Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
KAJIAN DATA
A. Gambaran Umum
1. RSUD Abdul Wahab Sjahranie
RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda terletak di jalan Palang Merah
Indonesia, Kecamatan Samarinda Ulu. Rumah Sakit Umum Daerah A.
Wahab Sjahranie sebagai Top Referal dan sebagai rumah sakit kelas A
satu-satunya di Kalimantan Timur terhitung mulai bulan Januari 2014.
RSUD. A. W. Sjahranie Samarinda saat ini sebagai wahana pendidikan
klinik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman juga program
Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS I) Bedah, selain itu berbagai institusi
pendidikan baik pemerintah maupun swasta juga bekerja sama dengan
Perguruan tinggi kesehatan yang ada di Kalimantan Timur. Gambaran
visi dan misi RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda :
a. Visi:Menjadi Rumah Sakit Dengan Pelayanan Bertaraf
Internasional.
b. Misi :
1) Meningkatkan Askes dan Kualitas Pelayanan berstandar
Internasional
2) Mengembangkan RS sebagai Pusat Penelitian
c. Motto RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda adalah sebagai
berikut
BHAKTI : Bersih, Harmonis, Aman, Kualitas, Tertib, Informatif
d. Falsafah RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Menjungjung Tinggi Harkat dan Martabat Manusia Dalam Pelayanan
Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian
e. Tujuan RSUD Abdul Wahab Sjahranie
1) Terciptanya pelayanan kesehatan yang paripurna bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
2) Meningkatkan kemampuan etika dan profesionalisme
3) Terealisasinya sarana dan prasarana yang nyaman dan moderen
4) Terwujudnya kesejahteraan pegawai
5) Budaya Kerja RSUD Abdul Wahab Sjahranie
6) Rumah Sakit AWS adalah taman bunga kita
64
65
Indonesia.
Penampilan Terbaik I Kelas B Kerja Rumah Gubernur KDH
1997
Sakit Dalam Rangka HKN. Tk.I
2001 Citra Pelayanan Prima Menteri PAN
Menteri
2001 Sertifikat Akreditasi Penuh Rumah Sakit
Kesehatan
Menteri Negara
Koperasi Konsumen Berprestasi Tingkat Koperasi &
2006
Nasional. Usahan Kecil
Menengah RI.
Gubernur
Sertifikat Biru Program Penilaian Peringkat
Provinsi
2008 Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam
Kalimantan
pengelolaan Lingkungan Hidup.
Timur
Menteri Negara
Koperasi &
2010 Koperasi Berprestasi Kelompok Konsumen
Usahan Kecil
Menengah RI.
Gubernur
Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Provinsi
2010
Perangkat Daerah Terbaik II Tahun 2010 Kalimantan
Timur
Gubernur
Harapan I Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi
2010
Inovatif. Kalimantan
Timur
Sertifikat Berstandar Internasional (ISO) 2001: MS CERT,
2010
2008 JAS-ANZ, IAF
Gubernur
Sertifikat Hijau Program Penilaian Peringkat
Provinsi
2012 Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam
Kalimantan
pengelolaan Lingkungan Hidup.
