Вы находитесь на странице: 1из 58

64

BAB III
KAJIAN DATA

A. Gambaran Umum
1. RSUD Abdul Wahab Sjahranie
RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda terletak di jalan Palang Merah
Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu. Rumah Sakit Umum Daerah A.
Wahab Sjahranie sebagai Top Referal dan sebagai rumah sakit kelas A
satu-satunya di Kalimantan Timur terhitung mulai bulan Januari 2014.
RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda saat ini sebagai wahana pendidikan
klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman juga program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS I) Bedah, selain itu berbagai institusi
pendidikan baik pemerintah maupun swasta juga bekerja sama dengan
Perguruan tinggi kesehatan yang ada di Kalimantan Timur. Gambaran
visi dan misi RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda :
a. Visi:Menjadi Rumah Sakit Dengan Pelayanan Bertaraf
Internasional.
b. Misi :
1) Meningkatkan Askes dan Kualitas Pelayanan berstandar
Internasional
2) Mengembangkan RS sebagai Pusat Penelitian
c. Motto RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah sebagai
berikut
BHAKTI : Bersih, Harmonis, Aman, Kualitas, Tertib, Informatif
d. Falsafah RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Menjungjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia Dalam Pelayanan
Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian
e. Tujuan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
1) Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
2) Meningkatkan kemampuan etika dan profesionalisme
3) Terealisasinya sarana dan prasarana yang nyaman dan moderen
4) Terwujudnya kesejahteraan pegawai
5) Budaya Kerja RSUD Abdul Wahab Sjahranie
6) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita

64
65

7) Kepentingan pasien adalah yang utama


8) Mensinergikan pelayanan, pendidikan dan penelitian
9) Insan profesional
10) Insan beretika tinggi
11) Organisasi pembelajaran
12) Melihat dengan sistem

Sejarah Berdirinya RSUD Abdul Wahab Sjaranie berawal dari


dibangunnya RSU pada tahun 1933, kepunyaan kerajaan Kutai
(Landschap = Kerajaan, sehingga diberi nama Landschap Hospital)
terletak di Juliana atau Emma Straat (sekarang jalan Gurami).
Sesuai dengan tuntutan perkembangan kebutuhan, RSU
dipindahkan dari Selili ke jalan Dr. Soetomo (Lokasi Dekong) pada 12
November 1977, yang tahap pertama dimulai dengan pemindahan
poliklinik (rawat jalan) lebih dahulu.
Setelah 7 tahun kemudian tepatnya 21 Juli 1984, keseluruhan
pelayanan RSU dipindahkan ke jalan Dr.Soetomo, dan tanggal 22
Februari 1986 diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum A. Wahab
Sjahranie.
Dari data yang kami himpun, para dokter yang memimpin RSU
sejak awal sampai sekarang :
Zaman Penjajahan Belanda
a. Dr. Gober ( 1933 1935 )
b. Dr. Hoffan ( 1935 1938 )
c. Dr. R. Soewardji Prawiroharjo ( 1938 1942 )

Dr. R. Soewardji Prawiroharjo inilah yang memimpin dan


menjalankan RSU sebagai dokter tunggal pada saat-saat akhir
penjajahan Belanda dan beliau pula merupakan orang Indonesia
pertama yang memimpin RSU, sedangkan dua orang dokter sebelumnya
adalah dokter Belanda dan Indo-Belanda.
Dr. R. Soewardji Prawiroharjo tetap melaksankan tugas-tugasnya
sebagai dokter pada zaman pendudukan Jepang ( tahun 1942 1945 ).
Berikut adalah daftar perjalanan kepemimpinan di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie :
66

Periode Nama Direktur


1933 1935 Dr.Gobler I
1935 1938 Dr.Hoffan II
1938 1945 Dr. R Soewardji Prawirohardjo III

1948 1951 Dr. Abdul Rivai IV


1951 - 1954 Dr. Avellia Lemand V
1954 1957 Dr. L. Indoff VI
1957 1960 Dr.Soemantoro VII
1960 1966 Dr. Chan Bun Liang VIII
1966 1971 Dr. Waluyanto Hadi Susilo IX
1971 1979 Dr. H.Thamrinsyam, Sp.RM X
1979 1985 Dr. H, Sofyan Agus XI
1985 1989 Dr. H.Rawindra Soekardi, Sp.THT XII
1989 1995 Dr.T.M. Sinaga, MPH XIII
1995 1998 Dr.H.Jusuf , SK XIV
1998 1999 Dr.H.Jusuf Enany, Sp.JP XV
1999 2006 Dr.H.Awang Joenai XVI
2006 2012 Dr.H.Ajie Syirafuddin, MMR XVII
2012 Sekarang dr. Rachim Dinata Marsidi.,Sp.B, M.Kes XVIII

RSUD abdul Wahab Sjahranie, juga memiliki perjalanan


perkembangan organisasi yang panjang dari awal berdirinya hingga
sampai saat ini, berikut adalah daftar pengembangan organisasi di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda :

Tahun Pengembangan Organisasi


Didirikan Rumah Sakit Umum di Segiri Kecamatan Samarinda
1974
Hulu disebut sebagai RSU Segiri.
Pada tanggal 12 Nopember di resmikan oleh Gubernur KDH Tk.
1977 I Provinsi Kalimantan Timur Bapak H.a.Wahab Sjahranie untuk
Pelayanan Rawat Jalan.
Pada tanggal 21 Juli 1984, seluruh Pelayanan Rawat Inap dan
Rawat Jalan dipindahkan dari rumah sakit lama (Selili) kelokasi
1984
rumah sakit umum baru yang terletak di Jln.Palang Merah
Indonesia.
Nama Rumah Sakit Umum Daerah A. Wahab Sjahranie
1987
diresmikan pada tahun 1987, untuk mengenang jasa beliau.
67

Sebagai rumah sakit Kelas B dengan SK Menkes No:


1993 1161/Menkes/SK/XII/1993, ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15
Desember 1993.
RSUD A.wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai unit
1999
Swadana.
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status sebagai
2008
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status
2010
Terakreditasi 16 Pelayanan.
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan sebagai Rumah Sakit
2010
Kelas B Pendidikan.
2012 Certificate Of Registration Quality Management S
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan sebagai Rumah Sakit
2014
Kelas A Pendidikan
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status Akreditasi
2014
Nasional Versi 2012 PRATAMA
RSUD A Wahab Sjahranie ditetapkan dengan status Akreditasi
2015
Nasional Versi 2012 MADYA

Selama Perjalanan pengemabangan organisasi ini juga, RSUD


Abdul Wahab Sjahranie banyak mendapatkan prestasi dan penghargaan
dari berbagai pihak antara lain :
Tahun Penghargaan Dari
1991 Rumah Sakit Sayang Bayi Departemen RI
1992 Rumah Sakit Sayang Bayi UNICEF
Menkes,
Menteri Negara
Pemenang Lomba Rumah Sakit & Puskesmas
Urusan
1992 Dengan tempat Tidur Sayang Bayi &
Peranan
Puskesmas.
Wanita,
BKKBN.
Penilaian & Penampilan kerja Rumah Sakit Gubernur KDH
1996
Dalam Rangka HKN. Tk.I
Gubernur KDH
1997 Peresmian Rumah Sakit Sayang Ibu & Bayi.
Tk.I
1997 Abdi Satya Bhakti Menpan
1997 Abdi Satya Bhakti Kamar Dagang
& Industri
68

Indonesia.
Penampilan Terbaik I Kelas B Kerja Rumah Gubernur KDH
1997
Sakit Dalam Rangka HKN. Tk.I
2001 Citra Pelayanan Prima Menteri PAN
Menteri
2001 Sertifikat Akreditasi Penuh Rumah Sakit
Kesehatan
Menteri Negara
Koperasi Konsumen Berprestasi Tingkat Koperasi &
2006
Nasional. Usahan Kecil
Menengah RI.
Gubernur
Sertifikat Biru Program Penilaian Peringkat
Provinsi
2008 Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam
Kalimantan
pengelolaan Lingkungan Hidup.
Timur
Menteri Negara
Koperasi &
2010 Koperasi Berprestasi Kelompok Konsumen
Usahan Kecil
Menengah RI.
Gubernur
Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Provinsi
2010
Perangkat Daerah Terbaik II Tahun 2010 Kalimantan
Timur
Gubernur
Harapan I Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
2010
Inovatif. Kalimantan
Timur
Sertifikat Berstandar Internasional (ISO) 2001: MS CERT,
2010
2008 JAS-ANZ, IAF
Gubernur
Sertifikat Hijau Program Penilaian Peringkat
Provinsi
2012 Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam
Kalimantan
pengelolaan Lingkungan Hidup.
Timur
Gubernur
2012 Terbaik III SKPD Inovatif
Kaltim
MS CERT,
2012 Sertifikasi ISO 2001:2008
JAS-ANZ, IAF
Gubernur
2013 Terbaik I SKPD Inovatif
Kaltim
69

Sertifikat Penetapan Kelas RSUD A.W.


