keamanan Informasi


Keamanan informasi sangat penting untuk keamanan peralatan dan bahan. Masalah
penggunaan-ganda berlaku untuk data dan bahan laboratorium. Pelanggaran keamanan
siber mungkin menyebabkan informasi sensitif jatuh ke tangan teroris, kelompok musuh,
atau pelaku kejahatan. Kembangkan kebijakan dan prosedur keamanan informasi, seperti
yang diperinci pada bagian berikutnya.
1) Membuat Cadangan Data
Kembangkan rencana untuk membuat cadangan data secara reguler.
Pertimbangkan manfaat menyimpan cadangan data di luar, baik di tempat
penyimpanan tahan api atau di fasilitas pusat (misal fasilitas teknologi informasi
lembaga).
2) Melindungi Informasi Rahasia atau Sensitif
Nilailah jenis data yang dihasilkan oleh laboratorium. Data mungkin sesuai
dengan kategori berikut :
Publik, dapat diberitahukan bebas kepada siapa saja;
Internal, dapat diberitahukan bebas kepada pihak lain dalam lembaga;

25
Departemental, hanya dapat diberitahukan ke pihak lain dalam
departemen;
Laboratorium, hanya dapat diberitahukan ke pihak lain di laboratorium;
atau
Rahasia, dapat diberitahukan hanya kepada mereka yang terlibat langsung
dengan data atau berdasarkan keperluan tertentu yang sah.

Jika laboratorium menghasilkan data yang pribadi, sensitif, atau data hak milik, ambil
langkah berikut dengan panduan dari kelompok teknologi informasi lembaga atau
konsultan luar :
Berikan pelatihan kepada mereka yang mempunyai akses terhadap informasi ini,
dengan menekankan pada pentingnya kerahasiaan. Kaji segala prosedur publikasi
informasi tersebut ke luar laboratorium.
Buat perjanjian kerahasiaan tertulis dan ditandatangani oleh mereka yang
mempunyai akses terhadap informasi tersebut.
Ganti sandi secara rutin. Jangan menyimpan atau menulis sandi di tempat mudah
ditemukan. Jaga kerahasiaan sandi.
Kunci keamanan, kartu akses, atau alat keamanan fisik lainnya.
Sebelum membuang bahan yang berisi informasi sensitif, buat bahan tersebut
menjadi tidak dapat digunakan lagi dengan menghancurkannya atau menghapus
pita perekam.
Laporkan segera segala pelanggaran keamanan yang diketahui atau dicurigai ke
kantor keamanan lembaga dan petugas keselamatan dan keamanan kimia.

d. Melakukan Penilaian Kerentanan Keamanan


Tujuan Penilaian Kerentanan Keamanan (Security Vulnerability Assessment, SVA) adalah
menemukan potensi risiko keamanan terhadap laboratorium, tingkat ancaman, dan kecukupan
sistem yang ada. SVA membantu menentukan perencanaan keamanan yang dibutuhkan oleh
laboratorium. Untuk melakukan SVA, mulailah dengan berjalan dan memeriksa sekeliling
laboratorium. Fokuskan penilaian dengan cara berdiskusi dengan pegawai laboratorium
mengenai bahan kimia, peralatan, prosedur, dan data yang mereka hasilkan.
Berikut ini sebagian daftar masalah untuk dikaji sebagai bagian dari SVA:

26
Ancaman yang ada, berdasarkan sejarah lembaga itu (misal pencurian bahan
laboratorium, sabotase, pelanggaran keamanan data, protes).
Bahan kimia, agen biologis, bahan radioaktif, atau peralatan laboratorium lainnya
atau bahan dengan potensi penggunaan-ganda.
Data sensitif atau sistem terkomputerisasi.

Fasilitas perlindungan hewan :


Kerentanan infrastruktur (misal saluran listrik yang dapat diakses, pencahayaan
buruk).
Sistem keamanan yang ada (misal kendali akses, kamera, deteksi pembobolan).
Tanda pengenal pegawai laboratorium (misal lencana, akses dikawal).
Budaya lembaga (misal laboratorium terbuka, tidak menanyai pengunjung).
Rencana keamanan yang ada.
Pelatihan dan kesadaran pegawai laboratorium.