Timur
Gubernur
2012 Terbaik III SKPD Inovatif
Kaltim
MS CERT,
2012 Sertifikasi ISO 2001:2008
JAS-ANZ, IAF
Gubernur
2013 Terbaik I SKPD Inovatif
Kaltim
69
5) Patologi Anatomi
e. Pelayanan Medik Spesialis Lain
1) Mata
2) Telinga Hidung Tenggorokan
3) Syaraf
4) Jantung dan Pembuluh Darah
5) Kulit dan Kelamin
6) Kedokteran Jiwa
7) Paru
8) Orthopedi
9) Urologi
10) Bedah Syaraf
11) Kedokteran Forensik
f. Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut
1) Bedah Mulut
2) Konservasi/Endodonsi
3) Orthodonti
4) Prosthodonti
5) Pedodonsi
g. Pelayanan Medik Subspesialis
1) Bedah
2) Penyakit Dalam
3) Penyakit Anak
4) Obstetri dan Ginekologi
5) Jantung dan Pembuluh Darah
6) Bedah Syaraf
h. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
1) Asuhan Keperawatan
2) Asuhan Kebidanan
i. Pelayanan Penunjang Klinik
1) Perawatan Intensif
2) Pelayanan Darah
3) Gizi
4) Farmasi
5) Sterilisasi Instrumen
72
6) Rekam Medik
j. Pelayanan Penunjang Non Klinik
1) Laundry/Linen
2) Jasa Boga/Dapur
3) Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
4) Pengelolaan Limbah
5) Gudang
6) AmbulanceKomunikasi
7) Kamar Jenazah
8) Pemadam Kebakaran
9) Pengelolaan Gas Medik
10) Penampungan Air Bersih
a. MRI
b. MSCT 64 Slice
c. CT Scan
d. X Ray Unit (Radiologi)
e. X Ray Unit ( Fluroskopi)
f. X Ray Panoramic
g. X Mammografi
h. CATHLAB
i. CATHLAB Angiografi
j. USG 4 Dimensi
k. CR ( Computer Radiography )
l. Alat Radioterapi
m. Laser Urologi
n. Laser Kulit
o. Laparoskopi
p. Anasthesia Mechine
q. Phaco Emulsification
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Ruang Seruni RSUD A. Wahab Sjahranie
76
b. Ketenagaan
1) Karakteristik Tenaga Keperawatan
Ruang Seruni memiliki tenaga keperawatan sebanyak 29
orang dengan distribusi frekuensi sebagai berikut :
Tabel 3.1
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Total 29 100 %
Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017
77
No Sertifikasi Jumlah %
1 BTCLS
21 77,8 %
2 MPKP
4 12,2 %
3 PPI
4 14,8%
4 Pasien safety
1 3,8 %
5 Manajemen perawatan
1 3,8 %
6 luka modern
2 7,4 %
7 Preseptorship
1 3 tahun 20 74%
2 >3 tahun 7 16%
Total 27 100 %
78
1 PNS 9 18, 2 %
2 HONOR 18 81,8 %
Total 27 100 %
1 26-35 20 74,1%
2 36-45 5 18,51%
3 46-55 2 7,4%
Total 27 100 %
Sumber : Data primer Ruang Seruni Tahun 2017
Pasien Gawat 10
Pasien Bedah 4
Jumlah
Jumlah TT Terpakai
x 100
Jumlah TT Tersedia
33
x 100
45
73 %
1445
= 195
= 7,4
= 7 hari
(52 x 30)48
=
195
= 7,7
= 8 hari
2) CCM
a) Perencanaan
Dari hasil wawancara
b) Pengorganisasian
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
c) Ketenagaan
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
d) Pengarahan
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
e) Pengendalian
Dari Hasil Wawancara
Dari Hasil Observasi
Dari Hasil Kuesioner
Masalah
3) Ketua TIM
a) Perencanaan
Dari hasil wawancara dan observasi semua Ketua TIM
mengetahui dan memahami visi, misi serta falsafah RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Setiap ketua TIM
mempunyai rencana harian. Kebijakan, prosedur dan
87
Masalah
4) Perawat Pelaksana
a) Perencanaan
Dari hasil wawancara dan observasi yang ada bahwa
tidak semua perawat melaksanakan tugas dan fungsinya
sesuai dengan pembagian tugas yang diberikan. Sistem
pemberian asuhan keperawatan berdasarkan TIM yang dibagi
atas tiga TIM dimana tenaga perawat bekerja secara
fungsional. Tenaga perawat dibagi tidak berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien (total, parsial, minimal). Pendekatan
yang digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan
menggunakan proses keperawatan namun dilakukan dengan
tidak seragam karena ada beberapa perawat yang
menggunakan pedoman dalam melakukan asuhan
keperawatan sesuai dengan rencana asuhan keperawatan
dan ada juga yang menggunakan sesuai dengan serah terima
tugas secara lisan. Hasil pendokumentasian belum
menggunakan SAK dan SOP yang maksimal.