2014 Kemenkes
Sjahranie Menjadi Kelas A
2014 Predikat Kepatuhan OMBUDSMAN
Certifikat Of Registration Quality Management
2014 MS CERT
System
Peringkat Biru Penilaian Kinerja Perusahaan
Gubernur
2014 Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Th
Kaltim
2013- 2014
Menteri
Koperasi &
Koperasi Berprestasi Th 2014, Jenis
2014 Usaha Kecil
Konsumen
dan Menengah
RI
Pemprov
2014 Koperasi Berprestasi Th 2014, Jenis Jasa
Kaltim
Juara 1 Stand Terbaik Kategori Pemberi Pemprov
2014
Pelayanan & Informasi Kaltim
Penghargaan Terbaik II Pengelolaan
Pemprov
2014 Kepegawaian Thn 2014 Dalam Rangka HUT
Kaltim
Ke 58 Provinsi Kaltim Thn 2015
Penghargaan Terbaik I SKPD Terbaik Tahun
Pemprov
2014 2014, Dalam Rangka HUT Ke 58 Provinsi
Kaltim
Kalimantan Timur Tahun 2015.
Pemprov
2014 Piagam Penghargaan SKPD Inovatif 2014
Kaltim
Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik
Ketua Om
2014 UU No. 25 Thn 2009, Tentang Pelayanan
Budsman
Publik. Tgl 18 Juli 2014.
Piagam Penghargaan Terbaik VI Pengelolaan Pemprov
2014
Barang Milik Daerah 2014 Kaltim

Rumah Sakit Umum Daerah A.Wahab Sjahranie (RSUAWS)


adalah Rumah Sakit milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan
merupakan Rumah Sakit Rujukan tertinggi di Kalimantan Timur. Saat ini
permintaan akan pelayanan kesehatan semakin meningkat. Hal ini tidak
terlepas dari semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya kesehatan dan juga adanya upaya dari manajemen RSU AW
Sjahranie untuk memperbaiki kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
70

Untuk Pelayanan kesehatan spesialistik, sudah tersedia 42 ( Poli


Klinik Spesialis di yang diharapkan pula dapat memberikan layanan
kesehatan paripurna.Semua pelayanan di Poliklinik ini dapat diakses
oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang status sosial pasien.
Demikian pula untuk perawatan diruangan Rawat Inap yang
terdiri dari kelas I,II,III, sampai kelas Eksekutif dimana Jumlah Tempat
Tidur yang digunakan saat ini berjumlah 828 ( Delapan Ratus Dua Puluh
Delapan ) yang diharapkan dapat menampung masyarakat yang akan
menggunakan fasilitas rawat inap.
Instalasi Gawat Darurat sebagai salah satu pintu masuk dan
sebagai ujung tombak pelayanan di RSUD AWS maka penilaian terhadap
kinerja dan kualitas pelayanan haruslah selalu dilakukan untuk melihat
perbaikan ataupun kekurangan baik dalam hal fasilitas maupun sumber
daya manusia sehingga pelayanan prima di IGD dapat dirasakan oleh
masyarakat. Hal ini juga tentu terkait dengan pelayanan di instalasi atau
unit lain yang saling terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
Jenis Pelayanan yang terdapat di RSUD AW Sjahranie Samarinda
berdasarkan Standar KEMENKES No. 340/MENKES/PER/III/2010
sebagai berikut :
a. Pelayanan Medik Umum
1) Pelayanan Medik Dasar
2) Pelayanan Medik Gigi dan Mulut
3) Pelayanan KIA/KB
b. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan buka 24 jam dan 7 hari seminggu
c. Pelayanan Medik Dasar
1) Penyakit Dalam
2) Kesehatan Anak
3) Bedah
4) Obstetri dan Ginekologi
d. Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
1) Radiologi
2) Patologi Klinik
3) Anesitesiologi
4) Rehabilitasi Medik
71

5) Patologi Anatomi
e. Pelayanan Medik Spesialis Lain
1) Mata
2) Telinga Hidung Tenggorokan
3) Syaraf
4) Jantung dan Pembuluh Darah
5) Kulit dan Kelamin
6) Kedokteran Jiwa
7) Paru
8) Orthopedi
9) Urologi
10) Bedah Syaraf
11) Kedokteran Forensik
f. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
1) Bedah Mulut
2) Konservasi/Endodonsi
3) Orthodonti
4) Prosthodonti
5) Pedodonsi
g. Pelayanan Medik Subspesialis
1) Bedah
2) Penyakit Dalam
3) Penyakit Anak
4) Obstetri dan Ginekologi
5) Jantung dan Pembuluh Darah
6) Bedah Syaraf
h. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
1) Asuhan Keperawatan
2) Asuhan Kebidanan
i. Pelayanan Penunjang Klinik
1) Perawatan Intensif
2) Pelayanan Darah
3) Gizi
4) Farmasi
5) Sterilisasi Instrumen
72

6) Rekam Medik
j. Pelayanan Penunjang Non Klinik
1) Laundry/Linen
2) Jasa Boga/Dapur
3) Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
4) Pengelolaan Limbah
5) Gudang
6) AmbulanceKomunikasi
7) Kamar Jenazah
8) Pemadam Kebakaran
9) Pengelolaan Gas Medik
10) Penampungan Air Bersih

Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUD AWS telah menyediakan 828


tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan seluruh lapisan masyarakat dari
pelayanan rawat inap kelas 3 hingga super VIP dengan mengupayakan
pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.
a. Pelayanan Rawat Inap Kelas III berjumlah 428 Tempat Tidur
b. Pelayanan Rawat Inap Kelas II berjumlah 50 Tempat Tidur
c. Pelayanan Rawat Inap Kelas 1 Berjumlah 74 Tempat Tidur
d. Pelayanan Rawat Inap VIP berjumlah 151 Tempat Tidur

Terdapatnya Ruang perawatan Khusus :


a. Ruang Stroke Center
b. Ruang Khemoterapi
c. Ruang Bayi (BOX), Anak, Dewasa, Kebidanan dan Kandungan

Selain itu RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga memiliki ruang


perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU dan NICU), Instalasi bedah Sentral
yang memiliki 19 kamar operasi elektif, 4 kamar Operasi Emergency dan
4 Kamar, sehingga jumlah seluruh kamar operasi 27 kamar yang
disiapkan khusus untuk Bedah Tulang, Bedah Syaraf, Bedah Kebidanan,
dan Bedah Urolog, Bedah THT, Gigi Mulut, Mata dan Jantung. Kegiatan
operasi yang dikerjakan dari kasus Elektif dan Cyto, Unit Hemodialysa,
Unit Endoscopy, dan Unit Medical Check Up (MCU).
RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga di dukung oleh sarana dan
prasana peralatan medis pendukung yang memadai antara lain :
73

a. MRI
b. MSCT 64 Slice
c. CT Scan
d. X Ray Unit (Radiologi)
e. X Ray Unit ( Fluroskopi)
f. X Ray Panoramic
g. X Mammografi
h. CATHLAB
i. CATHLAB Angiografi
j. USG 4 Dimensi
k. CR ( Computer Radiography )
l. Alat Radioterapi
m. Laser Urologi
n. Laser Kulit
o. Laparoskopi
p. Anasthesia Mechine
q. Phaco Emulsification

RSUD Abdul Wahab Sjahranie juga memiliki pelayanan unggulan


yang di berikan kepada masyarakat antara lain, pelayanan kardiologi
(ECHO 3 Dimensi), Unti katerisasi Jantung, Bedah jantung terbuka,
Stroke Center.

2. Gambaran Umum Ruang Seruni


Ruang Seruni yang merupakan ruang perawatan dewasa kelas
III, terdiri dari 52 tempat tidur yang terpakai.Setiap ruang perawatan
terdiri dari 5 tempat tidur dan 1 ruang isolasi terdiri dari 2 tempat tidur.
Ruangan Seruni merupakan salah salah satu ruang perawatan inap
khusus untuk pasien dewasa laki-laki dan perempuan, dimana metode
MAKP yang digunakan adalah metode tim yang terdiri dari 2 tim dengan
pembagian 3 shift dalam sehari pelayanannya yaitu shift pagi, shift sore
dan shift malam.
Tidak ada Visi, misi ruang seruni, ruang seruni mengacu pada visi
misi RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Struktur organisasi di ruang Seruni
dipimpin oleh kepala ruangan serta didampingi oleh 1 CCM (Clinical
Case Manager), 2 orang Ketua Tim dan 23 orang perawat pelaksana.
74

3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi
masalah adalah :
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan,
proses pelayanan, keadaan inventaris ruangan dan penerapan model
asuhan keperawatan yang digunakan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, CCM, Ketua Tim dan
Perawat pelaksana serta Kepuasan Pasien untuk mengumpulkan
data tentang fungsi manajemen keperawatan di Ruang Seruni.
c. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik
pasien, ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen
ruangan, prosedur tetap ruangan dan inventaris ruangan, Standar
Prosedur Operasional (SPO), Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
serta dokumen-dokumen lain yang terkait dengan pemberian asuhan
keperawatan.
d. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap
asuhan keperawatan, tingkat kepuasan perawat, persepsi perawat
terhadap kinerja Clinical Case Manager (CCM), Kinerja Karu, Kinerja
Katim, Kinerja Perawat Pelaksana.
e. Studi Kepustakaan
Berasal dari literatur yang memiliki materi manajemen keperawatan
mencakup pengolahan sistem manajemen rumah sakit.

