Вы находитесь на странице: 1из 9

I.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan

pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan yang dimulai dari

praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang

dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Sumber daya hayati perairan

yang dimaksud mencakup ikan, crustacea, moluska, amfibi dan berbagai

avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta

lingkungannya (yuniardi, 2011).

Ikan Beronang (Siganus guttatus) merupakan salah satu komoditas

perikanan yang memiliki prospek yang baik untuk dibudidayakan pada wadah

terkontrol seperti di tambak atau keramba. Selain karena memiliki nilai ekonomis

yang cukup tinggi serta digemari masyarakat karena rasanya yang gurih dan

lezat, hal ini juga disebabkan karena ikan ini merupakan ikan herbivora yang

dapat memakan lumut maupun klekap yang tumbuh ditambak, disamping itu ikan

Ikan Beronang (Siganus guttatus) juga responsif terhadap pakan buatan serta

memiliki laju pertumbuhan yang relatif tinggi (Yuniardi, 2011).

Dewasa ini usaha budidaya Beronang (Siganus guttatus) ditambak

maupun dikeramba, masih mengandalkan benih yang bersal dari hasil tangkapan

dialam dimana benih yang dihasilkan sangat terbatas dan bersifat musiman,

serta Akibat dari eksploitasi yang berlebihan, ikan ini semakin berkurangnya

jumlah di alam. Olehnya itu untuk menyediakan benih yang kontinyu dan tidak

lagi tergantung dengan hasil tangkapan di alam, maka perlu kiranya dilakukan

usaha pembenihan di Hatchery yang dapat memproduksi benih secara massal

(Yuniardi, 2011).
Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk morfologi ikan baronang ?

2. Bagaimana kebiasaan makan dari ikan baronang ?

3. Bagaimana habitat dan penyebaran ikan baronang ?

4. Bagaimana budidaya ikan baronang ?

Tujuan

1. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi ikan baronang

2. Untuk mengetahui kebiasaan makan ikan baronang

3. Untuk mengetahui habitat dan penyebaran ikan baronang

4. Untuk mengetahui cara budidaya ikan baronang


II. PEMBAHASAN

Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi dan Morfologi Menurut Kordi (2005), ikan beronang (Siganus

guttatus) diklasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Perciformes

Famili : Siganidae

Genus : Siganus

Spesies : Siganus guttatus

Tubuh ikan beronang lebar dan pipih, ditutupi oleh sisik-sisik halus

dengan warna tubuh yang bervariasi. Warna umumnya kecoklatan sampai hitam

kehijau-hijauan. Pada bagian punggung terdapat bintik putih, cokelat, kelabu

atau emas, sedangkan di bagian perut kadang - kadang titik tersebut kabur dan

kelihatan seperti garis - garis. Di bagian belakang tutup insang sebelah atas titik

ini berwarna hitam atau hilang sama sekali. Ikan beronang mempunyai duri - duri

yang berbisa yang terdapat pada 13 duri keras sirip punggung, 4 duri keras sirip

perut, dan 7 duri keras sirip dubur. Warna ikan beronang dapat berubah - ubah

dengan cepat sesuai dengan kondisi lingkungan dan untuk menghindarkan diri

dari bahaya. Ikan beronang yang hidup di alam bebas mempunyai warna tubuh

yang terang/cerah, sedangkan beronang yang hidup ditambak mempunyai warna

tubuh yang suram (Danun, 2013).

Makanan dan Kebiasaan Makan

Ikan beronang ( Siganus guttatus ) adalah jenis ikan pemakan berbagai

macam makanan, sehingga sebahagian ahli menggolongkan sebagai hewan

omnivora ( pemakan segala ), namun sebagian besar makanan yang di makan


adalah rumput laut dan ganggan lumut, dan tumbuhan lainnya, sehingga di

golongkan ikan herbivora atau vegetaris. Karena itulah ikan beronang di kenal

sebagai ikan kelinci ( Rabbit fish ). Dalam mencari makan atau berenang,

beronang selalu bergerombol dalam populasi yang cukup banyak hingga ratusan

ekor tetapi apila kondisi lingkungan memburuk, maka masing-masing ikan

berenang secara sendiri-sendiri mempertahankan diri pada suatu daerah tertentu

(Danun, 2013).