Masalah :
(1) Belum maksimalnya penggunaan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan standar
(2) Pembagian tenaga tidak dibagi atas tingkat ketergantungan
pasien
(3) Adanya ketidakseragaman dalam pedoman dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan.
b) Pengorganisasian
Dari hasil wawancara dan observasi perawat pelaksanan
mendapat bimbingan dari ketua TIM berdasarkan tindakan yang
akan diberikan pada pasien serta pembagian tugas pada masing-
masing anggota TIM. Bimbingan yang diberikan berupa bimbingan
langsung selama melaksanakan tugas dan koreksi terhadap
dokumentasi asuhan keperawatan. Waktu bimbingan yang diberikan
pada perawat pelaksana saat terus-menerus selama memberikan
asuhan keperawatan, namun tidak ada koreksi khusus terhadap
asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki masalah yang tidak
89
Masalah :
(1) Pendelegasian tugas tidak sesuai dengan jobdis
(2) Koreksi khusus terhadap asuhan keperawatan yang belum
teratasi tidak dilakukan
c) Pengarahan
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan bahwa
sebagian besar perawat pelaksana tidak memahami cara
pendokumentasian asuhan keperawatan yang benar sesuai dengan
standar. Tersedia SAK dengan 10 penyakit teratas yang masih
mengacu pada Marlyn E Doenges, namun pendokumentasian masih
belum berpatokan menggunakan SAK, pengkajian dilakukan pada
saat pasien masuk. Beberapa perawat mengeluhkan beban kerja
yang tidak sesuai dengan jumlah tenaga perawat.
Masalah :
(1) SAK belum diperbaharui.
d) Pengendalian
Dari hasil wawancara dan observasi didapatkan bahwa
sebagian besar perawat pelaksana hanya mendapatkan umpan
balik atas pelaksanaan asuhan keperawatan dari ketua tim. Adanya
pemberian penghargaan dari kepala ruangan bagi perawat yang
berprestasi serta sanksi dari kepala ruangan bagi perawat yang
bermasalah . secara keseluruhan perawat pelaksana merasa puas
di RSUD A. W Sjahranie namun didapatkan tidak adanya
tim/kelompok yang bertugas menangani mutu.
Masalah :
(1) Pemberian umpan balik atas pelaksanaan askep dan
pendokumentasian oleh pp yang belum maksimal
90
Tabel 3.7
Frekuensi deskriptif Kepuasan Pasien
Kategori Kepuasan
sudah sejak 1 hari yang lalu melaporkan kepada perawat bahwa area
tusukan infus di tangannya terasa sakit, namun perawat mengatakan
tidak apa-apa karena tetesan infusnya masih lancar, keesokan harinya
tangannya bengkak dan sakit. Pasien juga mengatakan perawat jarang
keliling melihat kondisi pasien, karena tidak semua pasien ada keluarga
yang menjaga. Salah satu pasien mengatakan bahwa dirinya tidak ada
yang menjaga karena suami pasien bekerja pagi hari, cairan infus habis
namun pasien tidak bisa keluar karena badannya terasa lemas dan
segan membangunkan keluarga pasien di bed sebelah, akhirnya pasien
memaksakan diri untuk berdiri dan memanggil perawat dari depan pintu
kamar. Pasien mengatakan kurang puas karena kurangnya sarana
dan prasarana di ruangan, salah satu contoh saat pasien butuh pispot
namun pispot tidak ada dan perawat menganjurkan pasien untuk
menggunakan botol air mineral bekas sebagai pengganti pispot.
Masalah :
Tenaga perawat belum melakukan service exellent pada pasien.
6) Kepuasan Kerja Perawat
Pelaksanaan evaluasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang berisi 35 pertanyaan berbentuk pilihan
dengan skala Likert yaitu (4) Sangat Tidak Setuju, (3) Tidak Setuju, (2)
Setuju, (1) Sangat Setuju. Hasil yang diperoleh kemudian di
katagorikan menjadi dua kategori yaitu Puas dengan coding 2 dan
Tidak puas dengan coding 1.