B. Gambaran Pengumpulan Data Ruang Seruni


1. Sumber Daya Manusia (M1- Man)
a. Struktur Organisasi
Ruangan Seruni RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dipimpin
oleh kepala ruangan dan dibantu oleh Critical Case Manager (CCM),
2 Ketua Tim, 25 Perawat Pelaksana, Administrasi 2 orang, Pembantu
Orang Sakit (POS) 2 orang, serta 4 orang bertugas sebagai cleaning
service ( CS ) adapun struktur organisasinya :
75

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Ruang Seruni RSUD A. Wahab Sjahranie
76

b. Ketenagaan
1) Karakteristik Tenaga Keperawatan
Ruang Seruni memiliki tenaga keperawatan sebanyak 29
orang dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah %


1 Ners 3 10.3
2 S1 Kep 3 10.3
3 D IV Kep 2 6.9
4 D III Kep 21 72.4

Total 29 100 %
Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017
77

Jumlah tenaga keperawatan berdasarkan tingkat


pendidikan terbanyak di Ruang Seruni adalah tingkat pendidikan
D-III Kep.
Tabel 3.2
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan
Berdasarkan Sertifikasi Pelatihan

No Sertifikasi Jumlah %

1 BTCLS
21 77,8 %
2 MPKP
4 12,2 %
3 PPI
4 14,8%
4 Pasien safety
1 3,8 %
5 Manajemen perawatan
1 3,8 %
6 luka modern
2 7,4 %
7 Preseptorship

Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ruang


Seruni,Tenaga Keperawatan di Ruang Seruni paling banyak
mengikuti pelatihan BTCLS.
Tabel 3.3
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis
Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %


1 Laki-Laki 5 18,50
2 Perempuan 22 81,50
Total 27 100%
Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ruang Seruni,


Tenaga Keperawatan paling banyak berjenis kelamin Perempuan.
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Lama Kerja

No Lama Kerja Jumlah %

1 3 tahun 20 74%
2 >3 tahun 7 16%

Total 27 100 %
78

Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ruang Seruni,


Tenaga Keperawatan berdasar lama kerja terbanyak adalah
perawat yang berkerja 3 tahun.
Tabel 3.5
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Status
Pegawai

No Status Pegawai Jumlah %

1 PNS 9 18, 2 %
2 HONOR 18 81,8 %
Total 27 100 %

Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan data keperawatan yang didapat dari Ruang


Seruni, mayoritas Tenaga Keperawatan berstatus Honorer.
Tabel 3.6
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Umur

No Tingkat Umur (thn) Jumlah %

1 26-35 20 74,1%
2 36-45 5 18,51%
3 46-55 2 7,4%
Total 27 100 %
Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan data keperawatan yang didapat dari Ruang


Seruni mayoritas tenaga keperawatan berusia 26-35 tahun.
Tabel 3.7
Jumlah Tenaga Non Keperawatan Di Ruang Seruni RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017
No Jabatan Jumlah Persentase %
1 Administrasi 2 9,5 %
2 POS 2 9,5 %
3 Cleaning Service 4 28,6
Total 8 100
Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga
non keperawatan diruang Seruni berjumlah 8 orang yang terdiri
79

dari Administrasi, POS, Cleaning Service, dengan persentase


100%.
2) Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu
proses membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak
dan dengan kriteria tenaga yang seperti
Ada pada suatu ruangan tiap shiftnya. Beberapa ahli telah
mengembangkan beberapa formula untuk menetapkan jumlah
tenaga tersebut. Formula dapat digunakan untuk menilai dan
membandingkan apakah tenaga yang saat ini sesuai, kurang atau
lebih. Formula tersebut salah satunya menggunakan rumus
Departemen Kesehatan (Depkes).
Perhitungan SDM keperawatan berdasarkan klasifikasi
pasien melibatkan unsur-unsur sebagai berikut:
a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan kasus
b) Jumlah rata-rata pasien perhari
c) Jumlah rata-rata jam perawatan pasien per hari
d) Jumlah jam perawatan dalam ruangan perhari
e) Jam kerja efektif setiap perawat 7 jam perhari
Unsur-unsur tersebut dapat dirangkum dalam sebuah tabel
Tabel 3.8
Rata-rata jam perawatan pasien perhari berdasarkan klasifikasi
Rata-rata jam
Rata-rata Jumlah jam
Kategori perawatan
pasien per hari perawatn per hari
pasien per hari

Pasien Interna 3.5

Pasien Gawat 10

Pasien Bedah 4

Pasien Kebidanan 2.5

Pasien Anak 4.5

Jumlah

(Sumber: Asmuji, 2005)

Tanggal 29 Mei 2017


Menghitung jumlah jam perawatan per hari
Pada tanggal 29 Mei 2017 jumlah pasien perhari: 33 pasien,
80

klasifikasi pasien interna, sehingga diperlukan jumlah jam perawatan


per hari:
33 x 3.5 = 115.5 jam
Menghitung sumber daya keperawatan berdasarkan klasifikasi
adalah sebagai berikut:
Jumlah Jam Perawatan
Jam Kerja Efektif (Shift )
115.5 jam

7
= 16.5 perawat
Menghitung Loss Day
( Hari Minggu dalam 1tahun+cuti+ haribesar ) x jumlah perawat terse dia
jumlah hari kerja efektif
( 52+12+14 ) x 16.5

286
1287

286
= 4.5 perawat
Menghitung jumlah tenaga tambahan
( jumlah tenaga perawat +loss day )x 25
100
( 16.5+ 4.5 ) x 25

100
525

100
5.25 perawat
Menghitung jumlah sumber daya manusia keperawatan yang
dibutuhkan sebagai berikut:
Jumlah tenaga keperawatan=tenaga tersedia+ faktor koreks
=
16.5+4.5+5.25
26.25 perawat
26 pera wat (dibulatkan)

3) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat


Tidur)
81

Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah persentase


pemakaian tempat tidur pada waktu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.

Nilai parameter BOR yang ideal adalah 60-85%.(Depkes RI,


2005).

Jumlah TT Terpakai
x 100
Jumlah TT Tersedia

33
x 100
45

73 %

4) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien


dirawat)
ALOS menurut Huffman (1994) adalah The average
hospitalization stay of inpatient discharged during the period
under consideration. ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata lama rawat seorang pasien. Indicator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efesiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan
pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 6-9 hari (Depkes.2005)
Rumus ALOS :

1445
= 195
= 7,4

= 7 hari

Dari hasil perhitungan data bulan sebelum nya


didapatkan bahwa nilai ALOS adalah 7 hari sehingga dapat
disimpulkan bahwa rata-rata lama rawat sesorang di ruangan
Seruni sudah ideal.
82

5) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari
dimana tempat tidur tidak ditempat dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya. Indicator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur
kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rumus TOI :

(52 x 30)48
=
195
= 7,7
= 8 hari

Dari hasil perhitungan data bulan september


didapatkan nilai TOI adalah 8 hari sehingga nilai rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati belum sesuai standar ideal.
83

c. Hasil Kuisioner, Wawancara dan Observasi


1) Kepala Ruangan
a) Perencanaan
Dari hasil kuisioner, wawancara dan observasi yang
telah dilakukan bahwa kepala ruangan telah melakukan tugas
dan rencana kerja sesuai dengan visi, misi dan falsafah
keperawatan Rumah Sakit dan diikutsertakan dalam
penyusunan rencana strategik bidang perawatan. Kepala
ruangan mempunyai rencana harian dan bulanan yang
dilakukan secara rutin. Tidak terdapat rencana anggaran yang
dibuat oleh kepala ruangan untuk unit karena semua rencana
anggaran di unit dikeluarkan oleh IRNA jadi ruangan/unit
hanya membuat/ memprogramkan apa saja yang dibutuhkan
unit. Untuk perencanaan pelatihan SDM tidak dilakukan oleh
kepala ruangan tetapi kepala ruangan hanya mengusulkan
kepada bidang Diklit. Semua kebijakan, prosedur dan
peraturan organisasi keperawatan di sosialisasikan oleh
kepala ruangan melalui pre dan post conference hingga pada
rapat bulanan. Ruangan telah melakukan rencana
peningkatan kualitas asuhan keperawatan dengan
menghadirkan bagian bidang keperawatan maupun komite
keperawatan untuk mengisi/mensosialisasikan asuhan
keperawatan yang berkualitas pada saat rapat bulanan.
Kepala ruangan telah mengoptimalkan peningkatan kepuasan
kerja tenaga keperawatan dengan mencari kendala/masalah
yang dihadapi oleh tenaga perawat dan mencari
penyelesaiannya, setiap masalah harus disampaikan dan
diselesaikan bersama. Kepala ruangan juga mengoptimalkan
untuk meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga dengan
meningkatkan pelayanan petugas untuk bekerja dengan
profesional dan selalu menggunakan 3S (Senyum, Salam,
Sapa), menjaga kebersihan ruangan agar pasien dan
keluarga nyaman, dan meningkatkan sarana dan prasarana.
Masalah :
(1) Setiap perencaan lambat untuk direalisasikan
(2) Belum semua tenaga perawat hadir pada saat rapat
bulanan
84

(3) Perencanaan peningkatan asuhan keperawatan belum


optimal
b) Fungsi Pengorganisasian (Ruangan)
Hasil wawancara dengan karu bahwa metode yang
digunakan dalam pemberian Askep diruangan secara struktur
adalah TIM pada shift pagi namun pelaksanaannya secara
fungsional pada shift sore dan malam, masih belum sama
dalam persepsi pengisian format pendokumentasian,
Pendokumentasian belum berjalan dengan baik, catatan
perkembangan masih dilakukan hanya satu hari perawatan
(per shift oleh satu orang). Tugas fungsi perawat masih belum
berjalan sesuai dengan jobdis yang diberikan. Pembagian
tenaga perawat belum dibagi berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien.
Masalah:
(1) Belum maksimalnya penerapan MPKP metode TIM
(2) Belum optimalnya Pendokumentasi asuhan keperawatan
(3) Terbatasnya fasilitas peralatan tidak menunjang dalam
pelayanan
c) Fungsi Ketenagaan
Dari hasil wawancara kepala ruangan menyatakan
bahwa kebutuhan tenaga di ruangan belum memadai sesuai
dengan standar Depkes mengenai perhitungan tenaga
keperawatan dengan jumlah tempat tidur 52. Tenaga perawat
yang ada sudah cukup memadai dengan kompetensi masing-
masing. Tidak ada kesulitan bagi kepala ruangan dalam
menyusun jadwal dinas. Orientasi selalu diberikan oleh kepala
ruangan kepada tenaga perawat baru. Kegiatan timbang
terima dilakukan setiap pergantian shift dengan cara
berkeliling ruangan sesuai dengan pembagian ruangan dan
pasien tim yang di kelola untuk membahas keadaan pasien
serta terapi lanjutan yang akan dilakukan selanjutnya. Tidak
semua perawat mengikuti timbang terima.
Masalah :

