Uji Toksisitas
Sebelum percobsan toksisitas dilakukan, sebaiknya telah ada data mengenal
identifikasi, sifat obat, dan rencana penggunaannya. Data ini dapat dipakal
untuk mengarahkan percobaan toksisitas yang akan dilakukan untuk mene-
iti berbagai efek yang berhubungan dengan cara dan waktu pemberian
suatu sediaan » Pengujian toksisitas biasanya dibagi menjadi tiga kelom-
pok, yaitu:
‘1. Uji toksisitas akut
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji
sebanyak satu kali atau beberapa kali dalam jangka waktu 24 jam.
2, Uji toksisitas jangka pendek (subkronis)
Uji ini dilakukan dengan memberikan zat kimla tersebut berulang-
ulang, biasanya setiap hari, atau lima kali semingsu, selama jangka
waktu kurang lebih 10% masa hidup hewan, yaitu 3 bulan untuk tikus
dan 1 atau 2 tahun untuk anjing, Namun, beberapa peneliti menggunakan
jangka waktu yang lebih pendek, misalnya pemberian zat kimia selama
14 dan 28 hari,
3. Uji toksisjtas jangka panjang (kronis)
Percobaan jenis ini mencakup pemberian zat kimia secara berulang
selama 3-6 bulan atau seurur hidup hewan, misalnya 18 bulan untuk
mencit, 24 bulan untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet,
Memperpanjang pereobaan kronis lebih dari 6 bulan tidak akan
bermaniaat, kecuali untuk percobaan karsinogenik.
Berbeda dengan percobaan toksisitas akut yang terutama mencari efek
toksik, maksud utuma percobaan toksisitas kronis jalah menguji keamanan
obat. Penafsiran keamanan obat untuk manusia dapat dilakukan melalui
serangkaian percobaan toksisitas terhadap hewan. Dikatakan “penafsiran”
karena data dari hewan tidak dapat diekstrapolasikan begitu saja tanpa
mempertimbangkan eee faktor yang membedakan antara hewan dan
manusia,segers setelah pemberian dosis, Pemeriksaary histopatologis terhadap organ
dan jaringan yang dipilih dapat juga dilakukan.
Evaluasi Data (Hubungan “Dosis-Respons")
Karena adanya variasi individual (keragaman individu) dalam seliap grup,
hewar-hewan ina tidak mati pada dosis kimia yang sana. Oleh karena itu,
frekuendi respons, misalnya kematian, akan meningkat seiring meningkat-
nya dosis, Di saat angk@ kematian atau frekuensi akibat lain diplot twihadap
dosis paca sebuah skola logaritma, cidapat sebuah kurva bentuk 5. Bagian
nusal dari kurva (antara 16-84% respons) cukup pantas untuk memper-
jrakan dogis LD, atau EDs, Walaupun demikian, lingkup yang lebih luas
dari kurva itu dapat dihubungkan dengan membuat blik-titik pada basig
probit (probabilities arid)
Prosedur ini sangat berguna dalam merperkitakan nilai-nilai seperti
LD, atau EDyg jika ujung-ujung ekstreny pada kurva ini harus digunakan,
Unit probit berhubungan dengan penyimpangan ekuivalen normal di
sekitar angka rata-rata, misalnya penyimpangan +1, +2, +3..... dan -1, -2, -3
oo dengan angka rata-rate memiliki penyimpangan » 0.
Akan tetapi, untuk mencegah angka negatif, unit probit didapat dengan
cara menambah penyimpangan. Hubungan sistem digambarkan sebagai
berikut,
Deviasi Probit Respiaris
3 (B45) = 2 1
2 3 2,9
a 4 15,9
0 5 50,0
1 6 84,1
2 ? 977
3 8 99,9
Potensi Relatif
Potensi masing-masing toksikan jelas berbeda, Agar nilah MDs lebih ber-
makna, dianjirkan untuk memeriksa pula siaidard error (confidence dinit) dan
slope pada kurva dosis-respons, Jika confidence mil dia Les Henpane tiedih,
bahan dengan LD, lebih rendah mungkin kurang beracun di ingkan
bahan lain. Data tentang slope menjadi penting ketika membandingkan dua
bahan dengan LD yang sania, Gratik yang lebih datar tampaknya me-
nyebabkan lebih banyak kematian dibandingkan grafik ainnya pada cosis
lebih seclikit dari LID),
aTBuku Ajar Analisis Reayat!