Lakukan SVA dengan komite yang terdiri dari dua atau tiga anggota pengajar dan peneliti
yang memiliki motivasi tinggi dan pengetahuan yang diperlukan serta kesadaran tentang
keselamatan dan keamanan kimia. Jika sumber daya ada, pertimbangkan untuk
mempekerjakan seorang konsultan keamanan laboratorium untuk melakukan SVA bersama
dengan staf keamanan, keselamatan, dan laboratorium.

e. Membuat Rencana Keamanan


Hasil SVA berupa daftar tindakan atau sarana keamanan yang diperlukan selain gembok dan
kunci. Tidak ada pendekatan tunggal untuk rencana keamanan laboratorium. Namun, unsur-
unsur berikut dapat dipertimbangkan untuk rencana keamanan laboratorium apa saja.
Batasi akses batas luar (perimeter) menuju fasilitas jika ada risiko tinggi pencurian,
penyalahgunaan, sabotase, atau pelepasan bahan kimia khusus yang berbahaya secara
disengaja.
Amankan aset yang diidentifi kasi dalam SVA sehingga mencegah akses oleh individu
yang tidak sah.
Pantau keamanan aset tersebut sehingga pelanggaran keamanan akan diketahui, dan
untuk bahan berisiko tinggi, pegawai laboratorium atau keamanan dapat segera
menangani.

27
Saring dan kendalikan akses ke fasilitas menggunakan kendali akses elektronik dan
penjaga keamanan. Periksa setiap orang dan, dalam beberapa kasus, juga kendaraan
untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang membawa bahan berbahaya ke dalam
laboratorium.
Tunda terjadinya pelanggaran keamanan melalui penggunaan tindakan keamanan
yang telah dibahas, untuk memberi lebih banyak waktu pada lembaga tanggap darurat
untuk mencegah keberhasilan serangan.
Amankan pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan bahan target.
Halangi pencurian atau penyalahgunaan bahan target melalui kendali inventaris,
kendali pengunjung, lencana tanda pengenal, dan kontrol elektronik.
Lakukan pemeriksaan latar belakang terhadap setiap orang yang bekerja dengan
bahan laboratorium, terutama bahan penggunaan ganda atau keamanan-tinggi. Verifi
kasi informasi pekerjaan dan latar belakang pendidikan seseorang dan catat
ketidakcocokan dalam riwayatnya.
Halangi sabotase siber, termasuk akses yang tidak sah di lokasi kerja atau dari jarak
jauh terhadap pengendalian proses penting.
Kembangkan dan terapkan rencana tanggap darurat dan praktikkan rencana tersebut.
Identifikasi struktur kepemimpinan untuk masalah keamanan.
Jaga sistem pemantauan, komunikasi, dan peringatan.
Buat catatan rencana keamanan dan penggunaannya.
Berikan pelatihan untuk pegawai laboratorium tentang tindakan keamanan dan
pentingnya melakukan tindakan tersebut.
Jika ada ancaman, naikkan tingkat keamanan.
Laporkan insiden signifikan yang melibatkan keamanan kimia ke penegak hukum
setempat.
Selidiki laporan insiden yang terkait keamanan dan dokumentasikan temuan dan
resolusinya.

f. Mengelola Keamanan
Komite pengawasan keselamatan dan keamanan kimia lembaga bertanggung jawab untuk
membuat rencana keamanan menyeluruh. Orang yang bertanggung jawab untuk mengelola
keamanan di laboratorium harus mempunyai pengetahuan dasar minimal, memahami risiko
dan kerentanan, dan mempunyai tingkat tanggung jawab dan kewenangan yang memadai.

28
Keamanan harus menjadi bagian integral dari program pelatihan keselamatan di
laboratorium. Latih semua pegawai untuk memahami dan melaksanakan tindakan keamanan
laboratorium, selain tindakan keselamatan. Banyak tindakan yang meningkatkan keselamatan
juga meningkatkan keamanan, termasuk :
Meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya untuk mengurangi risiko;
Meminimalkan persediaan bahan yang dimiliki;
Meminimalkan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk bahan tersebut;
Membatasi akses bagi mereka yang membutuhkan penggunaan bahan yang berbahaya
dan memahami risiko keselamatan dan keamanan; dan
Mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat dan mengenali
ancaman.

g. Kepatuhan pada Peraturan


Bagi kebanyakan laboratorium, tidak ada persyaratan peraturan untuk keamanan. Tindakan
atau sarana keamanan didasarkan pada kebutuhan laboratorium. Namun, untuk sebagian
bahan atau pengoperasian, ada dokumen panduan.
Bahan biologis dan agen penular : Organisme biologi tertentu, termasuk virus, bakteri,
jamur, prion, dan elemen genetiknya mungkin menimbulkan risiko terhadap individu
atau masyarakat. Bahan biologi menimbulkan masalah unik karena bahan ini dapat
berproduksi sehingga pencurian bahan ini, meskipun dalam jumlah kecil, sangat
berbahaya.
Penelitian hewan : Penelitian hewan merupakan fokus dari banyak aktivis pejuang
hak hewan. Keamanan vivarium sangat penting bagi keselamatan hewan dan peneliti.
Association for Assessment and Accreditation of Laboratory Animal Care
International (AAALAC) atau dalam bahasa Indonesia disebut Asosiasi untuk
Penilaian dan Akreditasi Perlindungan Hewan Laboratorium Internasional
memberikan panduan keamanan hewan laboratorium dan fasilitas penelitian.
Bahan radioaktif dan peralatan penghasil radiasi: Di kebanyakan laboratorium,
jumlah, isotop, dan intensitas bahan radioaktif digunakan untuk penelitian atau
pengajaran agar tidak menimbulkan risiko serius terhadap individu atau masyarakat.
Namun, sebagian bahan dan peralatan menimbulkan risiko tinggi, dan bahan berisiko
rendah sekali pun juga dapat menimbulkan masalah.