(1) Kebutuhan tenaga belum memadai


(2) Belum optimalnya penggunaan SOP dan Alur timbang.
d) Fungsi Pengarahan
85

Dari hasil wawancara dan observasi langsung, kepala


ruangan selalu memberi motivasi kepada staf untuk bekerja
lebih baik. Pertemuan dilakukan satu bulan sekali secara
rutin. Kepala ruangan melakukan supervisi di ruangan secara
langsung pada ketua TIM dan pasien mengenai keadaan dari
setiap pasien dan kinerja setiap staff. Kendalanya supervisi
tidak dilaporkan secara tertulis apa hasil yang telah didpatkan
dan belum sesuai dengan pedoman dikarenakan belum di
optimalkan penggunaan pedoman supervisi. Sedangkan
untuk meningkatkan kualitas pemecahan masalah pasien
(ronde keperawatan) belum pernah dilakukan karena belum
tersosialisasinya metode rinde keperawatan pada seluruh
staff dan belum terprogram. Sejauh ini reward yang diberikan
olehkepala ruangan hanya memberikan ucapan terima kasih
kepada staff yang berprestasi, serta punishment pada staff
yang kurang disiplin. Dari hasil wawancara bahwa
pengembangan karir perawat diruangan di dukung oleh
kepala ruangan karena rumah sakit memfasilitasi para tenaga
perawat umtuk melakuakan pengembangan karir. Manajemen
konflik diruangan anggrek pemecahan konflik menggunakan
strategi penyelesaian dengan cara kompromi dan negoisasi
dimana konflik di seleaikan dari bagian terbawah hingga ke
atas.
Masalah :
(1) Belum maksimalnya fungsi pengarahan (Motivasi, reward,
supervisi ,ronde) oleh kepala ruangan
(2) Belum tersosilisasikannya kegiatan ronde keperawatan
e) Fungsi Pengendalian
Hasil yang didpatkan dari wawancara dan observasi
bahwa belum ada pengendalian mutu di ruangan. audit
dokumentasi asuhan keperawatan rutin dilakukan pada siang
hari jam 13.00 sebelum post conference oleh kepala ruangan
yang dibantu CCM, hanya saja audit tidak dilakukan
berdasarkan SOP dan SAK. Tidak ada pendokumentasian
terhadap kesalahan pemberian asuhan keperawatan hanya
saja langsung ditindaklanjuti. Kepala ruangan selalu
memperhatikan dan menilai penampilan setiap staffnya. Tidak
86

ada penilaian terhadap kepuasan pasien karena tidak


tersedianya sarana masing-masing ruangan, tetapi dilakukan
oleh management rumah sakit setiap 3 bulan/tahun. Kepala
ruangan merasa hasil krja yang telah dilakukan dihargai oleh
atasan, serta ada kesempatan pengembangan karir dari
rumah sakit, kesejahteraan juga diperhatikan oleh rumah
sakit.
Masalah :
(1) Belum maksimalnya pelaksanaan audit dokumentasi
keperawatan sesuai dengan SOP dan SAK

(2) Tidak ada fasilitas ruangan untuk melakukan penilaian


kepuasan pasien.

2) CCM
a) Perencanaan
Dari hasil wawancara
b) Pengorganisasian
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
c) Ketenagaan
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
d) Pengarahan
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
e) Pengendalian
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner

Masalah

3) Ketua TIM
a) Perencanaan
Dari hasil wawancara dan observasi semua Ketua TIM
mengetahui dan memahami visi, misi serta falsafah RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Setiap ketua TIM
mempunyai rencana harian. Kebijakan, prosedur dan
87

peraturan terkait dengan keperawatan dijelaskan oleh bidang


keperawatan melalui kepala ruangan yang disosialisasikan
pada staff, serta berbagai rencana pengembangan rumah
sakit terhadap perawat selalu dijelaskan oleh kepala ruangan.
Masalah
b) Pengorganisasian
Dari Hasil wawancara dan observasi didapatkan hasil,
semua KATIM mempunyai uraian tugas dalam melaksanakan
tugas serta memahami uraian tugas. Rapat ruangan secara
berkala dengan kepala ruangan dilakukan tiap bulan. Dampak
metode yang digunakan terhadap askep lebih efisien dan
pasien/keluarga lebih puas. KATIM sudah bekerja dengan
menggunakan SOP dan SAK.
Masalah :belum optimalnya pendokumentasian asuhan
keperawatan
c) Ketenagaan
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan
bahwa jumlah ketenagaan belum memadai namun perawat
yang ada sudah bekerja sesuai dengan kompetensi. KaTim
sudah merasa puas dengan sistem penjadwalan dinas. KaTim
mendapatkan kejelasan jenjang karir serta kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan.
Masalah : tenaga perawat yang belum mencukupi dan
memadai.
d) Pengarahan
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan,
semua ketua TIM dimotivasi oleh kepala ruangan untuk
melakukan pengembangan diri dan di supervisi oleh kepala
ruangan untuk dilakukan pembinaan serta mendapatkan
umpan balik dan sanksi/hukuman bagi perawat yang
melanggar aturan.
Masalah
e) Pengendalian

Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan, program


pengendalian mutu diruangan sudah berjalan efektif, dilakukan
penilaian penampilan kerja secara berkala. Katim merasa hasil
kerja di hargai oleh atasan dan merasa puas bekerja di RSUD
A.W.Sjahranie.
88

Masalah

4) Perawat Pelaksana
a) Perencanaan
Dari hasil wawancara dan observasi yang ada bahwa
tidak semua perawat melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai dengan pembagian tugas yang diberikan. Sistem
pemberian asuhan keperawatan berdasarkan TIM yang dibagi
atas tiga TIM dimana tenaga perawat bekerja secara
fungsional. Tenaga perawat dibagi tidak berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien (total, parsial, minimal). Pendekatan
yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan
menggunakan proses keperawatan namun dilakukan dengan
tidak seragam karena ada beberapa perawat yang
menggunakan pedoman dalam melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan
dan ada juga yang menggunakan sesuai dengan serah terima
tugas secara lisan. Hasil pendokumentasian belum
menggunakan SAK dan SOP yang maksimal.
Masalah :
(1) Belum maksimalnya penggunaan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan standar
(2) Pembagian tenaga tidak dibagi atas tingkat ketergantungan
pasien
(3) Adanya ketidakseragaman dalam pedoman dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.

b) Pengorganisasian
Dari hasil wawancara dan observasi perawat pelaksanan
mendapat bimbingan dari ketua TIM berdasarkan tindakan yang
akan diberikan pada pasien serta pembagian tugas pada masing-
masing anggota TIM. Bimbingan yang diberikan berupa bimbingan
langsung selama melaksanakan tugas dan koreksi terhadap
dokumentasi asuhan keperawatan. Waktu bimbingan yang diberikan
pada perawat pelaksana saat terus-menerus selama memberikan
asuhan keperawatan, namun tidak ada koreksi khusus terhadap
asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki masalah yang tidak
89

teratasi. Adapun motivasi perawat melakukan asuhan keperawatan


sebagian besar karena kewajiban profesi dan tuntutan profesi,
bahkan karena tunjangan yang diberikan.

Masalah :
(1) Pendelegasian tugas tidak sesuai dengan jobdis
(2) Koreksi khusus terhadap asuhan keperawatan yang belum
teratasi tidak dilakukan

c) Pengarahan
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan bahwa
sebagian besar perawat pelaksana tidak memahami cara
pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar sesuai dengan
standar. Tersedia SAK dengan 10 penyakit teratas yang masih
mengacu pada Marlyn E Doenges, namun pendokumentasian masih
belum berpatokan menggunakan SAK, pengkajian dilakukan pada
saat pasien masuk. Beberapa perawat mengeluhkan beban kerja
yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga perawat.
Masalah :
(1) SAK belum diperbaharui.

(2) Pemahaman perawat pelaksana terhadap pendokumentasian


yang baik dan benar.

(3) Pembagian jumlah tenaga kerja belum sesuai standar sehingga


pengoptimalan penerapan MAKP masih kurang.

d) Pengendalian
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan bahwa
sebagian besar perawat pelaksana hanya mendapatkan umpan
balik atas pelaksanaan asuhan keperawatan dari ketua tim. Adanya
pemberian penghargaan dari kepala ruangan bagi perawat yang
berprestasi serta sanksi dari kepala ruangan bagi perawat yang
bermasalah . secara keseluruhan perawat pelaksana merasa puas
di RSUD A. W Sjahranie namun didapatkan tidak adanya
tim/kelompok yang bertugas menangani mutu.
Masalah :
(1) Pemberian umpan balik atas pelaksanaan askep dan
pendokumentasian oleh pp yang belum maksimal
90

(2) Tidak maksimalnya tim atau kelompok yang bertugas menangani


mutu.

5) Kepuasan Pasien terhadap Kinerja Perawat


Pelaksanaan Dari evaluasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang berisi 22 pertanyaan berbentuk pilihan
dengan skala Likert yaitu (3) Selalu, (2) Kadang-kadang, (1) Tidak
pernah. Hasil yang diperoleh kemudian di katagorikan menjadi dua
kategori yaitu Puas dengan coding 2 dan Tidak puas dengan coding
1.

Tabel 3.7
Frekuensi deskriptif Kepuasan Pasien

Kategori Kepuasan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Puas 15 50.0 50.0 50.0


Valid Puas 15 50.0 50.0 100,0
Total 30 100,0 100,0
Berdasarkan hasil kuisioner tingkat kepuasan yang kami
bagikan kepada 30 pasien yang sedang dirawat di ruang Seruni pada
tanggal 30 Mei 2017 didapatkan hasil sebanyak 15 orang (50.0 %) klien
merasakan puas dengan pelayanan yang diberikan oleh tanaga
kesehatan yang ada di ruang Seruni, serta sebanyak 15 orang (50.0%)
merasa belum puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh
tenaga kesehatan.