Tabel 3.1 Hubungan tanda-tanda keracunan dengan organ tubuh dan sistem
sarah
Sistem
Sarat orapom
Perilaku
Porasnisonsori
relinga}. rafloks sorempat « fn ki prune Wisi
pt Ag nial me phoreition.
Sarafotoe Aleiviess. maningieas grave menue, fasllilasl, iene
Aelwrig-kdjang, otde tidak dapat’ digerakkan, an
prostot. ekor mambangkok keibawah dan ka detain leak
belakarig Jemah, refleks jelek, ophisthotomis, keduear,
kematian,
Pembululi dash javving — Deak jantung: hile Ata Wedel Hiamosis, penyinibanan!
gangguan pombultsh esata polabarin pomboluh
daral jarcunig, per
Pernapasan/respiracor® Hipegoea, dispnea aka eat
Marafolular Miciriasis: miosis, lalerimast, prosis, niscazmus, siklopledia
veflelssinar pupilar-
Gaseroincestinal’ Avr tiue keluar ters meneeet fesos dan unin berdarah,
gascraurinart sembelle, Morea bling ale besar dan kecil sida
‘verkanerol,
fulit (eutoricous) ‘Alopasia, plloarcksl, pamerar seperti anjing, badannya
basahy eritemma, edema, nekrosis (kematian jaringari.
‘bangkak:
Kegunaan Nilai LDyy
Nilai ini berguna dalam beberapa hal:
1. Klasifikasi zat kimia berdasarkan toksisitas relatif. Klasifikasi umum
sebagai berikut,
ategort
Stipercoketie
Sangat tovksilé -
Toksik:
Cukup tolesile
Sedikie: tokesik:
Fidale rokesik. Pertimbangan bahaya akibat overdosis,
|. Perencanaan studi toksisitas jangka pendek pada hewan,
Menyediakan informasi tentang:
a, mekanisme keracunan;
b. pengaruh terhadap umur, seks, inang lain, dan faktor lingkungan;
c, tespons yang berbeda-beda di antara spesies dan galur.
5. Menyediakan informasi tentang reaktivitas populasi hewan-hewan
tertentu
6. Menyumbang informast yang diperlukan seeara menyeluruh dalam
percobaan-percobaan Gbat penyembuh untuk manuiia.
Kontrol kualitas; menceteksi ketidakmurnian produk racun dan
perubahan fisik bahar-bahan kimia yang memengarubi keberadaan
hidup.
2
3
4.
x
Uji Toksisitas Jangka Pendek
Tubuh manusia sering terkena bahar kimia pada tingkat yang jauh lebih
kecil dari dosis yang mematikan dengan segera, namun waktunya lebih
Jama, Untuk menyelidiki kenyataan akibat keracunan dalam situast yang
lebih tealistis, dilakukan studi toksisitas jangka pendek dan jangka panjang.
Rancangan Percobaan
Spesies dan Jumlah Hewan
Uji ini Umumnya menggunakan dua atau lebih spesies hewan, Idealnya,
hewan yang dipitilh dapat membiotransformasikan zat kimia dalam cara
yong sama dengan yang terjadi dalam tubal marusia, Mengingat hal ini
sering tidak dapat dicapal, penggunaon tkus besar dan anjing merupakan
pilihan yang dapat diterima. Pilihan ini didasarkan pada ukurannya yang,
wajar, mudah didapat, dan karena pertimbangan cukup banyaknya infor:
masi toksikologis bahan-bahan kinia yang berkaitan dengan hewan-hewan
tersebut
Pada uji ini, digunakan jamal jantan dan betina yang sama, Umumnya
10-80 kus digunakan dalam setiap kelompok, juga dalam kelompok kontrol,
Sebagai patokan, prosedur yang digunakan akan memberikan data yang da»
pat dianalisis secara statistik, ka mengeunakan anjing, jumlah yang di
gunakan lebih sedikit (4-9 per kelompok) mengingat kemungkinan peme-
riksaan yang sangat banyak pada masing-masing anjing, ukurannya yang,
besar, dan masalah biaya.
Perlakuan
Perlakuan disesuaikan dengan cara yang dimaksudkan dalam praktik, atau
sebagaimana orang dapat terkena racun bahan lersebut, Sebagian besar zat
kimia digunakan dengan cera oral, Prosedur yong digunakan adalah dengan
a9