29
Bahan kimia: Keamanan kimia semakin menarik perhatian pembuat peraturan. Seperti
yang telah disebutkan sebelumnya, sebagian bahan kimia laboratorium yang umum
berpotensi digunakan dalam produksi obat-obatan atau senjata kimia yang terlarang.

h. Keamanan Fisik dan Operasional


Ada banyak sistem yang tersedia untuk keamanan laboratorium. Pilihan dan penerapan sistem
bergantung pada tingkat keamanan yang dibutuhkan dan sumberdaya yang tersedia.
1) Penjaga dan Prosedur Keamanan
Penjaga keamanan seringkali merupakan sarana paling umum yang tersedia untuk
keamanan laboratorium. Mereka mengontrol akses ke gedung dan laboratorium dengan
memeriksa lencana atau bentuk tanda pengenal lainnya dari staf dan pengunjung. Mereka
juga dapat mengawasi pintu dan jendela yang terkunci, mengawal di dalam dan di luar
gedung, dan mengawasi monitor jaringan televisi tertutup (CCTV). Jika menggunakan
penjaga keamanan, tentukan kebijakan yang jelas untuk pemeriksaan lencana, pembuatan
catatan masuk, dan pendefinisian area akses, rute patroli, dan jadwal. Kebijakan ini
mencakup prosedur pelaporan orang atau kegiatan yang mencurigakan dan pengkajian
informasi CCTV. Jangan pernah bertanya atau membiarkan penjaga keamanan memeriksa
status eksperimen yang tidak dijaga yang melibatkan bahan yang sangat beracun.
2) Kunci Pintu
Ada banyak jenis kunci pintu. Setiap sistem penguncian pintu memerlukan manajemen
dan perawatan. Untuk kunci, pastikan bahwa ada sebuah program untuk mengumpulkan
kunci sebelum seseorang meninggalkan tempat kerja.
3) Jaringan Televisi Tertutup
Selain penjaga dan kunci, jaringan televisi tertutup merupakan alat lain yang sering kali
digunakan untuk mengamankan laboratorium. CCTV dapat terus dipantau oleh penjaga
keamanan atau dapat dikaji setelah terjadi insiden. CCTV dapat digunakan untuk
mengenali kegiatan yang tidak biasa dan mengesahkan identitas dan izin masuk pegawai.
Kamera CCTV harus ditempatkan di pintu masuk atau keluar, tidak harus di daerah
kerjanya. Buat kebijakan dan prosedur penggunaan sistem dan pengkajian rekaman.
Simpan data CCTV minimal selama sebulan. Buat kebijakan yang menyatakan dalam
kondisi apakah informasi dapat dikaji dan oleh siapa.
4) Tindakan Lainnya
Tindakan atau sarana keamanan lainnya yang dapat digunakan meliputi :

30
Mempekerjakan penjaga keamanan tambahan.
Alarm kaca pecah untuk jendela dan pintu.
Alarm pembobolan.
Perangkat keras untuk mencegah perusakan jendela dan/atau kunci pintu.
Penerangan untuk tempat yang dapat digunakan untuk memasuki daerah aman.
Kunci untuk akses atap.
Tembok, pagar, dan semak pembatas.
Tembok internal yang dibangun dari lantai hingga langit-langit ruang.
Rangka pintu yang tidak dapat dirusak.
Tirai jendela.
Lencana atau bentuk tanda pengenal lainnya.
Catatan masuk.

8. HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat
menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan
untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang
sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta sistem pengajaran.
Laboratorium harus dikelola/ditangani dan diatur tata letaknya sedemikian rupa dengan
tujuan, agar :
Disiplin laboratorium selalu terjaga dengan baik
Kebersihan, keamanan dan keselamatan laboratorium selalu terjaga dengan baik
Kelancaran penggunaan laboratorium selalu terjaga dengan baik

Dalam melakukan pengelolaan laboratorium, beberapa aspek yang diperhatikan yaitu :


Perencanaan
Penataan
Pengadministrasian
Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

Dalam pengelolaan suatu laboratorium pada dasarnya merupakan tanggung jawab bersama
baik dari pengelola maupun pengguna laboratorium itu sendiri.
Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil
untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja.

31

Вам также может понравиться