Hasil dari kuesioner yang diisi 30 pasien, jumlah pasien yang


merasa tidak puas sebanyak 15 orang. Wawancara dilakukan kepada
15 pasien yang merasa tidak puas terhadap mutu pelayanan di ruang
Seruni. Hasil wawancara didapatkan pasien mengatakan perawat
kurang peduli terhadap keluhan pasien, salah satu pasien
mengungkapkan telah beberapa kali memanggil perawat karena
membutuhkan bantuan untuk pergi ke kamar mandi, namun perawat
menjawab dirinya masih sibuk dan ada pekerjaan lain. Perawat juga
tidak langsung datang bila dipanggil. Pasien lain mengeluhkan dirinya
91

sudah sejak 1 hari yang lalu melaporkan kepada perawat bahwa area
tusukan infus di tangannya terasa sakit, namun perawat mengatakan
tidak apa-apa karena tetesan infusnya masih lancar, keesokan harinya
tangannya bengkak dan sakit. Pasien juga mengatakan perawat jarang
keliling melihat kondisi pasien, karena tidak semua pasien ada keluarga
yang menjaga. Salah satu pasien mengatakan bahwa dirinya tidak ada
yang menjaga karena suami pasien bekerja pagi hari, cairan infus habis
namun pasien tidak bisa keluar karena badannya terasa lemas dan
segan membangunkan keluarga pasien di bed sebelah, akhirnya pasien
memaksakan diri untuk berdiri dan memanggil perawat dari depan pintu
kamar. Pasien mengatakan kurang puas karena kurangnya sarana
dan prasarana di ruangan, salah satu contoh saat pasien butuh pispot
namun pispot tidak ada dan perawat menganjurkan pasien untuk
menggunakan botol air mineral bekas sebagai pengganti pispot.

Masalah :
Tenaga perawat belum melakukan service exellent pada pasien.
6) Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksanaan evaluasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang berisi 35 pertanyaan berbentuk pilihan
dengan skala Likert yaitu (4) Sangat Tidak Setuju, (3) Tidak Setuju, (2)
Setuju, (1) Sangat Setuju. Hasil yang diperoleh kemudian di
katagorikan menjadi dua kategori yaitu Puas dengan coding 2 dan
Tidak puas dengan coding 1.

Tabel 3.8
Kategori Kepuasan Perawat

Katagori kepuasan PP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
VTidak Puas 10 50,0 50,0 50,0
aPuas 10 50,0 50,0 100,0

l
i Total 20 100,0 100,0

d
Berdasarkan hasil kuisioner tingkat kepuasan yang kami
bagikan kepada 20 perawat didapatkan hasil sebanyak 10 orang (50 %)
92

perawat merasakan puas dengan kerja mereka, serta sebanyak 10


orang (50%) merasa belum puas dengan kerja mereka.

7) Keselamatan Pasien (Patient Safety)

Berdasarkan wawancara dan observasi implementasi


sasaran keselamatan pasien untuk 6 sasaran keselamatan:
a) Ketepatan Identifikasi Pasien
Diagram 3.7
Distribusi Frekuensi Pasien Yang Menggunakan Gelang
Identitas Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

Identitas Pasien

Terpasang Gelang
Tidak Terpasang
Gelang

100.00%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017

Pelaksanaan Untuk indentifikasi pasien menggunakan


gelang identitas telah terlaksana dengan baik.

b) Meningkatkan Komunikasi Efektif


Diagram 3.8
Distribusi Frekuensi Komunikasi Efektif Ruang Seruni
RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
93

Komunikasi Efektif

Stampel
Konfirmasi
tidak berstampel
konfirmasi
100.00%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017

Berdasarkan hasil observasi dari 10 status pasien,


penerapan stampel konfirmasi sudah terlaksana.

c) Penigkatan Keamanan Obat Resiko Tinggi


Diagram 3.9
Distribusi Frekuensi High Alert Ruang Seruni
RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

Obat High Alert

Berlabel
Tidak Berlabel

100.00%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017

Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai


pada daftar obat high alert menggunakan label dan
dipisahkan dari obat yang lain. Dari hasil observasi pada
tanggal 2 Juni 2017 didapatkan salah satu obat yang terdaftar
sebagai obat high alert bergabung diloker obat dengan obat-
obatan yang tidak terdaftar sebagai obat high alert.
94

d) Tepat Lokasi, Tepat Prosedur dan Tepat Pasien


Diagram 3.10
Distribusi Frekuensi Ketepatan Pasien Ruang Seruni
RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

Site Marking

Site Marking
Tidak di Site
Marking

100.00%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017

Dari hasil observasi pada tanggal 24 mei 2017 tidak


ada terdapat tindakan operasi pada pasien di Ruang Seruni
RSUD AWS. Sehingga pada saat observasi, tidak dapat
dibuktikan kebenarannya.

e) Mengurangi Resiko Infeksi


Diagram 3.11
Distribusi Frekuensi Pencegahan Infeksi Ruang Seruni
RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

Mengurangi Resiko Infeksi

Mencuci Tangan
Tidak Mencuci
Tangan

100.00%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017


95

Dari data yang di peroleh dari hasil observasi pada 8


perawat yang dinas diruangan, semuanya mencuci tangan
berdasarkan 5 Momment dan mengikuti 6 langkah cuci
tangan. Dimana dari 8 perawat tersebut 5 perawat mencuci
tangan menggunakan air dan sabun, sedangkan 3 perawat
mencuci tangan menggunakan hand rub. Namun saat
dilapangan, didapatkan botol hand rub yang berada di lorong
dan kamar pasien kosong tidak berisi dan gambar 6 langkah
tata cara mencuci tangan yang benar jaraknya jauh dari hand
rub. Dikatakan oleh perawat ruangan bahwa ada memberikan
pendidikan kesehatan tentang tata cara mencuci tangan,
namun saat diobservasi tidak ditemukan leaflat atau media
lain yang digunakan saat memberikan pendidikan kesehatan
untuk pasien atau keluarga.

f) Mengurangi Resiko Jatuh


Diagram 3.12
Frekuensi Resiko Jatuh Pasien Ruang Seruni
RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

Resiko Jatuh

Terpasang Label
Tidak Terpasang
Label

100.00%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017

Dari hasil observasi dari 6 pasien post op dengan


resiko jatuh sudah memiliki atau terpasang stiker kuning tanda
resiko jatuh.Artinya semua perawat sudah melaksanakan
pengkajian resiko jatuh menggunakan skala morse dan
pendokumentasikannya secara tepat.
96

2. M2 (Material)
a. Peralatan dan Fasilitas
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan gambaran tempat
tidur di Ruang Seruni dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.8
Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Seruni RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017

TIM 1 TIM 2
Kamar Jumlah Bed Kamar Jumlah Bed
2001 5
2002 5 5001 5
2003 5 5002 5
2004 5 5003 5
2005 5 5004 5
Isolasi 2 5005 5
Jumlah 27 Jumlah 25
Jumlah total bed tim 1 + tim 2 = 52 bed

Sumber Data Primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas total jumlah bed di ruang Seruni


sebanyak 52 bed dan setiap kamar mendapatkan fasilitas yang sama
meskipun ada beberapa kamar yang lantai Wcnya licin.
1) Sarana dan prasarana petugas kesehatan
a) Ruang Karu berada di seberangan Nurse Station tim II.
b) Masing-masing tim memiliki Nurse Station yang terpisah,
berada di bagian tengah ruangan.
c) Kamar mandi dan WC jadi satu dengan Nurse station dan
terpisah dari ruangan perawatan.
d) Ruang konsultasi dokter bergabung dengan nurse station.
e) Ruang pertemuan perawat berada disamping nurse station.
f) Ruang administrasi bergabung dengan nurse station.
97

2) Sarana dan Prasarana untuk pasien dan petugas kesehatan


Tabel 3.9
Daftar Fasilitas Untuk Pasien Di ruang Seruni RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2017
Kondisi Alat
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Baik Rusak
1 AC 20 16 4
3 Bantal 20 20
4 Cermin 1 1
5 Dorongan O2 Kecil 3 2 1 Rusak (Roda)
Ember Besar 2 2
Gayung 24 24
6 Jam dinding 2 2
Keset 10 10
7 Kipas angin berdiri 1 1
8 Kursi pasien 6 6
9 Kursi pertugas/stenlis 10/2/25 10/25
panjang/rapat
10 Kursi roda 4 4
11 Kulkas 1/1 1/1
12 Komputer 4 4
13 Lemari arsip 2 2
14 Lemari klontongan 2 2
15 Lemari pasien 52 52
16 Lemari tenun 1 1
17 Lemari instrument 1 1
18 Lemari loker 3 3
22 Meja tulis 5 5
23 Meja counter 2 2
24 Matras dewasa 52 52
25 Papan WB 4 4
Sampiran kain 3 3
26 Senter/Sepeda 2/1 2/1
27 Tempat tidur dewasa 52 39 13 Rusak pagar
pengaman, roda,
kunci, sandaran
kepala/kaki
28 Televisi
29 Telephone 3 3
30 Tempat sampah injak 8 8
31 Tempat sampah tutup
32 Troli obat/visite 2/2 2/2
33 Troli balut 1 1
34 Troli suntik 2 2
36 Troli cucian 1/1 1/1
bersih/kotor
98