Habitat dan Penyebarannya

Pada umumnya ikan beronang terdapat dalam keadaan menggerombol

dan mengelilingi daerah yang berumput dan berkarang. Kadang-kadang ikan ini

juga didapatkan di daerah hutan bakau (mangrove) bahkan di pelabuhan yang

pada umumnya telah tercemar. Ikan ini tersebar luas di kawasan Indo Pasifik,

terutama di teluk Benggala, teluk Siam, sepanjang pantai Cina Selatan, Philipin.

Di Laut Merah terdapat empat jenis ikan bberonang dan diantaranya berimigrasi

melalui terusan Suez ke laut Tengah. Oleh karena itu ikan Samzdar (ikan

beronang) merupakan kelompok ikan yang kosmopolit (Rifai dkk, 2014).

Khusus jenis S.lineatus menurut Lam (1974) dalam Widodo (1986) bahwa habitat

spesies ini berada pada perairaian karang, sepanjang dermaga pelabuhan (dock)

dan tempat yang bervegetasi (grass flats). Juvenile menyukai

tempat yang bermangrove.

Perkembangbiakan

Ikan beronang memijah berbeda beda sesuai dengan jenis dan

keadaan lingkungan, tetapi pada umumnya beronang bergorombol di daerah

pantai pada saat air pasang dan mulai memijah setelah tengah malam di saat air

mulai surut. Pembuahan terjadi di luar tubuh dan telur yang dibuahi berdiameter

antara 0,42 0,70 mm dan menetas sekitar 25 26 jam setelah pembuahan.


Larva yang baru menetas berukuran antara 0,76 2,00 mm. Larva beronang

masih menyerap kuning telur pada tubuhnya hingga hari ke 3 ( 58 jam setelah

menetas ), sedangkan butiran minyak pada tubuhnya habis pada hari ke 4 ( 86

jam setelah menetas ) dengan lebar mulut 94,5 mm. Benih beronang menjadikan

daerah padang lamun sebagai daerah asuhan ( Nursery ground ). Benih

beronang bergorombol di daerah-daerah yang banyak tumbuhan lautnya dan

airnya dangkal antara 10 cm hingga 1 meter (Danun, 2013).

Budidaya Ikan Baronang

Pemilihan Lokasi Budi Daya

ikan ini hidup di perairan payau dan laut di daerah tropis. Salinitas terbaik untuk

inkubasi telur adalah antara 10-51 ppt. Sementara itu, salinitas untuk

perkembangan larva yang masih mengandung kuning telur adalah 14-37 ppt

(Abdillah, 2012).

Wadah Budi Daya

Ikan ini dapat dibudidayakan di karamba jaring apung dan tambak. Benihnya

ditempatkan pada karamba berukuran 2 m X 2 m X 2 m yang bermata jaring 12-

25 mm (Abdillah, 2012).

Pengelolaan Budi Daya

1. Penyediaan benih

Ketersediaan benih masih terkendala. Pembudidaya memperoleh benih ini dari

hasil tangkapan alam. Kini, benih dari hatchery sudah bisa diperoleh. Pada

musim tertentu benih S. canaliculatus banyak terdapat di perairan pantai pada

lokasi tertentu (Sulawesi Selatan) (Abdillah, 2012).

2. Penebaran benih

Benih berukuran 30-50 g/ekor dapat ditebarkan dalam karamba dengan

kepadatan 250 ekor/m2 (Abdillah, 2012).


3. Pendederan

Benin berukuran 1-3 g/ekor dapat didederkan dalam karamba bermata jaring 22

min dengan kepadatan 300-5oo ekor/m3. Untuk mencapai ukuran 30-50 g,

diperlukan waktu pendederan 2 bulan (Abdillah, 2012).

4. Pemberian pakan

Pakan yang diberikan selama pemeliharaan berupa pakan buatan (pelet) dengan

dosis 3-5% bobot badan. Pakan tersebut diberikan 3 kali sehari (pagi, Siang, dan

malam hari) (Abdillah, 2012).

Pengendalian Hama dan Penyakit

Ikan baronang (S. guttatus) dapat terserang parasit sejenis dinoflagelata,

yaituAmyloodinium ocellatum. Organ yang diserang adalah insang dan kulit. Ikan

yang terinfeksi oleh parasit ini menunjukkan gejala berenang megap-megap di

permukaan, muncul warna merali di sekeliling mulut, dan gejala anemia. Bahkan,

jika terinfeksi berat, dapat berakibat kematian pada ikan(Abdillah, 2012).

