Вы находитесь на странице: 1из 12

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

Konsekuensi Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa Terhadap


Toleransi Antar Umat Beragama dan Persatuan
Indonesia
Untuk Memenuhi Salah Satu tugas
Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pebimbing : ZULFADLI BARUS,SH,MH,MM

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1.Dinda Larasati 0163000006


2.Defri Endika Fajar 0163000010
3.Siska Lestari 0163000013
4.Siti Meilani 0163000004
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,kami
panjatkan pula dan puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pancasila tentang
konsekuensi nilai ketuhanan yang maha esa terhadap toleransi antar umat beragama dan
persatuan indonesia

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal.Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang konsekuensi nilai ketuhanan
yang maha esa terhadap toleransi antar umat beragama dan persatuan indonesia ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta,16 Juni 2017

Penyusun

i
KATA PENGANTAR .. i

DAFTAR ISI ... ii


1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ... 1
b. Rumusan Masalah . 3
c. Tujuan ... 3
2. BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Toleransi ... 4
b. Toleransi antar umat beragama ...... 6
3. BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan ........ 8
b. Saran....... 8
Daftar Pustaka ....... 9

ii

BAB
1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah pencipta segala yang ada dan semua makhluk.
Yang Maha Esa berarti yang Maha tunggal, tiada sekutu, Esa dalam zatNya, Esa dalam sifat-
Nya, Esa dalam Perbuatan-Nya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri dari zat-zat yang banyak
lalu menjadi satu, bahwa sifat Tuhan adalah sempurna, bahwa perbuatan Tuhan tidak dapat
disamai oleh siapapun. Jadi ke-Tuhanan yang maha Esa, mengandung pengertian dan keyakinan
adanya Tuhan yang maha Esa, pencipta alam semesta, beserta isinya.

Atas keyakinan yang demikianlah maka Negara Indonesia berdasarkan ketuhanan yang
Maha Esa, dan Negara memberi jaminan kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk
agama sesuai dengan keyakinannya dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya. Bagi
dan didalam Negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal ketuhanan yang Maha
Esa, tidak boleh ada sikap dan perbuatan yang anti ketuhanan yang Maha Esa, dan anti
keagamaan serta tidak boleh ada paksaan agama dengan kata lain dinegara Indonesia tidak ada
paham yang meniadakan Tuhan yang Maha Esa (atheisme).

Sebagai sila pertama Pancasila ketuhanan yang Maha Esa menjadi sumber pokok
kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai mendasari serta membimbing perwujudan kemanusiaan
yang adil dan beradab, penggalangan persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara
Republik Indonesia yang berdaulat penuh, bersipat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan guna mewujudkan keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia..

Serta toleransi yang merupakan kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindarkan di
tengah perbedaan. Perbedaan yang ada bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan
berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan toleransi umat
beragama yang harus bersifat dinamis, humanis dan demokratis, agar dapat ditransformasikan
kepada masyarakat dikalangan bawah sehingga kerukunan tersebut tidak hanya dapat dirasakan
dan dinikmati oleh kalangan-kalangan atas atau orang kaya saja.Karena, Agama tidak bisa
dengan dirinya sendiri dan dianggap dapat memecahkan semua masalah.

Agama hanya salah satu faktor dari kehidupan manusia. Mungkin faktor yang paling
penting dan mendasar karena memberikan sebuah arti dan tujuan hidup. Tetapi sekarang kita
mengetahui bahwa untuk mengerti lebih dalam tentang agama perlu segi-segi lainnya, termasuk
ilmu pengetahuan dan juga filsafat, yang paling mungkin adalah mendapatkan pengertian yang
mendasar dari agama-agama.

. Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian di
rumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini
disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi
praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.

Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan


manusia terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga
menyedot perhatian besar .

2
1.2.Rumusan Masalah
a. Kendala apa yang menjadi permasalahan dalam mencapai toleransi kerukunan umat
beragama di Indonesia ?

b. Bagaimana masyarakat menghadapi permasalahan/kendala dalam mencapai toleransi


kerukunan antar umat beragama di Indonesia ?

1.3 Tujuan

Penulisan makalah ini bermaksud untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila dan untuk menambah wawasan para pembaca tentang konsekuensi nilai ketuhanan
yang maha esa terhadap toleransi antar umat beragama dan persatuan Indonesia.

3
BAB

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Toleransi


Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk menggambarkan sikap saling
menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda
baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu,merupakan
konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama,
termasuk agama Islam.Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep
yang jelas.
Toleransi juga berasal dari bahasa latin dari kata "Tolerare" yang berarti dengan sabar
membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia
yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap
tindakan yang dilakukan orang lain.

Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang
berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat. Misalnya toleransi
beragama dimana penganut agama mayoritas dalam sebuah masyarakat mengizinkan keberadaan
agama minoritas lainnya. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai
umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia
yang beragama lain.

Istilah toleransi juga dapat digunakan dengan menggunakan definisi "golongan /


kelompok" yang lebih luas, misalnya orientasi seksual, partai politik, dan lain-lain. Sampai
sekarang masih banyak kontroversi serta kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum
konservatif atau liberal.

Pada sila pertama dalam Pancasila juga disebutkan bahwa bertaqwa kepada tuhan menurut
agama dan kepercayaan masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena Semua agama
menghargai manusia oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai.
Sehingga terbina kerukunan hidup anatar umat beragama.

4
Contoh Perwujudan Toleransi Beragama:

1.Memahami setiap perbedaan.

2.Sikap saling tolong menolong antar sesama umat yang tidak membedakan
suku, agama, budaya maupun ras.

3.Rasa saling menghormati serta menghargai antar sesama umat manusia.

Contoh pelaksanaan Toleransi Beragama:

Memperbaiki tempat-tempat umum


Kerja bakti membersihkan jalan desa
Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Menolong orang yang terkena musibah atau bencana alam
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita praktekkan dalam kegiatan yang bersifat sosial
kemasyarakatan serta tidak menyinggung keyakinan pemeluk agama lain. melalui toleransi
diharapkan terwujud ketertiban, ketenangan dan keaktifan dalam menjalankan ibadah menurut
agama dan kepercayaan masing-masing..
Oleh karena itu, semua umat beragama wajib saling menghargai dan menghormati. Dengan
demikian, dalam kehidupan masyarakat hendaknya dikembangakan sikap-sikap tersebut serta
sikap bekerja sama antar-pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga
terbina kerukunan hidup.

Dari kerukunan hidup itu akan terpancar sikap toleransi antar-umat beragama. Toleransi
antar umat beragama, berarti bahwa sikap sbar membiarkan orang lain mempunyai keyakinan lain
mengenai agama dan kepercayaannya, berarti, pengakuan adannya ebebasan setiap warga negara
untuk memeluk agama yang menjadi keyakinannya dan kebebasan untuk menjalankan ibadahnya
sesuai agama dan kepercayannya itu, adalah menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab

Dengan toleransi antar umat beragama tidak berarti bahwajaran agama yang satu akan
tercampur aduk dengan ajaran agama orang lain. Adanya toleransi berarti terwujudnya ketenangan,
saling menghargai, serta saling mnghormati sekaligus mampu mewujudkan persatuan dan
keutuhan bangsa dan negara. Disadari bahwa agama telah berhasil menembus batas-batas
kesukuan, kedaerahan, dan malah batas-batas kebangsaan. Terlihat bahwa agama mempunyai
potensi mempersatukan bangsa. Di samping itu agama dapat pula menjadi sumber motivasi yang
menyokong pembangunan. Namun sebaliknya agama dapat pula merupakan sumber dari
pertentangan yang dapat mengganggu kesatuan dan persatuan bangsa, kestabilan dan ketahanan
nasional dan kestabilan yang diperlukan bagi pembangunan.

5
Hal itu akan terjadi manakala tidak terbina sikap toleransi atau sikapberlapang dada dari
masyarakat. Sebab dalam masyarakat/bangsa yang masyarakatnya memeluk bermacam-macam
agama, setiap waktu dapat terjadi pertentagan,

Konflik yang jelas mengganggu ketahanan nasional dan kestabilan yang diperlukan bagi
pembangunan. Sikap memandang rendah cara beramal dan beribadah dari penganut agama,
pelaksanaan nilai yang dianut atau kegiatan yang dilakukan yang merugikan agama lain, jelas akan
menjadi sumber konflik yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diingini.
Toleransi hidup beragama adalah kondisi sosial dimana semua pihak dapat hidup bersama-
sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing dalam keadaan rukun dan damai. Yang demikian
itu merupakan suatu keharmonisan hubungan dalam dinamika pergaulan dan kehidupan
bermasyarakat yang saling menguat dan diikat oleh sikap pengendalian diri yang terwujud dalam.
a. Kerukunan intern umat beragama
b. Kerukunan antarumat beragama
c. Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah

Pembinaan kerukunan hidup beragama dalam tiga betuk diatas, dilakukan secara simultan dan
menyeluruh, sebab hakikatnya ketiga bentuk kerukunan itu saling berkaitan.