Sumber Data Primer Ruang Seruni Tahun 2017

3) Peralatan dan sarana kesehatan


Tabel 3.10
Daftar Peralatan dan Sarana Kesehatan Di Ruang Seruni RSUD Abdl
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017
Kondisi Alat
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Baik Rusak
1 Ambubag set 2 1 1
Alat Periksa Gula
2 1 1
Darah
3 Brangkar 2 2
4 EKG 2 2
5 Kasur elektrik/kasur 2 2
HNP
6 Meteran 1 1
7 Nebulizer 2 2
8 Pulse Oxymetri 3 3
9 Regulator dinding 52 52
10 Regulator tabung 5 5
11 Standar Infus 50 50
12 Stethoscope 2 2
13 Suction portable 1 1
14 Syringe Pump 9/2 9/2
15 Tensimeter 4 4
16 Termometer 4 4
17 Timbangan BB 1 1
18 Timbangan BB + TB 1 1
19 Tabung O2 kecil 4 4
20 Urinal plastic 7 7
21 Urinal stenlis 10 10
22 Lampu Baca Ro 1 1

Sumber : Data Primer Ruang Seruni Tahun 2017

4) Daftar Inventaris Alat Tenun


Kondisi Alat
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Baik Rusak
1 Baju Isolasi 2 2
2 Alas Infus
3 Baju operasi Dewasa
Set
4 Baju Rompi
5 Baju Isolasi pasien
6 Celemek Plastik 2 2
7 Duk Lubang
8 Gorden Jendela TB/TP
9 Gurita
10 Handuk Sedang/Besar 30 30
11 Kain Sekerem
12 Laken dewasa 130 130
13 Lap Tangan Handuk 30 30
14 Perlak pasien
15 Selimut dewasa 30 30
16 Sarung bantal 50 50
99

17 Sarung Guling
18 Sarung O2 Besar 1 1
19 Sarung O2 Kecil 1 1
20 Stek laken 30 30
21 Serbet makan
22 Sarung buli-buli panas
23 Sarung Eskap
24 Sarung Alat Instrumen
25 Taplak Meja Pasien 25 25
26 Tutup Kulkas
27 Tutup TV
28 Waslap Biru/putih
29 Baju Tindakan
Sumber : Data Primer Ruang Seruni Tahun 2016

5) Administrasi Penunjang
Tabel 3.11
Daftar Administrasi Penunjang di Ruang Seruni RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017
No Nama Barang Keterangan
1 Buku timbang terima Ada
2 SOP dan SAK Ada
3 Buku obat dan alat Ada
4 Format Pemberian obat Ada
5 Format discharge planning Ada
6 Format persetujuan tindakan pasien Ada
7 Format pulang atas permintaan sendiri Ada
8 Format pengirian laboratorium Ada
9 Format konsul dokter Ada
10 Format cek list operasi Ada
11 Format visite harian Ada
12 Format surat kematian Ada
13 Format surat kematian Ada
14 Format keterangan pengambilan jenazah Tidak ada
15 Jadwal dokter jaga Ada
16 Format rehabilitasi medic Ada
17 Format penolakan tindakan ada Ada
18 Format permintaan pemeriksaan radiologi Ada
19 Format perminaan darah untuk transfuse Ada
20 Format gravik vital sign Ada
21 Daftar dinas pegawai keperawatan Ada
22 Papan jadwal operasi Ada
Sumber : Data Primer Ruang Seruni Tahun 2017

Berdasarkan hasil kuesioner, secara umum sarana dan


prasarana yang berada di Ruang Seruni sudah optimal, namun
ada beberapa item sarana/ prasarana yang dipermasalahkan oleh
responden yaitu 65,2 % mengatakan peralatan diruangan belum
lengkap, 73,9% mengatakan jumlah alat yang tersedia tidak
sesuai dengan rasio pasien, dan 73,9 % mengatakan fasilitas
100

diruangan belum lengkap untuk perawatan pasien. Namun


berdasarkan hasil observasi semua perawat mengerti cara
menggunakan semua alat-alat perawatan.

3. M3 (Method)
a. MAKP (Model ASKEP Yang Digunakan)
Diagram 3.1
Model Askep Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

M3 Model ASKEP

28.00%

Optimal
Kurang Optimal

72.00%

sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017


Secara umum responden merasa model asuhan keperawatan
yang digunakan diruang Seruni sudah optimal, berdasarkan hasil
kuesioner didapatkan 68% menyatakan job description sudah sesuai.
Dan model asuhan keperawatan yang digunakan sudah optimal dan
sesuai dengan tujuan dan misi ruangan.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pembagian angket
tentang penerapan MAKP di Ruang Seruni diperoleh data sebagai
berikut :
a. Di Ruang Seruni telah menerapkan model metode tim.
b. Terdapat SOP dan SAK yang menunjang kegiatan.
c. 88% perawat mengatakan Sudah terlaksana komunikasi yang baik
dan adekuat antara perawat dengan tim kesehatan lainnya.
d. Dari segi jumlah tenaga yang ada sudah memenuhi syarat untuk
penerapan MAKP.
101

e. 72% menyatakan penerapan MAKP sudah optimal.


f. 68% perawat menyatakan Pembagian job description didalam
ruangan sudah jelas.

b. Operan
Diagram 3.2
Model Operan Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

M3 OPERAN

44.44%
Optimal
Kurang Optimal
55.56%

Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017

Mayoritas responden mengatakan operan di ruang Seruni


sudah optimal. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan 92%
responden menyatakan memahami bagaimana persetujuan atau
penerimaan timbang terima/ operan.
Berdasarkan hasil observasi, dan wawancara tentang Operan
di Ruang Seruni diperoleh data sebagai berikut :
1) Kegiatan Operan dilakukan sebanyak 3 kali yaitu Operan antara
Dinas Pagi-Dinas Sore, Dinas Sore-Dinas Malam dan Dinas
Malam-Dinas Pagi.
2) 56% perawat menyatakan bahwa Kegiatan Operan dilakukan
tapi masih belum tepat waktu.
3) Kegiatan Operan dipimpin oleh ccm atau perawat primer pada
pagi hari, dan Ketua Tim pada sore dan malam hari.
4) 56% mengatakan kegiatan Operan di ruangan sudah optimal.
5) 96% perawat menyatakan kegiatan operan dihadiri oleh semua
102

perawat yang berkepentingan.

c. Ronde Keperawatan
Diagram 3.3
Model Ronde Keperawatan Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

M3 Ronde Keperawatan

32.00%

Optimal
Kurang Optimal

68.00%

Sumber : Data primer ruang Seruni tahun 2017

Secara umum responden mengatakan bahwa ronde


keperawatan telah dilaksanakan dengan baik. Dimana responden
meyatakan pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan telah optimal
dan dalam 1 bulan ronde keperawatan di ruangan telah optimal dan
dalam 1 bulan ronde dilaksanakan situasional apabila ada kasus.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pembagian
kuesioner tentang ronde keperawatan di Ruang Seruni di dapatkan
data sebagai berikut :
1) Kegiatan ronde keperawatan dilakukan situasional tidak menentu
dilakukan apabila ada kasus kompleks.
2) Adanya berbagai macam kasus penyakit yang dapat mendukung
pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan.
3) Adanya panduan ronde keperawatan tahun 2015.Ronde
Keperawatan dipimpin oleh dokter spesialis.
4) 68% mengatakan kegiatan ronde keperawatan sudah optimal.

d. Sentralisasi Obat
103

Diagram 3.4
Model Sentralisasi Obat Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017

M3 Sentralisasi Obat

33.33%

Optimal
Kurang Optimal

66.67%

sumber : data primer ruang Seruni tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pembagian


angket tentang sentralisasi obat di Ruang Seruni didapatkan data
sebagai berikut :
1) Sentralisasi obat sudah dilaksanakan di Ruang Seruni.
2) 68% perawat menyatakan bahwa sentralisasi obat diruangan
sudah optimal.
3) Tersedianya sarana dan prasarana untuk mendukung sentralisasi
obat.
4) Adanya dukungan dari semua perawat ruangan tentang
pelaksanaan sentralisasi obat.
5) Adanya buku therapi (injeksi dan oral).
6) Belum ada check list penyimpanan obat.

e. Supervisi
Diagram 3.5
Model Supervisi Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
104

M3 Supervisi

25.93%

Optimal
Kurang Optimal

74.07%

Sumber : data primer ruang Seruni tahun 2017


Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pembagian
angket tentang supervisi di Ruang Seruni diperoleh data sebagai
berikut :
1) 76% perawat menyatakan supervisi sudah dilakukan dengan
optimal di Ruang Seruni.
2) kepala ruangan dan CCM yang telah mengikuti pelatihan Audit
Keperawatan yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan
supervise
3) Adanya keinginan perawat untuk melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik.
4) Format supervisi dibuat sendiri oleh CCM dan mengikuti standar
keperawatan.
5) Perawat diberitahukan sebelumnya sebelum dilakukan supervisi
untuk menyiapkan diri.
6) 88% perawat mengatakan diberi feed back setelah supervisi
7) Pelatihan dan sosialisasi tentang suvervisi masih kurang.

f. Discharge Planning
Diagram 3.6
Model Discharge PlaninRuang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
105

M3 Discharge Planing

12.00%

Optimal
Kurang Optimal

88.00%

Sumber : data primer ruang Seruni tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan pembagian


angket tentang discharge planning di Ruang Seruni diperoleh data
sebagai berikut :
1) 88% mengatakan pelaksanaan discharge planning sudah
optimal .
2) Tersedianya sarana dan prasarana discharge planning di
ruangan.
3) Discharge planning diberikan kepada pasien baik lisan maupun
tertulis.
4) Adanya format surat kontrol di ruangan dari awal pasien masuk
hingga pasien akan pulang.
5) Adanya pembagian tugas tentang discharge planning sesuai
pasien kelolaannya.
6) Kemampuan pasien/keluarga dalam memahami bahasa
Indonesia cukup baik apabila pasien hanya bisa berbahasa
daerah sudah disediakan penerjemah dalam pelaksanaan
discharge planning.
7) Kurang inisiatif perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga.

g. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tentang
106

dokumentasi keperawatan di Ruang Seruni diperoleh data sebagai


berikut :
1) Sudah tersedia buku Nanda NIC NOC terbaru (tahun 2015-2017).
2) Sudah tersedia SAK 10 besar penyakit sesuai Nanda NIC-NOC.
3) Sudah ada sistem pendokumentasian keperawatan yang
diberlakukan yaitu SBAR. Dan dilaksanakan secara optimal dari
hasil pengamatan.
4) Format asuhan keperawatan sudah ada mulai dari format
pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan,
implementasi dan evaluasi.
5) Adanya kesadaran perawat tentang tanggung jawab dan
tanggung gugat.
6) Model SOAPIER belum optimal didokumentasikan.