Tabel 3.8
Kategori Kepuasan Perawat
Katagori kepuasan PP
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
VTidak Puas 10 50,0 50,0 50,0
aPuas 10 50,0 50,0 100,0
l
i Total 20 100,0 100,0
d
Berdasarkan hasil kuisioner tingkat kepuasan yang kami
bagikan kepada 20 perawat didapatkan hasil sebanyak 10 orang (50 %)
92
Identitas Pasien
Terpasang Gelang
Tidak Terpasang
Gelang
100.00%
Komunikasi Efektif
Stampel
Konfirmasi
tidak berstampel
konfirmasi
100.00%
Berlabel
Tidak Berlabel
100.00%
Site Marking
Site Marking
Tidak di Site
Marking
100.00%
Mencuci Tangan
Tidak Mencuci
Tangan
100.00%
Resiko Jatuh
Terpasang Label
Tidak Terpasang
Label
100.00%
2. M2 (Material)
a. Peralatan dan Fasilitas
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan gambaran tempat
tidur di Ruang Seruni dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.8
Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur Di Ruang Seruni RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017
TIM 1 TIM 2
Kamar Jumlah Bed Kamar Jumlah Bed
2001 5
2002 5 5001 5
2003 5 5002 5
2004 5 5003 5
2005 5 5004 5
Isolasi 2 5005 5
Jumlah 27 Jumlah 25
Jumlah total bed tim 1 + tim 2 = 52 bed
17 Sarung Guling
18 Sarung O2 Besar 1 1
19 Sarung O2 Kecil 1 1
20 Stek laken 30 30
21 Serbet makan
22 Sarung buli-buli panas
23 Sarung Eskap
24 Sarung Alat Instrumen
25 Taplak Meja Pasien 25 25
26 Tutup Kulkas
27 Tutup TV
28 Waslap Biru/putih
29 Baju Tindakan
Sumber : Data Primer Ruang Seruni Tahun 2016
5) Administrasi Penunjang
Tabel 3.11
Daftar Administrasi Penunjang di Ruang Seruni RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017
No Nama Barang Keterangan
1 Buku timbang terima Ada
2 SOP dan SAK Ada
3 Buku obat dan alat Ada
4 Format Pemberian obat Ada
5 Format discharge planning Ada
6 Format persetujuan tindakan pasien Ada
7 Format pulang atas permintaan sendiri Ada
8 Format pengirian laboratorium Ada
9 Format konsul dokter Ada
10 Format cek list operasi Ada
11 Format visite harian Ada
12 Format surat kematian Ada
13 Format surat kematian Ada
14 Format keterangan pengambilan jenazah Tidak ada
15 Jadwal dokter jaga Ada
16 Format rehabilitasi medic Ada
17 Format penolakan tindakan ada Ada
18 Format permintaan pemeriksaan radiologi Ada
19 Format perminaan darah untuk transfuse Ada
20 Format gravik vital sign Ada
21 Daftar dinas pegawai keperawatan Ada
22 Papan jadwal operasi Ada
Sumber : Data Primer Ruang Seruni Tahun 2017
3. M3 (Method)
a. MAKP (Model ASKEP Yang Digunakan)
Diagram 3.1
Model Askep Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
M3 Model ASKEP
28.00%
Optimal
Kurang Optimal
72.00%
b. Operan
Diagram 3.2
Model Operan Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
M3 OPERAN
44.44%
Optimal
Kurang Optimal
55.56%
c. Ronde Keperawatan
Diagram 3.3
Model Ronde Keperawatan Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
M3 Ronde Keperawatan
32.00%
Optimal
Kurang Optimal
68.00%
d. Sentralisasi Obat
103
Diagram 3.4
Model Sentralisasi Obat Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
M3 Sentralisasi Obat
33.33%
Optimal
Kurang Optimal
66.67%
e. Supervisi
Diagram 3.5
Model Supervisi Ruang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
104
M3 Supervisi
25.93%
Optimal
Kurang Optimal
74.07%
f. Discharge Planning
Diagram 3.6
Model Discharge PlaninRuang Seruni RSUD. A. Wahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017
105
M3 Discharge Planing
12.00%
Optimal
Kurang Optimal
88.00%
g. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tentang
106
4. M4 (Money)
Faktor M4 (Money) tidak dikaji karena Ruang Seruni tidak terlibat
langsung dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Rumah
Sakit.
