Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Tidak ada APD yang disediakan CV. Barokah kepada para pekerjanya sehingga tidak
memberikan perlindungan dari potensi bahaya di tempat kerja. Intervensi yang dilakukan adalah
pemberian APD berupa masker sebagai perlindungan dari debu sdan bau tidak sedap dari sampah
yang dapat mengiritasi saluran pernapasan serta edukasi mengenai gangguan kesehatan yang bisa
dialami. Edukasi juga diberikan kepada pemilik perusahaan mengenai risiko keselamatan dan
kesehatan kerja para pekerja.
2. Pitiriasis vesikolor
Pityriasis vesikolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh
Malassezia furfur atau Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit,
skuama halus dan disertai rasa gatal. Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya tanpa
peradangan. Pityriasis versicolorbiasanya mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak, paha,
dan lipatan paha.
Tinea versikolor timbul bila M. Furfur berubah bentuk menjadi bentuk miselia karena adanya
faktor predisposisi, baik eksogen maupun endogen. Faktor eksogen meliputi panas dan
kelembaban. Hal ini merupakan penyebab sehingga pitiriasis versikolor banyak dijumpai di daerah
tropis dan pada musim panas di daerah sub tropis. Faktor eksogen lain adalah penutupan kulit oleh
pakaian atau kosmetik dimana mengakibatkan peningkatan konsentrasi CO2, mikroflora dan pH.
Faktor endogen berupa malnutrisi, dermatitis seboroik, sindrom cushing, terapi imunosupresan,
hiperhidrosis dan riwayat keluarga yang positif. Disamping itu diabetes melitus, pemakaian steroid
jangka panjang, kehamilan dan penyakit-penyakit berat memudahkan timbulnya pitiriasis
versikolor. Patogenesis dari makula hipopigmentasi oleh terhambatnya sinar matahari yang masuk
ke dalam lapisan kulit yang akan mengganggu proses pembentukan melanin, adanya toksin yang
langsung menghambat pembentukan melanin, dan adanya asam azeleat yang dihasilkan oleh
Pityrosporum dari asam lemak dalam sebum yang merupakan inhibitor kompetitif dari tirosinase.
Berdasarkan uraian diatas, salah satu penyebab Ptiriasis Vesikolor pada para pekerja
pemungutan sampah dan barang bekas adalah hygene yang tidak baik dari pekerja, pakaian yang
digunakan secara bersama antara pekerja yang satu dengan yang lainnya. Salah satu upaya
sederhana yang dianjurkan sebagai pencegahan untuk risiko ini adalah memberikan edukasi
kepada para pekerja.
3. Mialgia
Myalgia atau nyeri otot adalah termasuk salah satu keluhan cukup sering diderita oleh
manusia.Myalgia merupakan gejala dari banyak penyakit dan gangguan pada tubu.Penyebab
umum nyalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang terlalu tegang.Myalgia yang
terjaditanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia yang berlangsung
dalam waktu yang lama menunjukkan myopati metabolic, defisensi nutrisi atau sindrom fatique
kronik.
Penyebab yang sering terjadi adalah stress, penggunaan berlebihan atau kerusakan fisik
otot akibat latihan kompulsif, dan memilukan ligament atau pekerjaan fisik yang berat.Tanda dan
gejala yang sering dijumpai pada kondisi myalgia adalah nyeri, spasme otot, keterbatsan lingkup
gerak sendi, dan penurunan kekuatan otot. Myalgia juga dapat menimbulkan gangguan dalam
beraktivitas seperti mengangkat beban.
Mekanisme terjadinya myalgia yaitu karena otot sering digunakan berulang dalam waktu
yang lama jga akibat penggunaan kekuatan yang besar seperti mengangkat barang yang berat.
Akibat adanya aktivitas yang tidak tepat tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan otot yang
mikroskopik tampak berupa robekan jaringan disertai adanya proses peradangan dan karena
penggunaannya yang terus menerus maka tidak ada waktu bagi otot tersebut untuk memperbaiki
diri.
Myalgia yang dialami oleh pekerja pemungutan sampah dan barang bekas ialah karena
pengaruh pengunaan kekuatan otot untuk mengangkat beberapa barang bekas yang berat.
Akibatnya timbul keluhan nyeri pada otot-otot. Hal ini dapat dihindari dengan istirahat yang cukup
setelah bekerja.
4. Diare
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cair (setengah cair setengah padat), kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24jam. Defenisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air
besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa desertai lendir
dan darah.
Reflex buang air besar dimulai dari pengembangan akut rectum di bawah pusat supra spinal
dan kontraksi sigmoid akan meningkatkan tegangan rectum. Bersamaan dengan kontraksi tersebut
terjadi relaksasi otot spinkter ani eksterna yang akan menyebabkan pengeluaran feses melalui anus.
Pendorongan feses keluar dari anus akan diperkuat oleh gerakan valsava (penutupan glottis, fiksasi
diafragma dan kontraksi otot dinding perut). Buang air besar secara sadar dapat dicegah dengan
melakukan kontraksi otot diafragma pelvis dan spinkter ani eksterna. Faktor penyebab diare antara
lain infeksi bakteri, virus atau parasite, kesehatan lingkungan, hygene perseorangan yang buruk,
malabsorpsi makanan, alergi ataupun karena defisiensi.
Diare yang dialami oleh pekerja pemungutan sampah dan barang bekas ialah karena
pengaruh tidak menggunakan sarung tangan saat memilah sampah kemudian setelah bekerja
pekerja tidak mencuci tangan terlebih dahulu saat mau makan. Akibatnya timbul keluhan diare. Hal
ini dapat dihindari dengan imenggunakan sarung tangan saat bekerja, dan mengedukasi pekerja
pentingnya mencuci tangan.
Pada tabel 3.1 diatas, dapat dilihat bahwa sebuah tempat kerja harus memiliki standar kotak
P3K sesuai standar dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
tahun 2008. Hal ini dimaksudkan agar pada saat para pekerja mengalami kecelakaan akibat kerja,
dapat ditangani dengan cepat sehingga risiko infeksi penyakit dapat diminimalkan. Pada tempat
usaha dagang sei, didapatkan beberapa penyakit yang dialami oleh para pekerja mulai pada setiap
proses produksi seperti risiko luka sobek, namun tidak memiliki kotak P3K sehingga penyakit-
penyakit yang dialami oleh para pekerja, tidak diobati.