4. M4 (Money)
Faktor M4 (Money) tidak dikaji karena Ruang Seruni tidak terlibat
langsung dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Rumah
Sakit.
5. M5 (Mutu)
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Tabel 3.12
SPM Ruang Seruni 3 Bulan Terakhir Tahun 2017

Bulan
No Indikator Standar
Februari Maret April
1 Tempat tidur 52 52 52
2 Tempat tidur dengan 45 45 45
pengaman
3 Kamar mandi 21 21 21
4 Kamar mandi dengan 100% 20 20 20
pengaman pegangan tangan
5 Dokter penanggung jawab 100%
6 Jam visite dokter specialis 08.00-14.00 08.00-16.00 08.00-16.00 08.00-16.00
7 Kejadian inpeksi pasca oprasi 1.5% 0 0 0
8 Total jumlah oprasi bersih
9 Kejadian infeksi nasokomial 9% 0 0 0
Phlebitis
10 Decubitus 9% 0 0 0
11 ISK 9% 0 0 0
12 Tidak adanya kejadian pasien 100% 0 0 0
jatuh
13 Pencacatan TB di RS 60% 75% 75% 75%
Pasien rawat inap TB yang 100% 100% 100% 100%
ditangani dengan strategi
DOTS
14 Kejadian pulang sebelum 5% 2 4 3
dinyatakan sembuh (pulang
paksa)
15 Kematian pasien> 48 jam 0.24% >48 jam=9, >48 jam=17, >48jam=12,
<48 jam=8 <48 jam=5 <48 jam=2
107

SSumber : Data Primer Ruang Seruni 2017.


Distribusi Penyakit Terbanyak
Tabel 3.16
10 Penyakit Teratas Ruang Seruni RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
Febuari Maret April
Penyakit jumlah Penyakit jumlah Penyakit jumlah
CAD 38 CAD 36 CAD 23
Ca Paru 18 TB Paru 17 Post 19
Angiografi
Post 16 CA Paru 16 Ca Paru 11
Angiografi
CHF 13 Post 14 CKD 6
Angiografi
Status 9 PPOK 11 CHF 5
Asmatikus
PPOK 9 CHF 9 TB Paru 5
CKD 8 CKD 7 Status 4
Asmatikus
TB Paru 7 DM Tipe II 5 Asma 3
Bronchiale
SOPT 4 Status 5 PPOK 3
Asmatikus
Efusi 3 Pneumonia 4 Infeksi 3
Pleura Retroviral
Sumber : Data Primer Ruang Seruni 2017.
C. Analisa SWOT dan Analisis Diagram Layang
1. Tabel Analisa SWOT
No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
M1 (MAN)
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength /Kekuatan
78,23% perawat melaksanakan 0,2 2 0.4 S-W=
1 program kolaborasi dengan tim 2.5 1.3 =
kesehatan lain 1.2
2 81,5% menyatakan bahwa 0.2 3 0.6
perawat berkerja sesuai dengan
job description yang ditentukan
3 Adanya system pengembangan 0,3 3 0.9
staf berupa pelatihan :
a) 88.8% perawat telah
mengikuti pelatihan
108

BTCLS

Berdasarkan pengkajian diruang 0,3 2 0.6


Seruni perawat menyatakan
4
puas dengan kesejahteraan yang
diterima
TOTAL 1 2,5
Weakness/Kelemahan
78% tenaga keperawatan 0.4 1 0.4
1
diruangan masih berstatus D-III
Keperawatan
63% responden mengatakan 0.3 2 0.6
membutuhkan pelatihan untuk
2
meningkatkan keterampilan dan
kemampuan
jumlah tenaga perawat ruang 0.3 1 0.3
Seruni 25 orang belum tercukupi
3
sesuai perhitungan kebutuhan
tenaga
Total 1 1.3

B. Eksternal Faktor (EFAS)


Opportunity / Peluang
Adanya program pelatihan atau 0.3 2 0.6 OT=
1 seminar khusus keperawatan di 2.3 2 =
rumah sakit 0.3
Adanya kerja sama rumah sakit 0,3 3 0.9
dengan institusi pendidikan untuk
2
menjadikah rumah sakit sebagai
lahan praktek
Diberikan kesempatan pada 0,4 2 0.8
perawat untuk meningkatkan
3
pendidikan keperawatan
berkelanjutan
TOTAL
1 2.3

Treaths/ Ancaman
Ada tuntutan tinggi dari 0.3 2 0.6
1 masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional
Makin tinggi tingkat kesadaran 0.4 2 0.8
2
masyarakat akan hukum
109

Makin tingginya kesadaran 0.3 2 0.6


3 masyarakat akan pentingnya
kesehatan

1 2
TOTAL
Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
M3 (METHOD)
1. MAKP
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Di ruang Dahlia telah menerapkan S-W = 3,1-2
0,2 3 0,8
model metode tim = 1,1
2. Terdapat SOP dan SAK yang
0,2 4 0,8
menunjang kegiatan MAKP.
3. 88% perawat menyatakan
terlaksananya komunikasi yang
0,1 3 0,3
adekuat : perawat dan tim
kesehatan lain.
4. 72% perawat menyatakan
0,3 3 0,9
penerapan MAKP sudah optimal
5. 68% perawat menyatakan
pembagian Job Description dalam 0,2 1 0,2
ruangan sudah jelas.
TOTAL 1 3,1
Weakness / Kelemahan
1. 92,5% perawat mengatakan belum
1 2 1
ada mendapatkan pelatihan MPKP
TOTAL 1 2
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
O T = 3-2
yang melaksanakan praktik 0,5 3 1,5
=1
manajemen keperawatan.
2. Adanya kebijakan RS tentang
0,5 3 1,5
pelaksanaan MAKP.
TOTAL 1 3
Threaths / Ancaman
1. Tuntutan tinggi oleh masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 1 2 2
kesehatan yang lebih profesional.
TOTAL 1 2
2 Sentralisasi Obat
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,25 4 1 S-W=3,25
110

yang mendukung pengelolaan


sentralisasi obat. 2,8 = 0,45
2.68% perawat mengatakan bahwa
sentralisasi obat diruangan sudah 0,25 4 1
optimal
3. Adanya buku therapi (injeksi dan
0,25 3 0,75
oral)
4. Sentralisasi obat sudah dilaksanakan
0,25 2 0,5
di ruang Dahlia

TOTAL 1 3,25

Weakness / Kelemahan
1. Perawat tidak memberitahukan
jumlah kepemilikan obat pada 0,3 4 1,2
keluarga pasien
2. Tidak ada check list penyimpanan
0,4 4 1,6
obat.
TOTAL 1 2,8
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
O T = 3,5-
yang praktek manajemen 0,5 3 1,5
2,5 = 1
keperawatan.
2. Adanya kebijakan RS tentang
0,5 4 2
pelaksanaan sentralisasi obat.
TOTAL 1 3,5
Threaths / Ancaman
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat
0,5 3 1,5
akan hukum .
2. Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang 0,5 2 1
profesional.
TOTAL 1 2,5
3. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Kepala ruangan dan CCM telah
mengikuti pelatihan audit
keperawatan yang dapat S-W = 3,4-3 =
0,4 4 1,6
mendukung pelaksanaan kegiatan 0,4
supervisi

2. 88% perawat mengatakan mendapat


0,3 3 0,9
feed back setelah supervisi
111

3. 76% perawat mengatakan supervisi


0,3 3 0,9
sudah optimal dilakukan
TOTAL 1 3,4
Weakness / Kelemahan
1. pelatihan dan sosialisasi tentang
1 3 3
supervisi masih kurang.
TOTAL 1 3
B Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
OT=
yang praktek manajemen 0,4 4 1,6
3,8-3 = -0,8
keperawatan.
2. Adanya kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan/ mengikuti 0,4 4 1,6
pelatihan
3. Adanya teguran dari kepala ruangan
bagi perawat yang tidak 0,2 3 0,6
melaksanakan tugas dengan baik.
TOTAL 1 3,8
Threaths / Ancaman
1. Tuntutan pasien untuk mendapatkan
1 3 3
pelayanan yang profesional.

TOTAL 1 3

4. Timbang Terima
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Kegiatan operan dilakukan
sebanyak 3x antara Dinas pagi, 0,3 4 1,2 S - W = 3,45-
sore dan malam 4= -0,55
2. Kegiatan operan dipimpin oleh ccm
atau perawat primer pada pagi hari,
0,3 4 1,2
dan ketua tim pada sore dan malam
hari
3. 96% perawat menyatakan kegiatan
operan dihadiri oleh semua perawat 0,25 3 0,75
yang berkepentingan.
4. 56% tenaga perawat menyatakan
kegiatan Operan di ruangan sudah 0,15 2 0,3
optimal
TOTAL 1 3,45
Weakness / Kelemahan
1. 56% perawat menyatakan bahwa 1 4 4
kegiatan operan dilakukan tidak
112

tepat waktu
TOTAL 1 4
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
yang praktek manajemen 0,5 3 1,5 O T = 3-2 =
keperawatan. 1
2. Adanya kerjasama antara
0,5 3 1,5
mahasiswa dan perawat ruangan.