5. M5 (Mutu)
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Tabel 3.12
SPM Ruang Seruni 3 Bulan Terakhir Tahun 2017
Bulan
No Indikator Standar
Februari Maret April
1 Tempat tidur 52 52 52
2 Tempat tidur dengan 45 45 45
pengaman
3 Kamar mandi 21 21 21
4 Kamar mandi dengan 100% 20 20 20
pengaman pegangan tangan
5 Dokter penanggung jawab 100%
6 Jam visite dokter specialis 08.00-14.00 08.00-16.00 08.00-16.00 08.00-16.00
7 Kejadian inpeksi pasca oprasi 1.5% 0 0 0
8 Total jumlah oprasi bersih
9 Kejadian infeksi nasokomial 9% 0 0 0
Phlebitis
10 Decubitus 9% 0 0 0
11 ISK 9% 0 0 0
12 Tidak adanya kejadian pasien 100% 0 0 0
jatuh
13 Pencacatan TB di RS 60% 75% 75% 75%
Pasien rawat inap TB yang 100% 100% 100% 100%
ditangani dengan strategi
DOTS
14 Kejadian pulang sebelum 5% 2 4 3
dinyatakan sembuh (pulang
paksa)
15 Kematian pasien> 48 jam 0.24% >48 jam=9, >48 jam=17, >48jam=12,
<48 jam=8 <48 jam=5 <48 jam=2
107
BTCLS
Treaths/ Ancaman
Ada tuntutan tinggi dari 0.3 2 0.6
1 masyarakat untuk pelayanan
yang lebih professional
Makin tinggi tingkat kesadaran 0.4 2 0.8
2
masyarakat akan hukum
109
1 2
TOTAL
Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
M3 (METHOD)
1. MAKP
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Di ruang Dahlia telah menerapkan S-W = 3,1-2
0,2 3 0,8
model metode tim = 1,1
2. Terdapat SOP dan SAK yang
0,2 4 0,8
menunjang kegiatan MAKP.
3. 88% perawat menyatakan
terlaksananya komunikasi yang
0,1 3 0,3
adekuat : perawat dan tim
kesehatan lain.
4. 72% perawat menyatakan
0,3 3 0,9
penerapan MAKP sudah optimal
5. 68% perawat menyatakan
pembagian Job Description dalam 0,2 1 0,2
ruangan sudah jelas.
TOTAL 1 3,1
Weakness / Kelemahan
1. 92,5% perawat mengatakan belum
1 2 1
ada mendapatkan pelatihan MPKP
TOTAL 1 2
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
O T = 3-2
yang melaksanakan praktik 0,5 3 1,5
=1
manajemen keperawatan.
2. Adanya kebijakan RS tentang
0,5 3 1,5
pelaksanaan MAKP.
TOTAL 1 3
Threaths / Ancaman
1. Tuntutan tinggi oleh masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 1 2 2
kesehatan yang lebih profesional.
TOTAL 1 2
2 Sentralisasi Obat
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,25 4 1 S-W=3,25
110
TOTAL 1 3,25
Weakness / Kelemahan
1. Perawat tidak memberitahukan
jumlah kepemilikan obat pada 0,3 4 1,2
keluarga pasien
2. Tidak ada check list penyimpanan
0,4 4 1,6
obat.
TOTAL 1 2,8
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
O T = 3,5-
yang praktek manajemen 0,5 3 1,5
2,5 = 1
keperawatan.
2. Adanya kebijakan RS tentang
0,5 4 2
pelaksanaan sentralisasi obat.
TOTAL 1 3,5
Threaths / Ancaman
1. Makin tinggi kesadaran masyarakat
0,5 3 1,5
akan hukum .
2. Adanya tuntutan pasien untuk
mendapatkan pelayanan yang 0,5 2 1
profesional.
TOTAL 1 2,5
3. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Kepala ruangan dan CCM telah
mengikuti pelatihan audit
keperawatan yang dapat S-W = 3,4-3 =
0,4 4 1,6
mendukung pelaksanaan kegiatan 0,4
supervisi
TOTAL 1 3
4. Timbang Terima
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Kegiatan operan dilakukan
sebanyak 3x antara Dinas pagi, 0,3 4 1,2 S - W = 3,45-
sore dan malam 4= -0,55
2. Kegiatan operan dipimpin oleh ccm
atau perawat primer pada pagi hari,
0,3 4 1,2
dan ketua tim pada sore dan malam
hari
3. 96% perawat menyatakan kegiatan
operan dihadiri oleh semua perawat 0,25 3 0,75
yang berkepentingan.
4. 56% tenaga perawat menyatakan
kegiatan Operan di ruangan sudah 0,15 2 0,3
optimal
TOTAL 1 3,45
Weakness / Kelemahan
1. 56% perawat menyatakan bahwa 1 4 4
kegiatan operan dilakukan tidak
112
tepat waktu
TOTAL 1 4
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
yang praktek manajemen 0,5 3 1,5 O T = 3-2 =
keperawatan. 1
2. Adanya kerjasama antara
0,5 3 1,5
mahasiswa dan perawat ruangan.
