Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KEGAWATDARURATAN
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah palembang
2017
Objective
Mengetahui obat pada kasus
kegawatdaruratan (antipsikosis,
antikejang, anti rabies, anti bisa ular, anti
tetanus, dan kegawatadaruran KV)
Menjelaskan farmakokinetik dan
farmakodinamik obat tersebut
Menjelaskan penggunaan terapi
farmakologi pada kasus tersebut
Benzodiazepin (Diazepam)
Efek obat terutama pd SSP
Sedasi, hipnosis, relaksasi otot,
berkurangnya ansietas, amnesia
anterograde, antikonvulsan
Efek pd perifer
Vasodilatasi koroner dan blokade
neuromuskular
Efek: interaksi dg reseptor neurotansmiter
inhibitori yg diaktivasi GABA
Benzodiazepin bekerja hanya pada
reseptor GABA-a
Tidak secara langsung mengaktivasi
reseptor GABA-a, tapi butuh GABA untuk
menimbulkan efeknya memodulasi efek
GABA
Penggunaan terapi (Diazepam)
Waktu paruh panjang antikonvulsan
IV/rectal: sangat efektif untuk mengatasi kejang
terutama pada status epileptikus atau tonik klonik
umum
Dosis:
dewasa
0.2mg/kgbb injeksi pelan, dpt diulang maks 20-30 mg
anak:
(IV) 0.3-0.5 mg/kg, maks 10 mg
rectal: 0.5-1 mg/kg
Serum Anti Bisa Ular
SABU atau antivenom
Antivenom Monovalen
Antivenom Polivalen
Indikasi: Gigitan ular dengan mempertimbangkan
benefit dan risiko diberikan segera setelah
diindikasikan
AE:
Early anaphylactic reaction (10-180')
Seum sickness reaction (1-12 hari, rata-rata 7 hr)
Sediaan:
Antivenom polivalen, 5 ml/ampul (Agkistrodon
rhodostoma-ular tanah; Naja sputatrix-ular
kobra; Bungarus fasciatus-ular belang, dan
fenol)
Dosis:
Skizofrenia: 200-800 mg/hari
Mual muntah:25 mg/kali
Cegukan: 25 mg/kali
Haloperidol
Antipsikosis tipikal (1st generation)
Latanoprost
Travaprost
Bimatoprost
-2 Agonist
aqueous humor secretion and
uveoscleral out flow
Apraclonidine
Brimonidine
Carbonic Anhydrase Inhibitor
Farmakodinamik
Merangsang reseptor adrenergik
Kardovaskular
PD kulit, mukosa, dan ginjal (dominan res ) -->
vasokonstriksi
PD otot rangka --> vasodilatasi, vasokonstriksi --> resistensi
perifer --> TD
aliran darah otak
resistensi PD ginjal --> aliran darah ke ginjal, ekskresi
elektrolit
aliran darah koroner
Reseptor 1 (di otot jantung) --> mengaktivasi sel pacu
jantung dan jaringan konduksi
kontraksi jantung dan denyut jantung (inotropik dan
kronotropik positif)
otot polos
Sal cerna --> relaksasi, tonus dan motilitas usus dan lambung
( dan )
Uterus --> akhir kehamilan menghambat tonus dan kontraksi
uterus
Kandung kemih --> relaksasi otot detrusor dan kontraksi sfingter
dan otot polos prostat
pernapasan --> relaksasi otot bronkus
SSP: efek stimulasi SSP << (relatif polar)
Proses metabolik
stimulasi glikogenolisis (sel hati dan otot rangka)
menghambat sekresi insulin
menurunkan uptake glukosa oleh jar perifer --> glukosa darah
meningkatkan kadar asam lemak bebas
Reseptor Adrenergik
Reseptor 1 otot polos (PD, sal kemih-
kelamin, usus), dan jantung
Reseptor 2 sel efektor berbagai
jaringan (otak, otot polos PD, sel beta
pankreas, trombosit)
Reseptor 1 jantung dan sel
jukstaglomerulus
Reseptor 2 otot polos (bronkus, PD,
sal cerna, uterus, sal kemih), otot rangka,
dan hati
Farmakokinetik
Absorbsi
Oral: buruk (COMT dan MAO)
Subkutan: lambat (vasokonstriksi lokal)
IM: cepat
Stabil dalam darah, biotransformasi di hati,
dan diekskresikan ke dalam urin
Indikasi
syok anafilaksis
henti jantung
memperpanjang anestesi lokal (mengurangi
aliran darah lokal)
menghentikan perdarahan kapiler
(penggunaan lokal)
Dosis
anafilaksis
epinefrin 0,3 0,5 ml dari larutan 1 : 1000 (lar
1mg/mL) IM dapat diulangi 510 menit
henti jantung
epinefrin 0.5-1 mg bolus IV diberikan tiap 3-5 menit
Amiodaron
Mekanisme aksi
memperpanjang durasi potensial aksi dan periode
refrakter
memperlambat HR daan konduksi AV node -->
adrenergik blocking action
vaodiltasi perifer --> kebutuhan oksigen dan kinerja
jantung
Farmakokinetik
absorbsi bervariasi, BA 35-65%
t1/2 panjang 3-10 hari
metabolisme di hepar dengan metabolit aktif
desetilamiodaron
substrat CYP3A4 --> : simetidin, : ripamfin
Dosis
Pada asistol atau PEA 1 mg IV, ulangi tiap
3-5 menit. Dosis maksimal 3 mg
Pada bradikardi 0,5 mg IV tiap 3-5 menit,
dosis maks 3 mg
intoksikasi organoposfat (dosis besar >2mg)
Indikasi
atrial fibrilasi --> mengontrol sinus ritmik
mencegah berulangnya ventrikel takikardi
terapi tambahan pada DC shock
Toksisitas
bradikardi dan heart block (pd px dg penyakit
AV node)
fibrosis paru
hipo dan hipertiroid
Dobutamin
Agonis 1 yang selektif
Mekanisme kerja:
meningkatkan kontraktilitas jantung dan
curah jantung, sedikit meningkatkan denyut
jantung (inotropik kuat, kronotropik <<)
Dosis
IV (Hospitalization): inisial dose 40 mg bolus lalu iv
kontinyu 10 mg/jam
IV-> meningkatkan level obat dalam lumen tubulu
ginjal