TOTAL 1 3
Threaths / Ancaman
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
0,5 2 1
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat 0,5 2 1
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 2
5. Ronde Keperawatan
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Adanya berbagai macam kasus di
SW=
ruangan yang dapat mendukung 0,4 4 1,6
3,8-3 = -0,8
kegiatan ronde keperawatan
2. Dokter spesialis memimpin ronde
0,4 4 1,6
keperawatan agar maksimal
3. Adanya panduan ronde
0,2 3 0,6
keperawatan tahun 2015
TOTAL
1 3,8
Weakness / Kelemahan
1. Kegiatan ronde keperawatan
dilakukan situasional tidak menentu,
1 3 3
dilakukan apabila ada kasus
kompleks.
TOTAL
1 3
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
O T=
yang praktek manajemen 0,5 3 1,5
3,5-3 = 0,5
keperawatan.
113

2. Adanya kerjasama antara


0,5 4 2
mahasiswa dan perawat ruangan.
TOTAL 1 3,5
Threaths / Ancaman
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
0,5 3 1,5
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat 0,5 3 1,5
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 3

6. Discharge Planning
A. Internal Faktor (IFAS)
Strenght / Kekuatan
SW=
1. Tersedianya sarana dan prasarana 2,325-1,5 =
0,25 4 1
discharge planning di ruangan 0,825

2. Adanya format surat kontrol di ruangan 0,32


0,125 3
dari awal pasien masuk hingga pulang 5
3. Adanya pembagian tugas tentang
discharge planning sesuai pasien 0,25 3 0,75
kelolaannya.
4. Ada penerjemah bahasa bagi pasien
yang berbahasa daerah selama 0,125 2 0,25
discharge planning
5. 88% mengatakan pelaksanaan
0,25 4 1
discharge planning belum optimal
2,32
TOTAL 1
5
Weakness / Kelemahan
1. Kurang inisiatif perawat untuk
memberikan pendidikan kesehatan 0,5 3 1,5
kepada pasien dan keluarga
TOTAL 1 1,5
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan OT=
0,5 3 1,5
yang praktek manajemen keperawatan. 3-2=1
114

2. Adanya kerjasama antara mahasiswa


0,5 3 1,5
dan perawat ruangan.

1 3
TOTAL
Treaths / Ancaman
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan
0,5 2 1
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung
0,5 2 1
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 2

7. Dokumentasi Keperawatan
A. Internal Faktor (IFAS)
Strenght/ Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan prasarana
SW=
dokumentasi keperawatan : Tersedia 0,25 4 1
3,5-2 =1,5
NANDA NIC-NOC
2. Sudah ada sistem pendokumentasian
0,25 3 0,75
yang diberlakukan yaitu SBAR.
3. Format asuhan keperawatan sudah
0,25 3 0,75
tersedia.
4. Adanyan kesadaran perawat tentang
0,25 4 1
tanggung jawab dan tanggung gugat.
TOTAL 1 3,5
Weakness / Kelemahan
1. Model SOAPIER belum optimal
0,5 2 1
didokumentasikan
2. Penerapan teori NANDA dan NIC-NOC
0,5 2 1
belum dilakukan secara optimal.
TOTAL 1 2
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan OT=
0,5 3 1,5
yang praktek manajemen keperawatan. 3,5 - 4 = -0,5
2. Adanya kerjasama antara mahasiswa
dan perawat ruangan. 0,5 4 2

TOTAL 1 3,5
Threaths / Ancaman
115

1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari


masyarakat untuk mendapatkan
0,5 4 1,5
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung
0,5 4 1,5
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 4
ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT RATING
M5 Mutu
A. Faktor Internal (IFAS)

a. Sasaran keselamatan 0,4 2 0,8 S-W 2,4-


Pasien pada 3 bulan terakhir tidak 2=0,4
ada piasen jatuh yang berakibat
cacat/kematian.
b. Kepuasan pasien terhadap pelayanan 0,4 3 1,2
kesehatan dirumah sakit.
c. Sebagai tempat peraktik siswa dan 0,2 2 0,4
mahasiswa keperawatan.
TOTAL 1 2,4
Kelemahan (weakneas) 0,5 2 1
a. Perawatan infus per 3 hari belum
terlaksana secara optimal.
b. Dari hasil observasi didapatkan 0,5 2 1
jumlah bantal dan kasur tidak sesuai.

TOTAL 1 2
B. Faktor Eksternal (EFAS)
Faktor Eksternal (EFAS) Peluang 0,4 2 0,8 O-T 2,6 -2
(Opportunity) =0,6
a. Adanya mahasiswa NERS stikes
muda melakukan praktik manajemen
keperawatan.

c. Adanya kerjasama yang baik antara 0,6 3 1,8


mahasiswa dan perawat.
TOTAL 1 2,4

Ancaman (Threatened) 0,5 2 1


(4) Adanya tuntutan peningkatan standar
masyarakat yang harus di penuhi.
116

Ancaman (Threatened) 0,5 2 1


(5) Adanya tuntutan peningkatan standar
masyarakat yang harus di penuhi.

TOTAL 1 2

2. Diagram Layang Analisa SWOT

Gambar 3.2
Diagram Layang Analisis SWOT

Sumber: Data Primer Ruang Seruni Tahun 2017


117

Berdasarkan posisi diagram laying analisa SWOT dapat diketahui :

a) Posisi M1 (Man), M2 (material), M5 (Mutu), MAKP, Sentralisasi Obat,


Discharge Planing berada di area progresif dimana elemen kekuatan
dan peluang cukup tinggi, sehingga rekomendasi strategi yang
diberikan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.

b) Posisi Dokumentasi dan Supervisi berada di area diverifikasi dimana


meskipun menghadapi berbagai ancaman tetapi masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang dengan cara
strategi diverifikasi.

c) Posisi timbang terima dan ronde keperawatan ada di area ubah


strategi artinya ruang Dahlia disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Hal ini terjadi karena masih tidak tepatnya waktu dalam
pelaksanaan timbang terima di ruang dahlia, serta karena ronde
keperawatan hanya mengangkat kasus yang komplek jadi jarang
sekali dilakukan ronde keperawatan diruangan.

D. Perumusan Masalah
1. Perumusan Masalah
a. M1 (Man)
Perbandingan jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien belum
sesuai standart ketenagaan menurut Gillies.
b. M2 (Material)
Jumlah alat yang tersedia tidak sebanding dengan rasio pasien
c. M3 (Method)
1) MAKP
Pelatihan MPKP belum optimal
2) Supervisi
pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi masih kurang
3) Timbang Terima
Kegiatan Operan belum tepat waktu
4) Dokumentasi Keperawatan
a) Penerapan Nanda NIC NOC belum dilaksanakan secara
optimal
b) pendokumentasian SOAPIER belum dilakukan secara
optimal.
2. Prioritas Masalah
118

Dalam menentukan prioritas masalah digunakan kriteria penilaian


meliputi :
a. Mg / Magnitude (Kecenderungan besar dan seringnya kejadian)
b. Sv / Severity (besarnya kerugian yang ditimbulkan)
c. Mn / Managebility (berfokus pada keperawatan sehingga dapat diatur
perubahannya)
d. Nc / Nursing concern (perhatian terhadap bidang keperawatan)
e. Af / Affordability (ketersediaan sumber daya)

Dengan kriteria nilai :


5 : Sangat Sesuai

4 : Sesuai
3 : Cukup Sesuai
2 : Kurang Sesuai
1 : Sangat Kurang Sesuai

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas


Perbandingan jumlah tenaga
perawat dengan jumlah
1. pasien belum sesuai 2 3 2 4 3 144 VII
standart ketenagaan
menurut Gillies.
Jumlah alat yang tersedia
2. tidak sebanding dengan rasio 3 3 4 4 3 432 VI
pasien
pelatihan dan sosialisasi
3. tentang supervisi masih 3 3 3 4 5 540 V
kurang
Kegiatan Operan / Timbang
4 4 4 4 4 4 1024 III
terima belum tepat waktu
Penerapan Nanda NIC NOC
5 belum dilaksanakan secara 5 4 4 5 4 1600 I
optimal
Pelatihan MPKP belum
6. 3 3 4 4 4 576 IV
optimal
pendokumentasian SOAPIER
7. belum dilakukan secara 4 4 4 4 5 1280 II
optimal.

Prioritas Masalah
1. Penerapan Nanda NIC NOC belum dilaksanakan secara optimal
119

2. Pendokumentasian SOAPIER belum dilakukan secara optimal.


3. Kegiatan Operan / Timbang terima belum tepat waktu
4. Pelatihan MPKP belum optimal
5. Pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi masih kurang
6. Jumlah alat yang tersedia tidak sebanding dengan rasio pasien
7. Perbandingan jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien belum
sesuai standart ketenagaan menurut Gillies.
E. Alternatif Pemecahan Masalah

No. Masalah Alternatif pemecahan masalah


C A R L Skor Rank
1. Melakukan sosialisi mengenai 4 4 3 4 256 I
dokumentasi NNN yang
Penerapan Nanda terbaru
NIC-NOC belum 2. Melakukan role play
1.
dilaksanakan pendokumentasian SOAPIER 4 3 3 4 192 II

secara optimal dengan NNN terbaru


3. menyusun SAK 10 Besar
4 3 3 3 108 III
penyakit sesuai NNN

Pendokumentasian
Melakukan role play
SOAPIER belum
2 pendokumentasian SOAPIER
dilakukan secara 4 3 3 4 192 II
dengan NNN terbaru
optimal

Keterangan :
C : Capability (kemampuan kedua bela pihak antara mahasiswa dan rumah sakit
memiliki alternatif)
A : Accesibility ( kemudahan dalam mekanisme alternatif)
R : Readiness ( kesiapan untuk melakukan alternatif)
L : Leverage ( daya ungkit alternatif dalam menyelesaikan masalah)

Keterangan Poin:
1 : tidak mampu
2 : cukup mampu
3 : mampu
4 : Sangat Mampu

Вам также может понравиться