TOTAL 1 3
Threaths / Ancaman
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi
dari masyarakat untuk mendapatkan
0,5 2 1
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat 0,5 2 1
sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 2
5. Ronde Keperawatan
A. Internal Faktor (IFAS)
Strength / Kekuatan
1. Adanya berbagai macam kasus di
SW=
ruangan yang dapat mendukung 0,4 4 1,6
3,8-3 = -0,8
kegiatan ronde keperawatan
2. Dokter spesialis memimpin ronde
0,4 4 1,6
keperawatan agar maksimal
3. Adanya panduan ronde
0,2 3 0,6
keperawatan tahun 2015
TOTAL
1 3,8
Weakness / Kelemahan
1. Kegiatan ronde keperawatan
dilakukan situasional tidak menentu,
1 3 3
dilakukan apabila ada kasus
kompleks.
TOTAL
1 3
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan
O T=
yang praktek manajemen 0,5 3 1,5
3,5-3 = 0,5
keperawatan.
113
6. Discharge Planning
A. Internal Faktor (IFAS)
Strenght / Kekuatan
SW=
1. Tersedianya sarana dan prasarana 2,325-1,5 =
0,25 4 1
discharge planning di ruangan 0,825
1 3
TOTAL
Treaths / Ancaman
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan
0,5 2 1
pelayanan keperawatan yang
profesional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggung jawab dan tanggung
0,5 2 1
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 2
7. Dokumentasi Keperawatan
A. Internal Faktor (IFAS)
Strenght/ Kekuatan
1. Tersedianya sarana dan prasarana
SW=
dokumentasi keperawatan : Tersedia 0,25 4 1
3,5-2 =1,5
NANDA NIC-NOC
2. Sudah ada sistem pendokumentasian
0,25 3 0,75
yang diberlakukan yaitu SBAR.
3. Format asuhan keperawatan sudah
0,25 3 0,75
tersedia.
4. Adanyan kesadaran perawat tentang
0,25 4 1
tanggung jawab dan tanggung gugat.
TOTAL 1 3,5
Weakness / Kelemahan
1. Model SOAPIER belum optimal
0,5 2 1
didokumentasikan
2. Penerapan teori NANDA dan NIC-NOC
0,5 2 1
belum dilakukan secara optimal.
TOTAL 1 2
B. Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity / Peluang
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan OT=
0,5 3 1,5
yang praktek manajemen keperawatan. 3,5 - 4 = -0,5
2. Adanya kerjasama antara mahasiswa
dan perawat ruangan. 0,5 4 2
TOTAL 1 3,5
Threaths / Ancaman
115
TOTAL 1 2
B. Faktor Eksternal (EFAS)
Faktor Eksternal (EFAS) Peluang 0,4 2 0,8 O-T 2,6 -2
(Opportunity) =0,6
a. Adanya mahasiswa NERS stikes
muda melakukan praktik manajemen
keperawatan.
TOTAL 1 2
Gambar 3.2
Diagram Layang Analisis SWOT
D. Perumusan Masalah
1. Perumusan Masalah
a. M1 (Man)
Perbandingan jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien belum
sesuai standart ketenagaan menurut Gillies.
b. M2 (Material)
Jumlah alat yang tersedia tidak sebanding dengan rasio pasien
c. M3 (Method)
1) MAKP
Pelatihan MPKP belum optimal
2) Supervisi
pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi masih kurang
3) Timbang Terima
Kegiatan Operan belum tepat waktu
4) Dokumentasi Keperawatan
a) Penerapan Nanda NIC NOC belum dilaksanakan secara
optimal
b) pendokumentasian SOAPIER belum dilakukan secara
optimal.
2. Prioritas Masalah
118
4 : Sesuai
3 : Cukup Sesuai
2 : Kurang Sesuai
1 : Sangat Kurang Sesuai
Prioritas Masalah
1. Penerapan Nanda NIC NOC belum dilaksanakan secara optimal
119
Pendokumentasian
Melakukan role play
SOAPIER belum
2 pendokumentasian SOAPIER
dilakukan secara 4 3 3 4 192 II
dengan NNN terbaru
optimal
Keterangan :
C : Capability (kemampuan kedua bela pihak antara mahasiswa dan rumah sakit
memiliki alternatif)
A : Accesibility ( kemudahan dalam mekanisme alternatif)
R : Readiness ( kesiapan untuk melakukan alternatif)
L : Leverage ( daya ungkit alternatif dalam menyelesaikan masalah)
Keterangan Poin:
1 : tidak mampu
2 : cukup mampu
3 : mampu
4 : Sangat Mampu