Pencegahan dan pengobatan, yaitu dilakukan perendaman dengan

formalin 200 ppm selama satu jam disertai aerasi kuat. Hal ini disebabkan

penggunaan formalin dengan dosis tinggi dapat menurunkan kadar oksigen

terlarut dalam air, selain ikan sangat sensitif terhadap formalin (Abdillah, 2012).

Jamur yang sering menyerang ikan laut adalah Ichthyophonus sp. Tanda

adanya infeksi jamur, yaitu pada setiap ikan berbeda. Beberapa ikan terinfeksi

tidak menunjukkan gejala sakit. Namun, ada juga yang ditandai dengan

pembengkakan organ dalam, seperti limpa, hati, dan ginjal disertai benjolan putill

berdiameter hingga lebih dari 2 mm, kadang disertai pembengkakan perut dan

bergerak tak menentu (Abdillah, 2012).

Efek lain yang timbul adalah ikan kehilangan nafsu makan sehingga

menjadi kurus dan menderita anemia. Pengobatannya belum diketahui. Untuk


menghindari serangan penyakit ini, sebaiknya sejauh mungkin dihindari

pemberian pakan yang terkontaminasi jamur (Abdillah, 2012).

Penyakit bakterial penting pada ikan baronang, yaitu penyakit yang

disebabkan bakteri Vibrio spp. dan Streptococcus sp. Gejala yang timbul, antara

lain nafsu makan menurun, warna tubuh menjadi lebih gelap, perdarahan

(hemoragi) multifokal pada sirip, dan mata buram/keruh serta sering kali

menonjol. Infeksi kronis umumnya menyebabkan insang pucat (Abdillah, 2012).

Pencegahannya dengan mempertahankan kualitas perairan, melakukan

penanganan sesuai prosedur, padat penebaran yang lebih rendah, dan

vaksinasi. Pengobatannya dengan perendaman ikan sakit ke dalam larutan

nitrafurazone 15 mg/l selama 2 jam atau Chloramphenicol 5o mg/l selama 4 jam.

perendaman dapat juga dengan Supphonamide 5o mg/l selama 4 jam (Abdillah,

2012).

Panen

Baronang dapat dipanen setelah mencapai ukuran konsumsi, yaitu 300-

400 g/ekor dengan waktu pemeliharaannya selama 3-4 bulan. Adapun cara

panennya seperti panen ikan umumnya di KJA. Baronang siap panen Lamanya

pemeliharaan sekitar 3-4 bulan untuk menghasilkan baronang siap dikonsumsi

(Abdillah, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, B. 2012. Budidaya Ikan Baronang. (online) http://bisnisagriculture.blogs


pot.com. Diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 21.00 WITA.

Danun, Arsem. 2013. Teknik Pembenihan Ikan Baronang. (online) http://arsemda


nun.blogspot.com. Diakses pada tanggal 10 November 2014. Pukul 21.20
WITA. Makassar.

Rifai, Umar., Hendarto, N., Gani, Abd. 2014. Pembesaran Ikan Baronang di
Karamba Jaring Apung. (online) http://um4rbbl.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 10 November 2014 pukul 22.00 WITA. Makassar.

Yuniardi. 2011. Ikan Baronang (Siganus sp). (online) http://yuniardi.blogspot.com.


Diakses pada tanggal 10 November 2014 pukul 22.10 WITA. Makassar.
MAKALAH
MANAJEMEN AKUAKULTUR PAYAU

IKAN BARONANG (Siganus sp)

KELOMPOK III

ALDIMAS BARAMULYA WA ODE WINDA KARTIKA


AJIRAH NURFADILAH
YUNI MAHARANI MUSHADDIQ
MARI MAKKALO SAIPUL SAPARUDDIN
ARINI TRIJAYANTI NUR ASTUTI
AMRIANA IKA RAHMA DEWI
YULIANI ARIANA
SRI REZEKI WASISTHA ALI TRIANA NOVRIATI MAINGAK
AKBAR YANTO

BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

Вам также может понравиться