Dalam rangka menumbuhkan dang mengembangkan toleransi ini sebagai warga


negara Indonesia masing-masing harus menghindari atau menjauhi hal-hal sebagai berikut:

1. Sikap fanatik yang berlebih-lebihan yaitu sikap tidak mau menghargai pemeluk agama lain,
bahklan memusuhinya. Kita harus mempunyai keyakinan akan kebenaran dan agama tidak boleh
membuat kita sempitdalam pandangan serta sikap terhadap keyakinan pemeluk agama lain.
2. Sikap mencampuradukan ajaran agma atau kepercayaan kita dengan yang lain. Kemurnian
ajaran agama harus tetap dijaga.
3. Sikap acuh terhadap agama atau kepercayaan lain.
Toleransi menghendaki kejujuran dan kebesaran jiwa, bersikap terbuka untuk bekerjasama dan
saling membantu dalam usaha pembangunan di segala bidang, termasuk bidang agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Sikap toleransi antar umat beragama sangat perlu dikembangkan.Karena kita sebagai
makhluk social, tidak bisa lepas dari bantuan rang lain. Jadi sikap toleransi itu sangatlah perlu
dilakukan , sebagai makhluk social yang memerlukan bantuan terlebih dahulu maka kitalah yang
hendaknya terlebih dahulu mengembangkan sikap toleransi itu, sebelum orang lain yang
bertoleransi kepada kita.

6
Jadi jika kita memerlukan bantuan orang lain, maka dengan tidak ragu lagi orang itu pasti
akan membantu kita, karena terlebih dahulu kita sudah membina hubungan baik dengan mereka
yaitu saling bertoleransi.

Sikap toleransi akan menciptakan adanya kerukunan hidup. Jika dalam suatu masyarakat
masing - masing individu tidak yakin bahwa sikap toleransi akan menciptakan adanya
kerukunan, maka bisa dipastikan jika dalam masyarakat tersebut tidak akan tercipta kerukunan.
Sikap toleransi dapat diartikan pula sebagai sikap saling menghargai, jika kita sudah saling
menghargai otomatis akan tercipta kehidupan yang sejahtera.

Disini terlihat jelas bahwa upaya untuk mempererat hubungan manusia dengan manusia
tidak bisa lepas dari usaha toleransi, karena seperti apa yang sudah kita ketahui bahwa sikap
toleransi sama pengertiannya dengan saling menghormati dan menghargai satu sama lain dan
saling gotong-royong membantu masyarakat lainnya.

7
BAB

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada, mendiamkan, dan
menghargai. Islam merupakan agama yang menjadikan sikap toleransi sebagai bagian yang
terpenting, sikap ini lebih banyak teraplikasi dalam wilayah interaksi sosial sebagaimana yang
ditunjukkan dari sikap Rasulullah SAW. terhadap non muslim pada zaman beliau masih hidup
.Sikap toleransi dalam beragama adalah menghargai keyakinan agama lain dengan tidak bersikap
sinkretis yaitu dengan menyamakan keyakinan agama lain dengan keyakinan Islam itu sendiri,
menjalankan keyakinan dan ibadah masing-masing.Sikap toleransi tidak dapat dipahami secara
terpisah dari bingkai syariat, sebab jika terjadi, maka akan menimbulkan kesalah pahaman
makna yang berakibat tercampurnya antara yang hak dan yang batil.Serta ajaran toleransi
merupakan suatu yang melekat dalam prinsip-prinsip ajaran Islam sebagaimana terdapat pada
iman, islam, dam ihsan.

3.2 Saran
Terapkan sikap toleransi pada setiap diri kita agar terciptanya kerukunan dan kedamaian
dalam lingkungan kehidupan.Bertoleransi bukan berarti kita tidak peduli terhadap orang lain,
melainkan menanamkan sikap yang positif untuk menghargai orang lain.Serta toleransi dalam
beragama dapat mencipatakan kerukunan dan persatuan dalam sebuah Negara.

Daftar Pustaka
Natsir, Mohamad. Keragaman Hidup Antar Agama (Jakarta: Penerbit Hudaya, 1970), cet. II

Al-Baihaqi, Syuab al-Imam (Beirut: t.t), ed. Abu Hajir Muhamad basyuni Zaghlul, VI, h. 105.

http: //sosbud.kompasiana.com/2011/05/19/toleransi-antaragama-atau-antarumat-beragama
http://silapertama.blogspot.co.id/2011/06/pentingnya-sila-pertama-dalam.html

Syahrial Syarbaini, Ph.D. Pendidikan Pancasila, 2015. Ghraha Ilmu

Вам также может понравиться